Anda di halaman 1dari 19

BAB I.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gunung Kelud, Jawa Timur terletak di lintang 7056’ S, 112018’ E adalah
salah satu vulkanik teraktif dan berbahaya di Indonesia. Akhir-akhir ini 30
letusan selama 6 abad terakhir menimbulkan dampak lebih kurang 15.000 korban
(Kusumadinata, 1994), sebagian besar menghasilkan endapan piroklastik dan
lahar. Gunung api ini berbentuk strato yang diklasifikasikan sebagai gunung api
aktif tipe A bersifat freato magmatik sampai magmatik. Secara morfologis,
Gunung api Kelud ditandai dengan beberapa Kawah yang tumpang tindih
berbentuk tapal kuda di bagian tertentu. Hal ini mencirikan bahawa telah terjadi
erupsi secara berulang dan bersifat eksplosif. Letusan Gunung Kelud pada tahun
2007 menghasilkan lava di dalam kawahnya (Kadarsah dkk, 2014).
Waktu erupsi Gunung ini relatif singkat, namun aktivitasnya terus
meningkat relatif cepat. Balai Penelitian dan Observasi Laut mempublikasikan
hasil pengamatan satelit Suomi NPP-VIIRS yang melintasi Gunung Kelud
Rekaman menunjukkan Gunung Kelud menghasilkan abu vulkanik dengan
ketinggian mencapai 20 km dengan puncak hampir 30 km yang menunjukkan
persebaran abu vulkanik Kelud meliputi sepanjang Pulau Jawa hingga Samudera
Hindia. Hal tersebut membuktikan dahsyatnya energi letusan dan banyaknya
material yang dilontarkan Gunung Kelud, dan tentu saja produk letusan tersebut
mempengaruhi khalayak yang tinggal di sekitar Gunung Kelud, terutama yang
telah bertempat tinggal di Desa Sugihwaras.
Berdasarkan Indyo, tahun 2014 VEI material piroklastik Gunung Kelud
mencapai 150—200 juta m3, yang artinya tergolong VEI 5. Metode penelitian ini
menggunakan data statistik dan kualitatif daerah pengamatan.

Gambar 1. Erupsi Gunung Kelud 2014 (Sumber: PVMBG, 2014)

Tabel 1. Sejarah erupsi Gunung Kelud


Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG), dari tahun 1000 sampai dengan tahun 2014 Gunung
Kelud telah mengalami letusan sebanyak 33 kali. Rentang waktu inilah yang
kemudian disebut waktu tunggu atau waktu istirahat gunung kelud meletus
menuju letusan berikutnya.
Banyaknya orang yang menjadi korban jiwa ini dapat di pengaruhi dari
beberapa faktor, misalnya pandangan masyarakat sekitar yang berbeda, cara
evakuasi yang salah, dan cara mengatasi bencana yang kurang baik. Dapat di
dilihat dari penanganan yang sebelumnya saat Gunung Kelud meletus,
banyaknya korban jiwa di karenakan banyaknya pendapat penduduk sekitar
yang beranggapan bahwa Gunung Kelud tidak akan membawa dampak negatif
saat meletus. Selain itu, sosialisasi dan pengevakuasian berjalan lambat dan
tidak sempurna. Padahal apabila proses sosialisasi dan evakuasi berjalan
dengan sempurna, sesuai dengan metode dan prosedur yang tepat tidak akan
terjadi banyaknya korban jiwa. Masyarakat Desa Sugihwaras menemukan
jalur evakuasi tepat yang telah mempertimbangkan dari segala aspek.

2. Permasalahan
Berdasarkan kondisi Gunung Kelud yang memiliki periode letusan 15
tahunan di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar mengalami kerusakan. Dampak
letusan terakhir (2014) tidak seperti letusan pada tahun sebelumnya, erupsi sentral
eksplosif,2 korban jiwa, dampak abu kelud hingga Jawa Barat. Berdasarkan
penjelesan di atas, disimpulkan bahwa penilaian risiko sebelum bencana, saat
bencana, dan sesudah bencana sangat diperlukan untuk mengurangi dampak
apabila terjadi letusan di kemudian hari.

