Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

DINAS KESEHATAN
UPT RSUD LANTO DG. PASEWANG
Jl. Ishak Iskandar, Kel. Empoang Selatan, Kec. Binamu, Kab. Jeneponto, Telp.(0419)21004-21118
Email: rsudjeneponto@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
LANTO DG. PASEWANG
NOMOR: / /RSUD-LDP/JP/VII/2022

TENTANG

PANDUAN RE-USE

DIREKTUR UNIT PELAKSANA TEKNIS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANTO DG. PASEWANG,

Menimbang : a. bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan


pelayanan kesehatan di Rumah Sakit adalah dengan
melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan sebagai acuan dalam melayani pasien;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur tentang Panduan Re-Use.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat Il di Sulawesi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020

1
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6659);
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 14
Tahun 2021 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022 (Lembaran
Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2021 Nomor
319);
8. Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 81 Tahun 2021
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022 (Berita
Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2021 Nomor
81) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 15
Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Bupati Nomor 81 Tahun 2021 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2022 (Berita Daerah
Kabupaten Jeneponto Tahun 2022 Nomor 15);
9. Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 9 Tahun 2021
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum
Daerah Lanto Dg. Pasewang pada Dinas Kesehatan;
10. Keputusan Bupati Jeneponto Nomor 440/175/2021
tentang Penetapan Status Badan Layanan Umum
Daerah Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum
Daerah Lanto Dg. Pasewang.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Panduan Re-Use di Unit Pelaksana Teknis Rumah
Sakit Umum Daerah Lanto Dg. Pasewang sebagaimana
tercantum pada Lampiran Keputusan ini;
KEDUA : Segala biaya yang berkaitan dengan Surat Keputusan
ini dibebankan kepada Dana Alokasi Umum (DAU)-
APBD Tahun 2022 atau sumber lain yang sah dan
tidak mengikat sesuai dengan Ketentuan Perundang-
Undangan;

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

2
Ditetapkan di Jeneponto
pada tanggal 13 Juli 2022

DIREKTUR,

drg.BUSTAMIN. S.K.G.M.Kes
Pangkat Pembina Utama Muda
NIP. 19691028 200212 1 010

Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto;
2. Para Kepala Bidang UPT RSUD Lanto Dg. Pasewang;
3. Para Kepala Instalasi/Ruangan/Unit UPT RSUD Lanto Dg. Pasewang.

3
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UPT RSUD
LANTO DG. PASEWANG
NOMOR / /RSUD-LDP/JP/VII/2022
TENTANG
PANDUAN RE-USE

PANDUAN RE-USE

BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Peralatan medis adalah alat yang digunakan untuk tujuan medis pada
pasien, diagnosis, terapi serta tindakan pembedahan.Peralatan medis di
rumah sakit merupakan alat penunjang dalam pelayanan yang sangat
vital.Peralatan medis dirumah sakit dapat berupa peralatan sekali pakai
(single-use) atau peralatan yang dapat digunakan kembali (re-use). Ada
dua risiko terkait single-use dan re-use peralatan habis pakai : ada risiko
meningkatnya infeksi dan ada risiko bahwa kekuatan peralatan habis
pakai tersebut mungkin tidak adekuat atau tidak memuaskan setelah
diproses kembali. Pada waktu alat single use menjadi re-use maka rumah
sakit harus membuat kebijakan yang menjadi panduan untuk re-use.
Kebijakan konsisten dengan peraturan dan perundangan nasional dan
standar profesi dan termasuk mengidentifikasi dari :
1. Peralatan dan peralatan habis pakai yang tidak bisa di re-use.
2. Jumlah maksimum untuk melakukan re-use pada setiap peralatan dan
peralatan yang di re-use.
3. Tipe pemakaian dan kelayakan, dan indikasi bahwa peralatan habis
pakai tidak bisa di re-use.
4. Proses pembersihan untuk setiap peralatan yang mulai dengan segera
sesudah digunakan dan diikuti dengan protokol yang jelas.
5. Proses untuk pengumpulan, analisa dan data yang berhubungan dengan
pencegahan dan pengendalian infeksi peralatan dan material yang
digunakan dan re-use.

