Anda di halaman 1dari 165

KONSEP PELAYANAN

FARMASI KLINIK
What is Clinical Pharmacy (Farmasi
Klinik) ?
• Semua kegiatan pelayanan kefarmasian
yang dilakukan oleh Farmasis di RS,
apotek, nursing home, klinik, dan semua
pusat pelayanan kesehatan yang
beriorientasi kepada pasien (patient
oriented)
DEFINISI FARMASI KLINIK
• Menurut Clinical Resource and Audit
Group (1996): A discipline concerned with
the application of pharmaceutical expertise
to help maximise drug efficacy and
minimise drug toxicity in individual patients
DEFINISI FARMASI KLINIK
• Menurut Cipolle,Strand and Morley (1998):
A practice in which the practitioner takes
responsibility for a patient’s drug therapy
needs, and is held accountable for this
commitment
Tujuan Farmasi Klinis
• Memaksimalkan efek terapetik
• Meminimalkan risiko
• Meminimalkan biaya
• Menghormati pilihan pasien
Tujuan Farmasi Klinik
Memaksimalkan efek terapetik
• Efektivitas terapi meliputi:
– Ketepatan indikasi
– Ketepatan pemilihan obat
– Ketepatan pengaturan dosis sesuai dg
kebutuhan & kondisi pasien
– Evaluasi terapi
Tujuan Farmasi Klinik
Meminimalkan risiko

• Memastikan risiko yg sekecil mungkin


bagi pasien
• Meminimalkan masalah
ketidakamanan obat (ESO, interaksi,
kontraindikasi)
Tujuan Farmasi Klinik
Meminimalkan biaya
• Obat terpilih: efektif dlm hal biaya?
• Harga obat terjangkau?
• Jika harga tidak terjangkau, alternatif obat
lain?
Tujuan Farmasi Klinik
Menghormati pilihan pasien
• Keterlibatan pasien dlm proses
pengobatan  menentukan keberhasilan
terapi
• Hak pasien diakui dan diterima semua
pihak
Karakteristik Praktek Farmasi Klinis
• Berorientasi kepada pasien
• Terlibat langsung di ruang perawatan di RS
• Bersifat pasif (dg melakukan intervensi stlh
pengobatan dimulai/ memberikan informasi
kalau diperlukan)
• Bersifat aktif (dg memberi masukan kpd dokter
sblm pengobatan dimulai)
• Bertanggung jawab thd saran/tindakan
• Mitra & pendamping dokter
Kualitas hidup &
Terapi obat Tujuan Mempertahankan
hidup

Kemungkinan tjd
hasil pengobatan tdk spt
yg diharapkan

Drug related
problems
Ketidakberhasilan pengobatan
disebabkan
• Penulisan resep yang kurang tepat
• Penyerahan obat yang tidak tepat
• Perilaku pasien yang tidak mendukung
• Idiosinkrasi pasien
• Pemantauan yang tidak tepat
Manfaat Pelayanan Farmasi
Klinis
• Relasi yg baik dg tim kesehatan
• Menjamin penerapan pengobatan berbasis EBM
• Perbaikan perawatan pasien
• Biaya pengobatan yg efektif
• Memperluas kualitas peresepan
• Menjamin keamanan pemberian obat
• Memperbaiki khasiat & meminimalkan toksisitas
obat
• Meningkatkan kepuasan kerja
Dasar hukum
• Peraturan Menteri Kesehatan No 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit
Jangkauan pelayanan farmasi klinis
1. Pengkajian dan pelayanan resep
2. Penelusuran riwayat penggunaan
obat
3. Rekonsiliasi obat
4. Pelayanan Informasi Obat
5. Konseling
6. Visite
LANJUTAN
7.Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8.Monitoring efek samping obat
9.Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
10.Dispensing Sediaan Steril
11.Pemantauan Kadar Obat dalam Darah
(PKOD)
12. Pelayanan Kefarmasian di rumah
(Home Care)
1. PENGKAJIAN & PELAYANAN
RESEP
19
TIPE ERROR
• Prescribing error
– Tulisan tidak jelas
– Salah nama obat
– Salah bentuk sediaan
– Salah dosis/ kekuatan
– Salah durasi
– Salah frekuensi
– Salah rute
– Salah singkatan
– Instruksi tidak jelas
– Salah pasien
– Duplikasi
lanjutan
• Dispensing error
– Salah obat
– Salah bentuk sediaan
– Salah dosis/ kekuatan
– Salah jumlah obat
– Salah pasien
– Salah etiket
– Double dispensing
– Obat terlupa diberikan
– Obat expired
– Kegagalan mengidentifikasi interaksi obat & kontraindikasi
11/15/23 28
lanjutan
• Administration error
– Salah obat
– Salah bentuk sediaan
– Salah dosis
– Salah pasien
– Salah rute
– Salah waktu pemberian
– Duplikasi pemakaian
– Obat terlupa tdk digunakan
Pelayanan Resep
Pengkajian Resep
• Apoteker harus melakukan pengkajian
resep sesuai persyaratan:
– Administrasi (boleh dilakukan oleh TTK)
– Farmasetik (boleh dilakukan oleh TTK)
– Klinis
Aspek Administratif

