Anda di halaman 1dari 26

OLEH : ADZAN YUDIANTO

KONSEP BENCANA DAN TAHAPAN


SECARA UMUM SERTA KONSEP
KEPERAWATAN BENCANA
PENGERTIAN
 Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
 Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwaatau rangkaian peristiwa nonalam yang antara
lain berupa gagal teknologi,gagal modernisasi, epidemi.
dan wabah penyakit.
 Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atauserangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan teror.
Tahapan Bencana
 Tahap Pra-Disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana,
durasi waktunya mulai saat sebelum terjadi bencana
sampai tahap serangan atau impact
 (Impact phase)
Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (Impact
phase) merupakan fase terjadinya klimaks bencana.
 Tahap Emergensi
Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan
bencana yang pertama
 Tahap Rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana
umum seperti sekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau
tempat pertemuan warga.
MANAGEMEN BENCANA
 serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi.
1. Pada Pra Bencana

1. Situasi Tidak Terjadi Bencana


 perencanaan penanggulangan bencana
 pengurangan risiko bencana
 pencegahan
 pemaduan dalam perencanaan pembangunan
 persyaratan analisis risiko bencana
 pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang
 pendidikan dan pelatihan
 persyaratan standar teknis penanggulangan bencana
2. Situasi Terdapat Potensi Bencana
 Kesiapsiagaan
 Peringatan Dini

 Mitigasi Bencana
2. Tahap Tanggap Darurat

serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan


segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan, pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana
3. Pasca Bencana

 Rehabilitasi. perbaikan dan pemulihan semua aspek


pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar
semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat
pada wilayah pascabencana.5
 Rekonstruksi. kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana
PERAN PERAWAT DI SETIAP FASE
A. Fase pre impack
 Mengenali instruksi ancaman bahaya
 Mengidenti ikasi kebutuhan!kebutuhan saat ase emergency
"makanan, air, obat! obatan, pakaian dan selimut, serta
tenda#
 Melatih penanganan pertama korban bencana.
 Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan, palang merah nasional maupun
lembaga!lembaga kemasyarakatan dalam memberikan
penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman
bencana kepada masyarakat.
 Fase impact
 Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana
dilakukan tepat setelah keadaan stabil.
 etelah bencana mulai stabil, masing!masing bidang tim sur)ey
mulai melakukan pengka(ian cepat terhadap
kerusakan!kerusakan, begitu (uga perawat sebagai bagian dari
tim kesehatan.
 Perawat harus melakukan pengka(ian secara cepat untuk
memutuskan tindakan pertolongan pertama.
 Ada saat dimana *seleksi* pasien untuk penanganan segera
emergency akan lebih efekti
 Fase postimpact
 Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan isik,
sosial, dan psikologis korban.
 selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk
kembali pada kehidupan normal.
DAMPAK PSIKOSOSIAL TERHADAP
BENCANA

 Dampak psikologis pada individ


 Dampak psikologis pada komunitas
masyarakat yang mudah meminta (padahal
sebelumnya adalah pekerja yang tangguh), masyarakat yang
saling curiga (padahal sebelumnya saling peduli), masyarakat
yang mudah melakukan kekerasan (padahal sebelumnya cinta
damai).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KERENTANAN PSIKOLOGIS

 Tingkat keparahan
 Jenis bencana
 Jenis kelamin dan usia
 Kepribadian
 Ketersediaan jaringan dan dukungan sosial
 Pengalaman sebelumnya
AKTIVITAS PSIKOSOSIAL PADA
SETIAP TAHAPAN PASKA BENCANA

 Tahap Tanggap Darurat : Pasca dampak-langsung


 Menyediakan pelayanan intervensi krisis untuk pekerja
bantuan, misalnya defusing dan debriefing untuk mencegah
secondary trauma
 Memberikan pertolongan emosional pertama (emotional first
aid), misalnya berbagai macam teknik relaksasi dan terapi
praktik
 Berusahalah untuk menyatukan kembali keluarga dan
masyarakat
 Menghidupkan kembali aktivitas rutin bagi anak
 Menyediakan informasi, kenyamanan, dan bantuan praktis.

 II. Tahap Pemulihan: Bulan pertama
 Mendidik profesional lokal, relawan, dan masyarakat
sehubungan dengan efek trauma
 Melatih konselor bencana tambahan
 Memberikan bantuan praktis jangka pendek dan dukungan
kepada penyintas
 Menghidupkan kembali aktivitas sosial dan ritual masyarakat
 Tahap Pemulihan akhir: Bulan kedua
 Memberikan pendidikan dan pelatihan masyarakat tentang
reseliensi atau ketangguhan.
 Mengembangkan jangkauan layanan untuk mengidentifikasi
mereka yang masih membutuhkan pertolongan psikologis.
 Menyediakan "debriefing" dan layanan lainnya untuk
penyintas bencana yang membutuhkan.
 Mengembangkan layanan berbasis sekolah dan layanan
komunitas lainnya berbasis lembaga.

 Fase Rekonstruksi
 Melanjutkan memberikan layanan psikologis dan pembekalan
bagi pekerja kemanusiaan dan penyintas bencana.
 Melanjutkan program reseliensi untuk antisipasi datangnya
bencana lagi.
 Pertahankan "hot line" atau cara lain dimana penyintas bisa
menghubungi konselor jika mereka membutuhkannya
 Memberikan pelatihan bagi profesional dan relawan lokal
tentang pendampingan psikososial agar mereka mampu
mandiri.
 DUKUNGAN PSIKOSOSIAL PADA ANAK
Untuk anak- anak bencana bisa sangat
menakutkan, fisik mereka yang tidak sekuat orang
dewasa membuat mereka lebih rentan tehadap ancaman
bencana. Rasa aman utama anak-anak adalah orang
dewasa disekitar mereka (orang tua dan guru) serta
keteraturan jadwal.
 DAMPAK BENCANA TERHADAP KESEHATAN
Salah satu dampak bencana terhadap menurunnya
kualitas hidup penduduk dapat dilihat dari berbagai
permasalahan kesehatan masyarakat yang terjadi. Bencana
yang diikuti dengan pengungsian berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan
ASPEK ETIK DAN LEGAL SERTA KARAKTERISTIK
KEPERAWATAN BENCANA
Pengertian
 Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan yang
menetukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di
dalam mansyarakat yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip yang menentukan tingkah laku yang
benar
 Nilai merupakan suatu keyakinan personal mengenai
harga atas suatu ide tingkah laku, kebiasaan atau
objek yang menyususn suatu dasar standar yang
mempengaruhi tingkah laku.
Tipe tipe etik
 Bioetik • Bioetik → studi filosofi yang mempelajari
tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah
biologi dan pengobatan
 Clinical Ethics/Etik Klinik • Etik klinik merupakan
bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan
 Nursing Ethics/Etik Perawatan • Bagian dari bioetik,
yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta
dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.
 Kode Etik ICN (International Council of Nurses 2006)
menekankan penghormatan terhadap hak asasi
manusia, kepekaan terhadap nilai-nilai dan kebiasaan,
martabat, keadilan dan keadilan
 Bencana mengharuskan perawat untuk membuat
pilihan etis yang sulit dalam menghadapi sumber daya
yang langka. Keputusan sering dibuat untuk kebaikan
yang lebih baik daripada individu. Pergeseran fokus
dari merawat individu untuk menyediakan layanan
kesehatan yang optimal di tingkat komunitas tidak
datang secara alami banyak perawat
 Pasal 6
 Gubernur bertanggung jawab menerima dan mengendalikan segala
bentuk/jenis bantuan sarana dan prasarana bencana yang diserahkan
kepada pemerintah provinsi.
 Bupati/Walikota bertanggung jawab menerima dan mengendalikan
segala bentuk/jenis bantuan sarana dan prasarana bencana yang
diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota.
 Pasal 7
 Gubernur, bupati/walikota secara berjenjang melaporkan sarana
dan prasarana bencana yang dimiliki secara berkala kepada Menteri
Dalam Negeri.
 Pasal 8
 Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan penyelenggaraan
sarana dan prasarana penanggulangan bencana bagi pemerintah
daerah provinsi,kabupaten dan kota
 Pasal 9
 Biaya pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana dalam
penanggulangan bencana dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran
Pendapatandan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten/Kota.
 Pasal 10
 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
 Dampak lain bencana alam dalam skala besar adalah
memunculkan banyak tenda pengungsi atau dengan kata
lain anggota masyarakat yang selamat biasanya diungsikan
dan ditampung sementara di tempat pengungsian.
Masalah muncul karena penanganan pengungsi biasanya
tidak optimal, khususnya dari aspek kesehatan. Kelompok
penduduk paling rentan terhadap di tempat pengungsian
adalah kelompok bayi dan balita, kelompok manusia lanjut
usia, kelompok wanita dan ibu hamil dan menyusui.

Anda mungkin juga menyukai