3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan analisis
mahasiswa sehingga menghasilkan penelitian yang berkualitas dan memiliki
potensi untuk dipublikasikan. Di samping itu, penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan manajemen risiko dan evakuasi di Gunung Kelud (IRME). Metode
IRME dimanfaatkan untuk menganalisis jaringan jalan yang aman untuk menuju
posko nyaman (Kecamatan Wates).

4. Urgensi Penelitian
Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Kediri telah membuat jalur
evakuasi untuk meminimalisir korban erupsi Gunung kelud tahun 2014. Jalur
evakuasi dibuat dari daerah kurang dari 10 km dari kawah. Jalur evakuasi di buat
di Desa Sugihwara menuju Kecamatan Wates mengalami kerusakan saat erupsi
tahun 2014. Serta rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanggap
bencana membuat banyaknya korban setiap adanya letusan. Oleh karena itu,
penelitian ini akan memberikan informasi tentang jalur evakuasi yang memiliki
kriteria berdasarkan indeks kerentanan serta menyadarkan masyarakat akan
tangga bencana.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Kajian teori membahas tentang model manajemen bencana dan evakuasi
yang akan diterapkan di Gunung Kelud, didasarkan pada penelitian beberapa ahli
kebencanaan dalam jurnal internasional. Uraian lebih lanjut sebagai berikut.
1. IRME (Improve Risk Management and Evacuation)
Peningkatan manjemen risiko dilakukan dengan memperhitungkan builder tool,
evakuasi, resilensi, dan konsep perilaku . Peningkatan manajemen risiko
dilakukan menggunakan metode The Variable Scale Evacuation Model (VSEM) ,
builder tooI, dan HuVo (Human Volcanology). VSEM adalah simulasi yang
memfokuskan penanganan bencana saat erupsi gunung api dan HuVo
memfokuskan kepada perilaku masyarakat. Tujuan utama dari VSEM dan HuVo
adalah untuk mengoptimalkan proses rencana evakuasi selama krisis vulkanik dan
meningkatkan kapasitas kebencanan. The Variable Scale Evacuation Model
(VSEM) adalah aplikasi komputer yang dikembangkan dalam ANSI C untuk
mensimulasikan proses evakuasi untuk daerah terancam. Input data yang
diperlukan untuk menjalankan VSEM, digunakan software Sistem Informasi
Geografi (SIG). Skenario evakuasi yang berbeda dan variabel baru dapat
ditambahkan ke VSEM, tergantung pada pengetahuan yang tersedia dan
karakteristik setiap daerah. VSEM menghitung waktu evakuasi dan keandalan
konektivitas (Taylor, 2007) untuk menentukan strategi terbaik evakuasi ketika
merancang rencana darurat. Terdapat beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan,
diantaranya sebagai berikut.
a. Kerentanan Jaringan Jalan
Erupsi gunung api menyebabkan terganggunya kelancaran jaringan jalan
akibat material letusan. Model evakuasi VSEM memperhitungkan kerentanan
jaringan jalan yang terdampak erupsi. Perhitungan kerentanan jaringan jalan
berfungsi untuk mengistemasikan jalan mana yang optimal untuk dijadikan
fasilitas evakuasi krisis vulkanik.
b. Evakuasi Zona Kerentanan dan Perilaku Penduduk
Selama proses evakuasi, pengetahuan tentang perilaku penduduk yang
pindah adalah sangat fundamental untuk memperkirakan total waktu yang
dibutuhkan untuk mengevakuasi. Proses evaluasi yang tepat dari perilaku ini
survei yang berbeda dibuat untuk mengestimasikan berapa banyak orang akan
mengungsi, berapa banyak waktu mereka harus siap untuk itu, dll (PBSJ Inc.,
1999; Mei, 2002). Namun, dalam kasus evakuasi karena bahaya yang bergerak
cepat dari dampak spasial yang pasti, tidak ada yang bersedia untuk evakuasi.
Salah satu masalah utama yang para peneliti harus hadapi adalah untuk
meramalkan berapa banyak orang akan dievakuasi dan saat ini akan terjadi (Gehl
et al, 2013).
c. Resiliensi dan Pemulihan Kapasitas
Identitas budaya memberikan gambaran kapasitas individu dan masyarakat
untuk pulih dari bencana (Bachri et al, 2015). Pemulihan pasca bencana tidak
hanya mempertimbangkan kecakapan aspek fisik akan tetapi juga sosial dan
ekonomi. Gunung api dapat dijadikan masyarakat lokal sebagai sumber kapasitas
manusia untuk pulih dari bencana sekaligus memberikan manfaat.
d. Konsep Resiko dan Membuka Pemikiran tentang Resiko
Konsep resiko dikembangkan dalam berbagai disiplin kajian yang
bervariasi. Membuka konsep resiko dalam masyarakat tidak berarti mengecilkan
masyarakat yang bertempat tinggal di area vulkanik. Membuka pemikiran
masyarakat terhadap resiko bencana didasarkan pada potensi positif dan negatif
yang dapat menjelaskan perilaku masyrakat di kawasan gunung api. Konsep Open
risk menitik beratkan pada persamaan rasional sebagai analisis konsep cost-
benefit yang digunakan dalam manajemen bahaya lebih (US Flood Control Act
pada tahun 1939). Dalam pendekatan ini manusia memutuskan cost-benefit untuk
menentukan apakah ia harus tinggal di daerah tersebut atau tidak berdasarkan
aspek ekonomi. Konsep open risk berkembang meluas dengan mendasarkan
aspek sosial, budaya, politik dan ekologi yang tidak dapat diuangkan. Model
Human-enviroinment system kerentanan, kapasitas, resiliensi saling berinteraksi
dalam menentukan dimensi resiko (Bachri et al, 2015).
2. Jalan Aman dan Posko Nyaman
Jalan yang nyaman adalah jalan yang tidak sulit dilewati. Seseorang
seharusnya tidak merasa takut akan ditabrak mobil dan tersandung ketika berjalan.
Selain itu, harus teduh, banyangan ketika panas. Jalan dapat nyaman karena
pengaturannya. Jalan yang baik adalah jalan yang dapat memberi perlindungan
terhadap cuaca dan permaslahan yang diakibatkan oleh lalu lintas seperti masalah
kecepatan kendaraan dan lain-lain sehingga pengguna jalan menjadi aman (Allan
B. Jacob, 1993).

