Anda di halaman 1dari 11

DAMPAK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

TERHADAP SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)


NEGERI 7 SEMARANG

Oleh:

Rizki Dwiarti Ratna Pratiwi, Sri Suwitri, Nina Widowati*)

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 12693
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465404
Laman: http//www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Issues regarding the education and growth process of children into a very complex
social problems. This study aimed to describe the implementation of development
policies national character in the SMKN 7 Semarang and impacts arising from the
implementation. Design of this research is qualitative descriptive. The results showed
that the integration of the values of the foundation of the nation's character has been
pretty well according to indicators of class and school.

Keywords: National Character Development, Character Building, Character


Education

ABSTRAKSI

Permasalahan mengenai pendidikan dan proses tumbuh kembang anak menjadi


permasalahan sosial yang sangat kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pelaksanaan kebijakan pembangunan karakter bangsa di SMK
Negeri 7 Semarang dan dampak-dampak yang muncul dari pelaksanaan tersebut.
Desain penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengintegrasian nilai-nilai pondasi karakter bangsa telah cukup baik sesuai dengan
indikator- indikator kelas dan sekolah.

Keywords: Pembangunan Karakter Bangsa, Character Building, Pendidikan Karakter


PENDAHULUAN mewariskan budaya dan karakter bangsa yang
A. Latar Belakang telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Dengan kata lain, peserta didik akan selalu
Anak merupakan generasi mendatang bagi bertindak, bersikap yang mencirikan budaya
sebuah bangsa yang sangat berharga dan rentan dan karakter bangsa.
dengan berbagai hal yang ada di sekitar Penilaian pendidikan karakter pada
kehidupan tumbuh kembangnya. hakikatnya adalah evaluasi atau proses
Bisa
dikatakan bahwa baik buruknya generasi pembelajaran secara terus menerus dari
sebuah bangsa ditentukan oleh tangan-tangan individu untuk menghayati peran dan
pengembannya. Dalam hal ini ditangan anaklah kebebasannya bersama dengan orang lain
tergenggam masa depan bangsa. Namun, dalam sebuah lingkungan sekolah demi
permasalahan mengenai pendidikan dan proses pertumbuhan integritas moralnya sebagai
tumbuh kembang anak menjadi permasalahan manusia. Penilaian pendidikan karakter
sosial yang sangat kompleks ketika
berkaitan erat dengan adanya unsur
menyinggung tentang degradasi moral bangsa pemahaman, motivasi, kehendak, dan praksis
yang tercermin dari berbagai permasalahan dari individu.
yang kerap kali dimuat dalam media, baik Jika dijiwai dengan semangat pendidikan
cetak ataupun elektronik. karakter, sekolah akan menjadi tempat yang
Pendidikan Karakter adalah pendidikan efektif bagi pembentukan individu sehingga
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan mereka bertumbuh dengan baik di dalam
moral, pendidikan watak yang bertujuan
lingkungannya (Doni Koesoema, 2010: 192).
mengembangkan kemampuan peserta didik Lingkungan sekolah dapat menjadi tempat
untuk memberikan keputusan baik-buruk, pendidikan yang baik bagi pertumbuhan
memelihara apa yang baik dan mewujudkan karakter siswa. Segala peristiwa yang terjadi di
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dalam sekolah semestinya dapat diintegrasikan
dengan sepenuh hati. Undang-Undang
dalam pendidikan karakter yang merupakan
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 program dari Kebijakan Nasional
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Pembangunan Karakter Bangsa.
Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan Salah satu dari sekolah yang
pendidikan nasional yang harus digunakan mengembangkan pendidikan karakter bangsa
dalam mengembangkan upaya pendidikan di disamping menjaga dan meningkatkan mutu
Indonesia. akademiknya adalah Sekolah Menengah
Berdasarkan alur pikir pembangunan Kejuaraan (SMK) Negeri 7 Semarang yang
karakter bangsa, pendidikan merupakan salah secara rutin menyelenggarakan acara dengan
satu strategi dasar dari pembangunan karakter label “Ketahanan Sekolah (Hansek) I” yang
bangsa yang dalam pelaksanaannya harus diikuti oleh seluruh siswa kelas X (tingkat I).
dilakukan secara koheren dengan beberapa Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama
strategi lain. Strategi tersebut mencakup, yaitu
pihak sekolah dengan Komando Distrik Militer
sosialisasi. pemberdayaan, pembudayaan dan (Kodim) 0733/BS.
kerjasama seluruh komponen bangsa.
