Anda di halaman 1dari 35

P E R AT U R A N M E N T E R I K E S E H ATA N R E P U B L I K

I N D O N E S I A N O M O R 74 TA H U N 2016 T E N TA N G :

S TA N DA RT P E L AYA N A N F A R M A S I D I
PUSKESMAS
 Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja
 Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian
dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
bertujuan untuk:
 meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
 menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
 melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien
(patient safety).
TUjuan
Tujuan Umum :

 Terlaksananya pelayanan kefarmasian yang bermutu di Puskesmas

Tujuan Khusus :
 Sebagai acuan bagi Apoteker dan TTK untuk melaksanakan
pelayanan kefarmasian di Puskesmas

 Sebagai pedoman bagi Dinas Kesehatan dalam pembinaan pelayanan


kefarmasian di Puskesmas
P E N G E L O L A A N S U M B E R D AYA
Sumber Daya Manusia

Kompetensi apoteker di Puskesmas sebagai berikut:

 Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan kefarmasian yang bermutu

 Mampu mengambil keputusan secara profesional

 Mampu berkomunikasi yang baik dengan pasien maupun profesi kesehatan lainnya dengan

menggunakan bahasa verbal, nonverbal maupun bahasa lokal

 Selalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal maupun informal, sehingga ilmu dan

keterampilan yang dimiliki selalu baru (up to date).

Sedangkan asisten apoteker hendaknya dapat membantu pekerjaan apoteker dalam

melaksanakan pelayanan kefarmasian tersebut.


P RASARANA DAN S ARANA
 Papan nama “apotek” atau “kamar obat” yang dapat terlihat jelas oleh pasien

 Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien


 Peralatan penunjang pelayanan kefarmasian, antara lain timbangan gram dan
miligram, mortir-stamper, gelas ukur, corong, rak alat-alat, dan lain-lain.

 Tersedia tempat dan alat untuk mendisplai informasi obat bebas dalam upaya

 penyuluhan pasien, misalnya untuk memasang poster, tempat brosur, leaflet,


booklet dan majalah kesehatan.
 Tersedia sumber informasi dan literatur obat yang memadai untuk pelayanan
informasi obat.
L ANJUTAN ....

 Tersedia tempat dan alat untuk melakukan peracikan obat yang memadai

 Tempat penyimpanan obat khusus seperti lemari es untuk supositoria, serum


dan
 vaksin, dan lemari terkunci untuk penyimpanan narkotika sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

 Tersedia kartu stok untuk masing-masing jenis obat atau komputer agar
pemasukan dan pengeluaran obat, termasuk tanggal kadaluarsa obat, dapat
dipantau dengan baik.

 Tempat penyerahan obat yang memadai, yang memungkinkan untuk


melakukan pelayanan informasi obat
S E D I A A N FA R M A S I D A N P E R B E K A L A N K E S E H ATA N
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah
semua bahan selain obat dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan kesehatan.
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan.
ADMINISTR A SI
 Adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan,
pengarsipan dalam rangka penatalaksanaan pelayanan
kefarmasian yang tertib baik untuk sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan maupun pengelolaan resep
supaya lebih mudah dimonitor dan dievaluasi.

 Administrasi untuk sediaan farmasi dan perbekalan


kesehatan meliputi semua tahap pengelolaan dan

pelayanan kefarmasian
P ENERIMAAN
R ESEP :
Kelengkapan Kesesuaian Pertimbangan Klinik Konsultasi dengan
Administratif Farmasetik Dokter

• Nama dokter, • alergi, • apabila


• bentuk sediaan,
• Nomor SIP • efek samping, ditemukan:
• dosis, potensi,
• Alamat praktek • interaksi • keraguan pada
• stabilitas,
dokter, resep
• cara penggunaan, • kesesuaian dosis.
• Paraf dokter, • obatnya tidak
• lama penggunaan
• Tanggalpenulisan tersedia
obat.
resep,
• nama obat, jumlah
obat,

• cara penggunaan,
• nama pasien,
umur pasien, dan
jenis kelamin
pasien
P ERACIKAN O BAT

Pengambilan Pemberian Memasukan obat


obat,memperhatik
an: ke dalam wadah,
Etiket
yang:
• Nama obat • Putih: obat dalam/
Peracikan
• Tanggal per oral
Kadaluarsa Obat • Terpisah
• Biru: Obat Luar
• Keadaan Fisik • Sesuai
• Label “kocok
dahulu” → sediaan karakteristik
bentuk larutan obat
PENYERAHAN
OBAT:
 Pemeriksaan kembali → penulisan nama pasien pada etiket,
cara penggunaan, jenis dan jumlah obat.