BAB III. METODE PENELITIAN


Penelitian ini menggunakan model Improve Risk Management and
Evacuation (IRME) untuk memberikan gambaran jalur evakuasi efektif selama
krisis vulkanik dan peningkatan kapasitas masyarakat Desa Sugihwaras,
Kecamatan Ngancar. Metode IRME ialah metode baru hasil kolaborasi tiga model
yaitu The Variable Scale Evacuation Model (VSEM) dikembangkan oleh J.M
Marrerro, Scenario Tool Builder oleh P. Gehl, dan Human Volcano Model
(HuVo) dikembangkan Syamsul Bachri dan kawan-kawan. Ruang lingkup kajian
model IRME mempertimbangkan aspek fisik dan sosial untuk meningkatkan
manajemen resiko dan evakuasi vulkanik.
Metode IRME ialah metode baru yang dapat dijadikan sebagai salah satu
pemecahan permasalahan dalam hal kebencanaan utamanya gunung api. Metode
IRME tidak hanya fokus pada satu aspek, akan tetapi secara keseluruhan untuk
memberikan solusi optimal dalam peningkatan manajemen resiko dan proses
evakuasi vulkanik. Penelitian ini adalah gagasan baru sehingga layak untuk
dipublikasikan dalam jurnal internasional terindeks. Terdapat beberapa tahapan
yang dilakukan dalam model IRME yaitu pengumpulan data, analisis data,
interpretasi data, dan penarikan kesimpulan (Tabe 1).
1. Pengumpulan Data
Tahapan pertama dilakukan dengan mengumpulkan data kuantitatif dan
data kualitatif. Data Kuantitatif diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Kediri. Data dari
BPS memberikan gambaran komposisi penduduk meliputi jumlah, usia, tingkat
pendidikan, dan pesebaran. Sementara, BNPB memberikan data tentang peta
daerah rawan bencana, sejarah erupsi, dan geologi Gunung Kelud. Data yang
tidak bisa diinterpretasikan dalam statistik diperoleh melalui Focus Group
Disscussion, sebuah metode pengumpulan data yang diperoleh dalam waktu
singkat dengan hasil yang detail. FGD terdiri dari 6-12 orang homogen, dimana
dalam forum anggota menyampaikan argumentasinya tentang persepsi Gunung
Kelud berdasarkan sudut pandang masyarakat lokal.
2. Analisis Data
Analisis data dalam metode IRME dilakukan menggunakan software The
Variable Scale Evacuation (VSEM) dan FP 7 Project untuk menghasilkan jalur
evakuasi efektif selama krisis vulkanik. VSEM menghitung jaringan efektif, jalan
rawan, jumlah orang yang dimungkinkan dapat di evakuasi, dan waktu yang
dibutuhkan untuk proses evakuasi, serta jaringan yang rentan memiliki
kemacetan tinggi. Data dari VSEM diolah berdasarkan komposisi penduduk dari
BPS dan peta rawan bencana serta jalur evakuasi dari BNPB. Sementara, FP 7
Project SYNER-G menghitung kapasitas jaringan jalan dalam menerima beban
material serta dampak erupsi. Data FP 7 Project SYNER-G berdasarkan VEI
(Volcanc Explosivity Index (VEI), sejarah erupsi, dan data geologi Gunung Kelud.
FP 7 Project memberikan perkiraan erupsi mendatang untuk menganalisis
jaringan jalan yang optimal untuk proses evakuasi.
Analisis data dalam metode IRME tidak hanya mempertimbangkan aspek
fisik terkait jalur evakuasi dan kerusakan jaringan jalan, akantetapi juga aspek
sosial. Analisis data aspek sosial menggunakan model Human Vulcanology Model
(HuVo) untuk mendeskripsikan kondisi lingkungn berdasarkan tahapan
pengumpulan data FGD, dan mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang
Gunung Kelud. Tahapan analisis HuVo akan memberikan gambaran efektif
proses peningkatan kapasitas masyarakat di Desa Sugihwaras.
3. Interpretasi atau Penafsiran Data
Terdapat tiga hasil dalam penelitian menggunakan metode IRME yaitu
grafik, peta, dan peningkatan kapasitas melalui sosialisasi. Hasil intrpretasi data
disajikan dalam bentuk chart memberikan gambaran tentang daerah yang
dievakuasi meliputi penduduk yang berada di rumah, penduduk yang menunggu
dievakuasi, penduduk yang telah dievakuasi, jalan yang terganggu (satuan
kilometer), dan jaringan jalan yang mengalami kemacetan tinggi (satuan
kilometer), serta perkiraan erupsi mendatang berdasarkan perhitungan dengan FP
7 Project SYNER-G.
Data hasil analisis diinterpretasikan dalam bentuk peta jalur evakuasi,
diexport dengan software Sistem Informasi Geografi (SIG). Data memberikan
gambaran waktu efektif dan jaringan jalan optimal untuk evakuasi. Data jalur
evakuasi disajikan dalam bentuk polylines memberikan informasi jaringan jalan
efektif untuk proses evakuasi dan black point untuk jalan yang dimungkinkan
mengalami kerusakan akibat adanya material erupsi vulkanik. Simbol polylines
diedakan berdasarkan warna untuk menggambarkan tingkat kerentanan. Warna
merah menggambarkan jalan yang memiliki kapassitas 100% atau lebih, warna
orange sekitar 40-10%, dan hijau kurang dari 40 %.
Tahapan selanjutnya yaitu perhitungan aktual jumlah waktu yang
dibutuhkan dalam proses evakuasi di Desa Sugihwaras menuju posko
pengungsian di Wates. Perhitungan aktual dilakukan dengan mengambil sampel
kecil dan besar. Sampel kecil(uji tahap 1 dan 2) dilakukan dengan
memperhitungkan waktu efektif Rukun Tangga (RT) daerah terdekat dengan
lereng utuk mencapai lokasi pengungsian. Pengambilan data sampel besar (uji
tahap 3) dilakukan di keseluruhan desa di Sugihwaras untuk mencapai lokasi
pengungsian efektif. Pengambilan data aktual dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa jaringan jalan efektif untuk proses evakuasi
berdasarka peta output SIG.
Data kualitatif akan memberikan gambaran prosedur atau cara peningkatan
kapasitas masyarakat di Desa Sugihwaras. Peningkatan kapasitas dilakukan
dengan memberikan konsep resiko dan peningkatan resiliensi pulih dari
kebencanaan. Peningkatan kapasitas masyarakat lokal dilakukan dengan
memberikan sosialisasi melalui kelompok masyarakat usia muda, anggota yang
dianggap berpengaruh. Peningkatan kapasitas dilakukan dengan mengacu pada
budaya masyarakat lokal dan tingkat pengetahuan. Proses sosialisasi dilakukan
dengan bahasa yang komunikatif, informatif, dan sesuai dengan bahasa lokal.
Peningkatan kapasitas dilakukan dengan membuka persepsi (open risk)
masyarakat tentang cost-benefit tinggal di daerah rawan bencana erupsi. Open
risk bertujuan agar masyarakat mengetahui bahwa mereka tinggal di daerah yang
rawan, dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerentanan jika
mereka tinggal di daerah lereng gunung api aktif.
Disamping itu pula, dilakukan pembentukan “human early warning
system (HWES)” yang bertujuan untuk menginformasikan proses evakuasi dan
memberikan informasi kepada warga sekitar saat akan terjadi krisis vulkanik.
HWES beranggotakan kelompok muda-mudi Desa Sugihwaras yang akan
berkoordinasi dengan PVMBG sebagi sumber penyedia informasi vulkanik.
HWES akan tergabung dalam komunitas sms untuk menyampaikan informasi ke
warga sekitar tentang aktivitas Gunung Kelud.
4. Penarikan Kesimpulan
Tahapan yang dilakukan setelah interpretasi data yaitu penarikan
kesimpulan, yaitu memberikan jawaban atas hasil penelitian yang dilakukan.
Kesimpulan berisi tentang diskusi kebihan dan kelemahan penelitian, hal-hal yang
mendukung, prospek penelitian ke depan, saran teoritis untuk penelitian
selanjutnya, serta saran praktis untuk diaplikasikan oleh masyarakat umum.
jJumlah, usia,
BPS pesebaran, dan
tingkat pendidikan
IMPROVE RISK
MANAGEMENT AND
EVACUATION (IRME)
KRB, sejarah
Kuantitatif letusan, dan geologi
BNPB Kelud
Pengumpulan
Data Kualitatif
FGD

