Anda di halaman 1dari 51

KONSEP DASAR

KEPERAWATAN ANAK
Keperawatan Anak

Rani Fitriani Arifin,


S.Kep.,Ners.,M.Kep
Materi
Pembelajaran
1. Konsep dasar keperawatan anak
a. Filosofi dan paradigma
keperawatan anak
b. Prinsip keperawatan anak
c. Konsep Family Centre Care
(FCC) dan konsep
Atraumatic Care
d. Peran perawat anak
Sub-
2. Sistem perlindungan anak di CPMK.1
Indonesia Mampu menjelaskan konsep
3. Konsep hospitalisasi dasar keperawatan anak
Filosopi dan Paradigma Keperawatan Anak
 Filosofi merupakan pandangan/keyakinan yg dimiliki perawat dlm memberikan
pelayanan keperawatan pd anak.
 Keperawatan anak adalah “The d i a g n o s i s and t r e a t m e n t o f human response t o
a c t u a l o r p o t e n t i a l h e a l t h problems”.
 Tujuannya adalah pencapaian derajat Kesehatan bagi anak sebagai suatu bagian
dari system pelayanan Kesehatan di keluarga.
 Keberhasilan pelayanan Kesehatan dan kunci filosofi keperawatan anak
meliputi
Familly Centre Care (FCC) dan Atraumatic Care
 Paradigma keperawatan anak adalah suatu landasan berpikir dalam penerapan
ilmu
keperawatan anak.
 Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat komponen diantaranya Manusia
(anak), Keperawatan, Sehat-Sakit, dan Lingkungan.
Paradigma Sejahtera Meninggal

Kep. Anak
Sehat-Sakit
Manusia (anak)
Rentang sehat-sakit merupakan Batasan
Klien anak yg berusia kurang dr 18 thn yg dpt diberikan bantuan pelayanan kep
dlmmasa tumbang, dgn kebutuhan khusus anak yaitu suatu kondisi anak berada dlm
(fisik, psikologis, sosial spiritual). Anak status Kesehatan yg meliputi sejahtera,
merupakan individu yg berbeda dlm satu sehatoptimal, sehat, sakit, sakitkronis,
rentang perubahan perkembangan yg dan meninggal. Rentang ini suatu alat
dimulai dari bayi hinggaremaja. Dlm ukur dlm menilai status Kesehatan yg
proses berkembang anak memiliki ciri bersifat dinamis dlm setiap wkt. Batasan
fisik, kognitif, konsep diri, pola koping sehat suatu keadaan yg sempurna baik
dan perilaku sosial. fisik, mental, social, tdk hanya bebas
dari penyakit.
Lingkunga
n
Lingkungan eksternal maupun Keperawatan
internal yg berperan dlm
perubahan status kesehatan Bentuk pelayanan kep anak
anak. Lingkungan internal bertujuan tercapainya
seperti anak lahir dgn kelainan pertumbuhan dan perkembangan
bawaan, lingkungan eksternal secara optimal dgn melibatkan
seperti gizi buruk, peran org keluarga. Keluarga merupakan
tua, saudara, teman sebaya, system terbuka yg anggotanya
masyarakat yg akan mempengaruhi dpt dirawat secara efektif dan
status kesehatan anak menentukan keberhasilan
askep, serta mempertahankan
kelangsungan hidup anak dan
keluarga, menjaga keselamatan
dan mensejahterakan anak.
Prinsip 1. Anak bukan miniatur org dewasa tetapi
Keperawatan individu yg unik

Anak 2. Anak adalah individu yg unik dan mempunyai


kebutuhan sesuai tahap perkembangannya

3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada


upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
derajat kesehatan yg bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian
anak
4. Merupakan disiplin ilmu kesehatan yg berfokus
pd kesejahteraan anak sehingga perawat
Perawat hrs memahami dan bertanggung jawab secara komprehensif dlm
mengingat prinsip yg berbeda memberikan askep anak
dlm penerapan askep anak
5. Praktik kep anak mencakup kontrak dgn anak
dan keluarga untuk mencegah, mengkaji,
mengintervensi danmeningkatkan kesejahteraan
hidup dgn menggunakan proses kep yg sesuai
dgn aspek moral (etik) dan askep hukum
(legal)

