Anda di halaman 1dari 34

PELAYANAN KEFARMASIAN

DALAM UJIAN KOMPETENSI METODE


OSCE-1
apt. Nora Wulandari, M.Farm.,
RANCANGAN OSCE

• Pembuatan - 3
• Distribusi - 2
• Pelayanan – 4
• Istirahat – 1

• Cakupan : Obat, Alat kesehatan, Herbal, Suplemen, Kosmetik

• Waktu per-station 10 menit:


• 1 menit baca soal (di pintu)
• 9 menit mengerjakan soal
• +1 menit pindah ruangan

• Total 1 run : 109 menit


KOMPETENSI YANG DIUJIKAN

• Pengumpulan data & informasi


• Penetapan masalah
• Penyelesaian masalah
• Monitoring & evaluasi
• Pencatatan & pelaporan
• Komunikasi efektif
• Praktik profesional, legal & etik
PRAKTIK PROFESIONAL, LEGAL & ETIK
PADA STATION PELAYANAN

• Berpakaian rapi
• Mengucapkan salam, senyum, sapa
• Memperkenalkan diri
• Verifikasi identitas pasien
• Berbicara yang jelas
• Menjaga pandangan mata
• Memberikan kesempatan pasien untuk menyampaikan pendapat
• Meminta pasien mengulang kembali penjelasan yang diberikan (untuk
obat-obat konseling)
• Bersikap tenang dalam mengerjakan soal (pada soal tanpa ada PS)
KATEGORI PRAKTIK KEFARMASIAN

• Perancangan sediaan farmasi (R&D)


• Produksi sediaan farmasi
• QC/QA
• Perencanaan/pengadaan/penerimaan
• Penyimpanan/penyaluran/pemusnahan
• Pelayanan obat tanpa resep (swamedikasi)
• Skrining resep/analisis DRP
• Compunding produk nonsteril/steril
• Dispensing(KIE)/Monev efektivitas terapi/ESO
KANDIDAT

• Hadir di ruang briefing sesuai jadwal:


üMenandatangani presensi
üMenyimpan HP & alat komunikasi lainnya di “locker”
• Memasuki lokasi OSCE center dan station yang telah ditentukan à duduk di
kursi yang tersedia di depan station
• Membaca soal, masuk ke station & mengerjakan tugas, pindah ke station
berikutnya sesuai rotasi
• Kembali ke ruang karantina
• Mengisi kuesioner
KANDIDAT

• Membaca soal di pintu (skenario dan instruksi kandidat) à Pahami instruksi soal baik-baik
dan urutan instruksi (tidak perlu dihafalkan)
• Masuk ke station à ketuk pintu, salam pada penguji & mengerjakan tugas
• Scan ruangan, peralatan dan dokumen referensi (jika ada) yang tersedia, bekerja sesuai
instruksi pada soal
• Dalam station à ada Pemeran Standar (PS) atau Laboran; kegiatan atau lingkungan kerja
yang disimulasikan (cth: cuci tangan atau bekerja di LAF)
• Isi jawaban di lembar kerja
• Pindah ke station berikutnya sesuai rotasi à tinggalkan semua alat tulis, sarung tangan, dsb
nya.
• Selalu membawa kertas buram yang dibagikan di awal dan dikumpulkan ke KOC sebelum
meninggalkan OSCE Center
PELAYANAN OBAT TANPA RESEP
(SWAMEDIKASI)

• Suatu tindakan “SELF CARE” untuk mengatasi


segala keluhan pada diri sendiri untuk penyakit
atau gejala yang ringan dengan menggunakan
obat-obat OTC & OWA.
DEFINISI SWAMEDIKASI

• Pemilihan dan penggunaan obat-obatan oleh individu,


termasuk obat herbal dan obat tradisional untuk mengobati
penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri (WHO, 2010).
• Upaya untuk mengobati diri sendiri, biasanya untuk
mengatasi keluhan dan penyakit ringan seperti demam,
nyeri, batuk dsb (Departemen Kesehatan RI, 2007).
FAKTOR YANG MENYEB ABKAN
PENINGKATAN PENTINGNYA SELF C ARE
DAN SWAMEDIKASI

• Faktor sosio-ekonomi
• Gaya hidup
• Aksesibilitas
• ketersediaan produk baru
• Reformasi sektor kesehatan
TUJUAN SWAMEDIKASI

• Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal menolong


dirinya sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan (kasus
penyakit ringan)
• Meningkatkan kesehatan diri
KEUNTUNGAN DAN RISIKO POTENSIAL
SWAMEDIKASI

Keuntungan Risiko potensial

• increased access to medication and • incorrect self-diagnosis


relief for the patient, • delays in seeking medical advice when
• the active role of the patient in his or needed
her own health care • infrequent but severe adverse
• better use of physicians and reactions, dangerous drug interactions,
pharmacists skills • incorrect manner of administration,
• reduced (or at least optimized) incorrect dosage,
burden of governments due to health • incorrect choice of therapy,
expenditure linked to the treatment of • masking of a severe disease
minor health condition
• risk of dependence and abuse
SWAMEDIKASI YANG BERTANGGUNG
JAWAB

• Swamedikasi yang bertanggung jawab membutuhkan produk


obat yang sudah terbukti keamanan, khasiat dan kualitasnya,
• Obat yang digunakan adalah yang diindikasikan untuk kondisi
yang dapat dikenali sendiri dan untuk beberapa kondisi kronis
atau berulang (setelah diagnosis medis awal). Dalam semua kasus,
obat-obatan ini harus dirancang khusus untuk tujuan tersebut,
dan akan membutuhkan dosis dan bentuk sediaan yang sesuai.
PRODUK OBAT YANG DIBERIKAN PADA SWAMEDIKASI

• Such products should be supported by information, which describes:


q how to take or use the medicines;
q effects and possible side-effects;
q how the effects of the medicine should be monitored;
q possible interactions;
q precautions and warnings;
q duration of use; and,
q when to seek professional advice.
PERAN APOTEKER DALAM SWAMEDIKASI

• Komunikator
• Penyedia obat yang berkualitas
• Sebagai trainer dan supervisor
• Sebagai kolaborator
• Sebagai promotor kesehatan
AS A COMMUNICATOR

• the pharmacist should initiate dialogue with the patient (and the patient's physician, when necessary) to
obtain a sufficiently detailed medication history;
• in order to address the condition of the patient appropriately the pharmacist must ask the patient key
questions and pass on relevant information to him or her (e.g. how to take the medicines and how to
deal with safety issues);
• the pharmacist must be prepared and adequately equipped to perform a proper screening for specific
conditions and diseases, without interfering with the prescriber's authority;
• the pharmacist must provide objective information about medicines;
• the pharmacist must be able to use and interpret additional sources of information to satisfy the needs
of the patient;
• the pharmacist should be able to help the patient undertake appropriate and responsible self-
medication or, when necessary, refer the patient for medical advice;
• the pharmacist must ensure confidentiality concerning details of the patient’s condition.
AS A QUALITY DRUG SUPPLIER

• the pharmacist must ensure that the products he/she


purchases are from reputable sources and of good quality;
• the pharmacist must ensure the proper storage of these
products.
AS A TRAINER AND SUPERVISOR

• To ensure up-to-date quality service, the pharmacist must


be encouraged to participate in continuing professional
development activities such as continuing education.
• The pharmacist is often assisted by non-pharmacist staff
and must ensure that the services rendered by these
auxiliaries correspond to established standards of practice.
AS A COLLABORATOR

• It is imperative that pharmacists develop quality


collaborative relationships with:
• other health care professionals;
• national professional associations;
• the pharmaceutical industry;
• governments (local/national); and,
• patients and the general public.
AS A HEALTH PROMOTER

• As a member of the health-care team, the pharmacist must:


• participate in health screening to identify health
problems and those at risk in the community;
• participate in health promotion campaigns to raise
awareness of health issues and disease prevention; and
• provide advice to individuals to help them make
informed health choices.
TANGGUNG JAWAB APOTEKER DALAM
MEWUJUDKAN SWAMEDIKASI YANG
BERTANGGUNG JAWAB

1. memberikan nasehat dan informasi yang benar, cukup dan objektif tentang
swamedikasi dan semua produk yang tersedia untuk swamedikasi.
2. merekomendasikan kepada pasien agar segera mencari nasehat medis yang
diperlukan, apabila dipertimbangkan swamedikasi tidak mencukupi.
3. memberikan laporan kepada lembaga pemerintah yang berwenang, dan untuk
menginformasikan kepada produsen obat yang bersangkutan, mengenai efek tak
dikehendaki (adverse reaction) yang terjadi pada pasien yang menggunakan obat
tersebut dalam swamedikasi.
4. mendorong anggota masyarakat agar memperlakukan obat sebagai produk khusus
yang harus dipergunakan dan disimpan secara hati-hati, dan tidak boleh dipergunakan
tanpa indikasi yang jelas
PROSEDUR TETAP SWAMEDIKASI

• Mendengarkan keluhan pasien


• Menggali informasi dari pasien : Tempat timbulnya gejala penyakit, Seperti apa rasanya gejala penyakit, Kapan
Patient mulai timbul gejala dan apa yang menjadi pencetusnya, Sudah berapa lama gejala dirasakan, Ada tidaknya gejala
assesment penyerta, Pengobatan yang sebelumnya sudah dilakukan

• Memilihkan obat sesuai dengan kerasionalan dan kemampuan ekonomi pasien dengan menggunakan obat
bebas, bebas terbatas dan obat wajib apotek
Rekomendasi

• Memberikan informasi obat: nama obat, tujuan pengobatan, cara pakai, lamanya pengobatan, efek samping yang
mungkin timbul, serta hal-hal lain yang harus dilakukan maupun yang harus dihindari oleh pasien dalam
Informasi menunjang pengobatan.
obat • Mendokumentasikan data pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan

(Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek, 2008)


MNEMONICS YANG UMUM DIGUNAKAN
PADA KONSULTASI PENGGUNAAN OTC

WWHAM ASMETHOD
• Age-appearance
• Who is it for
• Self or someone else
• What are the symptoms • Medication
• How long have the symptom • Extra medicine

been present • Time persisting


• History
• Action taken
• Other symptom
• Medication being taken • Danger symptom
INFORMASI OBAT PADA PRAKTEK
SWAMEDIKASI

• Nama Obat • Hal yang harus diperhatikan


• Khasiat obat sewaktu minum obat
• Kontra indikasi • Hal yang harus dilakukan jika
lupa memakai obat
• Efek samping dan cara
mengatasi • Cara penyimpanan obat
• Cara pemakaian • Cara memperlakukan obat
sisa
• Dosis
• Cara membedakan obat yang
• Waktu pemakaian masih baik dan sudah rusak
• Lama penggunaan
Pada dasarnya lebih ditekankan pada informasi farmakoterapi yang disesuaikan dengan
kebutuhan serta pertanyaan pasien
PENYAKIT RINGAN YANG DAPAT
DIOBATI DENGAN SWAMEDIKASI

Batuk Flu Demam Nyeri

Sakit maag Penyakit


Diare Konstipasi
(gastritis) kulit

Alergi Kecacingan
KRITERIA OBAT YANG DAPAT
DISERAHKAN TANPA RESEP

• Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di


bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
• Tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
• Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan
• Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
• Memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
pengobatan sendiri.
Permenkes No. 919/MENKES/PER/X/1993 tentang kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep
OBAT YANG DAPAT DIBERIKAN UNTUK
SWAMEDIKASI

Obat bebas

Obat bebas terbatas

OWA

Suplemen makanan
OWA (OBAT WAJIB APOTEK)

• Obat keras yang dapat diberikan oleh APA kepada


pasien tanpa resep dokter. Contoh :
• ContohOBAT
OWA: Indikasi Jumlah yg Boleh
diberikan
Asam mefenamat Analgetik &antiinflamasi 10 tablet

Hidrokortison salep Antialergi topikal 1 tube

Obat KB Antifertilitas 1 Siklus (28 hari)


OWA (OBAT WAJIB APOTEK)

• Ketentuan penyerahan :
• Wajib melakukan pencatatan yang benar tentang
data pasien
• Memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh
diberikan
• Wajib memberikan informasi yg benar
CONTOH-1

• Skenario:
• Seorang perempuan (30 tahun) datang ke apotek untuk
melakukan swamedikasi. Perempuan tersebut meminta dipilihkan
obat diare.

• Instruksi kandidat:
1. Lakukan penggalian informasi terkait pasien
Obat yang tersedia:
2. Pilihkan sediaan obat diare yang tepat sesuai dengan informasi Oralit sachet
gejala yang anda peroleh dari pasien. (Ada 5 sediaan yang Zink sirup
Neo kaolana suspensi
tersedia, anda diminta memilih dan menyerahkan obat tersebut New diatab tablet
kepada pasien) Imodium tablet
WHAT SHOULD CANDIDATE DO ?
CONTOH-2

• Skenario:
• Seorang ibu muda (Ny. Galuh) datang ke apotek dengan keluhan
sakit gigi dan pusing. Dia minta obat kepada apoteker untuk
mengatasi kondisinya.

• Instruksi kandidat:
• Lakukan penggalian informasi yang diperlukan Obat yang tersedia:
• Pilihkan sediaan obat yang tepat sesuai dengan informasi gejala Sanmol â tablet
yang anda peroleh dari pasien. (Ada 4 sediaan yang tersedia, anda Ponstanâ tablet
diminta memilih salah satu dan diserahkan kepada pasien) Cataflam 25 mg â tablet
Antalgin tablet
WHAT SHOULD CANDIDATE DO ?
SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER

Anda mungkin juga menyukai