Pendidikan berkarakter harus berjalan B. Tujuan
secara baik dalam aspek kognitif, afektif, 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan
maupun psikomotorik dalam mempersiapkan pembangunan dan pengembangan
generasi muda bagi keberlangsungan pendidikan karakter bangsa di SMK N 7
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih Semarang.
baik di masa depan. Persiapan dengan
2. Untuk melihat dampak-dampak yang dalam Winarno (2002) adalah suatu upaya
muncul dari pelaksanaan pembangunan dan untuk mengetahui apa sesungguhnya yang
pengembangan pendidikan karakter bangsa dilakukan oleh instansi, kenapa mereka
yang diterapkan pada siswa SMK Negeri 7 melakukan itu, apa yang menyebabkan mereka
Semarang. melakukan secara berbeda-beda. Dampak
C. Teori kebijakan juga dibedakan antara Policy Impact
1. Kebijakan Publik Outcomes dan Policy Output. Policy Out
Charles O. Jones dalam Winarno, (2002: Comes adalah akibat-akibat dan konsekuensi-
14), mengatakan bahwa istilah kebijakan konsekuensi yang ditimbulkan dengan
(Policy Term) digunakan dalam praktik dilakukanya suatu kebijakan, sedangkan Policy
sehari-hari namun digunakan untuk Output adalah apa yang telah dihasilkan
menggantikan kegiatan atau keputusan yang dengan adanya proses perumusan kebijakan
sangat berbeda. Istilah ini, menurut Jones dari pengertian ini, maka dampak mengacu
dalam Winarno (2002), sering dipertukarkan pada adanya perubahan- perubahan yang
dengan tujuan (goals), program, keputusan diakibatkan oleh suatu implementasi kebijakan.
(decisions), standar, proposal, dan grand 3. Character Building
design. Pengertian kebijakan semacam ini Karakter merupakan sifat alami seseorang
dapat kita gunakan dan relatif memadai untuk dalam merespons situasi secara bermoral
keperluan pembicaraan-pembicaraan biasa, (Thomas Lickona dalam Agus Wibowo, 2012:
namun menjadi kurang memadai untuk 32). Lebih lanjut Agus Wibowo menerangkan,
pembicaraan-pembicaraan yang lebih bersifat sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan
ilmiah dan sistematis menyangkut analisis nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur,
kebijakan publik. Oleh karena itu, kita bertanggung jawab, menghormati orang lain
memerlukan batasan atau konsep kebijakan dan karakter mulia lainnya. Pengertian yang
publik yang lebih tepat. dikemukakan Lickona (dalam Agus Wibowo,
2. Definisi Dampak 2012) ini mirip dengan apa yang diungkapkan
Pengertian dampak menurut Kamus Besar oleh Aristoteles, bahwa karakter itu erat
Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang
yang mendatangkan akibat baik positif maupun terus menerus dilakukan. Lebih jauh, Lickona
negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan menekankan tiga hal dalam mendidik karakter,
timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut yang dirumuskan dengan indah: knowing,
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan loving, and acting good. Menurutnya,
seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan keberhasilan pendidikan karakter dimulai
dimana ada hubungan timbal balik atau dengan pemahaman karakter yang baik,
hubungan sebab akibat antara apa yang mencintainya, dan pelaksanaan atau
mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi peneladanan atas karakter yang baik.
(KBBI Online, 2010). Dampak secara Heri Gunawan dalam bukunya Pendidikan
sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau Karakter: Konsep dan Implementasi,
akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil mengemukakan bahwa karakter dikembangkan
oleh seorang atasan biasanya mempunyai melalui tahap pengetahuan (knowing),
dampak tersendiri, baik itu dampak positif pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit)
maupun dampak negatif. (2012: 38). Karakter tidak terbatas pada
2.2. Teori Dampak Kebijakan pengetahuan saja, misalnya saja seseorang
Dampak kebijakan merupakan salah satu yang memiliki pengetahuan kebaikan belum
dari lingkup kajian studi analisis kebijakan tentu mampu bertindak sesuai dengan
publik. Analisis publik menurut Thomas R Dye pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi
kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Kualitas data (goodness criteria) dalam
Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan penelitian ini diperoleh dengan memeriksa
kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan keabsahan dari hasil penelitian. Peneliti
tiga komponen karakter yang baik (components menggunakan teknik triangulasi
of good character) yaitu moral knowing
(pengetahuan tentang moral), moral feeling PEMBAHASAN
(penguatan emosi) tentang moral, dan moral A. Pelaksanaan Kebijakan
action atau perbuatan bermoral. 1. Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan
Pendidikan karakter dapat dilakukan Karakter Bangsa yang Terintegrasi Ke
melalui tiga desain, yaitu (1) desain berbasis Dalam Program Pengembangan Diri dan
kelas, (2) desain berbasis kultur sekolah dan Dalam Budaya Sekolah Di SMK Negeri
(3) desain berbasis komunitas. 7 Semarang
Kegiatan dalam rangka membangun,
D. Metode Penelitian membentuk, dan mendidik karakter siswa di
Dalam penelitian yang berjudul “Dampak SMK Negeri 7 Semarang telah diadakan
Kebijakan Pembangunan Karakter Bangsa puluhan tahun sebelumnya, kurang lebih sejak
Terhadap Siswa Sekolah Menengah Kejuruan sekitar dua puluh tahun yang lalu. Kegiatan
(SMK) Negeri 7 Semarang” ini digunakan tipe rutin yang diadakan setiap tahunnya ini
penelitian deskriptif kualitatif. sifatnya berjenjang, untuk masing-masing
Teknik yang digunakan untuk memilih tingkatan kelas, mulai dari kelas sepuluh atau
informan adalah teknik snowballing. Dengan tingkat satu hingga kelas dua belas atau tingkat
mendasarkan pada hal-hal tersebut di atas dan tiga. Kegiatan yang dikemas dengan judul
dengan mempertimbangkan situasi yang ada Ketahan Sekolah (HANSEK) ini di dalamnya
pada lokasi penelitian, yaitu pada SMK Negeri diajarkan dan disisipkan berbagai materi
7 Semarang, maka informan kunci yang dipilih mengenai nilai-nilai karakter seperti tentang
oleh peneliti pada awalnya adalah Wakil kedisiplinan, wawasan kebangsaan,
Kepala SMK Negeri 7 Semarang Bidang nasionalisme, dan juga pembinaan mental,
Kesiswaan dan seterusnya menggelinding ke yang tenaga pengajarnya bukan hanya dari
informan selanjutnya dan baru akan berhenti guru dan karyawan di SMK Negeri 7
setelah semua data terpenuhi. Semarang itu sendiri, melainkan juga
Fenomena penelitian yang akan diamati mendatangkan tenaga ahli dari kemiliteran,
yaitu bagaimana pelaksanaan kebijakan kepolisian daerah, dinas-dinas terkait, psikolog
pembangunan karakter bangsa di satuan atau dokter, LSM, hingga alumni dari SMK
pendidikan dan juga untuk melihat dampak- Negeri 7 Semarang.
