Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN TB DOTS

UPTD. RSUD GEMA SANTI NUSA PENIDA


Alamat : Jl. Pendidikkan Br. Nyuh, Desa Ped, Kec. Nusa Penida
Telp : (0366) 5581160 E-mail : rspratama.gemasanti@gmail.com
DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI.................................................................................................... ....... i
PERATURAN DIREKTUR UPTD. RSUD GEMA SANTI NUSA PENIDA NOMOR 7
TAHUN 2022 TENTANG PANDUAN PELAYANAN TUBERKULOSIS DENGAN
STRATEGI DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE
(TB-DOTS............................................................................................................... 1
BAB I Definisi .......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................ 4
B. Tujuan.............................................................................................. 5
C. Pengertian ...................................................................................... 5
BAB II Ruang Lingkup ...................................................................................... 6
A. Lingkup area ................................................................................... 6
B. Kewajiban dan Tanggung Jawab.................................................... 6
C. Upaya Pelayanan TBC.................................................................... 7
D. Ruang Lingkup Pengobatan Pasien TBC....................................... 7
E. Pelayanan Penunjang Medik ......................................................... 7
BAB III Tata Laksana .......................................................................................... 9
A. Fungsi Rumah Sakit ...................................................................... 9
B. Langkah-langkah Kebijakan Regionalisasi..................................... 9
C. Monitor dan Evaluasi Kinerja ........................................................ 9
BAB IV Dokumentasi ......................................................................................... 10
A. Pencatatan dan Pelaporan ........................................................... 10
B. Monitoring dan Evaluasi ............................................................... 10

i
PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG
DINAS KESEHATAN
UPTD. RSUD GEMA SANTI NUSA PENIDA
Alamat : Jl. Pendidikkan Br. Nyuh, Desa Ped, Kec. Nusa Penida
Telp : (0366) 5581160 E-mail : rspratama.gemasanti@gmail.com

PERATURAN DIREKTUR UPTD. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMA SANTI


NUSA PENIDA
NOMOR 7 TAHUN 2022
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN TUBERKULOSIS DENGAN STRATEGI DIRECTLY
OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE (TB-DOTS) PADA RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH GEMA SANTI NUSA PENIDA

DIREKTUR UPTD. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMA SANTI NUSA PENIDA,

Menimbang : a. bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan


perseorangan yang paripurna maka perlu diselenggarakan
pelayanan tuberkulosis dengan strategi DOTS;

b. bahwa agar penyelenggaraan pelayanan tuberkulosis


dengan strategi DOTS dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya panduan pelayanan tuberkulosis dengan strategi DOTS
sebagai acuan dalam menyelenggarakan pelayanan
tuberkulosis dengan strategi DOTS;

c. bahwa Keputusan Direktur UPTD. Rumah Sakit Pratama


Gema Santi Nusa Penida Nomor 171 Tahun 2019 tentang
Panduan Pelayanan Tuberkulosis Dengan Strategi Directly
Observed Treatment Short-Course (TB-DOTS) sudah tidak
sesuai lagi dengan pelayanan rumah sakit dan kebutuhan
hukum;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, huruf b dan c perlu menetapkan Peraturan
Direktur UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah Gema Santi Nusa
Penida tentang Panduan Pelayanan Tuberkulosis Dengan
Strategi Directly Observed Treatment Short-Course (TB-DOTS)
UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah Gema Santi Nusa Penida;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


1
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063 );

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072 );

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 231);

5. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, dan
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021


tentang Penanggulangan Tuberkulosis (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 166);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang


Penanggulangan Tuberkulosis (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 122);

8. Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pembentukan


dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah
Sakit Umum Daerah Gema Santi Nusa Penida (Berita Daerah
Kabupaten Klungkung Tahun 2020 Nomor 10);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR UPTD. RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH GEMA SANTI NUSA PENIDA TENTANG PANDUAN
PELAYANAN TUBERKULOSIS DENGAN STRATEGI DIRECTLY
OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE (TB-DOTS) DI UNIT
PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
GEMA SANTI NUSA PENIDA.

