Anda di halaman 1dari 74

Ilmu Resep

Terapan
1 SKS
50 Menit
• TATA TERTIB PERKULIAHAN
• KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN OLU
KONTRAK • HADIR MINIMAL 75%
• TERLAMBAT MAKSIMAL 10 MENIT
PERKULIA • PENILAIAN
HAN • AKT 10%, TGS 20, UTS 30, UAS 40
• CURANG NILAI NOL UTS ATAU UAS ATAU
NILAI AKHIR E
• Mampu bertindak secara bertanggung
jawab sesuai ketentuan perundang-
Capaian undangan, norma dan etika kefarmasian
• Mampu melakukan pelayanan sediaan
pembelajara farmasi dan alat kesehatan sesuai prosedur.
1. Mampu memahami tahapan
n lulusan pengobatan yang rasional
2. Mampu menyiapkan resep secara
menyeluruh
• Pengertian Farmasi, fungsi tenaga teknis
farmasi
• Tahapan pengobatan yang rasional,
pengertian resep dan peresepan
• Penggolongan Obat

Materi • Penandaan
• Nomor Registrasi
• Definisi medication error, berbagai tipe dan
penyebab ME
• Tahapan kritis penyiapan Resep
• Solusi masalah dispensing error
• Teknik Penimbangan dan berat minimal
yang diijinkan
• Review perhitungan dalam penyiapan
resep
• Langkah –langkah penyiapan resep
• Perhitungan Dosis:
• Cara-cara perhitungan dosis bayi, anak-
anak dan remaja, serta dewasa
• Cara-cara perhitungan dosis

Materi • Penyesuaian dosis karena interaksi obat


• aplikasinya
Setelah UTS

• Praktek pelayanan resep 4 pos:


• Skrining resep
• Perhitungan dosis dan penimbangan
• Peracikan obat
• Penyerahan obat dengan konseling/informasi
obat
Penjelasan umum
Singkatan latin
materi praktek:

Materi Sinonim obat dan


sediaan lazim
Khasiat dan
penggolongan obat

Praktikum pelayanan
resep mencakup
UAS
problem administrasi
farmasetik dan klinis
Pengertian
Farmasi
Apa yang dimaksud dengan FARMASI?
definisi

• Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat)
merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari
ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan
efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi
termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat,
serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien
(patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan
penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat.
• Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi.
Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta
seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri
obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan.
• Produksi
• Industri obat
Ruang • Industri obat tradisional
• Industri Kosmetika

lingkup • Industri alat kesehatan dan PKRT


• Distribusi
praktik • PBF
• Pelayanan
kefarmasian • Apotek
• Rumah Sakit
• Puskesmas
• Resep adalah permintaan tertulis dari
dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper
Pengertian maupun electronic untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien
Resep dan sesuai peraturan yang berlaku.
• Peresepan adalah proses penyelesaian
Peresepan sebuah resep dengan benar dari mulai
penulisan oleh dokter sampai
penyerahan obat kepada pasien oleh
apoteker
• Penyelesaian permintaan
Peranan Ilmu dokter/drg/dr hewan  menyiapkan
obat
Resep dalam • Tahapan Administratif
• Telaah resep
praktik • Penyiapan / peracikan
kefarmasian • Pengemasan
• Penyerahan
• Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga
yang membantu apoteker dalam menjalani
Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan
Analis Farmasi.
• Analis Farmasi  membantu di
Tenaga Teknis Laboratorium Analisa  keterampilan
• Ahli Madya (D3)  membantu di
kefarmasian Industri atau Pelayanan 
keterampilan
• Sarjana Farmasi (S1)  membantu di
Industri dan Pelayanan  terampil dan
bertanggung jawab, mampu menjadi
problema solver
• Tahapan penerimaan resep  cek
administratif
• Membantu menyiapkan obat 
menghitung dan mengambil obat
Fungsi Tenaga dengan benar
Teknis • Membantu meracik  membuat
sediaan sesuai permintaan
Farmasi berdasarkan norma dan etika
kefarmasian
• Membantu mengemas  etiket
• Membuat copy resep (jika diminta)
• Data penulis resep

Kelengkapan • Nama dokter


• Surat ijin
Administratif • Alamat
• Isi resep
Resep • Nama obat
• Dosisnya
• Cara pemakaiannya
• Data pasien
• Nama
• Umur
• Berat badan
• Alamat
• Dasarnya Farmakologi dan
Farmakoterapi
Tahapan • Cek kesesuaian obat dengan pasiennya
Pengobatan • Cek apakah obat sesuai untuk
penyakitnya
yang Rasional • Periksa dosis obatnya, kombinasinya,
interaksinya
• Periksa apakah bentuk sediaannya
sudah sesuai untuk pasien tersebut
• Apakah rute pemberiannya sudah
sesuai?
• Adakah alternatif obat, bentuk sediaan,
rute pemberian dan lainnya
17
Obat bebas

Obat bebas terbatas


Penggolongan
Obat keras
Obat
Psikotropik

Narkotik
BERDASARKAN KEAMANAN
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan
dapat dibeli tanpa resep dokter.
Umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat
gosok, beberapa analgetika antipiretik dan beberapa
antasida. Contoh : Parasetamol.
Obat golongan ini dapat dibeli bebas di apotek, toko obat,
toko kelontong warung dan sebagainya.
BERDASARKAN KEAMANAN
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter,
dan disertai dengan tanda peringatan.
Obat yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain obat batuk,
obat influenza, obat analgetik antipretik, beberapa suplemen vitamin
dan mineral, obat antiseptika, serta obat tetes mata untuk iritasi
ringan. Contoh : CTM.
Obat golongan ini hanya dapat dibeli di apotek dan toko obat berijin.
BERDASARKAN KEAMANAN
3. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek
dengan resep dokter.
Golongan obat antara lain obat jantung, obat hipertensi,
antidiabetes, hormon, antibiotika dan beberapa obat
ulkus lambung. Contoh : Metformin, Amoxicillin, dll
Obat golongan ini hanya dapat dibeli di apotek dengan
resep dokter.
BERDASARKAN KEAMANAN
Obat Psikotropik
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku
Obat golongan ini hanya dapat dibeli di apotek dengan
resep dokter
BERDASARKAN KEAMANAN
Obat Psikotropik
Penggolongan Psikotropik
• Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : lisergida, brolamfetamin,
dan sebagainya.
• Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu penge-tahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : amfetamin,
metamfetamin, deksamfetamin dan sebagainya.
• Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : amobarbital,
pentobarbital, siklobarbital, dan sebagainya.
• Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
alprazolam, diazepam, fenobarbital, klobazam, dan sebagainya.
BERDASARKAN KEAMANAN
4. Obat Narkotik
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
Obat golongan narkotika hanya diperoleh di apotek dengan
resep dokter/asli (tidak dapat menggunakan copy resep)
Jamu

• Masih asli bahan alam hanya dengan proses


sederhana
• Berupa simplisia asli
• Berupa serbuk simplisia

Penggolongan Herbal terstandar

• Bahan aktif berupa ekstrak


Obat Tradisional •

Sudah uji praklinis
Memiliki standar penandaan (marker)
• Bentuk sediaan modern, tablet, kapsul, sirup

Fitofarmaka

• Sudah dilakukan uji klinis


• Bentuk sediaan modern, tablet, kapsul, sirup
Penandaan • Cari…
Peringatan

Cari…
• Cara registrasi
• Kode registrasi
Registrasi
•  cari aturannya di web BPOM
Medication Error
• Apa, di mana, kapan, mengapa,
bagaimana
MEDICATION
ERROR Peran Farmasis dalam
mencegah Medication Error

Medication Error  Patient


Safety

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 29


PROGRAM

PFT

. DOKTER
KOMITE MEDIS FARMASIS .
AKREDITASI Ttndkan
obat FORMULARIUM
DEPKES
Pasien
PRWT

MESO

BPOM

DOKTER, FARMASIS, PERAWAT DLL

PATIENT SAFETY
AOTEKER UHAMKA JAKARTA 30
• Microsystem (Ujung Tombak 
Pasien)
• Macrosystem (Rumah sakit)
• Megasystem (Nasional)
OPEN
SYSTEM
Microsystem dipengaruhi bahkan
tergantung kepada sistem yang lebih
besar

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 31


KEMASAN
MIRIP HANYA BEDA DOSIS

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 32


MIRIP HANYA BEDA DOSIS

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 33


MIRIP HANYA BEDA DOSIS

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 34


MIRIP HANYA BEDA DOSIS

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 35


SOUND ALIKE

jantung LANOXIN LOXONIN Analgesik,


antirheu
matik.
antiulcer LOSEC LASIX diuretika
antiemetik CHLORPRO CHLORPRO Antidiabet
antivertigo MAZIN PAMID
antipsikotik
Antihista DIPHENHY DIMENHY Antiemetik
min DRAMINE DRI NAT antivertigo
AOTEKER UHAMKA JAKARTA 36
SOUND ALIKE