dampak yang muncul dari pelaksanaan Tujuan dari diadakannya kegiatan
kebijakan pembangunan karakter bangsa di HANSEK ini antara lain adalah: menanamkan
SMK Negeri 7 Semarang rasa nasionalisme dan cinta tanah air;
Penelitian ini menggunakan data berupa: mendorong siswa memiliki rasa peduli dan
teks, kata-kata tertulis, frasa-frasa atau simbol- tanggung jawab terhadap lingkungan SMK
simbol yang menggambarkan atau Negeri 7 Semarang; menanamkan siswa untuk
merepresentasikan orang-orang, tindakan- memiliki rasa kedisiplinan serta mentaati tata
tindakan, dan peristiwa-peristiwa dalam tertib yang sudah ditentukan; mendorong siswa
kehidupan sosial.Sumber data dalam penelitian untuk berperilaku sopan santun baik di
ini dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: sekolah, di jalan, di rumah, atau lingkungan
a. Sumber Data Primer masyarakat; serta memberikan pengertian pada
b. Sumber Data Sekunder siswa mengenai tanggung jawab dalam
menjaga keamanan yang bukan hanya menjadi Kewarganegaraan, misalnya, sudah jelas dan
tanggung jawab aparat berwajib saja. pasti pengembangan karakter menjadi fokus
Mengenai kedisiplinan siswa setelah utama karena memang misinya adalah
mengikuti kegiatan HANSEK ini, berdasarkan mengembangkan nilai dan sikap karakter
hasil lapangan, para siswa menilai sudah cukup bangsa itu sendiri. Pengembangan nilai-nilai
baik dan dapat memberi pengaruh bagi pendidikan budaya dan karakter bangsa
rutinitas mereka sehari-hari. Perubahan sikap diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari
yang terjadi setelah mengikuti kegiatan setiap mata pelajaran.
HANSEK ini juga sebagian besar merasa Oleh karena SMK Negeri 7 Semarang
sudah lebih menjadi lebih baik. Begitu pula adalah sekolah kejuruan, selain dari mata
mengenai ketegasan siswa dalam menjalani pelajaran umum, maka pada mata pelajaran di
peraturan tata tertib ini dinilai para siswa sudah setiap kompetensi keahlian juga diperlukan
baik. Kemudian mengenai manfaat yang penanaman nilai-nilai karakter bangsa. Seperti
dirasakan siswa setelah menjalani kegiatan contoh pada Kompetensi Keahlian Kelistrikan,
HANSEK adalah sangat terasa dalam jika penanaman nilai-nilai karakter tidak
kehidupan sehari-hari mereka. Selanjutnya, diterapkan, maka yang terjadi adalah
pendapat mengenai ketegasan dan kedisiplinan kecelakaan kerja pada saat melakukan
para pelatih atau pengajar atau instruktur, praktikum.
terutama dari KODIM 0733 BS Semarang, Salah satu narasumber yang berprofesi
para siswa menyatakan bahwa sudah baik sebagai guru di SMK Negeri 7 Semarang dan
sekali. Akan tetapi pendapat sedikit berbeda juga alumni dari sekolah tersebut mengatakan
mengenai ketegasan dan kedisiplinan dari banyak manfaat yang di dapatnya ketika
Satgas (Satuan Petugas yang berasal dari guru- bersekolah dulu dan sekarang semakin terasa
guru yang mendapat tugas sebagai pendamping manfaatnya saat kembali sebagai tenaga
selama pelaksanaan HANSEK) Pendamping pengajar di SMK Negeri 7 Semarang.