Pasal 1

2
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan :
1. Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Gema Santi Nusa Penida yang selanjutnya disebut RSUD
Gema Santi adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah di
lingkungan perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan
dibidang kesehatan.
2. Direktur adalah Direktur RSUD Gema Santi
3. DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE (TB-
DOTS) adalah sistem pengelolaan Kasus Tuberkulosis dengan
didahului dengan pengamatan kasus suspek dan langsung
ditindaklanjuti dengan perawatan dan pengobatan dalam jangka
pendek menggunakan obat anti tuberkulosis (OAT).
4. OAT (obat anti tuberkulosis) adalah regimen pengobatan
tuberkulosis jangka pendek.
Pasal 2

1. Maksud ditetapkannya Peraturan Direktur ini adalah sebagai


Panduan pelayanan tuberculosis dengan strategi Directly
Observed Treatment Short-Course (TB-DOTS) di UPTD. RSUD
Gema Santi Nusa Penida
2. Tujuan ditetapkannya Peraturan Direktur ini adalah :
a. Sebagai acuan dalam pelayanan pasien Tuberkulosis
b. Menyeragamkan alur pelayanan dan diagnosis pasien
tuberculosis

Pasal 3

1. Panduan pelayanan tuberculosis dengan strategi Directly


Observed Treatment Short-Course (TB-DOTS) di UPTD. RSUD
Gema Santi Nusa Penida meliputi :
a. Penemuan dan pelaporan kasus pasien TBC
b. Pelayanan pemeriksaan penunjang Laboratorim dan
Radiologi sebagai pendukung diagnosis
c. Pengobatan Pasien TBC serta penyuluhan kesehatan bagi
keluarga yang beresiko tinggi tertular TBC
2. Panduan pelayanan tuberculosis dengan strategi Directly
Observed Treatment Short-Course (TB-DOTS) sebagaimana
3
dimaksud pada ayat (1) tertuang dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur ini.
Pasal 4

Dengan ditetapkannya Peraturan ini maka Keputusan Direktur


UPTD. Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida Nomor
171 Tahun 2019 tentang Panduan Pelayanan Tuberkulosis
Dengan Strategi Directly Observed Treatment Short-Course (TB-
DOTS) UPTD. Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 5

Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada saat ditetapkan.

Ditetapkan di Ped
Pada tanggal 16 Juni 2022
DIREKTUR UPTD. RSUD
GEMA SANTI NUSA PENIDA

dr. I KETUT RAI SUTAPA


NIP 19790401 200604 1 002

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung;
2. Para Ketua Komite di lingkungan UPTD RSUD Gema Santi Nusa Penida;
3. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Para Kepala Seksi di lingkungan
UPTD. RSUD Gema Santi Nusa Penida;
4. Kepala Instalasi/Unit di lingkungan UPTD. RSUD Gema Santi Nusa
Penida.

4
5. Arsip.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR


UPTD. RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH GEMA SANTI NUSA PENIDA
NOMOR 7 TAHUN 2022
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN
TUBERKULOSIS DENGAN STRATEGI
DIRECTLY OBSERVED TREATMENT
SHORT-COURSE (TB-DOTS) DI
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
GEMA SANTI NUSA PENIDA

PANDUAN PELAYANAN TUBERKULOSIS DENGAN STRATEGI DIRECTLY


OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE (TB-DOTS)

BAB I
DEFINISI

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu dari 189 negara yang menandatangani
kesepakatan pembangunan milenium (Milenium Development Goals/MDGs). Salah
satu kesepakatan tersebut adalah sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan
Tb dan strategi DOTS. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 1999, jumlah
pasien TB di Indonesia sekitar 10% dari jumlah pasien TB di dunia dan merupakan ke-3
terbanyak di dunia setelah India dan China. Berdasarkan statistik data yang didapat
dari seluruh UPK di kecamatan Nusa Penida, jumlah kasus TB dalam lima tahun
terakhir sebagai berikut : tahun 2011 sebanyak 38 orang, tahun 2012 sebanyak 36
orang dan tahun 2013 sebanyak 44 orang, Tahun 2014 sebanyak 35 orang dan
terakhir Tahun 2015 sebanyak 35 orang. Kondisi ini menggambarkan bahwa kasus
TBC masih cukup banyak dan memerlukan langkah antisipasi dengan memaksimalkan
penerapan strategi DOTS.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan medis TB di UPTD. RSUD Gema Santi
Nusa Penida melalui penerapan strategi DOTS secara optimal, dengan mengupayakan
kesembuhan dan pemulihan pasien, melalui prosedur dan tindakan yang dapat
dipertanggungjawabkan, serta memenuhi etika kedokteran, serta menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian TB-MDR dan memutuskan rantai penularan.

5
B. TUJUAN
1. Terlaksananya kebijakan rumah sakit tentang TB dan strategi DOTS serta
dukungan penuh manajemen dalam pelayanan TB.
2. Terbentuknya dan optimalnya kerja Tim TB DOTS UPTD. RSUD Gema Santi
Nusa Penida Tercapainya kemampuan teknis Tim TB DOTS sesuai standar
3. Adanya koordinasi dan sinkronisasi intern antar Tim TB DOTS dengan TIM
terkait (HIV/AIDS, Kolaborasi TB-HIV), maupun komponen struktur lain yang
terkait di lingkungan rumah sakit maupun luar rumah sakit.

C. PENGERTIAN
 DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE (TB-DOTS) adalah
sistem pengelolaan Kasus Tuberkulosis dengan didahului dengan pengamatan
kasus suspek dan langsung ditindaklanjuti dengan perawatan dan pengobatan
dalam jangka pendek menggunakan obat anti tuberkulosis (OAT).
 Regionalisasi Pelayanan TB DOTS adalah suatu sistem pembagian wilayah
kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh
masyarakat dalam waktu kurang 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat
sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan
secara optimal.
 Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana pelayanan kesehatan sekunder dan tersier.
 BTA (+) (Bakteri Tahan Asam Positif) adalah metode penegakan diagnosis
dengan pemeriksaan laboratorium berupa sediaan dahak untuk mengetahui
adanya bakteri tuberkulosis yang bersifat tahan asam.
 Ro (+) adalah metode penegakkan diagnosis dengan pemeriksaan radiologi
berupa foto dada (thoraks).
 SP adalah teknik pemeriksaan BTA dengan sampel berupa dahak yang diambil
pada periode SEWAKTU PAGI.
 OAT (obat anti tuberkulosis) adalah regimen pengobatan tuberkulosis jangka
pendek.

6
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf penunjang diagnostik (Rontgen, laboratorium).
d. Staf Farmasi
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Penyelenggaraan pelayanan
TB DOTS adalah :
a. Instalasi Rawat Jalan terdiri dari;
1. Klinik Dalam
2. Klinik Anak
b. Instalasi Inap terdiri dari :
1. Ruang Arjuna (pasien laki-laki)
2. Ruang Yudistira (pasien perempuan)
c. Intalasi rawat Darurat
1. Ruang/unit Gawat darurat

B. Kewajiban Dan Tanggung Jawab


1. Seluruh staf rumah sakit wajib memahami tentang panduan penyelenggaraan
penanganan pasien TBC.
2. Dokter/Perawat yang bertugas (dokter penanggung jawab pasien / perawat)
bertanggung jawab melaksanakan asuhan sesuai panduan penyelenggaraan
pelayanan TBC.
3. Kepala Instalasi /Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami panduan penyelenggaraan
pelayanan pasien TBC.
b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap panduan penyelenggaraan
pelayanan pasien TBC.
4. Tim TB DOTS
a. Memantau dan memastikan panduan penyelenggaraan pelayanan pasien
TBC dikelola dengan baik oleh Kepala Instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan penyelenggaraan
pelayanan pasien TBC.
7
5. Manajemen
a. Membuat regulasi yang mendukung pelayanan pasien TBC dengan strategi
DOTS, termasuk pembaharuan panduan penyelengaraan pelayanan pasien
TBC.
b. Memberikan fasilitasi dan pengelolaan SDM, alat, bahan, media, termasuk
obat untuk pelayanan pasien TBC.
c. Menggerakkan Tim dan komponen pelayanan yang ada.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi baik dari segi regulasi, teknis operasional
dan prosedur klinis.

