KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR: / /RSUD-LDP/JP/VIII/2022
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Pedoman Pelayanan Unit Farmasi di UPT RSUD Lanto
Dg. Pasewang sebagaimana tercantum pada Lampiran
I Keputusan ini;
KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Unit Farmasi sebagaimana
tercantum pada Lampiran II Keputusan ini;
KETIGA : Segala biaya yang berkaitan dengan Surat Keputusan
ini dibebankan kepada Dana Alokasi Umum (DAU)-
APBD Tahun 2022 atau sumber lain yang sah dan
3
tidak mengikat;
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Jeneponto
pada tanggal 16 Agustus 2022
DIREKTUR,
BUSTAMIN
Pangkat Pembina Utama Muda
NIP. 19691028 200212 1 010
Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto;
2. Kepala Bidang Pelayanan UPT RSUD Lanto Dg. Pasewang;
3. Masing-masing yang bersangkutan.
4
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR UPT RSUD LANTO
DG. PASEWANG
NOMOR / /RSUD-LDP/JP/VII/2022
TENTANG
SISTEM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN
PENGGUNAAN OBAT DI UPT RSUD LANTO
DG. PASEWANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian RSUD Lanto Dg. Pasewang
2. Tujuan Khusus
C. Sasaran Pedoman
Sasaran dari Pedoman Pelayanan Kefarmasian di UPT RSUD Lanto Dg.
Pasewang adalah seluruh petugas yang terlibat dalam seluruh siklus rantai
suplai obat dalam Rumah Sakit mulai dari pemilihan obat hingga
penggunaan obat yang kesemuanya merupakan rangkaian kegiatan yang
kompleks dan saling terkait satu dengan lainnya, demikian pula aktivitas
6
E. Batas Operasional
1. Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah
Sakit dan merupakan salah satu Instalasi yang ada di RSUD Lanto Dg.
Pasewang yang berada di bawah Kabid Pelayanan dan Penunjang
medik,dan dipimpin oleh seorang apoteker.
2. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
3. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
4. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
5. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.
6. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur
dan memperbaiki fungsi tubuh.
7. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (singleuse) yang daftar produknya diatur dalam
peraturanperundang-undangan.
8. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan
7
F. Landasan Hukum
10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
11. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
13. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/068 Tahun 2010 tentang
Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 899 Tahun 2011 tentang Registrasi,
Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
18. Petunjuk Tehnis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit 2019
8
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Jumlah“ 65 orang
9
C. Pengaturan Jaga
BAB III
STANDAR FASILITAS
Keterangan :
A B
A. R. Administrasi &
penanggung jwb
B. R. Administrasi
C. Ruang Tunggu Pasien
E D. Pintu Masuk Pegawai
E. R. Penerimaan
Resep /Penyerahan
F G H Obat & R. Konseling
F. R. PenyiapanObat
G. R. PeracikanObat
H. R. Kepala Instalasi &
R. PIO
Keterangan :
A. Ruang TungguPasien
B. Ruang Penerimaan
Resep/Administrasi
C. RuangPenyerahan
Obat& R. PIO
D. RuangPenyiapan
E. WC
Keterangan :
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
kelas terapi;
c. Komite/Tim Farmasi dan Terapi membahas usulan tersebut bersama
Kelompok Staf Medik (KSM) pengusul, jika diperlukan dapat
meminta masukan dari pakar;
d. Menetapkan obat yang masuk formularium untuk diajukan
pengesahan ke Direktur Rumah Sakit;
e. Direktur Rumah Sakit mengesahkan pemberlakuan formularium
rumah sakit.
Dalam penerapan penggunaan formularium, maka perlu dibuat
kebijakan untuk mendorong penggunaan obat yang rasional, antara
lain:
b) Substitusi terapeutik
a. Obat yang memiliki nomor izin edar (NIE) dari Badan POM
b. Terutama obat generik;
d) Dokumen lain
b. Perencanaan
b) Stok awal
c) Penerimaan
d) Pengeluaran
e) Sisa stok
g) Kekosongan obat
k) Pola kunjungan
Rumus:
A=(B+C+D)-E
20
A = Rencana Kebutuhan
B = Stok Kerja (Pemakaian rata-rata x 12 bulan)
C = Buffer stock
D = Lead Time Stock (Lead time x pemakaian rata-rata)
E = Sisa stok
Keterangan:
- Stok Kerja adalah kebutuhan obat untuk pelayanan
kefarmasian selama satu periode.
- Buffer stock adalah stok pengaman
Contoh:
Jika terjadi kekosongan Natrium Diklofenat 50mg selama 20 hari
dalam satu tahun, dan diketahui pemakaian rata-rata Natrium
Diklofenat 50mg setahun adalah 300.000 tablet, maka:
- Pemakaian rata-rata perhari adalah 300.000 tablet ÷ (365 hari
– 20 hari) = 870 tablet
- Pemakaian rata-rata Natrium Diklofenat 50mg perbulan
adalah 870 tablet x 30 hari=26.000 tablet
Jadi kebutuhan riil Natrium Diklofenat 50mg selama setahun
adalah 26.000 tablet x 12 = 312.000 tablet.
b. Metode Morbiditas
- 4 s.d. 14 tahun
- 15 s.d. 44 tahun
- > 45 tahun
Analisis ABC
Analisis VEN
a) Kelompok V (Vital):
Analisis Kombinasi
A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC
a. Pengadaan
1) Pembelian
5. Produksi
1) Produksi steril
penawarannya.
c) Prosedur tetap untuk pemeriksaan rutin consignments
(pengiriman)
b. Penerimaan
3. Cairan:
a. warna, bau
b. kejernihan, homogenitas
c. kemasan dan label
4. Salep:
a. warna, konsistensi
b. homogenitas
c. kemasan dan label
5. Injeksi:
a. warna
b. kejernihan untuk larutan injeksi
c. homogenitas untuk serbuk injeksi
d. kemasan dan label
6. Sirup kering:
a. warna, bau, penggumpalan
b. kemasan dan label
7. Suppositoria:
a. warna
b. konsistensi
c. kemasan dan label
a) Obat risiko tinggi, yaitu sediaan farmasi dengan zat aktif yang
akan menimbulkan kematian atau kecacatan bila terjadi
kesalahan (error) dalam penggunaannya (contoh: insulin, heparin
atau kemotera peutik).
b) Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat
Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/
38
Gambar7ContohobatLASAdengankandunganzataktifberbeda
Gambar8.ContohobatLASAdisimpantidakberdekatan
Kunci
Kunci
d. Pendistribusian
1. Pengendalian ketersediaan;
2. Pengendalian penggunaan;
3. Penanganan ketika terjadi kehilangan, kerusakan, dan
kedaluwarsa.
Pengendalian ketersediaan:
Pengendalian Penggunaan
SO=SK+SWK+SWT+Bufferstock
Keterangan:
SO = Stok Optimum
50
g. Administrasi
akhir bulan.
Informasi yang diperoleh:
1) Jumlah sediaan farmasi dan BMHP yang tersedia (sisa
stok)
2) Jumlah sediaan farmasi dan BMHP yang diterima
3) Jumlah sediaan farmasi dan BMHP yang keluar
4) Jumlah sediaan farmasi dan BMHP yang
hilang/rusak/kedaluwarsa
5) Jangka waktu kekosongan sediaan farmasi dan BMHP
Manfaat informasi yang diperoleh:
1) Untuk mengetahui dengan cepat jumlah persediaan
sediaan farmasi dan BMHP
2) Penyusunan laporan
3) Perencanaan pengadaan dan distribusi
4) Pengendalian persediaan
5) Untuk pertanggung jawaban bagi petugas penyimpanan
dan pendistribusian
6) Sebagai alat bantu kontrol bagi Kepala IFRS.
Petunjuk pengisian:
b) Kemasan
c) Isikemasan
3. Rekonsiliasi obat;
5. Konseling;
6. Visite;
a. Pengertian
c. Pelaksana
1) Pengkajian Resep
2) Pelayanan Resep
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Persiapan
1) Rekam medis
3) Resep pasien
e. Pelaksanaan
3. Rekonsiliasi Obat
a. Pengertian
c. Manfaat
Pasien terhindar dari kesalahan penggunaan obat
d. Pelaksana
1) Apoteker
2) Dokter
e. Persiapan
1) SPO Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
2) SPO rekonsiliasi obat
2) Resep/instruksi pengobatan
3) Rekam medis/catatan profil obat pasien
g. Pelaksanaan
1) Rekonsiliasi obat saat admisi
a) Melakukan penelusuran riwayat penggunaan obat. (Lihat
kegiatan “Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat”)
b) Melakukan konfirmasi akurasi riwayat penggunaan obat
dengancara memverifikasi beberapa sumber data (rekam
medis admisi sebelumnya, catatan pengambilan obat di
apotek, obat yang dibawa pasien)
c) Membandingkan data Obat yang pernah/sedang
digunakan pasien sebelum admisi dengan resep pertama
dokter saat admisi. Apakah terdapat diskrepansi
(perbedaan). Jika ditemukan perbedaan, maka apoteker
menghubungi dokter penulis resep
d) Melakukan klarifikasi dengan dokter penulis resep
apakah:
(1) Obat dilanjutkan dengan rejimen tetap
(2) Obat dilanjutkan dengan rejimen berubah
admisi.
(c) Stop, pilih ini jika obat dihentikan penggunaan saat
dirawat.
(7) Kolom Perubahan Aturan Pakai
b. Tujuan
1) Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga
kesehatan dilingkungan rumah sakit dan pihak lain diluar rumah
sakit;
2) Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan obat/Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis HabisPakai, terutama bagi Tim Farmasi dan Terapi;
3) Menunjang penggunaan obat yang rasional.
4) Membuat kajian obat secara rutin sebagai acuan penyusunan
Formularium Rumah Sakit
5) Membuat kajian obat untuk uji klinik di rumah sakit
6) mendorong penggunaan obat yang aman dengan meminimalkan
efek yang merugikan
7) mendorong penggunaan obat yang efektif dengan tercapainya
tujuan terapi secara optimal serta efektifitas biaya
c. Manfaat
1) Promosi/Peningkatan Kesehatan (Promotif): penyuluhan; CBIA;
2) Pencegahan Penyakit (preventif): penyuluhan HIV, TB;
penyuluhan imunisasi; penyuluhan terhadap bahaya merokok,
bahaya narkotika;
3) Penyembuhan Penyakit (kuratif): pemberian informasi obat;
edukasi padasaat rawat inap
4) Pemulihan Kesehatan (rehabilitatif): rumatanmetadon; program
berhenti merokok
f. Persiapan
1) Pengorganisasiandanruangan
a) Pustaka Primer
g. Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan PIO meliputi:
1) Apoteker Instalasi Farmasi menerima pertanyaan lewat telepon,
pesan tertulis atau tatap muka.
2) Mengidentifikasipenanyanama,status(dokter,perawat,apoteker,asi
sten apoteker, pasien/keluarga pasien, dietisien, umum), asal
unit kerjapenanya
3) Mengidentifikasi pertanyaan apakah akan diterima, ditolak atau
70
a. Pengertian
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran
terkait terapi obat dari apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau
keluarganya.
b. Tujuan
Pemberian konseling obat bertujuan untuk meningkatkan
kepatuhan pasien, mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan
risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD), dan
meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan
keamanan penggunaan obat bagi pasien (patient safety)
c. Manfaat
1) Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dan
pasien;
2) Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien;
3) membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat;
4) membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan
penggunaan obat dengan penyakitnya;
71
e. Persiapan
Sarana dan peralatan:
1) Ruangan atau tempat konseling;
2) Alat bantu konseling (kartu pasien/catatan konseling).
f. Pelaksanaan
1) Persiapan
a) Pelayanan konseling obat dilakukan oleh apoteker
b) Melakukan seleksi pasien berdasarkan prioritas yang sudah
ditetapkan
c) Menyiapkan Formulir Informasi Obat Pulang (pada konseling
obat) pasien pulang)
e) Menyiapkan obat yang akan dijelaskan kepada
pasien/keluarga pasien
f) Menyiapkan informasi lengkap dari referensi kefarmasian
seperti hand book, e-book atau internet
2) Pelaksanaan
a) Konseling pasien rawat jalan
(1) Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
(2) Menulis identitas pasien (nama, jenis kelamin, tanggal
lahir), nama dokter, nama obat yang diberikan, jumlah
obat, aturan pakai, waktu minum obat (pagi, siang, sore,
malam).
(3) Jika ada informasi tambahan lain dituliskan pada
keterangan.
(4) Menemui pasien/keluarga diruang konseling.
(5) Memastikan identitas pasien dengan cara menanyakan
72
d) Konseling pasien dengan obat khusus (HIV, OAT dan Obat yang
perlu perhatian, obat dengan aturan pakai khusus)
g. Evaluasi
a. Pengertian
c. Manfaat
d. Pelaksana
Apoteker
75
e. Persiapan
g. Evaluasi
Sering kali data yang diperoleh dari rekam medis dan profil
pengobatan pasien belum cukup untuk melakukan PTO, oleh
karena itu perlu dilengkapi dengan data yang diperoleh dari
wawancara pasien, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan lain
g) Interaksi Obat
5) Tindak lanjut/follow up
h. Dokumentasi
Langkah-LangkahPelaksanaan:
2) Obyektif
Langkah Pelaksanaan:
Hasil asesmen yang ditulis dalam Lembar CPPT pada rekam medis
adalahberupa Drug Related Problem (DRP). Proses
asesmen/analisis hingga menghasilkan DRP tidak perlu
87
(3) RencanaKonseling
P = Rekomendasi:
Monitoring:
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Pelaksana
1) Apoteker
92
e. Persiapan
2) Referensi ESO
4) Obat pasien
f. Kertas Kerja/Formulir
Formulir MESO
g. Pelaksanaan
h. Evaluasi
a. Pengertian
b. Tujuan
f. Persiapan
e) antibiotik
f) injeksi
g) Obat baru
f. Kertas Kerja/Formulir
(5) Antibiotik
(6) Injeksi
4) Evaluasi data
a) Tabulasi data
Gunakan kertas kerja atau data base
b) Analisa data
(1) Bandingkan realita dan standar kriteria
(2) Identifikasi variabilitas praktis
(3) Evaluasi alasan timbulanya variasi: Beda populasi pasien,
Lemahnya pengetahuan penulis resep, Pemasaran pabrik
farmasi/ salah informasi, Kesulitan akses “guidelines”,
Kekurangan sumber daya (e.g.tesla borat), Umpan balik
hasil
5) Umpan Balik Hasil
a) Penulis resep
b) Apoteker
c) Pimpinan
d) KFT/TFT
a) Laporan tertulis
b) Presentasi
b) Kampanye Pendidikan
(1) Presentasi
(2) Poster
(3) Bulletin
(2) opinion-leaders
d) Pengaturan formularium
a. Pengertian
c. Manfaat
1) Apoteker
e. Persiapan
a) Clean room
d) Pass box
e) HEPA Filter
f) Trolley
g) Rakobat
h) Boxobat
PIC/S IS USFedStandard
O 209D
(5) Kelembaban35–50%
Gambar15.PassBox
b) Material bangunan
non shedding
c) Parameter-parameter kritis
- Suhu
- Kelembaban
- Jumlah partikel
- Uji mikrobiologi
A 3.520 20 3.520 20
D 3.520.000 29.000 - -
e) Higiene petugas
h) Teknik peracikan
i) Teknik Aseptik
m) Pendokumentasian
b) Higiene Petugas
106
f) Pembersihan Alat
g) Pembersihan Ruangan
h) Pemeriksaan mikrobiologis
i) Pemeliharaan Alat
j) Pemeliharaan Ruangan
n) Penanganan Tumpahan
2) Tipe Isolator
Gambar18.Isolator
Gambar19.Baju pelindung
f. Kertas kerja/Formulir
Kertas kerja dan formulir yang harus disiapkan
- Formulir Permintaan Pencampuran Obat Suntik/Tetes Mata
- Formulir Permintaan TPN
- Formulir Permintaan Pencampuran Sitostatika
- Kertas Kerja Pencampuran Obat Suntik
- Kertas Kerja Pencampuran Obat Sitostatik
- Ceklis Validasi Petugas Aseptic Dispensing
- Lembar Pemantauan Suhu Ruangan
- Lembar Pemantauan Suhu Lemari Pendingin
- Lembar Pemantauan Kelembaban Ruangan
- Lembar Pemantauan Tekanan Ruangan
g. Pelaksanaan
1) Persiapan
a) Persiapan ruangan steril kelas 100
b) HEPA Filter
c) Persiapan masuk ruangan steril
d) Persiapan obat dan alat kesehatan yang akan digunakan
e) Persiapan laminarair flow
2) Pelaksanaan
109
h. Evaluasi
BAB V
LOGISTIK
A. Obat
Obat yang dikelola oleh Instalasi Farmasi terdiri dari obat generik dan
obat dengan merek dagang. Obat-obat ini diadakan secara rutin oleh bagian
pengadaan baik secara e-purchasing maupun manual. Obat ini
didistribusikan ke Apotek, dan Unit yang membutuhkan. Sebagian besar
logistik obat didistribusikan ke Apotek untuk memenuhi kebutuhan pasien
IGD, rawat Jalan dan Rawat Inap.
