Anda di halaman 1dari 59

KONSEP

MANAJEMEN
DISASTER
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROV. JAWA TIMUR

Assalammualaikum
Nama
: abdul hamid
Tempat/Tgl Lahir
: surabaya, 03 peb 1955
Kesatuan
: BPBD Prop Jatim
Jabatan
: Supervisor PUSDALOPS
Status
: K2
Riwayat Pendidikan

: S 1 fak hukum ubaya


S 2 ILMU Adm- UNTAG

Sepada
Sepala
Sepadya
Diklat Pim II

Riwayat Jabatan

Riwayat Pelatihan

: Kasub bag Rungga .............Mawil Hansip

Kepala Bidang Tar Lat.........


sda
Ka Sub BId Gar Pemilu........Bakesbang Pol
Kepala Bidang HAM.............
sda
Kepala Bidang Linmas.........
sda
Kepala Bidang Ops Linmas..Satpol PP
Kepala Bidang PK.................BPBD Prov Jatim

: Suskapin Hansip Bela Negara Rampal Malang


SAR Mission Cordinator (SMC) Lanud Halim Jakarta
SUSPIM DEPDAGRI Pusdik Art Cimahi Bandung
Disaster Managemen Course( Bangkok Thailand)
Study Comperative Disaster ( Tokyo Jepang )
TELEPON
: 081 23 567 496
E MAIL
: dulmids@gmail.com

Memaknai Isu Bencana


o Bencana adalah isu kolektif dan
menyentuh seluruh umat manusia
o Bencana tak bisa dibatasi dengan
batas-batas sosial, birokrasi dan
struktural
o Isu tg bencana terkait dengan
humanisme dan tenggang rasa
seluruh umat mananusia
o Isu bencana adalah isu individu,
lokal, nasional, regional dan
internasional yang tak terbatas

BELAJAR DARI PENGALAMAN

Pra Bencana :
kurang diperhatikan,
kesiapsiagaan kurang, Bencana terjadi pada waktu kita tidak siap
Pada saat kondisi darurat :
Panik berkepanjangan
Tidak tahu apa yang harus diperbuat
Koordinasi kacau, kewenangan tidak jelas
Stress (diri, famili/Keluarga, tetangga menjadi korban)
Distribusi bantuan kacau
Ketidakpercayaan pada pemerintah
Tekanan Media
Isu yang menyesatkan dari pihak yang tidak bertanggungjawab
Semua ingin membantu tapi tidak banyak yang bisa diperbuat
Keamanan terganggu
Kondisi Pasca Bencana:
Pemulihan Fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan berjalan lambat, dan
tidak menyeluruh
Bantuan hanya sebatas pada masa tanggap darurat
Bantuan tidak merata
Psikososial tidak tertangani secara tuntas, menyisakan depresi yang
mendalam

TIGA PENANGUNG JAWAB


PENANGANAN KEMANUSIAAN
1) UU NO 24 TAHUN
2007 TTG
PENANGGULANGAN
BENCANA
2) UU NO 7 tahun
2012 ttg konflik
sosial
3) UU NO 29 TAHUN
2014 TENTANG

Apa itu Bencana?


UN-ISDR (2000)
Suatu gangguan serius terhadap
keberfungsian masyarakat, sehingga
menyebabkan kerugian yang meluas
pada kehidupan manusia dari segi
materi, ekonomi atau lingkungan, dan
gangguan itu melampaui kemampuan
masyarakat yang bersangkutan untuk
mengatasi dengan menggunakan
sumberdaya mereka sendiri.

UU No. 24/2007 : PB
Peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yg
disebabkan, baik faktor alam,
non alam maupun manusia, shg
menyebabkan timbulnya korban
jiwa, kerusakan lingkungan,

UU No. 24/2007 Tentang Penanggulangan Bencana


Bab I: Ketentuan Umum, Pasal 1
Bencana Alam

(1) Gempa bumi,


(2) Tsunami,
(3) Gunung meletus,
(4) Banjir,
(5) Kekeringan,
(6) Angin topan,
(7) Tanah longsor

Bencana Non-Alam

(8) Gagal teknologi,


(9) Gagal modernisasi,
(10) Epidemi,
(11) Wabah penyakit

Bencana Sosial
(12) Konflik sosial antarkelompok
atau antar komunitas masyarakat,
(13) Teror