C. Upaya Pelayanan TBC


1. Stabilisasi di Poliklinik dan persiapan untuk pengobatan definitif.
2. Penanganan pengobatan yang cepat dan tepat meliputi pemberian OAT.
3. Bekerjasama dengan keluarga pasien
4. KIE tentang cara pencegahan dan penularan pasien TBC

D. Ruang Lingkup Pelayanan Pengobatan Pasien TBC Di UPTD. RSUD Gema Santi
Nusa Penida Meliputi :
 Penemuan dan Pelaporan kasus TBC
 Pemeriksaan Fisik oleh tenaga Medis
 Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium (Pemeriksaan TCM dan Mikroskopis)
 Pelayanan Pemeriksaan Radiologi
 Pemberian Obat OAT
 KIE bagi keluarga yang beresiko tinggi tertular TBC

E. Pelayanan Penunjang Medik


1. Pelayanan Laboratorium
a. Jenis pelayanan
- Pelaksanaan tentang pemeriksaan sputum untuk mendiagnosis wajib
dilaksanakan pemeriksaan dengan TCM ( Tes Cepat Molekuler)
- Pelaksanaan tentang pemeriksaan sputum untuk evaluasi dengan
mikroskopis
b. Persiapan alat
 Botol penampung sputum
 Cotton but
8
 Pengantar laboratorium (TB-04)

2. Perawatan Rawat Inap


a. Jenis Pelayanan
 Pasien yang dinyatakan sudah positif TBC mendapatkan pengobatan
OAT,
 Penderita TBC dengan perdarahan dan gangguan pernafasan
memerlukan rawat inap.
b. Tempat Pelayanan
 Ruang rawat inap isolasi (Ruang Arjuna dan Ruang Yudistira)
c. Kompetensi
 Pelayanan pengelolaan pengobatan pasien TBC.
d. Sumber Daya Manusia
 Dokter Spesialis Penyakit Dalam
 Dokter Umum
 Perawat
3. Radiologi
 Radiologi yang buka 24 jam
4. Laboratorium
 Pemeriksaan sputum dengan Alat TCM (Tes Cepat Molekuler)
 Pemeriksaan sputum dengan Mikroskopis (Pagi- Sewaktu)

9
BAB III
TATA LAKSANA

A. FUNGSI RUMAH SAKIT


1. Pelayanan
Rumah sakit harus dapat melakukan skrining penemuan kasus TB dan mampu
ditangani oleh petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer (dokter, bidan,
perawat).
2. Pendidikan
Rumah sakit harus mempunyai program evaluasi kinerja baik rumah sakit
maupun wilayah kerja dalam rangka menurunkan angka kejadian.

B. LANGKAH – LANGKAH KEBIJAKAN REGIONALISASI


1. Tentukan wilayah rujukan dan tata cara rujukan
2. Persiapkan sumber daya manusia (dokter, dan perawat) di masing- masing
lingkup pelayanan Pengobatan TBC.
3. Pembentukan organisasi Tim Penanggulangan TB Rumah Sakit Dokter Spesialis
Penyakit Dalam, Dokter Umum, dan Perawat yang mendapatkan pelatihan
tentang TBC melalui SK Direktur Rumah Sakit.
4. Pelatihan bagi SDM agar kompeten sesuai standar prosedur.
5. Meningkatkan fungsi pengawasan oleh Direktur Rumah Sakit sebagai evaluasi
dan tindak lanjut.
6. Evaluasi kinerja

C. MONITOR DAN EVALUASI KINERJA


1. Fasilitas fisik
2. Kinerja kelompok kerja di Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap,
3. Case Fatality Rate, angka kematian penyakit yang harus menurun setiap tahun

10
BAB IV
DOKUMENTASI

A. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dilakukan setiap hari dan dilaporkan setiap bulan kepada Tim TB DOTS.
Hal – hal yang perlu dilaporkan meliputi :
1. Jumlah Kasus Suspek TBC
2. Jumlah Kasus Terduga TBC
3. Jumlah yang dirawat
4. Jumlah yang dirujuk

B. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dan evaluasi dilakukan setiap 6 bulan dan dilaporkan kepada Direktur
UPTD. RSUD Gema Santi Nusa Penida

DIREKTUR UPTD. RSUD GEMA SANTI


NUSA PENIDA

dr. I KETUT RAI SUTAPA, S.Ked


NIP 19790401 200604 1 002

11

Anda mungkin juga menyukai