kebutuhannya.
117
BAB VI
3. Menganalisa Risiko
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1. Pengadaan BahanBerbahaya
tertutup
rapat
BAB VIII
KENDALI MUTU
BAB IX
PENUTUP
Mutmainnah, S.Si
DIREKTUR,
BUSTAMIN
128
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR UPT RSUD LANTO
DG. PASEWANG
NOMOR / /RSUD-LDP/JP/VII/2022
TENTANG
SISTEM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN
PENGGUNAAN OBAT DI UPT RSUD LANTO
DG. PASEWANG
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
BAB III
FALSAFAH, VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN NILAI-
NILAI DASAR UPT RSUD LANTO DG. PASEWANG
A. Falsafah RSUD
Falsafah RSUD adalah Sipakatau, Sipakabaji na Sikamaseang
B. Visi RSUD
Visi RSUD adalah menjadi Rumah Sakit yang SMART (Berdaya Saing, Maju,
Religius, dan Berkelanjutan).
C. Misi RSUD
Misi RSUD adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama di lingkungan Rumah Sakit.
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan
pelatihan yang berkelanjutan.
3. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal dan
akreditasi rumah sakit.
5. Mengembangkan sistem informasi manajemen rumah sakit dan
manajemen keuangan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
6. Meningkatkan kerja sama lintas sektor dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan.
7. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan sumber daya manusia.
8. Mewujudkan kawasan lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman.
D. Motto RSUD
Motto RSUD adalah We serve everyone special (Melayani setiap orang dengan
istimewa).
E. Tujuan RSUD
Tujuan yang akan dicapai RSUD adalah:
1. Perspektif Pelanggan
a. Tercapainya Kepuasan Pelanggan.
b. Terwujudnya akuntabilitas informasi publik.
2. Perspektif Bisnis Internal
a. Pelayanan Kesehatan Prima.
b. Terwujudnya BLUD penuh dengan fleksibilitas keuangan 20% dan
penerapan GGG dan GCG.
c. Tingkat pencapaian SPM yang tinggi dan perkuat evaluasinya.
d. Pengembangan infrastruktur dan pelayanan baru yang memiliki potensi
pasar dengan tetap mempertimbangkan aspek sosial.
e. Peningkatan produktivitas pelayanan,
f. Efektifnya Penerapan Manajemen Pelanggan.
g. Peningkatan capaian tingkat kepuasan pelanggan dari 8 (delapan)
indikator utama.
133
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
DIREKTUR
Drg. Bustamin, M.Kes
BAB VI
URAIAN TUGAS DAN JABATAN INSTALASI FARMASI
Uraian Tugas:
1. Mensupervisi kegiatan pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi,
yaitu:
a. Seleksi dan Pengadaan
b. Penyimpanan
c. Pemesanan dan Pencatatan (ordering dan transcribing)
d. Persiapan dan Penyaluran (dispensing)
2. Menyusun program kerja tahunan Instalasi farmasi
3. Membuat uraian tugas bagi para pegawai yang bekerja di lingkungan
Instalasi Farmasi.
4. Merencanakan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai dalam rangka memenuhi kebutuhan Rumah Sakit
dan untuk kelangsungan operasional Rumah sakit.
5. Merencanakan dan mengajukan kebutuhan pegawai, sarana, prasarana
dan anggaran biaya untuk Instalasi Farmasi kepada Direktur dalam
rangka kelancaran tugas dan pengembangan Instalasi Farmasi.
6. Menyiapkan semua data di Instalasi Farmasi untuk disajikan kepada
Direktur baik secara langsung maupun tidak langsung.
7. Memberikan saran mengenai kefarmasian baik diminta maupun tidak
diminta kepada Direktur baik secara langsung maupun tidak langsung.
8. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Kepala Instalasi / Unit
Pelayanan Iain dalam rangka meningkatkan pelayanan Instalasi
Farmasi.
9. Memberikan laporan berkala yang meliputi
141
Uraian Tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan Logistik.
2. Menyusun program kerja Logistik sebagai bahan penyusunan program
kerja di Instalasi Farmasi.
3. Mengumpulkan data permintaan barang dari unit pemakai.
4. Menyiapkan data untuk perencanaan logistik farmasi setiap tahun
dengan memperhatikan harga, kasus penyakit, stok persediaan barang
dan rata-rata pemakaian barang setiap bulan,
5. Membuat daftar harga perbekalan farmasi dan menginformasikan segera
apabila ada perubahan atau kenaikan harga,
6. Melakukan stok opname perbekalan farmasi yang ada pada gudang
farmasi secara berkala setiap akhir bulan bersama-sama dengan
pelaksana gudang farmasi,
7. Melakukan monitoring dan pencatatan terhadap obat macet, kadaluarsa
142
Uraian Tugas:
1. Menyusun program kerja dan kegiatan di Pelayanan sebagai bahan
penyusunan program kerja Instalasi Farmasi.
144
b.
Laporan kegiatan Instalasi Farmasi setiap bulan, triwulan dan tahun
meliputi jumlah R/ (R/ Generik dan R/ Non Generik) dan jumlah
lembar resep yang dilayani
7. Mengarsipkan semua Laporan kegiatan Administrasi.
8. Melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan Administrasi.
Wewenang:
1. Mengumpulkan data dari koordinator pelayanan terkait laporan
Narkotika, psikotropika dan pelayanan resep
2. Meneliti semua laporan atau surat yang masuk ke bagian administrasi
3. Menyerahkan semua laporan yang dibuat kepada kepala Instalasi
Farmasi
G. Pelaksana Pelayanan Resep Persyaratan Jabatan:
1. Pegawai Negeri Sipil/Kontrak/Sukarela
2. Berijazah SMF/D3 Farmasi/S1 Farmasi/Apoteker
3. Bersedia bekerja diluar jam kerja apabila diperlukan
Uraian Tugas:
1. Malayani resep BPJS dan Umum
2. Mengkaji dan memverifikasi resep
3. Menyiapkan dan meracik obat sesuai yang tertera pada resep.
4. Mencatat setiap pengambilan obat/BMHP pada kartu stok yang
tersedia
5. Menulis etiket sesuai aturan pakai yang tertera pada resep
6. Melakukan pengecekan ulang terhadap kesesuaian obat yang telah
disiapkan.
7. Melakukan penyerahan obat kepada pasien disertai pemberian
informasi
8. Menginput resep Umum ke dalam buku yang tersedia.
9. Mengarsipkan resep umum yang telah diinput
10.Melakukan stok opname setiap bulan
11.Melaporkan kejadian atau hal-hal yang menghambat pelaksanaan
tugas di apotek baik lisan maupun tertulis kepada Koordinator
Pelayanan untuk diteruskan kepada Kepala Instalasi Farmasi.
Wewenang:
1. Menolak melayani resep yang tidak lengkap sesuai ketentuan yang
berlaku terutama terkait resep narkotika dan psikotropika
2. Meminta jaminan kepada pasien BPJS jika kelengkapan resep belum
terpenuhi.
3. Melayani resep BPJS sesuai ketentuan Formularium Nasional dan
Kebijakan Direktur.
148
Uraian Tugas:
1. Memilah/menyusun resep BPJS
2. Membantu Koordinator pelayanan untuk meneliti kembali kelengkapan
resep BPJS
3. Menginput semua pelayanan resep BPJS setiap hari.
4. Mengarsipkan resep BPJS yang telah diinput.
5. Menginput pemakaian bahan habis pakai pasien BPJS
6. Mengolah data pemakaian obat dan BHP pasien BPJS untuk
diteruskan ke Kepala Instalasi Farmasi
7. Membuat laporan nilai klaim obat dan BHP resep BPJS untuk
diteruskan ke Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala Instalasi Rekam
Medik
8. Membantu melakukan stok opname setiap bulan di apotek
9. Melaporkan kejadian atau hal-hal yang menghambat pelaksanaan
tugas penginputan kepada Kepala Instalasi Farmasi.
Wewenang:
1. Melaporkan apabila ada kerusakan komputer dan printer
2. Mengijinkan/menolak penggunaan komputer dan printer diluar
keperluan input resep,
3. Memberikan laporan atau masukan terhadap peralatan yang diganti.
4. Meminta resep yang akan diinput kepada Koordinator Pelayanan
J. Pelaksana Stok Obat Apotek
Persyaratan Jabatan:
1. Pegawai Negeri Sipil/Kontrak/Sukarela
2. Berijazah SMU/SMF/D3 Farmasi
3. Bersedia bekerja diluar jam kerja apabila diperlukan
Uraian Tugas:
1. Mengontrol ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai di Apotek
2. Membuat permintaan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai Apotek ke Gudang
3. Membuat kartu stoksediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai di apotek
4. Mencatat Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai ysng masuk ke dalam kartu stok
5. Mencatat dan melaporkan kepada Koordinator Pelayanan untuk
pembuatan laporan Obat dan BHP yang mendekati “Exp. Date” dan
“Slow Moving” sebagai dasar penyampaian informasi kepada Dokter.
6. Mencatat suhu kulkas
150
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
1. Gawat Darurat
2. Intensive Care Unit (ICU)
3. Laboratorium
4. Radiologi
5. Pelayanan Gizi
6. CVCU
7. OK Sentral
8. NICU
9. Instalasi Rawat Jalan
10. Instalasi Rawat Inap
11. Instalasi Rekam Medik
12. Poliklinik
13. INC/Kamar Bersalin
14. PNC/Perawatan Kebidanan dan Kandungan
15. Ruang-ruang Perawatan
16. TP2RJ
17. Admisi/TP2RI
18. Laundry
19. ISPAL
20. IPSRS
21. CSSD
22. UTDRS
23. K3
24. PKRS
25. Hukum dan Kemitraan
26. Informasi dan Teknologi
27. Case Mix
28. Diklat
29. Sisrute
30. Ambulance
31. Pemusalaran Jenasah
32. Keuangan
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI
PERSONIL
3. Kebutuhan lain
Selain kebutuhan Apoteker untuk Pelayanan Kefarmasian rawat
inap dan rawat jalan, maka kebutuhan tenaga Apoteker juga
diperlukan untuk pelayanan farmasi yang Iain seperti di unit logistic,
dan Pelayanan Informasi Obat.
156
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Dalam menunjang Visi dan Misi RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto,
setiap pegawai baru yang ditempatkan di Instalasi Farmasi RSUD Lanto Dg.
Pasewang Jeneponto, selain harus mengetahui tentang Organisasi Rumah Sakit
beserta semua kebijakan pimpinannya, juga harus mengetahui tugas, fungsi
dan kinerja Instalasi Farmasi RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto secara
keseluruhan, maka dengan itu pegawai baru Instalasi Farmasi harus
melaksanakan tahapan Orientasi pegawai baru di Instalasi Farmasi untuk
dapat melaksanakan tugas di Instalasi Farmasi dengan baik.
JUMLAH
NO KEGIATAN
HARI
KEGIATAN
1 Mempelajari Bagan Instalasi Farmasi, 5 Hari Kerja
uraian
tugas, SOP, standar pelayanan,
dan kebijakan yang berlaku di
Instalasi Farmasi
2 a. Mempelajari pengadaan Sediaan 12 hari Kerja
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai.
b. penerimaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai.
c. Mempelajari penyimpanan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai.
d. Mempelajari pendistribusian Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai.
e. Mempelajari Troly Emergensi, High
Alert dan LASA
NO KEGIATAN JUMLAH
HARI
KEGIATAN
3 a. Mempelajari pelayanan resep yang 12 hari Kerja
terdiri
dari: membaca resep, menyiapkan
obat, meracik obat, menulis etiket,
dan menyerahkan obat beserta
pemberian informasi.
b. Mempelajari administrasi yang
terdiri dari: mengisi kartu stok obat
dan inventarisasi resep yang telah
dilayani.
4 a. Pengjkajian Resep 12 hari Kerja
b. Visite mandiri
164
c. Konseling obat
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
e. PTO
f. MESO
g. Rekonsiliasi Obat
5 Mempelajari pengelolaan Sediaan 5 hari kerja
Farmasi,
Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai yang dibutuhkan Kamar Operasi
dan ICU
6 a. Mempelajari pengarsipansurat 5 hari kerja
masuk
dan keluar
b. Mempelajari jenis-jenis laporan.
c. Mempelajari SIPNAP
165
BAB X
PERTEMUAN /RAPAT
A. Rapat Rutin
Instalasi Farmasi RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto mengadakan
pertemuan secara rutin satu kali dalam satu bulan. Rapat harus dihadiri
oleh semua pegawai Instalasi Farmasi kecuali jika berhalangan dengan
alasan yang jelas.
Hari, Tanggal
Tempat
Pemimpin Rapat
Notulis Rapat
Jumlah Peserta
Rapat
Agenda Rapat
Hasil Rapat
B. Rapat Insidentif
Rapat insidentif diselenggarakan jika ada hal yang harus segera di
musyawarahkan dan dapat dilaksanakan tanpa harus menunggu jadwal
rapat rutin, kelengkapan rapat yang diperlukan sesuai dengan yang
dibutuhkan pada rapat rutin.
166
BAB XI
PELAPORAN
A. Laporan Harian
Laporan harian di Instalasi Farmasi meliputi laporan berikut ini:
1. Laporan kepatuhan penggunaan Formularium Nasional
2. Laporan kesalahan penyerahan perbekalan farmasi, alkes dan BMHP
3. Laporan Ketidaktepatan pemberian obat (5 benar)
4. Laporan Ketidaktepatan identifikasi pasien
5. Laporan Insiden keamanan obat yang perlu diwaspadai
6. Laporan Keterlambatan waktu penerimaan obat racikan
7. Laporan Keterlambatan penerimaan obat racikan
8. Laporan penggunaan obat per pasien di rawat jalan dan selama di rawat
di RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto
9. Laporan kekosongan dan daftar obat yang akan dipesan
10. Laporan serah terima obat narkotika dan psikotropika
B. Laporan Bulanan
Laporan bulanan di Instalasi Farmasi meliputi laporan berikut ini :
1. Laporan Supervisi Pelayanan Kefarmasian
2. Laporan Supervisi Penyimpanan Persediaan Farmasi, Alkes, dan BMHP
di Gudang Instalasi Farmasi, Apotek Rawat Inap, Apotek Rawat Jalan,
Depo Farmasi IGD, Depo Farmasi OK/ICU, dan di luar Instalasi Farmasi
3. Laporan rekonsiliasi persediaan dan mutasi perbekalan Farmasi, Alkes
dan BMHP
4. Laporan daftar obat yang akan ED 3 sd 6 bulan ke depan
5. Laporan persediaan perbekalan Farmasi, Alkes dan BMHP
6. Laporan daftar obat rusak
7. Laporan Farmasi Klinik
8. Laporan penggunaan perbekalan Farmasi, Alkes dan BMHP pasien
Umum dan Jasa Raharja
9. Laporan kepatuhan terhadap Formularium Nasional dari segi persediaan
C. Laporan Tahunan
Laporan tahunan di Instalasi Farmasi meliputi laporan berikut ini :
1. Laporan Evaluasi dan kajian pelayanan kefarmasian
2. Laporan persediaan perbekalan Farmasi, Alkes dan BMHP
3. Laporan daftar obat rusak
4. Laporan Evaluasi Medication Error
5. Laporan pemantauan dan evaluasi penggunaan antibiotik
167
DIREKTUR,
BUSTAMIN