6. Tujuan kep anakdan keluarga adalah untuk


meningkatkan maturase atau kematangan yg
sehat bagi anakdan remaja sebagai makhluk
biopsikososial dan spiritual dlm konteks
keluarga dan masyarakat

7. Pada masa yg akan dating kecenderungan


kep anak berfokus pd ilmu tumbang
Konsep Family Centered
Care (FCC) dan
Atraumatic Care
“Filosofi FCC memperkenalkan
keluarga sebagai suatu kehidupan yg
konstan dan seorang individu yg
mendukung, menghargai dan
meningkatkan kekuatan dan
kompetensi dlm memberikan asuhan
terhadap anak.”

—Johson, 1989
Family Centered Care (FCC)
Ada 2 konsep dasar pd proses filosofi FCC, yaitu
enabling dan empowering. Enabling adalah dgn
menciptakan kesempatan keluarga untuk menunjukkan
kemampuan dan kompetensinya yg berguna dlm memenuhi
kebutuhan anak dan keluarga. Empowering (dukungan)
menjelaskan interaksi professional dgn keluarga dimana
keluarga memerlukan perasaan aman terhadap kehidupan
keluarganya dan mendukung perubahan yg positif sebagai
dampak dr perilaku saling menolong, memperkokoh
kemampuan dan Tindakan yg diberkan.
Manfaat penerapan
FCC
● Hubungan tenaga Kesehatan dgn keluarga ● Penggunaan sumber-sumber pelayanan
semakin menguat dlmmeningkatkan Kesehatan kesehatan danwaktu tenaga profesionallebih
dan perkembangan anak efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen
● Meningkatkan pengambilan keputusan klinis perawatan dirumah, mengurangi kunjungan ke
berdasarkan informasi yg lebih baik dan UGD/RS jika tdk perlu, lebih efektif dlm
proses kolaborasi menggunakan cara pencegahan)
● Membuat dan mengembangkan tindak lanjut ● Meningkatkan lingkungan pembelajaran
rencana perawatan berkolaborasi dgn keluarga untuk spesialis anak dan tenaga profesi
● Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yg lainnya dlm pelatihan-pelatihan
dimiliki ● Menciptakanlingkungan yg meningkatkan
keluarga dan kapasitas pemberi pelayanan kepuasan profesional
● Mengembangkan komunikasi antara anggota ● Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga
tim kesehatan atas pelayanan kesehatan yg diterima
● Persaingan pemasaran pelayanan K
esehatan kompetitif
Prinsip ● Menjamin pelayanan yg diperoleh anak dan
● FCC
Menghormati setiap anak dan keluarga
keluarga sesuai dgn kebutuhan, keyakinan, nilai,
dan budaya mereka
● Perawat dlm melaksanakan askep menhormati anak ● Memberikandan menjamindukungan formal dan
dan keluarga sebahai subjek perawatan serta informal untuk anakdan keluarga.
menghormati setiap pilihan yg terbaik bagi Memfasilitasi pembentukan support group
perawatan mereka untuk anakdan keluarga, melakukan
● Menghargai perbedaan suku, budaya, social,
pendampingan kpd keluarga, menyediakan
ekonomi, agama dan pengalaman tentang sehat akses informasi support group yg tersedia
sakit yg ada pd anak dan keluarga dlm dimasyarakat
memberikan askep ● Berkolaborasi dgn anak dan keluarga dlm
● Mengenali dan memperkuat kelebihan yg ada pd
Menyusun dan pengembangan program
anak perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan
dan keluarga Kesehatan
● Mendukung dan memfasilitasi pilihan anakdan
● Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan
keluarga dlm memilih pelayanan kesehatannya kelebihan dan kekuatan yg dimiliki, membangun
● Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dgn
rasa percaya diri dan membuat pilihan dlm
anakdan keluarga sebagi cara untuk memperkuat menentukan pelayananKesehatan anak
dan mendayagunakan anakdan keluarga dlm
meningkatkan derajat kesehatan
Atraumatic
Care
Atraumatic care/asuhan
atraumatik dalam penyediaan
asuhan terapeutik dlm
lingkungan oleh seseorang
(personal) dgn melalui
penggunaan intervensi yg
menghilangkan/memperkecil
distres psikologis dan fisik yg
dialami oleh anak-anak dan
keluarga dlm sistem pelayanan
kesehatan
Prinsip Mencegah atau meminimalkan pemisahan anak
Atraumatic dr keluarganya, meningkatkan pengendalian
perasaan dan mencegah atau meminimalkan
Care nyeri dan cedera pd tubuh.
Contoh pemberian asuhan atraumatic :
pengembangan hubungan anak-orangtuaselama
dirawat di RS,menyiapkan anak sebelum
pelaksanaan terapi dan prosedur yg tdk
dikenalinya, mengendalikan rasa sakit,
memberikan privasi pd anak, memberikan
aktivitas bermain, menyediakan pilihan untuk
anakdan menghormati perbedaan budaya.
Peristiwa yg menimpulkan trauma pd anak
adalah cemas, marah, nyeri dll, haltersebut
Tujuan utama perawatan dapat berdampak pd psikologis dan
atraumatik adalah do no harm mengganggu perkembangan anak.
(jangan melukai)
1. Menurunkan atau mencegah
dampak perpisahan dr
keluarga

