Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KERJA TIM TB PARU

DI RUMAH SAKIT DAERAH dr. A DADI TJOKRODIPO


KOTA BANDAR LAMPUNG

RUMAH SAKIT DAERAH dr. A. DADI TJOKRODIPO


KOTA BANDAR LAMPUNG
2022
PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG
RUMAH SAKIT DAERAH (RSD)
dr.A.DADI TJOKRODIPO
Jl. Basuki Rahmat No. 73 Telukbetung-Bandar-Lampung Telpon( 0721) 471723-470177

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KERJA


TIM PELAYANAN TUBERKULOSIS
DI RUMAH SAKIT DAERAH dr. A. DADI TJOKRODIPO
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

NAMA TANDA TANGGAL


TANGAN

PENYUSUN dr. Adhari Ajipurnomo, Sp.P

AUTHORIZED dr. Yulita Tricia, MKM


PERSON

DIREKTUR dr. Teti herawati, MH

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG


RUMAH SAKIT DAERAH (RSD)

dr. A. DADI TJOKRODIPO


Jl. Basuki Rahmat No. 73 Telukbetung - Bandar Lampung. Telepon : (0721) 471723 – 470177

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH

dr. A. DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG

TENTANG

TIM PELAYANAN TUBERKULOSIS

RSD dr. A. DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSD dr.


A. Dadi Tjokrodipo, maka diperlukan pembentukan Tim
Pelayanan Tuberkulosis (TB DOTS);

b. bahwa agar penyelenggaraan pelayanan Tuberkulosis (TB


DOTS) di RSD dr. A. Dadi Tjokrodipo dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya Kebijakan Direktur RSD dr. A. Dadi
Tjokrodipo sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Tuberkulosis (TB DOTS) di RSD dr. A. Dadi Tjokrodipo;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada huruf a dan b di atas perlu menetapkan Kebijakan
c. Pembentukan Tim Pelayanan Tuberkulosis (TB DOTS) RSD
dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung dengan
Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014


tentang Tenaga Kesehatan.

3. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor.340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi
4.
Rumah Sakit.

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tahun 2021


tentang Penanggulangan Tuberkulosis;

Keputusan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008 Tentang


7.
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Peraturan Walikota Nomor 29 Tahun 2020 Tentang tata


8. kelola RSD dr. A Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

Peraturan Walikota Nomor 28 Tahun 2020 Tentang


Organisasi Rumah Sakit Daerah dr. A Dadi Tjokrodipo
9.
Bandar Lampung.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN PEMBENTUKAN


TIM PELAYANAN TUBERKULOSIS (TB DOTS) RUMAH SAKIT
DAERAH DR. A. DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG

KESATU :
Menetapkan Tim Pelayanan Tuberkulosis (TB DOTS) RSD dr. A.
Dadi Tjokrodipo dengan susunan personalia sebagaimana
tercantum dalam lampiran Keputusan ini;

KEDUA :
Kebijakan Pelayanan sebagaimana dimaksud diktum kesatu
tercantum dalam lampiran keputusan ini yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan


apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bandar Lampung
:
Pada Tanggal 2 Januari 2022
:

Plt.Direktur,

dr. Teti Herawati, MH


NIP. 197104032002122008
PROGRAM KERJA TB PARU

DI RUMAH SAKIT DAERAH DR. A DADI TJOKRODIPO

KOTA BANDAR LAMPUNG

A. PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang menular ,disebabkan
oleh kuman mycobacterium tuberculosis .Penyakit menular ini
sebenarnya dapat disembuhkan dengan obat yang efektif, namun
pengobatan TB harus dilakukan selama minimal 6 bulan dan harus
diikuti dengan manajemen kasus dan tatalaksana pengobatan yang baik.
Untuk menanggulangi masalah TB, strategi DOTS harus di terapkan
pada seluruh unit pelayanan kesehatan terutama RumahSakit. Dengan
mengikutsertakan secara aktif semua pihak dalam kemitraan yang
bersinergi untuk penanggulangan.Pencegahan dan pengendalian infeksi
TB bertujuan untuk mengurangi penularan TB dalam suatu populasi.
Dasar pencegahan infeksi adalah diagnosis dini cepat tata laksana TB
yang adekuat. Tujuan pencegahan dan pengendalian infeksi untuk
mengurangi penularanTB dan melindungi petugas kesehatan,
pengunjung dan pasien dari penularan TB.
Di tingkat global, Stop TB partnership adalah sebagai bentuk
kemitraan global dan mendukung negara-negara untuk meningkatkan
upaya pemberantasan TB, mempercepat penurunan angka kematian
dan kesakitan akibat TB, serta penyebabTB di seluruh dunia.

Strategi DOTS terdiri dari lima komponen yaitu :


1. Komitemen politis dari para pengambil keputusan, termasuk
dukungan dana;
2. Diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis secara
langsung;
3. Pengobatan dengan panduan OAT jangka pendek dengan pengawasan
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO);
4. Kesinambungan persediaan Obat Anti Tuberculosis (OAT) jangka
pendek untuk pasien;
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku untuk memudahkan
pemantauan dan evalusi program TB.

Untuk menjamin keberhasilan penanggulangan TB, kelima


komponen tersebut di atas harus dilaksanakan secara
bersamaan.Strategi DOTS telah dibuktikan dengan berbagai uji coba
lapangan dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi.
Penanggulangan TB merupakan program nasional yang harus
dilaksanakan di seluruh unit pelayanan kesehatan termasuk Rumah
Sakit. Khusus bagi pelayanan pasien tuberculosis di Rumah Sakit
dilakukan dengan strategi DOTS. Hal ini memerlukan pengelolaan yang
lebih spesifik. Karena dibutuhkan kedisiplinan dalam penerapan semua
prosedur opersioanal yang ditetapkan, disamping itu perlu adanya
koordinasi antar unit pelayanan dalam bentuk jejajring serta penerapan
standar diagnosa dan terapi yang benar, dan dukungan yang kuat dari
jajaran direksi Rumah Sakit berupa komitmen dalam pengelolaan
penanggulangan TB.

B. LATAR BELAKANG

Keberhasilan pengobatan tuberculosis tergantung pada pengetahuan


pasien dan dukungan dari keluarga. Tidak ada upaya dari diri sendiri
atau motivasi keluarga yang kurang memberikan dukungan untuk
berobat secara tuntas akan mempengaruhi kapatuhan pasien untuk
mengkonsumsi obat. Apabila ini dibiarkan, dampak yang akan muncul
jika penderita berhenti meminum obat adalah munculnya kuman
tuberculosis yang resisten terhadap obat, jika ini terus terjadi dan
kuman tersebut terus menyebar pengendalian obat tuberculosis akan
semakin sulit dilaksanakan.
Salah satu strategi pengobatan yang digunakan dalam
menanggulangi TB Paru adalah DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse).DOTS adalah strategi yang komprehensif untuk digunakan
oleh petugas kesehatan primer di seluruh dunia untuk mendeteksi dan
menyembuhkan pasien TB paru. Adapun strategi DOTS terdiri dari
komitmen politis, pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin
mutunya, pengobatan jangka pendek yang terstandar bagi semua kasus
TB dengan penatalaksanaan kasus secara tepat termasuk pengawasan
langsung pengobatan jaminan ketersediaan Obat Anti Tuberkulosis
(OAT) yang bermutu, Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu
memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja
program secara keseluruhan.
Strategi dots telah dibuktikan dan berbagai uji coba lapangan dapat
memberikan angka kesembuhan yang tinggi . Bank dunia menyatakan
strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling cost effective
seorang petugas di fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya seharusnya mempunyai pengetahuan tentang tuberkolusis ,
program pengendalian TB, serta hal-hal lain yang mendukung
terselengaranya pelayanan pengendalian TB.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan dan memperluas pemanfaatan strategi /
menghentikan akses terhadap diagnosis yang akurat dan
pengobatan yang efektif dengan akselerasi pelaksanaan DOT
mencapai target global dalam pengendalian TB dan meningkatkan
ketersediaan, keterjangkaunan dan kualitas obat anti TB.
b. Menyusun strategi menghadapi berbagai tantangan dengan cara
mengadaptasi dots mencegah / menangani TB dengan risestensi
OAT (MDR-TB) dan menurunkan dampak TB.
c. Mendukung Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis,
sehingga diharapkan dapat menurunkan angka insidensi dan
kematian akibat TB di Indonesia.

D.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah


kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya program pelayanan
TB. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:

Kegiatan Pokok
1. Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan
pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai pencegahan
penularan, pengobatan , pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga
terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasien dan
keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit.

2. Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data


epidemiologi yang diperlukan dalam sistem informasi program
penanggulangan tuberkulosis, seperti

3. Pengendalian faktor risiko tuberkulosis

ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian


penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman
pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit
pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah,
mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang
pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan
infeksi tuberkulosis di rumah sakit

4. Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis.

Penemuan kasus tuberkulosis dilakukan melalui pasien yang datang


ke rumah sakit, setelah pemeriksaan, penegakan diagnosis,
penetapan klarifikasi dan tipe pasien tuberkulosis. Sedangkan untuk
penanganan kasus dilaksanakan sesuai tata laksana pada pedoman
nasional pelayanan kedokteran tuberkulosis dan standar lainnya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Pemberian kekebalan. Pemberian kekebalan dilakukan melalui


pemberian imunisasi BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan
risiko tingkat pemahaman tuberkulosis sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

6. Pengobatan TB kasus khusus


Tuberkulosis dengan diabetes militus,kelainan hati,hepatitis imbas
obat, ginjal, milier,pada ibu hamil dan tuberculosis dengan reaksi
alergi pada obat,TB dengan HIV

7. Pelayanan penunjang seperti pelayanan laboratorium dan radiologi,


pencatatan dan pelaporan serta pencatatan dan pelaporan
tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan pelaporan tuberkulosis
resistensi obat.
a. Pelayanan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di Rumah
Sakit Daerah dr.A.Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung
adalah pemeriksaan Xpert TCM.
b. Pelayanan Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan di Rumah Sakit
Daerah dr.A.Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung adalah
pemeriksaan Foto thorax.
c. Pencatatan dan Pelaporan .
Laporan setiap kasus TB dilakukan dengan memasukan data
melalui aplikasi SITB dan juga melaporkan ke Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung.
8. Pelayanan fungsi rujukan
Pelayanan rujukan meliputi rujuk masuk dan rujuk keluar antar
jejaring agar pelayanan TB berjalan baik,berkesinambungan dan
komprehensif (bio, psiko, sosial dan spiritual)
9. Pendidikan dan Pelatihan
a. Anggota Tim
Pelatihan Internal
Pelatihan internal dilakukan oleh Tim DOTS dengan mengikuti dan
mengadakan Inhouse Training tentang Strategi Pengobatan TB di
RSD.dr. A dadi Tjokridipo Bandar Lampung.
Pelatihan Eksternal
Pelatihan Eksternal tentang Strategi DOTS diikuti oleh tim DOTS
secara bergiliran.
b. Pasien, keluarga pasien dan pengunjung
Pendidikan dan pelatihan terkait Pencegahan dan pengobatan TB
Paru dengan materi-materi yang terbaru dilakukan melalui
konseling, penyuluhan, leaflet dan poster untuk meningkatkan
pengetahuan Pasien dan keluarga pasien.
c. Layanan TB HIV

Pasien dengan TB wajib dilakukan skrining HIV dan sebaliknya


pasien dengan HIV wajib dilakukan skrining TB.

10. Pertemuan Anggota Tim


Pertemuan rutin yang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh
anggota Tim dari seluruh bagian di Rumah Sakit Daerah dr.A.Dadi
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung . Dalam pertemuan ini juga diisi
dengan diskusi yang berhubungan dengan kegiatan TB.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

Cara pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai dengan masing-masing


kegiatan dari program :
1. Promosi kesehatan dilakukan bersama dengan bagian Promosi
Kesehatan Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar
Lampung melalui penyuluhan-penyuluhan tentang Tuberkulosis yang
dilakukan di dalam dan di luar gedung rumah sakit.

2. Kegiatan surveilans dilakukan dengan mengumpulkan data pasien-


pasien yang melakukan skrining TB dan yang mendapat terapi TB
dari setiap unit rawat jalan dan rawat inap, hasil dari surveilans
dibuat dalam bentuk laporan.

3. Pengendalian faktor risiko tuberkulosisdilakukan bekerja sama


dengan bagian PPI dengan mengadakan edukasi dan pemisahan
pasien TB. Untuk pasien rawat jalan, pasien-pasien yang batuk
dipisahkan di Pojok Batuk, sedangkan untuk pasien rawat inap yang
dicurigai atau positif menderita TB dirawat di ruang isolasi atau di
ruang rawat biasa dengan sistem kohorting.

4. Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis di RS Dr. A. Dadi


Tjokrodipo Kota Bandar Lampung dilakukan di setiap poliklinik
dengan melakukan skrining untuk pasien-pasien tersangka TB.
Untuk dewasa, skrining dilakukan dengan pemeriksaan Xpert TCM
dan foto thoraks. Jika hasilnya positif, maka akan diberikan
pengobatan TB sesuai strategi DOTS berdasarkan kategori masing-
masing. Sedangkan untuk anak-anak skrining dilakukan dengan
sistem skoring.

5. Pemberian kekebalan, dilakukan di bagian Klinik Kesejahteraan Ibu


dan Anak (KKIA) dengan vaksin BCG. Vaksin BCG diberikan 1 kali
untuk bayi-bayi yang baru lahir sampai umur 2 bulan.

6. Pengobatan TB kasus khusus


Pemberian obat OAT dengan kasus Khusus seperti pada keadaan
khusus dengan Tuberkulosis dengan diabetes militus,kelainan
hati,hepatitis,imbas obat,ginjal kronik,milier,pada ibu hamil dan
Tuberkulosis dengan reaksi alergi pada kulit.

7. Pelayanan penunjang seperti pelayanan laboratorium dan radiologi,


pencatatan dan pelaporan serta pencatatan dan pelaporan
tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan pelaporan tuberkulosis
resistensi obat.

a. Pelayanan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di Rumah
Sakit Daerah dr.A.Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung
adalah dengan menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM)
GeneXpert untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan
Tes Cepat Molekuler (TCM) Mycobacterium tuberculosis dengan
mesin GeneXpert pada pasien suspek Tuberkulosis (TB) Paru.
b. Pelayanan Radiologi
pemeriksaan Radiologi yang dapat dilakukan di Rumah Sakit
Daerah dr.A.Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung adalah
dengan melakukan foto thorax selanjutnya membacakan hasil
pemeriksaan radiologi pasien,untuk ditegakannya sebuah
diagnosa penyakit dari pasien.
c. Pencatatan dan Pelaporan .
Laporan setiap pasien yang positif TB dilakukan dengan
memasukan data melalui aplikasi SITB. Selanjutnya
melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.

8. Pelayanan fungsi rujukan


Setiap Pasien yang sudah di diagnosa positif TB SO oleh dokter
Spesialis Paru akan di rujuk ke Puskesmas sesuai domisili untuk
mendapatkan OAT selama 6 bulan, pasien yang sudah positif TB
kontrol ke Rumah sakit setiap setelah pengobatan 0-2-6 bulan
untuk tatalaksana lebih lanjut.
Pasien yang hasil TCM dan sudah di diagnosa dokter TB resisten
obat selanjutnya akan di rujuk ke Rumah Sakit Abdul Moloek Untuk
mendapatkan OAT TB MDR.

9. Pendidikan dan Pelatihan


Pengembangan anggota tim supaya dapat meningkatkan layanan
Kegiatan ini diselenggarakan dengan cara inhouse training dan
exhouse training. Untuk inhouse training bekerja sama dengan
pihak-pihak lain dengan melibatkan SDM, Komite Keperawatan,
Komite Medik, dan bagian terkait. Untuk exhouse training bekerja
sama dengan pihak penyelanggara.

10. Kolaborasi TB-HIV : Memberikan layanan konseling pada pasien TB


dan HIV dalam kepatuhan minum obat. Melakukan skrining HIV
pada semua pasien TB dan melakukan skrining TB pada semua
pasien HIV.
11. Pertemuan Anggota Tim
Mengadakan pertemuan rutin yang diselenggarakan Triwulan
dengan melibatkan seluruh anggota Tim di Rumah Sakit Daerah
dr.A.Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung . Dalam pertemuan ini
juga diisi dengan diskusi yang berhubungan dengan kegiatan
Program TB. Dalam pertemuan dilengkapi undangan dan notulen
rapat.

E. SASARAN
1. Promosi kesehatan tercapainya dengan target 100% sosialisasi
2. Surveilans TB sasaran tercapainya dengan target 100% sosialisasi
3. Pengendalian faktor risiko TB (85%)
4. Penemuan dan penanganan kasus TB (100%)
5. Pemberian obat pencegahan TB (85%)
6. Pelayanan penunjang seperti pelayanan laboratorium,radiologi,
pencatatan dan pelaporan dengan target 100%.
7. Pelayanan fungsi rujukan antar jejaring yang terkonfirmasi 100%.
8. Anggota tim yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan 100%
9. Menyusun program kerja (100%)
10. Mengadakan pertemuan rutin triwulan ( 75%)
11. Mengusulkan dan merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana
100%
F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Rencana Kegiatan Program TB tahun 2022


No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Promosi Kesehatan √ √
2 Surveilans TB √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Pengendalian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
faktor risiko TB
4 Penemuan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penangangan
kasus TB
5 Pemberian obat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pencegahan TB
6 Pelayanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Penunjang
7 Pelayanan Rujukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 Pencatatan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pelaporan
9 Pendidikan dan √ √
Pelatihan
10 Pertemuan Tim √ √ √ √
11 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pelaporan
12 Monitoring evaluasi √ √ √ √

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Kegiatan TB DOTS dievaluasi setiap 3 bulan untuk dinilai apakah


pelaksanaan kegiatan mencapai sasaran dan perencanaan, hasil evaluasi
ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk rencana tindak lanjut dan
sebagai program kerja tahun selanjutnya.
H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Laporan setiap penemuan kasus TB dilakukan dengan memasukan


data melalui aplikasi SITB dan juga melaporkan ke Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung.
2. Melakukan monitoring evaluasi kegiatan dilakukan tiap tiga bulan
(triwulan)
3. Laporan tahunan penemuan kasus TB di kumpulkan dan dilaporkan
ke direktur.

Bandar Lampung, 2 Januari 2022


Mengetahui

Penanggung jawab, Plt. Direktur,

dr. Adhari Ajipurnomo Sp.P dr. Teti Herawati, MH


NIP.198500252011011001 NIP.197104032002122008

Anda mungkin juga menyukai