:
:
:
Pekerjaan
:
:
:
:
7. Penghargaan
2
3
4
Nama
Tmpt/Tgl Lhr
Jabatan
Pendidikan :
a. Militer
b. Umum
8. Gelar Kehormatan:
MANAJEMEN
PENANGGULANGAN
BENCANA
Lempeng Eurasia
Lempeng Pasifik
12 cm/thn
GUNUNG KRAKATAU
Sejarah dunia mencatat, letusan gunung
Krakatau itu adalah salah satu yang
letusan gunung yang terkuat yang
tercatat. Letusan yang terjadi
sepanjang tiga hari, yaitu pada 26,
27, dan 28 Agustus 1883 itu diikuti
gelombang tsunami setinggi 40 meter
itu dilaporkan telah menyebabkan
tewasnya lebih dari 36.000 orang.
Gelombang tsunami itu menyapu
habis pantai barat Jawa bagian barat
dan pantai selatan Pulau Sumatera.
Tsunami itu juga dilaporkan
mencapai Australia dalam waktu 5
jam, Sri Langka dalam waktu 6 jam,
Kalkuta (India) dalam waktu 9 jam,
Aden (Saudi Arabia) dalam waktu 12
jam, Cape Town (Afrika Selatan)
dalam waktu 13 jam, dan Tanjung
Harapan dalam waktu 17 jam.
Lokasi Gempa
Penyebab Tsunami
Indonesia dalam kurun waktu antara 1629 sampai 2011 mengalami tidak kurang dari 171
kejadian tsunami besar dan kecil, baik yang menimbulkan korban ataupun tidak.
Pemandangan alam
..ironi alam,
kita berpijak di bumi yang
kaya sumber daya alam
tetapi sekaligus rawan
bencana alam, ..
Ribuan pulau
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
4499
Total
3526
Hidromet
616
1000
Biologi
500
357
Geologi
0
1900-1909
1910-19
1920-29
1930-39
Hydro-met
1940-49
1950-59
Geological
1960-69
1970-79
Biological
1980-89
1990-99
Total
2000-09
2,000
1,500
1,000
500
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Sejak tsunami Aceh 2004 hingga erupsi Merapi 2010, menyebabkan kerugian
dan kerusakan akibat bencana besar mencapai sekitar Rp 105 trilyun
Sasaran
Pertumbuhan ekonomi
6,7%
Inflasi
5,3%
Pengangguran
6,4 - 6,6%
Kemiskinan
10,5 11,5%
Belanja Negara
Rp 1.435,4 Trilyun
(naik Rp 114,7 T
atau 8,7%)
Sumberdaya
Finansial
(APBN 2012)
Penanggulangan Bencana
Situasi Tidak
Ada
Bencana
Prabencana
Situasi Terdapat
Potensi Bencana
Mitigasi
Peringatan Dini
Kesiapsiagaan
Kajian Cepat
Status Keadaan Darurat
Penyelamatan & Evakuasi
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Perlindungan
Pemulihan
Saat Tanggap
Darurat
Rehabilitasi
Pascabencana
Rekonstruksi
Penyeleng
garaan
Perencanaan
Pencegahan
Pengurangan Risiko
Pendidikan
Pelatihan
Penelitian
Penaatan Tata Ruang
Tingkat Provinsi
BPBD tingkat provinsi dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di
bawah Gubernur atau setingkat eselon I/b.
Kepala BPBD dijabat secara ex-officio oleh Sekretaris Daerah
Provinsi.
ORGANISASI BNPB
PRESIDEN RI
Kepala
BNPB
Unsur Pengarah
10 Pejabat Pemerintah
Eselon I/setingkat
9 Anggota
Masyarakat Profesional
Unsur Pelaksana
SEKRETARIAT
UTAMA
INSPEKTORAT I
INSPEKTORAT II
Kel. Jabatan
Fungsional
Kel. Jabatan
Fungsional
DEPUTI BIDANG
PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN
BIRO
PERENCANAAN
PUSAT
DIKLAT PB
BIRO
KEUANGAN
BIRO
HUKUM DAN
KERJASAMA
UPT
UNSUR
PENGARAH
BIRO
UMUM
PUSAT
DATA, INFORMASI
DAN HUMAS
DEPUTI BIDANG
PENANGANAN
DARURAT
DEPUTI BIDANG
REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI
DEPUTI BIDANG
LOGISTIK DAN
PERALATAN
DIREKTORAT
PENGURANGAN
RISIKO BENCANA
DIREKTORAT
TANGGAP
DARURAT
DIREKTORAT
PENILAIAN
KERUSAKAN
DIREKTORAT
LOGISTIK
DIREKTORAT
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DIREKTORAT
BANTUAN
DARURAT
DIREKTORAT
PEMULIHAN &
PENINGKATAN FISIK
DIREKTORAT
PERALATAN
DIREKTORAT
KESIAPSIAGAAN
DIREKTORAT
PERBAIKAN
DARURAT
DIREKTORAT
PEMULIHAN &
PENINGKATAN
SOSIAL EKONOMI
DIREKTORAT
PENANGANAN
PENGUNGSI
UPT
UPT
UPT
Kepala Pelaksana
Organisasi
Pelaksana
BUPATI/WALIKOTA
KEPALA BPBD
Unsur Pengarah
Kepala Pelaksana
Organisasi
Pelaksana
23
KALAKSA BPBD
SEKRETARIS
MASYARAKAT PROFESIONAL :
1. AHLI GEOLOGI
2. AHLI GEOFISIKA
3. AHLI TEKNOLOGI INFO & KOM
4. TOKOH AGAMA
5. TOKOH MASYARAKAT
SUBBAG
UMUM
BIDANG
PENCEGAHAN DAN ESIAPSIAGAAN
SUBBID
PENCEGAHAN
SUBBID
KESIAPSIAGAAN
SUBBAG
KEUANGAN
SUBBAG
KEPEGAWAIAN
BIDANG
BIDANG
SUBBID
LOGISTIK
SATGAS PUSDALOPS PB
SUBBID
KEDARURATAN
SUBBID
REHABILITASI
SUBBID
REKONSTRUKSI
Pembentukan BPBD
Sampai dengan tahun 2011 telah terbentuk 390 BPBD yang terdiri dari 33
Provinsi dan 357 Kabupaten/Kota
Pra
Bencana
Tanggap Darurat
Pasca
Bencana
SIKLUS KESIAPSIAGAAN
27
TIDAK ADA
BENCANA
ANALISIS RESIKO
TANGGAP
DARURAT
KAJI CEPAT
REHABILITASI
REKONSTRUKSI
PDNA
Prioritasisasi
Sinkronisasi Budgeting
Penetapan Pelaku
Monev
PROSES
DOKUMEN
KEBIJAKAN
PB
PEMULIHAN
AWAL
RPB
RENCANA
OPERASI
DaLA
HRNA
Penilaian Kerusakan
Penilaian Kerugian
Fokus pada aspek ekonomi yang lebih luas
dan intervensi jangka panjang
Risiko Bencana
(H x Population x V) / C
Bahaya
Kepadatan Penduduk
Pemicu
Bahaya
Risiko
Bencana
Kerentanan
Kerentanan Kapasitas
BENCANA
Bencana Alam
(1) gempa bumi, (2) tsunami, (3) gunung
meletus, (4) banjir, (5) kekeringan, (6)
angin topan, (7) tanah longsor
Bencana Non-Alam
(8) gagal teknologi, (9) kebakaran
hutan/lahan, (10) epidemi, (11) wabah
penyakit
Bencana Sosial
(12) konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, (13) teror
Kerentanan
Kerentanan adalah
keadaan/kondisi yang sedang
berlaku atau sifat/perilaku
manusia atau masyarakat yang
menyebabkan ketidakmampuan
menghadapi bahaya atau
ancaman.
1. Fisik (rumah tahan gempa, tanggul
sungai dll)
2. Ekonomi (mata pencaharian,
kemiskinan)
3. Sosial (pendidikan, pengetahuan, kebudayaan,
kesehatan)
4. Lingkungan (dataran banjir, kemiringan lereng,
pantai, gunungapi dll)
5. Politik Lokal (kondisi politik setempat dalam
pengambilan keputusan penanggulangan bencana,
Kapasitas
Kapasitas adalah kemampuan
sumberdaya dalam menghadapi
ancaman atau bahaya
1. Kapasitas kelembagaan (ada
tidaknya BPBD, Platform Daerah PRB,
dan forum lainnya)
2. Kapasitas Sumberdaya
- Sumberdaya manusia (pelatihan
personil, relawan, masyarakat)
- prasarana (kantor, pusdalops, alat
transportasi, komunikasi)
3. Kapasitas IPTEK (penguasaan IPTEK,
pendidikan tinggi, IPTEK terapan)
4. Kapasitas Manajemen (prosedure koordinasi,
komando dan pelaksanaan penanggulangan
bencana)
Potensi Gempabumi
di Sumatera
Potensi
Gempa
Sta. 01
Sta. 02
Sta. 03
39
Kota Padang
dari 37 Kementerian/Lembaga
Memperhitungkan 14 potensi bencana yang berisiko
Mempunyai 9 program terdiri dari 7 program pengurangan
risiko bencana, 1 program tanggap darurat dan 1
program pemulihan
Memerlukan anggaran indikatif Rp. 64,475 trilyun atau Rp.
12,895 trilyun per tahun.
Sekitar Rp 4,5 trilyun (35%) ada di BNPB, sedangkan Rp
8,395 trilyun (65%) ada di 36 K/L.
ARAHAN PRESIDEN RI
tentang Penanggulangan Bencana
Disampaikan pada tanggal 12 September Tahun 2007 di Kab
Pesisir Selatan, Sumbar pada saat gempa bumi Bengkulu
dan Sumatera Barat (7,9 SR)
1.
2.
3.
4.
5.
OMP
RENCANA KEBUTUHAN
POSTUR REGULER
OMSP
???
RENCANA
KEBUTUHAN
KHUSUS ?
Tidak
MENGGUNAKAN
KEKUATAN REGULER
YG ADA (STANDING
CAPABILITY)
YA
KEMAMPUAN
APBN
(CUKUP ?)
YA/TIDAK
KEMAMPUAN
APBN
(CUKUP ?)
Tidak
YA
PRIORITAS
DUKUNG
ANGGARAN
BANG KUAT
BANGKUAT
TENTUKAN
PRIORITAS
Alutsista OMP
Alutsistra OMSP
UU No. 3/2002
(Pertahanan Negara)
Pasal 7
(1) Pertahanan negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, diselenggarakan oleh
pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.
(2) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh
komponen cadangan dan komponen pendukung.
(3) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan
lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai
dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsurunsur lain dari kekuatan bangsa.
Pasal 19
Dalam menghadapi bentuk dan sifat ancaman nonmiliter di luar wewenang
instansi pertahanan, penanggulangannya dikoordinasikan oleh pimpinan instansi
sesuai bidangnya.
UU No. 34/2004
(Tentara Nasional Indonesia)
Pasal 7
(2) Tugas pokok TNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan:
a. operasi militer untuk perang;
b. operasi militer selain perang, yaitu untuk:
1 s/d 11 dan seterusnya
12. membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan
pemberian bantuan kemanusiaan;
13. membantu pencarian dan pertolongan dalam
kecelakaan
(search and rescue); serta
14. membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan
penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan
penyelundupan.
UU No. 24/2007
(Penanggulangan Bencana)
Pasal 5
Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Pasal 10
(1) Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 membentuk
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
(2) Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan Lembaga Pemerintah Nondepartemen
setingkat menteri.
Pasal 18
(1) Pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Landasan Hukum
Internasional:
Resolusi Majelis Umum PBB No
46/182, bantuan kemanusiaan
harus diberikan atas dasar
kemanusiaan, netralitas dan tidak
berpihak (membeda-bedakan).
Panduan Penggunaan Aset Militer
dan Pertahanan Sipil dalam
Bantuan Bencana
(Oslo Guidelines, 1994 updates
November 2006, revision 1.1
November 2007)
Penanganan Darurat
Pada saat keadaan darurat bencana, Kepala BNPB dan
Kepala BPBD berwenang mengerahkan SDM, peralatan
dan logistik dari instansi/lembaga dan masyarakat
untuk melakukan tanggap darurat (Pasal 25 PP No.21
Thn 2008).
Instansi/lembaga dimaksud adalah Basarnas, TNI,
POLRI, Kemen PU, Kemenkes dan Kemensos
(Penjelasan Pasal 25 PP No.21 Thn 2008).
RELATED
INSTITUTION
BNPB/BPBD
COMMANDER
DEP.COMMANDER
Secretariat
Data. Info, PR
Planning
Operation
Log & eq
Adm &Finance
..
..
..
..
..
..
..
..
Panglima TNI
Memberikan dukungan personil dan peralatan SRC-PB
Menyelenggarakan kendali operasi terhadap satuan TNI dan militer asing dalam kegiatan PB
melalui koordinasi/komando.
BNPB:
Mengajukan permintaan kebutuhan bantuan dukungan personil, sarpras, peralatan dan
perlengkapan kepada Kemhan dan Panglima TNI.
Menerima, memfasilitasi dan mengendalikan personil serta peralatan dari Panglima TNI
dalam mendukung SRC PB.
Pembinaan kurikulum dan materi kuliah di Unhan.
seorang
komandan berhubungan dengan instansi-instansi sipil yang aktif dalam operasi darurat. Ada 3 hal
penting dalam CIMIC:
Dukungan bagi pasukan.
Segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung pasukan militer dari dalam kelompok
masyarakat lokal.
Hubungan Sipil-Militer.
Koordinasi dan perencanaan bersama dengan instansi-instansi sipil untuk mendukung misi.
Dukungan bagi Lingkungan Sipil.
Penyediaan segala bentuk bantuan (kepakaran, informasi, keamanan, infrastruktur,
pengembangan kapasitas, dll.) kepada masyarakat lokal untuk mendukung misi militer.
Strategi:
Metode:
Cooperation
Co-location
CIV
Coexistence
Liaison Exchange
CIV
Limited Liaison
CIV
Interlocutor
CIV
LO
LO
MIL
LO
LO
MIL
CMCoord
MIL
MIL
Mekanisme Kerjasama
TNI duduk dalam Unsur Pengarah BNPB dan
BPBD
TNI sebagai Tim Inti dalam Satuan Reaksi Cepat
(SRC-PB)
TNI dapat ditunjuk sebagai Incident
Commander Tanggap Darurat
TNI sebagai perencana dalam Latihan
Gabungan
Bantuan kemanusiaan dari TNI dilaksanakan
berdasarkan kebijakan dan politik negara.
(UU No. 34/2004 Ps. 7 (3))
Pengerahan bantuan TNI diberikan sesuai
permintaan/ kebutuhan Pemerintah / Pemda.
Pembentukan SRC PB
Arahan Presiden RI
pada Sidang Kabinet Indonesia Bersatu II tanggal 5 November 2009
SRC-PB
SRC-PB merupakan satuan gabungan dari
berbagai lembaga/instansi terkait yang digerakkan
untuk melakukan penindakan awal pada kegiatan
tanggap darurat bencana secara cepat dan
terpadu.
TANGGAP DARURAT
REHAB REKON
Bencana
SRC-PB
Periode Panik
67
Tugas SRC-PB
Melakukan tindakan awal pada fase Tanggap
Darurat yang meliputi:
Pengendalian situasi darurat bencana
Pengkajian kerusakan dan kebutuhan secara
cepat
Pencarian, penyelamatan & evakuasi
Penyaluran logistik dari titik penerimaan
hingga ke sasaran
Pengaturan bantuan dalam dan luar negeri
Pemulihan segera fungsi sarana & prasarana
vital
Dalam kegiatannya, selalu berkoordinasi
dengan pemerintah daerah
68
Kedudukan SRC-PB
SRC-PB
Wilayah Barat
SRC-PB
Wilayah Timur
69
PRA BENCANA
1.
2.
3.
4.
5.
Pendidikan
Gladi (latihan)
Pengurangan risiko bencana
Peringatan dini
Kesiapsiagaan, dll
SAAT BENCANA
1. Rehabilitasi
2. Konstruksi
3. Relokasi
sektor
1. Perumahan
2. Infrastruktur (jalan, jembatan,
energi, sanitasi, air dll)
3. Sosial (kesehatan, budaya,
pendidikan, agama, lembaga
sosial)
4. Ekonomi (pertanian,
perdagangan, UKM, industri,
pariwisata dll)
5. Sektor lain (keamanan,
lingkungan, pemerintahan dll)
Lesson learned
Penanggulangan bencana adalah urusan sipil,
penanggungjawab Pemerintah dan pemerintah daerah
yang didelegasikan kepada BNPB dan BPBD
US :
Militer datang paling belakang kembali paling cepat,
bergerak atas permintaan gubernur
Singapore :
SCDF, Singapore Civil Defence Force
Prinsip :
Militer mendukung operasi sipil (UU TNI, operasi militer
selain perang dilaksanakan atas keputusan politik negara)
HARAPAN KE DEPAN
Terus meningkatkan peran dalam
pengurangan risiko bencana
Terus membantu dalam setiap operasi
penanganan darurat bencana
Terus melanjutkan dan meningkatkan
koordinasi yang sudah berjalan baik
Terus terlibat dalam Latihan Gabungan
Penanggulangan Bencana (Disaster
Response Exersice), untuk
pemantapan
Memperkuat Satuan Reaksi Cepat
Penanggulangan Bencana (SRC-PB)
: 021-3458400
Fax.
: 021-3458500
: contact@bnpb.go.id
Website
: www.bnpb.go.id
: www.facebook.com/bnpb.indonesia
: @BNPB_Indonesia
YouTube
: BNPBIndonesia
TERIMA KASIH