Klasifikasi Bencana
Berdasar jenisnya:
Alam
Non alam / ulah manusia
Konflik Sosial

Berdasar terjadinya:
Perlahan (slow onset)
Mendadak (sudden / quick onset)

Berdasar aspek
penyebabnya:

Geologi
Hidrometeorologi
Biologi
Teknologi
Lingkungan

Pengelompokan jenis bencana:

Geologi
Geologi
Gempabumi,
Gempabumi,tsunami,
tsunami,
longsor
longsor//gerakan
gerakantanah,
tanah,
letusan
letusangunung
gunungapi
api
Hidro-meteorologi
Hidro-meteorologi
Banjir,
Banjir,topan,
topan,banjir
banjir
bandang,
bandang,kekeringan,
kekeringan,rob
rob
//air
airlaut
lautpasang
pasang
Biologi
Biologi
Epidemi,
Epidemi,penyakit
penyakit
tanaman,
tanaman,hewan
hewan

Teknologi
Teknologi
Kecelakaan
Kecelakaantransportasi,
transportasi,
kegagalan
kegagalanindustri
industri
Lingkungan
Lingkungan
Kebakaran,
Kebakaran,kebakaran
kebakaran
hutan,
(hapus
hutan, (hapus
penggundulan
penggundulanhutan),
hutan),
pencemaran,
abrasi
pencemaran, abrasi
Sosial
Sosial
Konflik,
Konflik,terorisme
terorisme

BPBD PROVINSI JAWA TIMUR


JL. Jend. S. Parman 55 Waru sidoarjo

TEKTONIK LEMPENG (PLATE TECTONICS)


Bismillaahir rahmaanir rohiim
Wa taral jibaala tahsabuhaa jaamidataw wa hiya tamurru marras sahaabi shunallaahi
alaadzii atqana kulla syai-in innahu khabiirum bi maa tafaluun.
(An Naml, 88)

Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka ia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) Perbuatan Allah yang membuat dengan
kukuh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yg kamu
kerjakan.

SEA FLOOR SPREADING (Pemekaran Dasar Samudera)

1. Kemudian Kami Belah bumi dengan sebaik-baiknya (Abasa; 80, ayat 26)
2. dan laut yang di dalam tanahnya ada api
3. dan gunung benar-benar berjalan (Ath Thuur; 52, ayat 6 dan 10)

RING OF FIRE

LEMPENG BUMI DUNIA

KONDISI TEKTONIK
INDONESIA

Wilayah NKRI terbentuk dari pertemuan 3 lempeng tektonik dunia (di dunia ada 13 lempeng tektonik), yaitu
dari selatan lempeng Indo-Australia, dari barat lempeng Pasific (keduanya lempeng samudra) dan dari utara
lempeng Eurasia (lempeng benua). Hasil pertemuan tiga lempeng ini dihasilkan lempeng tektonik (garis
merah) yang merupakan gempabumi dan deretan gunungapi. Ada 129 gunungapi aktif yang ada di Indonesia,
yang saat ini dimonitor oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (ESDM). Untuk lempeng
tektonik dimonitor oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang secepatnya akan
memberikan informasi mengenai gempabumi dan tsunami.

FREKUENSI KEJADIAN GEMPA BUMI DI DUNIA


Penamaan

Skala Richter

Dampak Gempabumi

Jumlah
kejadian

Mikro

< 2,0

Gempabumi mikro, tak terasa

8.000/hari

Sangat
Minor

2,0 2,9

Umumnya tak terasa, tapi tercatat oleh


peralatan

1000/hari

Minor

3,0 3,9

Umumnya terasa, jarang mengakibatkan


kerusakan

49.000/ th

Lemah

4,0 4,9

Teramati di dalam rumah, ada suara


berderik, tidak ada kerusakan

6.200 / th

Sedang

5,0 5,9

Kerusakan tidak luas pada bangunan


dengan konstruksi buruk. Bangunan
dengan konstruksi baik, rusak sedikit

800 / th

Kuat

6,0 6,9

Dapat mengakibatkan kerusakan pada


daerah padat penduduk sepanjang 150
km2

120 / th

Sangat Kuat

7,0 7,9

Kerusakan pada daerah lebih dari 150 km

18 / th

Besar

8,0 8,9

Kerusakan pada daerah lebih dari


beberapa ratus km

1 / th

Besar dan
Langka

> 9,0

1 / 20 th

Skala
Richter

Setara dengan berat


bahan peledak

Contoh

- 1,5

3 kg

Granat

1,0

15 kg

Ledakan pada konstruksi

1,5

160 kg

Bom konvensional Perang Dunia II

2,0

1 ton

Bom konvensional Perang Dunia II

2,5

4,6 ton

Bom rakitan PD II

3,0

29 ton

Massive Ordnance Air Blast Bomb [MOAB] , 2003

3,5

73 ton

Kecelakaan Chelyabinsk, 1957

4,0

1 kilo ton

Bom atom kecil

4,5

5 kiloton

Rata-rata Tornado (energi total)

5,0

32 kiloton

Bom atom Hiroshima/Nagasaki

5,5

80 kiloton

Gempabumi Little Skull, Amerika Serikat, 1992

6,0

1 megaton

Gempabumi Bantul, DIY, 2006

6,5

5 megaton

Gempabumi Northridge, 1994

7,0

32 megaton

Senjata termonuklir terbesar

7,5

160 megaton

Gempabumi Landers, Amerikas Serikat, 1992

8,0

1 gigaton

Gempabumi Nias, Sumatera Utara, 2005

8,5

5 gigaton

Gempabumi Anchorage, Amerika Serikat, 1964

9,0

32 gigaton

Gempabumi NAD-Sumut, Indonesia, 2004

26 Dec 2004 Indonesian Earth


quake and Indian Ocean Tsunami

Ilustrasi sekaligus
Saat peristiwa gempa di Jepang tahun 2007
renungan
dengan skala 6,9
korban meninggal hanya

1, jumlah yang luka-luka dan rumah rusak


hanya beberapa saja. Bandingkan dengan
gempa Yogya jawa tengah dengan skala 5,9
korban meninggal > 6000 orang, luka-luka
ribuan orang dan rumah rusak > 300 ribu.
Jepang sudah melakukan banyak penelitian
sebelum terjadi bencana sehingga bisa
dibuat berbagai alat peringatan dini, peta
risiko dan arah jalur evakuasi. Walau begitu
rakyat Jepang masih wajib belajar
mengenal, memahami dan mengetahui tata
cara menghadapi bencana. Untuk Jepang
memasukkan bencana dalam kurikulum
sehingga rakyatnya sudah sadar sejak

GAMBAR AN

22

GAMBAR D

23

GAMBAR F

GAMBAR C

25

GAMBAR G

GAMBAR H

Tantangan Bencana Global


5000

Kejadian Bencana Dunia: Bencana meningkat


dan 76% adalah bencana hidrometerorologi
(banjir, longsor, siklon tropis, kekeringan).
Dampak: Sebagian besar terjadi di negaranegara miskin dan sedang berkembang.
Trend: Bencana akan makin meningkat karena:
1) Meningkatnya jumlah penduduk, 2)
Urbanisasi, 3) Degradasi lingkungan, 4)
Kemiskinan, dan
5) Pengaruh perubahan iklim global.

4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0

4499

Total

3526
Hidromet

616
Biologi
357
Geologi

1900-1909

1910-19

1920-29

1930-39

Hydro-met

1940-49

1950-59

Geological

1960-69

1970-79

Biological

1980-89

1990-99

2000-09

Total

Peningkatan kejadian bencana alam selama tiga dasawarsa terakhir


mencapai hampir 350%.

Tantangan Bencana Nasional


2,500

2,000

1,500

1,000

Kejadian Bencana Dunia: 80%


adalah bencana hidrometerorologi
(banjir, longsor, puting beliung,
kekeringan, gelombang pasang).
Trend: Bencana akan terus
meningkat. Bencana dapat
berpengaruh pada menurunnya
kesejahteraan masyarakat dan
keberhasilan pembangunan.

500

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Sejak tsunami Aceh 2004 hingga erupsi Merapi 2010, menyebabkan kerugian
dan kerusakan akibat bencana besar mencapai sekitar Rp 105 trilyun

Bencana (disaster) merupakan


fungsi dari bahaya, kerentanan,
dan kemampuan suatu daerah.