dalam kegiatan HANSEK, beberapa siswa Walaupun ada beberapa perubahan dalam hal
mengatakan kurang tegas dan kurang disiplin, peraturan sekolah setelah menjadi tenaga
dan beberapa lainnya mengatakan hanya cukup pengajar di SMK Negeri 7 Semarang, sebagai
tegas dan cukup disiplin alumni sekolah tersebut terasa manfaatnya
Selain itu, dengan adanya kegiatan karena tingkat kepedulian terhadap peraturan
kepramukaan tersebut sebagai salah satu wujud sekolah dan perbaikan kualitas siswa menjadi
penanaman pendidikan budaya dan karakter lebih tinggi dari pada rekan sesama guru di
bangsa bagi siswa semua kompetensi keahlian sekolah tersebut yang bukan berasal dari SMK
di SMK Negeri 7 Semarang dalam Negeri 7 Semarang.
mengamalkan Dasa Dharma Pramuka yang Manfaat nyata yang dirasakan pada peserta
juga di dalamnya memuat nilai-nilai karakter didik itu sendiri juga diungkapkan oleh
bangsa. narasumber dari siswa SMK Negeri 7
2. Pengintegrasian Nilai Pembangunan Semarang, bahwa sebelum masuk menjadi
Karakter Bangsa Ke Dalam Mata siswa SMK Negeri 7 Semarang narasumber
Pelajaran di SMK Negeri 7 Semarang tersebut termasuk pribadi yang kurang disiplin
Mengenai efektif atau tidaknya dan cenderung menyepelekan hal kecil, tetapi
pengintegrasian nilai-nilai budaya dan karakter setelah masuk menjadi siswa SMK Negeri 7
bangsa ke dalam mata pelajaran sekolah dan Semarang, perlahan karakternya mulai
kegiatan pembelajaran di kelas, SMK Negeri 7 terbentuk, menjadi lebih disiplin dan
Semarang menyatakan bahwa sudah efektif bertanggung jawab.
dan efisien. Pada mata pelajaran Pendidikan
Prinsip pembelajaran yang digunakan b. Birokrasi
dalam pengembangan pendidikan karakter di Mengenai peran dan pengaruh dari
sekolah adalah mengusahakan agar peserta birokrasi, salah seorang narasumber
didik mengenal dan menerima nilai-nilai menyatakan jelas sangat besar dalam
karakter sebagai milik mereka, dan perubahan yang terjadi di masyarakat pada
bertanggungjawab atas keputusan yang umumnya, dan siswa-siswi SMK Negeri 7
diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, Semarang pada khususnya. Hal ini merupakan
menilai pilihan, menentukan pendirian, dan bagian dari proses pembangunan nasional
selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dalam rangka mengedepankan prinsip good
dengan keyakinan diri. governance dan ditunjang dengan adanya
3. Faktor yang Mempengaruhi Dampak perkembangan kemajuan teknologi sehingga
dari Kebijakan Pembangunan Karakter membuat perubahan yang signifikan dalam
Bangsa di SMK Negeri 7 Semarang perkembangan suatu bangsa.
3.1. Derajat atau tingkat agregasi Jika bukan dari peran dan campur tangan
perubahan social pemerintah atau birokrasi, kebijakan
a. Informasi komunikasi pembangunan karakter bangsa ini akan seperti
Pengaruh media massa dan apa pelaksanaannya jika tidak didukung oleh
kedudukannya dalam masyarakat dengan pemerintah dan dari pihak militer juga.
bentuk industri pers sangat berperan penting Birokrasi berperan sebagai pelaksana dan
dalam perkembangan atau bahkan perubahan pengabdi untuk kepentingan rakyat sehingga
pola tingkah laku dari suatu masyarakat. sudah seharusnya bisa memahami dan
Kemajuan teknologi dalam bidang mengatasi permasalahan yang terjadi di
industri pers bisa sangat membantu masyarakat, termasuk permasalahan karakter
kelangsungan hidup suatu bangsa, seperti pada bangsa. Jadi peran dan sifat kepemimpinan dari
masa kemerdekaan dahulu, tetapi juga dapat wakil masyarakat, dalam hal birokrasi ini,
merusak karakter suatu bangsa jika tanpa sangat penting dalam pelaksanaan kebijakan
kecerdasan dan kearifan dalam pembangunan karakter bangsa.
memanfaatkannya walaupun telah didukung c. Ideologi yang meliputi agama dan HAM
teknologi yang semakin canggih. Mengenai HAM yang juga menyangkut
Salah satu narasumber menyayangkan soal agama dan kaitannya dengan
bahwa kecerdasan dan kearifan yang telah Pembangunan Karakter Bangsa, Indonesia
ditunjukkan generasi pejuang kemerdekaan merupakan Negara yang terdiri dari berbagai
saat itu dalam memanfaatkan media massa macam suku dan agama, sehingga HAM sangat
untuk kepentingan bangsa makin sulit untuk berguna dalam meningkatkan hak-hak manusia
ditemukan pada masa sekarang. Media massa itu sendiri yang menyangkut soal agama,
sekarang memakai teknologi yang makin lama seperti kebebasan memeluk agama, jika
makin canggih, tetapi tanpa kecerdasan dan dikaitkan dengan pendidikan karakter, pada
kearifan, media massa yang didukung kebijakannya tercantum nilai pondasi karakter
teknologi canggih tersebut justru akan “toleransi”, jadi dapat diaplikasikan sebagai
melemahkan atau merusak karakter bangsa. karakter untuk saling menghormati antar umat
Ditambahkan lagi oleh narasumber beragama dan beragam suku.