The VSEM
Analisis Data
FP 7 Project

Grafik
HUVO
Interpretasi
Data SIG

Peningkatan
Peta Kapasitas
Penarikan Evakuasi
Kesimpulan

Tabel 1.Skema Penelitian Metode Improve Risk Management and Evacuation


(IRME)

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


1. Anggaran Biaya
Adapun anggaran yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Peralatan Penunjang 7.000.000,00

3. Bahan Habis Pakai 480.000,00

4 Perjalanan 1.500.000,00
5. Lain-lain 1.250.000,00

Jumlah 10.230.000,00

2. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut
Pelaksanakaan Bulan Ke-
No
Kegiatan I II III IV
1 Pengupulan data
2 Analisis Data

3 Penafsiran data
4 Uji coba 1
5 Analisis uji coba
6 Uji coba 2
7 Analisis uji coba 2
8 Uji coba 3
9 Analisis uji coba 3
10 Hasil
11 Penarikan
kesimpulan
12 Pelaporan

DAFTAR RUJUKAN
Bachri S., Stoetter, J., and Sartohadi, J. 2015. The Calamity of Eruption, or an
Eruption of Benefit? Mt. Bromo Human-Vulcano System a Case Study of
an Open-Risk perception (Jurnal Internasional). Jerman: Springer Natural
Hazard.
Gehl, P. 2013. Development of a Scenario Builder Tool for Volcanic Risk
Assessment and Application to Mount Cameroun (Jurnal
Nasional).Jerman: Springer Natural Hazard.
Jacobs, Allan B. 1993. Great Streets. Cambridge: MIT Press.
Kadarsah, dkk. 2014. Analisis Penyebaran Particulate Matter 10 (PM10)
Pascaerupsi Gunung Kelud 13 Februari 2014. Jakarta: Badan Meteorologi
dan Klimatologi.
Loughin, Sausan C., dkk. 2015. Global Vocanic Hazards and Risk. Inggris:
Cambridge University Press.
Marrerro, J.M. 2010. The Variable Scale Evacuation Model (VSEM): A New Tool
For Simulating Massive Evacuation Processes During Volcanic Crisis
(Jurnal Internasional). Jerms=(Online), (http://www.nat-hazards-earth-
syst-sci.net/10/747/2010/nhess-10-747-2010.html). Diakses tanggal 18
Oktober 2016.
Putra, Ivan Aryant. 2016. Model Evakuasi Erupsi Gunung Merapi Menggunakan
Safevolcano Dengan Visualisasi Web Berbasis Spasial dan Aplikasi
Android. (Online), (http:// http://eprints.ums.ac.id/43847.html). Diakses
tanggal 19 Oktober 2016.
PVMBG. 2014. Kelut (Kelud). Bandung: PVMBG (Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi).
Lampiran 3.2

BIODATA KETUA PELAKSANA

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Novia Alasca Gracia
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi S1 Pendidikan Geografi
4. NIM/NIDN 140721603171
5. Tempat Tanggal lahir Blita, 27 27 Juni 1996
6. Alamat email nalascagracia@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 08244307271
B. Riwayat Pendidikan
MI SMP SMA

Nama Institusi Nurul Huda N 8 Blitar N 4 Blitar


Jurusan - - IPS

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Tempat dan Waktu
Ilmiah/ Seminar Presentasi
1.
D. Prestasi 10 Tahun Terakhir ( dari permerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1.
Semua data saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah IRME Bonus “Japan” (Kelud
Eruption: Improve Risk Management And Evacuation Bonus Jalan Aman
Posko Nyaman).

Malang, 20 Oktober 2016


Ketua Pelaksana

Novia Alasca Gracia


BIODATA ANGGOTA PELAKSANA I

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Maya Safitri
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi S1 Pendidikan Geografi
4. NIM/NIDN 14072160601624
5. Tempat Tanggal lahir Jombang, 29 Februari 1996
6. Alamat email mayasafitri029@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 087702621938
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi N2 Muhammadiyah 1


N Ngogri II
Megaluh Jombang
Jurusan - - IPS

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Tempat dan Waktu
Ilmiah/ Seminar Presentasi
1.
D. Prestasi 10 Tahun Terakhir ( dari permerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1.
Semua data saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah IRME Bonus “Japan” (Kelud Eruption:
Improve Risk Management And Evacuation Bonus Jalan Aman Posko
Nyaman).

Malang, 20 Oktober 2016

Maya Safitri
BIODATA ANGGOTA PELAKSANA II

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Nurul Indawati
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi S1 Pendidikan Geografi
4. NIM/NIDN 140721600842
5. Tempat Tanggal lahir Lamongan, 01 Juli 1997
6. Alamat email nurulinda1@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 085815799959
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi MTS


N Dradah
Manba’ul MAN Babat
Blumbang 1
Huda
Jurusan - - IPS

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Tempat dan Waktu
Ilmiah/ Seminar Presentasi
1.
D. Prestasi 10 Tahun Terakhir ( dari permerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1.
Semua data saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah IRME Bonus “Japan” (Kelud
Eruption: Improve Risk Management And Evacuation Bonus Jalan Aman
Posko Nyaman).