Suplemen PROZA PROZAC antidepres


an
ekstrak fluoxetine
echinacea, vit
C, Zn
Antikoles LESCHOL LESICHOL vitamin
terol fluvastatin leschitin,
vitamin
Analgetik MEFINTER METIFER mecobala
asam Mecobala min
mefenamat AOTEKER Min
UHAMKA JAKARTA 37
RANTAI PELAYANAN OBAT
1.Pabrik
5.Penulisan
resep
Pemesanan
apotik
6.Penerimaan
resep
2.Penerimaan

3.Penyimpanan 7.Status & data


di gudang pasien

Distribusi 4.Penyimpanan
8.Screening
di R.Racik
resep

MEDICATION ERROR 10.Penyiapan 9. Etiket


obat

11. Pemanggilan pasien

12. Penyerahan obat Keterangan


COUNSELING OBAT 13. Inform/Counseling Screening resep :
•Administrasi error
Pemahaman Ketaatan
•Pharmaceutical
error
•Clinical error
HK 2002
Monitoring Outcome
AOTEKER UHAMKA JAKARTA 38
PENCEGAHAN MEDICATION ERROR

1.PABRIK:
• inventarisasi obat-obat dengan nama mirip & kemasan
mirip beri warning.
• Ada tulisan yang tidak jelas di kemasan untuk doses
yang berbeda
2. PENERIMAAN OBAT:
• pencatatan no batch & ED dll
3. PENYIMPANAN di GUDANG:
• beri warning kemasan mirip.

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 39


4. PENYIMPANAN di RUANG RACIK
• Pisahkan obat-obat berbahaya ( mis. obat diabetes)
• Beri tanda obat-obat yang mirip kemasannya
5. PENULISAN RESEP:
• kalau tidak jelas, lebih baik bertanya walau dianggap
bodoh daripada menebak-nebak.
• Pelihara komunikasi dengan dokter dan perawat dengan
baik

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 40


6. PENERIMAAN RESEP:
• Resep ditukar dengan nomor tunggu,

7. STATUS & DATA PASIEN


• Penamaan pasien
• Nama Ortu anak-anak/nama suami pasien
• Alamat lengkap: RT/RW, HP/no telpon dll
• Status pasien : menentukan penagihan

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 41


8. SCREENING RESEP
• Administration Error
• Pharmaceutical Error
• Clinical error
9.ETIKET
• Cek ulang penulisan di etiket, cek terhadap resep, cek terhadap obat (segitiga
emas)

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 42


10. PENYIAPAN OBAT
• Lama penyiapan menentukan terjadinya medication error (waktu
cepat kemungkinan medication error makin besar)
• Tempat kerja
• Tata cara kerja , racikan dll
• Segitiga emas: Resep-etiket-obat

11.PEMANGGILAN PASIEN
• Panggil sesuai resep (2 nama)
• Cocokkan dengan nomor tunggu

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 43


12. PENYERAHAN OBAT
• Tukar dengan nomor tunggu
• Konfirmasi nama, alamat , kondisi pasien

13. INFORMASI/COUNSELING
• 3 Prime Questions
• Adherence
• Perbaiki komunikasi dengan pasien
• Dokumentasi counseling

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 44


PERAN FARMASIS?

PHARMACEUTICAL CARE
• BANGUN SISTEM
• Review resep
• Administration error
• Pharmaceutical Error
• Clinical error
• Counseling:
• Compliance
• Adherence
• Monitoring

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 45


Kejelasan tulisan

Administrativ Errors/ Kelengkapan resep

Prescribing Errors
Keaslian resep

Kejelasan instruksi

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 46


• Asal pasien
• Jenis kelamin
Administrative • Umur
Error • Berat
• Nama
• No registrasi
• Diagnosa
• Nama dokter, tanda tangan
• Jenis obat

47
AOTEKER UHAMKA JAKARTA
PHARMACEUTICAL ERRORS

Dosis

Bentuk sediaan
Kesesuaian
ketersediaan Cara pemberian

Stabilitas

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 48


• Apakah bentuk sediaan sesuai dengan yang
tersedia?
• Apakah ada bentuk sediaan yang lebih
Pharmaceutical sesuai?
Error • Apakah dosis obat sesuai dengan
ketersediaan?
• Apakah harus disiapkan secara khusus ?
• Bila ada, harus dijamin stabilitasnya
• Tentukan jumlah obat dan kapan daluwarsa
• Apakah ada instruksi pemakaian yang harus
disampaikan?
49
AOTEKER UHAMKA JAKARTA
Alergi

Adverse drug
reaction
Drug - disease
CLINICAL Interactions
ERRORS Drug - drug

Lama terapi
Kesesuaian
Dosis

Cr pemberian

Jumlah obat

Dll
Hk 2003

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 50


QUALITY CONTROL PERESEPAN
(Penanganan Koreksi Resep)

Pelayanan
Resep
PEMERIKSAAN PERTAMA OLEH PENYERAHAN OBAT KE PASIEN
R/ APOTEKER ‘FRONT’

R/

PEMERIKSAAN KEDUA OLEH


APOTEKER ‘BACK’

BETUL R/ SALAH

R/ R/ Menyusul
ke alamat
Pasien
ARSIP DISKUSI ANTAR KONSULTASI KONFIRMASI
RESEP APOTEKER DOKTER PETUGAS

R/
KOREKSI RESEP

AOTEKER UHAMKA JAKARTA 51


• Berapa banyak yang ditimbang
Teknik • Pilih timbangan yang tepat

Penimbangan • Jenis timbangan


• Tempat
• Posisi
• Kapasitas
• Kepekaan
Neraca/Timbangan Obat
Jenis :
1. Timbangan gram kasar; daya beban 250-1000 g, kepekaan 200 mg.
2. Timbangan gram halus; daya beban 100-200 gram, kepekaan 50 mg.
3. Timbangan milligram; daya beban 10-50 gram, kepekaan 5 mg
Daya beban adalah bobot maks yg boleh ditimbang
Kepekaan adalah tambahan bobot maks yg diperlukan pada salah satu
pinggan timbangan, setelah keduanya diisi muatan maks,
menyebabkan ayunan jarum timbangan tidak kurang 2 mm tiap dm
panjang jarum.
Timbangan di apotek

1.  Sebelum timbangan obat dipakai, periksa dulu apakah letaknya sudah tepat, dengan cara:
a. Meja timbangan harus datar, dilihat dari waterpass/batu duga. cara: dengan mengatur skrup di kiri kanan
meja timbangan.
b. lengan timbangan harus datar. cara : lihat jarum timbangan yang letaknya tepat ditengah skala.
c. Piring timbangan beratnya harus seimbang. Cara: dengan mengatur skrup lawan.

2. Timbangan mg digunakan untuk menimbang bahan obat yang beratnya kurang dari 1 gram.
3. Waktu akan menimbang, di atas kedua pinggan timbangan selalu diletakkan kertas (perkamen) sebagai alas.
4. Anak timbangan terletak sebelah kiri dan bahan obat yang ditimbang terletak sebelah kanan.
5. Bahan2 yg berbentuk kristal dan higroskopis ditimbang di atas arloji. Mis : fenol kristal, calcii bromidum,dll
6. Bahan2 lembek/semi padat, ditimbang di atas perkamen, mis: vaselin, adeps.
7. Bahan2 cair : ditimbang di atas cawan penguap atau erlenmeyer, mis: tingtur, ekstrak cair.
8. Bahan2 yang mudah menguap, ditimbang di dalam tempat tertutup. Mis: amoniak, asam asetat, HCl pekat dll.
9. Bahan-bahan yg mudah rusak oleh zat organik, ditimbang di atas gelas arloji dengan menggunakan sendok porselen,
mis: K permanganat, iodium, argenti nitras dll.
10. Bahan2 yg mempunyai bau keras, ditimbang di atas gelas arloji dengan menggunakan sendok porselen. Mis:
camphora, menthol, thymol, naphtol dll.
11. Ekstrak kental (spissum), ditimbang di atas kertas perkamen yang telah dioleskan parrafin cair. Mis: eks belladonae,
ichthyolum dll.
12. Pengenceran, dilakukan jika menimbang bahan obat dalam jumlah kecil (kurang dari 50 mg), dengan cara diencerkan
menggunakan zat tambahan yang cocok.
nah, bobot bahan obat yang dapat ditimbang, tergantung dari kepekaan timbangan 1:10 , 1:100 , 1:1000 dan seterusnya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan dalam perhitungan. Jika pengenceran 1: 10 itu artinya adalah perbandingan
bahan obat yang akan ditimbang dengan bahan pengencer 1: 10
• Setiap timbangan ada jumlah minimal boleh
ditimbang
Berat minimal • Perhatikan jumlah yang akan ditimbang
• Berapa minimal boleh ditimbang
• Jika kurang dari bobot minimal encerkan
• Aturan umum pengenceran atau aturan perbandingan obat dan
pengencer :
• Jika berat obat dalam resep 10-50 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:10, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien 450
mg, total 500 mg
• Jika berat obat dalam resep 1-10 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:50, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien
pengencer 2450 mg, total 2500 mg.
• Jika berat obat dalam resep 0,1-1 mg maka dilakukan pengenceran
bertingkat (dua kali pengenceran)
. Metode pengenceran/pemicikan sediaan padat

•Ketentuan batas penimbangan terendah adalah 50 mg


•Timbang obat yang akan diencerkan sebesar 50 mg
•tambahkan sacharum lactis (SL) (tergantung perbandingan pengenceran obat),
misalnya 1:10 artinya 1 bagian obat (50 mg) diencerkan hingga 10 kalinya menjadi (500 mg)
berarti jumlah sacharum lactis (SL) 9 bagian yang harus ditimbang 500 mg - 50 mg = 450 mg atau
dengan cara perhitungan 9/10 x 500 mg.
•Gerus campuran SL dan Obat sampai homogen
A. Rumus Pengenceran obat (pemicikan) rentang 10 mg sampai 50 mg :       

Contoh Pengenceran obat padat : 


Timbang Captopril sebanyak 20 mg maka perhitungan pengencerannya sebagai berikut :

Cara/teknis pengerjaannya : Timbang 50 mg Captopril + Sacharus Lactis 450 mg,


gerus hingga homogen, lalu ambil hasil pengenceran sebanyak 200 mg
(200 mg mengandung 20 mg Captopril).
• B. Rumus Pengenceran obat (pemicikan) rentang 1 mg sampai 10
mg :

• Contoh Pengenceran obat padat : 


• Timbang CTM sebanyak 5 mg maka perhitungan pengencerannya
sebagai berikut :

• Cara/teknis pengerjaannya : Timbang 50 mg CTM + Sacharus Lactis


2450 mg, gerus hingga homogen, lalu ambil hasil pengenceran
sebanyak 250 mg ( 250 mg mengandung 5 mg CTM).
Bahan obat rentang 0,1 mg-1mg dilakukan
pengenceran bertingkat
• Vit B12 = 100 mikrogram x 10
              = 1000 mikrogram
              = 1 mg

Pengenceran 1(1:10)
Vit B12 =  50
SL         = 450
                ------- +
                 500
HP1 = 1/50 X 500 = 10 mg
dari hasil pengenceran 1 kemudian dilakukan pengenceran kedua

• Pengenceran kedua (1:20)


Vit B12 =   50
SL         = 950
                ------ +
                1000

HP2 = 10/50 x 1000 = 200 mg


Sisa pengenceran 2 = 1000 - 200 = 800 mg  
•  Metode pengenceran sediaan Cair
Timbang bahan obat 50 mg (batas minimum penimbangan)
• larutkan obat dalam pelarut sejumlah tertentu
misalnya bahan obat dilarutkan sampai volume 10 mL
• maka jumlah hasil pengenceran yang digunakan :
(takaran obat dalam resep (mg) / 50 mg) x 10 mL
contoh Pengenceran obat cair :
• Bila dalam resep takaran obat yang harus ditimbang 25 mg, dan dilakukan
pengenceran cair sampai volume 10 mL. maka perhitungan pengenceran
yang diambil :
• (25 mg/50 mg)x 10 mL = 5 mL hasil pengenceran obat yang diambil untuk
membuat sediaan
Perhitungan
dalam
penyiapan • Perhitungan jumlah masing-masing obat
• Perhitungan dalam meracik
resep • Perhitungan dosis
Langkah- • Baca resep
langkah • Telaah resep
penyiapan • Cek ketersediaan obat
resep • Ambil obat, siapkan, racik
• Beri label
• Serahkan obat
• Dosis
• Macam-macam dosis

Perhitungan • Perhitungan dosis


• bayi,
Dosis: • anak-anak,
• remaja, dan
• Dewasa
• Geriatri
• Kondisi khusus
Dosis Takaran obat dalam jumlah tertentu mengacu
pada terapeutik
Macam-macam • Dosis terapeutik/lazim
Dosis • Dosis efektif minimal
• Dosis toksik minimal
• Dosis letal
• Dosis harus tepat untuk efek terapi
Perlunya • Dosis kurang tidak ada efek, berakibat
resisten untuk antibiotik
menghitung • Dosis berlebih toksik: efek samping, efek
dosis letal

Ingat: obat adalah racun, oleh karenanya


harus diberikan sesuai dosis agar
efektif sebagai obat
Pemberian • Berat badan
dosis obat • Luas permukaan tubuh

tergantung • Usia
• Keadaan patologis tubuh (hati dan ginjal)
pada • Rute
• Ras
• Jenis kelamin
Satuan/metrik
• Berat  gram (g)
• Volume  liter (L)
• Satuan semakin kecil (kelipatan 1/1000): Dipakai dalam perhitungan dosis
• g-mg-mcg-ng-pg obat
• L-mL-mcL-nL-pL
• Satuan semakin besar (kelipatan X 1000): Tidak dipakai dalam perhitungan
• Kilo-Mega-Giga-Tera dosis obat
Perhitungan • Rumus umum perhitungan •Contoh:
dosis:
• D/H = A/V  A = D/H X V •Diminta dosis sebesar 125 mg
•Tablet tersedia 500 mg dengan
bobot 800 mg
•Keterangan: •Berapa banyak tablet diambil?

• D = Dosis dikehendaki
•A = 125/500 X 800
• H = Dosis yang ada • = 200  ¼ tablet
• A = Jumlah yang
dikehendaki •HITUNG!
• V = Jumlah yang tersedia •Diminta memberikan 1,25 mg
sekali minum dari sirup dengan
kadar 0,25 mg/mL volume 60 mL.
Berapa mL sekali minum?
Dosis
• Perhitungan dosis: •LPT
• Berat Badan (BB) •Metode dianggap lebih tepat

individual
•Pada Nomogram menghubungkan garis
•Contoh
dari titik berat badan ke tinggi badan
•Berdasarkan resep dokter: Ceftriaxone diperoleh LPT
injeksi, dosis 75mg/kg/hari diberikan 2 kali
sehari i.v. Pada label obat: Ceftriaxone
serbuk kering, dicampur dengan aqua pro •Contoh
injeksi akan menghasilkan 1 g/10mL. Pasien •Dosis 100 mg/m2/hari
adalah anak BB 10kg. Berapa mL obat yang •BB 71, TB 180 cm
harus disuntikkan?
•Sediaan obat 200 mg dalam 10 mL
•Jawab:
•Berapa mL obat diberikan?
• 75mg/kg/hari BB 10 Kg  750 mg : 2
= 375 mg
• Dari Nomogram diperoleh 1,97 m2,
• Volume disuntikkan: 375/1000 X 10 = maka per hari diberi obat 197 mg
3,75 mL • Volumenya 197/200 X 10 mL = 9,85
mL
• Fried: umur < 1 th rumusnya: (Usia (bl)/100) X Dosis Dewasa
• Young: umur 2-12 rumusnya: (Usia (th)/12+usia anak) X Dosis
Perhitungan Dewasa

dosis anak
• Clark: BB/100 X Dosis Dewasa

Contoh:

Tersedia tablet Paracetamol dengan berat 750 mg, dosis 500 mg


Pasien 3 tahun. Berapa banyak tablet diambil?

Jawab:
3/15 X 500 = 100 mg  1/5 Tablet = 1/5 X 750 = 150 mg
• Geriatri
Dosis kondisi  Usia di atas 60 tahun
khusus • Kondisi ginjal rusak,
• Kondisi hepar rusak
• Kondisi pendarahan
 disesuaikan tingkat
kerusakan
Praktek
Pelayanan • Skrining resep
• Perhitungan dosis dan penimbangan
Resep • Peracikan obat
• Penyerahan obat dengan konseling
Isi Laporan

• Cover: Judul, Nama dan NIM anggota kelompok


• Isi: Foto Resepnya, Tulis ulang resepnya, Uraikan/Narasikan resepnya b. Latin tulis artinya
• Lakukan skrining administratif
• Tulis nama obat yang diminta, uraikan masing-masing indikasinya efek sampingnya, mekanisme kerjanya
• Tulis dosisnya, hitung dosis berdasarkan resepnya
• Tuliskan cara menimbang (kalau harus ditimbang) dan cara meraciknya
• Buat etiketnya
• Buat copy resepnya
• Tulis informasi/konselingnya
• Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai