KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya Pedoman
Pelayanan Tuberkulosis Dengan Strategi DOTS di UPTD RSUD Mursid Ibnu Syafiuddin
Kabupaten Indramayu telah dapat terselesaikan. Perlu disadari bahwa masih kurangnya kualitas
mutu pelayanan di rumah sakit sangat terkait komitmen pimpinan rumah sakit, serta memerlukan
dukungan dari klinis dan seluruh kontribusi karyawan di rumah sakit.
Pedoman ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan mutu rumah sakit khususnya pada
pelayanan terhadap pasien dengan diagnosa atau dugaan Tuberkulosis. Manfaat tersebut dapat
meningkatkan tingkat kesembuhan pasien dengan diagnosa atau dugaan Tuberkulosis.
Untuk itu tim pelayanan Tuberkulosis Rumah Sakit UPTD RSUD Mursid Ibnu Syafiuddin
Kabupaten Indramayu berusaha melaksanakan kegiatan klinisi sesuai dengan pedoman yang
tersedia secara maksimal dan dengan harapan dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
serta meningkatkan kesembuhan pasien dengan diagnosa atau dugaan Tuberkulosis.
ii
PERATURAN DIREKTUR
NOMOR 11 TAHUN 2023
TENTANG
DIREKTUR,
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
BAB IV
PENUTUP
Pasal 4
Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila
terdapat kesalahan/kekeliruan akan diperbaiki dikemudian hari.
Ditetapkan di : Indramayu
Pada Tanggal :
DIREKTUR
UPTD RSUD MURSID IBNU SYAFIUDDIN
KABUPATEN INDRAMAYU
WIDIYANA
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
PERATURAN DIREKTUR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................vi
LAMPIRAN...............................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II STANDAR KETENAGAKERJAAN..................................................................................3
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA..................................................................3
B. DISTRIBUSI KETENAGAKERJAAN............................................................................4
C. PENGATURAN JAGA........................................................................................................4
BAB III STANDAR FASILITAS......................................................................................................5
A. DENAH RUANG...................................................................................................................5
B. STANDAR FASILITAS......................................................................................................5
BAB IV TATALAKSANA...................................................................................................................6
A. ALUR PELAYANAN TB DOTS........................................................................................6
B. PROMOSI KESEHATAN...................................................................................................7
C. SURVEILANS TUBERKULOSIS.....................................................................................7
D. PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO TUBERCULOSIS..........................................7
E. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ( PPI ) TB..................................9
F. PENEMUAN DAN PENANGANAN KASUS TUBERCULOSIS...............................11
G. PEMBERIAN KEKEBALAN...........................................................................................14
H. PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN...........................................................................14
BAB V LOGISTIK.............................................................................................................................15
A. OBAT ANTI TUBERKULOSIS ( OAT ) PAKET........................................................15
B. OBAT ANTI TUBERKULOSIS ( OAT ) NON PAKET..............................................15
BAB VI KESELAMATAN PASIEN...............................................................................................17
A. PENGERTIAN....................................................................................................................17
B. TUJUAN...............................................................................................................................17
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN..............................................................17
BAB VII KESELAMATAN KERJA...............................................................................................20
A. KESELAMATAN KERJA................................................................................................20
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN KECELAKAAN DAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA...............................................................................................................20
C. KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA.................................................20
D. PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN PETUGAS
KESEHATAN.....................................................................................................................21
E. PETUNJUK PENCEGAHAN INFEKSI UNTUK PETUGAS KESEHATAN........21
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU..............................................................................................22
A. PENGENDALIAN MUTU TB..........................................................................................22
B. MENILAI KEMAJUAN ATAU KEBERHASILAN TB...............................................22
BAB IX PENUTUP............................................................................................................................25
1
BAB I
PENDAHULUAN
peringkat ketiga didunia dan merupakan salah satu tantangan terbesar yang
dihadapi Indonesia dan memerlukan perhatian dari semua pihak, karena
memberikan bcban morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Tuberkulosis
merupakan penyebab kematian tertinggi setelah penyakit jantung iskemik dan
penyakit serebrovaskuler. Pada tahun 2017, angka kematian akibat
tuberculosis adalah 40/100.000 populasi (tanpa TB- HIV) dan 3,6 per 100.000
penduduk (termasuk TB-HIV).
3
BAB II
STANDAR KETENAGAKERJAAN
DOTS )
B. DISTRIBUSI KETENAGAKERJAAN
Petugas TB DOTS berjumlah 4 orang dan sesuai dengan struktur
organisasi TIM TB DOTS terbagi menjadi Ketua Tim TB DOTS, Sekretaris
dan Staff yang tertera dalam Tim TB DOTS.
C. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan dinas unit rawat jalan TB-DOTS setiap hari Kamis dan
Jumat.
2. Pengaturan dinas unit rawat inap, laboratorium, farmasi TB-DOTS
berjaga sesuai shift yang tersedia.