B. Tujuan
1. Menyediakan prosedur untuk desain dan pelaksanaan pendekatan
sistematis untuk perencanaan, ketepatan penggunaan, ketepatan
pengolahan, dan pemeliharaan semua peralatan medis yang dapat
digunakan kembali atau peralatan medis re-use (PMR) di rumah sakit.
2. Melindungi pasien dan petugas kesehatan dari kemungkinan terkena
infeksi silang karena penggunaan alat yang seharusnya sekali pakai
namun digunakan kembali tanpa prosedur yang benar.

4
C. Pengertian
1. Peralatan Medis Re-use (PMR) adalah setiap peralatan medis habis pakai
yang dirancang oleh produsen untuk digunakan kembali untuk
beberapa pasien. Semua PMR harus disertai dengan instruksi
penggunaan kembali sesuai prosedur yang disediakan oleh produsen.
2. Pemrosesan kembali adalah pembersihan, desinfeksi, sterilisasi, dan
persiapan peralatan untuk kesiapan penuh/siap pakai untuk
penggunaan selanjutnya. Hal ini dapat terjadi sebagian atau
keseluruhan, baik di dalam maupun di luar penyediaan, pengolahan dan
distribusi.
3. Barang single use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda
termasuk segala macam komponen, suku cadang, asessoris yang
ditujukan untuk sekali pakai dalam diagnosis atau terapi medis pada
manusia yang dikelompokkan kedalam peralatan kritis yang harus
disediakan dalam keadaan steril atau harus disediakan setelah diproses
dengan desinfeksi tingkat tinggi.
4. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang harus melalui proses
mulai dari Pre-Cleaning dan Cleaning sampai proses bebas dari
mikroorganisme dengan cara Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau
Strerilisasi dengan mesin sterilisator.
5. Prabilas (Pre-Cleaning) adalah proses yang membuat benda mati lebih
aman untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan, mengurangi
jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi, mengaktifasi virus HBV,
HCV dan HIV.
6. Pembersihan (Cleaning) adalah proses secara fisik membuang semua
kotoran dan sejumlah mikroorganisme dari alat kesehatan untuk
menguragi risiko bagi petugas selanjutnya.
7. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) adalah suatu proses yang dilakukan
terhadap peralatan medis golongan semi kritikal dengan menggunakan
desinfektan untuk membunuh semua bentuk mikroorganisme kecuali
endospore.
8. Sterilisasi adalah Suatu proses yang dilakukan terhadap peralatan
medis golongan kritikal dengan menggunakan mesin sterilisator baik
suhu tinggi maupun suhu rendah untuk membunuh semua bentuk
mikroorganisme termasuk endospora

5
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
d. Staf profesional lainya
2. Instalasi yang terlibat pelaksanaan Panduan Re - Use adalah :
a. Perinatologi
b. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
- Ruang Perinatologi

B. Kewajiban dan Tanggung Jawab


1. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang Panduan Re-Use
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien) Bertanggung
jawab melakukan Panduan Re-Use
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami Panduan Re-Use
b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan Re-
Use
4. Manajer
a. Memantau dan memastikan Panduan Panduan Re-Use telah dikelola
dengan baik oleh Kepala Instalasi
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Re-Use yang telah
dibuat