R =H x V / C
R = Risiko
H (azard)

= Bahaya

V (ulnerability) = kerentanan
C (apacity)

= kemampuan

Kerentanan
(vulnerability)
Sekumpulan kondisi dan atau
suatu akibat keadaan (faktor fisik,
sosial, ekonomi dan lingkungan)
yang berpengaruh buruk
terhadap upaya-upaya
pencegahan dan penanggulangan
bencana.

Kerentanan
Kerentanan adalah
keadaan/kondisi yang sedang
berlaku atau sifat/perilaku
manusia atau masyarakat yang
menyebabkan ketidakmampuan
menghadapi bahaya atau
ancaman.
1. Fisik (rumah tahan gempa, tanggul
sungai dll)
2. Ekonomi (mata pencaharian,
kemiskinan)
3. Sosial (pendidikan, pengetahuan, kebudayaan,
kesehatan)
4. Lingkungan (dataran banjir, kemiringan lereng,
pantai, gunungapi dll)
5. Politik Lokal (kondisi politik setempat dalam
pengambilan keputusan penanggulangan bencana,

Kapasitas
Kapasitas adalah kemampuan
sumberdaya dalam menghadapi
ancaman atau bahaya
1. Kapasitas kelembagaan (ada
tidaknya BPBD, Platform Daerah PRB,
dan forum lainnya)
2. Kapasitas Sumberdaya
- Sumberdaya manusia (pelatihan
personil, relawan, masyarakat)
- prasarana (kantor, pusdalops, alat
transportasi, komunikasi)
3. Kapasitas IPTEK (penguasaan IPTEK,
pendidikan tinggi, IPTEK terapan)
4. Kapasitas Manajemen (prosedur koordinasi,
komando dan pelaksanaan penanggulangan
bencana)

Bahaya dan Kerentanan


Bahaya merupakan fenomena atau
kondisi yang sulit untuk dirubah atau
diperbaiki.
Kerentanan merupakan situasi/sikap/
perilaku individu/masyarakat yang relatif
dapat dilakukan perubahan.
Oleh karena itu Pengurangan Risiko
Bencana dapat dilakukan dengan cara
memperkecil kerentanan.

Kejadian Bencana
PEMIC
U

BAHAYA
RESIKO
BENCA
NA
KERENTANA
N

BENCANA

Definisi
Manajemen Bencana
Segala upaya atau kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan pemulihan
berkaitan dengan bencana yang
dilakukan pada sebelum, pada saat
dan setelah bencana.

MANAJEMEN BENCANA
MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
PENCEGAHAN
DAN MITIGASI

MANAJEMEN
KEDARURATAN

MANAJEMEN
PEMULIHAN

SAAT BENCANA

PASCA
BENCANA

KESIAPSIAGAA
N
PRA BENCANA

Kegiatan-kegiatan Manajemen
Bencana
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

Pencegahan (prevention)
Mitigasi (mitigation)
Kesiapan (preparedness)
Peringatan Dini (early
warning)
Tanggap Darurat (response)
Bantuan Darurat (relief)
Pemulihan (recovery)
Rehablitasi (rehabilitation)
Rekonstruksi (reconstruction)

Upaya untuk mencegah


terjadinya bencana

Pencegahan (prevention)

Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengurangi atau menghilangkan risiko bencana,
baik melalui pengurangan ancaman bencana
maupun kerentanan pihak yang terancam bencana
(UU no. 24/2007).
Misalnya:
- Melarang pembakaran hutan
dalam perladangan
- Melarang penambangan batu di
daerah yang curam.

Pencegahan (antara lain)


lanjutan
1.Membuat Peta Daerah Bencana
2.Mengadakan dan Mengaktifkan Isyarat-Isyarat
tanda bahaya
3.Menyusun Rencana Umum tata ruang
4.Menyusun Perda mengenai syarat keamanan,
bangunan pengendalian limbah dsb.
5.Mengadakan peralatan/perlengkapan Ops. PB
6.Membuat Prosedur tetap, Petunjuk Pelaksanaan,
Petunjuk Teknis PB.
7.Perbaikan kerusakan lingkungan

Mitigasi (mitigation)

Upaya untuk meminimalkan


dampak bencana.

Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko


bencana baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (UU no. 24/2007)
Ada 2 bentuk mitigasi :
Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul
sungai,
dll.)
Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, pelatihan)
termasuk
spiritual.

Mitigasi ..
lanjutan
1. Menegakkan peraturan yg telah
ditetapkan
2. Memasang tanda-tanda bahaya/larangan
3. Membangun Pos-pos pengamanan,
pengawasan/pengintaian
4. Membangun sarana pengaman bahaya
dan memperbaiki sarana kritis (tanggul,
dam, sudetan dll)
5. Pelatihan kebencanaan

Upaya untuk mengantisipasi


bencana melalui pengorganisasia
langkah secara tepat, efektif
dan siap siaga

Kesiapsiagaan (preparedness)

Serangkaian kegiatan yang dilakukan


untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna (UU
no. 24/2007).
Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi,
pos komando, penyiapan lokasi evakuasi,
Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi
peraturan / pedoman penanggulangan
bencana.

Peringatan Dini (early


warning)

Upaya memberikan
tanda peringatan
akan kemungkinan terjadinya
bencana

Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera


mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga
yang berwenang (UU no. 24/2007).
Pemberian peringatan dini harus :
- Menjangkau masyarakat (accesible)
- Segera (immediate)
- Tegas tidak membingungkan
(coherent)
- Bersifat resmi (official)

Tanggap Darurat
(response)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan, meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan,
serta pemulihan prasarana dan sarana
(UU no. 24/2007)
Upaya pada saat bencana

Untuk menanggulangi damp


Yang ditimbulkan bencana.

Bantuan Darurat (relief)


Kebutuhan dasar berupa:
- pangan,
- sandang
- tempat tinggal sementara,
- kesehatan, sanitasi dan air
bersih

Pemulihan (recovery)

Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan


kondisi masyarakat dan lingkungan hidup
yang terkena bencana dengan memfungsikan
kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana
dengan melakukan upaya rehabilitasi. (UU no.
24/2007)

Pemulihan meliputi pemulihan fisik dan non


fisik.

Rehabilitasi
(rehabilitation)
Perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat
sampai tingkat yang memadai pada
wilayah pasca-bencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan
masyarakat. (UU no. 24/2007)
Upaya untuk membantu
Masyarakat untuk
Memperbaiki rumah,
Fasilitas umum & sosial,
Dan menghidupkan roda
Perekonomian.
Sugeng Triutomo, Sugiharto, Siswantobp

Rekonstruksi
(reconstruction)
Pembangunan kembali semua prasarana
dan sarana, kelembagaan pada wilayah
pasca-bencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat
dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian,
sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek
untuk perbaikan
kehidupan bermasyarakat.Program
fisik, sosial, dan ekonomi
untuk mengembalikan
kehidupan masyarakat
pada kondisi yang
sama atau lebih baik.

PERAN/ TUGAS
TUGAS POKOK
POKOK
33 PERAN/
BPBD
BPBD

1.PERAN
1.PERAN
KOORDINASI
KOORDINASI ::

Badan/Dinas
yang
membidangi PB
Baik ditingkat Prov/Kab/Kota
secara horisontal
Instansi/lembaga (TNI, Polri,
SAR, PMI, BMKG dll)
Swasta, Perusahaan,
Masyarakat,
Ormas dll

Tokoh

PERAN
PERAN PELAKSANA
PELAKSANA
a. Mengendalikan
Penggunaan
Teknologi
Yang
Berpotensi Menjadi Sumber Bahaya Bencana
b. Penguasaan & Pengelolaan SDA Yang Berlebihan
c. Perencanaan & Penegakan Rencana Tata Ruang
Wilayah Dalam Kaitan Penanggulangan Bencana
d. Kegiatan
PB
Yang
Dilakukan
Oleh
Lembaga/Instansi/Organisasi Pemerintah Dan Nonpemerintah
e. Penetapan
Kebijakan
Pembangunan
Yang
Berpotensi Menimbulkan Bencana
f. Pengumpulan & Penyaluran Bantuan Berupa Uang
Dan/Atau
Barang
Serta
Jasa
Lain
Yang
Diperuntukkan Untuk PB, Termasuk Pemberian Ijin
Pengumpulan Sumbangan

2.
2. PERAN
PERAN KOMANDO
KOMANDO
Mengomando Penanggulangan Bencana dalam
Status Keadaan tanggap darurat dan dapat
menunjuk seorang komandan

Mengendalikan kegiatan operasional kedaruratan


Dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah

Mengatifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian


Operasi menjadi Pos Komando

PILIHAN UNTUK MEMBANGUN SINERGI


PROGRAM
Menkumham

BPBD
PROV/KAB/K
OTA

BNPB

KKP

World Bank

Kemkes

Mercy
Corps

Kemsos
Kemtan
Kemkominfo

KPDT

Penanga
nan
bencana

GIZ
Oxfam
IOM

Kemdagri
Kem. PU

UNDP

PMI
BUMN
Plan

Kemhut

BUMD

Kem. ESDM

UMKM

K/L lainnya

Perusahaan
Swasta

Lembaga
Nasional dan
Internasional
lainnya
53

DIS-PU
DIS-PU

DDI
INN
KKE
ESS

GG IINN
O
A
O
A
L
L
L
L
O
DDO ORR
O
T
T
KK
E
SSE

LSM
LSM

SKPD
SKPD
LAIN
LAIN
KKO
S
ODD
S
E
E
R
IIM
R
L
L
O
O
PP
DINSOS
DINSOS

DINSOS
DOLOG
SEKTORAL

DINKES

POLRES

SKPD
LAIN

RENCANA
KONTINJENSI
DAERAH

LSM
DUNIA
USAHA

KODIM

DIS-PU

INFORMASI DARI BMKG


YANG DI KIRIM KE BPBD PROVINSI
A. Meteorologi
o Prakiraan Cuaca : harian, 3 harian, mingguan (melalui
fax, email)
o Peringatan Dini
Hujan lebat (melalui sms dan media sosial seperti
Facebook, Grup Whatsapp, Twitter)
Gelombang tinggi (www.bmgmaritimperak.com)
o Sebaran abu vulkanik. (Satelit Himawari ... Raung,
Bromo )
o Prakiraan Cuaca harian (www.meteojuanda.info)
o Buletin analisa dan prakiraan MKG bulanan.

LANJUTAN......
B. Informasi Klimatologi
Prakiraan Musim (karangploso.jatim.bmkg.go.id)
o Prakiraan Awal Musim Hujan
o Prakiraan Awal Musim Kemarau
o Prakiraan Sifat Hujan
o Prakiraan Jumlah Curah Hujan Bulanan
o Prakiraan Potensi Banjir
C. Informasi Geofisika.
o Kejadian gempa bumi ( Episentrum, intensitas,
kedalaman) dari BMKG Tretes.
o Peringatan Dini Tsunami (melalui media elektronik dan
media sosial) BMKG PUSAT memasang WRS (Warning
Resiver System di BPBD Provinsi Jatim)
o Frekuensi Petir

Pusdalops (pusat pengendalian


operasional) BPBD PROV JATIM.
Pemantauan dan Desiminasi kebencanaan di Jawa Timur selama 1 X 24 jam dalam
bentuk melalui telepon dan Fax serta radio komunikasi.
a)

Telepon dan fax nomor : (031) 8550101.

b)

Radio komunikasi mempergunakan frequensi BNPB

c)

Frequensi VHF BPBD Jawa Timur RX:164.525. Mhz, TX :169.525. MHZ. TONE : DPL
125 N.

d)

Frequensi SPGDT Dinkes Prov Jatim.

e)

E.qso. Voip BPBD Jawa Timur.


o)

Server

o)

Password : salamtanggu

o)

Port : 10024

f)

HF 11.473.5 Mhz

: 118.97.222.173.

Radio komunikasi mempergunakan RPU RAPI pada frequensi.

a)

Zulu Bravo Zulu (ZBZ) 1. Out put 143.550 mhz , Input 142.000 mhz duplex 155

b)

Zulu Bravo Zulu (ZBZ) 2. Out put 143.575 mhz , Input 142.025 mhz tone 88.5.

g)
Radio komunikasi RPU Orari pada frequensi. Output 146.90 MHz, Input
146.30 MHz.
h)
Pada saat siaga Banjir ditetapkan BPBD Prov Jatim beserta lembaga /Dinas
/Intansi/TNI/Polri melaksanakan Posko Bersama bertempat di BPBD Prov Jatim
sebagai LO (Laison officer).

Semoga Bermanfaat
Think Globally, Act Locally
Working Together to Disaster Risk Reduction and
Do Little, Do Now !!!
Bpbd provinsi jawa timur
Jl. S. Parman 55 waru sidoarjo

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai