Terapan
1 SKS
50 Menit
• TATA TERTIB PERKULIAHAN
• KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN OLU
KONTRAK • HADIR MINIMAL 75%
• TERLAMBAT MAKSIMAL 10 MENIT
PERKULIA • PENILAIAN
HAN • AKT 10%, TGS 20, UTS 30, UAS 40
• CURANG NILAI NOL UTS ATAU UAS ATAU
NILAI AKHIR E
• Mampu bertindak secara bertanggung
jawab sesuai ketentuan perundang-
Capaian undangan, norma dan etika kefarmasian
• Mampu melakukan pelayanan sediaan
pembelajara farmasi dan alat kesehatan sesuai prosedur.
1. Mampu memahami tahapan
n lulusan pengobatan yang rasional
2. Mampu menyiapkan resep secara
menyeluruh
• Pengertian Farmasi, fungsi tenaga teknis
farmasi
• Tahapan pengobatan yang rasional,
pengertian resep dan peresepan
• Penggolongan Obat
Materi • Penandaan
• Nomor Registrasi
• Definisi medication error, berbagai tipe dan
penyebab ME
• Tahapan kritis penyiapan Resep
• Solusi masalah dispensing error
• Teknik Penimbangan dan berat minimal
yang diijinkan
• Review perhitungan dalam penyiapan
resep
• Langkah –langkah penyiapan resep
• Perhitungan Dosis:
• Cara-cara perhitungan dosis bayi, anak-
anak dan remaja, serta dewasa
• Cara-cara perhitungan dosis
Praktikum pelayanan
resep mencakup
UAS
problem administrasi
farmasetik dan klinis
Pengertian
Farmasi
Apa yang dimaksud dengan FARMASI?
definisi
• Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat)
merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari
ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan
efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi
termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat,
serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien
(patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan
penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat.
• Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi.
Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta
seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri
obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan.
• Produksi
• Industri obat
Ruang • Industri obat tradisional
• Industri Kosmetika
Narkotik
BERDASARKAN KEAMANAN
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan
dapat dibeli tanpa resep dokter.
Umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat
gosok, beberapa analgetika antipiretik dan beberapa
antasida. Contoh : Parasetamol.
Obat golongan ini dapat dibeli bebas di apotek, toko obat,
toko kelontong warung dan sebagainya.
BERDASARKAN KEAMANAN
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter,
dan disertai dengan tanda peringatan.
Obat yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain obat batuk,
obat influenza, obat analgetik antipretik, beberapa suplemen vitamin
dan mineral, obat antiseptika, serta obat tetes mata untuk iritasi
ringan. Contoh : CTM.
Obat golongan ini hanya dapat dibeli di apotek dan toko obat berijin.
BERDASARKAN KEAMANAN
3. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek
dengan resep dokter.
Golongan obat antara lain obat jantung, obat hipertensi,
antidiabetes, hormon, antibiotika dan beberapa obat
ulkus lambung. Contoh : Metformin, Amoxicillin, dll
Obat golongan ini hanya dapat dibeli di apotek dengan
resep dokter.
BERDASARKAN KEAMANAN
Obat Psikotropik
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku
Obat golongan ini hanya dapat dibeli di apotek dengan
resep dokter
BERDASARKAN KEAMANAN
Obat Psikotropik
Penggolongan Psikotropik
• Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : lisergida, brolamfetamin,
dan sebagainya.
• Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu penge-tahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : amfetamin,
metamfetamin, deksamfetamin dan sebagainya.
• Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : amobarbital,
pentobarbital, siklobarbital, dan sebagainya.
• Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
alprazolam, diazepam, fenobarbital, klobazam, dan sebagainya.
BERDASARKAN KEAMANAN
4. Obat Narkotik
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
Obat golongan narkotika hanya diperoleh di apotek dengan
resep dokter/asli (tidak dapat menggunakan copy resep)
Jamu
Fitofarmaka
Cari…
• Cara registrasi
• Kode registrasi
Registrasi
• cari aturannya di web BPOM
Medication Error
• Apa, di mana, kapan, mengapa,
bagaimana
MEDICATION
ERROR Peran Farmasis dalam
mencegah Medication Error
PFT
. DOKTER
KOMITE MEDIS FARMASIS .
AKREDITASI Ttndkan
obat FORMULARIUM
DEPKES
Pasien
PRWT
MESO
BPOM
PATIENT SAFETY
AOTEKER UHAMKA JAKARTA 30
• Microsystem (Ujung Tombak
Pasien)
• Macrosystem (Rumah sakit)
• Megasystem (Nasional)
OPEN
SYSTEM
Microsystem dipengaruhi bahkan
tergantung kepada sistem yang lebih
besar
Distribusi 4.Penyimpanan
8.Screening
di R.Racik
resep
1.PABRIK:
• inventarisasi obat-obat dengan nama mirip & kemasan
mirip beri warning.
• Ada tulisan yang tidak jelas di kemasan untuk doses
yang berbeda
2. PENERIMAAN OBAT:
• pencatatan no batch & ED dll
3. PENYIMPANAN di GUDANG:
• beri warning kemasan mirip.
11.PEMANGGILAN PASIEN
• Panggil sesuai resep (2 nama)
• Cocokkan dengan nomor tunggu
13. INFORMASI/COUNSELING
• 3 Prime Questions
• Adherence
• Perbaiki komunikasi dengan pasien
• Dokumentasi counseling
PHARMACEUTICAL CARE
• BANGUN SISTEM
• Review resep
• Administration error
• Pharmaceutical Error
• Clinical error
• Counseling:
• Compliance
• Adherence
• Monitoring
Prescribing Errors
Keaslian resep
Kejelasan instruksi
47
AOTEKER UHAMKA JAKARTA
PHARMACEUTICAL ERRORS
Dosis
Bentuk sediaan
Kesesuaian
ketersediaan Cara pemberian
Stabilitas
Adverse drug
reaction
Drug - disease
CLINICAL Interactions
ERRORS Drug - drug
Lama terapi
Kesesuaian
Dosis
Cr pemberian
Jumlah obat
Dll
Hk 2003
Pelayanan
Resep
PEMERIKSAAN PERTAMA OLEH PENYERAHAN OBAT KE PASIEN
R/ APOTEKER ‘FRONT’
R/
BETUL R/ SALAH
R/ R/ Menyusul
ke alamat
Pasien
ARSIP DISKUSI ANTAR KONSULTASI KONFIRMASI
RESEP APOTEKER DOKTER PETUGAS
R/
KOREKSI RESEP
1. Sebelum timbangan obat dipakai, periksa dulu apakah letaknya sudah tepat, dengan cara:
a. Meja timbangan harus datar, dilihat dari waterpass/batu duga. cara: dengan mengatur skrup di kiri kanan
meja timbangan.
b. lengan timbangan harus datar. cara : lihat jarum timbangan yang letaknya tepat ditengah skala.
c. Piring timbangan beratnya harus seimbang. Cara: dengan mengatur skrup lawan.
2. Timbangan mg digunakan untuk menimbang bahan obat yang beratnya kurang dari 1 gram.
3. Waktu akan menimbang, di atas kedua pinggan timbangan selalu diletakkan kertas (perkamen) sebagai alas.
4. Anak timbangan terletak sebelah kiri dan bahan obat yang ditimbang terletak sebelah kanan.
5. Bahan2 yg berbentuk kristal dan higroskopis ditimbang di atas arloji. Mis : fenol kristal, calcii bromidum,dll
6. Bahan2 lembek/semi padat, ditimbang di atas perkamen, mis: vaselin, adeps.
7. Bahan2 cair : ditimbang di atas cawan penguap atau erlenmeyer, mis: tingtur, ekstrak cair.
8. Bahan2 yang mudah menguap, ditimbang di dalam tempat tertutup. Mis: amoniak, asam asetat, HCl pekat dll.
9. Bahan-bahan yg mudah rusak oleh zat organik, ditimbang di atas gelas arloji dengan menggunakan sendok porselen,
mis: K permanganat, iodium, argenti nitras dll.
10. Bahan2 yg mempunyai bau keras, ditimbang di atas gelas arloji dengan menggunakan sendok porselen. Mis:
camphora, menthol, thymol, naphtol dll.
11. Ekstrak kental (spissum), ditimbang di atas kertas perkamen yang telah dioleskan parrafin cair. Mis: eks belladonae,
ichthyolum dll.
12. Pengenceran, dilakukan jika menimbang bahan obat dalam jumlah kecil (kurang dari 50 mg), dengan cara diencerkan
menggunakan zat tambahan yang cocok.
nah, bobot bahan obat yang dapat ditimbang, tergantung dari kepekaan timbangan 1:10 , 1:100 , 1:1000 dan seterusnya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan dalam perhitungan. Jika pengenceran 1: 10 itu artinya adalah perbandingan
bahan obat yang akan ditimbang dengan bahan pengencer 1: 10
• Setiap timbangan ada jumlah minimal boleh
ditimbang
Berat minimal • Perhatikan jumlah yang akan ditimbang
• Berapa minimal boleh ditimbang
• Jika kurang dari bobot minimal encerkan
• Aturan umum pengenceran atau aturan perbandingan obat dan
pengencer :
• Jika berat obat dalam resep 10-50 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:10, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien 450
mg, total 500 mg
• Jika berat obat dalam resep 1-10 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:50, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien
pengencer 2450 mg, total 2500 mg.
• Jika berat obat dalam resep 0,1-1 mg maka dilakukan pengenceran
bertingkat (dua kali pengenceran)
. Metode pengenceran/pemicikan sediaan padat
Pengenceran 1(1:10)
Vit B12 = 50
SL = 450
------- +
500
HP1 = 1/50 X 500 = 10 mg
dari hasil pengenceran 1 kemudian dilakukan pengenceran kedua
tergantung • Usia
• Keadaan patologis tubuh (hati dan ginjal)
pada • Rute
• Ras
• Jenis kelamin
Satuan/metrik
• Berat gram (g)
• Volume liter (L)
• Satuan semakin kecil (kelipatan 1/1000): Dipakai dalam perhitungan dosis
• g-mg-mcg-ng-pg obat
• L-mL-mcL-nL-pL
• Satuan semakin besar (kelipatan X 1000): Tidak dipakai dalam perhitungan
• Kilo-Mega-Giga-Tera dosis obat
Perhitungan • Rumus umum perhitungan •Contoh:
dosis:
• D/H = A/V A = D/H X V •Diminta dosis sebesar 125 mg
•Tablet tersedia 500 mg dengan
bobot 800 mg
•Keterangan: •Berapa banyak tablet diambil?
• D = Dosis dikehendaki
•A = 125/500 X 800
• H = Dosis yang ada • = 200 ¼ tablet
• A = Jumlah yang
dikehendaki •HITUNG!
• V = Jumlah yang tersedia •Diminta memberikan 1,25 mg
sekali minum dari sirup dengan
kadar 0,25 mg/mL volume 60 mL.
Berapa mL sekali minum?
Dosis
• Perhitungan dosis: •LPT
• Berat Badan (BB) •Metode dianggap lebih tepat
individual
•Pada Nomogram menghubungkan garis
•Contoh
dari titik berat badan ke tinggi badan
•Berdasarkan resep dokter: Ceftriaxone diperoleh LPT
injeksi, dosis 75mg/kg/hari diberikan 2 kali
sehari i.v. Pada label obat: Ceftriaxone
serbuk kering, dicampur dengan aqua pro •Contoh
injeksi akan menghasilkan 1 g/10mL. Pasien •Dosis 100 mg/m2/hari
adalah anak BB 10kg. Berapa mL obat yang •BB 71, TB 180 cm
harus disuntikkan?
•Sediaan obat 200 mg dalam 10 mL
•Jawab:
•Berapa mL obat diberikan?
• 75mg/kg/hari BB 10 Kg 750 mg : 2
= 375 mg
• Dari Nomogram diperoleh 1,97 m2,
• Volume disuntikkan: 375/1000 X 10 = maka per hari diberi obat 197 mg
3,75 mL • Volumenya 197/200 X 10 mL = 9,85
mL
• Fried: umur < 1 th rumusnya: (Usia (bl)/100) X Dosis Dewasa
• Young: umur 2-12 rumusnya: (Usia (th)/12+usia anak) X Dosis
Perhitungan Dewasa
dosis anak
• Clark: BB/100 X Dosis Dewasa
Contoh:
Jawab:
3/15 X 500 = 100 mg 1/5 Tablet = 1/5 X 750 = 150 mg
• Geriatri
Dosis kondisi Usia di atas 60 tahun
khusus • Kondisi ginjal rusak,
• Kondisi hepar rusak
• Kondisi pendarahan
disesuaikan tingkat
kerusakan
Praktek
Pelayanan • Skrining resep
• Perhitungan dosis dan penimbangan
Resep • Peracikan obat
• Penyerahan obat dengan konseling
Isi Laporan