6
BAB III
TATA LAKSANA

A. Prinsip Umum
Berkaitan dengan pemrosesan alat re-use dan single use ketentuan harus
mengacu pada ketentuan :
1. Berikut adalah peralatan medik yang dapat di re-use :
a. Peralatan medik yang terdapat ketentuan DAPAT digunakan kembali
oleh produsen dan tertera dengan jelas pada kemasan, dengan
memperhatikan jumlah maksimal suatu peralatan dapat digunakan
kembali.
b. Peralatan medik yang tidak berbahaya bila digunakan ulang dan
dipastikan tidak menyebabkan infeksi silang setelah dilakukan
sterilisasi dan dengan syarat masih layak digunakan kembali, list
terlampir.
2. Berikut adalah peralatan medik yang tidak dapat di re-use :
a. Peralatan medik yang terdapat ketentuan TIDAK DAPAT digunakan
kembali oleh produsen dan tertera dengan jelas pada kemasan
tentang larangannya untuk melakukan re-use.
b. Peralatan medik yang telah digunakan oleh pasien infeksius
(HbSAg+, HCV+, HIV+) tidak dapat digunakan kembali walaupun
telah dilakukan sterilisasi.
c. Peralatan medik yang berbahaya bila digunakan ulang dan
kemungkinan akan menyebabkan infeksi silang walaupun setelah
dilakukan sterilisasi.
d. Peralatan medik yang sudah mengalami kerusakan meskipun batas
belum melewati batas maksimal penggunaan.
3. Proses pemilahan, pengecekan kondisi, pencucian dan sterilisasi alat
dilakukan di CSSD. Peralatan Medis Re-use (PMR) yang telah digunakan
dapat disterilkan kembali di unit CSSD dengan mengikuti ketentuan
desinfeksi dan sterilisasi alat medik sesuai prosedur.
4. Setelah peralatan medik disterilisasi, kemudian dikemas dan diberi
identifikasi berupa : nama alat, tanggal dilakukan sterilisasi dan tanggal
kadaluarsa.
5. Untuk mengetahui jumlah maksimal suatu alat dapat di re-use, setiap
unit mendokumentasikan jumlah pemakaian.
6. Peralatan yang bersifat single use di gunakan untuk sekali pemakaian,
peralatan single use tidak boleh digunakan ulang. Apabila bahan atau
peralatan medis single use telah kedaluarsa, diberlakukan sebagai
barang bekas pakai dan di bakar di incenerator dilengkapi dengan berita
acara pemusnaan.
7. Penggunaan alat medis single use-re use harus diberlakukan menurut
ketentuan yang ditetapkan oleh Direktur RS atas rekomendasi Komite
PPI.
8. Setiap alat single use- reuse yang akan digunakandipastikan terlebih
dahulu bahwa alat tersebut aman untuk pasien

7
B. Persyaratan Barang Single-Use Bisa Di Re-Use
1. Instrumen single-use yang di re-use adalah instrument dengan harga
yang mahal
2. Terdapat literature atau bukti yang menyatakan bahwa barang single-
use dapat di re-use.
3. Staf yang berhak menyatakan bahwa instrument masih baik dan dapat
dilakukan proses re-use adalah dokter terakhir yang menggunakan
alat.
4. Instrumen single-use yang di re-use harus ditandai dengan kode warna
sesuai aturan.
5. Penanda yang dimaksud terbuat dari bahan karet atau selotip sesuai
kode warna pada penandaan.
6. Staf yang berkewajiban memberikan tanda adalah penanggung jawab
alat di Unit Kerja.
7. Proses untuk pre-cleaning, cleaning dan sterilisasi harus sesuai dengan
spesifikasi masing-masing alat.
8. Harus ada prosedur tertulis (SOP) tentang Pembersihan dan
dekontaminasi barang single-use
9. Reprocessing alat yang terkontaminasi harus dilakukan pada area yang
dirancang dan digunakan khusus untuk Proses dekontaminasi dengan
syarat :
a. Ruangan harus terpisah dari ruang lain
b. Ventilasi harus dapat mengeliminasi zat toksik
c. Pembersihan manual mempertimbangkan bahan pembersih dengan
busa yang sedikit, ph netral, formula enzimatik untuk seluruh
komponen biologis seperti darah, lemak, karbohidrat serat dll.
d. Dibawa langsung ketempat pembersihan dengan kontainer yang
tertutup dan mudah dibersihkan

C. Identifikasi peralatan / material yang bisa di Re-Use


Untuk setiap peralatan/material yang bisa digunakan kembali harus
melalui proses desinfeksi dan sterilisasi.

No Nama Peralatan Medik Maks Pemakaian Unit Pengguna


Medical Equipment Max of Use (times) User Unit
1. Selang CPAP 9 kali Perinatologi

D. Prosedur pemeriksaan alat/barang Single use yang akan di Sterilisasi


1. Penerimaan
a. Melakukan pemeriksaan pada setiap alat/barang SingleUse yang
akan dilakukan proses Re-Use, apakah memenuhi persyaratan
untuk layak pakai atau tidak, antara lain, yaitu:
1) Melihat penandaan/kode warna yang terpasang pada alat, apakah
masih memenuhi persyaratan umum untuk dilakukan proses Re-
Use atau tidak (Batas maksimal Re-Use 9 kali (R-9), dengan kode
warna orange)

8
2) Kelenturan alat : lentur / tidak
3) Warna bening / buram / hitam
b. Petugas penerimaan dan petugas unit ruang sama-sama menghitung
dari jumlah alat/barang yang akan disterilkan dan melihat keutuhan
alat
c. Apabila alat/barang Single-Use yang akan diproses ReUse tidak
memenuhi persyaratan untuk laik pakai, maka dilakukan penolakan
pada alat/barang yang akan di ReUse dan dibuat
laporan/dokumentasi mengenai penghapusan alat yang tidak laik
tersebut dari unit yang mengirim dan dari unit CSSD.
2. Penandaan
Melakukan penandaan kode warna/tanda yang sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan (Standar Operasional Prosedur Pemasangan Kode
Warna/Tanda Alat Single-Use di Proses Re-Use), untuk dilakukan
proses selanjutnya (kemas ulang) apabila memenuhi persyaratan.

E. PROSEDUR STERILISASI BARANG SINGLE-USE


1. Persyaratan
a. Instrumen Single-Use yang di Re-Use adalah instrumen dengan
harga yang mahal
b. Terdapat literatur atau bukti empiris (pengalaman) yang menyatakan
bahwa barang Single-Use dapat di Re-Use
c. Staf yang berhak menyatakan bahwa instrumen masih baik dan
dapat dilakukan proses Re-Use adalah dokter terakhir yang
menggunakan alat
d. Instrumen Single-Use yang di Re-Use harus ditandai dengan kode
warna sesuai aturan, atau label isolatip yang diberi tanda angka
e. Penandaan yang dimaksud tersebut terbuat dari bahan karet atau
isolatip sesuai kode warna pada penandaan
f. Staf yang berkewajiban memberikan tanda adalah penanggung jawab
unit alat kerja atau petugas CSSD sesuai dengan form pengiriman
alat
2. Penandaan

No Kode Angka Proses


1 R-1 Re use 1 kali (R-1)
2 R-2 Re use 2 kali (R-2)
3 R-3 Re use 3 kali (R-3)
4 R-4 Re use 4 kali (R-4)
5 R-5 Re use 5 kali (R-5)
6 R-6 Re use 6 kali (R-6)
7 R-7 Re use 7 kali (R-7)
8 R-8 Re use 8 kali (R-8)
9 R-9 Re use 9 kali (R-9)
Atau dengan isolatif yang diberi tanda angka sesuai dengan form
pengiriman alat.

9
3. Prosedur
Unit Kerja :
a. Perawat penanggujawab alat mengisi buku persetujuan proses
sterilisasi barang single-use
b. Dokter terakhir yang menggunakan alat menandatangani
persetujuan Re-Use alat
c. Perawat penanggung jawab alat :
1) Mengelompokkan alat berdasarkan proses Re-Use
2) Menyerahkan alat yang akan di Re-Use ke bagian Pre Cleaning
bersamaan dengan kartu persetujuan proses sterilisasi
d. Petugas Pre-Cleaning
1) Menerima alat dari perawat
2) Melakukan proses Pre-Cleaning dan memasangkan kode Re-Use
pada alat
3) Memasukkan alat kedalam container trolley barang kotor atau
bersih
4) Mencatat pada buku permintaan sterilisasi
5) Mengirim barang kotor atau bersih ke Instalasi Sterilisasi
Central/CSSD dengan membawa buku persetujuan proses
sterilisasi barang Single-Use

Instalasi CSSD :
a. Petugas penerimaan alat
1) Menerima buku persetujuan proses sterilisasi barang Single-Use
yang sudah diisi
2) Kode warna dan jumlah Re-use dari setiap item barang single use
sesuai buku persetujuan proses sterilisasi barang single use
3) Jika penandaan tidak dipasang oleh ruangan maka petugas
Instalasi Sterilisasi Central menghubungi ruangan untuk
memastikan jumlah Re-use atau menggunakan form penerimaan
alat
b. Petugas Cleaning : Melakukan proses berdasarkan kelompok barang
yang di Re-use
c. Petugas Pengemasan dan Penandaan
1) Mengemas barang yang sudah bersih dari hasil proses Cleaning
dengan bahan pengemas yang sesuai
2) Memberi dan menempelkan kertas labelin yang bertuliskan:
a) Warna dari barang Single-Use atau menuliskan angka pada
isolatif yang ditempelkan pada alat yang di Re-use
b) Tanggal proses sterilisasi
c) Tanggal Expire date
d. Petugas Sterilisasi
1) Melakukan proses steril dengan metoda sterilisasi suhu rendah
(H2O2) atau sterilisasi suhu tinggi (Steam)
2) Mengirim barang steril keruangan penyimpanan barang steril
e. Petugas Penyimpanan dan Distribusi Barang Steril
1) Melakukan uji visual
2) Membubuhkan paraf pada buku persetujuan proses sterilisasi
barang Single-Use sebagai tanda persetujuan bahwa alat
memenuhi syarat

10
3) Melakukan penyimpanan pada rak-rak

Di Unit Kerja :
a. Petugas unit kerja
1) Mengambil alat yang telah selesai proses sterilisasi diloket
pendistribusian
2) Melakukan pemeriksaan bersama dengan petugas
pendistribusian barang steril
3) Menandatangani formulir permintaan sterilisasi
4) Membawa alat steril diunit kerja
b. Penanggung jawab barang steril
Menyimpan barang steril pada ruang penyimpanan barang steril

4. Langkah-langkah
a. Alat yang akan digunakan kembali harus dinilai apakah masih
memenuhi syarat (tidak berubah bentuk, tidak berubah warna,tidak
cacat ,tidak retak, dan tidak rusak).
b. Melakukan proses dekontaminasi sesuai SPO yang berlaku
c. Mencatat penggunaan re-use yang keberapa kali dengan cara
menulis angka di penandaan alat sesuai dengan pengunaan re-use
keberapa kali
d. Alat dikemas dengan pouches
e. Memberi label kemasan alat dengan data : ruangan, tanggal
dekontaminasi, tanggal expire, waktu dekontaminasi ,jenis
dekontaminasi, penggunaan re-use ke-; nama dan tanda tangan
petugas
f. Alat di sterilkan ke dalam mesin plasma
g. Setelah proses mesin telah selesai alat di simpan di rak instrument

11
BAB IV
DOKUMENTASI

a. Dokumentasi monitoring dan evaluasi.


b. Dokumentasi inventaris peralatan yang dilakukan proses sterilisasi.
c. Penerapan SPO Re Use.

DIREKTUR,

BUSTAMIN

12

Anda mungkin juga menyukai