KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................3
D. Manfaat Makalah...............................................................................3
E. Vulnerability / Kerentanan...............................................................15
F. Capanility/ Kemampuan..................................................................16
G. Risiko (risk)......................................................................................17
B. Saran.................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana (disaster) merupakan fenomena sosial akibat kolektif atas
sistem penyesuaian dalam merespon ancaman. Renspon itu bersifat jangka
pendek yang disebut mekanisme penyesuaian (coping mechanism) atau
yang lebih jangka panjang yang dikenal sebagai mekanisme adaptasi
(adaptatif mechanism). Mekanisme dalam menghadapi perubahan dalam
jangka pendek terutama bertujuan untuk mengakses kebutuhan hidup
dasar: keamanan, sandang, pangan, sedangkan jangka panjang bertujuan
untuk memperkuat sumber-sumber kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengantar analisis resiko bencana ?
2. Apa pengertian resiko bencana, bahaya dan kerentanan?
3. Apa saja jenis-jenis bencana ?
4. Apa saja faktor penentu resiko bencana?
5. Bagaimana tujuan analisis resiko bencana?
6. Bagaimana langkah-langkah analisis resiko?
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan umum untuk mengetahui konsep tentang
pengelolaan/penanganan bencana di berbagai fase (Pre, saat, dan pasca)
bencana.
2) Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengantar analisis resiko bencana .
b. Untuk mengetahui pengertian resiko bencana, bahaya dan
kerentanan.
c. Untuk mengetahui jenis-jenis bencana.
d. Untuk mengetahui faktor penentu resiko bencana.
e. Untuk mengetahui tujuan analisis resiko bencana.
f. Untuk mengetahui langkah-langkah analisis resiko.
D. Manfaat Makalah
Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah
pengetahuan pembaca tentang pengelolaan dan penanganan bencana
diberbagai fase (Pre, saat, pasca) bencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kapa
sitas
B. Pengertian Resiko Bencana, Bahaya, dan Kerentanan
Secara geografis Indonesia merupakan kepulauan yang terletak pada
pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua
Australia, lempeng Samudra Hindia dan lempeng Samudra Pasifik. Pada
bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc)
yang memanjang dari pulau Sumatra-Jawa-Nusa TenggaraSulawesi yang
sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang
didominasi rawa rawa. Kondisi tersebut berpotensi sekaligus rawan
bencana letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah
Alongsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari
10 kali tingkat kegempaan di Amerika Serikat..
1. Bencana Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Di bawah ini akan diperlihatkan.
gambar tentang bencana alam yang telah terjadi di Indonesia.
Gambar 4.1. Bencana Banjir Terjadi di Jakarta Tahun 2012
2. Bencana non-Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit. Bencana non-alam termasuk terorisme
biologi dan biokimia, tumpahan bahan kimia, radiasi nuklir,
kebakaran, ledakan, kecelakaan transportasi, konflik bersenjata, dan
tindakan perang. Sebagai contoh gambar 3 adalah gambaran bencana
karena kegagalan teknologi di Jepang, yaitu ledakan reaktor nuklir.
Gambar 4.3.Ledakan Reaktor Nuklir di Jepang
3. Bencana Sosial :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror. Misalnya
konflik social antar suku dan agama di Poso seperti terlihat pada
gambar berikut.
G. Vulnerability / Kerentanan
Kerentanan didefinisikan sebagai sekumpulan kondisi dan atau suatu
akibat keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan) yang
berpengaruh buruk terhadap upaya - upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana. Kerentanan (vulnerability) adalah keadaan atau sifat/perilaku
manusia atau masyarakat yang menyebabkan ketidakmampuan menghadapi
bahaya atau ancaman (BNPB, 2008). Kerentanan ini dapat berupa:
1. Kerentanan Fisik
Secara fisik bentuk kerentanan yang dimiliki masyarakat berupa daya
tahan menghadapi bahaya tertentu, misalnya: kekuatan struktur
bangunan rumah, jalan,jembatan bagi masyarakat yang berada di daerah
rawan gempa, adanya tanggul pengaman banjir bagi masyarakat yang
tinggal di bantaran sungai dan sebagainya.
2. Kerentanan Ekonomi
Kemampuan ekonomi suatu individu atau masyarakat sangat
menentukan tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya.
3. Kerentanan Sosial
Kondisi sosial masyarakat juga mempengaruhi tingkat kerentanan
terhadap ancaman bahaya, kondisi demografi (jenis kelamin, usia,
kesehatan, gizi, perilaku masyarakat, pendidikan) kekurangan
pengetahuan tentang risiko bahaya dan bencana akan mempertinggi
tingkat kerentanan, demikian pula tingkat kesehatan masyarakat yang
rendah juga mengakibatkan rentan terhadap ancaman bencana.
4. Kerentanan Lingkungan
Lingkungan hidup suatu masyarakat sangat mempengaruhi kerentanan.
Masyarakat yang tinggal di daerah yang kering dan sulit air akan selalu
terancam bahaya kekeringan, Penduduk yang tinggal di lereng bukit
atau pegunungan rentan terhadap ancaman bencana tanah longsor dan
sebagainya. Kerentanan masyarakat berkaitan dengan seberapa besar
kemampuan (capacity) kekuatan tingkat persiapan masyarakat terhadap
kejadian yang menjadi penyebab bencana.
H. Capanility/ Kemampuan
Kemampuan adalah kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh
perorangan, keluarga dan masyarakat yang membuat mereka mampu
mencegah, mengurangi, siap-siaga, menanggapi dengan cepat atau segera
pulih dari suatu kedaruratan dan bencana.
Kemampuan adalah kondisi masyarakat yang memiliki kekuatan dan
kemampuan dalam mengkaji dan menilai ancaman serta bagaimana
masyarakat dapat mengelola lingkungan dan sumberdaya yang ada, dimana
dalam kondisi ini masyarakat sebagai penerima manfaat dan penerima risiko
bencana menjadi bagian penting dan sebagai actor kunci dalam pengelolaan
lingkungan untuk mengurangi risiko bencana dan ini menjadi suatu kajian
dalam melakukan manajemen bencana berbasis masyarakat (Comunity Base
Disaster Risk Management).
I. Risiko (risk)
Risiko (risk) adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak
atau kerugian yang sudah diperkirakan (hilangnya nyawa, cederanya orang-
orang, terganggunya harta benda, penghidupan dan aktivitas ekonomi, atau
rusaknya lingkungan) yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara bahaya
yang ditimbulkan alam atau diakibatkan manusia serta kondisi yang rentan
(ISDR, 2004). Risiko adalah besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi
korban manusia, kerusakan dan kerugian ekonomi yg disebabkan oleh
bahaya tertentu di suatu daerah pada suatu waktu tertentu. Resiko biasanya
dihitung secara matematis, merupakan probabilitas dari dampak atau
konsekwensi suatu bahaya (Affeltrnger, 2006). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa risiko adalah kemungkinan kerugian yang dapat
diperkirakan akibat kerusakan alam, kesalahan manusia serta kondisi rentan.
1. Ancaman/bahaya (Hazard) = H
Kejadian yang berpotensi mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat sehingga menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
harta benda, kehilangan rasa aman, kelumpuhan ekonomi dan
kerusakan lingkungan serta dampak psikologis. Ancaman dapat
dipengaruhi oleh faktor :
a) Alam, seperti gempa bumi, tsunami, angin kencang, topan, gunung
meletus.
b) Manusia, seperti konflik, perang, kebakaran pemukiman, wabah
penyakit, kegagalan teknologi, pencemaran, terorisme.
c) Alam dan Manusia, seperti banjir, tanah longsor, kelaparan,
kebakaran hutan. Kekeringan.
2. Kerentanan (Vulnaribility) = V
Kerentanan merupakan suatu kondisi yang menurunkan kema mpuan
seseorang atau komunitas masyarakat untuk menyiapkan diri, bertahan
hid up, atau merespon potensi bahaya. Kere ntanan masyarakat secara
kultur dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kemis kinan,
pendidikan, sosial dan budaya. Selanjutnya aspek infrastruktur yang
juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kerentanan.
Faktor Kerentanan
Fisik:
a) Kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan) terhadap
ancaman bencana
Sosial:
Ekonomi:
Lingkungan:
a) Tingkat ketersediaan / kelangkaan sumberdaya (lahan, air, udara)
serta kerusakan lingkungan yan terjadi.
3. Kapasitas (Capacity) = C
Kapasitas adalah ke kuatan dan sumber daya yang ada pada tiap
individu dan lingkungan yang mam pu mencegah, melakukan mitigasi,
siap menghadapi dan pulih dari akibat bencana d engan cepat.
4. Risiko bencana (Risk) = R
Risiko bencana merupakan interaksi tingkat kerentanan dengan bahaya
yang ada. Ancaman bahaya ala m bersifat tetap karena bagian dari dina
mika proses alami, sedangkan tingkat kerentanan dapat dikurangi s
ehingga k emampuan dalam menghadapi ancaman bencana semakin
meningkat. Prinsip atau konsep y ang digunakan dalamp enilaian risiko
bencana adalah:
R = H × V
C
R=Risiko Bencana
H = Hazard (bahaya)
V = Vulnerability (kerentanan)
C = Capacity (kemampuan)
Pengenalan kerentanan
1. Kebakaran
Kebakaran gedung dan permukiman penduduk sangat marak pada
musim kemarau. Hal ini terkait dengan kecerobohan manusia
diantaranya pembangunan gedung/rumah yang tidak mengikuti
standard keamanan bangunan serta perilaku manusia. Hubungan arus
pendek listrik, meledaknya kompor serta kobaran api akibat lilin/lentera
untuk penerangan merupakan sebab umum kejadian kebakaran
permukiman/gedung. Dalam bab ini ditampilkan daerah-daerah yang
rawan terhadap bencana kebakaran ini serta jika data memungkinan
ditampilkan juga statistik kejadian dan kerusakan yang pernah dialami.
2. Banjir
Banjir tanah longsor dan kekeringan. Banjir sebagai fenomena alam
terkait dengan ulah manusia terjadi sebagai akibat akumulasi beberapa
faktor yaitu :hujan, kondisi sungai, kondisi daerah hulu, kondisi daerah
budidaya dan pasang surut air laut. Potensi terjadinya ancaman bencana
banjir dan tanah longsor saat Ini disebabkan keadaan badan sungai
rusak, kerusakan daerah tangkapan air, pelanggaran tata-ruang
wilayah,pelanggaran hukum meningkat, perencanaan pembangunan
kurang terpadu, dan disiplin masyarakat yang rendah.
3. Angin puting beliung
a. Analisa Bahaya/Ancaman
Langkah pelaksanaan:
b) Analisa kerentenan
1. Kerentanan Fisik
Secara fisik bentuk kerentanan yang dimiliki masyarakat/mahasiswa
berupa daya tahan menghadapi bahaya tertentu, misalnya: kekuatan diri
nya dalam menghadapi kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran
2. Kerentanan Ekonomi
Poltkkes pasti banyak akan merasa rugi akibat banyak dokumen yang
terbakar dan alat kesehatan yang terbakar
3. Kerentanan Sosial
4. Kerentanan Lingkungan
c) Analisa kapasitaas
Kapasitas disini meliputi:
a) Sumber daya manusia (relawan terlatih tidak ada . petugas kesehatan
hanya yankes, pengetahuan kebencanaan di poltekkes mahasiswa DIV
keperawatan sudah ada belajar bencana tetapi untuk prktek langsung nya
belum dilakukan)
b) Sumber daya keuangan (dana siaga bencana) tidak terlalu di analisa
c) Sumber daya social (kelompok/organisasi social dan pemerintahan,
lembaga ekonomi kelurahan, dll)
d) Sumber daya fisik (sarana dan prasarana kesehatan, Kendaraan,
peralatan, sistem peringatan dini, jalur dan tempat evakuasi, dll)
Sarana dan prasarana Kesehatan Tersedia 5 Fasilitas Kesehatan:
1. Klinik Yankes
2. Rumah sakit yarsi
3. Puskesmas siantan hilir
4. Puskesmas telaga biru
5. Puskesmas pembantu gg wartawan
A. Kesimpulan
Bencana (disaster) merupakan fenomena sosial akibat kolektif atas
sistem penyesuaian dalam merespon ancaman. Respon itu bersifat jangka
pendek yang disebut mekanisme penyesuaian (coping mechanism) atau
yang lebih jangka panjang yang dikenal sebagai mekanisme adaptasi
(adaptatif mechanism).
B. Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan harus tanggap terhadap resiko
terjadinya bencana dan mampu untuk melakukan hal-hal yang dapat
mengatasi resiko bencana. Dan sebagai pembaca bisa menerapkan cara-cara
menangulangi resiko bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Karnawati, D. 2012 Manajemen Bencana Alam Gerakan Tanah di
Indonesia: Evaluasi dan Rekomendasi. Yogyakarta.