Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

KEPERAWATAN BENCANA

SIMULASI BENCANA KEBAKARAN : IMPLEMENTASI


RENCANA MITIGASI BENCANA
KONSEP PRE HOSPITAL DAN PENANGANAN BENCANA

Dosen Pembimbing : Rizka Hayyu Nafi’ah, Ns., M. Kep

Oleh :
Kelompok 1 Besar (Gabungan Kelompok 1, 2, 3, dan 4)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
LAPORAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN BENCANA
SIMULASI BENCANA KEBAKARAN :
KONSEP PRE-HOSPITAL DAN PENANGANAN BENCANA
Banjarbaru, 01 November 2023

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah rawan bencana dan bencana dapat terjadi
disebabkan oleh alam maupun ulah manusia. Hal ini terbukti telah terjadi
berbagai bencana di beberapa daerah seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan
banjir bandang, tanah longsor, letusan gunung api, kebakaran, kebakaran hutan
dan lahan, angin putting beliung, kegagalan teknologi, kecelakaan transportasi
serta konflik sosial. Akibat dari bencana-bencana dimaksud berdampak pada
rusaknya lingkungan, permukiman penduduk, sarana prasarana vital dan
membawa kerugian harta benda dan penderitaan serta korban jiwa manusia
(Putri, Purnama, Wicaksono, 2020)

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam


dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Sedangkan mitigasi bencana
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman (Putri, Purnama, Wicaksono, 2020)

Kebakaran termasuk ke dalam salah satu bencana. Kebakaran mer


upakan bencana yang berdasarkan penyebab kejadiannya tergolong
sebagai bencana alam (natural disaster) maupun bencana non-
alam yang diakibatkan oleh kelalaian manusia (man-made disaster).
Faktor alam yang menyebabkan kebakaran diantaranya adalah petir,
gempa bumi, letusan gunung api, kekeringan dan lain-lain, sedangkan
kebakaran yang disebabkan oleh faktor manusia adalah berasal dari
kebocoran gas, hubungan arus pendek listrik, puntung rokok, sabotase,
rendahnya sistem pengaman konstruksi bangunan terhadap kebakaran, dan
lain-lain (Nurwulandari, 2016).

Kebakaran adalah sesuatu bencana yang disebabkan oleh api atau


pembakaran tidak terkawal yang membahayakan nyawa manusia, bangunan
atau ekologi. Kebakaran merupakan bencana yang paling sering dihadapi.
Kebakaran itu sendiri bisa digolongkan sebagai bencana alam atau bencana
yang disebabkan oleh manusia. Bahaya kebakaran dapat terjadi setiap saat,
karena banyak peluang yang dapat memicu terjadinya kebakaran (Akbar et al.,
2017).

Bencana kebakaran merupakan salah satu bencana yang sering terjadi


baik itu di Indonesia, Jawa Barat ataupun khususnya di Kabupaten Bandung
Barat. Bencana kebakaran menduduki peringkat ke- 7 dari 10 macam bencana
yang sering terjadi di Jawa Barat. Bencana kebakaran di Kabupaten Bandung
Barat merupakan bencana yang menjadi persoalan serius, karena wilayah
Kabupaten Bandung Barat memiliki lahan pertanian maupun hutan dan gedung
industri yang lumayan banyak, seperti industri tekstil, makanan maupun obat.
Selain itu, bencana kebakaran ini juga berbeda dengan bencana – bencana
lainnya karena dalam proses kejadiannya tidak akan bisa di duga dan di
prediksi sebelumnya. Kapan, dimana, apa penyebabnya, seberapa besar
tingkat risikonya ataupun dampak yang akan terjadi setelahnya merupakan hal
– hal yang tidak bisa di prediksi oleh kemampuan manusia (Nurdianti, 2022).

Untuk mengurangi dampak bencana kebakaran bisa dilakukan dengan


berbagai cara salah satunya adalah mitigasi bencana sebelum terjadi bencana
kebakaran. Dalam UU No. 24 tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai
serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas
yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-
usaha yang dilakukan untuk mengurangi jumlah korban dan kerugian ketika
bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta (Putri, Purnama, Wicaksono,
2020)

B. TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan simulasi bencana kebakaran: konsep
pre-hospital dan penanganan bencana ini yaitu :
1. Memahami konsep pre-hospital dan penanganan bencana kebakaran.
2. Menganalisis dan menyimulasikan persiapan tim dan logistik sebelum
terjun ke lokasi bencana kebakaran.
3. Menyimulasikan koordinasi dan komunikasi di situasi bencana
kebakaran.
4. Menyimulasikan penanganan korban bencana kebakaran pada tahap
prehospital.
5. Menyimulasikan teknik penanggulangan dan pemadaman kebakaran
berdasarkan media pemadaman seperti APAR, Hydrant, dan Kendaraan
pemadam kebakaran dan lain-lain.
6. Mengevaluasi seluruh kegiatan simulasi bencana kebakaran

C. MANFAAT KEGIATAN
Dengan adanya simulasi bencana kebakaran : konsep pre-hospital dan
penanganan bencana ini diharapkan mahasiswa Program Studi Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat dapat menguasai
teknik-teknik komunikasi dan koordinasi dalam penanganan bencana.
Mahasiswa juga dapat memperdalam kemampuan atau skill penanganan
korban bencana pada tahap pre-hospital dan tahap impact terutama skill
triage, moving and lifting, keterampilan perawat di ambulans, serta BLS dan
BTLS. Selain itu, kemampuan untuk menganalisis dan mempersiapkan diri
sebelum terjun ke lokasi bencana juga merupakan skill yang harus dimiliki
oleh perawat.

D. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Kegiatan simulasi bencana kebakaran : konsep pre-hospital dan
penanganan bencana akan dilaksanakan pada :
Hari, tanggal kegiatan : Selasa, 01 November 2023
Waktu kegiatan : 11.00 WITA s.d. selesai
Tempat : RKB 3B, FK ULM

E. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan simulasi bencana kebakaran : konsep pre-hospital
dan penanganan bencana meliputi :

1. Tahapan pre-simulasi:

a. Menyusun laporan dan skenario simulasi.

b. Melakukan pengadaan alat dan bahan untuk kegiatan simulasi.

c. Berkonsultasi secara intensif dengan dosen pendamping.

d. Melakukan briefing dengan pihak yang berperan menjadi korban dan

b. pihak-pihak lain yang mendukung kegiatan simulasi.

2. Tahapan simulasi:

a. Mengkondisikan tempat, alat, bahan, dan pihak-pihak


terkait yang terlibat dalam simulasi.
b. Pengarahan umum oleh dosen pendamping.

c. Melaksanakan table top training sesuai dengan skenario yang dibuat.

d. Melaksanakan simulasi sesuai dengan skenario yang dibuat.

3. Tahapan post-simulasi :

a. Melaksanakan evaluasi secara individu terhadap masing-


masing mahasiswa di dalam tim.

b. Melakukan evaluasi secara menyeluruh oleh dosen pendamping.

F. KONSEP KEGIATAN
Secara umum, kegiatan inti simulasi dilaksanakan sesuai dengan
skenario yang dilampirkan.
G. PENUTUP
Demikianlah laporan kegiatan praktikum “Simulasi bencana kebakaran :
konsep pre-hospital dan penanganan bencana” ini kami susun. Semoga
kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Untuk itu
diucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatian yang diberikan.
Lampiran 1. SKENARIO

BENCANA KEBAKARAN: KONSEP PRE HOSPITAL DAN


PENANGANAN BENCANA
Pasar Lettu Bakri yang terletak di Kota Sukabumi Provinsi Jawa
Barat sangat berpotensi terjadinya bencana kebakaran. Hal ini disebabkan
karena tingginya tingkat kepadatan bangunan di pasar tersebut sehingga
menyebabkan tingginya risiko kebakaran. Faktor lainnya yang
menyebabkan cukup tingginya kerentanan bahaya kebakaran adalah
kurangnya kesadaran akan penataan instalasi listrik sehingga masih banyak
kabel yang belum tertata rapi, serta kurangnya kesadaran masyarakat akan
lingkungan sekitar, contohnya masih banyak yang membuang puntung
rokok sembarangan.
Pada pagi dini hari ini pukul 04.00 WIB, pada tanggal 1 November
2022, muncul percikan api pada salah satu toko pakaian dan tidak
memerlukan waktu lama untuk api menyebar dengan cepat ke toko-toko
lainnya. Hal ini dikarenakan bangunan pasar yang masih terbuat dari kayu,
dan terdengar pula suara ledakan di salah satu toko yang membuat api
semakin berkobar. uji Akibatnya, warga bergegas berlarian untuk
menyelamatkan diri dari kobaran api. Tetapi, ada beberapa warga yang
kembali ke toko masing-masing untuk mengamankan barang-barang
berharga mereka.
Dikarenakan sulitnya akses untuk mencapai pasar, akibat jalan yang
sempit dan ramainya warga yang memadati tempat tersebut, petugas
kebakaran kesulitan untuk mencapai lokasi tepat waktu. Tercatat sebanyak 2
orang ditemukan meninggal dunia dikarenakan terjebak di dalam bangunan
dan 6 korban lainnya menderita luka bakar dengan berbagai tingkat
keparahan.
Kepala Bidang Dinas Pemadam Kebakaran Kota kemudian
melaporkan kejadian tersebut ke BPBD, kemudian BPBD mengirimkan
Tim Basarnas untuk mengkaji kondisi lokasi kejadian bencana dan
melaporkan temuan di lapangan kepada Walikota, Walikota selanjutnya
menetapkan bahwa kondisi tersebut adalah kondisi kegawatdaruratan
bencana dan mengamanatkan Kepala BPBD sebagai Incident Commander
atau pemegang komando dalam penanggulangan bencana tersebut. Incident
Commander kemudian menghubungi kantor kepolisian setempat dan TNI
untuk meminta bantuan dalam mengatur lalu lintas, membantu proses

evakuasi korban, mengamankan daerah setempat dan menjaga kekondusifan


wilayah yang terkena bencana. Incident Commander juga menghubungi
Tim Basarnas untuk membantu proses evakuasi korban, serta menghubungi
rumah sakit di wilayah tersebut untuk mengirimkan ambulans, dan tenaga
kesehatan ke lapangan, melakukan triage serta mempersiapkan peralatan
dan ruang perawatan yang akan digunakan sebagai sasaran rujukan pasien.

Dengan gambaran percakapan berikut:


SCENE 1
Kepala Bidang Dinas Damkar : Kepala Bidang Dinas Pemadam
Kebakaran kepada Kepala BPBD, lapor.
Kepala BPBD : Kepala BPBD menerima laporan.
Kepala Bidang Dinas Damkar : Selamat pagi bapak/ibu kepala
BPBD, dari Kepala Bidang Dinas Pemadam Kebakaran Kota Sukabumi,
dapat kami laporkan bahwa berdasarkan hasil pemantuan terkini ditemukan
terjadi bencana kebakaran di Pasar Lettu Bakri. Untuk saat ini, kami sudah
menerjunkan petugas pemadam kebakaran ke lokasi kejadian, menunggu
instruksi selajutnya, ganti.
Kepala BPBD : Laporan diterima. Instruksikan
masyarakat yang masih berada di sekitar lokasi untuk segera meninggalkan
lokasi menuju ke tempat yang lebih aman. Kami akan segera mengirimkan
Tim Basarnas untuk melakukan peninjauan ke lokasi kejadian.

(Kepala BPBD kemudian mengirimkan Tim Basarnas untuk segera


meluncur ke lokasi kejadian)
SCENE 2
Keluarga Korban 1 : Bapak/Ibu, tolongin suami saya pak/bu.
Suami dan adik saya masih ada di dalam toko. Tadi katanya mau
mengambil barang sebentar tapi sampai saat ini belum ada kembali terus api
keburu membesar.
Kepala Desa : Ibu tenang dulu ya, saya akan
menginformasikan kepada tim Basarnas mengenai suami dan adik ibu yang
hingga saat ini masih belum kembali. Mohon untuk melaporkan ke saya
siapa saja yang anggota keluarga

ataupun tetangga dan sanak saudaranya yang masih belum ada kabar hingga
saat ini.
Keluarga Korban 2 : Teman sebelah toko saya juga belum
kembali tadi bilangnya mau nyelamatin barang pak/bu. Jumlah orang
disebelah toko saya ada 3 orang yaitu bapak, ibu, dan satu orang anaknya.
Mohon bantuan untuk pencariannya ya pak/bu.
Keluarga Korban 3 : Pak/bu, ayah dan ibu saya juga belum
kembali. Mereka kebetulan tidur di toko malam ini. Tapi sampai sekarang
belum kembali pak/bu. Saya minta tolong dicarikan ya pak/bu. Semoga
masih bisa ketemu dalam kondisi selamat.
Keluarga Korban 4 : Kedua kakak saya masih belum kembali
juga pak/bu. Tadi mereka bilang mau bersiap untuk menata dagangannya.
Kepala Desa : Baik, laporan bapak, ibu, dan adik-adik
semua sudah saya tampung dan akan saya laporkan ke tim Basarnas. Mohon
untuk tetap tenang dan berpikiran positif sembari menunggu kabar dari tim
Basarnas ya bapak, ibu, dan adik-adik semua.

(Kepala desa kemudian menginformasikan kepada Tim Basarnas mengenai


beberapa warganya yang masih terjebak kebakaran)
SCENE 3
Kepala Desa : Saya kepala desa dari Desa Sukabumi ingin
menginformasikan kepada tim Basarnas bahwa saat ini api semakin
membesar sehingga warga semakin panik dan saya mendapatkan laporan
bahwa ada beberapa warga saya yang terjebak didalam toko. Mohon untuk
dikirimkan bantuan untuk membantu mencari dan menyelamatkan warga
saya bapak/ibu.
Ketua Basarnas : Baik bapak/ibu, terimakasih, laporan kami terima.
Akan segera kami koordinasikan untuk mengirimkan bantuan untuk
mengevakuasi korban, akan kami laporkan kondisi terkini kepada kepala
BPBD terlebih dahulu dan kami mohon bantuan dari bapak selaku kepala
desa untuk menenangkan dan mengondisikan warga agar tetap tenang.
Kepala Desa : Baik bapak/ibu.

