Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN

KEPERAWATAN
LUKA BAKAR
Sanabillah Yasmin
Safitri Hanjani
Robertina Samon
APAKAH LUKA BAKAR?

Luka bakar merupakan kerusakan kulit


atau respon kulit yang disebabkan oleh
trauma panas atau trauma dingin (frost
bite)
PREVELENSI LUKA BAKAR
Luka bakar menjadi peringkat ketujuh cedera yang paling sering terjadi di dunia
Setiap tahunnya, luka bakar menyebabkan 7,1 juta jiwa mengalami cedera, dan
menyebabkan kecacatan menahun pada 18 juta jiwa serta lebih dari 250.000
kematian di dunia. (WHO, 2018).

Di Indonesia, luka bakar menduduki peringkat keenam kejadian cedera yang


tidak disengaja di Indonesia yang persentasenya yaitu sebanyak 0,7% dan luka
bakar diperkirakan menyebabkan 195.000 kematian setiap tahunnya. (Kemenkes,
2018)
APAKAH PENYEBA
KEBAKARAN?
Luka bakar
thermal/ panas Luka bakar listrik Luka bakar kimia Luka bakar radiasi

Agen pencedera : yang disebabkan Terjadi dari Luka bakar bila


api, air panas, atau oleh aliran listrik tite/kandungan agen terpapar pada bahan
kontak dengan dirumah merupakan pencedera, serta radioaktif dosis
objek panas. inside tertinggi pada konsentrasi dan tinggi
anak-anak suhu agen.
TANDA DAN GEJALA LUKA Berd
a
Ked sarkan
alam
BAKAR Derajat Satu (Superfisial):
Gejala : Kesemutan, hiperestesia (supersensivitas), rasa nyeri mereda
an

jika didinginkan
Penampulan Luka : Memerah, menjadi putih ketika ditekan minimal
atau tanpa edema
Derajat Dua (Partial-Thickness):
Gejala : Nyeri, hiperestesia, sensitif terhadap udara yang dingin
Penampilan Luka : Melepuh, terdapat bula merah, kemerahan dan
kulit melepuh, epidermis retak, permukaan luka basah, terdapat edema

Derajat Tiga (FullThickness):


Gejala : Tidak terasa nyeri, syok, hematuria (adanya darah dalam urin)
dan kemungkinan pula hemolisis (destruksi sel darah merah),
kemungkinan terdapat luka masuk dan keluar (pada luka bakar listrik)
Penampilan Luka : Kering, luka bakar berwarna putih seperti bahan
kulit atau gosong, kulit retak dengan bagian lemak yang tampak,
terdapat edema
Luka Bakar Mayor Luka bakar minor

1. Luka bakar dengan luas > 25% (dewasa) dan >20% 1. Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang

(anak-anak). dewasa dan kurang dari 10 % pada anak-anak.


2. Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
2. Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
3. Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan
3. Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki.
kaki, dan perineum. 4. Luka tidak sirkumfer.
4. Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa 5. Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
memperhitungkan derajat dan luasnya luka.

5. Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.

Luka bakar moderat


6. Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan
10-20% pada anak-anak.
7. Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
8. Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata,
telinga, kaki, dan perineum
LOKASI DAN PERSENTASE DAERAH LUKA BAKAR
KAR
UK A BA
AY L
H W
PAT
MEKANISME PATOFIOLOGI

Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh, dipindahkan
lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi
jaringan yang termasuk organ visceral yang dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak
yang lama dengan burning agent. Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan
lamanya kontak

Perubahan patofisiologik oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup
hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan diikuti
oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik.
Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya
integritas kapiler dan kemudian terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke
dalam ruanga interstisial. Pasien dengan luas luka bakar (mayor) akan menyebabkan kemampuan tubuh dalam
mengkonpesasi dan menyebabkan berbagai macam komplikasi.

Pada kulit dengan luka bakar akan menyebabkan kerusakan pada epidermis,dermis dan maumpun subkutan,
tergantung faktor penyebab dan lama kulit kontak dengan sumber panas. Hilangnya kulit menyebabkan
ketidakmampuan pengaturan suhunya. Beberapa jam pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh
rendah, tetapi pada jam-jam berikutnya menyebabkan hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme
Pemeriksaan Penunjang Luka bakar Penetalaksanaan Luka Bakar
1. Darah Lengkap
2. Leukosit
Penatalaksanaan medis
3. GDA (Gas Darah Penatalaksanaan
Arteri) 1. Debridemen
Keperawatan
4. Elektrolit Serum
5. Natrium Urin Tindakan untuk mengangkat
1. Perawatan luka
6. Alkali Fosfat jaringan sendi, tulang rawan,
7. Glukosa Serum 2. Resusitasi cairan
atau tulang tetap yang
8. Albumin Serum
mengalami kerusakan atau Resusitasi cairan dilakukan
9. BUN atau
Kreatinin terinfeks dengan memberikan cairan
10.Loop aliran pengganti.
volume 2. Graft pada luka bakar
11. EKG cara untuk menghitung
Pembedahan yang dilakukan
12.Fotografi luka kebutuhan cairan :
bakar dengan cara mengambil kulit
di area tubuh tertentu Cara Baxter Luas luka bakar
(%) x BB (kg) x 4 mL
KASUS
Delapan jam SMRS, seorang pasien perempuan (45 tahun), BB 56, TB 162 cm, sedang
melayani pembeli di warungnya. Tiba-tiba kompor minyak tanah dari dalam warung
meledak dan menyambar bensin yang juga dijual di warung tersebut. Pada saat api mulai
menyambar warung, pasien berusaha keluar warung sambil berlari. Pasien kemudian
dibawa ke RSPI dan diberi perawatan luka dengan menggunakan salep, kemudian dirujuk
ke RSGS dan diberikan perawatan luka dan obat suntik. Pasien kemudian dirujuk ke
RSCM atas permintaan keluarga. Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal.
Berdasarkan luas luka bakar didapatkan kepala dan leher 4%, ektstremitas atas kanan 2%,
ekstremitas atas kiri 3%, ekstremitas bawah kiri 2%, terdapat bulae berwarna merah di
ekstremitas atas, terasa nyeri skala 5.
ANALISA DATA

Data Subjektif Data Obyektif Masalah


- Klien mengatakan nyeri pada - Pemeriksaan BB :56 kg TB : Nyeri Akut
luka bakarnya 162 Cm
- Klien mengatakan skala Nyeri - Terdapat bulae warna merah
5 pada ektermitas atas
- Adanya Luka bakar derjad II.

- Klien mengatakan tersambar - Terdapat luas luka bakar Kekurangan Volume Cairan
api kompornya yang meledak sebesar 11 %
- Keluarga mengatakan kejadian - Pemeriksaan BB :56 kg TB :
8 jam sebelumnya 162 Cm
- Kebutuhan cairan : 2.464 ml/
24 jam, dengan 8 jam pertama
1.232 ml / 8jam, pada 16 jam
di berikan 1.232 ml/8jam
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik


DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperwatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital
berhubungan dengan kehilangan keperawatan 3x24 jam diharapakan 2. Berikan cairan dengan tepat
cairan aktif : 3. Anjurkan konsumsi snack
Fluid balance seperti buah-buahan atau jus
Hydration segar
  4. Dorong pasien untuk
Dengan kriteria hasil: meningkatkan asupan oral
Adanya keseimbangan cairan pada
pasien
Tekanan darah, nadi, dan suhu
tubuh dalam batas normal.
Pasien mampu melakukan
perawatan diri
Diagnosa Keperwatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
agen cidera fisik keperawatan 3x24 jam diharapakan : komprehensif .
Level nyeri 2. Berikan perawatan analgetic
Kotrol nyeri dengan pemantauan yang ketat.
Comfort level 3. Bantu Pasien untuk berfokus
  pada aktivitas, bukan pada nyeri
Dengan kriteria hasil : dan rasa tidak nyaman dengan
Pasien mampu mengontrol nyeri melakukan pengalihan melalui
(atahu penyebab nyeri, mampu televise, radio dan interaksi
menggunakan tehnik dengan pengunjung.
nonfarmakologi untuk mengurangi 4. Ajarkan Pasien non farmakologi
nyeri). seperti teknik relaksasi untuk
Pasien melaporkan bahwa nyeri mengatasi nyeri.
berkurang dengan menggunakan 5. Dukung istirahat tidur yang
manajemen nyeri. adekuat untuk membantu
Pasien mengenali skala nyeri, penurunan nyeri.
frekuensi dan tanda-tanda nyeri) 6. Kontrol lingkungan yang dapat
Pasien menyatakan rasa nyaman mempengaruhi nyeri
setelah nyeri berkurang.
Implem
entasi &
Evalua
si
No.
IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1. 1. Memonitor tanda-tanda vital S:
2. Memberikan cairan dengan tepat - Klien mengatakan sudah tidak
3. Menganjurkan konsumsi snack seperti buah-buahan atau jus lemas
segar - Kelurga mengatakan klien
4. Mendorong pasien untuk meningkatkan asupan oral tampak lebih baik
O:
- Kebutuhan cairan pasien
terpenuhi 2.464 ml/ 24 jam.
- Klien tampak lebih nyaman
- Hasil TTV :
Td : 120/80 mmhg
S : 37 C
N : 88 x/m
RR : 20 x/m
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
NO.
IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
2. 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif . S:
2. Memberikan perawatan analgetic dengan pemantauan yang - Klien mengatakan nyeri
ketat. berkurang dengan Skala 3
3. Membantu Pasien untuk berfokus pada aktivitas, bukan O:
pada nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan - Klien tampak lebih nyaman
pengalihan melalui televise, radio dan interaksi dengan A : Masalah teratasi
pengunjung. P : Intervensi di hentikan
4. Mengajarkan Pasien non farmakologi seperti teknik
relaksasi untuk mengatasi nyeri.
5. mendukung istirahat tidur yang adekuat untuk membantu
penurunan nyeri.
6. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri.
ANALISIS JURNAL
Analisis korelasi waktu pemberian resusitasi cairan terhadap mortalitas pasien luka bakar berat fase Emergency

Metode
Results
Penelitian analitik observasional dengan rancangan
Hemortalitas pasien luka bakar pada fase gawat
kohort retrospektif terhadap 78 sampel rekam medis
darurat RSUP Sanglah sebesar 12,82%. Waktu
di RSUP Sanglah
resusitasi cairan dengan mortalitas pasien luka
Pengumpulan data menggunakan teknik purposive
bakar berat pada fase gawat darurat memiliki nilai p
sampling dengan kriteria inklusi pasien luka
0,013 dan r (0,281).
bakarberat dengan luas > 20%

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa waktu resusitasi cairan berkorelasi dengan mortalitas, semakin besar
waktu resusitasi semakin besar kemungkinan kematian pasien. Perawat perlu meningkatkan
penanganan luka bakar berat pada fase emergency untuk memulai resusitasi cairan lebih dini dan
menjaga adekuatnya sirkulasi.
PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL QUR'ANTERHADAP NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR

Results
Metode Hasil uji statistik diberikan terapi murottal yaitu
Desain pre eksperimental one group sebesar 5,73 sedangkan setelah diberikan terapi
pretest-postest untuk mengidentifikasi murottal terjadi perubahan rata-rata nyeri responden
pengaruh pemberian murotal terhadap menjadi 3,73. Beda rata-rata skala nyeri se-belum
penurunan nyeri. Sampel pada penelitian diberikan terapi murottal dan sesudah diberikan
ini sebanyak 15 responden yang ditentukan terapi murottal sebesar 2,0. dengan nilai p
value=0,001 dimana nilai tesebut lebih kecil dari
nilai α=0,05

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka ada pengaruh terapi murottal terhadap nyeri pada pasien luka
bakar di ruang surgical RSUD Prabumulih dapat diterima

Anda mungkin juga menyukai