2. Meningkatkan kemampuan org


Prinsip tua dlm mengontrol
Atraumatic perawatan pd anak
Care 3. Mencegah dan mengurangi
cedera (injury) dan nyeri
(dampak psikologis)

4. Tidak melakukan kekerasan


pd anak

5. Modifikasi lingkungan
Peran Perawat Sebagai
edukator
Sebagai pendidik secara langsung maupun tidak
Anak langsung denganmemberikan
penyuluhan/menolong memahami pengobatan. 3
domain yg dapat dirubah yaitu pengetahuan,
keterampilan dan sikap keluarga

Sebagai konselor
Kebutuhan psikologis dgn dukungan/dorongan
mental. Konseling keperawatan dgn cara
mendengarkan, melakukan sentuhan dan saling
bertukar pikiran dan pendapat untuk mencari
alternatif pemecahan masalah
Sebagai koordinator
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat
melakukan koordinasi dan kolaborasi dgn anggota
tim kesehatan lain dgn tujuan terlaksananya
asuhan yg holistik dan komprehensif
Peran Perawat
Anak Sebagai pembuat
keputusan etik
Pembuat keputusan etik dgn berdasarkan pd
nilai normal yg diyakini dgn penekanan pdhak
pasien untuk mendapat otonomi, menghindari
hal-hal yg merugikan pasien dan keuntungan
askep yaitu meningkatkan kesejahteraan
pasien