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
UPTD RSUD Mursid Ibnu Syafiuddin Kabupaten Indramayu
memiliki ruang khusus untuk Poli DOTS. Poli DOTS terletak di lantai 2
gedung pelayanan.
Keterangan :
1. Pintu poli
2. Kipas angin
3. Kursi dokter
4. Meja periksa
5. Kursi pasien
6. Wastafel
7. Bed pasien
8. Jendela
B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas yang cukup harus tersedia bagi staf medis sehingga dapat
tercapai tujuan dan fiingsi pelayanan DOTS yang optimal bagi pasien TB.
Kriteria :
1. Tersedia ruangan khusus pelayanan pasien TB ( Klinik TB-DOTS )
yang berfungsi sebagai pusat pelayanan TB di Rumah Sakit
meliputi kegiatan diagnostik, pengobatan, pencatatan dan
pelaporan , serta menjadi pusat jejaring internal dan ekstemal
DOTS.
2. Ruangan tersebut memenuhi persyaratan pencegahan dan
pengendalian infeksi tuberkulosis (PPI-TB) di rumah sakit.
3. Tersedia peralatan untuk melakukan pelayanan medis TB.
6
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
Keterangan :
1. Penderita suspek TB mendaftar di pendaftaran, dan anamnese di
lakukan scrining jika pasien Susp TB kemudian di cap Fast Track
dan pemberian masker untuk didahulukan saat pemeriksaan
kemudian ke poliklinik yang dituju, setelah dilakukan pemeriksaan
dengan gejala TB maka penderita diarahkan ke poli TB DOTS.
2. Untuk pasien TB yang datang dari IGD, jika pasien tidak stabil, maka
disarankan untuk masuk rawat inap isolasi, dan akan dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa rontgen dan lab untuk cek dahak
TCM. Kemudian untuk pasien TB post rawat diarahkan untuk
langsung kontrol ke poli DOTS.
3. Pasien yang ada di poli DOTS jika terbukti dari pemeriksaan TCM
sensitif rifampicin, maka termasuk pasien TB Sensitif Obat akan
langsung diobati , dengan OAT KDT kategori 1, kemudian dilakukan
konseling terhadap pasien dan keluarganya.
7
B. PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan
pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai pencegahan
penularan,pengobatan,pola hidup bersih sehat ( PHBS ) sehingga terjadi
perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasien dan keluarga,
pengunjung serta staf rumah sakit. Promosi kesehatan untuk pasien dan
pengunjung diadakan per 3 bulan sekali berkoordinasi dengan Tim
PKRS. Sedangkan untuk staf rumah sakit mengadakan IHT
penanggulangan Tuberkulosis setiap 2 tahun sekali.
C. SURVEILANS TUBERKULOSIS
Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data
epidemologi yang diperlukan dalam sistem informasi program
penanggulangan tuberkulosis, seperti pencatatan dan pelaporan
tuberkulosis sensitif obat,pencatatan dan pelaporan tuberkulosis
resistensi obat. Sistem informasi yang digunakan untuk pencatatan dan
pelaporan adalah SITB, dari sistem tersebut akan diperoleh data suspek
TB. data tuberkulosis sensitif obat.data tuberkulosis resiten obat,data
tuberkulosis anak,data tuberkulosis dropout.data tuberkulosis
pengobatan sembuh dan lengkap.
a. Pada TB paru BTA positif follow up BTA S-P dilakukan pada akhir
intensif, akhir sisipan(jika ada), 1 bulan sebelum akhir
pengobatan, dan akhir pengobatan.
b. Pada TB paru BTA negative follow up BTA s-p dilakukan pada
akhir intensif saja
8
1. Kewaspadaan standar
Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan yang diterapkan pada
semua orang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan, dengan
tujuan mencegah penularan penyakit yang ditransmisikan melalui
darah atau cairan tubuh.. Komponen Kewaspadaan Standar meliputi :
Kebersihan Tangan ( Hand Hygiene), Alat Pelindung Diri ( Sarung
Tangan, Masker, Kacamata dan Pelindung Wajah, Gaun / apron ),
Pengelolaan Linen, Pengelolaan Peralatan Perawatan Bloodborne,
Etika batuk, serta pengelolaan makanan, Gelas, cangkir, dan
peralatan makan.
c. Perlindungan Perorangan
1) Perlindungan perorangan yang digunakan mengacu pada
kewaspadaan standar, yaitu : sarung tangan , masker , kaca
mata, topi / penutup kepala, baju kerja dan sepatu boot.
2) Sepatu pelindung harus digunakan selama berada di dalam
ruang laboratorium, dan sepatu terbuka / sandal/ tidak di
rekomendasikan untuk digunakan.