(Setelah menerima informasi dari Kepala Desa dan melakukan peninjauan


lokasi kejadian, Ketua Basarnas kemudian melaporkan hasil peninjauan
tersebut kepada kepala BPBD)

SCENE 4
Ketua Basarnas : Ketua Basarnas kepada kepala BPBD, ganti.

Kepala BPBD : Kepala BPBD memonitor, ganti.


Ketua Basarnas : Selamat pagi bapak/ibu, kami dari Basarnas ingin
melaporkan hasil temuan kami di lapangan. Dilaporkan bahwa saat ini
mayoritas warga yang terdampak sudah dilarikan ke rumah sakit setempat,
namun terdapat beberapa warga yang nampaknya masih terjebak dan
setidaknya sebanyak 10 orang warga belum ditemukan. Saat ini kami
menunggu instruksi selanjutnya, ganti.
Kepala BPBD : Terimakasih atas laporannya, saya akan laporkan
hasil temuan tersebut kepada Walikota. Mohon tunggu instruksi
selanjutnya, ganti. (Selanjutnya Kepala BPBD melaporkan kondisi tersebut
kepada Walikota melalui telpon)
SCENE 5
Kepala BPBD : Selamat pagi bapak/ibu Walikota, dapat saya
laporkan hasil temuan dari Tim Basarnas bahwa saat ini mayoritas warga
yang terdampak sudah dilarikan ke rumah sakit setempat, namun terdapat
beberapa warga yang nampaknya masih terjebak dan setidaknya sebanyak
10 orang warga belum ditemukan.
Walikota : Terimakasih atas laporannya, saya akan
mengumumkan status dari kondisi gawat darurat bencana yang terjadi saat
ini. Kendali penanggulangan bencana secara penuh saya berikan kepada
kepala BPBD segera kirimkan bantuan ke lokasi kejadian.
Kepala BPBD : Baik terimakasih, siap melaksanakan tugas.

(Kepala BPBD melapor kepada Kepala BNPB)

Kepala BPBD : Selamat pagi kepala BNPB dapat kami laporkan


bahwa saat ini di pasar Lettu Bakri terjadi terjadi kebakaran dan sebanyak 2
orang ditemukan meninggal dunia dikarenakan terjebak di dalam
bangunan, 6 korban lainnya

menderita luka bakar dengan berbagai tingkat keparahan, dan 10 warga


belum ditemukan. Hasil pemantauan dari Tim Basarnas kondisi saat ini
masih terkendali, siap melakukan evakuasi.
Kepala BNPB : Laporan diterima, lanjutkan koordinasi antar sektor
dan laksanakan proses evakuasi. Ditunggu laporan berikutnya.
Kepala BPBD : Siap, laksanakan.

(Setelah menerima mandat sebagai Incident Commander selanjutnya Kepala


BPBD melakukan koordinasi dengan Polisi, Komando Distrik Militer, Tim
Basarnas dan RS untuk turut serta dalam upaya penanggulangan bencana)
SCENE 6
Kepala BPBD : Selamat pagi kantor kepolisian setempat, kepala
BPBD menghubungi, ganti.
Kapolres : Kepala Polisi Resor menerima laporan.
Kepala BPBD : Saya laporkan saat ini terjadi bencana kebakaran di
Pasar Lettu Bakri di Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Mohon
bantuannya untuk mengarahkan dan mengamankan jalannya evakuasi, serta
membantu menyediakan alat transportasi, ganti.
Kapolres : Terimakasih laporan kami terima, akan segera kami
kirimkan petugas beserta kendaraan untuk menuju ke lokasi kejadian, ganti.
Kepala BPBD : Selamat pagi Komandan Distrik Militer 404, kepala
BPBD menghubungi, ganti.
Kodim : Komandan distrik militer 404 menerima laporan.
Kepala BPBD : Dapat saya laporkan bahwa saat ini terjadi bencana
kebakaran di Pasar Lettu Bakri di Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Mohon bantuannya untuk mengarahkan warga dan mengamankan
lingkungan sekitar, serta membantu jalannya proses evakuasi, ganti.
Kodim : Siap, laporan kami terima, akan segera saya
kirimkan pasukan beserta kendaraan untuk menuju ke lokasi kejadian, ganti.
Kepala BPBD : Kepala BPBD kepada Tim Basarnas, ganti. Ketua
Basarnas : Tim Basarnas memonitor, ganti.

Kepala BPBD : Dapat saya laporkan bahwa saat ini terjadi bencana
kebakaran di Pasar Lettu Bakri di Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Kondisi saat ini berdasarkan laporan warga masih ada beberapa warga yang
terjebak di lokasi kejadian. Mohon bantuannya untuk melakukan evakuasi
korban, ganti.
Ketua Basarnas : Dimengerti, terima kasih atas laporannya, segera
akan saya lakukan koordinasi untuk mengirim personil ke lokasi kejadian,
ganti.
SCENE 7
(Tim Basarnas segera menghubungi pihak Rumah Sakit untuk melaporkan
kejadian kebakaran di Pasar Lettu Bakri dan meminta mengirimkan
ambulans serta petugas kesehatan ke tempat kejadian kebakaran)

Ketua Basarnas : Halo, selamat pagi, Bu. Saya dari Tim Basarnas
Kabupaten Sukabumi.
Kepala Rumah Sakit : Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?
Ketua Basarnas : Izin melaporkan Bu, saya mendapat laporan dari
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran bahwa tadi pagi sekitar pukul 04.00
WIB terjadi kebakaran di Pasar Lettu Bakri dan memakan korban. Untuk
korban sementara ada 8 orang menurut laporan dan masih belum bisa
dipastikan apakah ada penambahan atau tidak karena Tim Basarnas masih
menuju tempat kejadian. Kepala BPBD menugaskan kami menghubungi
Rumah Sakit untuk meluncurkan sejumlah ambulans dan petugas kesehatan
ke tempat kejadian untuk penanganan korban. Kiranya, apakah bisa Bu?
Kepala Rumah Sakit : Baik, bisa Pak. Saya akan menghubungi tim terlebih
dahulu agar bisa segera meluncur ke tempat kejadian.
Ketua Basarnas : Baik, Bu, terima kasih. Mohon segera diluncurkan
ke tempat kejadian.
Kepala Rumah Sakit : Baik, siap Pak kami segera ke tempat kejadian.
Terima kasih juga atas laporannya.

SCENE 8
(Selanjutnya aparat kepolisian datang untuk membantu mengatur lalu lintas
dan menjaga keamanan, TNI membantu menjaga keamanan serta proses
evakuasi, dan tim Basarnas mencari korban di impact area serta memastikan
area aman sehingga tim triage dan PMI dapan masuk ke impact area untuk
menolong korban dan melakukan triage)

Kapolres : Sebagian personil kami sudah kami arahkan untuk


mengatur keamanan, kemudian sebagian lagi akan bersama-sama menuju ke
impact area untuk memastikan bahwa area sudah aman.
Kodim : Sebagian personil kami juga sudah saya bagi untuk
ada yang berada di seberang kantor kepala desa untuk membangun rumas
sakit lapangan, serta ada yang membantu membuat dapur umum di tenda
pengungsian. Saya dan rekan saya yang lain di sini akan bersama-sama
membantu polisi dan Basarnas untuk memastikan bahwa area kebakaran
sudah aman.
Anggota Basarnas 1 : Kami anggota Basarnas yang berjumlah 4 orang
yaitu ada saya, anggota Basarnas 2, anggota Basarnas 3, dan anggota
Basarnas 4 siap untuk memasuki impact area untuk memastikan bahwa area
tersebut aman.
Anggota Basarnas 2 : Sebelum semua memasuki impact area perlu diingat
bahwa keselamatan petugas penyelamat semua adalah yang utama. Jangan
sampai mencelakakan diri sendiri demi menolong orang lain.
Anggota Basarnas 3 : Baik, kalau begitu bisa kita mulai saja untuk masuk
ke impact area nya dan segera memastikan bahwa area aman sehingga tim
triage dan PMI dapat memasuki impact area.

(Setelah dipastikan bahwa impact area sudah aman untuk dimasuki, anggota
Basarnas 4 kembali ke collecting area lalu memberitahukan kepada PMI
dan tim triage untuk dapat memasuki impact area).

Anggota Basarnas 4 : Izin melaporkan, bahwa impact area sudah aman dan
dipastikan tidak ada bahan mudah terbakar disekitar area. PMI dan tim triage
dapat memasuki impact area untuk membantu menolong korban dan
melakukan triage pada korban.

Petugas PMI 1 : Laporan dapat diterima, 7 orang petugas PMI dan 10


orang tim triage akan memasuki impact area untuk membantu menolong
korban dan melakukan triage pada korban.

(PMI dan Tim triage telah tiba di impact area dan akan membantu melakukan
triage pada korban dengan menggunakan START TRIAGE)
Petugas PMI 2 : Apakah ada korban yang dapat mendengar suara
kami?
Petugas PMI 3 : Jika ada boleh berteriak sekencang kalian supaya
kami tau lokasi kalian ada di mana.
Korban 8 : Tolong pak saya di sini dengan teman saya.
Petugas PMI 4 : Bisa teriak lebih keras lagi agar kami bisa tau
lokasinya?

Korban 7 dan 8 : Tolooongg!!!

(Akhirnya PMI, anggota Basarnas dan tim triage menemukan korban 7 dan
8)

Tim Triage 10 : Apakah kalian semua masih dapat berjalan?


Korban 7 : Masih bisa pak.
Tim Triage 1 : Kalau begitu kalian bisa pergi ke collecting area
ditemani oleh petugas PMI 5 dan petugas PMI 6 supaya lebih aman ya
daripada di sini.
Korban 7 : Baik pak.
Petugas PMI 5 : Mari saya bantu.
Petugas PMI 6 : Kalau ada yang sakit bisa bilang ya, kita jalan
pelan-pelan ke collecting area.

(Tidak lama kemudian, tim Basarnas, petugas PMI, dan tim triage
menemukan korban 1, korban 2, korban 4, korban 5, dan korban 6. Tim
Triage pun memulai melakukan triage dengan menggunakan START
TRIAGE)

Tim Triage 2 : Pak, apa Bapak bisa dengar saya?


Korban 1 : ….
Tim Triage 2 : Korban Tn. A tidak sadarkan diri, mengalami open
fraktur 1/3 tibia proksimal dextra dengan perdarahan +100cc, korban
ditemukan dengan posisi telentang, akral dingin dengan CRT >2 menit, TD
: 100/70 mmHg, Nadi : 110x/menit T : 37,9°C, RR : 33x/menit saat dikaji
tampak jejas di klavikula, keluar darah dari hidung dan telinga. Korban ini
digolongkan dalam triage merah.
Tim Triage 3 : Bu, apa Ibu bisa dengar saya?
Korban 2 : …….
Tim Triage 3 : Korban Nn. F mengalami luka bakar 45%
pada ekstremitas atas, dada sampai perut, wajah, dan kaki sebelah kanan.
Terdengar suara crowing saat korban bernafas, nafas cepat dan dangkal
dengan RR : 40x/menit. Nadi : 100x/menit, T: 36,5°C. Korban digolongkan
dalam triage merah.

Tim Triage 4 : Bu, apa ibu bisa dengar saya?


Korban 4 : (Merintih)
Tim Triage 4 : Korban Nn. B merintih kesakitan pada
bagian ekstremitas bawah dan tidak bisa berjalan. Saat pemeriksaan
ditemukan data korban mengalami dislokasi pada bagian pergelangan kaki
kanan, hasil pengkajian ditemukan TTV korban yaitu TD: 100/80mm Hg.
RR 27x/menit, HR: 90x/menit, T:37.5°C, CRT<2 detik. Korban ini
digolongkan dalam triage kuning.
Tim Triage 5 : Bu, apa ibu bisa dengar saya?
Korban 5 : Bisa, kaki saya sakit pak.
(Menjawab dengan lirih)
Tim Triage 5 : Kakinya bisa digerakkan bu?
Korban 5 : Gak bisa pak.
Tim Triage 5 : Korban Nn. R merintih kesakitan dengan
close fraktur di humerus dextra dan open fraktur di 1/3 tibia proksimal
dextra dengan perdarahan +50cc. Saat pemeriksaan korban masih bisa
bernafas dengan RR: 29x/menit, nadi : 87x/menit, CRT<2 detik. Korban ini
digolongkan dalam triage kuning.
Tim Triage 6 : Bu, apa ibu mendengar saya?
Korban 6 : ……
Tim Triage 6 : Korban Ny. D hamil trimester 3, terdapat
close fraktur pada kaki kiri akibat tertindih reruntuhan bangunan, HR :
90x/menit, RR: 20x/menit. Korban ini digolongkan dalam triage kuning.

(Kemudian tim Basarnas, petugas PMI, dan tim triage melanjutkan


pencarian dan menemukan korban 3, korban 9, dan korban 10. Tim Triage
pun memulai melakukan triage dengan menggunakan START TRIAGE)

Tim Triage 7 : Mbak, apa mbak bisa dengar saya?


Korban 3 : (Merintih)
Tim Triage 7 : Korban Nn. D ditemukan open fraktur pada
1/3 distal tibia dextra dan terdapat luka bakar setengah badannya dari tangan
kiri hingga

kaki kiri dengan RR: 35×/menit, CRT>2 detik. Pasien digolongkan dalam
triage merah.
Tim Triage 8 : Pak, apa Bapak bisa dengar saya?
Korban 9 :…
Tim Triage 8 : Korban Tn. I mengalami perdarahan pada
kepala, dada dan ekstremitas bawah +800cc, ujung eksremitas dan bibir
mengalami sianosis. Tidak teraba nadi karotis, pemafasan apnue, diketahui
pasien tidak bernafas setelah dibuka jalan nafas. Korban ini digolongkan
dalam triage hitam.
Tim Triage 9 : Bu, apa ibu bisa dengar saya?
Korban 10 :…
Tim Triage 9 : Ny. U ditemukan dalam kondisi tidak
sadarkan diri. Saat ditemukan korban berada dibawah reruntuhan bangunan
dan tertindih beberapa kayu tepat dibagian kepala dan dada. Terjadi
perdarahan pada mulut korban +200 ce, terdengar suara gargling, rhinorrhea
(+), otorrhea (+), raccoon eyes (+). Saat ditemukan kondisi korban sudah
tidak bemapas, petugas melakukan finger sweap dan setelah dibebaskan
jalan napas, korban masih tetap tidak bernapas. Diketahui mukosa bibir dan
akral mengalami sianosis dengan CRT >2 detik. Korban ini digolongkan
dalam triage hitam.
Dari proses evakuasi korban yang dilakukan oleh Tim Basarnas ditemukan
korban dengan kondisi sebagai berikut:

P1 (Label Merah)
1. Tn. A (Aldi) ditemukan terjebak di toko sembako dengan kondisi tidak
sadarkan diri akibat terlalu banyak mengirup asap, terdengar suara
nafas tambahan snoring dan mengalami open fraktur 1/3 tibia
proksimal dextra dengan perdarahan +100cc. Korban ditemukan
dengan posisi telentang, akral dingin dengan CRT >2 menit, TD :
100/70 mmHg, Nadi : 110x/menit T : 37,9°C, RR : 33x/menit saat
dikaji tampak jejas di klavikula, keluar darah dari hidung dan telinga.
2. Nn. F (Fadil) ditemukan disebelah reruntuhan toko emas. Saat
ditemukan kondisi korban mengalami luka bakar 45% pada ekstremitas
atas, dada sampai perut, wajah, dan kaki sebelah kanan. Terdengar
suara crowing saat korban

bernafas, nafas cepat dan dangkal dengan RR : 40x/menit. Nadi :


100x/menit, T: 36,5°C.
3. Nn. D (Devi) ditemukan terbaring dilantai dalam keadaan lemah, tidak
bisa berjalan karena tangan kanan tertimpa kayu bangunan kelas, pasien
hanya merintih, saat dilakukan pemeriksaan ditemukan open fraktur
pada 1/3 distal tibia dextra dan terdapat luka bakar setengah badannya
dari tangan kiri hingga kaki kiri dengan RR : 35×/menit, CRT>2 detik

P2 (Label Kuning)
4. Nn. B (Bela) ditemukan berada disebelah reruntuhan atap bangunan
pasar. Saat ditemukan kondisi korban merintih kesakitan pada bagian
ekstremitas bawah dan tidak bisa berjalan. Saat pemeriksaan ditemukan
data korban mengalami dislokasi pada bagian pergelangan kaki kanan,
hasil pengkajian ditemukan TTV korban yaitu TD: 100/80mm Hg. RR
27x/menit, HR: 90x/menit, T:37.5°C, CRT<2 detik.
5. Nn. R (Reisya) ditemukan korban sedang merintih kesakitan dengan
close fraktur di humerus dextra dan open fraktur di 1/3 tibia proksimal
dextra dengan perdarahan +50cc. Saat pemeriksaan korban masih bisa
bernafas dengan RR: 29x/menit, nadi : 87x/menit, CRT<2 detik.
6. Ny. D (Dea Destin) sedang hamil trimester 3 ditemukan tak sadarkan
diri. Terdapat close fraktur pada kaki kiri akibat tertindih reruntuhan
bangunan. Saat diperiksa TTV dengan TD : 100/80mmHg, HR :
90x/menit, T: 37,5°C, RR: 20x/menit.

P3 (Label Hijau)
7. Ny. A (Ayu) merintih kesakitan, korban mampu berjalan menghampiri
petugas. Ny. A mengalami luka bakar pada bagian punggung telapak
tangan.
8. An G (Gazy) merintih kesakitan, mengalami cedera ringan pada
antebrachia, korban mampu berjalan dan diketahui TTV normal dengan
TD : 110/70 mmHg, N: 96x/menit, RR : 20x/menit, T: 35,8°C.

Death (Label Hitam)


9. Tn. I (Isro) ditemukan diruang kelas tertutup oleh reruntuhan bangunan.
Saat ditemukan kondisi korban mengalami perdarahan pada kepala,
dada dan ekstremitas bawah +800cc, ujung eksremitas dan bibir
mengalami sianosis.

Tidak teraba nadi karotis, pemafasan apnue, diketahui pasien tidak


bernafas setelah dibuka jalan nafas.
10. Ny. U (Umi) ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Saat
ditemukan korban berada dibawah reruntuhan bangunan dan tertindih
beberapa kayu tepat dibagian kepala dan dada. Terjadi perdarahan pada
mulut korban +200 ce, terdengar suara gargling, rhinorrhea (+),
otorrhea (+), raccoon eyes (+). Saat ditemukan kondisi korban sudah
tidak bemapas, petugas melakukan finger sweap dan setelah dibebaskan
jalan napas, korban masih tetap tidak bernapas. Diketahui mukosa bibir
dan akral mengalami sianosis dengan CRT >2 detik.
SCENE 9
(Selagi dilakukan pemadaman di wilayah kebakaran, terdapat wartawan
yang melakukan siaran secara langsung terkait kebakaran yang terjadi di
Pasar Lettu Bakri yang terletak di Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat)
*kameramen wartawan berita 1

(Studio)
Wartawan TV 1 : Kembali di TVThree hari ini. Pada pukul 04.00 WIB,
pada pagi hari ini, dilaporkan telah terjadinya kebakaran
di Pasar Lettu Bakri yang terletak di Kota Sukabumi
Provinsi Jawa Barat.
Wartawan TV 2 : Di Pasar Lettu Bakri sendiri dikabarkan masih dilakukan
pemadaman serta pencarian korban akibat dari
kebakaran ini. Sudah ada rekan kami yang ada di sana
(…) dan (…). Bagaimana kondisi terkini di sana (…)
dan (…)?

(Lapangan)
Wartawan Berita 1 : Ya baik, terima kasih kepada (…) dan juga (…)
kembali bersama saya (…) dan rekan saya (…) dalam
Live Report TVThree. Dan pagi ini saya sudah berada di
kawasan pasar yang mengalami kebakaran yaitu kami
berada di Pasar Lettu Bakri yang terletak di Kota
Sukabumi Provinsi Jawa Barat, adapun akibat terjadinya
kebakaran itu sendiri diakibatkan oleh munculnya
percikan api pada salah satu toko pakaian, sehingga

tidak memerlukan waktu lama untuk api menyebar


dengan cepat.
Wartawan Berita 3 : Ya betul sekali, terlihat di sini petugas pemadam
kebakaran masih melakukan pemadaman serta pencarian
korban akibat dari kebakaran ini. Di tempat pengungsian
juga terlihat banyak warga yang masih mencari tahu
mengenai kabar anggota keluarganya. Dan untuk
informasi lebih lengkapnya saya sudah bersama dengan
Bapak/Ibu (…). Selamat pagi bapak/ibu.
Ketua Basarnas : Ya selamat pagi.
Wartawan Berita 3 : Bapak/ibu merupakan ketua Basarnas yang memimpin
untuk melakukan pencarian korban kebakaran ini ya
pak/bu.
Ketua Basarnas : Ya betul saya Ketua Basarnas wilayah Jawa Barat.
Wartawan Berita 3 : baik bapak/ibu, bisa tolong jelaskan mengenai
bagaimana proses evakuasi korban pagi ini pak/bu?
Ketua Basarnas : Proses evakuasi pada pagi hari ini pertama-tama kami
akan mencoba memadamkan api terlebih dahulu dibantu
oleh petugas pemadam kebakaran, dan juga kami masih
terus mencari apakah masih ada korban di tempat
kejadian kebakaran.
Wartawan Berita 1 : Kalau boleh tau berapa personil dan alat-alat yang
sudah dipersiapkan pak/bu?
Ketua Basarnas : Untuk personil kami menyiapkan berjumlah 16 orang, yaitu
terdiri dari 9 orang dari Tim Basarnas dan 7 orang dari
tim PMI.
Wartawan Berita 1 : Bagaimana bapak/ibu apakah ada hambatan atau
tantangan tersendiri pada saat proses evakuasi ini,
pak/bu?
Ketua Basarnas : Ya, untuk hambatannya itu sendiri terjadi ketika
melakukan pemadaman dikarenakan sulitnya akses
untuk mencapai pasar, karena jalan yang sempit dan
ramainya warga yang memadati tempat tersebut
sehingga, petugas kebakaran kesulitan untuk mencapai
lokasi tepat waktu.
Wartawan Berita 1 : Baik terima kasih bapak/ibu untuk waktunya. Sekian
informasi dari Ketua Basarnas wilayah Jawa Barat dan
memang terlihat pula bahwa Petugas pemadam
kebakaran mencoba

memadamkan api dan juga tim basarnas yang membantu


melakukan pencarian korban kebakaran yang terjadi di
pasar Lettu Bakri. Sekian informasi yang dapat saya dan
rekan saya berikan dari Pasar Lettu Bakri, Kota
Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

SCENE 10
(Selanjutnya, para korban dipindahkan ke collecting area dengan
menggunakan tandu. Setelah melakukan triase, tim triage mengkoordinasi
anggota tim kesehatan lain untuk melakukan penanganan segera pada
korban yang termasuk dalam golongan triage merah dilanjutkan dengan
korban dengan status triage warna kuning dan warna hijau. Selanjutnya tim
triage melaporkan temuan jumlah dan kondisi korban kepada Incident
Commander)

Tim triage 1 : Tim triage kepada kepala BPBD, lapor. Kepala


BPBD : Kepala BPBD menerima laporan.
Tim Triage 1 : Selamat pagi bapak, kamii dari tim triage di
collecting area menemukan total 10 korban yang dinyatakan hilang dengan
3 korban termasuk ke dalam triage merah, 3 korban termasuk ke dalam
triage kuning, 2 korban termasuk ke dalam triage hijau, dan 2 korban
termasuk ke dalam triage hitam. Saat ini para korban sudah berada di
collecting area dan akan dilakukan pemindahan ke RS lapangan.
Kepala BPBD : Laporan diterima. Segera lakukan rujukan ke RS
lapangan agar korban dapat mendapat penanganan dengan segera.

SCENE 11
(Kemudian setelah dilakukan stabilisasi di collecting area dan memastikan
bahwa korban siap transport, korban segera ditransport ke rumah sakit tipe
B terdekat dengan memperhatikan prinsip pasien safety)
Kepala BPBD : Halo selamat pagi bu.
Kepala RS Tipe B : Halo bu, selamat pagi.

Kepala BPBD : Ibu di sini saya adalah ibu A, yang bertugas sebagai
kepala BPBD pada kejadian kebakaran di pasar Lettu Bakri di kota
Sukabumi Provinsi Jawa Barat
Kepala RS Tipe B : Oiya baik bu.
Kepala BPBD : Tujuan saya menghubungi ibu adalah saya ingin
melakukan pengiriman korban ke RS ibu karena merupakan rumah sakit
tipe B yang terdekat dari lokasi kejadian kebakaran ini. Jumlah korban yang
akan dikirim berjumlah 3 orang dengan P1 atau triage merah, 3 orang
dengan P2 atau triage kuning, 2 orang dengan P3 atau triage hijau dan 2
orang P0 atau triage hitam untuk dilakukan autopsi. Akan segera kami
mobilisasikan menggunakan 2 ambulans yang sudah tersedia di lapangan.
Kepala RS Tipe B : Baik siap ibu, terima kasih atas informasinya, akan
segera kami terima korban-korban tersebut dan akan melakukan pengobatan
yang terbaik agar korban-korban tersebut dapat pulih kembali dengan
memanfaatkan fasilitas RS kami secara maksimal. Serta untuk korban
meninggal dunia akan kami lakukan autopsi jenazah pada korban-korban
tersebut.
Kepala BPBD : Baik, ditunggu bu untuk data korbannya. Selamat
pagi. Kepala RS Tipe B : Baik, selamat pagi bu, selamat bertugas
kembali.

(Ambulans 1 yang berisikan supir ambulans dan perawat 1 menuju ke


collecting area untuk melakukan lifting dan moving korban 1. Setelah
sampai di RS, korban ditangani oleh perawat 1, perawat 2, dan perawat 3)

Perawat 1 : Segera lakukan pengkajian trauma dari


initial assessment sampai rapid trauma survey.
Perawat 2 & perawat 3 : Baik, laksanakan. (Melakukan pengkajian
trauma dari initial assessment sampai rapid trauma survey).

(Setelah ambulans 1 sampai di RS, ambulans 2 yang berisikan supir


ambulans dan perawat 4 menuju ke collecting area untuk melakukan lifting
dan moving korban 3. Setelah sampai di RS, korban ditangani oleh perawat
4, perawat 5, dan perawat 6)

Perawat 4 : Segera lakukan pengkajian trauma dari


initial assessment sampai rapid trauma survey.

Perawat 5 & perawat 6 : Baik, laksanakan. (Melakukan pengkajian


trauma dari initial assessment sampai rapid trauma survey)

(Setelah ambulans 2 sampai di RS, ambulans 1 yang berisikan supir


ambulans dan perawat 7 menuju ke collecting area untuk melakukan lifting
dan moving korban 2. Setelah sampai di RS, korban ditangani oleh perawat
7, perawat 8, dan perawat 9)

Perawat 7 : Segera lakukan pengkajian trauma dari


initial assessment sampai rapid trauma survey.
Perawat 8 & perawat 9 : Baik, laksanakan. (Melakukan pengkajian
trauma dari initial assessment sampai rapid trauma survey)

(Setelah ambulans 1 sampai di RS, ambulans 2 yang berisikan supir


ambulans dan perawat 10 menuju ke collecting area untuk melakukan
lifting dan moving korban 5. Setelah sampai di RS , korban ditangani
oleh perawat 10, perawat 11, dan perawat 12)

Perawat 10 : Segera lakukan pengkajian trauma dari


initial assessment sampai rapid trauma survey.
Perawat 11 & perawat 12 : Baik, laksanakan. (Melakukan pengkajian
trauma dari initial assessment sampai rapid trauma survey)

(Setelah ambulans 2 sampai di RS, ambulans 1 yang berisikan supir


ambulans dan perawat 13 menuju ke collecting area untuk melakukan
lifting dan moving korban 4. Setelah sampai di RS, korban ditangani oleh
perawat 13, perawat 14, dan perawat 15)

Perawat 13 : Segera lakukan pengkajian trauma dari


initial assessment sampai rapid trauma survey.
Perawat 14 & perawat 15 : Baik, laksanakan. (Melakukan pengkajian
trauma dari initial assessment sampai rapid trauma survey)

(Setelah ambulans 1 sampai di RS, ambulans 2 yang berisikan supir


ambulans dan perawat 16 menuju ke collecting area untuk melakukan
lifting dan moving korban 6. Setelah sampai di RS , korban ditangani
oleh perawat 16, perawat 17, dan perawat 18)

Perawat 16 : Segera lakukan pengkajian trauma dari


initial assessment sampai rapid trauma survey.

Perawat 17 & perawat 18 : Baik, laksanakan. (Melakukan pengkajian


trauma dari initial assessment sampai rapid trauma survey)
(Setelah pasien P1 dan pasien P2 sampai di RS, pasien P3 juga diantar oleh
TNI menggunakan kendaraan dinasnya menuju ke RS. Di RS, pasien P3
(triage hijau) akan ditangani oleh perawat (perawat 19 dan perawat 20)
Perawat 19 : Perawat 20 segera lakukan pembersihan luka
dan pemberian obat pada korban 7 dan korban 8 sesuai dengan kondisi luka
korban agar tidak menyebabkan infeksi.
Perawat 20 : Siap laksanakan. (Melakukan pembersihan luka dan
pemberian obat pada korban 7 dan korban 8)

SCENE 12
(Setelah semua proses penanganan pasien P1, P2, dan P3 selesai sampai
kepada merujuk pasien P1 ke RS terdekat, kemudian korban dengan triage
hitam yang masih berada di pasar akan ditransport oleh tim Basarnas yaitu
anggota Basarnas 5, anggota Basarnas 6, anggota Basarnas 7, dan anggota
Basarnas 8 ke rumah sakit rujukan terdekat untuk segera dilakukan autopsi).

Anggota Basarnas 5 : Kita akan memindahkan kedua korban meninggal ke


RS rujukan terdekat untuk dilakukan autopsi dengan menggunakan 2
ambulans.
Anggota Basarnas 6 : Kalau begitu kita bagi saja menjadi 2 tim, masing-
masing tim terdiri dari 2 orang, bersama 1 korban meninggal, dan dibawa
menggunakan ambulans 1. Sedangkan, tim lainnya membawa 1 orang
korban meninggal juga dan menempati ambulans ke 2.
Anggota Basarnas 7 : Baik, anggota Basarnas 5 dan anggota Basarnas 6
menempati ambulans 1, sedangkan saya dan anggota Basarnas 8 menempati
ambulans 2.
Anggota Basarnas 8 : Baik, laksanakan.

SCENE 13
(Setelah semua korban selesai ditangani, incident commander
mengumpulkan perwakilan dari masing-masing tim dan mengadakan
pertemuan kecil untuk mengonfirmasi ulang temuannya di lapangan
sebelum mengadakan konferensi pers dengan wartawan)

Kepala BPBD : Data yang sudah saya dapatkan saat ini adalah
terjadi bencana kebakaran di Pasar Lettu Bakri yang terletak di Kota
Sukabumi Provinsi Jawa Barat, pada pukul 04.00 WIB dan terdapat 10
orang yang dilaporkan hilang dari laporan kepala desa. Kepala Desa : Iya
pak betul, warga saya melaporkan terdapat total 10 orang yang menjadi
korban dalam insiden tersebut.
Kepala BPBD : Menurut data dari tim Basarnas, PMI, dan tim triage,
ke-10 korban tersebut berhasil ditemukan dengan 3 orang luka berat, 3
orang luka cukup berat, 2 orang luka ringan, dan 2 orang meninggal dunia.
Kabid Damkar : Betul pak, sebagai tambahan lebih lengkap
mengenai kondisi korban berdasarkan START TRIAGE, didapatkan 3
orang korban P1, 3 orang korban P2, 2 orang korban P3, dan 2 orang korban
P0. Apakah benar begini dari tim triage?
Tim Triage 1 : Iya benar sekali pak.
Kepala BPBD : Baik, kemudian berdasarkan data dari pihak rumah sakit,
korban P1, P2 dan P3 masih mendapatkan perawatan sementara untuk
korban P0 sudah berada dikamar jenazah rumah sakit.
Kepala BPBD : Baik, kemudian data dari pihak kepolisian yang
sudah memasuki impact area menyatakan tidak terdapat kemungkinan
terjadi kebakaran, karena untuk area sudah mengeluarkan asap putih dan
sudah dilakukan penyiraman kembali, apakah benar begitu?
Kodim : Betul pak, setelah tim kami lakukan survey dan
pemantauan ke impact area tidak ditemukannya tanda-tanda akan terjadi
kebakaran susulan karena untuk area sudah mengeluarkan asap putih dan
sudah dilakukan penyiraman Kembali
Kepala BPBD : Baik, izin menyimpulkan dan melaporkan semua
data yang didapatkan kepada ibu Gubernur Provinsi Jawa Barat dan bapak
Kabid DAMKAR ya bu, pak. Terjadi bencana kebakaran di di Pasar Lettu
Bakri yang terletak di Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat, pada pukul
04.00 WIB dan terdapat 10 orang yang menjadi korban dalam insiden
kebaran tersebu. Dengan kondisi 3 orang luka berat, 3 orang luka cukup
berat, 2 orang luka ringan, dan 2 orang meninggal dunia. Korban P1, P2, P3,
sudah mendapatkan perawatan dirumah sakit sementara untuk P0 sudah
berada di kamar jenazah.. Kemudian, tidak ditemukannya tanda-tanda akan
terjadi bencana kebakaran susulan karena untuk lokasi sudah mengeluarkan
asap putih dan sudah dilakukan proses penyiraman kembali untuk
pendinginan. Demikian laporan dari saya untuk ibu Gubernur Provinsi Jawa
Barat dan bapak Kabid DAMKAR apakah ada yang ingin disampaikan?
Saya persilahkan.
Kabid DAMKAR : Baik, terimakasih banyak bapak atas usahanya, saya
sangat mengapresiasi karena prosedur penanggulangan bencana yang
dilakukan sudah berjalan lancar dan sesuai dengan rencana mitigasi yang
sudah kita rencanakan sebelumnya. Semoga untuk prosedur evakuasi
bangunan khususnya untuk toko- toko semoga bisa segera dilaksanakan dan
kerugian yang dialami oleh pedagang semoga bisa dibicarakan lagi.
Ibu Gubernur : Benar sekali bapak, saya sangat mengapresiasi kerja
keras dan usaha bapak dalam memimpin penanggulangan bencana ini.
Untuk anggaran dan bantuan dari pemerintah sudah saya anggarkan dan
sesegera mungkin akan kita bagikan kepada para pedagang yang menjadi
korban. Silahkan bapak kepala BPBD selaku incident commander
melanjutkan proses penanggulangan bencana ini hingga selesai.
Kepala BPBD : Baik terimakasih banyak ibu Gubernur dan bapak
kabid DAMKAR, setelah ini kita akan melakukan konferensi pers untuk
menjawab pertanyaan wartawan terkait kasus ini. Dan saya sudah memilih
beberapa nama yang akan ikut bersama saya menghadiri konferensi pers
tersebut adalah saya sendiri selaku incident commander, ibu Gubernur
provinsi Jawa Barat, bapak kabid DAMKAR, dan bapak ketua Basarnas.
Apakah nama-nama yang saya sebutkan tersebut bersedia?
Gubernur, Basarnas, & Kabid DAMKAR : Bersedia pak.
Kepala BPBD : Baik, saya juga mohon bantuannya untuk menjawab
pertanyaan dari para wartawan nanti saat kita melakukan konferensi pers.
Saya cukupkan pertemuan kecil kita pada hari ini. Dan setelah ini nama-nama
yang sudah saya sebutkan tadi bisa langsung mengikuti saya untuk pergi ke
konferensi pers di depan kantor kepala desa. Di mana saat ini sudah banyak
terlihat wartawan yang menunggu di sana.
Lampiran 2. ALUR RUJUKAN (BERDASARKAN PEMAKAIAN
AMBULANS)

AMBULANS 1 AMBULANS 2

Korban No. 1 (Perawat 1) Korban No. 3 (Perawat 4)

Korban No. 2 (Perawat 7) Korban No. 5 (Perawat 10)

Korban No.4 (Perawat 13) Korban No. 6 (Perawat 16)

Semua korban dibawa ke RS tipe B untuk dilakukan perawatan lebih lanjut

Lampiran 3. ALAT SIMULASI

Adapun peralatan yang dibutuhkan selama simulasi meliputi :


No. Nama Alat Banyak Satuan
1. APD (Alat Pelindung Diri) 10 Set
2. Alat Pemadam Kebakaran 5 Buah
3. Mobil Pemadam Kebakaran 2 Unit
4. Kotak P3K 4 Buah
5. Bidai 6 Set
6. Ambulans 2 Unit
7. Kantong Mayat 2 Buah
8. Triage tag 20 Buah
9. Tandu 5 Buah
10. HT (Radio Komunikasi) 10 Buah
11. Police Line 1 Set
12. Megaphone 2 Buah
Lampiran 4 : PEMBAGIAN PERAN
Berikut pembagian peran dalam kegiatan simulasi mitigasi bencana:

Korban 1 (M. Rifky Furwanda) Perawat 1 (Annisa Intan Perawat 11 (Nathasya Nisvia)
Sulistyani)
Korban 2 (Nor Asiah) Perawat 2 (Renni Anggraini) Perawat 12 (Fayza Eka
Zhafirah)
Korban 3 (Fiki Rahmatul Ulya) Perawat 3 (Rosaidi) Perawat 13 (Nur Syifa Laila)

Korban 4 (Betty Norhidayah) Perawat 4 (Nor Ariyani) Perawat 14 (Rizka Ananda


Ungang)
Korban 5 (Mutiara Khadijah) Perawat 5 (Assyifa Lutfia Perawat 15 (Hafifah Rahmah
Puteri) Awaliyah)
Korban 6 (Siti Fatimah) Perawat 6 (Riska Amalia) Perawat 16 (Ioladiva Dayusri)

Korban 7 (M. Nabiel Fadillah) Perawat 7 (Syawaliah Fitri) Perawat 17 (Annisa Ulfah
Febrianty)
Korban 8 (Helmalia Syalsa Perawat 8 (Nurlina Syifawati) Perawat 18 (Desy Rahmayani)
Yulina)
Korban 9 (Muhammad Nur Perawat 9 (Miftah Ghani) Perawat 19 (Rizki Zora
Fajri) Mushaffa)
Korban 10 (Noor Amaliyah) Perawat 10 (Nadia Meilanda Perawat 20 (Nauvia
Intriani) Roshalehah)

Petugas PMI 1 (Salmi Tim Triage 1 (Annisa Intan Ketua Basarnas (M. Rifky
Hayatun) Sulistyani) Furwanda)
Petugas PMI 2 (Lesty Intan Tim Triage 2 (Renni Anggota Basarnas 1 (Nor
Pertiwi) Anggraini) Asiah)
Petugas PMI 3 (Basid Noor Tim Triage 3 (Rosaidi) Anggota Basarnas 2 (Fiki
Anugrah) Rahmatul Ulya)
Petugas PMI 4 (Ilma Hudatil Tim Triage 4 (Nor Ariyani) Anggota Basarnas 3 (Betty
Atqiya) Norhidayah)
Petugas PMI 5 (Nur Aliyah Tim Triage 5 (Assyifa Lutfia Anggota Basarnas 4 (Mutiara
Saputri Arif) Puteri) Khadijah)
Petugas PMI 6 (Annisa Rizky Tim Triage 6 (Riska Amalia) Anggota Basarnas 5 (Siti
Saputri) Fatimah)
Petugas Ambulan 1 (Asyifa Tim Triage 7 (Syawaliah Fitri) Anggota Basarnas 6 (Ilma
Raihani) Hudatil Atqiya)
Petugas Ambulan 2 Tim Triage 8 (Nurlina Anggota Basarnas 7 (Helmalia
(Mauliana) Syifawati) Syalsa Yulina)
Tim Triage 9 (Miftah Ghani) Anggota Basarnas 8 (Nur
Aliyah Saputri Arif)
Tim Triage 10 (Nadia
Meilanda Intriani)
Keluarga Korban 1 (Nathasya GubErnur (Rizki Zora
Nisvia) Mushaffa)
Keluarga Korban 2 (Fayza Kepala BPBD (Lesty Intan
Eka Zhafirah) Pertiwi)
Keluarga Korban 3 (Nur Syifa Walikota (Basid Noor
Laila) Anugrah)
Keluarga Korban 4 (Rizka Kapolres (M. Nabiel Fadillah)
Ananda Ungang)
Wartawan TV 1 (Noor Kodim TNI (Muhammad Nur
Amaliyah) Fajri)
Wartawan TV 2 (Hafifah Kepala RS Tipe B (Nauvia
Rahmah Awaliyah) Roshalehah)
Wartawan Berita 1 (Ioladiva Kabid DAMKAR (Annisa
Dayusri) Rizky Saputri)
Wartawan Berita 2 (Annisa Kepala Desa (Salmi Hayatun)
Ulfah Febrianty)
Wartawan Berita 3 (Desy
Rahmayani)
Lampiran 5 : DENAH DAN ALUR EVAKUASI

Berikut denah dan alur evakuasi pada simulasi bencana kebakaran ini.
Lampiran 6 : TABEL TOP KEGIATAN

KETERANGAN

: Rumah Sakit : Taman

: Rumah Warga : Mobil Pemadam Kebakaran

: Hydrant Air
: Fire Station

: Pasar : Jalan Raya

: Pagar
: Api

: Tiang Listrik : Titik Kumpul


Lampiran 7: Sumber Referensi

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ricky, et al. "Analisis Hasil Implementasi Business Intelligence


Menentukan Daerah Rawan Banjir dan Kebakaran di Indonesia." JEPIN
(Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika) 3.1 (2017): 65-70.

Putri, P. S. (2020). Pelatihan Pelaksanaan K3 Terhadap Risiko Kebakaran Di


Madrasah Ibtidaiyah Al Huda. TERANG, 3(1), 49-55.

Nurdianti, D. A. (2022). Efektivitas Pelayanan Penanganan Kebakaran Berdasarkan


Pembagian Manjemen Wilayah Di Kabupaten Bandung Barat (Doctoral
dissertation, Institut pemerintahan dalam negeri).

Nurwulandari, F. S. (2017). Kajian mitigasi bencana kebakaran di permukiman


padat. INFOMATEK: Jurnal Informatika, Manajemen dan Teknologi,
18(1), 27-36.

Anda mungkin juga menyukai