Malang, 20 Oktober 2016

Nurul Indawati
BIODATA ANGGOTA PELAKSANA III

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Dewi Worowati
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi S1 Fisika
4. NIM/NIDN 140322603720
5. Tempat Tanggal lahir Blitar, 18 Desember 1995
6. Alamat email dewiworowati@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 085749349405
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi N Sentul 2


N 3BLITAR N 4BLITAR
Blitar
Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Tempat dan Waktu
Ilmiah/ Seminar Presentasi
1.
D. Prestasi 10 Tahun Terakhir ( dari permerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1. PKM di danai Dikti 2016
Semua data saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah IRME Bonus “Japan” (Kelud
Eruption: Improve Risk Management And Evacuation Bonus Jalan Aman
Posko Nyaman).

Malang, 20 Oktober 2016


Ketua Pelaksana

Dewi Worowati

Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Kegiatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian
ASUS Input dan 1 7.090.000,00 7.090.000,00
Notebook
analisis data
X550ZE Non
Windows-
Black

Mapping Peta Jalur 1 200.000,00 200.000,00


Evakuasi

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian
Konsumsi Konsumsi 20 10.000,00 200.000,00
bulan 1 peserta FGD

Konsumsi Konsumsi 20 10.000,00 200.000,00


bulan 2 peserta FGD
Konsumsi Konsumsi 20 10.000,00 200.000,00
bulan 2 peserta FGD

Konsumsi Konsumsi 20 10.000,00 200.000,00


minggu 3 peserta FGD
SUB TOTAL (Rp) 800.000,00

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Perjalanan

Perjalanan ke Permintaan 4 18.750,00 75.000


Dinas terkait data statistik
dan peta
rawan bencana
Perjalanan ke Pengambilan 4 18.750,00 75.000
Desa data melalui
Sugihwaras-1 FGD
Perjalanan ke Pengambilan 4 18.750,00 75.000
Desa data melalui
Sugihwaras-2 FGD
SUB TOTAL (Rp) 225.000,00

4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian

Print-out Data dinas 1000 200,00 200.000,00


atau foto-
terkait dan
copy data
Form FGD

Print-out Peta jalur 1 100.000,00 100.000,00


Peta
evakuasi untuk
mudah
disosialisasikan
(ukuran 1
meter)
Lain-lain Biaya tak - 100.000,00 100.000,00
terduga
SUB TOTAL (Rp) 400.000,00
Total 8.640.000,00
Lampiran 3.4 Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/
minggu)
1 Novia Alasca Pendidika Pendidika 2/6 a. Membuat
Gracia / n Geografi n Geografi gagasan primer
140721603171 b. Mengkoordinir
tim dalam
pengumpulan
data
c. Menganalisis
data
d. Menyusun
laporan
bersama tim
2 Maya Safitri / Pendidika Pendidika 2/4 a. Membantu
140721601624 n Geografi n Geografi ketua tim
dalam
pelaksanaan
penelitian
b. Membantu
memberikan
gagasan
sekunder
c. Membantu
menganalisis
data
d. Menyusun
laporan
bersama tim
3 Nurul Indawati Pendidika Pendidika 2/4 a. Membantu
/ n Geografi n Geografi ketua tim
140721600842 dalam
pelaksanaan
penelitian
b. Membantu
memberikan
gagasan
sekunder
c. Mengetik
format yang
diperlukan
d. Menyusun
laporan
bersama tim.
4 Dewi Fisika Fisika a. Membantu
Worowati/ ketua tim
140322603720 dalam
pelaksanaan
penelitian
b. Membantu
memberikan
gagasan
sekunder
c. Mengetik
format yang
diperlukan
Menyusun
laporan
bersama tim.
19

Anda mungkin juga menyukai