Sebagi peneliti
Perawat harus dapat melaksanakan penelitian
yg bertujuan untuk meningkatkan kualitas
praktik keperawatan anak
Sistem Perlindungan
Anak di Indonesia
“Perlindungan anak adalah
kegiatan untuk menjamin
dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang
dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dgn harkat
dan martabat kemanusiaan
serta mendapat
perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.”
Hak-Hak Anak (1)
c. Untuk beribadah menurut agamanya, berpikir
dan berekspresisesuai tingkat kecerdasannya
dan usianya dlm bimbingan ortu
d. Untuk mengetahui org tuanya, dibesarkan dan
Hak anak merupakan hak asasi manusia yg wajib diasuh org tuanya sendiribila karenasuatu
dijamin, dilindungi dan dipenuhi orgtua, keluarga dan sebab org tuanya tdk dpt menjamin tumbuh
masyarakat, pemerintah dan negara. Menurut UU RI dan kembang anak, atau anakdlm keadaan
Nomor 35 tahun 2014, hak anak meliputi: terlantar maka anak tersebut berhak diasuh
atau diangkat sebagai anak asuh/anak angkat
a. Dapat hidup, tumbuh, berkembang dan oleh org lain sesuai dgn ketentuan perundang-
berpartisipasi secara wajar sesuai harkat undangan yg berlaku
dan martabat kemanusiaan serta mendapat e. Memperoleh pelayanan Kesehatan dan jaminan
perlindungan dr kekerasan dan social sesuai kebutuhan fisik, mental, spiritual
diskriminasi dan sosial
b. Indentitas diri sejak kelahirannya
Hak-Hak Anak (2) h. Untuk beristirahan dan memanfaatkan waktu
luang, bergaul dgn anak sebaya bermain,
berkreasi sesuai dgn minat, bakat dan tingkat
kecerdasannya untuk mengembnagkan diri
f. Untuk menyatakan dan didengar i. Mendapat perlindungan dr perlakukan
pendapatnya, menerima mencari dan diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun
memberikan informasi sesuai tingkat seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan
kecerdasan dan usianya demi dan penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan
pengembangan dirinyasesuai dgn nilai-nilai salah lainnya
kesusilaan dan kepatuhan j. Diasuh orang tuanya sendiri, kecualijika ada alas
g. Memperoleh pendidikan dan pengajaran dlm an dan atau ada aturan hukum yg sah
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat menunjukkan bahwa perpisahan tersebut adalah
kecerdasannya sesuai dgn minat dan bakatnya, demi kepentingan terbaik bg anak dan
anak yg harus memiliki keuntungan jg berhak merupakan pertimbangan terakhir
mendapatkan Pendidikan khusus
Hak-Hak Anak (3) Khusus bagi anak yg dirampas kebebasannya
selain
memiliki hak tersebut diatas maka memiliki hak:
a. Mendapat perlakuan secara manusiawi
dgn
Sedangkan setiap anak penyandang disabilitas memperhatikan kebutuhan sesuai umurnya
selain memiliki hak tersebut di atas maka memiliki b. Pemisahan dr org dewasa
hak lainnya yaitu: c. Pemberian bantuan hukum dan bantuan
lain secara
a. Memperoleh Pendidikan inklusif dan atau efektif
Pendidikan khusus d. Pemberlakuan kegiatan rekreasi
b. Memperoleh rehabilitas, bantuan social dan e. Pembebasan dr penyiksaan, penghukuman
pemeliharaan dlm taraf kesejahteraan social atau perlakuan lain yg kejam, tdk
anak bagi anak dgn disabilitas manusiawi serta merendahkan martabat
dan derajatnya
f. Penghindaran dr publikasi atas identitasnya
g. Pemberian keadilan dimuka pengadilan anak
yg objektif, tdk memihak dandlm siding yg
tertutup umum
Jenis a. Anak dlm situasi darurat
perlindungan b.
c.
Anak yg berhadapan dgn hukum
Anak dr kelompok minoritas dan terisolasi
anak khusus d. Anak yg dieksploitasi secara ekonomi dan
Menurut UU RI Nomor 35 atau
tahun 2014 pasal 59 seksual
menyatakan bahwa e. Anak yg menjadi korban penyalahgunaan
pemerintah, pemerintah narkotika, alcohol, psikotropika dan zat adiktif
daerah dan lembaga lainnya lainnya
berkewajiban dan f. Anak yg menjadi korban pornografi
bertanggung jawab untuk g. Anak dgn HIV/AIDS
memberikan perlindungan h. Anak korban penculikan, penjualan dan atau
khusus, yaitu: perdagangan
i. Anak korban kekerasan fisik dan atau psikis
j. Anak korban kejahatan seksual
k. Anak korban jaringan terorisme
l. Anak penyandang disabilitas
m. Anak korban perlakuan salah dan
penelantaran
Sistem
perlindungan
anak (1)
UU RI Nomor 35 tahun 2014 pasal 73a,
yaitu:
Dm
l rangka efektivitas Dml rangka meningkatkan efektivitas
penyelenggaraan perlindungan anak, (1) pengawasan penyelenggaraan pemenuhan
kementerian yg menyelenggarakan urusan (1) hak anak, dgn UU ini dibentuk Komisi
pemerintah di bidang perlindungan anak Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yg
hrs melakukan koordinasi lintas sektoral bersifat independen
dgn lembaga terkait Dlm hal diperlukan, pemerintah daerah dpt
membentuk Komisi Perlindungan Anak
Koordinasi dilakukan melalui (2)
Daerak atau Lembaga lainnya yg sejenis
pemantauan, (2) untuk mendukung pengawasan
evaluasi dan laporan penyelenggaraan penyelenggaraan perlindungan anak di
perlindungan anak daerah
Sistem perlindungan b. Cara yg dilakukan jika mengira anak menjadi
korban kekerasan fisik atau kekerasan seksual:
anak (2) 1. Beri lingkungan yg aman dan nyaman agar
anak dpt berbicara kpd anda atau org
Cara melindungi anak dari kekerasan fisik dan dewasa yg dpt dipercaya
kejahatan 2. Yakinkan anak bahwa dia tdk bersalah dan
seksual: tidak melakukan apapun yg salah. Yg
a. Bangun komunikasi dgn anak bersalah adalan org yg melakukan hal
1. Dengarkan cerita anak dgnpenuh tersebut kepadanya
perhatian 3. Cari bantuan untuk menolong Kesehatan
2. Hargai pendapat dan seleranya walaupun mental dan fisik
org tua tdk setuju 4. Konsultasi dgn apparat negara yg dpt
3. Jika anak bercerita sesuatu hal yg dipercaya
sekitarnya membahayakan, tanyakan anak bagaimana menolong anak tersebut
bagaimana mereka menghindari bahaya 5. Laporkan kejadian ini kpd Komisi Anak
tersebut Nasional
4. Org tua belajar untuk melihat dr 6. Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi
sudut pandang anak. Jgn cepat anak agar tdk menjadi rumor yg anak
mengkritik atau mencela cerita anak menjadi bebandan penderitaan mental
anak.
Konsep Hospitalisasi
Proses yang karena suatu alasan yang
berencana/keadaaan darurat atau trauma, anak
harus tinggal di rumah sakit dan
mengakibatkan stress pada anak dan keluarga

(Ball & Bindler,


2003)
Stressor Hospitalisasi Takut akan
kematian

Kehilangan Perpisahan
kontrol dgn orangtua
&
otonomi

Takut karena
Injuri pd tubuh : sesuatu yg
tdk tdk diketahui
nyaman
dan nyeri (Hockenberry & Wilson, 2007)
Reaksi anak saat hospitalisasi dipengaruhi oleh
Usia perkembangan anak

Pengalaman yg lalu tentang sakit,


perpisahan dan hospitalisasi

Keterampilan koping

Diagnosis penyakit

Support system (Hockenberry & Wilson, 2007)


Reaksi anak saat hospitalisasi

1. Masa Bayi (0 sampai 1 tahun)


 Masalah utama adalah dampak dari perpisahan

Ggn pembentukan rasa percaya & kasih saying
 Anak usia > 6 bln : stranger anxiety (cemas bila
berhadapan
dgn org yg tdk dikenalnya & cemas karena perpisahan)
 Reaksi yg muncul : menangis, marah & banyak melakukan
gerak sbg sikap stranger anxiety dan ekspresi wajah yg
tdk menyenangkan
2. Masa Todler (2 sampai 3 tahun)
 Bereaksi sesuai dengan sumber stress
 Sumber stress yg utama :
Perpisahan
1) Tahap protes : perilaku; menangis kuat, menjerit
memanggil orangtua atau menolak perhatian yg diberikan
oranglain
2) Tahap despair (putus asa) : perilaku; tangisan berkurang,
anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat untuk
bermain dan makan, sedih serta apatis
3) Tahap detachment : secara samar mulai menerima
perpisahan, membina hubungan yg dangkal & anak
mulai terlihat menyukai lingkungannya
Pembatasan gerak
 Anak akan kehilangan kemampuannya untuk mengontrol diri &
menjadi tergantung pada lingkungannya
 Anak akan kembali mundur pada kemampuan sebelumnya
atau regresi
Perlukaan
 Anak mengalami nyeri krn tindakan invasif : spt pemasangan
infus, injeksi, pengambilan darah, anak akan menangis,
menggigit bibir & memukul
 Anak dpt menunjukkan rasa nyeri & mengkomunikasikan
rasa
nyerinya
3. Masa prasekolah (3 sampai 6 tahun)
 Hospitalisasi anak berpisah dari lingkungan yg dirasakan aman,
penuh kasih sayang & menyenangkan (lingkungan rumah,
permainan, teman sepermainan)
 Reaksi terhadap perpisahan : menolak makan, sering bertanya,
menangis walaupun secara perlahan & tdk kooperatif thd petugas
kes
 Anak merasa kehilangan kontrol terhadap dirinya dan kekuatan
dirinya
 Anak mempunyai persepsi sbg hukuman shg anak merasa malu,
bersalah atau takut
 Takut thd tindakan & prosedur yg mengancam integritas
tubuhnya.
 Respon : reaksi agresif dgn marah & berontak, ekspresi verbal
mengucapkan kata-kata marah, tdk mau bekerja sama dgn perawat
& ketergantungan pada orangtua.
4. Masa sekolah (6 sampai 12 tahun)

 Anak cemas berpisah dgn keluarga & kelompok sosialnya


 Adanya pembatasan aktifitas : anak merasa kehilangan
kontrol
 Kehilangan kontrol berdampak : pada perubahan peran
dalam keluarga, kehilangan kelompok sosialnya, perasaan
takut mati & adanya kelemahan fisik
 Reaksi thd perlukaan atau rasa nyeri : ditunjukkan dgn
ekspresi baik secara verbal atau non verbal krn sudah
dpt mengkomunikasikannya.
 Anak dpt mengontrol perilakunya jika merasa nyeri dgn
menggigit bibir atau memegang sesuatu dgn erat
5. Masa Remaja (12 sampai 18 tahun)

 Hospitalisasi menimbulkan perasaan cemas karena


berpisah dgn teman sebayanya.
 Pembatasan aktivitas mengakibatkan anak remaja
kehilangan kontrol & menjadi bergantung pada keluarga
atau petugas kes.
 Reaksi yg muncul : menolak perawatan / tindakan yg
dilakukan padanya, tdk kooperatif dgn petugas kes
atau menarik diri atau menolak kehadiran oranglain.
Reaksi orangtua terhadap hospitalisasi anak
1. Perasaan cemas dan takut
 Cemas dgn prosedur yg menyakitkan anak
 Takut akan kehilangan anak
 Perasaan berduka
 Informasi buruk tentang diagnosis medik
 Pengalaman sebelumnya
 Reaksi orangtua : menangis krn tdk tega melihat prosedur invasif
pada anaknya
 Cemas    menunggu informasi tentang diagnosa penyakit.
 Perilaku yang muncul : sering bertanya, bertanya dgn pertanyaan
yang sama, gelisah, ekspresi wajah tegang, marah
2. Perasaan sedih

 Pada kondisi anak dgn penyakit terminal


 Saat menghadapi anaknya menjelang ajal
 Orangtua dituntut untuk berada disamping anak &
memberi bimbingan spiritual anaknya tetapi disisi lain
orangtua menghadapi ketidakberdayaan krn perasaan
terpukul & sedih yang amat sangat.
 Perilaku orangtua : isolasi, tdk mau didekati oranglain & tdk
kooperatif dgn petugas kes.
3. Perasaan frustasi

 Muncul saat anak telah dirawat cukup lama & dirasakan


tdk mengalami perubahan
 Tidak adekuatnya dukungan psikologis
 Putus asa
 Perilaku : tdk kooperatif, putus asa, menolak tindakan

pulang paksa
Reaksi saudara kandung terhadap perawatan
anak di rumah sakit
 Marah  krn orangtua dinilai tidak memperhatikannya
 Cemburu  ortu lebih mementingkan saudaranya yang sakit
 Benci  pada saudaranya yang dirawat & situasi yang tidak
menyenangkan
 Rasa bersalah  krn anak berpikir mungkin saudaranya
sakit
akibat kesalahannya
 Rasa takut & cemas  krn ketidaktahuan tentang kondisi
saudaranya
 Rasa sepi  situasi dirumah tdk spt biasanya ketika anggota
keluarga lengkap berada dirumah
Prinsip Askep pd hospitalisasi anak

1. Mencegah atau memperkecil


perpisahan
2. Memperkecil kehilangan
kendali / kontrol
3. Memperkecil cidera
4. Pengkajian & manajemen nyeri
5. Bermain untuk mengurangi
stress
6. Memperbesar keuntungan
hospitalisasi
7. Dukungan anggota keluarga
Yang dibutuhkan
orangtua/keluarga
 Support
 Informasi yg akurat, berulang-
ulang, jelas sesuai permintaan
 Berpartisipasi dalam perawatan
Intervensi Keperawatan Mengatasi
Dampak Hospitalisasi

1. Upaya meminimalkan penyebab stress


2. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi
anak
3. Memberikan dukungan pada anggota
keluarga lain
4. Mempersiapkan anak untuk
mendapat
perawatan di rumah sakit
a. Mencegah atau mengurangi dampak
perpisahan.
b. Mencegah perasaan kehilangan
kontrol
c. Mengurangi rasa takut thd
perlukaan
tubuh & rasa nyeri
a. Mencegah/mengurangi dampak perpisahan

 Melibatkan orangtua dlm perawatan anak dgn cara


tinggal bersama (rooming in)
 Jika tdk mungkin rooming in beri kesempatan ortu untuk
melihat anak setiap saat.
 Modifikasi ruang perawatan ; spt lingk. Rumah
 Mempertahankan kontak dgn kegiatan sekolah; teman
sekolah & guru
b. Mencegah perasaan kehilangan kontrol

 Hindarkan pembatasan fisik jika anak kooperatif.


 Buat jadual kegiatan utk prosedur terapi,
latihan, bermain & aktivitas dlm menghadapi
perubahan kebiasaan
 Fokuskan intervensi keperawatan pada upaya untuk
mengurangi ketergantungan dgn cara memberi
kesempatan anak utk mengambil keputusan.
c. Mengurangi rasa takut thd perlakuan tubuh & rasa nyeri

 Mempersiapkan psikologis anak & ortu utk tindakan


/ prosedur yg menimbulkan rasa nyeri.
 Lakukan permainan lebih dahulu.
 Pertimbangkan utk menghadirkan orangtua
saat tindakan
 Tunjukan sikap empati
 Untuk tindakan khusus, lakukan persiapan
khusus.
2. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak

 Membantu perkembangan ortu & anak


dalam menjalankan tumbuh-kembang anak.
 Media belajar untuk orangtua
 Meningkatkan kemampuan kontrol diri guna
memberi
kesempatan mengambil keputusan
 Fasilitasi anak utk tetap menjaga hubungan
sosialnya
baik sesama pasien & teman sekolah.
3. Memberikan dukungan pd anggota keluarga lain

 Berikan dukungan kpd keluarga untuk medampingi anak di


RS
 Bila diperlukan, fasilitasi klg untuk berkonsultasi dgn
psikolog/agama
 Beri dukungan kpd klg untuk menerima kondisi anaknya
dgn nilai-nilai yg diyakini
 Fasilitasi untuk menghadirkan sudara kandung
4. Mempersiapkan anak utk mendapat perawatan di rumah sakit

 Siapkan ruang rawat sesuai dgn tahapan perkembangan


anak.
 Lakukan orientasi ke rumah sakit sebelum dirawat
(kenalkan pada perawat, orientasikan anak & klg pada
ruang rawat & fasilitas, kenalkan pada anak/pasien lain,
berikan identitas pada anak)
 Jelaskan aturan rumah sakit
 Laksanakan pengkajian perawatan.
 Lakukan pemeriksaan fisik & pemeriksaan lain sesuai
dengan
program
Menyusun ringkasan dari jurnal
penelitian dalam bentuk worksheets
tentang Family centered care (FCC) dan
Atraumatic Care

Anda mungkin juga menyukai