tersebut bahwa apabila di dalam lingkungan Menurut salah seorang narasumber, HAM
keluarga, anak-anak sudah dididik untuk (Hak Asasi Manusia) jika disikapi dengan baik
menghindari kekerasan, namun acara televisi sebetulnya akan bagus pengaruhnya, karena
justru penuh dengan adegan kekerasan. HAM itu juga untuk membatasi orang yang
menyimpang supaya kembali ke arah yang
benar, jika di sekolah HAM diibaratkan seperti diri untuk hidup bernasyarakat, berbangsa, dan
tata tertib. bernegara.
d. Ketersediaan modal yang meliputi 3.2. Perilaku Individu
finansial dan sumber daya manusia. a. Kompetensi
Orang tua dan guru sekarang kalang kabut Cukup baiknya kemampuan belajar dan
melihat anak-anaknya yang pandai tapi tidak bekerja tenaga pengajar di SMK Negeri 7
diikuti dengan akhlak yang baik, dimana Semarang, menurut salah satu narasumber,
banyak anak yang hilang kendali seperti dapat dilihat dari kemampuan menyelesaikan
perkelahian antar pelajar, tidak disiplin, tidak tugas masing-masing tenaga pengajar dengan
tanggungjawab dan hilang sifat kejujuran. Dan baik. Kemampuan dalam bersosialisasi juga
menjadi pertanyaan banyak orang tua dan guru dinilai dengan cukup baik, yaitu jika dating
mengenai akan seperti apa bangsa dan Negara tenaga pengajar yang baru, atau ada pegawai
ini jika generasi muda sudah jauh dari norma- magang, pegawai dan tenaga pengajar lama
norma yang berlaku baik tertulis maupun tidak juga menerimanya dengan tangan terbuka,
tertulis, akankah berhasil membangun bangsa untuk membantu agar lebih mudah beradaptasi
yang maju, bermartabat dan berwibawa. dengan lingkungan baru.
Hal ini merupakan salah satu tugas guru Pegawai dan tenaga pengajar di SMK
atau tenaga pendidik untuk mengajar dan Negeri 7 Semarang saling mengisi kekurangan
mendidik dengan pendidikan yang berkualitas atau kelebihan yang dimiliki satu sama lain
yaitu mampu mencerdaskan anak didik kita dalam menjalankan tugas dari atasan. Apabila
dengan membangun karakter. mengalami kesulitan saling berkomunikasi,
SMK Negeri 7 Semarang yang telah saling tanya, saling berbagi informasi.
melaksanakan pendidikan dan pembangunan Kemampuan yang dimiliki juga sudah sesuai
karakter melalui kegiatan Hansek (Ketahanan dengan tugas-tugasnya sehari-hari, serta
Sekolah) jauh sebelum didengungkannya mementingkan agar tugasnya dapat selesai
kebijakan tersebut oleh Kemendiknas dengan tepat waktu dan berjalan dengan lancar gitu.
menambahkan suplemen materi yang tidak b. Motivasi
hanya mendatangkan tenaga pendidik dari Tenaga pengajar di SMK Negeri 7
kalangan TNI (Tentara Nasional Indonesia) Semarang berusaha keras sesuai dengan
tetapi juga dari Kepolisian, konsultan kemampuannya dalam meraih tujuan-tujuan
kesehatan, psikolog, dinas-dinas terkait, serta yang hendak dicapai. Tujuan para tenaga
para alumni lulusan SMK Negeri 7 Semarang. pengajar di SMK Negeri 7 Semarang adalah
Pendidikan, yang di dalamnya termasuk anak-anak didiknya menjadi generasi yang
adanya tenaga pendidik yang juga berkualitas bagus, lulus dengan baik, membanggakan, dan
merupakan faktor utama dalam pembentukan berkarakter bagus. Mengenani koordinasi antar
pribadi manusia. Pendidikan dengan tenaga individu dalam menjalankan pekerjaan, pihak
pendidik yang berkualitas sangat berperan SMK Negeri 7 Semarang menyatakan bahwa
dalam membentuk baik buruknya pribadi terjalin dengan cukup baik dan berusaha
manusia menurut ukuran normatif. Menyadari melakukan yang terbaik sehingga tujuan dari
akan hal itu, pemerintah sangat serius tugas dan pekerjaan dapat terwujud sesuai
menangani bidang pendidikan, sebab dengan dengan yang diharapkan.
