KEPERAWATAN
LUKA BAKAR
Sanabillah Yasmin
Safitri Hanjani
Robertina Samon
APAKAH LUKA BAKAR?
jika didinginkan
Penampulan Luka : Memerah, menjadi putih ketika ditekan minimal
atau tanpa edema
Derajat Dua (Partial-Thickness):
Gejala : Nyeri, hiperestesia, sensitif terhadap udara yang dingin
Penampilan Luka : Melepuh, terdapat bula merah, kemerahan dan
kulit melepuh, epidermis retak, permukaan luka basah, terdapat edema
1. Luka bakar dengan luas > 25% (dewasa) dan >20% 1. Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang
Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh, dipindahkan
lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi
jaringan yang termasuk organ visceral yang dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak
yang lama dengan burning agent. Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan
lamanya kontak
Perubahan patofisiologik oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup
hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan diikuti
oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik.
Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya
integritas kapiler dan kemudian terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke
dalam ruanga interstisial. Pasien dengan luas luka bakar (mayor) akan menyebabkan kemampuan tubuh dalam
mengkonpesasi dan menyebabkan berbagai macam komplikasi.
Pada kulit dengan luka bakar akan menyebabkan kerusakan pada epidermis,dermis dan maumpun subkutan,
tergantung faktor penyebab dan lama kulit kontak dengan sumber panas. Hilangnya kulit menyebabkan
ketidakmampuan pengaturan suhunya. Beberapa jam pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh
rendah, tetapi pada jam-jam berikutnya menyebabkan hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme
Pemeriksaan Penunjang Luka bakar Penetalaksanaan Luka Bakar
1. Darah Lengkap
2. Leukosit
Penatalaksanaan medis
3. GDA (Gas Darah Penatalaksanaan
Arteri) 1. Debridemen
Keperawatan
4. Elektrolit Serum
5. Natrium Urin Tindakan untuk mengangkat
1. Perawatan luka
6. Alkali Fosfat jaringan sendi, tulang rawan,
7. Glukosa Serum 2. Resusitasi cairan
atau tulang tetap yang
8. Albumin Serum
mengalami kerusakan atau Resusitasi cairan dilakukan
9. BUN atau
Kreatinin terinfeks dengan memberikan cairan
10.Loop aliran pengganti.
volume 2. Graft pada luka bakar
11. EKG cara untuk menghitung
Pembedahan yang dilakukan
12.Fotografi luka kebutuhan cairan :
bakar dengan cara mengambil kulit
di area tubuh tertentu Cara Baxter Luas luka bakar
(%) x BB (kg) x 4 mL
KASUS
Delapan jam SMRS, seorang pasien perempuan (45 tahun), BB 56, TB 162 cm, sedang
melayani pembeli di warungnya. Tiba-tiba kompor minyak tanah dari dalam warung
meledak dan menyambar bensin yang juga dijual di warung tersebut. Pada saat api mulai
menyambar warung, pasien berusaha keluar warung sambil berlari. Pasien kemudian
dibawa ke RSPI dan diberi perawatan luka dengan menggunakan salep, kemudian dirujuk
ke RSGS dan diberikan perawatan luka dan obat suntik. Pasien kemudian dirujuk ke
RSCM atas permintaan keluarga. Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal.
Berdasarkan luas luka bakar didapatkan kepala dan leher 4%, ektstremitas atas kanan 2%,
ekstremitas atas kiri 3%, ekstremitas bawah kiri 2%, terdapat bulae berwarna merah di
ekstremitas atas, terasa nyeri skala 5.
ANALISA DATA
- Klien mengatakan tersambar - Terdapat luas luka bakar Kekurangan Volume Cairan
api kompornya yang meledak sebesar 11 %
- Keluarga mengatakan kejadian - Pemeriksaan BB :56 kg TB :
8 jam sebelumnya 162 Cm
- Kebutuhan cairan : 2.464 ml/
24 jam, dengan 8 jam pertama
1.232 ml / 8jam, pada 16 jam
di berikan 1.232 ml/8jam
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Metode
Results
Penelitian analitik observasional dengan rancangan
Hemortalitas pasien luka bakar pada fase gawat
kohort retrospektif terhadap 78 sampel rekam medis
darurat RSUP Sanglah sebesar 12,82%. Waktu
di RSUP Sanglah
resusitasi cairan dengan mortalitas pasien luka
Pengumpulan data menggunakan teknik purposive
bakar berat pada fase gawat darurat memiliki nilai p
sampling dengan kriteria inklusi pasien luka
0,013 dan r (0,281).
bakarberat dengan luas > 20%
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa waktu resusitasi cairan berkorelasi dengan mortalitas, semakin besar
waktu resusitasi semakin besar kemungkinan kematian pasien. Perawat perlu meningkatkan
penanganan luka bakar berat pada fase emergency untuk memulai resusitasi cairan lebih dini dan
menjaga adekuatnya sirkulasi.
PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL QUR'ANTERHADAP NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR
Results
Metode Hasil uji statistik diberikan terapi murottal yaitu
Desain pre eksperimental one group sebesar 5,73 sedangkan setelah diberikan terapi
pretest-postest untuk mengidentifikasi murottal terjadi perubahan rata-rata nyeri responden
pengaruh pemberian murotal terhadap menjadi 3,73. Beda rata-rata skala nyeri se-belum
penurunan nyeri. Sampel pada penelitian diberikan terapi murottal dan sesudah diberikan
ini sebanyak 15 responden yang ditentukan terapi murottal sebesar 2,0. dengan nilai p
value=0,001 dimana nilai tesebut lebih kecil dari
nilai α=0,05
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka ada pengaruh terapi murottal terhadap nyeri pada pasien luka
bakar di ruang surgical RSUD Prabumulih dapat diterima