• Kejelasan tulisan
• Kelengkapan resep
• Keaslian resep
• Kejelasan instruksi

Jika ada masalah, Bgmn pengatasannya?


Hal-hal yg harus dicek:
1. Nama dokter 10. Nama Pasien
2. SIP dokter 11. Jenis Kelamin
3. Alamat dokter 12. Umur pasien
4. Nomer telepon
13. Berat badan
5. Tempat & tgl penulisan
resep 14. Alamat pasien
6. Tanda resep di awal 15. Aturan pakai obat
penulisan resep (R/)
16. Iter/tanda lain
7. Nama obat
17. Tanda tangan/
8. Kekuatan obat
paraf dokter
9. Jumlah obat
Formulir
Resep
Lakukan skrining pada
resep berikut ini!
Aspek Farmasetik
• Kesesuaian resep dg ketersediaan di
pasaran meliputi:
– Dosis/ strength
– Bentuk sediaan
– Cara pemberian
• Stabilitas
• Inkompatibilitas
contoh
• Sediaan XL, SR diracik
• Tablet Amoxiclav diracik
• Tablet isoprinosin diracik
• Topikal: gel dicampur ointment
Aspek Klinis
• Alergi
• Adverse Drug reaction
• Interaksi obat
• Kontraindikasi
• Kesesuaian:
– Indikasi
– Dosis
– Lama terapi
– Cara pemberian
– Jumlah obat
– Aturan pakai
2. Penelusuran riwayat
penggunaan obat
Definisi
• Proses untuk mendapatkan informasi ttg
seluruh obat/sediaan farmasi lain (resep & non
resep) yg pernah dan sedang digunakan.
• Sumber informasi:
– Wawancara: pasien, keluarga
– Data rekam medic/pencatatan penggunaan obat
pasien
– Data pengambilan obat di IFRS
– Obat yg dibawa pasien
Tujuan
• Mendeteksi adanya diskrepansi
(perbedaan) shg dpt mencegah duplikasi
atau omission
• Mendeteksi riwayat alergi
• Mencegah interaksi
• Mendeteksi ketidak patuhan
• Mendeteksi medication error: penyimp
obat yg tdk benar, salah minum
Informasi yang harus diperoleh:
• Nama obat (termasuk obat non resep),
dosis, bentuk sediaan, frekuensi
penggunaan, indikasi dan lama
penggunaan obat
• Reaksi obat yang tidak dikehendaki
(termasuk riwayat alergi)
• Kepatuhan thdp penggunaan obat
3.REKONSILIASI OBAT
DEFINISI
• Proses membandingkan resep/ instruksi
pengobatan sebelum masuk RS dengan
resep/instruksi pengobatan ketika admisi,
transfer dan discharge shg dpt mengidentifikasi
adanya diskrepansi
• Manfaat:
– Mencegah terjadinya medication error spt:
• Obat tidak diberikan
• Duplikasi
• Kesalahan dosis
• Interaksi Obat
• Medication error rentan tjd pd:
pemindahan pasien dari satu RS ke RS
lain, antar ruang perawatan, pasien yg
keluar RS ke layanan kesehatan primer
atau sebaliknya
Pelaksanaan Rekonsiliasi Obat
• Saat Admisi
• Saat Transfer/Pindah ruang rawat
• Saat akan dipulangkan (discharge)
Tujuan Rekonsiliasi Obat
• Memastikan informasi yg akurat ttg obat yg
digunakan pasien
• Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tdk
terdokumentasinya instruksi dokter
• Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tdk
terbacanya instruksi dokter
• Mencegah kesalahan penggunaan obat
(omission, duplikasi, salah obat, slah dosis,
interaksi obat)
• Menjamin penggunaan obat yg aman & efektif
Tahap Rekonsiliasi Obat
• Pengumpulan data
• Komparasi
• Konfirmasi ke dokter
• Komunikasi
Tahap 1.Pengumpulan Data
• Mencatat dan memverifikasi obat yg
sedang & akan digunakan pasien meliputi:
• Nama obat,dosis, frekuensi, rute
• Obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan
dan dihentikan
• Riwayat alergi pasien
• Efek samping yg pernah terjadi
lanjutan
• Sumber data:
– Pasien/keluarga pasien
– Daftar obat pasien
– Obat yang ada pada pasien
– Rekam medic
• Data obat yg digunakan tidak lebih dari 3 bulan
sebelumnya
• Obat yg didata:
– Obat dari resep
– Obat bebas termasuk herbal
Tahap 2. Komparasi
• Membandingkan data obat yg pernah,
sedang dan akan digunakan
• Ketidakcocokan (discrepancy):
