Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN SMALL GROUP DISCUSION 2

Blok 4.2 BENCANA

Disusun Oleh:
Adila Hardiani Razbi
4002190017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA


BANDUNG 2022
STEP 1
1. Fina :Early warning
 Canti : peringatan dini
2. Desy : lava pijar
 Sheila : lava pijar adalah cairan panas yang mengalir dari gunung berapi dan
memijarkan api.
3. Maharani : erupsi
 Letusan gunung api / semburan sumber minyak dan uap panas. Erupsi peristiwa
keluarnya magma dari gunung api menuju permukaaan bumi.
4. Gilang : KEK?
 Kekurangan energi kronis atau malnutrisi
5. Sheila : sirine
 Bunyi pada ambulans untuk memberikan peringatan dalam suatu keadaan
6. Canti : awan panas
 Salah satu hasil letusan gunung berapi yang bergerak dengan cepat dan terdiri dari
gas panas abu vulkanik dan bebatuan
 Awan panas atau biasa disebut dengan piroklastik

STEP 2
1. Fina : masalah keperawatan apa yang mungkin muncul ?
2. Dikna : bagaimana terjadinya gunung Meletus ?
3. Desi : sebutkan jelaskan isyarat – isyarat dari gunung berapi ?!
4. Canti : arti dari tingkat gunung berapi awas?
5. Ica : berapaa lama awan panas yang pada erupsi gunung Merapi ?

STEP 3
1. Dikna: sebutkan jelaskan isyarat – isyarat dari gunung berapi ?!
 Suhu disekitar gunung naik, s
 ering mengeluarkan gemuruh
 terkadang sering dijumpai gempa tumbuhan yg ada disekitar layu,
 binatang – binatang berimigrasi ke lingkungan rumah
2. desi: bagaimana terjadinya gunung Meletus ?
 terjadinya gunung Meletus yaitu adanya akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan
pijar yang terdpt dilapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi yakni
diperikirakan lebih dari 1000’C
3. canti : masalah keperawatan apa yang mungkin muncul ?
 kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bagi pasien ibu hamil KEK bagi
pasien yang ibu hamil dan status gizi kurang
4. mahar : arti dari tingkat gunung berapi awas?
 kondisi paling memungkinkan terjadinya erupsi atau letusan status awas merujuk
pada letusan utama yang dilanjutkan dengan letusan awal diikuti semburan abu
dan uap kemudian diikuti dengan erupsi besar dan akan berlangsung dalam kurun
waktu24 jam.
5. berapaa lama awan panas yang pada erupsi gunung Merapi
 tidak bisa ditentukan soalnya semeru sedang meluarkan awan panas, jadi tidak
bisa di prediksi
 adila : fenomena aliran piroklastik ini mnegalir dengan kecepatan tinggi
sepanjang lembah gunung api dengan kecepatan rata – rata 100 km/jam

STEP 4
1. step 2 no 1
 gangguan pola nafas tidak efektif, dikarenakan pada saat gunung berapi Meletus
ada asap yang akan menganggu pernafasan masyarakat.
2. Step 1 no 3
 erupsi adalah proses pelepasan material dari gunung berapi ke atmosfer maupun
ke permukaan Bumi dalam jumlah yang tidak menentu.

STEP 5
Lo :penangangan korban gunung berapi

STEP 6
 System penanggukangan gunung berapi pada pemukiman
Menurut Permen PU nomor 21/PRT/M/2007 tentang pedoman penataan
ruang kawasan rawan letusan gunung berapi dan kawasan rawan gempa bumi,
menguraikan kerentanan sebagai kondisi atau karakteristik biologis, geografis,
sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi masyarakat di suatu wilayah untuk
jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam,
mencapai kesiapan, dan menanggapi dampak bahaya/bencana alam tertentu.
Beberapa karakteristik lingkungan permukiman kota yang mempertinggi tingkat
risiko bencana diantaranya, keberadaan lokasi permukiman tersebut yang berada
pada kawasan rawan bencana, kepadatan bangunan yang tinggi, konstruksi
bangunan yang berkualitas tidak memadai, dan minimnya pengetahuan atau
kurang relevannya upaya pengurangan risiko bencana yang dilakukan dengan
ancaman bencana yang dihadapi.
 Mitigasi bencana gunung berapi
Ada 4 tingkat peringatan dini untuk mitigasi bencana letusan Merapi yaitu Aktif
Normal, Waspada, Siaga dan Awas.
1) Aktif Normal : Aktivitas Merapi berdasarkan data pengamatan
instrumental dan visual tidak menunjukkan adanya gejala yang
menuju pada kejadian letusan.
2) Waspada : Aktivitas Merapi berdasarkan data pengamatan
instrumental dan visual menunjukkan peningkatan kegiatan di atas
aktif normal. Pada tingkat waspada, peningkatan aktivitas tidak
selalu diikuti aktivitas lanjut yang mengarah pada letusan (erupsi),
tetapi bisa kembali ke keadaan normal. Pada tingkat Waspada
mulai dilakukan penyuluhan di desa-desa yang berada di kawasan
rawan bencana Merapi.
3) Siaga: Peningkatan aktivitas Merapi terlihat semakin jelas, baik
secara instrumental maupun visual, sehingga berdasarkan evaluasi
dapat disimpulkan bahwa aktivitas dapat diikuti oleh letusan.
Dalam kondisi Siaga, penyuluhan dilakukan secara lebih intensif.
Sasarannya adalah penduduk yang tinggal di kawasan rawan
bencana, aparat di jajaran SATLAK PB dan LSM serta para
relawan. Disamping itu masyarakat yang tinggal di kawasan rawan
bencana sudah siap jika diungsikan sewaktu-waktu. 
4) Awas : Analisis dan evaluasi data, secara instrumental dan atau
visual cenderung menunjukkan bahwa kegiatan Merapi menuju
pada atau sedang memasuki fase letusan utama. Pada kondisi
Awas, masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana atau
diperkirakan akan terlanda awan panas yang akan terjadi sudah
diungsikan menjauh dari daerah ancaman bahaya primer awan
panas. (ADILA)
Sumber :
BPPTKG 2015 “mitigasi bencana gunung berapi”
https://bpptkg.esdm.go.id/pub/page.php?idf=10

 Penanganan Korban Gunung Berapi


Penanggulangan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi 3 bagian,yaitu :
Persiapan sebelum terjadi letusan,saat terjadi letusan dan setelah terjadi letusan

Sebelum Terjadi Letusan


Tindakan yang harus dilakukan oleh pihak berwenang / pemerintah sebelum
terjadi letusan adalah sebagai berikut :
1) Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada gunung api yang sedang aktif
2) Pembuatan dan penyediaan peta kawasan rawan bencana letusan gunung api,
peta zona risiko bahaya gunung api, serta peta pendukung lainnya, seperti
peta geologi gunung api
3) Membuat langkah - langkah prosedur tetap penanggulangan bencana letusan
gunung api.
4) Melakukan bimbingan dan penyebarluasan informasi gunung api kepada
masyarakat.
5) Penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika, dan geokimia di gunung api.
6) Peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya, seperti peningkatan
sarana,prasarana.
Tindakan yang harus dilakukan oleh individu / masyarakat sebelum terjadi
letusan adalah sebagai berikut:

1) Mengenali daerah setempat yang dapat dijadikan tempat mengungsi


2) Memantau dan mendengarkan informasi tentang status gunung api
3) Mengikuti bimbingan dan penyuluhan dari pihak yang bertanggung jawab.
4) Memiliki persediaan kebutuhan - kebutuhan dasar, seperti obat - obatan dan
makanan yang memadai.
5) Mengikuti arahan evakuasi pihak berwenang.
6) Membawa barang - barang yang berharga, terutama dokumen dan surat
penting.

 SAAT TERJADI LETUSAN GUNUNG API


Tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah / pihak berwenang saat terjadi
letusan adalah sebagai berikut :

1) Membentuk tim gerak cepat.


2) Meningkatkan pemantauan dan pengamatan yang didukung dengan
penambahan peralatan yang lebih memadai.
3) Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan menurut alur dan frekuensi
pelaporan sesuai dengan kebutuhan.
4) Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu / masyarakat saat terjadi


letusan adalah sebagai berikut :
1) Jika ada evakuasi, pastikan tidak kembali ke kediaman sampai keadaan sudah
dipastikan aman.
2) Hindari daerah rawan bencana, seperti l ereng gunung, lembah, dan daerah
aliran lahar.
3) Ketika melihat lahar atau benda lain yang mendekati rumah, segera
selamatkan diri dan cari perlindungan terdekat.
4) Lindungi diri dari debu dan awan panas.
5) Pakailah kacamata pelindung.
6) Pakailah masker kain untuk menutup mulut dan hidung.

 SETELAH TERJADI LETUSAN


Tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah / pihak berwenang setelah
terjadi letusan adalah sebagai berikut :
1) Menginventarisasi data, yang mencakup sebaran dan volume hasil letusan.
2) Mengidentifikasi daerah yang terkena dan terancam bahaya.
3) Memberikan sarana penanggulangan bahaya.
4) Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak.
5) Menurunkan status tingkat kegiatan.
6) Melanjutkan pemantauan rutin, meskipun keadaan sudah menurun.
7) Memberikan sarana penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang.
8) Membangun kembali bangunan, sarana, dan fasilitas lainnya yang terkena
bencana.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu / masyarakat setelah terjadi
letusan adalah sebagai berikut.
1) Mengikuti informasi perkembangan status gunung api.
2) Apabila sudah dianggap aman dan dapat kembali, periksalah rumah dan
barang lain yang ada.
3) Menghubungi dan mengecek saudara dan kerabat yang lain.
4) Bersama dengan warga dan pemerintah bergotong royong membersihkan dan
memperbaiki sarana - sarana yang masih dapat dimanfaatkan.
5) Jauhi daerah yang terkena hujan abu.
6) Membantu tim medis menolong para korban.
Sumber : ( https://bpbd.kedirikota.go.id/view/bencana-alam-gunung-meletus ) (DESY)

STEP 7
Dalam upaya mencegah dan mengurangi dampak dari bencana yang
terjadi, diperlukan sebuah sistem penanggulangan bencana. Sistem
penanggulangan bencana yang mampu menangani bencana erupsi gunung api
baik berupa zonasi kawasan rawan bencana, infrastruktur hingga sosialisasi
kepada masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana. Sehingga
meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam kesiap-siagaan dan mengambil
tindakan untuk meyelamatkan diri.

Anda mungkin juga menyukai