PERTEMUAN 1
H. KESIMPULAN
Pekerjaan perawat adalah pekerjaan yang lebih menitik beratkan pada unsur pengabdian /
pelayanan, sehingga selama dalam proses pendidikan keperawatan nilai nilai kemanusian
dan unsur pemberi pelayanan lebih ditekankan pada calon tenaga perawat. Oleh karena
itu kesiapan dan kedewasaan seorang perawat sangat diperlukan agar dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada pasien. Perawat yang dewasa dan berhasil akan
memiliki maksud dan rasa puas dalam hubungan dengan pekerjaan dan dengan
kehidupan pada umumnya.
Ia akan mendapatkan bahwa apa pun yang telah diabdikannya dalam pekerjaan akan lebih
daripada sekedar memperoleh imbalan ( Andrew McGhie, 1996 ). Sebagai pelayan
professional, keperawatan mempunyai karakteristik sebagai berikut (Schein E 1972;
dalam PPNI 2001) :
a. Profesioanl, berbeda dengan amatir, terikat dengan pekerjaan seumur hidup yang
merupakan sumber penghasilan utama.
b. Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan
karier professionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap
terhadap kariernya.
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap kokoh serta keterampilan khusus,
yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama.
d. profesioanl mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip- prinsip
dan teori-teori.
e. Beroriensi kepada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan klien
f. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan kepada kebutuhan obyektif klien
g. Mengetahui apa yang baik untuk klien, dan mempunyai otonomi dalam
mempertimbangkan tindakannya.
h. Membentuk perkumpulan profesi
i. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya, dan pengetahuan mereka
dianggap khusus.
j. Profesional dalam menyediakan pelayanan.
Psikologi penting untuk Perawat dan Perawatan Kesehatan Lainnya Profesional adalah
teks psikologi pengantar untuk mahasiswa keperawatan dan kesehatan. Dengan asumsi
tidak ada pengetahuan sebelumnya Graham Russell menggarisbawahi pentingnya
pemahaman teori psikologi dalam rangka untuk menyediakan perawatan pasien yang
tepat dalam praktek. Masing-masing bagian hasil pembelajaran, ringkasan bab, skenario
ilustratif, tes pertanyaan diri dan panduan untuk membaca diperpanjang, membuat ini
ideal teks pengantar bagi semua pendaftaran keperawatan program-pra.
PERTEMUAN 2
A. EMOSI
FUNGSI EMOSI
Fungsi adaptif
Komunikasi
Hubungan sosial
Perkembangan Moral dan sosial
Sumber kesenangan dan sakit
EMOTION: MOORE THAN A FEELING
Sebuah keadaan perasaan yang melibatkan pola perubahan wajah dan tubuh,
penilaian kognitif, dan keyakinan
EMOSI => - Perubahan Fisiologis : pd otot tubuh dan wajah
- Pengaruh Budaya : mempertajam pengalaman dan ekspresi emosi
- Proses Kognitif : interpretasi terhadap situasi emosional
BIOPSIKOLOGI EMOSI
B. PERASAAN
1. Suasana hatu: rasa yang terkandung di dalam situasi kejiwaan, yang dapat
berlangsung lama. Dibedakan menjadi:
a. euphoor: rasa gembira
b. netral: rasa acuh tak acuh
c. disphoor: rasa murung
d. humor: rasa yang timbul dan hilang di antara euphor dan netral
2. Perasaan dalam arti sempit: suatu rasa yang berkaitan dengan situasi konfrontasi
antara harga diri dengan harga yang lain, sehingga menimbulkan nilai yang
berbeda-beda rasanya bagi tiap orang. Misalnya melihat suatu obyek timbul rasa
tertarik, tapi bagi B timbul rasa muak. Hal ini sangat tergantung pada nilai
pribadinya dan nilai obyeknya
3. Emosi: suatu rasa yang menyimpang dari batas normal, sehingga kadang-
kadang ybs sulit menguasai diri dan terganggu penyesuaiannya dengan
lingkungannya.
setiap orang mengalami stres dari waktu ke waktu, dan umumnya seseorang dapat menghadapi
stress jangka pendek atau mengadaptasi stress jangka panjang sampai stress itu berlalu
STRES adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seseorang individu
untuk berespons atau melakukan tindakkan (selye,1976 )
respons terhadap segala bentuk stresor bergantung pada fungsi fisiologis,kepribadian, dan
karekteristik perilaku., sepertijuga halnya sifat dari stresor mencakup faktor – faktor sbb :
1. intensitas
2. cakupan
3. durasi
4. jumlah dan sifat stressor
stresor internal : berasal dari dalam diri seseorang ( mis, demam, kondisi seperti kehamilan
atau menaupause , atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah )
stresor eksternal ; berasal dari luar diri seseorang ( mis ; perubahan dalam suhu lingkungan,
perubahan dalam peran keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan.
JENIS STRESS
Stress fisiK
Stress kimiawi
Stress mikrobiologis
Stress fisiologis
Stress proses tumbuh kembang
Stress psikologis atau emosional
Pengalaman stress dapat bersumber dari :Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran
RESPON PSIKOLOGIS TERHADAP STRES
a. Kecemasan, Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri
dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan adalah emosi yang tidak
menyenangkan à istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik à jantung berdebar,
keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur
b. Kemarahan dan agresi, Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang
mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang
melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai
perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang
c. Depresi, Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai
rasa sedih
Hans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap
stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).
a. Local Adaptation Syndrom (LAS), Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap
stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi
mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS :
respon yang terjadi hanya setempat dan tidak
melibatkan semua system
respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk
menstimulasikannya.
respon bersifat jangka pendek dan tidak terus
menerus.
respon bersifat restorative.
LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah
ini:
1. respon inflamasi
respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya
pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses
penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :
• fase pertama : adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan penyempitan
pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya
kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler
sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera
tersebut
• Fase kedua : pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah
mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
• Fase ketiga : Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut
2. respon refleks antinyeri
respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan
lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
Bagaimana dengan GAS. Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap
stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin
Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan
otot dan daya tahan tubuh menurun Fase alarem melibatkan pengerahan mekanisme
pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume
darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk
meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk
keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut
jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan
meningkatnya kewaspadaan mental.
3. Fase Exhaustion (Kelelahan), Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat
tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala
penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit
arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan
dapat mengakibatkan kematian. Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis,
akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk
mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian
individu tersbut.
adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespons
terhadap stres.
TUJUAN STRESS
PENGERTIAN
Stress adalah reaksi setiap individu terhadap tuntutan lingkungan yang tidak dapat diatasi
secara pasti, reaksi pikiran, perasaan dan fisik.
Stress adalah suatu keadaan dimana “mental” kita lelah (kelelahan mental)
Kalau anda menjawab TIDAK Berarti dapat dibayangkan, kehidupan anda monoton,hampir
tiada terasa gairah hidup. Anda tidak mempunyai motivasi untuk berkembang, dengan
bertopeng dari kata-kata “berserah diri”
Stress dapat menyerang semua orang tanpa kecuali, yang pada awalnya memang bukan
gangguan kesehatan, namun apabila tidak segera disikapi, stress akan menjadi “virus” yang
dampaknya melebihi penyakit yang paling berbahaya bahkan bisa mematikan.
Dunia Bisnis, Dunia Kerja, Sekolah/pendidikan …identik dengan dunia yang penuh dengan
STRESS entah itu sekala berat atau sekala kelas Teri.
Tingkat stress sendiri berbanding lurus dengan tingkat aktifitas pikiran.
SIFAT STRESS
Stress Positip (p – stress), Mendorong pelakunya lebih pro –aktif, memacu alam pikiran
untuk menghadapi masalah yang menjadi sumber stress tersebut.
Stress Negatip (n – stress), Yang menyebabkan hidup tidak bergairah, semakin lesu.
Menimbulkan permasalahan: rasa cemas, depresi dan gangguan fisik.
Stress Negatip >>>>>stress positip, Kegagalan kemarin bisa saja menyeret diri ke stress
negatip. Namun bagi mereka yang berpikiran besar hal tersebut akan diarahkan ke situasi ,
dimana hal-hal positip dan membangun yang akan mengantikan suasana hati dan pikiran.