– Perbedaan di antara data2 tsb
– Ada obat yg hilang, berbeda,ditambahkan
atau diganti tanpa ada penjelasan pd rekam
medis
lanjutan
• Ketidakcocokan:
– Disengaja (intentional) oleh dokter pd saat
menulis resep
– Tidak disengaja (unintentional) dimana dokter
tidak tahu adanya perbedaan pada saat
menuliskan resep
Tahap 3. Konfirmasi
• Jika ada ketidak sesuaian maka
konfirmasi ke dokter
• Dalam waktu < 24 jam
• Hal yang harus dilakukan Apoteker:
– Menent perbedaan tsb disengaja/tidak
– Mendokumentasikan alasan H/T/G
– Memberikan td tangan, tgl, wkt dilakukannya
rekonsiliasi
Tahap 4. Komunikasi
• Komunikasi dg:
– Pasien/keluarga
– Perawat
Ttg perubahan terapi yg terjadi
4.PELAYANAN INFORMASI
OBAT
Definisi
• Kegiatan penyediaan & pemberian informasi,
rekomendasi obat yg independen, akurat, tidak
bias, terkini dan komprehensif
• Diberikan oleh apoteker kepada:
– Dokter
– Apoteker lain
– Perawat
– Tenaga kesehatan lain
– Pasien/ keluarga
– Pihak lain di luar RS
Tujuan PIO
• Menyediakan informasi ttg obat
• Menyediakan informasi utk membuat kebijakan yg
berhub dg Perbekalan Farmasi
• Menunjang pengg obat yg rasional
• Membuat kajian obat scr rutin sbg acuan penyusunan
Formularium RS
• Membuat kajian obat utk uji klinik di RS
• Mendorong pengg obat yg aman dg ESO yg minimal
• Mendorong pengg obat yg efektif
Manfaat PIO
• Promosi/Peningkatan Kesehatan (Promotif):
penyuluhan,CBIA
• Pencegahan peny (Preventif): penyuluhan HIV,
TB, bahaya merokok, bahaya narkotika
• Penyembuhan peny (Kuratif): pemberian
informasi obat, edukasi
• Pemulihan Kesehatan (rehabilitative): rumatan
metadon, program berhenti merokok
PELAKSANAAN PIO
• INFORMAL
– Apt memberikan informasi ttg obat ketika
melakukan kegiatan farmasi klinik missal saat
visite
• FORMAL
– Disiapkan : pengorganisasian & ruangan,
peralatan, sumber informasi/pustaka
Kegiatan PIO
1. Menjawab pertanyaan
2. Menerbitkan buletin, leaflet,poster
3. Menyediakan info utk penyusunan
formularium RS
4. Mengadakan penyuluhan bagi pasien rajal &
ranap
5. Melakukan continuing education utk tenaga
kesehatan
6. Melakukan penelitian
5.KONSELING
DEFINISI
• Aktivitas pemberian nasihat/saran terkait terapi
obat dari apoteker kpd pasien dan/kelg.
• Untuk:
– Pasien rawat jalan
– Pasien rawat inap
– Pasien pulang
• Inisiatif:
– Apoteker
– Rujukan dokter
– Keinginan pasien /keluarganya
TUJUAN
• Meningk kepatuhan pasien
• Mengoptimalkan hasil terapi
• Meminimalkan ROTD
• Meningk keamanan pengg obat (patient
safety)
6.VISITE/ RONDE BANGSAL
DEFINISI
• Kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap
yang dilakukan apoteker secara mandiri
atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
– mengamati kondisi klinis pasien scr langsung
& mengkaji masalah terkait obat
– Memantau terapi obat & ROTD
– Meningk terapi yg rasional
– Menyajikan informasi obat kpd dokter, pasien
serta tenaga kesehatan lain
TUJUAN
• Meningk pemahaman ttg riwayat pengobatan,
kondisi klinik & rencana terapi scr komprehensif
• Menberi informasi ttg farmakologi,
farmakokinetika, bent sed obat, rejimen dosis, &
aspek lain terkait terapi obat pd pasien
• Memberi rekomendasi (pemilihan terapi,
implementasi, monitoring) sblm keputusan terapi
ditetapkan
• Memberi rekomendasi penyelesaian DRPs
SELEKSI PASIEN
• Layanan visite pasien diprioritaskan utk:
– Pasien baru ( dlm 24 jam pertama)
– Pasien dalam perawatan intensif
– Pasien yg menerima lebih dari 5 macam obat
– Pasien yg mengalami penurunan fungsi organ
terutama hati dan ginjal
– Pasien yg hasil pemeriksaan lab mencapai nilai kritis
(critical value) mis: penurunan albumin,
ketidakseimb elektrolit
– Pasien yg mendpt obat dg indeks terapi sempit
PENGUMPULAN INFORMASI
PENGGUNAAN OBAT
• Sumber data:
– Rekam medis
– Wawancara dg pasien/keluarga
– Catatan pemberian obat (perawat)
lanjutan
Informasi meliputi:
• Data pasien: nama,BB, umur, TB
• Keluhan utama:keluhan yg mjd alasan pasien
utk dirawat
• Riwayat penyakit saat ini (history of present
illness): riwayat keluhan berkenaan dg peny yg
diderita saat ini
• Riwayat sosial
• Riwayat penyakit terdahulu: riwayat singkat peny
yg pernah diderita
lanjutan
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat pengg obat: daft obat yg pernah
digun pasien sblm dirawat (tmsk obat
bebas, ob trad, herbal medicine) dan lama
pengg
• Riwayat alergi/ROTD
• Pemeriksaan fisik: tanda vital (suhu, BP,
HR, RR), kajian sist organ
• Hasil lab
• Pemeriks diagnostik: rontgen, USG, CT
Scan
lanjutan
• Masalah medis: gejala & tanda klinis,
diagnosis utama & penyerta
• Catatan pengg obat
• Catatan perkemb pasien: kondisi klinis yg
diamati dari hari ke hari
PELAKSANAAN VISITE
• Mandiri
• Tim: berkolaborasi dg tenaga
kesehatan lain
VISITE MANDIRI
KELEBIHAN KEKURANGAN
•Waktu visite disesuaikan dg •Rekomendasi yg dibuat oleh
jadw kegiatan lain apoteker terkait dg terapi tdk
dpt segera diimplementasikan
sblm bertemu dokter
•Melakukan konseling, •Pemahaman ttg patofisiologi
monitoring respon pasien thdp peny pasien terbatas
terapi
•Dpt djadikan bahan utk
persiapan visite bersama
VISITE BERSAMA/ TIM
KELEBIHAN KEKURANGAN
•Dapat memperoleh informasi •Jadwal visite harus
terkini yg komprehensif menyesuaikan dg jadw tim
•Dpt langs mengkomunikasikan •Waktu pelaksanaan visite
masalah terkait pengg obat & terbatas shg diskusi &
mengimplementasikan penyamp informasi kurang
rekomendasi yg dibuat lengkap
•Sbg fasilitas pembelajaran
PELAKSANAAN VISITE
• Memperkenalkan diri kpd pasien/kelg/TIM
• Mendengarkan respon yg disamp pasien &
identifikasi masalah
– Apt melakukan kajian utk memastikan apakah
keluhan terkait dg pengg obat
– Apt menetapkan masalah (aktual & potensial)
• Memberikan rekomendasi berbasis bukti
berkaitan dg masalah terkait pengg obat
• Memantau implementasi rekomendasi
• Memantau efektifitas & keamanan terkait pengg
obat (Metode SOAP)
lanjutan
• Rekomendasi kepada
– Pasien : cara pakai & hal2 yg hrs diperhatikan
selama pengg obat
– Perawat: jadwal & cara pemberian obat, jenis
pelarut, stabilitas & kompatibilitas obat suntik
– Apt lain: proses penyiapan obat
– Dokter: diskusi pembahasan masalah
keputusan terapi
DOKUMENTASI VISITE
• Tujuan :
– Menjamin akuntabilitas & kredibilitas
– Bahan evaluasi & perbaikan mutu kegiatan
– Bahan pendidikan & penelitian kegiatan
 Sifat: Rahasia
7. PEMANTAUAN TERAPI
OBAT
DEFINISI
• Kegiatan untuk memastikan terapi obat yg
aman, efektif dan rasional bagi pasien
Mengapa perlu Pemantauan Terapi
Obat???
•Polifarmasi
•Reaksi obat merugikan
•Kesalahan obat
•Ketidaktepatan penggunaan obat
•Ketidakpatuhan pasien
•Kontraindikasi dll
 Perlu PTO secara intensif
TUJUAN PTO
• Meningkatkan efektivitas terapi
• Meminimalkan risiko ROTD
• Meminimalkan biaya terapi
• Menghormati pilihan pasien
FUNGSI PTO
a. Mengkaji pilihan obat, dosis, cara
pemberian obat,
b. Mengkaji ada/ tidaknya respon terapi,
ROTD
c. Memberikan rekomendasi penyelesaian
masalah terkait obat (DRP)
d. Memantau efektifitas dan ESO
TAHAPAN PTO
1. Pengumpulan data pasien
2. Identifikasi masalah terkait obat
3. Rekomendasi penyelesaian masalah
terkait obat & mengkomunikasikan
temuan/rekomendasi kpd dokter
4. Pemantauan
5. Tindak lanjut
Pemantauan terapi obat

Proses yg terus menerus

SDM Farmasi yg terbatas

Seleksi Pasien yg berisiko tinggi


mengalami maslah terapi atau penyakit
yg disebabkan oleh obat
Seleksi Pasien utk PTO
• Seleksi pasien berdasarkan kondisi pasien
• Seleksi pasien berdasarkan terapi obat
• Seleksi pasien berdasar kompleksitas
regimen
Seleksi pasien berdasarkan kondisi
pasien
• Pasien dg multi penyakit, berisiko tinggi
mengalami maslah terkait obat, multi terapi
• Pasien kanker yg menerima sitostatika
• Pasien dg gang fungsi organ: hati & ginjal
Pasien geriatric & pediatric
• Pasien hamil & menyusui
• Pasien dg perawtan intensif
Seleksi pasien berdasarkan terapi
obat
• Pasien yg menerima obat dg risiko tinggi :
– Obat dg indeks terapi sempit: digoksin, fenitoin
– Obat nefrotoksik (gentamisin), hepatotoksik (OAT)
– Sitostatika (MTX)
– Antikoagulan (warfarin, heparin)
– Obat yg sering menimb ROTD (metoklopramid,
NSAID)
– Obat kardiovaskuler (nitrogliserin)
Seleksi pasien berdasar
kompleksitas regimen
• Polifarmasi
• Variasi rute pemberian
• Variasi aturan pakai
• Cara pemberian khusus (inhalasi)
Monitoring Terapi Obat
• Menjadi tanggung jawab farmasis krn:
– Terkait pencapaian outcome
– Identifikasi DRP
• Monitoring terapi obat sering
DISALAHARTIKAN dg pemantauan kondisi
penyakit
• Monitoring oleh farmasis berdasarkan terapi
obat yg diberikan
– Pelaksanaanya: farmasis memantau (mengamati,
mencatat) data, kondisi klinis yg terkait dg obat
saja
CARA MONITORING TERAPI OBAT

• Pengamatan kondisi klinik pasien


• Pengamatan tanda vital
• Pengamatan hasil pemeriksaan lab
• Pengamatan kadar obat dalam
plasma
Pengamatan Kondisi Klinik Pasien
• Kondisi Klinik, contoh:
– Keadaan umum
– Penampilan pasien
– Kondisi luka
– Tingkat kesadaran, kemampuan komunikasi
• Cara:
– Observasi pasien scr langsung
– Interview pasien/keluarga
• Misal:
– Semula: rasa sakit :+++
– Setelah minum asam mefenamat: rasa sakit:+
Pengamatan Tanda Vital
• Tanda Vital:
– Temperatur,nadi, tekanan darah, BB, volume
urin
• Cara:
– Mencatat hasil observasi yg dilakukan
perawat
Pengamatan Hasil Pemeriksaan Lab

• Cara:
– Mencatat parameter lab terkait terapi obat
• Jika ada parameter lab yg blm dilakukan,
farmasis dpt mengajukan kpd dokter dg
menyebutkan tujuan pemeriksaan
– Contoh:
• Pasien diberi obat captopril, efek samping:
hiperkalemi. Usulkan utk pemeriksaan kadar
kalium dlm darah
Pengamatan Kadar Obat dalam plasma