 Diberikan dengan baik dan sopan

 Dipastikan siapa penerimanya → pasien/keluarga pasien


 Diberikan informasi → cara penggunaan, manfaat obat,
makanan dan minuman yang harus dihindari, efek samping,
cara penggunaaan
INFORMASI OBAT YANG PERLU DIBERIKAN:

a. Waktu Penggunaan Obat


- Berapa Kali Sehari
- Pagi, siang, atau sore
- Sebelum atau Sesudah Makan
b. Lama Penggunaan Obat
- Selama keluhan / harus dihabiskan
c. Cara Penggunaan Obat Yang Benar
P E N Y I M PA N A N O BAT :

a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/ kemasan

b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.

c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung.

d. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.

e.Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku,

kecuali jika tertulis pada etiket obat.

f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.

g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama.

h. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.


P ENYIMPANAN
OBAT
Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan:

a. Alfabetis → nama generik


b. Kategori terapetik atau farmakologi → indikasi &kelas
terapi

c. Bentuk sediaan → sirup, tablet, injeksi, salep atau krim.


d. Frekuensi penggunaan → obat fast moving diletakan dekat
tempat penyiapan
KONDISI PENYIMPANAN KHUSUS:

 Obat golongan narkotika dan psikotropika masing-masing


disimpan dalam lemari khusus dan terkunci.
 Obat-obat seperti vaksin dan supositoria harus disimpan dalam
lemari pendingin untuk menjamin stabilitas sediaan.

 Beberapa cairan mudah disimpan dalam lemari yang


berventilasi baik, jauh dari bahan yang mudah terbakar dan
peralatan elektronik dan terpisah dari obat-obatan.
C ONTOH L ABEL
P ERINGATAN :
KASUS
Realita yang terjadi di lapangan seringkali ditemukan petugas
puskesmas yang bekerja di bidang pelayanan kefarmasian tidak memiliki
latar belakang di bidang farmasi. Sehingga manajemen pengelolaan
perbekalan farmasi di puskesmas tersebut berantakan.
STANDART PELAYANAN
KEFARMASIAN DI RUMAH
SAKIT
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 72 TAHUN 2016


Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan
farmasi klinik.
Definisi
O Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat Darurat
O Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.
Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
Tujuan disusun standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit :

a) Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;


b) Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c) Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang
tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Tugas Instalasi Farmasi di RS:
1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan Pelayanan
Kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai prosedur dan etik profesi;
2. Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
efektif, aman, bermutu dan efisien;
3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta meminimalkan risiko;
4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan rekomendasi kepada
dokter, perawat dan pasien;
5. Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi;
6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Pelayanan Kefarmasian;
7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium Rumah Sakit.
Fungsi Instalasi Farmasi di
RS :
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
2. Pelayanan farmasi klinik.
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai meliputi:

O Pemilihan
O perencanaan;
O pengadaan;
O penerimaan;
O Penyimpanan
O Pendistribusian;
O Pemusnahan dan penarikan;

O pengendalian; dan Administrasi


2. Pelayanan farmasi klinik
meliputi:
O Pengkajian dan pelayanan Resep;
O penelusuran riwayat penggunaan Obat;
O Rekonsiliasi Obat
O Pelayanan Informasi Obat (PIO);
O Konseling;
O Visite
O Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
O Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
O Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
O dispensing sediaan steril
O Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
Pasal 6 berbunyi
:
1. Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit harus menjamin ketersediaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang aman, bermutu,
bermanfaat, dan terjangkau.
2. Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)dilaksanakan di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit melalui sistem satu pintu.
Sistem satu pintu adalah satu kebijakan kefarmasian
termasuk pembuatan formularium, pengadaan, dan
pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang bertujuan untuk
mengutamakan kepentingan pasien melalui Instalasi
Farmasi Rumah Sakit.
Dengan demikian semua Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang beredar
di Rumah Sakit merupakan tanggung jawab Instalasi
Farmasi Rumah Sakit, sehingga tidak ada pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai di Rumah Sakit yang dilaksanakan selain
oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Pasal 7 berbunyi
:
1. Setiap Tenaga Kefarmasian yang
menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit wajib mengikuti Standar Pelayanan
Kefarmasian sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri ini.
2. Setiap pemilik Rumah Sakit, direktur/pimpinan
Rumah Sakit, dan pemangku kepentingan terkait
di bidang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
harus mendukung penerapan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
O Rumah Sakit perlu mengembangkan kebijakan
pengelolaan Obat untuk meningkatkan keamanan,
khususnya Obat yang perlu diwaspadai (highalert
medication).
O High-alert medication adalah Obat yang harus
diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan
Obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat
yang Tidak Diinginkan (ROTD).
Kelompok Obat high-alert diantaranya:
O Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip
(Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau
Look Alike Sound Alike/LASA).
O Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium
klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium
fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan
magnesium sulfat =50% atau lebih pekat).
O Obat-Obat sitostatika
STANDART PELAYANAN
KEFARMASIAN DI KLINIK
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN
2021
 Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik
 Instalasi Farmasi adalah bagian dari Klinik yang bertugas menyelenggarakan, mengoordinasikan,
mengatur, dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan
teknis kefarmasian di Klinik.
 Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi
tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
 Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
 Pelayanan Farmasi Klinis adalah pelayanan langsung yang diberikan apoteker kepada pasien
dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping
karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien
(quality of life) terjamin

Anda mungkin juga menyukai