USULAN PENELITIAN
PENELITI PEMULA
TIM PENGUSUL
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
ABSTRAK iv
I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
II : TINJAUAN PUSTAKA
6
A. Konsep Bencana
B. Perilaku 6
C. Peran Perawat Komunitas
12
III : METODE PENELITIAN
13
A. Kerangka Konsep
16
B. Tehnik Pengumpulan, Pengolahan Dan Analisa Data
16
IV : BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
16
A. Anggaran Biaya
B. Jadwal Penelitian 16
18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 19
ABSTRAK
iii
Lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi keadaan masyarakat salah satunya
adalah keadaan bencana atau masyarakat yang tinggal di rawan bencana. Salah
satu bencana alam yang terjadi adalah erupsi gunung berapi. Negara Indonesia
ternyata di kelilingi oleh puluhan gunung berapi yang masih aktif dan sewaktu-
waktu dapat meletus. Terdapat sekitar 147 gunung berapi yang ada di wilayah
Indonesia dari sabang sampai merauke, sedangkan yang masih aktif diperkirakan
sekitar 83 gunung berapi. Sumatera Barat sendiri memiliki beberapa gunung
berapi, diantaranya adalah Gunung Sago, Gunung Talang, Gunung Singgalang,
Gunung Marapi, dll. Salah satu gunung yang masih aktif berada di Kabupaten
Agam, di Kecamatan Sunagai Puar adalah Gunung Marapi dengan tinggi 2.891
meter di atas permukaan laut (mdpl). Bencana dapat memberikan efek yang
langsung dan tidak langsung kepada kehidupan manusia dan lingkungan .Efek ini
dapat dikurangi jika semua pihak termasuk masyarakat memiliki perilaku yang
baik dalam kesiapan menghadapi bencana.Faktor-faktor yang dapat
memepngaruhi dalam perilaku kesipana bencana meliputi : pengetahuan, sikap,
persepsi, motivasi dan keinginan. Perilaku dalam kesiapan masyarakat
menghadapi ancaman bencana masih sangat kurang, masyarakat luas banyak yang
tidak mengenal, apalagi sampai memahami dan menjalankan prinsip-prinsip
managemen bencana pada tahap persiapan bencana. Hasil survey awal di
Kecamatan Sunagai Puar dari empat nagari yang dimiliki tiga nagari merupakan
kawasan yang paling dekat dengan kaki Gunung Marapi atau derah zona merah
dan Kecamatan ini ditetapkan sebagai Kecamatan Siaga Bencana dengan sudah
adanya kegiatan sosialisasi bencana. Hasil wawancara yang dilakukan pada 6
oranganggota masyarakat, tidak mengetahui tindakan apa yang akan diambilnya
pada saat terjadi letusan, belum menentukan tempat pengungsian yang aman, dan
belum mempersiapkan perlengkapan kebutuhan dasar darurat sebelum terjadi
letusan Gunung Marapi dan dan tidak perlu dipersiapkan secara khusus karena
bencana tidak tahu kapan terjadinya.
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan
manusia.Lingkungan dapat berupa lingkungan fisik dan nonfisik. Lingkungan
fisik yang dapat mempengaruhi keadaan komunitas salah satunya adalah
keadaan bencana atau lingkungan (wilayah) rawan bencana (Allender &
Spradley, 2005).Wilayah rawan bencana (hazard region) adalah suatu kawasan
dipermukaan bumi yang rawan bencana alam akibat proses alam maupun non-
alam(Farah, 2011). Sementara itu menurut Linda (2011) kawasan rawan
bencana adalah suatu wilayah yang memiliki kondisi atau karakteristik
geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,
ekonomi, dan teknologi yang untuk jangka waktu tertentu tidak dapat atau
tidak mampu mencegah, meredam, mencapai kesiapan, sehingga mengurangi
kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
Berbagai macam kejadian bencana yang terjadi dimuka bumi, yaitu bencana
alam (natural disaster), bencana buatan manusia (man made disaster), dan
bencana sosial (social disaster). Salah satu bencana alam yang terjadi adalah
dari gunung berapi.Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas
vulkanik yang dikenal dengan istilah “erupsi”. Hampir semua kegiatan gunung
api berkaitan dengan zona kegempaan aktif, disebabkan karena berhubungan
dengan batas lempengan. Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri
jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi
apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetap membawa
bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak
dan mematikan
Negara Indonesia ternyata di kelilingi oleh puluhan gunung berapi yang masih
aktif dan sewaktu-waktu dapat meletus. Terdapat sekitar 147 gunung berapi
yang ada di wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke, sedangkan yang
2
masih aktif diperkirakan sekitar 83 gunung berapi. Hal ini disebabkan karena
letak geografis Negara Indonesia yang diapit oleh dua samudera, yaitu
(Samudera Hindia dan Pasifik), serta letak geologis Indonesia pada pertemuan
tiga lempeng utama dunia, yaitu (Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan
Pasifik), dan juga kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat
beragam (geospasial.bnpb.go.id2011, diakses 20 Maret 2014).
Akbar (2014) menyatakan Sumatera Barat memiliki beberapa gunung berapi,
diataranya adalah Gunung Sago, Gunung Talang, Gunung Singgalang, Gunung
Marapi. Gunung Marapi merupakan gunung setinggi 2.891 meter di atas
permukaan laut (mdpl) berada di wilayah administrasi Kabupaten Agam,
namun dapat dilihat dari Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang dan
Kabupaten Tanah Datar. Sejumlah tempat di wilayah itu, terancam menjadi
area berdampak bila marapi sewaktu-waktu meletus dengan daya letusan
tinggi.
Pada saat terjadi bencana biasannya semua pihak panik dan akhirnya timbul
korban dan kerusakan yang lebih besar.Stanhope dan Lancaster (2007)
menyatakan bahwa perawat sebaiknya memahami apasumber yang tersedia di
komunitas dalam persiapan terhadap bencana, mengetahui efek dari bencana
yang terjadi dan bagaimana mengembangkan kerjasama dalam menangani
bencana di komunitas. Menurut Ramli (2010) menyatakan, selain dari peran
perawat, masyarakat juga sangat berpengaruh dalam manajemen bencana, baik
pada fase pra bencana, saat bencana, maupun pasca bencana. Jika masyarakat
memahami dan menjalankan manajemen bencana dengan baik, keparahan
dampak bencana mungkin dapat ditekan.Menurut Coalition for Health
Funds(2002) bahwa kesadaran dan keterlibatan masyarakat harus sangat
mendukung dalampersiapan bencana yang optimal, yaitu untuk mencapai
kesehatan yang baik dan pencegahan terhadap bahaya lain dari bencana yang
akan terjadi . Aspek pada masyarakat yang dapat berpengaruh terhadap
kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana, yaitu perilaku masyarakat
sendiri terhadap bencana.
3
nagari yang sangat dekat dengan erupsi Gunung Marapi (zona merah) yaitu
Nagari Sunagi Puar, Batu Palano dan Sarik. Hasil wawancara yang dilakukan
dengan aparat wilayah Sungai Puar bahwa kecamatan ini sudah ditetapkan
sebagai Kecamatan Siaga Bencana. Kegiatan yang sudah dilakukan pada tahun
2014 oleh pihak kecamatan yaitu sosialisasi dan eduaksi berkaitan dengan
evaluasi dan penanggulangan bencana. Hasil wawancara yang dilakukan pada
6 oranganggota masyarakat, tidak mengetahui tindakan apa yang akan
diambilnya pada saat terjadi letusan, belum menentukan tempat pengungsian
yang aman, dan belum mempersiapkan perlengkapan kebutuhan dasar darurat
sebelum terjadi letusan Gunung Marapi, misalnya seperti makanan dan
minuman, senter, obat-obatan, dan pakaian, yang dipersiapkan sebelum
terjadinya letusan Gunung Merapi.Menurut masyarakat tersebut bahwa
bencana juga tidak dapat diketahui kapan terjadinya dan tidak perlu
dipersiapkan secara khusus.
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Agam khusunya Kecamatan Sungai Puar merupakan salah satu dari
kawasan rawan bencana. Salah satu bencana yang rawan terjadi adalah erupsi
dari Gunung Marapi. Bencana letusan gunung tersebut tidak dapat diprediksi.
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencegah besarnya dampak yang
terjadi baik pada manusia maupun lingkungannya. Upaya pecegahan tersebut
perlu dilakukan oleh semua pihak yaitu pemerintahan, tenaga kesehatan,
lembaga sosial, termasuk masyarakat di wilayah tersebut.Keterlibatan
masyarakat tersebut dapat dilihat melalui perilaku kesiapan masyarakat dalam
menghadapi bencana. Hasil wawancara dengan beberapa orang masyarakat di
Nagari Sungai Puar menyatakan tidak tahu dan tidak perlu mempersiapkan
diri dalam menghadapinya karena tidak dapat diprediksi sehingga tidak perlu
disiapkan Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul tentang “Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana erupsi Gunung Marapi di Kecamatan
Sungai Puar, Kabupaten Agam tahun 2016”.
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiFaktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana erupsi
Gunung Marapi di Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam tahun 2016
2. Tujuan Khusus:
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
a. Diketahuinya faktor perilaku kesiapan masyarakat
meliputi:pengetahuan, persepsi, sikap, keinginan dan motivasi
b. Diketahuinya perilaku kesiapan masyarakat dalam menghadapi
bencana di Kecamatan Sungai Puar
c. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan perilaku kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana di Kecamatan Sungai Puar
d. Diketahuinya hubungan persepsi dengan perilaku kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana di Kecamatan Sungai Puar
e. Diketahuinya hubungan sikap dengan perilaku kesiapan masyarakat
dalam menghadapi bencana di Kecamatan Sungai Puar
f. Diketahuinya hubungan keinginan dengan perilaku kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana di Kecamatan Sungai Puar
g. Diketahuinya hubungan motivasi dengan perilaku kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana di Kecamatan Sungai Puar
h. Diketahuinya faktor yang dominan perilaku kesiapan masyarakat
dalam menghadapi bencana erupsi Gunung Marapi di Kecamatan
Sungai Puar
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Bencana
1. Defenisi
2 Jenis Bencana
Menurut UU No. 24 Tahun 2007, bencana diklasifikasikan atas 3 jenis, yaitu
:
a. Bencana Alam (Natural Disaster)
Bencana Alam adalah bencana yang bersumber dari fenomena alam.
Bencana alam terjadi hamper sepanjang tahun diberbagai belahan dunia,
termasuk Indonesia. Jenis bencana alam sangatlah banyak, beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut :Gempa,Tsunami,Letusan Gunung
Api, Banjir,Longsor
Bencana alam dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan penyebabnya yaitu
1) Bencana alam geologis
Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh
gaya-gaya dari dalam bumi. Contohnya seperti : Gempa bumi,
7
tsunami, letusan gunung berapi, longsor/gerakan tanah, amblesan atau
abrasi.
Leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas, dapat
merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Pada umumnya,
leleran lava gunung api di Indonesia, komposisi magmanya bersifat
menengah, pergerakannya cukup lamban, sehingga manusia dapat
menghindarkan diri dari terjangannya.
3) Jatuhan Piroklastik
4) Lahar Letusan
2) Banjir Bandang
9
Banjir bandang terjadi akibat pelongsoran material vulkanik lama
pada lereng gunung api, karena jenuh air atau curah hujan cukup
tinggi. Aliran lumpur ini tidak begitu pekat seperti lahar, tetapi
cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja disungai, jika
terjadi secara tiba-tiba.
3) Longsoran Vulkanik
B. Perilaku
1. Defenisi
Skiner (1938, dalam Notoadmodjo, 2010, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
dari luar).
2. Jenis perilaku
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Berdasarkan teori perilaku dari ‘Skiner’ tersebut, maka perilaku kesehatan
adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek, yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, maka perilaku kesehatan
dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)
Adalah perilaku seseorang atau usaha-usaha untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit.
b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health
seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan
seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan
atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai
mencari pengobatan keluar negeri.
c. Perilaku kesehatan lingkungan
Merupakan perilaku bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik
lingkungan fisik, maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga
lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan
lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya, sehingga tidak
13
mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya.
Misalnya : bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana erupsi,
bagaimana mengelola atau mempersiapkan diri dalam menghadapi
bencana erupsi serta apa saja yang perlu disiapkan, sehingga dapat
mempersiapkan diri sebelum bencana terjadi dan akan dapat
meminimalkan kerugian akibat bencana tersebut.
.
Pengetahuan
Pengalaman Persepsi
Keyakinan Sikap
Perilak
Fasilitas Keinginan
Sosio-budaya Motivasi
Niat
BAB III
METODE PENELITIAN
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi : PERILAKU
Pengetahuan KESIAPAN DALAM
Persepsi BENCANA:
Sikap
Keinginan
Motivasi
18
BAB IV
BIAYA DAN JADUAL PELAKSANAAN
A. BIAYA
Rekapitulasi Anggaran Penelitian
3. Perjalanan Rp 2.020.000
4. Lain – lain Rp 2.050.000
Jumlah Rp 14.800.000
19
B. JADUAL PELAKSANAAN
Lama kegiatan (Bulan)
No Kegiatan Apri
Maret Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sep Okt
l
2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
2015
1. Mencari literatur yang relevan √
2. Survey kelapangan √
3. Pengajuan proposal √
4. Pengajuan ijin penelitian √
5 Identifikasi responden √
6. Penyebaran kuesioner √ √
11 Publikasi penelitian √ √
Allender. J.A., & Spradley, B.W. (2005). Communnity health nursing: Promoting
and protecting the public’s health. (6thEd.). Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins.
Aminudin. 2013. Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana Alam. Bandung : Angkasa.
Antoni, S. 2014. BPBD SUMBAR larang daki tiga gunung .Diakses pada tanggal
20 Maret 2014. http://geospasial.bpbdsumbar.go.id/wp-
content/uploads/2011/06/dusun.html
Hitchcock, J.E., Schubert, P.E., & Thomas, S.A. (1999). Community health
nursing: Caring in action. Albani: Delmas Publisher.
Total Rp 7.730.000
C. Anggaran Perjalanan
B. Riwayat Pendidikan
S–1 S -2 S–3
Universitas
Nama perguruan
STIKes Perintis Sumbar Muhammadyah
tinggi
Jakarta
Bidang ilmu Keperawatan Keperawatan
Tahun masuk 2006 2011
Pengaruh peregangan
pasif dan aktif
Hubungan umur dan
terhadap penurunan
Judul status nutrisi terhadap
kadar glukosa darah
skripsi/tesis/dise kejadian dekubitus pada
pasien DM tipe 2
rtasi pasien stroke di RSSN
diPuskesmas
Bukittinggi
Perkotaan Rasimah
Ahmad Bukittinggi
1. DR. Rohadi
Nama
1. Esi Afrianti, M.Kes Haryanto, MSc
pembimbing/pro
2. Ns. Yaslina, S.Kep 2. Ns. Yani Sofiani,
motor
M.Kep. Sp. Kmb
Pendanaan
No Tahun Judul penelitian
Sumber Jlh (juta Rp)
Perbandingan
penggunaan larutan
Nacl 0,9% dengan
larutan providine
iodine 10 % terhadap
1 2012 Institusi Rp. 3.750.000,-
proses penyembuha
luka post operasi
Appendiktomi
diRSUD Dr. Achmad
Muchtar Bukittinggi
2 Latihan ROM Pasif Isntitusi Rp. 2.350.000,-
Terhadap
Peningkatan Derajat
2014 Kekuatan Otot Pada
Pasien Stoke di
RSSN Bukittinggi
Jumlah
No Judul buku Tahun Penerbit
halaman
Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Sosial Lainnya yang Telah Tempat Respon
No Tahun
Diterapkan Penerapan Masyarakat
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah dosen pemula.
B. Riwayat Pendidikan
S–1 S -2 S–3
Nama perguruan
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
tinggi
Bidang ilmu Keperawatan Keperawatan
Tahun masuk 1999 2009
Hubungan lingkungan
Tingkat kecemasan keluarga, program
Judul
suami dalam pemulangan, karakteristik
skripsi/tesis/diser
menghadapi persalinan klien dengan perawatan di
tasi
istri dengan primipara rumah pada agregat dewasa
pasca stroke
Nama 1. Dra. Junaiti Sahar, Ph.D
pembimbing/pro Agung Waluyo, MSc 2. Etty Rekawati, S. Kp,
motor MKM
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul penelitian
Sumber Jlh (juta Rp)
1. 2014 Pengaruh Pendidikan DIKTI Rp. 12.300.000,-
Kesehatan melalui
Nursing Home
terhadap
Kemampuan
Keluarga di rumah
dalam Perawatan
Pasca Stroke di Kota
Bukittinggi
Penyuluhan
kesehatan tentang
penyakit hipertensi,
pemeriksaan fisik
pada masyarakat di
Kecamatan Talang
3 2014 dan Kubung Kapaten Institusi Rp 1.915.00
Solok
Penyuluhan tentang
Siaga bancana
Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Sosial Lainnya yang Telah Tempat Respon
No Tahun
Diterapkan Penerapan Masyarakat
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah dosen pemula.
L. Riwayat Pendidikan
S–1 S -2 S–3
Universitas
Nama perguruan STIKes Perintis
Muhammadiyah
tinggi Sumbar
Jakarta
Bidang ilmu Keperawatan Keperawatan
Tahun masuk 2006 2012
Hubungan kepatuhan
Pengaruh tekhnik
keluarga tentang
pernapasan Buteyko
pengobatan Tb
Judul terhadap fungsi
dengan kejadian
skripsi/tesis/dise ventilasi oksigenasi
berulang diruang
rtasi paru di RSUD Dr.
rawat RSUD Dr
Achmad Mochtar
Achmad Mochtar
Bukittinggi
Bukittinggi
3. Adriani, S.Kp, 1. Ns. Yani Sofiani,
Nama
M.Kes M.Kep, Sp.Kom
pembimbing/pro
4. Ns. Endra 2. Dr. Rohadi
motor
Amalia, S. Kep Haryanto, M.Sc
M. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul penelitian
Sumber Jlh (juta Rp)
(bukan skripsi, tesis, maupun disertasi)
Jumlah
No Judul buku Tahun Penerbit
halaman
R. Perolehan HKI Dalam 5-10 Tahun Terakhir
Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Sosial Lainnya yang Telah Tempat Respon
No Tahun
Diterapkan Penerapan Masyarakat
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah dosen pemula.