• Dilakukan untuk obat dg indeks terapi


sempit
• Contoh: aminoglikosida, digoksin, fenitoin,
teofilin
Parameter monitoring
• Dipengaruhi oleh tujuan terapi
• Obat sama bila tujuan penggunaan
berbeda maka parameter monitoring
berbeda
• Contoh:
– Furosemid
• Sbg antihipertensi → parameter yg dipantau
adlh tekanan darah
• Utk terapi ascites → parameter yg dipantau:
penurunan lingkar perut, BB
Cakupan Monitoring
• Monitoring efektivitas terapi
• Monitoring Farmakokinetika Klinik
• Monitoring Adverse Drug Reaction
• Monitoring toksisitas
1. Monitoring Efektivitas Terapi
• Efektivitas terapi dinilai berdasar tercapai-
tidaknya tujuan terapi
• Contoh:
– Antibiotika utk terapi infeksi: monitoring
meliputi:
• Kondisi klinik: penampilan pasien, nafsu makan,
demam
• Tanda vital: suhu, nadi, kec pernafasan
• Parameter lab: angka leukosit, LED (utk infeksi
kronik)
Parameter Monitoring
Nama Obat Kondisi Klinik Tanda Parameter Lab
Vital
Antibiotika Nafsu makan, demam, Temperatur Leukosit, LED
KU , nadi,RR
Anti Mual-muntah, 3P pd - Gula darah puasa
diabetes hiperglikemi, tingkat (GDP), Gula darah 2
kesadaran (pd koma jam PP, gula darah
hipoglikemia sewaktu
(GDS)
Anti Pusing, nyeri kepala TD -
hipertensi
Preparat - - Cholesterol tota,l
statin LDL-Cholesterol, HDL
Cholesterol
Preparat - - trigliserida
fibrat
2. Monitoring Farmakokinetika Klinik

• = TDM (Therapeutic Drug Monitoring)


• Pemantauan kadar obat dlm plasma
terkait penilaian efektivitas terapi, ESO
dan toksisitas
• Utk obat dg indeks terapi sempit:
– Digoksin, Fenitoin, carbamazepin, asam
valproat, antibiotika gol aminoglikosida,
amfoterisin dll
2. Monitoring Farmakokinetika Klinik

• Direkomendasikan utk pasien:


– Menunj respon yg tdk lazimm
– Adanya dugaan ESO/toksisitas
– Respon obatnya minimal pdhal sdh mendpt
dosis maksimal
• Peran farmasis dlm TDM:
– Menetapkan jadwal sampling
– Interpretasi data hasil pengukuran
– Merekomendasikan penyesuaian dosis
3. Monitoring Adverse Drug
Reaction
• Meliputi
A. Monitoring Efek samping obat (ESO)
B. Monitoring Interaksi Obat
3.A. Monitoring ESO
• Tugas farmasis:
– Mengidentifikasi ESO potensial yg akan
terjadi shg dpt dicegah sblm terjadi
→ penting mengetahui tanda & gejala ESO
• TIPS:
– ESO tdk perlu disamp kpd pasien bila akan
berakibat penurunan kepatuhan kec bila
berakibat fatal & pasti akan terjadi
Parameter Monitoring ESO
Nama Obat Kondisi Klinik Tanda Vital Parameter Lab
Penicillin, Tanda alergi (rash, Suhu Eosinofil
sefalosporin urtikaria, pruritus)
Captopril Batuk kering, rash, - Kreatinin,
pruritus BUN,Bilirubin, K
Beta blocker Persisten bradikardi, nadi -
dizziness, cold
extremitas
Ca antagonis Pusing, oedema - -
perifer, flushing,
palpitasi (nifedipin)
Diuretik pd Hiperurisemia, blurred TD Asam urat, gula
GGA vision, tinnitus acak
3.B. Monitoring Interaksi Obat
• Interaksi obat dikenali stlh muncul gejala &
tanda
• Utk dpt mencegah interaksi obat terjadi
perlu:
– Mengenali tanda-tanda
– Waspada thdp “ Clinically Significant Drug
Interaction”
Manifestasi Interaksi Obat yg Signifikan
Secara Klinik
Nama Obat Manifestasi Klinik Saran
Eritromisin-Teofilin Meningk kadar Hindari pemberian
teofilin shg kec dilakukan TDM
waspada toksisitas pd teofilin
teofilin
Fenitoin- Meningk kadar Waspada toksisitas
karbamazepin fenitoin fenitoin, lakukan TDM
Warfarin- ketoconazole Meningk kadar Waspadai bleeding,
warfarin monitor ketat INR
(antikoagulan)
Insulin-furosemid Meningk kadar Naikkan dosis insulin
gula darah
Teofilin-simetidin Meningk kadar Waspada toksisitas
teofilin teofilin, lakukan TDM
4.Monitoring Toksisitas
• Toksisitas obat terjadi krn:
– Dosis yg berlebihan
– Interaksi obat
• Utk dpt mengenali toksisitas obat perlu
tahu:
– Tanda klinis
– Pemeriksaan laboratorium
Tanda Toksisitas Obat
Nama Obat Tanda Toksisitas
Fenitoin Ataksia, nystagmus, blurred vision, dizziness,
confusion, mood changes, kadar plasma
fenitoin>100 mcg: kematian
teofilin Muntah berulang/menetap, agitasi,
konvulsi,takikardi,pupil
dilatasi,tremor,insomnia,iritabilitas,hipokalemi
digoksin Perubahan ECG (depresi gel ST),
Hiperkalemi,mual,muntah,blurred vision, perubahan
tingkah laku, confusion,heart block, kadar digoksin
plasma>>
warfarin Perdarahan internal, coma, angina,nyeri
abdomen,nyeri otot, INR>3
8. MONITORING EFEK
SAMPING OBAT
Pemantauan dan pelaporan reaksi obat
yang merugikan
• Reaksi obat merugikan perlu dipantau
terus menerus karena:
– Dapat membatasi kekuatan terapi obat
– Tidak semua reaksi merugikan diketahui pd
wkt pemasaran
– Penyebab kesakitan & kematian yg signifikan
9.EVALUASI PENGGUNAAN
OBAT
DEFINISI
• Program evaluasi penggunaan obat yg
terstruktur dan berkesinambungan secara
kualitatif dan kuantitatif
• Faktor yg diperhatikan:
– Indikator peresepan
– Indikator pelayanan
– Indikator fasilitas
Tujuan EPO
• Mendpt gambaran kead saat ini atas pola
pengg obat
• Membandingkan pola pengg obat pd
periode waktu tertentu
• Memberi masukan utk perbaikan pengg
obat
• Menilai pengaruh intervensi atas pola
pengg obat
Evaluasi penggunaan obat
• Apoteker bekerja sama dg:
– Staf medis
– perawat,
– Pimpinan rumah sakit dll
• Sifat:
– Kuantitatif
– Kualitatif
– Fokus pd kerasionalan penggunaan obat
10. DISPENSING SEDIAAN
STERIL
• Dispensing sediaan steril HARUS
dilakukan di IFRS dg tehnik aseptic utk:
– Menjamin sterilitas & stabilitas produk
– Melindungi petugas dari paparan zat
berbahaya
– Menghindari kesalahan pemberian obat
– Menjamin pasien menerima obat sesuai dg
dosis yg dibutuhkan
• Aseptis: bebas mikroorganisme
• Tehnik Aseptis
– Metode atau cara yang dilakukan sebelum
dan selama proses peracikan obat yang
dapat mengurangi risiko paparan thdp
petugas dan pasien dg menurunkan/
meniadakan juml mikroorganisme yg masuk
ke dlm tubuh
Kegiatan Dispensing Sediaan Steril
1. Pencampuran obat suntik
2. Penyiapan Nutrisi Parenteral
3. Penanganan Sediaan Sitostatika
1. Pencampuran Obat Suntik
• Melakukan pencampuran obat steril sesuai
kebutuhan pasien yg menjamin kompatibilitas dan
stabilitas obat maupun wadah sesuai dg dosis yg
ditetapkan
• Contoh incompatibity sediaan injeksi:
– Furosemide + metoclopramide
– Tramadol +diazepam
– haloperidol + ketorolac
– Ceftriakson + larutan mengand calcium → garam
ceftriakson calcium yg tdk larut
– Fenitoin + dekstrose 5% → tjd presipitasi fenitoin
lanjutan
• Kegiatan:
– Mencampur sediaan intravena ke dalam
cairan infus
– Melarutkan sediaan intravena dlm bent
serbuk dg pelarut yg sesuai
– Mengemas mjd sediaan siap pakai
2. Penyiapan Nutrisi Parenteral
• Kegiatan pencampuran nutrisi parenteral
yg dilakukan oleh tenaga terlatih scr
aseptis sesuai kebutuhan pasien dg
menjaga stabilitas sediaan, formula
standar dan kepatuhan thdp prosedur yg
menyertai
• Kegiatan:
– Mencampur sediaan KH,protein, lipid, vitamin,
mineral utk kebutuhan perorangan
– Mengemas ke dlm kantong khusus utk nutrisi
3. Penanganan Sediaan Sitostatik
• Penanganan obat kanker scr aseptis dlm
kemasan siap pakai sesuai kebutuhan
pasien
• Kegiatan:
– Melakukan perhit dosis scr akurat
– Melarutkan sed obat kanker dg pelarut yg
sesuai
– Mencampur sed obat kanker sesuai protocol
terapi
– Mengemas dlm kemasan tertentu
– Membuang limbah sesuai prosedur
DEFINISI

