Anda di halaman 1dari 72

PSIKOLOGI

PERTEMUAN 1

KONSEP DASAR PSIKOLOGI

A. PERSPEKTIF MENURUT KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA


Menurut kamus besar bahasa indonesia , perspektif di definisikan sebagai suatu cara atau
metode pandangan yanga dapat dirasakan oleh suatu panca indera Manusia, baik dalam
pengelihatan, perabaan, perasaan, pendengaran dan lain sebagainya atau dapat diartikan
sebagai suatu susut pandang seseorang dalam menyikapi suatu objek yang tampak atau
muncul oleh panca indera.

B. DEFINISI PSIKOLOGI SECARA UMUM


Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku
dan kognisi manusia. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno:
"ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga
secara etimologis, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

C. DEFINISI ILMU KEPERAWATAN


ada dasarnya, inti dari ilmu keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan kepada
orang lain dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok, serta masyarakat. Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah untuk
meningkatkan kesehata, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, serta pemulihan
kesehatan.
Disimpulkan bahwa keperawatan merupakan profesi yang mempunyai tujuan untuk
kesejahteraan umat manusia. Dalam menjalankan keperawatan digunakan ilmu dan seni
serta mnggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah yang dijadikan sebagai
pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan professional
D. DEFINISI ILMU KEPERAWATAN
a. pengertian ilmu keperawatan menurut para ahli:

 AMERICAN NURSES ASSOCIATION


Keperawatan adalah diagnosis dan terapi respon manusia terhadap masalah -
masalah kesehatan yang sifatnya aktual atau potensial
 INTERNATIONAL COUNCIL OF NURSES
Keperawatan adalah fungsi yang unik membantu individu yang sakit atau sehat,
dengan penampilan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan atau
penyembuhan (meninggal dengan damai), hingga individu dapat merawat
kesehatannya sendiri apabila memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan
 LOKAKARYA KEPERAWATAN, JANUARI 1983
Keperawatan adalah suatu bentuk pelyanan di bidang kesehatan yang didasari
ilmu dan kita keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, paguyuban dan
masyarakat baik yang sakit maupun sehat, sejak lahir sampai meninggal.
Pelayanan berupa bantuan diberikan karena kelemahan fisik, keterbatasan
pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan hidup mandiri
memenuhi kebutuhan fisik sehari - hari.
 VIRGINIA HENDERSON
Keperawatan adalah membantu individu - baik dalam keadaan sakit maupun sehat
melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan
dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan,
kemauan, atau pengetahuan untuk itu.
 NURSALAM, 8;2003
Keperawatan adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan
dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami
gangguan fisik, spikis, sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
 PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA (PPNI)
Keperawatan adalah suatu ilmu yang berbeda dari ilmu profesi kesehatan lain
serta kesesuaian penerapan ilmu tersebut dalam bidang keperawatan
 CHITY; 1997
Keperawatan merupakan pelayanan profesional yang bersifat humanism, holism,
dan care
 ROBERT PRIHARJO; 1995
Keperawatan merypakan suatu bentuk asuhan yang ditujukan untuk kehidupan
orang lain

E. PERSPEKTIF PSIKOLOGI KEPERAWATAN


Pekerjaan perawat adalah pekerjaan yang lebih menitik beratkan pada unsur pengabdian /
pelayanan, sehingga selama dalam proses pendidikan keperawatan nilai nilai kemanusian
dan unsur pemberi pelayanan lebih ditekankan pada calon tenaga perawat. Oleh karena
itu kesiapan dan kedewasaan seorang perawat sangat diperlukan agar dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada pasien. Perawat yang dewasa dan berhasil akan
memiliki maksud dan rasa puas dalam hubungan dengan pekerjaan dan dengan
kehidupan pada umumnya. Ia akan mendapatkan bahwa apa pun yang telah diabdikannya
dalam pekerjaan akan lebih daripada sekedar memperoleh imbalan ( Andrew McGhie,
1996 )
Sebagai pelayan professional, keperawatan mempunyai karakteristik sebagai berikut
(Schein E 1972; dalam PPNI 2001) :
a. Profesioanl, berbeda dengan amatir, terikat dengan pekerjaan seumur hidup yang
merupakan sumber penghasilan utama.
b. Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan
karier professionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap
terhadap kariernya.
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap kokoh serta keterampilan khusus,
yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama.
d. profesioanl mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip- prinsip
dan teori-teori.
e. Beroriensi kepada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan klien
f. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan kepada kebutuhan obyektif klien
g. Mengetahui apa yang baik untuk klien, dan mempunyai otonomi dalam
mempertimbangkan tindakannya.
h. Membentuk perkumpulan profesi
i. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya, dan pengetahuan mereka
dianggap khusus.
j. Profesional dalam menyediakan pelayanan.

F. PSIKOLOGI UNTUK PERAWAT DAN PROFESI KESEHATAN LAINNYA


Psikologi penting untuk Perawat dan Perawatan Kesehatan Lainnya Profesional adalah
teks psikologi pengantar untuk mahasiswa keperawatan dan kesehatan. Dengan asumsi
tidak ada pengetahuan sebelumnya Graham Russell menggarisbawahi pentingnya
pemahaman teori psikologi dalam rangka untuk menyediakan perawatan pasien yang
tepat dalam praktek. Masing-masing bagian hasil pembelajaran, ringkasan bab, skenario
ilustratif, tes pertanyaan diri dan panduan untuk membaca diperpanjang, membuat ini
ideal teks pengantar bagi semua pendaftaran keperawatan program-pra.

G. TUGAS SEORANG PERAWAT


Tugas perawat :
a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang
sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien,
sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
c. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien

Hak-Hak Klien antara lain :


a. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya

b. Hak atas informasi tentang penyakitnya

c. Hak atas privacy

d. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri

e. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

H. KESIMPULAN
Pekerjaan perawat adalah pekerjaan yang lebih menitik beratkan pada unsur pengabdian /
pelayanan, sehingga selama dalam proses pendidikan keperawatan nilai nilai kemanusian
dan unsur pemberi pelayanan lebih ditekankan pada calon tenaga perawat. Oleh karena
itu kesiapan dan kedewasaan seorang perawat sangat diperlukan agar dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada pasien. Perawat yang dewasa dan berhasil akan
memiliki maksud dan rasa puas dalam hubungan dengan pekerjaan dan dengan
kehidupan pada umumnya.
Ia akan mendapatkan bahwa apa pun yang telah diabdikannya dalam pekerjaan akan lebih
daripada sekedar memperoleh imbalan ( Andrew McGhie, 1996 ). Sebagai pelayan
professional, keperawatan mempunyai karakteristik sebagai berikut (Schein E 1972;
dalam PPNI 2001) :
a. Profesioanl, berbeda dengan amatir, terikat dengan pekerjaan seumur hidup yang
merupakan sumber penghasilan utama.
b. Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan
karier professionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap
terhadap kariernya.
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap kokoh serta keterampilan khusus,
yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama.
d. profesioanl mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip- prinsip
dan teori-teori.
e. Beroriensi kepada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan klien
f. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan kepada kebutuhan obyektif klien
g. Mengetahui apa yang baik untuk klien, dan mempunyai otonomi dalam
mempertimbangkan tindakannya.
h. Membentuk perkumpulan profesi
i. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya, dan pengetahuan mereka
dianggap khusus.
j. Profesional dalam menyediakan pelayanan.

Psikologi penting untuk Perawat dan Perawatan Kesehatan Lainnya Profesional adalah
teks psikologi pengantar untuk mahasiswa keperawatan dan kesehatan. Dengan asumsi
tidak ada pengetahuan sebelumnya Graham Russell menggarisbawahi pentingnya
pemahaman teori psikologi dalam rangka untuk menyediakan perawatan pasien yang
tepat dalam praktek. Masing-masing bagian hasil pembelajaran, ringkasan bab, skenario
ilustratif, tes pertanyaan diri dan panduan untuk membaca diperpanjang, membuat ini
ideal teks pengantar bagi semua pendaftaran keperawatan program-pra.
PERTEMUAN 2

EMOSI DAN PERASAAN

A. EMOSI

Kartono (1987) tergugahnya perasaan yang disertai


dengan perubahan2 dalam tubuh,
sebagai contoh : menegang, jantung berdebar.
Dengan emosi, manusia dapat : senang, sedih, cemburu,
cinta, aman, takut, semangat, merasa jijik dll.

REAKSI EMOSI DAN PERASAAN

 Emosi merup. mekanisme bawah sadar yang mengontrol perilaku


 Perasaan merupakan representasi emosi yang disadari / tidak disadari.
 Bersifat subyektif – detail

4 KOMPONEN EMOSI DAN PERASAAN

 Stimulus - yg mendorong reaksi


 Perasaaan – pengalaman yg disadari baik positif atau negatif yang membuat kita menjadi
awas
 Rangsangan fisiologis – respon tubuh
 Respon perilaku – tindakan yang dilakukan

FUNGSI EMOSI

 Fungsi adaptif
 Komunikasi
 Hubungan sosial
 Perkembangan Moral dan sosial
 Sumber kesenangan dan sakit
EMOTION: MOORE THAN A FEELING

Sebuah keadaan perasaan yang melibatkan pola perubahan wajah dan tubuh,
penilaian kognitif, dan keyakinan
EMOSI => - Perubahan Fisiologis : pd otot tubuh dan wajah
- Pengaruh Budaya : mempertajam pengalaman dan ekspresi emosi
- Proses Kognitif : interpretasi terhadap situasi emosional

TEORI TEORI EMOSI

a. Logika Umum (common sense)


stimulus mendorong emosi menghasilkan perasaan emosi, dan kemudian
perasaan ini menghasilkan perubahan fisiologis dan perilaku.
b. Teori James-Lange
Stimulus memprovokasi emosi secara langsung utk menghasilkan perubahan
fisiologis dan perilaku, dan kemudian peristiwa ini menghasilkan perasaan emosi.
c. Teori Cannon-Bard
Stimulus memprovokasi emosi mengaktifkan pusat otak yang disebut "thalamus",
yang secara bersamaan mengirimkan pesan ke korteks, menghasilkan perasaan
emosi, untuk organ, gairah, dan otot rangka, dan perilaku
d. Teori 2 Faktor Schacter-Singer
Kita memiliki perasaan emosi ketika ada dua faktor yang hadir yaitu: kita secara
dibangkitkan secara fisiologis, dan kita menafsirkan suau emosi tertentu
didasarkan pada situasi yg dihadapi
e. Facial Feedback Hypothesis
Otot-otot wajah mengirim pesan ke otak bahwa keduanya mengidentifikasi emosi
yang kita rasakan dan mengintensifkan itu
f. Lazarus’ Cognitive Theory
Berdasarkan "penilaian kognitif", kita memutuskan jika situasi positif, negatif,
atau netral. Sebuah penilaian positif atau negatif memicu gairah baik fisiologis
dan rasa emosi

BIOPSIKOLOGI EMOSI

 Otak : Area kunci


^ Sistem Limbik - berjuang, menghindar, makan, berpasangan
^ Bagian penting:
Hypothalamus – berubah detak napas / jantung selama proses “Bertempur atau
lari”
Amygdala – Takut dan marah
Septum – membran tipis dalam pusat ventricle
Menekan keadaan emosi negatif (misalnya, takut)
 Juga: Lobus Frontal - "sistem rem" untuk amigdala

The brain’s shortcut for emotions

Biology & Emotion:


 Dengan Gairah:
NS otonom didorong masuk dan NS simpatis diaktifkan Epinefrin dan
norepinefrin yang dilepaskan Denyut jantung, tekanan darah, dan meningkatnya
gula darah, mempersiapkan kita untuk melawan atau menghindar Ketika kita bisa
tenang, NS parasimpatis masuk ke dalam
 Emosi positif mengaktifkan otak kiri lebih, sedangkan emosi negatif mengaktifkan belahan
kanan lagi.
 Gairah dan stres benar-benar dapat membantu kita, sampai titik tertentu.Setelah kita
mencapai titik itu, kinerja menurun Intinya adalah berbeda untuk tugas yang mudah dan
sulit

B. PERASAAN

 Gejala psikis yang bersifat subyektif


 Berhubungan dengan gejala-gejala mengenal
 Dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf

Perasaan dibedakan menjadi :

1. Perasaan Jasmaniah. (rendah)


a. Perasaan Indriah  perasaan yang berhubungan dengan perangsang panca
indera seperti asin, pahit, sedap, dsb.
b. Perasaan Vital perasaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani seperti
perasaan segar, loyo, tidak berdaya, dsb.
2. Perasaan rohaniah (luhur)
a. Perasaan keagamaan
b. Perasaan intelektual
c. Perasaan kesusilaan
d. Perasaan keindahan
e. Perasaan social
f. Perasaan harga diri

PERASAAN MENURUT LINSCHOTEN

1. Suasana hatu: rasa yang terkandung di dalam situasi kejiwaan, yang dapat
berlangsung lama. Dibedakan menjadi:
a. euphoor: rasa gembira
b. netral: rasa acuh tak acuh
c. disphoor: rasa murung
d. humor: rasa yang timbul dan hilang di antara euphor dan netral
2. Perasaan dalam arti sempit: suatu rasa yang berkaitan dengan situasi konfrontasi
antara harga diri dengan harga yang lain, sehingga menimbulkan nilai yang
berbeda-beda rasanya bagi tiap orang. Misalnya melihat suatu obyek timbul rasa
tertarik, tapi bagi B timbul rasa muak. Hal ini sangat tergantung pada nilai
pribadinya dan nilai obyeknya
3. Emosi: suatu rasa yang menyimpang dari batas normal, sehingga kadang-
kadang ybs sulit menguasai diri dan terganggu penyesuaiannya dengan
lingkungannya.

PERBEDAAN ANTARA EMOSI DAN PERASAAN

 Emosi mempunyai intensitas lebih kuat dari perasaan


 Emosi dapat menimbulkan gangguan organis, sedang perasaan tidak dapat

MACAM MACAM PERASAAN YANG LAIN

a. Simpati, kecenderungan untuk merasakan seperti perasaan orang lain (feeling


with another person)
b. Empati, ikut ambil bagian dalam perasaan orang lain, dan dirasakan seolah-olah
ikut mengalaminya (feeling into a person)
PERTEMUAN 3

KONSEP STRESS DAN ADAPTASI

setiap orang mengalami stres dari waktu ke waktu, dan umumnya seseorang dapat menghadapi
stress jangka pendek atau mengadaptasi stress jangka panjang sampai stress itu berlalu

STRES adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seseorang individu
untuk berespons atau melakukan tindakkan (selye,1976 )

PERSEPSI atau pengalaman individu terhadap perubahan besar menimbulkan stress

STIMULI yang mengawali atau mencetuskan perubahan disebut stressor

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPONS TERHADAP STRESOR

 respons terhadap segala bentuk stresor bergantung pada fungsi fisiologis,kepribadian, dan
karekteristik perilaku., sepertijuga halnya sifat dari stresor mencakup faktor – faktor sbb :
1. intensitas
2. cakupan
3. durasi
4. jumlah dan sifat stressor

 stresor internal : berasal dari dalam diri seseorang ( mis, demam, kondisi seperti kehamilan
atau menaupause , atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah )
 stresor eksternal ; berasal dari luar diri seseorang ( mis ; perubahan dalam suhu lingkungan,
perubahan dalam peran keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan.

JENIS STRESS

 Stress fisiK
 Stress kimiawi
 Stress mikrobiologis
 Stress fisiologis
 Stress proses tumbuh kembang
 Stress psikologis atau emosional
 Pengalaman stress dapat bersumber dari :Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran
RESPON PSIKOLOGIS TERHADAP STRES

a. Kecemasan, Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri
dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan adalah emosi yang tidak
menyenangkan à istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik à jantung berdebar,
keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur
b. Kemarahan dan agresi, Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang
mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang
melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai
perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang
c. Depresi, Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai
rasa sedih

RESPON FISIOLOGI TERHADAP STRESS

Hans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap
stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).

a. Local Adaptation Syndrom (LAS), Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap
stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi
mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS :
 respon yang terjadi hanya setempat dan tidak
melibatkan semua system
 respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk
menstimulasikannya.
 respon bersifat jangka pendek dan tidak terus
menerus.
 respon bersifat restorative.

LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah
ini:

1. respon inflamasi
respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya
pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses
penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :
• fase pertama : adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan penyempitan
pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya
kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler
sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera
tersebut
• Fase kedua : pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah
mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
• Fase ketiga : Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut
2. respon refleks antinyeri
respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan
lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.

Bagaimana dengan GAS. Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap
stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin

b. General Adaptation Syndrom (GAS)

1. Fase Alarm ( Waspada), Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh


dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi
fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer
dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas.

Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan
otot dan daya tahan tubuh menurun Fase alarem melibatkan pengerahan mekanisme
pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume
darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk
meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk
keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut
jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan
meningkatnya kewaspadaan mental.

2. Fase Resistance (Melawan), Individu mencoba berbagai macam mekanisme


penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh
berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan
tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress
menurun àtau normal tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan
darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini
berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak

3. Fase Exhaustion (Kelelahan), Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat
tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala
penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit
arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan
dapat mengakibatkan kematian. Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis,
akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk
mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian
individu tersbut.

ADAPTASI TERHADAP STRESOR

adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespons
terhadap stres.

MENGURANGI RESPON FISIOLOGIS TERHADAF STRES

a. olah raga teratur


b. humor
c. nutrisi dan diet
d. istirahat
e. tekhnik rileksasi
f. spiritualitas
PERTEMUAN 4

STRESS MANAGEMENT (mengelola stress)

TUJUAN STRESS

 Mengenal penyebab stress dan mengetahui tekhnik –tekhnik mengelola stres.


 Orang lebih baik menguasai stress dalam kehidupan daripada dihimpit olehnya

PENGERTIAN

 Stress adalah reaksi setiap individu terhadap tuntutan lingkungan yang tidak dapat diatasi
secara pasti, reaksi pikiran, perasaan dan fisik.
 Stress adalah suatu keadaan dimana “mental” kita lelah (kelelahan mental)

Anda pernah Stress????

 Kalau anda menjawab TIDAK Berarti dapat dibayangkan, kehidupan anda monoton,hampir
tiada terasa gairah hidup. Anda tidak mempunyai motivasi untuk berkembang, dengan
bertopeng dari kata-kata “berserah diri”
 Stress dapat menyerang semua orang tanpa kecuali, yang pada awalnya memang bukan
gangguan kesehatan, namun apabila tidak segera disikapi, stress akan menjadi “virus” yang
dampaknya melebihi penyakit yang paling berbahaya bahkan bisa mematikan.

DIMANA STRESS ???

 Dunia Bisnis, Dunia Kerja, Sekolah/pendidikan …identik dengan dunia yang penuh dengan
STRESS entah itu sekala berat atau sekala kelas Teri.
 Tingkat stress sendiri berbanding lurus dengan tingkat aktifitas pikiran.

SIFAT STRESS

 Stress Positip (p – stress), Mendorong pelakunya lebih pro –aktif, memacu alam pikiran
untuk menghadapi masalah yang menjadi sumber stress tersebut.
 Stress Negatip (n – stress), Yang menyebabkan hidup tidak bergairah, semakin lesu.
Menimbulkan permasalahan: rasa cemas, depresi dan gangguan fisik.
 Stress Negatip >>>>>stress positip, Kegagalan kemarin bisa saja menyeret diri ke stress
negatip. Namun bagi mereka yang berpikiran besar hal tersebut akan diarahkan ke situasi ,
dimana hal-hal positip dan membangun yang akan mengantikan suasana hati dan pikiran.
ANALISA PENYEBAB KEGAGALAN DIMULAI

 Tujuannya agar kegagalan yang sama terulang


 Kegagalan menjadi suatu pelajaran
 Koreksi demi melangkah ke hari esok
 Dengan pikiran positip justru akan memacu manusianya menjadi lebih baik.
 “STRESS NEGATIP DI MANAGE SEHINGGA MENGHASILKAN STRESS POSITIP”

DAMPAK STRESS

 gangguan fisik
 gangguan psikologis
 gangguan prilaku

GANGGUAN FISIK

 Berkeringat  Hormon seks


 Jantung berdebar  Kadar gula & insulin
 Kadar Kolesterol  Tekanan Darah
 Saluran Pencernaan  Gangguan Kulit
 Suplai udara  Daya Rasa

GANGGUAN PSIKOLOGI

 Lupa
 Insomnia / sudah tidur
 Mudah marah
 Hasrat seks berubah
 Kebiasaan makan berubah

GANGGUAN PRILAKU

 Super sensitive  Produktifitas naik/turun


 Efesiensi naik turun  Perilaku berubah – kasar/keras
MENGAPA STRESS???

a. Faktor Lingkungan • Role Conflict


• Ketidak pastian ekonomi • Gangguan Komunikasi
• Ketidak pastian politik • Birokrasi berlebihan
• Ga –Tek (gagap – • Pimpinan yang Otoriter
tekhnologi) • Perubahan organisasi
• Kemacetan lalu lintas c. Faktor Diri
• Polusi • Salah Pengelolaan hidup
• Birokrasi badan • Problem Keluarga
pemerintahan • Target tidak realistis
• Berdesak-desakan • Perkawinan Tidak harmonis
b. Faktor organisasi • Kebiasaan buruk
• Overload

MANAJEMEN STRESS

 Begitu mengerikan akibat stress sehingga kita perlu me”manajemen” stress


 Ilmu Ekonomi istilah manajemen adalah bagaimana melakukan tindakan : PLANNING,
ORGANIZING, ACTUALITING DAN CONTROLING(POAC)

PENERAPAN POAC

 Dalam setiap aspek kehidupan mulai dari : pola makan, pola tidur, pola kegiatan aktifitas,
pola pikir dan sebagainya.
 Pada intinya dalam menjalankan aktifitas kehidupan kita “memanage’ segala sesuatunya
dengan baik (lawannya adalah “biarkanlah hidup mengalir seperti air)

STRESS AKAN MENJAUH DARIKEHIDUPAN KITA JIKA:

1. Jaga selalu kondisi tubuh dan perkuatlah dengan cara mengkonsumsi makanan dan
minuman 4 sehat 5 sempurna secara disiplin
2. Tidur dan istirahat yang cukup, karena tidur merupakan salah satu terapi untuk
mengurangi kemarahan, kesedihan, karena tidur memberi kesempatan pada otak untuk
relax.
3. Lakukan Olahraga teratur, karena gerak tubuh akan merangsang keluar zat ”endorphine”
yaitu zat yang membuat tubuh merasa nyaman. Orang yang senang berolahraga
umumnya tampak lebih fit dan bahagia.
4. Selalu berfikir positif, karena cerminan dari tindakan, tindakan positif berasal dari pikiran
positif, tindakan negatif berasal dari pikiran negatif……tidak ada orang yang berhasil
dalam hidupnya kalau selalu berfikiran negatif baik pada diri sendiri maupun orang lain.
5. Lakukan “HOBBY” atau hal-hal yang menyenangkan, karena hobby membuat rilex dan
sejenak melupakan rutinitas atau masalah yang ada.
6. Jangan terpaku pada rutinitas, harus berani berubah, tidak malu dan ragu, sebagai
contoh : merubah penampilan yang secara phsikologis hal ini menambah semangat baru.
7. Murah senyum, tertawa lepas, bersenandung/ bernyanyi dan bersosialisasi dengan
teman/lingkungan(perlu teman curhat, tidak memendam masalah sendiri)
8. Beribadah dan berdoa (tidak hanya pada masa sulit saja, berbuat pada semua orang,
bersyukur pada setiap usaha kita, baik yang berhasil atau tidak tetaplah bersyukur
PERTEMUAN 5

PROSES BERFIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH SECARA KREATIF

PENGERTIAN BERPIKIR

 Berbicara dalam hati (Plato)


 Sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006 :117)
 Melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah
(Drever, dalam Walgito, 1997)
 Sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi
dengan interaksi yang kompleks dengan atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi,
logika, imajinasi, dan pemecahan masalah (Solso,1998 dalam Khodijah, 2006:117)
 Berkembangnya ide dan konsep dalam diri seseorang yang berlangsung melalui proses
penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri
seseorang yang berupa pengertian-pengertian (Bochenski, dalam Suriasumantri, 1983:52)

Suatu tindakan manipulasi aktif terhadap informasi, berasal dari input sensorik dan memori.

Suatu cara membuat kesimpulan terhadap fenomena yang sedang berlangsung di dunia,
berhubungan dengan pengamat atau pemikir, membuat tindakan yang akan datang berdasarkan
pada apa yang ditemukan

Memproses informasi secara mental atau secara kognitif.

Penyusunan ulang atau manipulasi kognitif bai informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol
yang disimpan dalaM long term memory

PROSES BERFIKIR

Individu membuat hubungan antara objek yang menjadi pokok permasalahan dengan bagian-
bagian pengetahuan yang sudah dimilikinya.

1. Pembentukan pengertian

2. Pembentukan pendapat

3. Penarikan kesimpulan (pembentukan keputusan)

KEGIATAN BERFIKIR
a. Berfikir asosiatif
Proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya ide lain secara bebas.
* Asosiasi Bebas : Ide tak terbatas
* Asosiasi Terkontrol : Ide dengan batasan topik tertentu
* Melamun : Menghayal bebas & tidak realisitis
* Mimpi : Ide yang tidak disadari pada waktu tidur
* Berpikir Artistik : Berpikir subjektif untuk menciptakan karya seni

b. Berfikir terarah
Proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada sesuatu, misalnya
untuk memecahkan persoalan.
*Berpikir Kritis : Membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
*Berpikir Kreatif : Berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai
hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, bentuk artistik
baru, dsb

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH SECARA KREATIF

Dalam proses berpikir kreatif untuk memecahkan suatu masalah, ada beberapa tahapan yang
perlu dilalui yaitu :

a. Tahap Persiapan : Memformulasikan masalah, fakta, dan data yang dibutuhkan untuk
pemecahan masalah
b. Tahap Inkubasi : Mengalihkan perhatian dari permasalahan, ide yang mengganggu
cenderung menghilang
c. Tahap Iluminasi : Mendapatkan Insight atau “Aha!”, munculnya cara pemecahan masalah
d. Tahap Evaluasi : Menilai ketepatan ide pemecahan masalah
e. Tahap Revisi : Menyesuaikan dan memperbaiki aspek pemecahan masalah agar menjadi
lebih tepat dan efektif.

KONSEP BELAJAR

Pengertian Belajar

Upaya/aktivitas secara mandiri dan sadar dari individu yang bertujuan untuk transformasi dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.

● Serangkaian aktivitas yang mempertemukan antara emosional, psikomotor, kognitif serta


wilayah yang saling mempengaruhi untuk mendapatkan peningkatan dan pengalaman. Atau
menciptakan perubahan dari sebuah pengetahuan, nilai, keterampilan dan perspektif (sudut
pandang). (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).

TEORI BELAJAR

a. Kognitif : Pembelajaran yang berhubungan dengan berpikir, memahami, mengubah


pandangan, memecahkan masalah
b. Konstruktivisitik : Pengetahuan bisa diperoleh melalui pengalaman yang dilakukan pada
saat belajar (dibangun oleh pembelajar secara bertahap)
c. Behavioristik : Berfokus pada pemberian ulangan atau ujian pada pembelajaran untuk
memahami tingkah laku yang sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh.
d. Humanistik : Berfokus agar pembelajar memahami dirinya dan lingkungan sekitar. Teori
ini memahami setiap sikap belajar dari perspektif subjektif.
e. Gestalt : Pembelajaran yang berkenaan dengan keseluruhan individu dan timbul dari
interaksinya yang matang dengan lingkungan, hingga tersusun bentuk persepsi, imajinasi,
pandangan baru yg semuanya membantu pemahaman yang bekerja selama individu
melakukan pemecahan masalah.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

a. Faktor Internal
- Fisik : Kesehatan, Cacat tubuh
- Psikologis : Intelegensi, Perhatian, Minat, Motivasi, Bakat, Kematangan, Kesiapan

b. Faktor Eksternal
-Keluarga : Pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya
bimbingan dari orang tua, rukun atau tidaknya situasi rumah, besar kecilnya rumah, ada
tdaknya kamar atau meja belajar
-Sekolah : Keadaan sekolah, kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum
dengan kemampuan anak, fasilitas perlengkapan, ruangan, jumlah murid perkelas, tata
tertib sekolah
-Masyarakat : Keadaan masyarakat sekitar (tingkat pendidikan, moral)

LUPA

Suatu kondisi dimana suatu informasi yang telah disimpan hilang dari memori otak jangka
panjang (long term memory)
● Karena berjalannya waktu, informasinya jarang digunakan, adanya percampuran informasi
lama dengan informasi baru (interference), atau karena sejak awal informasi memang hanya
tersimpan dalam memori otak jangka pendek (short term memory).

KIAT MENGURANGI LUPA

Meningkatkan daya ingat :

1. Overlearning (pengulangan yang tak terhingga)

2. Extra Study Time (tambahan jam pelajaran)

3. Mnemonic Device (alat pengait mental)

Contoh :

-Rhyme (sajak dan lagu),

-Singkatan menarik,

-Method of Loci (tempat/lokasi),

-Keyword (Kata kunci)


PERTEMUAN 6

INTELEGENSIA DAN KREATIVITAS

A. KONSEP INTELEGENSIA

Secara harfiah kata intelegensia berasal dari Bahasa inggris yaitu “intelegence = inteligere”
berarti Menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Dalam Bahasa latin

“Intellectus dan Intelligentia” yang artinya Kecerdasan.

PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI

a. Guilford menjelaskan bahwa tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses
berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau
kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan.
b. Howard Gardner (1985) mengemukakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk
memecahkan masalah, atau menciptakan suatu produk dalam berbagai macam setting dan
dalam situasi nyata.
c. Edward Thorndike InteleĀensi adalah hal yanĀ dapat dinilai sebaĀai kemampuan untuk
menentukan ketidaklenĀkapan kemunĀkinan-kemunĀkinan dalam perjuanĀan hidup
individu.
d. Alÿred Binet InteleĀensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan
suatu tujuan, untuk menĀadakan penyesuaian dalam ranĀka mencapai tujuan itu dan
untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri.

IQ, EQ, & SQ

a. IQ (Intelligence Quotient / Kecerdasan Intelektual) : Kecerdasan dasar yang berhubungan


dengan proses kognitif, pembelajaran cenderung menggunakan kemampuan matematis-
logis dan bahasa, dan menggunakan potensi rasio untuk memecahkan masalah.
● IQ adalah hasil bagi taraf kecerdasan.
● IQ dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan, tetapi
ini hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak
menĀĀambarkan kecerdasan seseoranĀ secara keseluruhan.
● PenĀukuran inteleĀensi dilakukan denĀan menĀĀunakan alat yanĀ disebut psikotest.
● Hasil penĀukuran inteleĀensi bermanÿaat dalam pendidikan dan penempatan jabatan.
b. EQ(Emotional Quotient/Kecerdasan Emosional) : Kemampuan mendengarkan bisikan
emosi dan menjadikannya sebagai sumber informasi penting untuk memahami diri
sendiri dan orang lain demi mencapai sebuah tujuan.
c. SQ(SpiritualQuotient/ kecerdasan Spiritual) : Kecerdasan yang menyangkut fungsi jiwa
sebagai peran internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat
makna yang ada di balik sebuah kenyataan, memiliki rasa tanggung jawab kepada sang
pencipta dan kemampuan menghayati nilai-nilai agama.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSIA

a. Faktor Pembawaan
Faktor pembawaan merupakan faktor pertama yang berperan di dalam intelegensi. Faktor
ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan
seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
b. Faktor Minat dan Pembawaan yang khas
Faktor minat ini mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan
bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luas.
c. Faktor Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan sengaja, seperti
yang dilakukan di sekolah dan pembentukan yang tidak disengaja, misalnya pengaruh
alam disekitarnya.
d. Faktor Kematangan
Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia
telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing.

PENGUKURAN INTELEGENSIA

a. Prinsip pengukuran intelegensi adalah membandingkan Individu yang dites dengan


norma tertentu, yaitu intelegensi Kelompok sebaya.
b. Cara untuk mengetahui IQ seseorang adalah dengan membandingkan antara umur
kecerdasan (mental age = MA) dengan umur kalender ( chronolofical age = CA)
Rumus : MA = mental age, diperoleh dari hasil intelegensi. CA = chronological age,
diperoleh dari menghitung umur berdasarkan tanggal kelahiran.

GANGGUAN INTELEGENSIA
a. Retardasi Mental (RM) , Keadaan dengan intelegensi kurang (abnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa kanak-kanak). Keadaan kekurangan
intelegensi sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan seseorang menjadi terganggu.

TANDA-TANDA SESEORANG MENGALAMI RATARDASI MENTAL :

a. Taraf kecerdasan (IQ) rendah


b. Daya ingat (memori) lemah
c. Ketidakmampuan social, yaitu tidak mampu mengurus diri
d. Arah minat sangat terbatas pada hal-hal tertentu yang sederhana
e. Perhatian labil, mudah berpindah-pindah
f. Miskin dan keterbatasan emosi (hanya perasaan senang, takut, marah, benci dan terkejut)
g. Apatis, acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya
h. Kelainan jasmani yang khas, seperti : badan terlalu kecil, kepala terlalu besar, mulut
melongo, mata sipit, badan bungkuk atau tampak tidak sehat.

JENIS KETERBELAKANGAN MENTAL BERDASARKAN TARAF INTELENSINYA

a. Idiot, taraf IQ paling rendah (dibawah 20), perkembangan jiwanya tidak akan lebih dari
usia 3 tahun, sekalipun usia kalendernya remaja atau dewasa. Mereka tidak dapat bicara,
tidak dapat berjalan, terus ngompol dan harus ditolong selama hidupnya.
b. Imbesil, mempunyai IQ 20 – 50, dapat mencapai taraf usia kejiwaan 3 sampai 7 tahun.
Dapat diajari memelihara diri sendiri dalam kebutuhan sederhana dan menjaga diri dari
bahaya, misalnya buang air, memakai baju, menghindari api, berteduh dari hujan dan
sebagainya. Mereka juga memerlukan bantuan orang lain seumur hidupnya.
c. Debil atau Moron, taraf IQ 50 – 70, mereka dapat mencapai taraf usia kejiwaan 7,5 – 10,5
tahun. Mereka masih dapat diajari berhitung, menulis dan melakukan pekerjaan-
pekerjaan sederhana, sekalipun harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan waktu yang
lama.

B. KONSEP KREATIFITAS

PENGRTIAN KREATIVITAS

a. Suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, dimana individu dapat menciptakan ide-
ide asli/ adaptif terhadap fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang.
b. Keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subyek dari perspektif baru dan
membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak
dalam pikiran.
c. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan ide-ide atau membentuk
kombinasi-kombinasi baru berdasarkan apa yang dipikirnya.
d. Kreativitas mengandung unsur-unsur pengetahuan, imajinasi dan evaluasi.

KARAKTERISTIK INDIVIDU YANG MENDUKUNG KREATIVITAS

a. Kesadaran dan kepekaan (sensitivitas) terhadap masalah, individu yang kreatif memiliki
kesadaran tinggi dan kepekaan yang tajam terhadap lingkungan dimana ia berada,
dibanding individu yang lain
b. Ingatan (memory), individu yang kreatif memiliki daya ingat yang menonjol, ingatan
jangka panjang yang baik, menyimpan banyak informasi untuk menghasilkan ide- ide
kreatif
c. Kelancaran, individu yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangkitkan
sejumlah ide besar dengan mudah
d. Fleksibilitas, individu yang kreatif memiliki kemampuan untuk membangkitkan banyak
ide
e. Disiplin dan keteguhan diri, individu yang kreatif tidak saja mengembangkan ide-ide
baru, tetapi bekerja keras dan teguh untuk mengembangkannya
f. Keaslian, individu yang kreatif memiliki kemampuan untuk menghasilkan ide-ide, cara
pemecahan masalah, menggunakan hal- hal atau situasi dengan cara yang luar biasa
g. Penyesuaian diri (adaptasi), individu yang kreatif terbuka terhadap pengalaman baru
h. Permainan intelektual, individu yang kreatif memiliki kesukaan menggali ide-ide untuk
kepentingan mereka sendiri
i. Humor, individu yang kreatif memiliki kemampuan untuk bereaksi secara spontan
terhadap kejanggalan makna atau pelaksanaan
j. Non-konformitas, individu yang kreatif memiliki dorongan yang berbeda, berani
mengambil resiko atas kegagalan
k. Toleran terhadap ambiguitas, individu yang kreatif secara aktif mengusahakan
ketidakpastian kompleksitas dan ketidakteraturan dijadikan tantangan untuk
menghasilkan kepuasan
l. Kepercayaan diri, individu yang kreatif memiliki kepercayaan diri dalam dirinya yang
berharga terhadap karyanya dan sebuah pengertian tentang misi atau keharusan.
m. Skeptisisme, individu yang kreatif skeptis terhadap ide-ide yang diterima dan sering
memainkan (pembelaan yang menentang apa yang dianggap baik) serta mempersoalkan
fakta-fakta atau dugaan-dugaan
n. Intelegensi, individu yang kreatif memiliki IQ di atas rata-rata
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS

a. Faktor intrinsik,
seperti intelegensi, bakat, minat, kepribadian dan perasaan
b. Faktor ekstrinsik,
seperti adat istiadat, sosial-budaya, pendidikan dan lingkungan

HUBUNGAN INTELEGENSIA DAN KREATIVITAS

a. Kreativitas berkembang karena dipengaruhi faktor dominan intelegensi.


b. Orang yang kreatif, umumnya memiliki tingkat intelegensi yang tinggi atau orang yang
intelegensinya tinggi umumnya memiliki kreatifitas yang tinggi pula.
c. Dengan demikian antara intelegensi dan kreativitas memiliki hubungan yang erat.
PERTEMUAN 7

PENGUKURAN, UJI PSIKOLOGIS, DAN PERILAKU ABNORMAL

A. PENGUKURAN

a. Pengukuran : Test atau evaluasi yang menunjukkan satu nama atau satu makna yang
berkenaan dengan mengkonstruksi, mengadministrasi, dan penskoran test
b. Pengukuran ⇒ Kegiatan yang dilakukan terhadap kemampuan dan kemauan belajar,
berlaku untuk test hasil belajar dan sampai batas-batas tertentu juga untuk test bakat.
Berbeda dengan,
c. Penilaian ⇒ Aktivitas yang dilakukan terhadap tingkah laku yang bersifat kualitatif,
berlaku untuk test-test sikap dan kepribadian

CIRI CIRI ALAT UKUR

a. Validitas : Hasil test sesuai dengan kriteria yang dirumuskan dan hanya berlaku untuk
kriteria tertentu.
 Validitas Semu : Hasilnya beraneka ragam dan tidak objektif
 Validitas Konten : Digunakan untuk test hasil belajar
 Validitas Empiris : Validitas yang memuaskan karena ada korelasi antara hasil dan kriteria
test
b. Reabilitas : Ketetapan dari nilai yang diperoleh sekelompok individu dalam kesempatan
yang berbeda dengan test/item yang sama.
c. Norma : Status Quo (Tidak Mutlak) dan disesuaikan dengan kondisi. Dipakai dalam
kelompok besar, representatif, bahan test harus sama dengan bahan yang dijadikan
norma.

UJI PSIKOLOGI

 Suatu cara untuk mengetahui intelegensi, ketekunan, bakat, minat, dengan tujuan untuk
menyelidiki watak dan kemampuan seseorang.
 Dilakukan dengan pemberian tugas untuk menyelesaikan sesuatu / menelaah masalah
tertentu
 Test Psikologi dipakai untuk membedakan manusia normal dan abnormal. Digunakan untuk
meramalkan dan mendiagnosa. Menurut Dyer suatu test tidak pernah menunjukan tujuan
akhir dari suatu penyelidikan karena :
a. Suatu test tunggal tak cukup memberi gambaran mengenai suatu kemampuan, sifat atau
sikap perseorangan.
b. Bahwa test jangan dikirakan mutlak, abadi interpretasinya.
c. Bahwa tak dapat dianggap suatu mesin yang dapat diputar begitu saja untuk
mendapatkan suatu hasil. Tes adalah suatu penilaian manusia, hasil pemikiran manusia
setelah daya upaya keras dan bukan sesuatu yang ber-sifat fisik belaka.

JENIS JENIS TES PSIKOLOGI

a. Test intelegensi
Untuk mengukur kecakapan umum 3 aspek kemampuan :
 memusatkan kepada suatu masalah yang harus dipecahkan
 Adaptasi terhadap masalah yang dihadapi
 Kritik terhadap masalah dan diri sendiri Model Binnet Test, Spearman Test,Thurstone Test
b. Test kepribadian
Untuk mengetahui keadaan jasmani,temperamen, system nilai, dsb. Mengukur
pengendalian diri, kepercayaan diri, hubungan interpersonal, komitmen, optimisme,
kemandirian, motivasi berprestasi, daya tahan terhadap stress, penyesuaian diri, dsb.
c. Test bakat
Untuk memprediksi penampilan atau performa. Mengukur kemampuan berpikir, bekerja
dengan angka, penalaran, visualisasi, kemampuan bahasa, penalaran di bidang mekanik,
dan kecepatan respon.
d. Test minat
Untuk memperkirakan minat individu dalam berbagai bidang pekerjaan, antara lain
outdoor, mekanik, komputasi, keilmiahan, persuasi, artistik,kesastraan, musik, dan
pelayanan sosial.

Tes psikologi bertujuan untuk mengenali diri individu secara obyektif dan mengungkap
berbagai aspek dalam diri sebagai dasar pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

B. PERILAKU ABNORMAL

 Menurut Kartini Kartono, Perilaku Normal : Perilaku yang adekuat (serasi dan tepat), yang
bisa diterima masyarakat pada umumnya.
 Perilaku Pribadi Norma : Sikap hidup sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat ia
berada, sehingga tercapai satu relasi interpersonal dan interaksi sosial yang memuaskan.
 Menurut Atkinson R.L. dkk, menetapkan 6 kriteria normalitas, yaitu :
1. Persepsi dan realitas yang efisien
2. Mengenali diri sendiri, mampu melakukan penyesuaian, memiliki kesadaran, perasaan
dan motif secara baik.
3. Kemampuan mengendalikan perilaku secara sadar
4. Harga diri dan penerimaan, menyesuaikan diri, menilai harga dirinya dan merasa
diterima oleh orang lain.
5. Kemampuan membentuk hubungan harmonis dengan orang lain.
6. Produktivitas, mampu menyesuaikan diri dan menyalurkan kemampuan dengan baik ke
aktivitas produktif.
 Perilaku yang menyimpang jauh dari perilaku normal atau berbeda dari keadaan integrasi
ideal.
 Menurut Atkinson R.L. dkk perilaku abnormal dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu
1. Secara statistik menyimpang dari normal, jadi tidak sesuai dengan perilaku masyarakat
umumnya
2. Maladaptif, jika memiliki pengaruh buruk pada individu atau masyarakat
3. Menyimpang dari norma sosial, perilaku yang menyimpang secara jelas dari standar
atau norma dalam masyarakat
4. Distress pribadi, adanya perasaan distress subjektif individu

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU ABNORMAL

a. Factor keturunan
Idiopathy, Psikosis, Neurosis, Idiocy, Psikosa Sifilitik
b. Factor sebelum lahir
Terjadi pada ibu, karena kekurang nutrisi, infeksi, luka, keracunan, sakit, psikosis, trauma
pada kandungan
c. Factor ketika lahir
Kelahiran dengan alat, Asphyxia, Premature, Primogeniture
d. Factor setelah lahir
Pengalaman traumatik, kejang, infeksi selaput otak, kekurangan nutrisi, factor psikologis

KARAKTERISTI PERILAKU ABNORMAL

● Perilaku tidak dapat diterima secara sosial atau melaggar norma sosial

● Persepsi atau tingkah laku yang salah terhadap realitas

● Orang tersebut berada dalam stress personal yang signifikan

● Perilaku Maladaptif

● Perilaku yang berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain


JENIS JENIS PERILAKU ABNORMAL

a. Psikopat : Kelainan perilaku tidak mempunyai hati nurani, berbuat semaunya sendiri
tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain. Dalam bentuk ekstrim menjadi
pembunuh berdarah dingin atau penipu ulung.
b. Defisiensi Moral : Kelainan perilaku selalu melakukan kejahatan, asosial, tetapi tidak
ada penyimpangan pada intelektualnya.
c. Abnormalitas Seksual : Kelainan bentuk relasi seks yang tidak bertanggung jawab yang
didorong oleh kompulsi abnormal. Perilaku seks yang tidak dapat menyesuaikan diri
dengan tuntutan masyarakat dan kebutuhan diri untuk mengembangkan diri menjadi lebih
baik.
d. Psikoneurosis : Kelainan mental ringan atau ketegangan pribadi yang terus menerus
akibat adanya konflik dalam diri yang tak kunjung reda dan berakhir kepada
psikoneurosis.
e. Psikosa : Kelainan kepribadian mayor karena seluruh kepribadiannya terkena sehingga
tidak dapat hidup dan bergaul normal dengan orang sekitarnya.
PERTEMUAN 8

PERILAKU MANUSIA

A. KOMPLEKSITAS PERILAKU MANUSIA

a. Perilaku manusia bersifat kompleks.


b. Perilaku manusia dapat terjadi karena berbagai sebab dan terarah pada berbagai
tujuan.
c. Perilaku manusia tidak terlepas dari keberadaan dirinya sebagai makhluk biologis,
makhluk individu, makhluk sosial, makhluk religius, dst.

B. TAKSONOMI PERILAKU MANUSIA


a. Perilaku manusia merupakan segala sesuatu yang diperbuat atau dikerjakan oleh
manusia, yang merupakan kompleks dari gejala-gejala jiwa.
b. Gejala-gejala jiwa manusia : Kognisi,Afeksi, Konasi

Gejala gejala jiwa manusia* kognisi : perhatian, pengamatan, tanggapan, imajinasi,


ingatan, pikiran, intusisi
*afeksi : perasaan, emosi
* konasi : refleks, instink, otomatisme, kemauan/motif, hasrat, minat, nafsu

C. PERILAKU MANUSIA DITINJAU DARI ASALNYA

a. Native behavior
Native behavior merupakan perilaku bawaan, bukan merupakan hasil belajar.
Perilaku semacam ini sering juga disebut insting.
b. Acquired behavior
Acquired behavior adalah perilaku yang terbentuk sebagai hasil belajar. Perilaku ini
terbentuk karena individu berinteraksi dengan lingkungannya, baik itu lingkungan
fisik maupun lingkungan social

D. PERILAKU MANUSIA DLM HUBUNGANNYA DGN LINGKUNGAN


a. Individu menggunakan lingkungan
b. Individu menentang lingkungan
c. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mencakup :- mengubah dirinya
(autoplastis), mengubah lingkungan (alloplastis)

Menyesuaikan diri  AUTOPLASTIS(individu ->-<lingkungan), ALLOPLASTIS,


KOMPROMI
E. TEORI TENTANG DETERMINAN PERILAKU

a. Teori LAWRENCE GREEN


B = f (PF, EF, RF)

B : behavior EF : enabling factors

f : function RF : reinforcing factors

PF : predisposing factors

Teori green

 Behavior : perilaku
 Predisposing Factors : faktor-fkator predisposisi yg terwujud dlm pengetahuan, sikap,
kepercayaan, nilai-nilai dst.
 Enabling Factors : faktor-faktor yg memungkinkan yg terwujud dlm, fasililitas, lingkungan,
dst.
 Reinforcing Factors : faktor-faktor pendorong terjadinya perilaku.

b. Teori SNEHANDU B. KAR


B = f (BI, SS, AL, PA, AS)

B : behavior AI : accessibiliy of information


f : function PA : personal autonomy
BI : behavior intention AS : action situation
SS : social support

Teori B. Kar

 Behavior : perilaku
 Behavior Intention : niat / motif untuk berperilaku
 Social Support : dorongan dari orang-orang tertentu.
 Accesebility of Information : informasi yg dapat diperoleh
 Personal Autonomy : otonomi / kemandirian pribadi
 Action Situation : situasi yang memungkinkan tindakan dilakukan

c. Teori WHO
B = f (TF, PR, R, C)
B : behavior PR : personal
f : function reference
TF : thought and R : resource
feeling C : culture

Teori WHO
 Behavior : perilaku
 Thought and Feeling : apa yang dipikirkan dan dirasakan
 Personal Reference : orang-orang tertentu yg dijadikan panutan
 Resources : sumber dana yg dibutuhkan
 Culture : kebudayaan masyarakat sekitar

F. TEORI TENTANG PERUBAHAN PERILAKU


1. Teori Stimulus Organisme, Perilaku terbentuk sbg respon terhadap perangsang tertentu
oleh karena itu perilaku dapat berubah Jika terdapat perangsang yang intensitasnya
melebihi perangsang sebelumnya.
2. Teori Festinger (Dissonance Theory)
 Perilaku seseorang dapat berubah jika pada dirinya terjadi ketidaK seimbangan psikologis.
 Ketidak seimbangan mendorong ybs untuk kembali ke keadaan seimbang atau tenang
secara psikologis. Dan hal ini bisa dicapai dengan melakukan perubahan perilaku.
3. Teori Fungsi
 Perilaku manusia berhubungan dg kebutuhannya.
 Perilaku memiliki fungsi instrumental, artinya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan.
 Perilaku berfungsi sbg pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan.
 Perilaku berfungsi untuk menyesuaikan diri terhadap apa yang terjadi.
 Perilaku merupakan perwujudan/ekspresi diri

G. TEKNIK-TEKNIK MENGUNGKAP PERILAKU MANUSIA

teknik-teknik mengungkap perilaku manusia observasi, wawancara, kuesioner, analisis


karya, biografi, tes
PERTEMUAN 9

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Horton

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan ekspresi dan temparmen seseorang.

Atkinson

Menurut Atkinson kepribadian ialah pola perilaku dan cara berfikir yang khas yang menentukan
penyesuaian diri indivindu terhadap lingkungan.

CIRI CIRI KEPRIBADIAN

-bersifat umun : pikiran kegiatan, perasaan -bersifat kesatuan; unit tunggal

-bersifat khas ; pembeda dengan orang lain -berfungsi baik atau buruh ; cara bagaimana
manusia berada di dunia
- berjangka waktu lama ; tidak mudah
berubah

KEPRIBADIAN YANG SEHAT

-menilai diri sendiri dan situasi secara realstis

-menerima tanggung jawab

-dapat mengontrol emosi menghadapi situasi SCR+

-mandiri, berpikiran, bertindak, membuat keputusan, menyesuaikan diri dengan norma

-berorientasi tujuan ; mengembangkan kepribadian pengetahuan ketrampilan

-berorientasi keluar : memiliki kepedulian dengan masalah lingkungan

-penerima social : mau berhubungan dengan orang lain

-falsafah hidip yang berasal dari keyakinannya

KEPRIBADIAN TIDAK SEHAT

-mudah marah -merasa tertekan

-khawatir dan cemas

-ketidakmampuan untuk menhindar dari perilaku yang menyimpang


-hiperaktif -senang mengkritik

-bersikap memusuhi semua bentuk otoritas -kurang memiliki ras

tanggung jawab

-pesimis
2.Tipologi Kretschmer
Menurut Kretschmer :
 Interaksi antara aspek fisik /biologis dan psikologi (kejiwaan/tempramen ) seseorang akan
membentuk kepribadiannya (Sunaryo,2002)
 Kejiwaan : Schizothym & Cyclothym
Schizothym

 Tipe kepribadian yang sulit utk kontak dengan dunia luar dan
menutup diri sendiri (autisme)
 Secara umum pemalu,penyendiri,lekas tersinggung
 Tipe ini di jumpai pada konstitusi tubuh , seperti : Leptosom,Athletis
,dysplastis

Cyclothym :
 Tipe kepribadian yang mudah kontak dengan dunia luar ,mudah
menyesuaikan diri dengan orang lain
 Secara umum bersifat aktif, lekas bereaksi terhadap stimulus,
emosi tidak stabil ; konstitusi tubuh piknis
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN

a. Biologis (heredity)
Warisan biologis yang terpenting terletak pada kecerdasan dan kematangan biologis,
yang membawa pengaruh terhadap kepribadian.
b. lingkungan alam/geografis (natural environment)
Perbedaan iklim, letak geografis, sumber daya alam, menyebabkan manusia harus
beradaptasi dengan lingkungan alam.Contoh: watak berbeda (pantai –gunung) Biasanya
orang pantai lebih keras intonasi suaranya, agak temperamental saat berbicara dengan
lawan bicaranya.
c. Lingkungan sosial (social heritage)
Masyarakat dan kebudayaan mempengaruhi kepribadian seseorang/individu Perilaku
tersebut akan diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya.

II. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN (SIGMUND FREUD)

 Dikenal dengan tahap perkembangan psikoseksual


 Freud menggunakan istilah “seksual” utk segala tindakan dan pikiran yang memberi
kenikmatan/kepuasan.
a. Fase Oral (Birth–18 months)
Naluri seks terpusat pada mulut karena bayi memperoleh kesenangan dari aktivitas oral
seperti mengisap, mengunyah, menggigit

b. Fase Anal (18 months–3years)


 Kontrol otot kandung kemih (spinchter uretra & ani) sudah mature, memberikan
kesenangan sensual
 Tujuan tahap ini adl terpenuhinya pemuasan yang tidak berlebihan /terbentuk self control
yang memadai saatnya
 toilet training
 pelatihan toilet bisa menjadi krisis

c. Fase Phallic ( 3–6 years)


 Pelajari identitas seksual
 kesadaran genital sebagai sumber kesenangan
 Anak mulai menaruh perhatian pada perbedaan anatomi alat kelamin
 Mengembangkan nilai,sikap & TL sesuai jenis kelamin
 Masalah yang sering timbul ; Oedipus complex & electra complex

d. Fase Latency (6–12 years)


 Tahap tenang , desakan seksual mengendur
 belajar bersosialisasi
Penyimpangan tugas perkembangan
*Inability to conceptualize; lack of motivation in school or job ( Tidak mampu membuat
konsep, tidak mempunyai/kurang motivasi di sekolah atau pekerjaan)

4. Fase Genital (12 years–adulthood)


 Pubertas memicu kebangkitan kembali dorongan seksual.
 Remaja belajar bagaimana mengekspresikan dorongan ini dengan cara yang dapat diterima
secara social
 Sexual maturity and satisfactory relationships with the opposite sex

Penyimpangan tugas perkembangan:

Frigidity, impotence, premature ejaculation, serial


marriages, unsatisfactory relationships (hubungan
yg tidak memuaskan)

III. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ERIK ERIKSON

 dikenal dengan teori psikososial Erikson


 lebih menekankan pada factor ego
 Kepribadian terbentuk ketika seseorang melewati tahap psikososial sepanjang hidupnya
 Masing-masing tahap memiliki tugas perkembangan yang khas (8 tahap)

a. Fase Basic trust versus mistrust (Birth to 1 year)


 basic trust terbentuk pada tahap ini
 ketercapaian dapat dilihat dari: bayi tidur tenang , menyantap makanan dgn nyaman dan
bab/bak dengan santai
 Jika tidak pengasuh konsisten, bayi dapat memandang dunia sebagai tempat berbahaya yg
dipenuhi orang yg tidak dapat dipercaya atau tidak dapat diandalkan.
 Pengasuh adalah agen sosial utama

b. Fase Autonomy versus shame and doubt/otonomi versus rasa malu dan ragu (1 to 3
years)
 Anak belajar mandiri (otonomi): makan, berpakaian menjaga kebersihan sendiri
 Kegagalan membuat anak malu dan merasa ragu akan kemampuannya
 Orang tua sebagai agen social utama

c. Initiative versus guilt /inisiatif vs rasa bersalah (3 to 6 years)


 Anak-anak berusaha untuk bertindak dewasa dan akan mencoba menerima tanggung jawab
yg berada di luar kemampuan
 Mereka terkadang melakukan tujuan atau kegiatan yg bertentangan dgn orang tua dan
anggota keluarga lainnya, dan konflik ini dapat membuat mereka merasa bersalah
 Anak harus mempertahankan rasa inisiatif tetapi belajar untuk tidak melanggar hak atau
tujuan orang lain.
 Keluarga adalah agen sosial utama

d. Industry vs Inferiority (produktif vs rasa rendah diri) usia 6-12th


 Penting menguasai keterampilan social dan akademik
 Jika berhasil timbul percaya diri, jika gagal tjd inferioritas,merasa diri tidak berguna
 Mulai membandingkan dirinya dgn teman sebaya
 Guru & teman sebaya merupakan agen social utama

e. Identity versus role confusion (identitas vs kebingungan peran) :12 to 20 years


 Persimpangan masa anak anak- dewasa
 Remaja sering bertanya “Who am I?”
 harus membangun identitas, mengembangkan nilai2 ideal dalam kehidupannya, mencari
model/idola
 jika gagal mereka bingung ttg peran yang harus dijalankan sbg org dewasa
 agen social utama adl masyarakat dan teman sebaya

Rebellion, substanceabuse, difficulty keeping


 personal relationships; may regress to child-play behaviors
 Pemberontakan, substansi penyalahgunaan, kesulitan menjaga hubungan pribadi; mungkin
mundur ke perilaku bermain anak-anak

f. Intimacy and Solidarity vs Isolation (keintiman dan solidaritas vs isolasi) usia dewas
awal :20 to 35 years (young adulthood)
Pada tahap dewasa awal, individu mulai mengembangkan hubungan sosial yg mengarah
kepada ikatan perkawinan atau hubungan persahabatan yg erat dan bertahan dalam
waktu yg panjang
 Perkembangan identitas mendasari perkembangan keakraban indv dgn orang lain (intimacy)
 Kemampuan mengembangkan hubungan dengan sejenis/lawan jenis
 Salah satu aspek keintiman adl solidaritas
 Jika keintiman gagal dicapai, indv cenderung menutup diri
 Agen sosial utama adalah kekasih, pasangan, dan teman dekat (dari kedua jenis kelamin)

Penyimpangan perkembangan
Ketidakdewasaan emosional; mungkin menyangkal kebutuhan akan hubungan pribadi

g. Generativity vs Self-absorption (kebangkkitan vs kemandegan) : middle adulthood : 35-


65 th
 Individu dituntut mampu menempatkan peran dirinya secara tepat, dlm kerangka
perkawinan & pengasuhan anak, maupun dlm dunia kerja agar lebih kreatif dan produktif,
dan dalam peran di lingkungan sosial sebagai bagian dari lingkungan kemasyarakatan
 Bila generativitas gagal : tidak mampu /mau memikul tanggung jawab tsb terjadi stagnan
dan egois
 Agen sosial yang signifikan adalah pasangan, anak-anak, dan norma budaya

Penyimpangan perkembangan
Ketidakmampuan untuk menunjukkan perhatian
pada siapa pun kecuali diri sendiri

h. Integrity vs Despair (integritas vs kekecewaan) : later years /diatas 65 th


Integritas : sukses menerima keterbatasan hidup, merasa mjd bag dari generasi
sebelumnya, memiliki rasa kearifan sesuai bertambahnya usia, merupakan integrase
akhir dari tahap-tahap sebelumnya
 Bila integritas gagal, timbul : keputusasaan, penyesalan terhadap apa yang telah dan belum
dilakukannya, ketakutan dalam menghadapi kematian
 Melihat kehidupan sebagai pengalaman yang bermakna, produktif, dan bahagia atau
kekecewaan besar yang penuh dengan janji dan tujuan yang tidak direalisasi.

Penyimpangan perkembangan
Mengalami kesulitan menangani masalah penuaan dan
kematian; mungkin memiliki perasaan putus asa
PERTEMUAN 10

BIOPSIKOLOGI DAN PROSES SENSORI-MOTORIK

TAHAP PERKEMBANGAN BIOPSIKOLOGI MANUSIA

a. Masa kanak kanak,merupakan awal kehidupan manusia, dimulai saat manusia dilahirkan.
Pada masa ini penting sekali peran orang tua terhadap perkembangan kepribadian anak.
Pengaruh orang tua dan lingkungan tidak berhenti dimasa anak anak saja, tetapi
berlangsung terus.
b. Masa remaja, merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa
kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis
dan psikologis. Perkembangan masa remaja dibagi menjadi 4 tingkat yaitu : masa pra
puber, masa puber atau masa remaja, berlangsung 2,5 s/d 3,5 tahun, masa post puber,
masa akhir puber.
c. Masa dewasa, biasanya dimulai dari usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun dan
biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak yang
telah berkembang dan mampu berproduksi.
d. Masa tua, problem utama adalah kesepian atau kesendirian. Masa tua merupakan masa
sekitar masa hidup manusia. Orang tua memiliki kemampuan regeneratif yang terbatas
dan lebih mudah terserang penyakit. Untuk biologi penuaan lihat senescence. Di dunia
Barat seseorang dianggap tua ketika mereka mencapai umur 60-65 tahun.
 problem utama adalah rasa kesepian dan kesendirian
mereka sudah bisa melewatkan kesibukan dlm pekerjaan yg merupakan pegangan hidup &
dapat memberikan rasa aman serta rasa harga diri. Pada saat pensiun, hilang kesibukan,
anak-anak mulai menikah dan meninggalkan rumah.
 badan mulai lemah dan tidak memungkinkan bepergian jauh. hal ini menyebabkan
semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan mengalami kemunduran mental

PENGERTIAN SANSORI DAN MOTORIK

Proses sensory adalah kemampuan untuk memproses atau menggorganisasikan in put sensorik
yang siterima. Secra umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses masuknya
rangsangan melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan
berakhir dengan perbuatan.

BERIKUT ALAT INDERA YANG TERLIBAT DALAM PROSES SENSORIS

Rangsangan (stimulus) Penerima (Reseptor) Perasaan (Sensitivitas)

Cahaya Mata Penglihatan

Suara Telinga Pendengaran

Panas, dingin & Kulit Perabaan

tekanan

Gas Hidung Penciuman

Contoh :

 Proses Sensoris Diawali Dengan Pengamatan, Yaitu Gejala Mengenal Benda-benda Di


Sekitar Dgn Menggunakan Alat Indera. Pengamatan Dgn Anggapan/Respon, Memiliki
Perbedaan. Pengamatan Terjadi Pada Saat Stimulus Atau Rangsangan Mengenai Indera
Dan Menghasilkan Kesadaran Serta Pikiran. Respon Yaitu Proses Terjadinya Kesan Dari
Pikiran Setelah Stimulus Tidak Ada.
 Proses Awal Dari Pengamatan Disebut Dgn Perhatian, Sedangkan Proses Akhir Disebut
Persepsi yg Menyebabkan Kita Mempunyai Pengertian Tentang Situasi Sekarang Atas
Dasar Pengalaman Yg Lalu.
 Pengamatan Akan Terjadi Jika Ada Perhatian Thdp Rangsangan & Ada Stimulus Yg
Mengenai Alat Indera.
 Kemudian, Saraf Sensoris Meneruskan Rangsangan Ke Otak & Individu Menyadari
Adanya Rangsangan. Jadi,

Pengamatan Melalui Tiga Proses, Yaitu Fisik (Stimulus Mengenai Indera), Fisiologis
(Stimulus Diteruskan Oleh Saraf Sensoris Ke Otak), Dan Psikologis (Interpretasi Terhadap
Stimulus Yang Diterima Otak) dan psikologis

CONT..

 Tahapan Proses Sensorik Diawali Dgn Penerimaan Input (Registration), Yaitu Individu
Menyadari Adanya Input. Proses Selanjutnya Adalah Orientasi (Orientation), Yaitu
Tahapan Individu Untuk Memperhatikan Input Yang Masuk. Tahap Berikutnya, Kita Mulai
Mengartikan Input Tersebut (Interpretation). Selanjutnya, Tahap Organisasi (Organization)
Yaitu Tahapan Otak Untuk Memutuskan Apakah Memperhatikan Atau Mengabaikan Input
Ini. Tahap Terakhir Adalah Eksekusi (Execution), Yaitu Tindakan Nyata Yang Dilakukan
Terhadap Input Sensorik yg diterima

FAKTOR-FACTOR YG MEMPENGARUHI PROSES SENSORIS

 Keadaan Indera Yg Sehat & Sempurna Akan Mempengaruhi Kesempurnaan Proses


Sensoris.
 Perhatian Yg Tertuju Pada Objek Memudahkan Persepsi, & Jika Perhatian Kurang, Maka
Akan Mengganggu Konsentrasi Shg Proses Sensoris Tidak Sempurna.
 Rangsangan Yg Sangat Lemah Ataupun Sangat Kuat Akan Mengganggu Proses Sensoris.
 Saraf Dan Pusat Saraf Dlm Keadaan Baik Dan Sehat

GANGGUAN MENTAL KARNA FAKTOR PROSES SENSORI TEHADAP PERILAKU

a. Osolasi ( ayunan), terjadi karna perhatian atau pengamatan yang mudah beralih sehingga
menyebabkankesan yang selalu berubah
b. Ilusi, terjadi karna kesalahn persepsi sehingga terjadi kesalahn pengamatan. Penyebab
rangsangan yang keliru, kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa, harapan2 tertentu
sehingga menimbulkan berbagai prasankan dan tidak adanya analisis terhadap kesan yang
di terima
c. Halusinasi, Terjadi Apabila Individu Mempunyai Kesan Ttg Sesuatu, Atau Dikatakan
Sebagai Bentuk Kesalahan Pengamatan Tanpa Obyek Penginderaan Tidak Disertai
Stimulus Yang Adekuat.

PROSES MOTORIK

Adalah kemampuan untuk memperoses atau secara menggorganisasikan in put sensorik yang
siterima. Secra umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses masuknya
rangsangan melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan
berakhir dengan perbuatan.

 Gerakan Motorik Berupa Gerakan Involunteer (Gerakan Yg Tdk Dikendalikan Oleh


Kehendak), Gerakan Volunteer (Gerakan Yg Dikendalikan O/ Kehendak), Dan Gerakan
Refleks. Gerakan Refleks Timbul Sbg Akibat Adanya Stimulus Reseptor Di Dalam Tendon,
Jaringan Otot, Kulit, Selaput Lendir, Mata Ataupun Telinga.
 Terdapat Berbagai Jenis Gerakan Motorik, Gerakan Refleks, Gerakan Terprogram Dan
Gerakan Motorik Halus, Seperti, Menulis, Merangkai, Melukis, Berjinjit, Serta Gerakan
Motorik Kasar, Seperti, Berjalan, Merangkak, Memukul, Dan Mengayunkan Tangan.

CONT..

 Motorik Berfungsi Sebagai Motor Penggerak Yg Tdpt Di Dalam Tubuh Manusia.


 Motorik Dan Gerak Tidaklah Sama, Namun Tetap Berhubungan
 Persamaannya, Setiap Proses Yang Terjadi Di Dalam Tubuh Manusia Menghasilkan
Gerak, Sedangkan Perbedaannya, Motorik Tidak Dapat Dilihat Tetapi Dapat Dirasakan,
Berbeda Dengan Gerak Yang Dapat Dilihat Dan Diamati.

TIGA KOMPONEN, UTAMA YANG BERPERAN DALAM PROSES GERAKAN

yaitu : AnalisatorAdalah alat penerima rangsangan, seperti ; mata,pendengaran takti atau alat
perasa, dan semua yang berhubungan dengan stimulis. kinestetik adalah alat penerima
rangsangan yang berbentuk saraf dan ototyang terdapat pada tubuh manusia. Vestibular adalah
perasaan gerak yang terletak di dalam telinga.

HUBUNGAN SENSORIK DENGAN PERILAKU

Proses sensorik menyebabkan manusia dapat mengenal alam diluar dirinya, yang berguna untuk
mengembangkan dirinya sebagai makhluk social. Akubat dari proses sensorik manusia dapat
berperilaku dalam betuk…
a. Fantasi, yaitu suatu daya untuk mencipatakan sesuatu yang baru. Menurut kejadiannya
ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut fantasi aktif) dan ada pula
fantasi yang tidak disadari (fantasi pasif).
b. Berfikir, merupaka proses Tanya jawab antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang
baru, dengan menggunakan akal.
c. Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan men- gukur sesuatu
menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira dan lain-lain. Berdasarkan perasan,
manusia dapat dibagi dua golongan, yaitu : golongan eukolia ( orang yang selalu merasa
gembira atau optimis) dan golongan diskoloi (orang yang sealu merasa tidak senang,
murung dan pesimis.
PERTEMUAN 12

PERSEPSI

PENGERTIAN PERSEPSI

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaaan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun
proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stinulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus diterima oleh alat indera, yaitu yang
dimaksud dengan penginderaan, dan melalui proses penginderaan tersebut stimulus itu menjadi
sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan diinterprestasikan ( Davidoff, 1981 ).

Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dalam individu sendiri.
Namun demikian sebagian besar stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan.
Sekalipun persepsi dapat melalui macam – macam alat indera yang ada pada diri individu, tetapi
sebagian besar persepsi melalui alat indera penglihatan.

Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada
dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tsb, maka dalam persepsi
dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman- pengalaman individu
tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda
antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu bersifat individual (Davidoff, 1981;
Rogers, 1965 ).

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSEPSI

a. Objek yang dipersepsi


Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau resptor. Stimulus dapat
datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam individu
yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf penerima yang bekerja sebagai
reseptor. Namun sebagia besar stimulus datang dari luar individu.
b. Alat Indera, Syaraf, dan Pusat Susunan Saraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untk menerima stimlus. Disamping itu juga
harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor
ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk
mengadakan respon diperluka syaraf motoris.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu
merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang
ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

PROSES TERJADINYA PERSEPSI

Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus
yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak proses ini yang disebut
sebagai proses fisiologis.

Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa
yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau
dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis.

ORGANISASI PERSEPSI

Dalam organisme atau individu mengadakan persepsi timbul suatu masalah apa yang dipersepsi
terlebih dahulu, apakah bagian merupakan hal yang dipersepsi lebih dahulu, baru kemudian
keseluruhannya, ataukah keseluruhan persepsi lebih dahulu baru kemudian bagian2nya. Hal ini
berkaitan bagainmana seseorang mengorganisasikan apa yang dipersepsinya.

Dalam hal ini memang ada 2 teori yang berbeda satu dengan yang lain, atau bahkan dapat
dikatakan berlawanan dalam hal persepsi ini yaitu (1) teori elemen, dan (2) teori gestalt. Menurut
teori elemen dalam individu mempersepsi sesuatu maka yang dipersepsi mula – mula adalah
bagian2nya, baru kemudian keseluruhan atau gestalt merupakan hal yang sekunder.

Sebaliknya menurut teori gestalt dalam seseorang mempersepsi sesuatu yang primer adalah
keseluruhannya atau gestaltnya, sedangkan bagian – bagiannya adalah sekunder. Penelitian –
penelitian secara eksperimental dilakukan oleh Wertheimer, dkk. Dalam persepsi sehingga
menemukan beberapa hukum dalam persepsi. Hukum – hukum persepsi menurut gestalt adalah
sebagai berikut :

a. Hukum Pragnanz, Pragnanz berarti penting, meaningsful, penuh arti atau berarti. Jadi
apa yang persepsi itu menurut hukum ini adalah penuh arti, suatu kebulatan yang
mempunyai arti penuh, meaningsfull. Hukum ini oleh kaum gestalt dipandang sebagai
hukum yang pokok.
b. Hukum Figure-Ground, Dalam persepsi dikemukakan adanya dua bagian dalam
perceptual field, yaitu figure yang merupaka bagian yang dominan dan merupakan fokus
perhatian, dan ground yang melatar belakangi atau melengkapi. Antara figure dan ground
dapat pindah atau bertukar peran satu dengan yang lain, yaitu yang semua ground dapat
menjadi figure. Hal ini akan bergantung pada perhatian seseorang dalam mengadakan
persepsi itu.
c. Hukum Kedekatan, Hukum ini menyatakan bahwa apabila stimulus itu saling
berdekatan satu dengan yang lain, akan adanya kecendrungan untuk dipersepsi sebagai
suatu keseluruhan atau suatu gestelt.Contoh : Xx xx xx
Dalam gambar diatas orang akan mempersepsi silang pertama dan kedua, ketiga dan
keempat, kelima dan keenam masing2 merupakan suatu gestalt daripada silang kedua
denga silang ketiga, silang keempat denga silang ke lima.
d. Hukum Kesamaan ( similitary ), Hukum ini menyatakan bahwa stimulus atau objek
yang sama, mempunyai kecendrungan untuk dipersepsi sebagai suatu kesatuan atau
sebagai suatu gestalt.
e. Hukum kontinutas, Hukum ini menyatakan bahwa stimulus yang mempunyai
kontinutas satu dengan yang lain, akan terlihat dari ground dan akan di persepsi sebagai
suatu kesatuan atau keseluruhan.
f. Hukum Kelengkapan atau Ketertutupan ( closure ), Hukum ini menyatakan bahwa
dalam persepsi adanya kecendrungan orang mepersepsi sesuatu yang kurang lengkap
menjadi lengkap, sehingga menjadi sesuatu yang penuh arti atau berarti.

OBJEK PERSEPSI

Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia.
Ojek persepsi dapat dibedakan atas yang non manusia dan manusia. Objek pesepsi yang
berwujud manusia ini disebut person perception atau juga ada yang menyebutkan sebagai social
perseption, sedangkan persepsi yang berobjekkan non manusia, hal ini sering disebut sebagai
nonsocial perseption atau juga disebut sebagai things perseption.

Apabila yang dipersepsi itu manusia maka onjek persepsi mempunyai aspek – aspek yang sama
dengan yang mempersepsi. Orang yan dipersepsi akan dapat mempengaruhi pada orang yang
mempersepsi, dan hal ini tidak akan dijumpai bila yang dipersepsi tu non manusia. Karena itu
pada objek persepsi, lingkungan yang melatar belakangi objek persepsi, dan peseptor sendiri
akan sangat menentukan dalam hasil persepsi.

KONSISTEN DALAM PERSEPSI

Pengalaman seseorang akan berperan dalam seseorang mempersepsi sesuatu. Seperti


dikemukakan oleh Werhtheimer bahwa pada persepsi itu tidak hanya ditentukan oleh stimulus
secara objektif, tetapi juga akan ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan orang yang
mempersepsi.

a. Konsistensi Bentuk, Pengalaman memberikan pengertian bahwa bentuk uang logam itu
bulat, hal tersebut sebagai hasil persepsi, bahwa uang logam itu bulat. Kalau seseorang
melihat uang logam dalam posisi miring maka akan terlihat bahwa uang logam tersebut
tidak kelihatan bulat. Namun demikian orang akan selalu berkata – dan ini sebagai hasil
persepsi– bahwa uang logam itu bulat, sekalipun yang dilihat pada posisi uang logam
miring tidak bulat.
b. Konsistensi Warna, Atas dasar pengalaman orang mengerti bahwa susu murni itu
berwarna putih. Walaupun pada suatu waktu orang dijamu minuman susu yang
penerangannya agak remang – remang berwarna merah sehingga susu itu kelihatan agak
merah, tetapi dalam mempersepsi akan berpendapat bahwa susu itu berwarna putih.
c. Konsistensi Ukuran ( size ), Pengalaman memberikan pengertian bahwa binatang yang
namanya gajah yang telah dewasa itu ukurannya besar, lebih besar daripada seekor
harimau, apabila seseorang melihat
seokor gajah dari kejauhan maka gajah tersebut kelihatannya
kecil. Sekalipun yang dilihat itu kecil, namun dari hasil,persepsi
tetap orang menyatakan bahwa gajah itu tetap mempunyai
ukuran yang besar.

PERHATIAN

Seperti telah dikemukakan dimuka perhatian merupakan syarat psikologis dalam individu
mengadakan pesepsi, yang merupakan langhkah persiapan, yaitu adanya kesediaan individu
untuk mengadakan persepsi. Dengan demikian maka apa yang diperhatikan akan betul – betul
disadari oleh individu, dan akan betul – betul jelas bagi individu yang bersangkutan. Karena itu
perhatian dan kesadaran akan mempunyai kolerasi yang positif. Makin diperhatikan sesuatu
objek akan makin disadari objek itu dan makin jelas bagi individu.

Hal – hal lain yang tidak sepenuhnya diperhatikan akan terletak diluar pusat kesadaran. Makin
jauh dari pusat kesadaran makin kurang diperhatikan, dan makin kurang disadari.

Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, perhatian dapat dibedakan atas perhatia spontan dan
perhatian tidak spontan.

a. Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan secara
spontan. Perhatian ini erat hubungannya dengan minat individu.
b. Perhatian tidak spontan yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karena itu
harus ada kemauan untuk menimbulkannya. Seorang murid mau tidak mau harus
memperhatikan pelajaran sejarah misalnya, sekalipun ia tidak menyenangi, karena ia
harus mempelajarinya.

STIMULUS

Seperti telah dikemukakan diatas individu pada suatu waktu menerima bermacam – macam
stimulus, agar stimulus dapat disadari oleh individu stimulus harus cukup kuatnya. Apabila
stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu stimulus tidak akan
dapat dipersepsi, atau disadari oleh individu yang bersangkutan.

Batas minimal kekuatan stimulus yang dapat menimbulkan kesadaran pada individu disebut
ambang absolut sebelah bawah ( underwood 1945 ) atau juga disebut ambang stimulus
( Towmsend, 1953 ), yaitu kekuatan stimulus minimal yang dapat disadari oleh individu, kurang
dari kekuatan tsb individu tidak akan dapat menyadari stimulus itu.

Apabila kekuatan stimulus ditambah, maka stimulus akan makin kuat, dan orang akan mampu
membedakan kekuatan stimulus satu dengan yang lain. Sampai sejauhmana kemampuan individu
membedakan stimulus satu denga yang lain, hal ini akan menyangkut ambang perbedaan, ada
orang yang dapat dengan tajam membedakan kekuatan stimulus satu dengan yang lain, tetapi ada
pula yang tidak dapat denga tajam membedakan.

Misalnya seperti dikemukakan oleh Huygens kekuatan stimulus untuk penglihatan terletak antara
390 milimicron dan 760 milimicron. Keuatan dibawah 390 milimicron adalah subliminal,
sedangkan yang diatas 760 milimicron dikatakan subliminal ( Harriman, 1950 ).

a. Intensitas atau kekuatan stimulus


Agar stimulus dapat dipersepsi oleh individu, stimulus tersebut harus cukup kuatnya.
Sehubungan dengan kekuatan stimulus dapat dikiemukakan bahwa pada umumnya
stimulus yang kuat lebih menguntungkan dalam kemungkinannya untuk dipersepsi
apabila dibandingkan dengan stimulus yang lemah.
b. Ukuran Stimulus
Pada umumnya ukuran stimulus yang besar lebih menguntungkan dalam menarik
perhatian apabila dibandingkan dengan ukuran yang kecil suatu headline yang besar dari
surat kabar akan lebih menarik perhatian apabila dibandingkan dengan huruf – huruf
yang kecil lainnya.
c. Perubahan Stimulus
Orang tidak lagi memperhatikan bunyi jam yang tergantung pada tembok yang sudah tiap
hari didengar, tetapi jika pada suatu hari jam tersebut tidak berbunyi, jadi ada perubahan
stimulus, maka justru pada waktu itu tariklah perhatian orang kepada perubahan stimulus
tersebut.
d. Ulangan dari Stimulus
Stimulus yang diulang pada dasarnya lebih menarik perhatian daripada yang tidak
diulangi, bunyi kentongan yang bertalu – talu akan lebih menarik perhatian apabila
dibandingkan kalau kentongan itu hanya berbunyi satu kali saja.
e. Pertentangan atau Kontras dari Stimulus
Stimulus yang bertentangan atau kontras dengan sekitarnya akan lebih menarik perhatian
orang . Kalau semua anak memakai pakaian putih – putih dan ada seorang anak yang
memakai pakaian merah, maka keadaan yang kontras ini akan menarik perhatian orang.
FAKTOR INDIVIDU

jika stimulus merupakan faktor eksternal dalam prosesmpersepsi, maka faktor individu
merupakan faktor internal. Menghadapi stimulus luar itu individu bersikap selektif untuk
menentukan stimulus mana yang akan diperhatikan sehingga menimbulkan kesadaran pada
individu yang bersangkutan keadaan individu pada suatu waktu ditentukan oleh :

a. Sifat struktural dari individu, yaitu keadaan individu yang lebih bersifat permanen.
Ada individu yang suka memperhatikan sesuatu hal sekalipun hal itu kecil atau tidak
berarti, tetapi sebaliknya ada individu yang mempunyai sifat acuh tak acuh terhadap
keadaan yang ada disekitarnya.
b. Sifat temporer dari individu yaitu keadaan individu pada sesuatu waktu. Orang yang
dalam keadaan marah misalnya akan lebih emosional daripada kalua dalam keadaan
biasa.
c. Aktivitas yang sedang berjalan pada individu. Sesuatu hal atau benda pada suatu
waktu tidak menarik perhatian seseorang tetapi pada waktu yang lain justru sebaliknya.

PERSEPSI MELALUI INDERA PENGLIHATAN

a. Struktur Fisiologi Mata


b. Warna Elementer dan Warna Primer
Dalam kegiatan sehari – hari orang dapat melihatbermacam – macam warna. Masing –
masing mempunyaimsifat sendiri – sendiri; masing – masing warna merupakan warna
elementer.
Diantara warna – warna elementer didapati warna warna menyolok sekali, dan ini
merupakan warna primer atauwarna pokok. Misalnya warna merah dan kuning
merupakan dua warna yang menonjol dan merupakan dua pool dari seri warna oranye.
Menurut Hering yang kemudian terkenal dengan teori hering terdapat enam warna pokok
yaitu warna merah, hijau, kuning, biru, putih dan hitam ( Collins dan Drever, 1952 ). Dari
enam warna ini menjadi tiga pasang warna yaitu pasanga merah – hijau, biru – kuning,
dan putih – hitam ( Collins dan Drever, 1952; Harriman, 1958 ). Warna – warna lain
merupakan campuran warna pokok tersebut.
Menurut young retina mempunyai kemampuan untuk mengadakan 3 macam warna
pokok, yaitu merah, hijau dan biru ( Harriman, 1958 ). Kemudian teori dari young ini
diperkuat oleh Helmholtz, sehingga teori itu kemudian dikenal dengan teori Young
Helmholtz.
c. Buta Warna
Kadang – kadang dijumpai orang yang tidak dapat membedakan warna satu denga warna
lain, orang yang demikian disebut dengan orang yang buta warna. Buta warna ini
bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu kelainan, karenanya buta warna tidak dapat
disembuhkan. Hal ini disebabkan karena dalam retina tidak terdapat atau kurang
sempurna cones-conesnya, yang berfungsi untuk membedakan warna.

PERSEPSI MELALUI INDERA PENDENGARAN

a. Telinga bagian luar, yaitu merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar.
b. Telinga bagian tengah, yaitu merupakan bagian yang meneruskan stimulus yang diterima
oleh telinga bagian luar, jadi bagian ini merupakan transformer.
c. Telinga bagian dalam, yaitu merupakan reseptor yang sensitive yang merupakan saraf –
saraf penerima.

PERSEPSI MELALUI INDERA PENCIUMAN

Orang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indera penciuman yaitu hidung, sel – sel
penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam

Stimulusnya berwujud benda – benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan
mengenai alat – alat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris
ke otak, dan sebagai respon dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa yang diciumnya
yaitu bau yang diciumnya.

PERSEPSI MELALUI INDERA PENGECAP

Indera pengecap terdapat dilidah. Stimulusnya merupakan benda cair. Zat cair itu mengenai
ujung sel penerima yang terdapat pada lidah, yang kemudian dilangsungkan oleh syaraf sensoris
ke otak, hingga akhirnya orang dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang dikecap itu.
Mengenai rasa ini ada 4 rasa pokok yaitu ; Pahit, Manis, Asin, Asam

PERSEPSI MELALUI INDERA KULIT

Indera ini dapat merasakan rasa sakit, rabaan, tekanandan temperatur. Teta[I tidak semua bagian
dari kulit dapat menerima rasa – rasa ini. Pada bagian – bagian tertentu sajayang dapat untuk
menerima stimulus – stimulus tertentu. Rasa – rasa tersebut diatas merupakan rasa –rasa kulit
yang primer, sedangkan disamping itu masih terdapat variasi yang bermacam – macam.

Dalam hal tekanan atau rabaan, stimulusnya langsung mengenai bagian kulit bagian rabaan
atuntekanan. Stimulus ini akan menimbulkan kasadaran akan lunak, keras, halus dan kasar.

Stimulus yang dapat menimbulkan rasa sakit dapat bersifat khemis maupun electrical dan
sebangsanya yang pada pokoknya stimulus itu cukup kuat menimbulkan kerusakan

ILLUSI
Illusi merupakan kesalahan individu dalam memberikan interpretasi atau arti terhadap stimulus
yang diterimanya. Misalnya tonngak dikira orang yang sedang berdiri. Illusi bukanlah
merupakan kelainan dalam kehidupah kejiwaan seseorang. Hal ini berlainan dengan halusinasi,
yang merupakan kelainan dalam kejiwaan seseorang. Pada halusinasi individu merasa
mengalami sesuatu persepsi, sekalipun scara objektif individu yang bersangkutan tidak dikenai
sesuatu stimulus. Jadi secara objektif stimulus tidak ada tetapi secara subjektif individu merasa
adanya stimulus, karena itu ia mengalami persepsi. Misalnya orang yang sedang sakit panas, ia
berlari – lari karena merasa dikejar – kejar oleh seseorang yang belum dikenalnya, sekalipun
secara objektif orang yang mengejar ( stimulus ) itu tidak ada. Keadaan semacam ini merupakan
keadaan yang tidak normal. Jadi kalau seseorang mengalami halusinasi, maka ini sesuatu
pertanda bahwa keadaan jiwanya telah mengalami gangguan. Biasanya halusinasi merupakan
pendahuluan ketidaknormalan jiwa.

Mengenai illusi terdapat adanya bermacam – macam factor yang menjadi sebab yaitu :

a. Faktor Ke-alaman, Illusi terjadi karena faktor alam, misalnya illusi ekho ( gema ), illusi
kaca.
b. Faktor Stimulus
 Stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu dapat menimbulkan illusi, misalnya gambar
yang ambiguous, yang mempunyai arti lebih dari satu dapat menimbulkan illusi.
 Stimulus yang tidak dianalisis lebih lanjut, yang ,memberikan impresi secara total.
Misalnya Miller-Lyer illusi, Poggendorf illusi, ini yang sering disebut illusi geometrik.
c. Faktor Individu, Ini dapat disebabkan karena adanya kebiasaan dan dapat juga karena
adanya kesiapan psikologis (mental set) dari individu.
PERTEMUAN 13

MOTIVASI

Hewan atau manusia dalam berbuat atau bertindak selain terkait oleh faktor2 yang datang
dari luar, juga ditentukan oleh faktor2 yang terdapat dalam diri organisme yang bersangkutan,
yaitu berupa kekuatan yang datang dari organisme yang bersangkutan yang menjadi pendorong
dalam tindakannya. Dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat itu yang disebut motif.
Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang
mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai
tiga aspek, yaitu (1) keadaan terdorong dalam diri organisme ( a driving state), yaitu kesiapan
bergerak kerana kebutuhan, misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau
karena keadaan mental sepertiberpikir, dan ingatan; (2) perilaku yang timbul dan terarah karena
keadaan ini; (3) goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

Motif itu tidak dapat diamati secara langsung. Tetapi motif dapat diketahui atau
terinferensi dari perilaku, yaitu apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat. Dari hal2 tersebut
dapat diketahui tentangmotifnya. Misal seseorang selalu bekerja dengan giat pada setiap tugas
yang dikerjakannya untuk mencapai hasil yang baik. Dari keadaan ini dapat ditarik pendapat
bahwa yang bersangkutan didorong oleh achievement motivation yang tinggi.

Misalnya mengapa seseorang pergi kuliah? Jawabannya akan berkaitan dengan motivasi,
misalnya ingin belajar, inginmendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, ingin menganggkat
martabat orang tua, agar mudah memperoleh pekerjaan dsb. Pada umumnya yang mendorong
untuk kuliah ini merupakan kombinasi dari berbagai-bagai macam motif tersebut.

Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas ( melingkar ), yaitu motivasi timbul,
memicu perilaku tertuju kepada tujuan ( goal ), dan akhirnya setelah tujuan ( goal ) itu tercapai
motivasi berhenti. Tetapi itu akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan
lagi.

Pada tahap pertama timbulnya keadaan pemicu ( driving state ), istialah drive dorongan
atau pemicu biasanya digunakan bila motif yang timbul itu berdasarkan kebutuhan biologis
atau fisologis. Drive ini timbul dapat karena organisme itu merasa ada kekurangan dalam
kebutuhan ( needs ). Misal orang kurang tidur, maka ia butuh tidur dan kebutuhan ini
mendorong untuk tidur. Drive juga bias timbul karena pengaruh stimulus luar, misal gambar
yang merangsang.

JENIS – JENIS MOTIF


Dalam masalah motif terdapat adanya bermacam – macam motif, namun demikian para ahli
umumnya sependapat bahwa ada motif yang berkaitan dengan kelangsungan hidup organisme,
yaitu yang disebut ebaga motif biologis ( Gerungan, 1965 ) atau sebagai kebutuhan fisiologis
( Maslow, 1970 ).

a. Motif Fisiologis
Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani, misal
dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan seksual, dorongan untuk
mendapatkan udara segar. Dorongan – dorongan tersebut adalah berkaitan dengan
kebutuhan2 untuk melangsungkan sksitensinya sebagai makhluk jidup. Orang apabila
lapar ada dorongan untuk makan, dan apabila haus ada dorongan untuk minum dsb.
Karena itu motif ini juga sering disebut sebagai motif dasar ( basic motives ) atau motif
primer ( primary motivies ), karena motif atau dorongan ini berkaitan erat dengan
pertahanan eksitensi kehidupan. Dorongan atau drive ini merupakan dorongan atau motif
alami ( natural motives ), merupakan motif yang dibawa.
Walaupun motif fisiologis merupakan motif alami, motif dasar, tetapi dalam
minifestasinya akan dipengaruhi pula oleh proses belajar. Misal orang apabila lapar,
adanya doronga atau motif untuk makan. Tetapi bagaiman cara makan dan apa yang akan
dimakan sangat dipengaruhi oleh faktor belajar.
Dengan demikian maka proses belajar mempunyai peranan yang penting dalam kaitannya
dengan motif, juga dalam tujuan serta dalam kebutuhan – kebutuhannya.
b. Motif Sosial
Motif sosial merupakan motif yang kompleks, dan merupakan sumber dari banyak
perilaku atau perbuatan manusia. Motif ini dipelajari dalam kelompok sosial.
memahami motif sosial adalah merupakan hal yang penting untuk mendapatkan
gambaran tentang perilaku individu dan kelompok. Mcclelland (lih. Morgan,dkk.,1984)
berpendapat bahwa motif sosial itu dapat dibedakan dalam (1) motif berprestasi
( achievement motivation ) dan juga disebut need for achievement (n-achievement); (2)
motif berafiliasi atau juga disebut kebutuhan berafilasi ( need for affiliation atau n-
affiliation); (3) motif berkuasa atau kebutuhan berkuasa (need for poweratau n-power).
c. Teori Kebutuhan dari Maturay
Kebutuhan2 yang dikemukakan oleh maturay (lih.Crider.,dkk.,1983) atau juga disebut
motif2 (lih. Morgan.,dkk.,1984) adalah sebagai berikut :
1.) Merendahkan atau merendahkan diri ( abasemen ), yaitu menerima celaan atau
cercaan orang lain, merendahkan diri dalam menghadapi orang lain, menerima
hukumna bila melakukan kesalahan.
2.) Berprestasi ( achievement ), yaitu motif yang berkaitan dengan untuk memperoleh
prestasi yang baik, memecahkan masalah2 yang dihadapi, mengerjakan tugas2
secepat mungkin dan sebaik-baiknya.
3.) Affiiasi ( affiliation ) yaitu motif atau kebutuhan yang berkaitan dengan berteman,
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.
4.) Agresi ( aggresion), yaitu motif yang berkaitan dengan sikap agresivitas, melukai
orang lain, berkelahi, menyerang orang lain.
5.) Otonomi ( autonomy ), yaitu motif atau kebutuhan yang berkaitan dengan kebebasan,
bebas dalam menyatakan pendapat, ataupun berbuat, tidak menggantungkan kepada
orang lain, mencari kemandirian.
6.) Counteration, yaitu motif yang berkaitan dengan usaha untuk mengatasi kegagalan2,
mengadakan tindakan seperti conternya.
7.) Pertahanan ( defendance ), yaitu motif yang berkaitan dengan pertahanan diri.
8.) Hormat ( deference ), yaitu motif yang berhubungan dengan rasa hormat, berbuat
seperti apa yang diharapkan orang lain.
9.) Dominasi ( dominance ),yaitu motif yang berhubungan dengan sikap menguasai
orang lain, menjadi pemimpin, membantah pendapat orang lain, ingin mendominasi
orang lain.
10.) Ekshibisi atau pamer ( exibition ), yaitu motif yang berkaitan drngan ekshibiso
atau pamer, menonjolkan diri supaya dilihat orang lain, ingin menjadi pusat perhatian.
11.) Penolakan kerusakan ( harmavoidance ), yaitu motif berusaha menolak hal2 yang
merugikan, yang menyakitkan badan, menolak rasa sakit, menolak hal2 yang
merugikan dalam kejasmanian, menghindari hal2 yang membahayakan.
12.) Infavoidance, yaitu motif yang berkaitan dengan usaha menghindari hal2 yang
memalukan, hal2 yang membawa kegagalan.
13.) Memberi bantuan ( nurturance ), yaitu motif yang berkaitan memberi bantuan atau
menolong kawan atau orang lain, memperlakukan orang lain dengan baik, kasih
sayang kepada orang lain.
14.) Teratur (order), yaitu motif untuk keteraturan, kerapian, menunjukan keteraturan
dalam segala hal.
15.) Bermain ( play ), yaitu motif yang berkaitan dengan bermain, rileks, kesenangan,
melawak, dan menghindari hal – hal yang menegangkan.
16.) Menolak ( rejection ), yaitu motif untuk menolak pihak lain, orang lain,
menganggap sepi orang lain.
17.) Sentience, yaitu motif yang mencari kesenangan terhadap impresi yang melalui
alat indera ( sensuous impression ).
18.) Seks ( sex ), yaitu motif yang berakitan dengan kegiatan seksual. Bantuan atau
pertolongan ( succorance ), yaitu motif yang berkaitan dengan memperoleh simpati
atau bantuan orang lain, untuk bergabung dengan pihat lain.
19.) Mengerti ( understanding ), yaitu motif untuk menganalisis pengalaman, untuk
memilah konsep2, mensintesiskan ide2, menemukan hubungan satu dengan yang lain.

d. Motif Eksplorasi, Kompetensi, dan Self-aktualisasi.


Ketiga macam motif itu ialah (1) motif untuk mengadakan eksplorasi terhadap
lingkungan, yang oleh Woodwort dan Marquis (1957) disebut sebagai motif objektif; (2)
motif untuk menguasai tantangan yang ada dalam lingkungan dan menanganinya dengan
secara efektif ( competence or effectence motivation); (3) motif untuk aktualisasi diri
( self-actualization)
1.) Motif Eksplorasi dari Woodwort & Marquis
Menurut Woodwort dan Marquis (1957 ), terdapat adanya bermacam2 motif, yaitu
motif yang berkaitan dengan kebutuhan organis; (2) motif darurat (emergence
motive); (3) motif objektif dan minat (interest).
Motif organis adalah motif yang berkaitan dengankebutuhan yang bersifat organis,
yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kelangsungan organisme.
Motif darurat atau emergence motive merupakan yang bergantung pada keadaan
sekitar atau diluar organisme. Organisme sering dihadapkan pada situasi yang harus
mengambil langkah untuk menghindari bahaya. Emergence motif ini mencakup
beberapa macam motif, yaitu (a) escape motive, yaitu motif yang ada pada organisme
untuk melepaskan diri dari keadaan bahaya; (b) motif melewan (combat motive),
yaitu motif yang timbul apabila organisme mendapatka serangan, maka organisme
akan melawannya
( c) motif untuk mengatasi hambatan, yaitu apabila individu mangalami hambatan
dalam mencapai tujuan, akan ada motif untuk mengatasi hambatan tsb; (d) motif
mengejar atau mencari ( the pursuit motive ), yaitu motif mosalnya anak diberi
permaanan baru, yang kemudian permainan itu disingkirkan, maka pada anak akan
timbul moti untuk mencarinya atau mengejarnya.
2.) Motif kompetensi ( Competence motive )
Motif kompetesi ini adalah berkaitan dengan motif intrinsik, yaitu kebutuhan
seseorang untuk kompetensi dan menentukan sendiri dalam kaitan dengan
lingkungannya ( Deci, 1975, dalam Morgan.,dkk1984 ). Disebut intrinsik karena
tujuannya adalah perasaan internal mengenai kompetensi dan self-determinasi.
Sebaliknya motif ekstrinsik yang ditujukan kepada tujuan yang terletak diluar
individu, seperti misal uang.
Motif kompetensi dan yang bersifat intrinsik merupakan hal yang angat penting
karena ini merupakan motivator yang sangat kuat dari perilaku manusia yang dapat
digunakan untuk membuat seseorang lebih produktif.
3.) Motif Aktualisasi Diri ( self-actualization ) dari Maslow
Motif aktualisasi diri merupakan motif yang berkaitan dengan kebutuhan atau
dorongan untuk mengaktualisasukan potensi yang ada pada diri individu. Sudah
barang tentu hal ini akan bervariasi dari orang satu dengan yang lain. Seseorang ingin
mengaktualisasikan dirinya dalam bidang politik, yang alin dalam bidang ilmu,
sedangkan yang lain dalam bidang yang berbeda.
Kebutuhan yang paling tinggi adalah kebutuhan akan aktualisasi diri ( self-
actualization ), kebutuhan akan penghargaan ( esteem-needs ) seperti kebutuhan akan
prestige, sukse, harga diri ( self-esteem ) atau self-respect; kebutuhan belonging dan
kasih sayang ( belonggingnes and love needs ), seperti misal kebutuhan akan
afeksi,afiliasi,identifikasi,kaebutuhan rasa aman (safety needs), seperti rasa
tentram,teratur,kepastian; kebutuhan fisiologis (fisiological needs) misal
makan,minum,seks.
Kebutuhan fisiologis harus sudah dipenuhi (satisfied) sebelum kebutuhan yang lain
muncul, misal kebutuhan rasa aman,. Apabila kebutuhan rasa aman telah dipenuhi,
maka muncul kebutuhan yang ada diatasnya, yaitu kebutuhan belonging dan kasih
sayang, demikian seterusnya.

FRUSTASI DAN KONFLIK

Apabila individu tidak dapat mencapai tujuan dan individu tidak dapat mengerti secara baik
mengapa tujuan itu tidak tercapai , maka individu akan mengalami frustasi atau kecewa. Individu
yang mengalami frustasi dapat depresi, merasa bersalah, rasa takut dsb.

Sumber frustasi atau yang merupakan kendala itu dapat bermacam2 yaitu (1) dari lingkungan,
misal norma sosial yang ada, ini merupakan kendala yang dapat menimbulkan frustasi, (2)
kemampuan yang ada dalam diri individu yang tidak sesuai sehingga tidak dapat mencapai
tujuan, misal anak ingin ke fakultas teknik, tetapi tenyata tidak dieterima karena memang tidak
mempunyai kemampuan dalam bidang tersebut. (3) konflik antara motif2 yang ada , dua motif
atau lebih yang muncul berbarengan dan membutuhkan pemenuhan, hal ini dapat menimbulkan
frustasi. Misal cinta segitiga, dalam cinta sgitiga tidak dapat diambil jalan kompromidalam arti
semua diambil, harus ada pemilihan salah satu dan ini dapat menimbulkan fustasi bagi individu
yang bersangkutan.
JENIS KONFLIK

Menurut Kurt Lewin (lih. Undewood, 1949) ada tiga macam konflik motif, yaitu :

a. Konflik angguk – angguk ( approach-approach conflict )


Konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua motif atau lebih yang kesemuanya
mempunyai nilai positif bagi inidividu yang bersangkutan, dan inidividu harus
mengadakan pemilihan diantara motif2 yang ada.
+  Organisme Approach-approach conflict  +

b. Konflik geleng2 ( aviodance2 conflict )


Konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua atau lebih motif yang kesemuanya
mempunyai nilai negatif bagi yang bersangkutan. Individu tidak boleh menolak
semuanya, tetapi harus memilih salah satu dari motif2 yang ada.
-  Organisme Avoidance-avoidance conflict  -
c. Konflik geleng – angguk ( approach-avoidance conflict )
Konflik ini timbul apabila oranisme atau individu menghadapi objek yang mengandung
nilai yang positif, tetapi juga mengandung nilai yang negatif.
+  organisme
-

Hovland dan sears ( lih. Underwood, 1949 ), mengajukan satu jenis konflik lagi yaitu yang
disebut double approach-avoidance conflict atau juga disebut multiple approach-avoidance
conflict ( morgan,.dkk.,1984 ). Konflik ini timbul apabila organisme menghadapi dua objek atau
lebih yang ,engandung baik nilai positf maupun negative

+  organisme  +
- -

Apabila individu menghadapi berbagai macam2 motif, adabeberapa kemungkinan respons yang
dapat diambil oleh individuyang bersangkutan, yaitu :

a. Pemilihan atau Penolakan


Dalam menghadapi berbagai macam2 motif atau objek individu dapat mengadakan
pemilihan yang tegas, yaitu apabila beda antara motif satu dengan yang lain atau objek
satu dengan yang lain begitu nyata, tapi kalau perbedaan antara keduanya begitu tipis,
sehingga seakan-akan keduanya sama, hal ini akan menimbulkan konflik dalam diri yang
bersangkutan.
b. Kompromi
Apabila individu menghadapi dua motif atau objek, ada kemungkinan individu dapat
mengambil respons yang bersifat kompromis, dalam arti menggabungkan keduanya.
Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan, maka tidak akan menimbulkan konflik. Misal
seorang ingin melanjutkan belajar, tetapi juga ingin bekerja, kedua keinginan tersebut
dapat dikompromikan, yaitu belajar dambil bekerja.
c. Ragu – ragu atau Bimbang
Jika individu diharuskan mengadakan pemilihan atau penolakan antara dua objek atau
motif, kadang2 timbul kebimbangan atau keragu2an pada individu dalam
mengadakanpemilihan tsb, ini terjadi dalam keadaan kinflik.

Kebimbangan/keragu2an pada umumnya tidak menyenangkan bagi individu yang


bersangkutan, karena dapat mengganggu dalam kehidupan psikisnya. Keadaan ini dapat
diatasi dengan cara individu mengambil keputusa dengan mempertimbangkan dan
pemeriksaan seteliti2nya segala aspek dari hal tsb. Segala untung dan ruginya, sehinnga
mungkin diperlukan pembuatan daftar alasan – alasan secara cermat. Dengan demikian
keputusan yang diambilnyamerupakan keputusan yang sebaik – baiknya.
PERTEMUAN 14

PEMBENTUKAN SIKAP

DEFINISI SIKAP

 Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu


 obyek, orang, atau peristiwa (Stephen P. Robbins, 1996).
 Kecenderungan respon seseorang dengan cara tertentu (Ribeaux, 1978)

KOMPONEN SIKAP

 KOMPONEN KOGNITIF, merupakan segmen pendapat atau keyakinan


 KOMPONEN AFEKTIF, merupakan segmen emosional atau perasaan
 KOMPONEN PERILAKU, suatu maksud untuk berperilaku dalam suatu cara tertentu
terhadap seseorang atau sesuatu

SUMBER SIKAP

 Sikap diperoleh dari orang di sekitar kita.


 Sejak kecil kita berusaha memodelkan sikap kita menurut sikap orang yang kita kagumi,
hormati, atau bahkan kita takuti

FUNGSI SIKAP (1)

a. Knowledge
Sikap seseorang menjadi dasar dalam interpretasi dan klasifikasi informasi baru yang
diterimanya
b. Expressive
Sikap menunjukkan ekspresi. Sikap seseorang menunjukkan nilai-nilai yang dianut atau
diyakininya kepada orang lain
c. Instrumental
Sikap seseorang kepada orang lain (obyek lain) mungkin dipengaruhi oleh pengalamannya
(baik positif maupun negatif) di masa lalu
d. ego-defensive
Sikap seseorang mungkin ditujukan untuk melindungi egonya dari kenyataan atau
kebenaran yang tidak sesuai dengan keinginannya

SIKAP DAN ORGANISASI

Dalam organisasi, sikap merupakan issue penting karena sikap akan mempengaruhi perilaku
kerja. Jika pekerja menyakini bahwa manajer dan supervisor berkonspirasi untuk membuat
karyawan bekerja lebih keras tanpa tambahan upah maka ia akan menunjukkan perilaku negatif
di tempat kerja

BEBERAPA ISSU UTAMA

a. organisasi harus mengenali sikap seluruh personil di dalamnya

Teknik yang umum digunakan antara lain :


 OBSERVASI LANGSUNG terhadap rekan kerja, bawahan & atasan
 KUESIONER SIKAP yang berusaha mengkuantifikasikan dan mengukur sikap setiap
orang secara sistematis. Kuesioner ini ditujukan untuk menilai sikap diri sendiri bukan
orang lain, oleh karena itu efektivitasnya tergantung pada kejujuran responden
b. sikap personil akan tertanam dalam budaya
Dalam kehidupan kerja (working life) terjadi interaksi antar individu. Dalam interaksi
tersebut akan terjadi tarik-ulur untuk mencari titik keseimbangan sikap yang dapat
diterima oleh semua personil organisasi. Sikap yang disepakati bersama tersebut akan
tertanam dalam budaya org.

TIPE SIKAP BERKAITAN DENGAN PEKERJAAN

a. kepuasan kerja
Kepuasan kerja mengacu pada sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan
tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan itu,
demikian sebaliknya. Gunjingan terhadap rekan kerja, bawahan, atau atasan sebenarnya
mengindikasikan adanya ketidakpuasan kerja pada sementara personil.
b. keterlibatan kerja
Keterlibatan kerja antara lain terkait dengan tingkat absensi dan kadar permohonan
berhenti yang lebih rendah. Seseorang dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi
menunjukkan sikap benar-benar perduli terhadap pekerjaan tersebut
c. komitmen organisasi
Komitmen organisasional didefinisikan sebagai derajat sejauh mana seorang karyawan
memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan- tujuannya dan ia berniat untuk
memelihara keanggotaannya dalammorganisasi tersebut.
Walaupun studi yang ada sampai saat ini hanya menunjukkan tingkat keterkaitan yang
rendah (34%) antara komitmen organisasional dengan employee turnover (ETO) namun
perlu dicermati bahwa ketidakpuasan karyawan terhadap organisasi secara keseluruhan
akan semakin mendorongnya untuk keluar dari organisasi itu.

SIKAP MANAJER TERHADAP KARYAWAN


Mc. Gregor (The Human Side of Enterprise, 1987) mengemukakan teori bahwa gaya
manajemen seorang manajer merupakan fungsi dari sikap dan asumsinya terhadap karyawannya.

Mc. Gregor kemudian mengelompokkan manajer dalam 2 golongan sebagai berikut :

a. KELOMPOK X (X Theory)
Manajer pada kelompok ini memiliki asumsi bahwa :
 Rata-rata orang adalah pemalas dan tidak suka bekerja
 Kebanyakan orang harus dipaksa, dikontrol, diarahkan, bahkan diancam dengan hukuman
agar organisasi dapat mencapai tujuan
 Rata-rata orang lebih suka untuk menghindari tanggung jawab, kurang berambisi, dan lebih
mementingkan adanya jaminan bahwa ia tidak akan kehilangan pekerjaannya
 Motivasi karyawan hanya ada pada level kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa
aman dalam piramida Maslow
Manajer pada kelompok X akan membawa organisasi ke arah SENTRALISASI dan kontrol
manajemen yang ketat di semua bagian

b. KELOMPOK Y (Y Theory)
Manajer pada kelompok ini memiliki asumsi bahwa :
 Kebanyakan orang suka bekerja
 Setiap orang mampu melakukan self-direction dan self-control dan bersedia berkomitmen
terhadap tujuan organisasi
 Komitmen terhadap tujuan organisasi tersebut merupakan fungsi dari sistem reward
terhadap apa yang telah mereka capai
 Apabila situasi memungkinkan, rata-rata orang dapat belajar untuk menerima tanggung
jawab
 Kapasitas kreativitas untuk memecahkan masalah organisasi terdistribusi secara luas pada
seluruh karyawan
 Rata-rata orang masih dapat ditingkatkan potensi intelektualnya
 Motivasi timbul pada semua tingkatan piramida Maslow termasuk dalam level kebutuhan
untuk berafiliasi, self-esteem, dan kebutuhan akan aktualisasi diri

Manajer pada kelompok Y menyadari bahwa sukses organisasi akan tercapai dengan
mengintegrasikan tujuan individu dan tujuan org. Manajer pada kelompok ini akan mampu
menciptakan kondisi org. di mana setiap individu dapat memuaskan kebutuhannya dan
meya-kinkan karyawan bahwa tujuan pribadinya akan tercapai dengan kerja kerasnya
untuk mencapai tujuan organisasi

TEORI SIKAP
a. teori disonas kognitif (leon festinger, 1957)
Terdapat inkonsistensi antar sikap dan antara sikap dengan perilaku. Seseorang dapat saja
bersikap (melalui ucapan ataupun tindakan) yang sama sekali berbeda dengan
perilakunya sehari-hari. Dengan demikian apabila tuntutan pekerjaan memaksa individu
untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan sikap pribadinya maka ia akan
cenderung untuk memodifikasi sikapnya agar sesuai.
b. teori persepsi-diri
Individu cenderung untuk menetapkan sikapnya terhadap suatu obyek dengan mengacu
pada perilakunya di masa lalu yang relevan terhadap obyek tersebut. Atau dengan kata
lain : PERILAKU CENDERUNG MEMPENGARUHI SIKAP

Anda mungkin juga menyukai