3) Penggunaan APD yang mengacu pada kewaspadaan IsoIasi
yaitu:
a) Penggunaan masker N95 bagi petugas yang melayani
pasien TB
b) Masker bedah bagi pasien TB mengurangi kemungkinan
pajanan kepada orang laindan lingkungan sekitamya.
c) Pelaksanaan edukasi etika batuk dengan benar, baik bagi
pasien TB maupun pasien batuk lainnya. Hindari batuk
di tempat banyak orang, hindari menyentuh muka
setelah batuk / bersin, dan jangan bertukar saputangan
dengan orang lain.
d) Penanganan sputum jika terjadi teijadi kecelakaan , jika
teijadi tumpahan sputum, gunakan handuk / kain yang
telah dibasahi desinfektan untuk menutup tumpahan
tersebut hingga terserap kemudian lantai dibersihkan
dengan desinfektan. Direkomendasikan untuk menutup
ruangan tersebut selamajam sebelum digunakan
kembali.Petugas hendaknya menggunakan APD yang
sesuai saat membersihkan sputum tersebut.
e) Penyediaan sarana cuci tangan di area pasien dan
pengunjung.
f) Perlindungan Transportasi pasien.
1. Kriteria suspek TB
a. Semua orang yang datang ke rumah sakit dengan keluhan
batuk berdahak 2 minggu atau lebih dianggap sebagai seorang
tersangka ( suspek ) pasien TB dan perlu dilakukan
pemeriksaan dahak dengan TCM.
b. Semua kontak dengan pasienTB paru BTA positif yang
menunjukkan gejala yang sama harus dianggap sebagai
seorang suspek TB dan dilakukan pemeriksaan dahak.
c. Semua keluarga pada penderita TB Anak yang menunjukkan
gejala yang sama harus dianggap sebagai seorang suspek TB
dan dilakukan pemeriksaan dahak
G. PEMBERIAN KEKEBALAN
Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG
terhadap bayi dalam upaya penurunan resiko tingkat pemahaman
tuberculosis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB V
LOGISTIK
1. Logistik Laboratorium
Pengadaan dan pengeloiaan logistik Laboratorium berkaitan
dengan DOTS (pemeriksaan TCM) merupakan tanggung jawab Unit
Laboratorium di bawah Koordinator laboratorium.
Kebutuhan Logistik Laboratorium terkait DOTS terdiri dari :
a. Objek glass
b. Cat Ziehl Nieelson
c. Pot sputum
d. Box penyimpanan objek glass ( slide box )
e. TB04
f. TB06
g. Mikroskop binokuler
h. Laminar pemeriksaan
i. Lampu spiritus /Bunsen
j. Lidi
k. Tempat Limbah
2. Logistik Dokumentasi
Logistik Dokumentasi DOTS berkaitan pencatatan dan
rekam medis pasien TB.
Meliputi:
a. TB01 (status pasien TB)
b. TB 02 ( kartu kontrol pasien)
c. TB03 ( buku besar DOTS rumah sakit)
d. TB04 ( data pemeriksaan BTA - laboratorium )
e. TB05 ( formulir permintaan pemeriksaan BTA)
f. TB06 (buku data suspek TB )
16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana Rumah Sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian
atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan harm ( penyakit . cidera, cacat, kematian dan lain-
lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah teijadinya teijadinya cidera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.
Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar
tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit , meningkatkan
akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan
terlaksananya program pencegahan sehingga tidak teijadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. KESELAMATAN KERJA
Undang — undang No.36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1
menyatakan bahwa Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah sakit adalah
tempat kerja yang termasuk dalam kategori disebut diatas, berarti wajib
menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja di tim pendidikan
pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan
terjadinya kecelakaan didalam dan diluar rumah sakit.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 disebutkan bahwa :
Setiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah
pekeijaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada
dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat
manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian
integral dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini TIM TB-DOTS
dan perlindungan terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah bagian integral
dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan
meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas
rumah sakit. Undang-undang No. I tahun 1970 tentang keselamatan
kerja dimaksudkan untuk menjamin :
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada ditempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat.
2. Agar faktor - factor produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. PENGENDALIAN MUTU TB
Pimpinan Rumah Sakit harus melaksanakan evaluasi pelayanan dan
pengendalian mutu TB. Adapun kriteria pengendalian mutu TIM TB-DOTS,
sebagai berikut:
1. Ada pertemuan berkala antara pimpinan rumah sakit dan komite
medik atau Tim DOTS untuk membahas, merencanakan, dan
mengevaluasi pelayanan medis serta peningkatan mutu pelayanan
medis TB.
2. Ada laporan data atau statistic serta hasil analisa pelayanan medis
TB rumah sakit.
3. Ada laporan data dan hasil evaluasi pelaksanaan jejaring internal.
4. Ada laporan dan hasil evaluasi pelaksanaan jejaring ekstemal
5. Ada rencana tindak lanjut dari hasil evaluasi.
Rumus :
Rumus :
Angka ini sebaiknya jangan kurang dari 65 %, jika angka ini jauh
lebih rendah maka mutu diagnosis rendah, dan kurang memberikan
prioritas untuk menemukan pasien yang menular ( pasien BTA positif).
Rumus :
Rumus :
Rumus :
Rumus :
BAB IX
PENUTUP