ANALISA PENYEBAB KEGAGALAN DIMULAI
DAMPAK STRESS
gangguan fisik
gangguan psikologis
gangguan prilaku
GANGGUAN FISIK
GANGGUAN PSIKOLOGI
Lupa
Insomnia / sudah tidur
Mudah marah
Hasrat seks berubah
Kebiasaan makan berubah
GANGGUAN PRILAKU
MANAJEMEN STRESS
PENERAPAN POAC
Dalam setiap aspek kehidupan mulai dari : pola makan, pola tidur, pola kegiatan aktifitas,
pola pikir dan sebagainya.
Pada intinya dalam menjalankan aktifitas kehidupan kita “memanage’ segala sesuatunya
dengan baik (lawannya adalah “biarkanlah hidup mengalir seperti air)
1. Jaga selalu kondisi tubuh dan perkuatlah dengan cara mengkonsumsi makanan dan
minuman 4 sehat 5 sempurna secara disiplin
2. Tidur dan istirahat yang cukup, karena tidur merupakan salah satu terapi untuk
mengurangi kemarahan, kesedihan, karena tidur memberi kesempatan pada otak untuk
relax.
3. Lakukan Olahraga teratur, karena gerak tubuh akan merangsang keluar zat ”endorphine”
yaitu zat yang membuat tubuh merasa nyaman. Orang yang senang berolahraga
umumnya tampak lebih fit dan bahagia.
4. Selalu berfikir positif, karena cerminan dari tindakan, tindakan positif berasal dari pikiran
positif, tindakan negatif berasal dari pikiran negatif……tidak ada orang yang berhasil
dalam hidupnya kalau selalu berfikiran negatif baik pada diri sendiri maupun orang lain.
5. Lakukan “HOBBY” atau hal-hal yang menyenangkan, karena hobby membuat rilex dan
sejenak melupakan rutinitas atau masalah yang ada.
6. Jangan terpaku pada rutinitas, harus berani berubah, tidak malu dan ragu, sebagai
contoh : merubah penampilan yang secara phsikologis hal ini menambah semangat baru.
7. Murah senyum, tertawa lepas, bersenandung/ bernyanyi dan bersosialisasi dengan
teman/lingkungan(perlu teman curhat, tidak memendam masalah sendiri)
8. Beribadah dan berdoa (tidak hanya pada masa sulit saja, berbuat pada semua orang,
bersyukur pada setiap usaha kita, baik yang berhasil atau tidak tetaplah bersyukur
PERTEMUAN 5
PENGERTIAN BERPIKIR
Suatu tindakan manipulasi aktif terhadap informasi, berasal dari input sensorik dan memori.
Suatu cara membuat kesimpulan terhadap fenomena yang sedang berlangsung di dunia,
berhubungan dengan pengamat atau pemikir, membuat tindakan yang akan datang berdasarkan
pada apa yang ditemukan
Penyusunan ulang atau manipulasi kognitif bai informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol
yang disimpan dalaM long term memory
PROSES BERFIKIR
Individu membuat hubungan antara objek yang menjadi pokok permasalahan dengan bagian-
bagian pengetahuan yang sudah dimilikinya.
1. Pembentukan pengertian
2. Pembentukan pendapat
KEGIATAN BERFIKIR
a. Berfikir asosiatif
Proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya ide lain secara bebas.
* Asosiasi Bebas : Ide tak terbatas
* Asosiasi Terkontrol : Ide dengan batasan topik tertentu
* Melamun : Menghayal bebas & tidak realisitis
* Mimpi : Ide yang tidak disadari pada waktu tidur
* Berpikir Artistik : Berpikir subjektif untuk menciptakan karya seni
b. Berfikir terarah
Proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada sesuatu, misalnya
untuk memecahkan persoalan.
*Berpikir Kritis : Membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
*Berpikir Kreatif : Berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai
hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, bentuk artistik
baru, dsb
Dalam proses berpikir kreatif untuk memecahkan suatu masalah, ada beberapa tahapan yang
perlu dilalui yaitu :
a. Tahap Persiapan : Memformulasikan masalah, fakta, dan data yang dibutuhkan untuk
pemecahan masalah
b. Tahap Inkubasi : Mengalihkan perhatian dari permasalahan, ide yang mengganggu
cenderung menghilang
c. Tahap Iluminasi : Mendapatkan Insight atau “Aha!”, munculnya cara pemecahan masalah
d. Tahap Evaluasi : Menilai ketepatan ide pemecahan masalah
e. Tahap Revisi : Menyesuaikan dan memperbaiki aspek pemecahan masalah agar menjadi
lebih tepat dan efektif.
KONSEP BELAJAR
Pengertian Belajar
Upaya/aktivitas secara mandiri dan sadar dari individu yang bertujuan untuk transformasi dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.
TEORI BELAJAR
a. Faktor Internal
- Fisik : Kesehatan, Cacat tubuh
- Psikologis : Intelegensi, Perhatian, Minat, Motivasi, Bakat, Kematangan, Kesiapan
b. Faktor Eksternal
-Keluarga : Pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya
bimbingan dari orang tua, rukun atau tidaknya situasi rumah, besar kecilnya rumah, ada
tdaknya kamar atau meja belajar
-Sekolah : Keadaan sekolah, kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum
dengan kemampuan anak, fasilitas perlengkapan, ruangan, jumlah murid perkelas, tata
tertib sekolah
-Masyarakat : Keadaan masyarakat sekitar (tingkat pendidikan, moral)
LUPA
Suatu kondisi dimana suatu informasi yang telah disimpan hilang dari memori otak jangka
panjang (long term memory)
● Karena berjalannya waktu, informasinya jarang digunakan, adanya percampuran informasi
lama dengan informasi baru (interference), atau karena sejak awal informasi memang hanya
tersimpan dalam memori otak jangka pendek (short term memory).
Contoh :
-Singkatan menarik,
A. KONSEP INTELEGENSIA
Secara harfiah kata intelegensia berasal dari Bahasa inggris yaitu “intelegence = inteligere”
berarti Menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Dalam Bahasa latin
a. Guilford menjelaskan bahwa tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses
berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau
kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan.
b. Howard Gardner (1985) mengemukakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk
memecahkan masalah, atau menciptakan suatu produk dalam berbagai macam setting dan
dalam situasi nyata.
c. Edward Thorndike InteleĀensi adalah hal yanĀ dapat dinilai sebaĀai kemampuan untuk
menentukan ketidaklenĀkapan kemunĀkinan-kemunĀkinan dalam perjuanĀan hidup
individu.
d. Alÿred Binet InteleĀensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan
suatu tujuan, untuk menĀadakan penyesuaian dalam ranĀka mencapai tujuan itu dan
untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri.
a. Faktor Pembawaan
Faktor pembawaan merupakan faktor pertama yang berperan di dalam intelegensi. Faktor
ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan
seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
b. Faktor Minat dan Pembawaan yang khas
Faktor minat ini mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan
bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luas.
c. Faktor Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan sengaja, seperti
yang dilakukan di sekolah dan pembentukan yang tidak disengaja, misalnya pengaruh
alam disekitarnya.
d. Faktor Kematangan
Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia
telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing.
PENGUKURAN INTELEGENSIA
GANGGUAN INTELEGENSIA
a. Retardasi Mental (RM) , Keadaan dengan intelegensi kurang (abnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa kanak-kanak). Keadaan kekurangan
intelegensi sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan seseorang menjadi terganggu.
a. Idiot, taraf IQ paling rendah (dibawah 20), perkembangan jiwanya tidak akan lebih dari
usia 3 tahun, sekalipun usia kalendernya remaja atau dewasa. Mereka tidak dapat bicara,
tidak dapat berjalan, terus ngompol dan harus ditolong selama hidupnya.
b. Imbesil, mempunyai IQ 20 – 50, dapat mencapai taraf usia kejiwaan 3 sampai 7 tahun.
Dapat diajari memelihara diri sendiri dalam kebutuhan sederhana dan menjaga diri dari
bahaya, misalnya buang air, memakai baju, menghindari api, berteduh dari hujan dan
sebagainya. Mereka juga memerlukan bantuan orang lain seumur hidupnya.
c. Debil atau Moron, taraf IQ 50 – 70, mereka dapat mencapai taraf usia kejiwaan 7,5 – 10,5
tahun. Mereka masih dapat diajari berhitung, menulis dan melakukan pekerjaan-
pekerjaan sederhana, sekalipun harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan waktu yang
lama.
B. KONSEP KREATIFITAS
PENGRTIAN KREATIVITAS
a. Suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, dimana individu dapat menciptakan ide-
ide asli/ adaptif terhadap fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang.
b. Keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subyek dari perspektif baru dan
membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak
dalam pikiran.
c. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan ide-ide atau membentuk
kombinasi-kombinasi baru berdasarkan apa yang dipikirnya.
d. Kreativitas mengandung unsur-unsur pengetahuan, imajinasi dan evaluasi.
a. Kesadaran dan kepekaan (sensitivitas) terhadap masalah, individu yang kreatif memiliki
kesadaran tinggi dan kepekaan yang tajam terhadap lingkungan dimana ia berada,
dibanding individu yang lain
b. Ingatan (memory), individu yang kreatif memiliki daya ingat yang menonjol, ingatan
jangka panjang yang baik, menyimpan banyak informasi untuk menghasilkan ide- ide
kreatif
c. Kelancaran, individu yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangkitkan
sejumlah ide besar dengan mudah
d. Fleksibilitas, individu yang kreatif memiliki kemampuan untuk membangkitkan banyak
ide
e. Disiplin dan keteguhan diri, individu yang kreatif tidak saja mengembangkan ide-ide
baru, tetapi bekerja keras dan teguh untuk mengembangkannya
f. Keaslian, individu yang kreatif memiliki kemampuan untuk menghasilkan ide-ide, cara
pemecahan masalah, menggunakan hal- hal atau situasi dengan cara yang luar biasa
g. Penyesuaian diri (adaptasi), individu yang kreatif terbuka terhadap pengalaman baru
h. Permainan intelektual, individu yang kreatif memiliki kesukaan menggali ide-ide untuk
kepentingan mereka sendiri
i. Humor, individu yang kreatif memiliki kemampuan untuk bereaksi secara spontan
terhadap kejanggalan makna atau pelaksanaan
j. Non-konformitas, individu yang kreatif memiliki dorongan yang berbeda, berani
mengambil resiko atas kegagalan
k. Toleran terhadap ambiguitas, individu yang kreatif secara aktif mengusahakan
ketidakpastian kompleksitas dan ketidakteraturan dijadikan tantangan untuk
menghasilkan kepuasan
l. Kepercayaan diri, individu yang kreatif memiliki kepercayaan diri dalam dirinya yang
berharga terhadap karyanya dan sebuah pengertian tentang misi atau keharusan.
m. Skeptisisme, individu yang kreatif skeptis terhadap ide-ide yang diterima dan sering
memainkan (pembelaan yang menentang apa yang dianggap baik) serta mempersoalkan
fakta-fakta atau dugaan-dugaan
n. Intelegensi, individu yang kreatif memiliki IQ di atas rata-rata
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS
a. Faktor intrinsik,
seperti intelegensi, bakat, minat, kepribadian dan perasaan
b. Faktor ekstrinsik,
seperti adat istiadat, sosial-budaya, pendidikan dan lingkungan
A. PENGUKURAN
a. Pengukuran : Test atau evaluasi yang menunjukkan satu nama atau satu makna yang
berkenaan dengan mengkonstruksi, mengadministrasi, dan penskoran test
b. Pengukuran ⇒ Kegiatan yang dilakukan terhadap kemampuan dan kemauan belajar,
berlaku untuk test hasil belajar dan sampai batas-batas tertentu juga untuk test bakat.
Berbeda dengan,
c. Penilaian ⇒ Aktivitas yang dilakukan terhadap tingkah laku yang bersifat kualitatif,
berlaku untuk test-test sikap dan kepribadian
a. Validitas : Hasil test sesuai dengan kriteria yang dirumuskan dan hanya berlaku untuk
kriteria tertentu.
Validitas Semu : Hasilnya beraneka ragam dan tidak objektif
Validitas Konten : Digunakan untuk test hasil belajar
Validitas Empiris : Validitas yang memuaskan karena ada korelasi antara hasil dan kriteria
test
b. Reabilitas : Ketetapan dari nilai yang diperoleh sekelompok individu dalam kesempatan
yang berbeda dengan test/item yang sama.
c. Norma : Status Quo (Tidak Mutlak) dan disesuaikan dengan kondisi. Dipakai dalam
kelompok besar, representatif, bahan test harus sama dengan bahan yang dijadikan
norma.
UJI PSIKOLOGI
Suatu cara untuk mengetahui intelegensi, ketekunan, bakat, minat, dengan tujuan untuk
menyelidiki watak dan kemampuan seseorang.
Dilakukan dengan pemberian tugas untuk menyelesaikan sesuatu / menelaah masalah
tertentu
Test Psikologi dipakai untuk membedakan manusia normal dan abnormal. Digunakan untuk
meramalkan dan mendiagnosa. Menurut Dyer suatu test tidak pernah menunjukan tujuan
akhir dari suatu penyelidikan karena :
a. Suatu test tunggal tak cukup memberi gambaran mengenai suatu kemampuan, sifat atau
sikap perseorangan.
b. Bahwa test jangan dikirakan mutlak, abadi interpretasinya.
c. Bahwa tak dapat dianggap suatu mesin yang dapat diputar begitu saja untuk
mendapatkan suatu hasil. Tes adalah suatu penilaian manusia, hasil pemikiran manusia
setelah daya upaya keras dan bukan sesuatu yang ber-sifat fisik belaka.
a. Test intelegensi
Untuk mengukur kecakapan umum 3 aspek kemampuan :
memusatkan kepada suatu masalah yang harus dipecahkan
Adaptasi terhadap masalah yang dihadapi
Kritik terhadap masalah dan diri sendiri Model Binnet Test, Spearman Test,Thurstone Test
b. Test kepribadian
Untuk mengetahui keadaan jasmani,temperamen, system nilai, dsb. Mengukur
pengendalian diri, kepercayaan diri, hubungan interpersonal, komitmen, optimisme,
kemandirian, motivasi berprestasi, daya tahan terhadap stress, penyesuaian diri, dsb.
c. Test bakat
Untuk memprediksi penampilan atau performa. Mengukur kemampuan berpikir, bekerja
dengan angka, penalaran, visualisasi, kemampuan bahasa, penalaran di bidang mekanik,
dan kecepatan respon.
d. Test minat
Untuk memperkirakan minat individu dalam berbagai bidang pekerjaan, antara lain
outdoor, mekanik, komputasi, keilmiahan, persuasi, artistik,kesastraan, musik, dan
pelayanan sosial.
Tes psikologi bertujuan untuk mengenali diri individu secara obyektif dan mengungkap
berbagai aspek dalam diri sebagai dasar pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
B. PERILAKU ABNORMAL
Menurut Kartini Kartono, Perilaku Normal : Perilaku yang adekuat (serasi dan tepat), yang
bisa diterima masyarakat pada umumnya.
Perilaku Pribadi Norma : Sikap hidup sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat ia
berada, sehingga tercapai satu relasi interpersonal dan interaksi sosial yang memuaskan.
Menurut Atkinson R.L. dkk, menetapkan 6 kriteria normalitas, yaitu :
1. Persepsi dan realitas yang efisien
2. Mengenali diri sendiri, mampu melakukan penyesuaian, memiliki kesadaran, perasaan
dan motif secara baik.
3. Kemampuan mengendalikan perilaku secara sadar
4. Harga diri dan penerimaan, menyesuaikan diri, menilai harga dirinya dan merasa
diterima oleh orang lain.
5. Kemampuan membentuk hubungan harmonis dengan orang lain.
6. Produktivitas, mampu menyesuaikan diri dan menyalurkan kemampuan dengan baik ke
aktivitas produktif.
Perilaku yang menyimpang jauh dari perilaku normal atau berbeda dari keadaan integrasi
ideal.
Menurut Atkinson R.L. dkk perilaku abnormal dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu
1. Secara statistik menyimpang dari normal, jadi tidak sesuai dengan perilaku masyarakat
umumnya
2. Maladaptif, jika memiliki pengaruh buruk pada individu atau masyarakat
3. Menyimpang dari norma sosial, perilaku yang menyimpang secara jelas dari standar
atau norma dalam masyarakat
4. Distress pribadi, adanya perasaan distress subjektif individu
a. Factor keturunan
Idiopathy, Psikosis, Neurosis, Idiocy, Psikosa Sifilitik
b. Factor sebelum lahir
Terjadi pada ibu, karena kekurang nutrisi, infeksi, luka, keracunan, sakit, psikosis, trauma
pada kandungan
c. Factor ketika lahir
Kelahiran dengan alat, Asphyxia, Premature, Primogeniture
d. Factor setelah lahir
Pengalaman traumatik, kejang, infeksi selaput otak, kekurangan nutrisi, factor psikologis
● Perilaku tidak dapat diterima secara sosial atau melaggar norma sosial
● Perilaku Maladaptif
a. Psikopat : Kelainan perilaku tidak mempunyai hati nurani, berbuat semaunya sendiri
tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain. Dalam bentuk ekstrim menjadi
pembunuh berdarah dingin atau penipu ulung.
b. Defisiensi Moral : Kelainan perilaku selalu melakukan kejahatan, asosial, tetapi tidak
ada penyimpangan pada intelektualnya.
c. Abnormalitas Seksual : Kelainan bentuk relasi seks yang tidak bertanggung jawab yang
didorong oleh kompulsi abnormal. Perilaku seks yang tidak dapat menyesuaikan diri
dengan tuntutan masyarakat dan kebutuhan diri untuk mengembangkan diri menjadi lebih
baik.
d. Psikoneurosis : Kelainan mental ringan atau ketegangan pribadi yang terus menerus
akibat adanya konflik dalam diri yang tak kunjung reda dan berakhir kepada
psikoneurosis.
e. Psikosa : Kelainan kepribadian mayor karena seluruh kepribadiannya terkena sehingga
tidak dapat hidup dan bergaul normal dengan orang sekitarnya.
PERTEMUAN 8
PERILAKU MANUSIA
a. Native behavior
Native behavior merupakan perilaku bawaan, bukan merupakan hasil belajar.
Perilaku semacam ini sering juga disebut insting.
b. Acquired behavior
Acquired behavior adalah perilaku yang terbentuk sebagai hasil belajar. Perilaku ini
terbentuk karena individu berinteraksi dengan lingkungannya, baik itu lingkungan
fisik maupun lingkungan social
PF : predisposing factors
Teori green
Behavior : perilaku
Predisposing Factors : faktor-fkator predisposisi yg terwujud dlm pengetahuan, sikap,
kepercayaan, nilai-nilai dst.
Enabling Factors : faktor-faktor yg memungkinkan yg terwujud dlm, fasililitas, lingkungan,
dst.
Reinforcing Factors : faktor-faktor pendorong terjadinya perilaku.
Teori B. Kar
Behavior : perilaku
Behavior Intention : niat / motif untuk berperilaku
Social Support : dorongan dari orang-orang tertentu.
Accesebility of Information : informasi yg dapat diperoleh
Personal Autonomy : otonomi / kemandirian pribadi
Action Situation : situasi yang memungkinkan tindakan dilakukan
c. Teori WHO
B = f (TF, PR, R, C)
B : behavior PR : personal
f : function reference
TF : thought and R : resource
feeling C : culture
Teori WHO
Behavior : perilaku
Thought and Feeling : apa yang dipikirkan dan dirasakan
Personal Reference : orang-orang tertentu yg dijadikan panutan
Resources : sumber dana yg dibutuhkan
Culture : kebudayaan masyarakat sekitar
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Horton
Atkinson
Menurut Atkinson kepribadian ialah pola perilaku dan cara berfikir yang khas yang menentukan
penyesuaian diri indivindu terhadap lingkungan.
-bersifat khas ; pembeda dengan orang lain -berfungsi baik atau buruh ; cara bagaimana
manusia berada di dunia
- berjangka waktu lama ; tidak mudah
berubah
tanggung jawab
-pesimis
2.Tipologi Kretschmer
Menurut Kretschmer :
Interaksi antara aspek fisik /biologis dan psikologi (kejiwaan/tempramen ) seseorang akan
membentuk kepribadiannya (Sunaryo,2002)
Kejiwaan : Schizothym & Cyclothym
Schizothym
Tipe kepribadian yang sulit utk kontak dengan dunia luar dan
menutup diri sendiri (autisme)
Secara umum pemalu,penyendiri,lekas tersinggung
Tipe ini di jumpai pada konstitusi tubuh , seperti : Leptosom,Athletis
,dysplastis
Cyclothym :
Tipe kepribadian yang mudah kontak dengan dunia luar ,mudah
menyesuaikan diri dengan orang lain
Secara umum bersifat aktif, lekas bereaksi terhadap stimulus,
emosi tidak stabil ; konstitusi tubuh piknis
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN
a. Biologis (heredity)
Warisan biologis yang terpenting terletak pada kecerdasan dan kematangan biologis,
yang membawa pengaruh terhadap kepribadian.
b. lingkungan alam/geografis (natural environment)
Perbedaan iklim, letak geografis, sumber daya alam, menyebabkan manusia harus
beradaptasi dengan lingkungan alam.Contoh: watak berbeda (pantai –gunung) Biasanya
orang pantai lebih keras intonasi suaranya, agak temperamental saat berbicara dengan
lawan bicaranya.
c. Lingkungan sosial (social heritage)
Masyarakat dan kebudayaan mempengaruhi kepribadian seseorang/individu Perilaku
tersebut akan diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya.
b. Fase Autonomy versus shame and doubt/otonomi versus rasa malu dan ragu (1 to 3
years)
Anak belajar mandiri (otonomi): makan, berpakaian menjaga kebersihan sendiri
Kegagalan membuat anak malu dan merasa ragu akan kemampuannya
Orang tua sebagai agen social utama
f. Intimacy and Solidarity vs Isolation (keintiman dan solidaritas vs isolasi) usia dewas
awal :20 to 35 years (young adulthood)
Pada tahap dewasa awal, individu mulai mengembangkan hubungan sosial yg mengarah
kepada ikatan perkawinan atau hubungan persahabatan yg erat dan bertahan dalam
waktu yg panjang
Perkembangan identitas mendasari perkembangan keakraban indv dgn orang lain (intimacy)
Kemampuan mengembangkan hubungan dengan sejenis/lawan jenis
Salah satu aspek keintiman adl solidaritas
Jika keintiman gagal dicapai, indv cenderung menutup diri
Agen sosial utama adalah kekasih, pasangan, dan teman dekat (dari kedua jenis kelamin)
Penyimpangan perkembangan
Ketidakdewasaan emosional; mungkin menyangkal kebutuhan akan hubungan pribadi
Penyimpangan perkembangan
Ketidakmampuan untuk menunjukkan perhatian
pada siapa pun kecuali diri sendiri
Penyimpangan perkembangan
Mengalami kesulitan menangani masalah penuaan dan
kematian; mungkin memiliki perasaan putus asa
PERTEMUAN 10
a. Masa kanak kanak,merupakan awal kehidupan manusia, dimulai saat manusia dilahirkan.
Pada masa ini penting sekali peran orang tua terhadap perkembangan kepribadian anak.
Pengaruh orang tua dan lingkungan tidak berhenti dimasa anak anak saja, tetapi
berlangsung terus.
b. Masa remaja, merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa
kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis
dan psikologis. Perkembangan masa remaja dibagi menjadi 4 tingkat yaitu : masa pra
puber, masa puber atau masa remaja, berlangsung 2,5 s/d 3,5 tahun, masa post puber,
masa akhir puber.
c. Masa dewasa, biasanya dimulai dari usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun dan
biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak yang
telah berkembang dan mampu berproduksi.
d. Masa tua, problem utama adalah kesepian atau kesendirian. Masa tua merupakan masa
sekitar masa hidup manusia. Orang tua memiliki kemampuan regeneratif yang terbatas
dan lebih mudah terserang penyakit. Untuk biologi penuaan lihat senescence. Di dunia
Barat seseorang dianggap tua ketika mereka mencapai umur 60-65 tahun.
problem utama adalah rasa kesepian dan kesendirian
mereka sudah bisa melewatkan kesibukan dlm pekerjaan yg merupakan pegangan hidup &
dapat memberikan rasa aman serta rasa harga diri. Pada saat pensiun, hilang kesibukan,
anak-anak mulai menikah dan meninggalkan rumah.
badan mulai lemah dan tidak memungkinkan bepergian jauh. hal ini menyebabkan
semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan mengalami kemunduran mental
Proses sensory adalah kemampuan untuk memproses atau menggorganisasikan in put sensorik
yang siterima. Secra umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses masuknya
rangsangan melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan
berakhir dengan perbuatan.
tekanan
Contoh :
Pengamatan Melalui Tiga Proses, Yaitu Fisik (Stimulus Mengenai Indera), Fisiologis
(Stimulus Diteruskan Oleh Saraf Sensoris Ke Otak), Dan Psikologis (Interpretasi Terhadap
Stimulus Yang Diterima Otak) dan psikologis
CONT..
Tahapan Proses Sensorik Diawali Dgn Penerimaan Input (Registration), Yaitu Individu
Menyadari Adanya Input. Proses Selanjutnya Adalah Orientasi (Orientation), Yaitu
Tahapan Individu Untuk Memperhatikan Input Yang Masuk. Tahap Berikutnya, Kita Mulai
Mengartikan Input Tersebut (Interpretation). Selanjutnya, Tahap Organisasi (Organization)
Yaitu Tahapan Otak Untuk Memutuskan Apakah Memperhatikan Atau Mengabaikan Input
Ini. Tahap Terakhir Adalah Eksekusi (Execution), Yaitu Tindakan Nyata Yang Dilakukan
Terhadap Input Sensorik yg diterima
a. Osolasi ( ayunan), terjadi karna perhatian atau pengamatan yang mudah beralih sehingga
menyebabkankesan yang selalu berubah
b. Ilusi, terjadi karna kesalahn persepsi sehingga terjadi kesalahn pengamatan. Penyebab
rangsangan yang keliru, kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa, harapan2 tertentu
sehingga menimbulkan berbagai prasankan dan tidak adanya analisis terhadap kesan yang
di terima
c. Halusinasi, Terjadi Apabila Individu Mempunyai Kesan Ttg Sesuatu, Atau Dikatakan
Sebagai Bentuk Kesalahan Pengamatan Tanpa Obyek Penginderaan Tidak Disertai
Stimulus Yang Adekuat.
PROSES MOTORIK
Adalah kemampuan untuk memperoses atau secara menggorganisasikan in put sensorik yang
siterima. Secra umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses masuknya
rangsangan melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan
berakhir dengan perbuatan.
CONT..
yaitu : AnalisatorAdalah alat penerima rangsangan, seperti ; mata,pendengaran takti atau alat
perasa, dan semua yang berhubungan dengan stimulis. kinestetik adalah alat penerima
rangsangan yang berbentuk saraf dan ototyang terdapat pada tubuh manusia. Vestibular adalah
perasaan gerak yang terletak di dalam telinga.
Proses sensorik menyebabkan manusia dapat mengenal alam diluar dirinya, yang berguna untuk
mengembangkan dirinya sebagai makhluk social. Akubat dari proses sensorik manusia dapat
berperilaku dalam betuk…
a. Fantasi, yaitu suatu daya untuk mencipatakan sesuatu yang baru. Menurut kejadiannya
ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut fantasi aktif) dan ada pula
fantasi yang tidak disadari (fantasi pasif).
b. Berfikir, merupaka proses Tanya jawab antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang
baru, dengan menggunakan akal.
c. Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan men- gukur sesuatu
menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira dan lain-lain. Berdasarkan perasan,
manusia dapat dibagi dua golongan, yaitu : golongan eukolia ( orang yang selalu merasa
gembira atau optimis) dan golongan diskoloi (orang yang sealu merasa tidak senang,
murung dan pesimis.
PERTEMUAN 12
PERSEPSI
PENGERTIAN PERSEPSI
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaaan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun
proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stinulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus diterima oleh alat indera, yaitu yang
dimaksud dengan penginderaan, dan melalui proses penginderaan tersebut stimulus itu menjadi
sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan diinterprestasikan ( Davidoff, 1981 ).
Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dalam individu sendiri.
Namun demikian sebagian besar stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan.
Sekalipun persepsi dapat melalui macam – macam alat indera yang ada pada diri individu, tetapi
sebagian besar persepsi melalui alat indera penglihatan.
Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada
dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tsb, maka dalam persepsi
dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman- pengalaman individu
tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda
antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu bersifat individual (Davidoff, 1981;
Rogers, 1965 ).
Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus
yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak proses ini yang disebut
sebagai proses fisiologis.
Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa
yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau
dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis.
ORGANISASI PERSEPSI
Dalam organisme atau individu mengadakan persepsi timbul suatu masalah apa yang dipersepsi
terlebih dahulu, apakah bagian merupakan hal yang dipersepsi lebih dahulu, baru kemudian
keseluruhannya, ataukah keseluruhan persepsi lebih dahulu baru kemudian bagian2nya. Hal ini
berkaitan bagainmana seseorang mengorganisasikan apa yang dipersepsinya.
Dalam hal ini memang ada 2 teori yang berbeda satu dengan yang lain, atau bahkan dapat
dikatakan berlawanan dalam hal persepsi ini yaitu (1) teori elemen, dan (2) teori gestalt. Menurut
teori elemen dalam individu mempersepsi sesuatu maka yang dipersepsi mula – mula adalah
bagian2nya, baru kemudian keseluruhan atau gestalt merupakan hal yang sekunder.
Sebaliknya menurut teori gestalt dalam seseorang mempersepsi sesuatu yang primer adalah
keseluruhannya atau gestaltnya, sedangkan bagian – bagiannya adalah sekunder. Penelitian –
penelitian secara eksperimental dilakukan oleh Wertheimer, dkk. Dalam persepsi sehingga
menemukan beberapa hukum dalam persepsi. Hukum – hukum persepsi menurut gestalt adalah
sebagai berikut :
a. Hukum Pragnanz, Pragnanz berarti penting, meaningsful, penuh arti atau berarti. Jadi
apa yang persepsi itu menurut hukum ini adalah penuh arti, suatu kebulatan yang
mempunyai arti penuh, meaningsfull. Hukum ini oleh kaum gestalt dipandang sebagai
hukum yang pokok.
b. Hukum Figure-Ground, Dalam persepsi dikemukakan adanya dua bagian dalam
perceptual field, yaitu figure yang merupaka bagian yang dominan dan merupakan fokus
perhatian, dan ground yang melatar belakangi atau melengkapi. Antara figure dan ground
dapat pindah atau bertukar peran satu dengan yang lain, yaitu yang semua ground dapat
menjadi figure. Hal ini akan bergantung pada perhatian seseorang dalam mengadakan
persepsi itu.
c. Hukum Kedekatan, Hukum ini menyatakan bahwa apabila stimulus itu saling
berdekatan satu dengan yang lain, akan adanya kecendrungan untuk dipersepsi sebagai
suatu keseluruhan atau suatu gestelt.Contoh : Xx xx xx
Dalam gambar diatas orang akan mempersepsi silang pertama dan kedua, ketiga dan
keempat, kelima dan keenam masing2 merupakan suatu gestalt daripada silang kedua
denga silang ketiga, silang keempat denga silang ke lima.
d. Hukum Kesamaan ( similitary ), Hukum ini menyatakan bahwa stimulus atau objek
yang sama, mempunyai kecendrungan untuk dipersepsi sebagai suatu kesatuan atau
sebagai suatu gestalt.
e. Hukum kontinutas, Hukum ini menyatakan bahwa stimulus yang mempunyai
kontinutas satu dengan yang lain, akan terlihat dari ground dan akan di persepsi sebagai
suatu kesatuan atau keseluruhan.
f. Hukum Kelengkapan atau Ketertutupan ( closure ), Hukum ini menyatakan bahwa
dalam persepsi adanya kecendrungan orang mepersepsi sesuatu yang kurang lengkap
menjadi lengkap, sehingga menjadi sesuatu yang penuh arti atau berarti.
OBJEK PERSEPSI
Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia.
Ojek persepsi dapat dibedakan atas yang non manusia dan manusia. Objek pesepsi yang
berwujud manusia ini disebut person perception atau juga ada yang menyebutkan sebagai social
perseption, sedangkan persepsi yang berobjekkan non manusia, hal ini sering disebut sebagai
nonsocial perseption atau juga disebut sebagai things perseption.
Apabila yang dipersepsi itu manusia maka onjek persepsi mempunyai aspek – aspek yang sama
dengan yang mempersepsi. Orang yan dipersepsi akan dapat mempengaruhi pada orang yang
mempersepsi, dan hal ini tidak akan dijumpai bila yang dipersepsi tu non manusia. Karena itu
pada objek persepsi, lingkungan yang melatar belakangi objek persepsi, dan peseptor sendiri
akan sangat menentukan dalam hasil persepsi.
a. Konsistensi Bentuk, Pengalaman memberikan pengertian bahwa bentuk uang logam itu
bulat, hal tersebut sebagai hasil persepsi, bahwa uang logam itu bulat. Kalau seseorang
melihat uang logam dalam posisi miring maka akan terlihat bahwa uang logam tersebut
tidak kelihatan bulat. Namun demikian orang akan selalu berkata – dan ini sebagai hasil
persepsi– bahwa uang logam itu bulat, sekalipun yang dilihat pada posisi uang logam
miring tidak bulat.
b. Konsistensi Warna, Atas dasar pengalaman orang mengerti bahwa susu murni itu
berwarna putih. Walaupun pada suatu waktu orang dijamu minuman susu yang
penerangannya agak remang – remang berwarna merah sehingga susu itu kelihatan agak
merah, tetapi dalam mempersepsi akan berpendapat bahwa susu itu berwarna putih.
c. Konsistensi Ukuran ( size ), Pengalaman memberikan pengertian bahwa binatang yang
namanya gajah yang telah dewasa itu ukurannya besar, lebih besar daripada seekor
harimau, apabila seseorang melihat
seokor gajah dari kejauhan maka gajah tersebut kelihatannya
kecil. Sekalipun yang dilihat itu kecil, namun dari hasil,persepsi
tetap orang menyatakan bahwa gajah itu tetap mempunyai
ukuran yang besar.
PERHATIAN
Seperti telah dikemukakan dimuka perhatian merupakan syarat psikologis dalam individu
mengadakan pesepsi, yang merupakan langhkah persiapan, yaitu adanya kesediaan individu
untuk mengadakan persepsi. Dengan demikian maka apa yang diperhatikan akan betul – betul
disadari oleh individu, dan akan betul – betul jelas bagi individu yang bersangkutan. Karena itu
perhatian dan kesadaran akan mempunyai kolerasi yang positif. Makin diperhatikan sesuatu
objek akan makin disadari objek itu dan makin jelas bagi individu.
Hal – hal lain yang tidak sepenuhnya diperhatikan akan terletak diluar pusat kesadaran. Makin
jauh dari pusat kesadaran makin kurang diperhatikan, dan makin kurang disadari.
Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, perhatian dapat dibedakan atas perhatia spontan dan
perhatian tidak spontan.
a. Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan secara
spontan. Perhatian ini erat hubungannya dengan minat individu.
b. Perhatian tidak spontan yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karena itu
harus ada kemauan untuk menimbulkannya. Seorang murid mau tidak mau harus
memperhatikan pelajaran sejarah misalnya, sekalipun ia tidak menyenangi, karena ia
harus mempelajarinya.
STIMULUS
Seperti telah dikemukakan diatas individu pada suatu waktu menerima bermacam – macam
stimulus, agar stimulus dapat disadari oleh individu stimulus harus cukup kuatnya. Apabila
stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu stimulus tidak akan
dapat dipersepsi, atau disadari oleh individu yang bersangkutan.
Batas minimal kekuatan stimulus yang dapat menimbulkan kesadaran pada individu disebut
ambang absolut sebelah bawah ( underwood 1945 ) atau juga disebut ambang stimulus
( Towmsend, 1953 ), yaitu kekuatan stimulus minimal yang dapat disadari oleh individu, kurang
dari kekuatan tsb individu tidak akan dapat menyadari stimulus itu.
Apabila kekuatan stimulus ditambah, maka stimulus akan makin kuat, dan orang akan mampu
membedakan kekuatan stimulus satu dengan yang lain. Sampai sejauhmana kemampuan individu
membedakan stimulus satu denga yang lain, hal ini akan menyangkut ambang perbedaan, ada
orang yang dapat dengan tajam membedakan kekuatan stimulus satu dengan yang lain, tetapi ada
pula yang tidak dapat denga tajam membedakan.
Misalnya seperti dikemukakan oleh Huygens kekuatan stimulus untuk penglihatan terletak antara
390 milimicron dan 760 milimicron. Keuatan dibawah 390 milimicron adalah subliminal,
sedangkan yang diatas 760 milimicron dikatakan subliminal ( Harriman, 1950 ).
jika stimulus merupakan faktor eksternal dalam prosesmpersepsi, maka faktor individu
merupakan faktor internal. Menghadapi stimulus luar itu individu bersikap selektif untuk
menentukan stimulus mana yang akan diperhatikan sehingga menimbulkan kesadaran pada
individu yang bersangkutan keadaan individu pada suatu waktu ditentukan oleh :
a. Sifat struktural dari individu, yaitu keadaan individu yang lebih bersifat permanen.
Ada individu yang suka memperhatikan sesuatu hal sekalipun hal itu kecil atau tidak
berarti, tetapi sebaliknya ada individu yang mempunyai sifat acuh tak acuh terhadap
keadaan yang ada disekitarnya.
b. Sifat temporer dari individu yaitu keadaan individu pada sesuatu waktu. Orang yang
dalam keadaan marah misalnya akan lebih emosional daripada kalua dalam keadaan
biasa.
c. Aktivitas yang sedang berjalan pada individu. Sesuatu hal atau benda pada suatu
waktu tidak menarik perhatian seseorang tetapi pada waktu yang lain justru sebaliknya.
a. Telinga bagian luar, yaitu merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar.
b. Telinga bagian tengah, yaitu merupakan bagian yang meneruskan stimulus yang diterima
oleh telinga bagian luar, jadi bagian ini merupakan transformer.
c. Telinga bagian dalam, yaitu merupakan reseptor yang sensitive yang merupakan saraf –
saraf penerima.
Orang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indera penciuman yaitu hidung, sel – sel
penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam
Stimulusnya berwujud benda – benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan
mengenai alat – alat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris
ke otak, dan sebagai respon dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa yang diciumnya
yaitu bau yang diciumnya.
Indera pengecap terdapat dilidah. Stimulusnya merupakan benda cair. Zat cair itu mengenai
ujung sel penerima yang terdapat pada lidah, yang kemudian dilangsungkan oleh syaraf sensoris
ke otak, hingga akhirnya orang dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang dikecap itu.
Mengenai rasa ini ada 4 rasa pokok yaitu ; Pahit, Manis, Asin, Asam
Indera ini dapat merasakan rasa sakit, rabaan, tekanandan temperatur. Teta[I tidak semua bagian
dari kulit dapat menerima rasa – rasa ini. Pada bagian – bagian tertentu sajayang dapat untuk
menerima stimulus – stimulus tertentu. Rasa – rasa tersebut diatas merupakan rasa –rasa kulit
yang primer, sedangkan disamping itu masih terdapat variasi yang bermacam – macam.
Dalam hal tekanan atau rabaan, stimulusnya langsung mengenai bagian kulit bagian rabaan
atuntekanan. Stimulus ini akan menimbulkan kasadaran akan lunak, keras, halus dan kasar.
Stimulus yang dapat menimbulkan rasa sakit dapat bersifat khemis maupun electrical dan
sebangsanya yang pada pokoknya stimulus itu cukup kuat menimbulkan kerusakan
ILLUSI
Illusi merupakan kesalahan individu dalam memberikan interpretasi atau arti terhadap stimulus
yang diterimanya. Misalnya tonngak dikira orang yang sedang berdiri. Illusi bukanlah
merupakan kelainan dalam kehidupah kejiwaan seseorang. Hal ini berlainan dengan halusinasi,
yang merupakan kelainan dalam kejiwaan seseorang. Pada halusinasi individu merasa
mengalami sesuatu persepsi, sekalipun scara objektif individu yang bersangkutan tidak dikenai
sesuatu stimulus. Jadi secara objektif stimulus tidak ada tetapi secara subjektif individu merasa
adanya stimulus, karena itu ia mengalami persepsi. Misalnya orang yang sedang sakit panas, ia
berlari – lari karena merasa dikejar – kejar oleh seseorang yang belum dikenalnya, sekalipun
secara objektif orang yang mengejar ( stimulus ) itu tidak ada. Keadaan semacam ini merupakan
keadaan yang tidak normal. Jadi kalau seseorang mengalami halusinasi, maka ini sesuatu
pertanda bahwa keadaan jiwanya telah mengalami gangguan. Biasanya halusinasi merupakan
pendahuluan ketidaknormalan jiwa.
Mengenai illusi terdapat adanya bermacam – macam factor yang menjadi sebab yaitu :
a. Faktor Ke-alaman, Illusi terjadi karena faktor alam, misalnya illusi ekho ( gema ), illusi
kaca.
b. Faktor Stimulus
Stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu dapat menimbulkan illusi, misalnya gambar
yang ambiguous, yang mempunyai arti lebih dari satu dapat menimbulkan illusi.
Stimulus yang tidak dianalisis lebih lanjut, yang ,memberikan impresi secara total.
Misalnya Miller-Lyer illusi, Poggendorf illusi, ini yang sering disebut illusi geometrik.
c. Faktor Individu, Ini dapat disebabkan karena adanya kebiasaan dan dapat juga karena
adanya kesiapan psikologis (mental set) dari individu.
PERTEMUAN 13
MOTIVASI
Hewan atau manusia dalam berbuat atau bertindak selain terkait oleh faktor2 yang datang
dari luar, juga ditentukan oleh faktor2 yang terdapat dalam diri organisme yang bersangkutan,
yaitu berupa kekuatan yang datang dari organisme yang bersangkutan yang menjadi pendorong
dalam tindakannya. Dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat itu yang disebut motif.
Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang
mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai
tiga aspek, yaitu (1) keadaan terdorong dalam diri organisme ( a driving state), yaitu kesiapan
bergerak kerana kebutuhan, misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau
karena keadaan mental sepertiberpikir, dan ingatan; (2) perilaku yang timbul dan terarah karena
keadaan ini; (3) goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
Motif itu tidak dapat diamati secara langsung. Tetapi motif dapat diketahui atau
terinferensi dari perilaku, yaitu apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat. Dari hal2 tersebut
dapat diketahui tentangmotifnya. Misal seseorang selalu bekerja dengan giat pada setiap tugas
yang dikerjakannya untuk mencapai hasil yang baik. Dari keadaan ini dapat ditarik pendapat
bahwa yang bersangkutan didorong oleh achievement motivation yang tinggi.
Misalnya mengapa seseorang pergi kuliah? Jawabannya akan berkaitan dengan motivasi,
misalnya ingin belajar, inginmendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, ingin menganggkat
martabat orang tua, agar mudah memperoleh pekerjaan dsb. Pada umumnya yang mendorong
untuk kuliah ini merupakan kombinasi dari berbagai-bagai macam motif tersebut.
Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas ( melingkar ), yaitu motivasi timbul,
memicu perilaku tertuju kepada tujuan ( goal ), dan akhirnya setelah tujuan ( goal ) itu tercapai
motivasi berhenti. Tetapi itu akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan
lagi.
Pada tahap pertama timbulnya keadaan pemicu ( driving state ), istialah drive dorongan
atau pemicu biasanya digunakan bila motif yang timbul itu berdasarkan kebutuhan biologis
atau fisologis. Drive ini timbul dapat karena organisme itu merasa ada kekurangan dalam
kebutuhan ( needs ). Misal orang kurang tidur, maka ia butuh tidur dan kebutuhan ini
mendorong untuk tidur. Drive juga bias timbul karena pengaruh stimulus luar, misal gambar
yang merangsang.
a. Motif Fisiologis
Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani, misal
dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan seksual, dorongan untuk
mendapatkan udara segar. Dorongan – dorongan tersebut adalah berkaitan dengan
kebutuhan2 untuk melangsungkan sksitensinya sebagai makhluk jidup. Orang apabila
lapar ada dorongan untuk makan, dan apabila haus ada dorongan untuk minum dsb.
Karena itu motif ini juga sering disebut sebagai motif dasar ( basic motives ) atau motif
primer ( primary motivies ), karena motif atau dorongan ini berkaitan erat dengan
pertahanan eksitensi kehidupan. Dorongan atau drive ini merupakan dorongan atau motif
alami ( natural motives ), merupakan motif yang dibawa.
Walaupun motif fisiologis merupakan motif alami, motif dasar, tetapi dalam
minifestasinya akan dipengaruhi pula oleh proses belajar. Misal orang apabila lapar,
adanya doronga atau motif untuk makan. Tetapi bagaiman cara makan dan apa yang akan
dimakan sangat dipengaruhi oleh faktor belajar.
Dengan demikian maka proses belajar mempunyai peranan yang penting dalam kaitannya
dengan motif, juga dalam tujuan serta dalam kebutuhan – kebutuhannya.
b. Motif Sosial
Motif sosial merupakan motif yang kompleks, dan merupakan sumber dari banyak
perilaku atau perbuatan manusia. Motif ini dipelajari dalam kelompok sosial.
memahami motif sosial adalah merupakan hal yang penting untuk mendapatkan
gambaran tentang perilaku individu dan kelompok. Mcclelland (lih. Morgan,dkk.,1984)
berpendapat bahwa motif sosial itu dapat dibedakan dalam (1) motif berprestasi
( achievement motivation ) dan juga disebut need for achievement (n-achievement); (2)
motif berafiliasi atau juga disebut kebutuhan berafilasi ( need for affiliation atau n-
affiliation); (3) motif berkuasa atau kebutuhan berkuasa (need for poweratau n-power).
c. Teori Kebutuhan dari Maturay
Kebutuhan2 yang dikemukakan oleh maturay (lih.Crider.,dkk.,1983) atau juga disebut
motif2 (lih. Morgan.,dkk.,1984) adalah sebagai berikut :
1.) Merendahkan atau merendahkan diri ( abasemen ), yaitu menerima celaan atau
cercaan orang lain, merendahkan diri dalam menghadapi orang lain, menerima
hukumna bila melakukan kesalahan.
2.) Berprestasi ( achievement ), yaitu motif yang berkaitan dengan untuk memperoleh
prestasi yang baik, memecahkan masalah2 yang dihadapi, mengerjakan tugas2
secepat mungkin dan sebaik-baiknya.
3.) Affiiasi ( affiliation ) yaitu motif atau kebutuhan yang berkaitan dengan berteman,
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.
4.) Agresi ( aggresion), yaitu motif yang berkaitan dengan sikap agresivitas, melukai
orang lain, berkelahi, menyerang orang lain.
5.) Otonomi ( autonomy ), yaitu motif atau kebutuhan yang berkaitan dengan kebebasan,
bebas dalam menyatakan pendapat, ataupun berbuat, tidak menggantungkan kepada
orang lain, mencari kemandirian.
6.) Counteration, yaitu motif yang berkaitan dengan usaha untuk mengatasi kegagalan2,
mengadakan tindakan seperti conternya.
7.) Pertahanan ( defendance ), yaitu motif yang berkaitan dengan pertahanan diri.
8.) Hormat ( deference ), yaitu motif yang berhubungan dengan rasa hormat, berbuat
seperti apa yang diharapkan orang lain.
9.) Dominasi ( dominance ),yaitu motif yang berhubungan dengan sikap menguasai
orang lain, menjadi pemimpin, membantah pendapat orang lain, ingin mendominasi
orang lain.
10.) Ekshibisi atau pamer ( exibition ), yaitu motif yang berkaitan drngan ekshibiso
atau pamer, menonjolkan diri supaya dilihat orang lain, ingin menjadi pusat perhatian.
11.) Penolakan kerusakan ( harmavoidance ), yaitu motif berusaha menolak hal2 yang
merugikan, yang menyakitkan badan, menolak rasa sakit, menolak hal2 yang
merugikan dalam kejasmanian, menghindari hal2 yang membahayakan.
12.) Infavoidance, yaitu motif yang berkaitan dengan usaha menghindari hal2 yang
memalukan, hal2 yang membawa kegagalan.
13.) Memberi bantuan ( nurturance ), yaitu motif yang berkaitan memberi bantuan atau
menolong kawan atau orang lain, memperlakukan orang lain dengan baik, kasih
sayang kepada orang lain.
14.) Teratur (order), yaitu motif untuk keteraturan, kerapian, menunjukan keteraturan
dalam segala hal.
15.) Bermain ( play ), yaitu motif yang berkaitan dengan bermain, rileks, kesenangan,
melawak, dan menghindari hal – hal yang menegangkan.
16.) Menolak ( rejection ), yaitu motif untuk menolak pihak lain, orang lain,
menganggap sepi orang lain.
17.) Sentience, yaitu motif yang mencari kesenangan terhadap impresi yang melalui
alat indera ( sensuous impression ).
18.) Seks ( sex ), yaitu motif yang berakitan dengan kegiatan seksual. Bantuan atau
pertolongan ( succorance ), yaitu motif yang berkaitan dengan memperoleh simpati
atau bantuan orang lain, untuk bergabung dengan pihat lain.
19.) Mengerti ( understanding ), yaitu motif untuk menganalisis pengalaman, untuk
memilah konsep2, mensintesiskan ide2, menemukan hubungan satu dengan yang lain.
Apabila individu tidak dapat mencapai tujuan dan individu tidak dapat mengerti secara baik
mengapa tujuan itu tidak tercapai , maka individu akan mengalami frustasi atau kecewa. Individu
yang mengalami frustasi dapat depresi, merasa bersalah, rasa takut dsb.
Sumber frustasi atau yang merupakan kendala itu dapat bermacam2 yaitu (1) dari lingkungan,
misal norma sosial yang ada, ini merupakan kendala yang dapat menimbulkan frustasi, (2)
kemampuan yang ada dalam diri individu yang tidak sesuai sehingga tidak dapat mencapai
tujuan, misal anak ingin ke fakultas teknik, tetapi tenyata tidak dieterima karena memang tidak
mempunyai kemampuan dalam bidang tersebut. (3) konflik antara motif2 yang ada , dua motif
atau lebih yang muncul berbarengan dan membutuhkan pemenuhan, hal ini dapat menimbulkan
frustasi. Misal cinta segitiga, dalam cinta sgitiga tidak dapat diambil jalan kompromidalam arti
semua diambil, harus ada pemilihan salah satu dan ini dapat menimbulkan fustasi bagi individu
yang bersangkutan.
JENIS KONFLIK
Menurut Kurt Lewin (lih. Undewood, 1949) ada tiga macam konflik motif, yaitu :
Hovland dan sears ( lih. Underwood, 1949 ), mengajukan satu jenis konflik lagi yaitu yang
disebut double approach-avoidance conflict atau juga disebut multiple approach-avoidance
conflict ( morgan,.dkk.,1984 ). Konflik ini timbul apabila organisme menghadapi dua objek atau
lebih yang ,engandung baik nilai positf maupun negative
+ organisme +
- -
Apabila individu menghadapi berbagai macam2 motif, adabeberapa kemungkinan respons yang
dapat diambil oleh individuyang bersangkutan, yaitu :
PEMBENTUKAN SIKAP
DEFINISI SIKAP
KOMPONEN SIKAP
SUMBER SIKAP
a. Knowledge
Sikap seseorang menjadi dasar dalam interpretasi dan klasifikasi informasi baru yang
diterimanya
b. Expressive
Sikap menunjukkan ekspresi. Sikap seseorang menunjukkan nilai-nilai yang dianut atau
diyakininya kepada orang lain
c. Instrumental
Sikap seseorang kepada orang lain (obyek lain) mungkin dipengaruhi oleh pengalamannya
(baik positif maupun negatif) di masa lalu
d. ego-defensive
Sikap seseorang mungkin ditujukan untuk melindungi egonya dari kenyataan atau
kebenaran yang tidak sesuai dengan keinginannya
Dalam organisasi, sikap merupakan issue penting karena sikap akan mempengaruhi perilaku
kerja. Jika pekerja menyakini bahwa manajer dan supervisor berkonspirasi untuk membuat
karyawan bekerja lebih keras tanpa tambahan upah maka ia akan menunjukkan perilaku negatif
di tempat kerja
a. kepuasan kerja
Kepuasan kerja mengacu pada sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan
tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan itu,
demikian sebaliknya. Gunjingan terhadap rekan kerja, bawahan, atau atasan sebenarnya
mengindikasikan adanya ketidakpuasan kerja pada sementara personil.
b. keterlibatan kerja
Keterlibatan kerja antara lain terkait dengan tingkat absensi dan kadar permohonan
berhenti yang lebih rendah. Seseorang dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi
menunjukkan sikap benar-benar perduli terhadap pekerjaan tersebut
c. komitmen organisasi
Komitmen organisasional didefinisikan sebagai derajat sejauh mana seorang karyawan
memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan- tujuannya dan ia berniat untuk
memelihara keanggotaannya dalammorganisasi tersebut.
Walaupun studi yang ada sampai saat ini hanya menunjukkan tingkat keterkaitan yang
rendah (34%) antara komitmen organisasional dengan employee turnover (ETO) namun
perlu dicermati bahwa ketidakpuasan karyawan terhadap organisasi secara keseluruhan
akan semakin mendorongnya untuk keluar dari organisasi itu.
a. KELOMPOK X (X Theory)
Manajer pada kelompok ini memiliki asumsi bahwa :
Rata-rata orang adalah pemalas dan tidak suka bekerja
Kebanyakan orang harus dipaksa, dikontrol, diarahkan, bahkan diancam dengan hukuman
agar organisasi dapat mencapai tujuan
Rata-rata orang lebih suka untuk menghindari tanggung jawab, kurang berambisi, dan lebih
mementingkan adanya jaminan bahwa ia tidak akan kehilangan pekerjaannya
Motivasi karyawan hanya ada pada level kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa
aman dalam piramida Maslow
Manajer pada kelompok X akan membawa organisasi ke arah SENTRALISASI dan kontrol
manajemen yang ketat di semua bagian
b. KELOMPOK Y (Y Theory)
Manajer pada kelompok ini memiliki asumsi bahwa :
Kebanyakan orang suka bekerja
Setiap orang mampu melakukan self-direction dan self-control dan bersedia berkomitmen
terhadap tujuan organisasi
Komitmen terhadap tujuan organisasi tersebut merupakan fungsi dari sistem reward
terhadap apa yang telah mereka capai
Apabila situasi memungkinkan, rata-rata orang dapat belajar untuk menerima tanggung
jawab
Kapasitas kreativitas untuk memecahkan masalah organisasi terdistribusi secara luas pada
seluruh karyawan
Rata-rata orang masih dapat ditingkatkan potensi intelektualnya
Motivasi timbul pada semua tingkatan piramida Maslow termasuk dalam level kebutuhan
untuk berafiliasi, self-esteem, dan kebutuhan akan aktualisasi diri
Manajer pada kelompok Y menyadari bahwa sukses organisasi akan tercapai dengan
mengintegrasikan tujuan individu dan tujuan org. Manajer pada kelompok ini akan mampu
menciptakan kondisi org. di mana setiap individu dapat memuaskan kebutuhannya dan
meya-kinkan karyawan bahwa tujuan pribadinya akan tercapai dengan kerja kerasnya
untuk mencapai tujuan organisasi
TEORI SIKAP
a. teori disonas kognitif (leon festinger, 1957)
Terdapat inkonsistensi antar sikap dan antara sikap dengan perilaku. Seseorang dapat saja
bersikap (melalui ucapan ataupun tindakan) yang sama sekali berbeda dengan
perilakunya sehari-hari. Dengan demikian apabila tuntutan pekerjaan memaksa individu
untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan sikap pribadinya maka ia akan
cenderung untuk memodifikasi sikapnya agar sesuai.
b. teori persepsi-diri
Individu cenderung untuk menetapkan sikapnya terhadap suatu obyek dengan mengacu
pada perilakunya di masa lalu yang relevan terhadap obyek tersebut. Atau dengan kata
lain : PERILAKU CENDERUNG MEMPENGARUHI SIKAP