sistem pendidikan yang baik dan kualitas c. Dukungan organisasi
tenaga pendidikan yang baik, serta dukungan Dukungan organisasi dirasa cukup baik
finansial yang memadai dari pemerintah, dalam pelaksanaan tugas baik dari segi waktu,
diharapkan muncul generasi penerus bangsa anggaran, maupun kejelasan instruksi
yang berkualitas dan mampu menyesuaikan pekerjaan. Dukungan organisasi baik dari segi
waktu, anggaran maupun kejelasan instruksi seperti orang tua yang memberikan semacam
kerja diberikan sesuai dengan yang telah sanjungan dan berterimakasih karena
ditentukan atau peraturan yang berlaku. merasakan adanya perubahan sikap dan
3.3. Partisipasi Masyarakat perilaku anaknya ke arah yang lebih baik.
a. Tingkat keaktifan kelompok sasaran 4. Dampak Pengintegrasian Nilai-nilai
(siswa) Pondasi Karakter Bangsa Terhadap
Murid sebagai kelompok sasaran kebijakan Siswa di SMK Negeri 7 Semarang
ini ikut berperan cukup aktif dalam Bentuk pelaksanaan kegiatan religius di
perencanaan program kegiatan ini. Dari pihak SMK Negeri 7 Semarang beberapa di
siswanya sendiri ikut berperan serta aktif antaranya yaitu di pelajaran Pendidikan Agama
dengan memberikan usulan-usulan mengenai baik itu agama islam ataupun agama lainnya
kegiatan pendidikan karakter ini. Sudah bagus, yang di akui Negara. Kemudian shalat
dengan peraturan atau tata tertibnya sudah bersama, shalat jumat bersama, selain itu
tegas, yang dibuat sendiri oleh siswa-siswi pemupukan sikap menghormati perbedaan
SMK Negeri 7 Semarang. Para siswa juga agama. Mengenai keefektifan dari pelaksanaan
menerima, melaksanakan pilar-pilar kegiatan religi yang dilaksanakan oleh pihak
(pembangunan karakter bangsa) itu secara sekolah, di akui sudah sangat efektif dengan
senang hati. Siswa SMK Negeri 7 Semarang kegiatan merayakan hari-hari besar
pun menyadari bahwa karakter bangsa akan keagamaan, memiliki fasilitas yang dapat
dibawa sampai nanti mereka masuk ke industri digunakan untuk beribadah, dan memberikan
atau ke dunia kerja. kesempatan kepada semua peserta didik untuk
b. Kebebasan mengemukakan pendapat. melaksanakan ibadah serta berdoa sebelum dan
Seorang siswi menyatakan bahwa konsep sesudah pelajaran.
dari pembangunan karakter bangsa sudah Pengintegrasian perilaku jujur yang
sangat bagus akan tetapi untuk praktik masih didasarkan pada upaya menjadikan diri mereka
kurang. Seperti dari sub religius, di religius ini, sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
sekolah memiliki kemauan untuk menjadikan dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
para siswanya religius akan tetapi setiap saat sudah terintegrasi ke dalam kehidupan sekolah,
siswa selalu ditekan oleh nilai-nilai pelajaran, Sedangkan bentuk pelaksanaan kegiatan untuk
untuk mendapatkan nilai yang baik tanpa berperilaku jujur di SMK Negeri 7 Semarang
memperhatikan sisi bagaimana cara mencari beberapa diantaranya seperti seluruh siswa di
nilai tersebut. Ada beberapa siswa mungkin sekolah selalu diingatkan utntuk bersikap jujur
tidak jujur, di sekolah maupun diluar sekolah. Keefektifan
c. Tingkat keterlibatan masyarakat (wali dan keefisienan bentuk kegiatan dalam
murid) dalam pelaksanaan kebijakan peningkatan sikap kejujuran dapat dilihat
Peran serta dari orang tua atau wali murid dengan tersedianya fasilitas tempat temuan
untuk mendukung pelaksanaan kebijakan barang hilang, menyediakan kantin kejujuran,
pembangunan karakter bangsa di sekolah menyediakan kotak saran dan pengaduan, dan
sudah cukup baik, walaupun pada awalnya larangan membawa fasilitas komunikasi pada
beberapa menyatakan keberatan dan kurang saat ulangan atau ujian.
mendukung, tetapi setelah dirasa ada Pengintegrasian sikap dan tindakan
manfaatnya, banyak yang mendukung dengan toleransi untuk menghargai perbedaan agama,
antusias untuk membantu kegiatan-kegiatan suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
pendidikan karakter di SMK Negeri 7 orang lain yang berbeda satu dengan yang lain
Semarang. Tanggapan yang diterima pihak sudah terintegrasi dalam kehidupan sekolah,
sekolah dari para wali murid juga sangat baik, hal ini dapat dilihat dari sikap saling
menghargai dan memberikan perlakuan yang sekolah seperti terciptanya situasi sekolah yang
sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membangun kemandirian peserta didik.
membedakan suku, agama, ras, golongan, Pengintegrasian sikap demokratis dalam
status sosial, status ekonomi, dan kemampuan kegiatan sekolah dapat dilihat dari keterlibatan
khas. peserta didik dalam setiap pengambilan
Pengintegrasian tindakan kedisiplinan yang keputusan, terciptanya suasana sekolah yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada menerima perbedaan, dan pemilihan
berbagai ketentuan dan peraturan sudah benar kepengurusan Osis secara terbuka. Kemudian
terintegrasi ke dalam kehidupan dan budaya dalam kegiatan di kelas, pengambilan
sekolah. Hal ini dapat dilihat dari memiliki keputusan kelas secara bersama melalui
catatan kehadiran, memberikan penghargaan musyawarah dan mufakat, pemilihan
kepada peserta didik yang disiplin, memiliki kepengurusan kelas juga secara terbuka, dan
tata tertib sekolah, membiasakan peserta didik seluruh produk kebijakan melalui musyawarah
untuk berdisiplin, menegakkan aturan dengan mufakat serta menerapkan model-model
memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar pembelajaran yang dialogis dan interaktif.
tata tertib, menyediakan peralatan praktik Dalam sikap rasa ingin tahu,
sesuai program studi kompetensi keahlian. pengintegrasiannhya dapat dilihat dari
Pengintegrasian sikap kerja keras dengan tersedianya media komunikasi atau informasi
berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh- (cetak atau elektronik) untuk berekspresi bagi
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan peserta didik serta memfasilitasi peserta didik
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu
dengan sebaik-baiknya sudah benar terintegrasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. Didalam
dengan kehidupan sekolah. Hal ini juga dapat kelas sendiri dapat dilihat terciptanya suasana
dilihat dari terciptanya suasana kompetisi yang kelas yang mengundang rasa ingin tahu.
sehat, menciptakan kondisi kerja, pantang Dalam pengintegrasian semangat
menyerah, dan daya tahan belajar, kebangsaan meliputi cara berfikir, bertindak,
Menciptakan suasana belajar yang memacu dan berwawasan yang menempatkan
daya tahan kerja., menciptakan suasana kepentingan bangsa dan Negara di atas
sekolah yang menantang dan memacu untuk kepentingan diri dan kelompoknya.
bekerja keras, Memiliki pajangan tentang Kegiatannya dapat dilihat dengan upacara rutin
slogan atau motto tentang kerja. sekolah, melakukan upacara hari-hari besar
Pengintegrasian nilai-nilai karakter nasional, menyelenggarakan peringatan hari
kreativitas untuk berpikir dan melakukan kepahlawanan nasional, memiliki program
sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru melakukan kunjungan ke tempat bersejarah
dari sesuatu yang telah dimiliki sudah dan mengikuti lomba pada hari besar nasional.
terintegrasi dengan benar dalam kehidupan Sedangkat dikelas dan dalam proses belajar
sekolah seperti menciptakan situasi yang mengajar adanya kegiatan atau bekerja sama
menumbuhkan daya berpikir dan bertindak dengan teman sekelas yang berbeda suku,
kreatif dan mmberikan tugas yang menantang etnis, status sosial dan ekonomi dan
sehingga memunculkan karya-karya baru baik mendiskusikan hari-hari besar nasional.
yang autentik maupun modifikasi. Pengintegrasian sikap cinta tanah air
Sikap dan perilaku mandiri yang tidak meliputin cara berfikir, bersikap, berbuat yang
mudah tergantung pada orang lain dalam menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
menyelesaikan tugas sudah terintegrasi ke penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
dalam kehidupan sekolah, kefektifan lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
pengintegrasiannya ke dalam lingkungan politik bangsa sudah terintegrasi dengan baik
dalam kehidupan sekolah. Hal ini dapat dilihat Sikap peduli sosial juga telah terintegrasi
dari sikap peserta titik dalam menggunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar dan
produk buatan dalam negeri, menggunakan juga kegiatan sekolah lainnya seperti
bahasa Indonesia yang baik dan benar dan terpasilitasinya kegiatan yang bersifat sosial,
menyediakan informasi tentang kekayaan alam kemudian melakukan aksi sosial, menyediakan
dan budaya Indonesia. Dan untuk di kelas fasilitas untuk menyumbang. Dan di kelas juga
sendiri memajangkan foto presiden dan wakil sikap berempati kepada teman sekelas terus
presiden, bendera Negara, lambang Negara, dipupuk, melakukan aksi sosial, membangun
peta Indonesia. kerukunan teman sekelas.
Sikap menghargai prestasi juga sudah Dalam penerapan dan pengintegrasian
terintegrasi dalam kegiatan sekolah baik itu sikap dan perilaku tanggung jawab seseorang
sikap atau tindakan yang mendorong diri untuk melaksanakan tugas dan kewajiban.
mereka sendiri untuk menghargai prestasi Bentuk pelaksanaan kegiatan untuk bersikap
sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna dan berperilaku tanggung jawab yang
bagi masyarakat, dan mengakui serta diterapkan di SMK N 7 Semarang seperti
menghormati keberhasilan orang lain membuat laporan setiap kegiatan yang
terintegrasi dengan baik dalam kehidupan dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis,
sekolah. Hgal ini dapat dilihat dari adanya melakukan tugas tanpa disuruh dan
penghargaan atas hasil prestasi kepada peserta menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan
didik dan memajang tanda-tanda penghargaan tugas. Di dalam lingkungan kelas sendiri
prestasi. kegiatan pengintegrasiannya yaitu pelaksanaan
Dalam pengintegrasian sikap komunikatif tugas piket secara teratur dan meningkatkan
dapat dilihat dari suasana sekolah yang peran serta peserta didik agar lebih aktif dalam
memudahkan terjadinya interaksi antar peserta kegiatan sekolah.
didik dan berkomunikasi dengan bahasa yang
santun serta saling menghargai dan menjaga KESIMPULAN DAN SARAN
kehormatan, pergaulan dengan cinta kasih dan A. Kesimpulan
rela berkorban. Dan dalam kegiatan kelas, Pada dasarnya, kata kunci dari pelaksanaan
pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya kebijakan pembangunan karakter bangsa
interkasi peserta didik, pembelajaran yang adalah mengenai keteladanan, keteladanan
dialogis, guru mendengarkan keluhan-keluhan orang tua di dalam sebuah keluarga adalah
peserta didik, serta dalam berkomunikasi guru faktor utama keberhasilan pendidikan karakter
tidak menjaga jarak dengan peserta didik. di dalam keluarga, dan apabila di sebuah
Kemudian dalam pengintegrasian sikap satuan pendidikan kunci keteladanan terletak
peduli lingkungan itu ada penerapannya di pada para tenaga pengajar dan pendidiknya.
ekstrakurikuler, seperti daun-daun yang jatuh Pada tingkat yang lebih luas lagi, yaitu pada
diambil lalu dijadikan kompos kemudian tingkat penyelenggaraan pemerintahan,
pembiasaan memelihara kebersihan dan keteladanan dari para pemimpin atau kepala
kelestarian lingkungan sekolah, tersedia tempat daerah adalah yang utama demi
pembuangan sampah dan tempat cuci tangan, penyelenggaraan pemerintahan yang sehat,
pembiasaan hemat energi, membuat biopori di jujur, dan bersih.
area sekolah, melakukan pembiasaan B. Saran
memisahkan jenis sampah organik dan Pembangunan dan pendidikan karakter
anorganik, penanganan limbah hasil praktik, bangsa di sekolah dalam membentuk karakter
menyediakan peralatan kebersihan, dan siswa sesuai visi dan misi SMK Negeri 7
memprogramkan cinta bersih lingkungan.
Semarang diwujudkan secara terus menerus DAFTAR PUSTAKA
apabila: Amin, Maswardi Muhammad. (2011).
 Guru, karyawan, dan pimpinan sekolah Pendidikan Karakter Anak Bangsa.
sebagai tenaga pengajar dan pendidik dan Jakarta: Baduose Media Jakarta.
juga penyelenggara kebijakan di sekolah Balitbang Kemendiknas.
memberikan keteladanan sikap dan (2010). Pengembangan Pendidikan
perilaku yang menunjukkan karakter Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta:
bangsa. Kementrian Pendidikan Nasional.
 SMK Negeri 7 Semarang dapat
mempertahankan dan mengembangkan Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter:
pendidikan karakter yang telah terintegrasi, Konsep dan Implementasi. Bandung:
baik dalam kurikulum maupun kegiatan di Alfabeta.
luar mata pelajaran yang telah berjalan
selama ini. Islamy, M. Irfan. (2007). Prinsip-Prinsip
 Pengembangan karakter, selain melalui Perumusan Kebijaksanaan Negara.
kegiatan di luar mata pelajaran, sebaiknya Jakarta: Bumi Aksara.
menyatu dalam proses pembelajaran yang
mendidik, disadari oleh guru atau tenaga Koesoema, A. Doni. (2010). Pendidikan
pengajar sebagai tujuan pendidikan, Karakter, Strategi Mendidik Anak Di
dikembangkan dalam suasana Zaman Global. Jakarta: Gramedia.
pembelajaran yang transaksional dan bukan
instruksional, serta dilandasi secara Samani, Muchlas & Hariyanto. (2011).
mendalam terhadap perkembangan peserta Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja
didik. Rosdakarya Offset.
 Guru , karyawan, dan pimpinan sekolah
sebagai penyelenggara kebijakan pada Wibawa, Samodra, Yuyun Purbokusumo, &
SMK Negeri 7 Semarang mengikuti Agus Pramusinto. (1994). Evaluasi
pendidikan, pelatihan, seminar, penataran, Kebijakan Publik. Jakarta: Raja Grafindo
dan lainnya lebih sering demi Persada.
pengembangan kompetensi sebagaimana
mestinya. Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter:
 Fasilitas sarana penunjang pendidikan yang Strategi Membangun Karakter Bangsa
mendukung terlaksanya kebijakan Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka
pembangunan karakter bangsa lebih Pelajar.
diperhatikan oleh pihak sekolah sehingga
mampu meningkatkan mutu siswa secara Winarno, Budi. (2002). Kebijakan Publik,
akademik maupun karakternya. Teori dan Proses: Edisi Revisi.
 Upaya-upaya, salah satunya melalui suatu Yogyakarta: Media Presindo.
koordinasi dan kerjasama dilakukan demi
perbaikan dalam rangka proses berjalannya Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter:
kebijakan pembangunan karakter bangsa Konsepsi Dan Aplikasinya Dalam
yang sudah dilakukan oleh beberapa pihak Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana
terkait

Anda mungkin juga menyukai