133
EFEK POTENSIAL

134
SIAPA YANG BERISIKO

135
SUMBER KONTAMINASI
• Vial & kemasan dimana obat sitotoksik
disimpan
• Kebocoran/ tumpahan kontaminasi di
permukaan BSC, meja, counter, peralatan
dll
• Aerosolisation  kontaminasi di syringe,
pumps dll
• Ekskret (kotoran) pasien
136
SUMBER KONTAMINASI

137
SUMBER KONTAMINASI

138
SUMBER KONTAMINASI

139
BAGAIMANA RUTE PAPARAN?

140
UNSAFE PRACTICES

141
142
143
144
INHALATION OF DRUG VAPOUR
Cytotoxic drug evaporate at 23 C & 37 C
DRUG 23 C DRUG 37 C

Carmustine ++ Carmustine ++
Nitrogen mustard ++ Cyclophospamide ++
Cyclophospamide + Ifosphamide ++
Thiotepa ++
Nitrogen mustard ++
145
What Should Be Done?

146
GOALS FOR HANDLING CYTOTOXIC

147
PREPARASI SENTRAL
• Obat cytotoxic seharusnya dikelola &
disimpan bag farmasi oleh petugas yg
terlatih
• Rekonstitusi seharusnya melindungi
terhadap kontaminasi microbial, partikel &
kimia
• Petugas harus terlindung dari paparan
obat yg berbahaya
148
PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT

149
150
151
REKONSTITUSI PRODUK

152
CHEMOTHERAPY ADMINISTRATION

153
SPILL MANAGEMENT

154
Perawatan Pasien
• Obat sitotoksik terutama diekskresi mll ginjal dan
hepar dlm bentuk yg tidak berubah atau metabolit
aktif
• Pemaparan limbah sitotoksik dpt terjadi mll:
a.Penanganan muntahan, darah, cairan tubuh
b.Penanganan BAB, BAK, pengosongan urine bag
c.Penanganan sprei yg terkena limbah pasien
d.Pembersihan tumpahan

155
156
11.Pemantauan Kadar Obat
dalam Darah
Definisi
• Merupakan interpretasi hasil pemeriksaan
kadar obat tertentu atas permintaan dokter
yg merawat krn indeks terapi yg sempit
atau atas usulan Apt kpd dokter
Kegiatan
• Melakukan penilaian kebutuhan pasien yg
membutuhkan TDM
• Mendiskusikan kpd dokter utk persetujuan
mlkukan TDM
• Menganalisis hasil TDM dan memberikan
rekomendasi
12. Home Care
• Kunjungan ke pasien dan atau
pendampingan pasien utk pelayanan
kefarmasian di rumah dg persetujuan
pasien/keluarga.
Tujuan
• Tercapai keberhasilan terapi pasien
• Menjamin efektifitas, keamanan dan
kesinambungan pengobatan
• Adanya komitmen, keterlibatan dan
kemandirian pasien dlm pengg obat
• Kerjasama profesi Kesehatan dg
pasien/keluarga
Manfaat Home Care
• Bagi Pasien
– Terjamin keamanan, efektifitas,dan biaya yg terjangkau
– Terjamin pemahaman ttg pengg obat
– Terhindar ROTD
– Teratasi jika timbul DRP
• Bagi Apoteker
– Mengembangkan kompetensi apoteker
– Pengakuan profesi apoteker oleh masy
– Terwujudnya Kerjasama antar profesi kesehatan
Seleksi Pasien
• Pasien dg peny kronis
• Pasien dg terapi jangka panj missal TB, DM,HIV-AIDS
• Pasien dg risiko tinggi missal usia >65 th dg rejimen
obat:
– Minum obat >6 macam /hari
– Minum obat > 12 dosis/hari
– Minum obat dg risiko tinggi pd geriatric (diazepam,
klorpropamide,, amitriptilin dll)
– Pasien dg diagnosis > 6 macam
Pelayanan yg diberikan saat Home Care
• Assesment DRP
• Identifikasi kepatuhan
• Penyediaan obat & alkes
• Pendampingan penggunaan obat missal insulin, inhaler
• Evaluasi penggunaan obat
• Konsultasi obat
• Konsultasi pengobatan scr umum
• Dispensing khusus
• Monitoring efektifitas, ESO
• Layanan Farklin lain yg diperlukan pasien
• Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai