Anda di halaman 1dari 13

1.

nIndikator Mutu Ketepatan Pelaksanaan Hand Hygiene

Grafik 4.2 Kepatuhan Hand Hygiene bulan Juni tahun 2022


100 100
100.00
90.00
80.00 74.60 75.87
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
DOKTER PERAWAT

Capaian (%) Standart

Tabel 4.2 Identifikasi Kepatuhan Prosedur mencuci Tangan di Rauang Baji Nyawa Bulan Juni 2022

Moment 1 Moment 2 Moment 3 Moment 4 Moment 5 Total Total


Ruangan Total %
YES NO YES NO YES NO YES NO YES NO yes no Standart
Dokter 1,0 0,0 5,0 4,0 6,0 2,0 17,0 1,0 18,0 9,0 47,0 16,0 63,0 74,6 100,0
Perawat 43,0 18,0 39,0 17,0 55,0 38,0 74,0 17,0 94,0 7,0 305,0 97,0 402,0 75,9 100,0
Total Capaian 44,0 18,0 44,0 21,0 61,0 40,0 91,0 18,0 112,0 16,0 352,0 113,0 465,0 75,7 100,0
ruangan 71,0   67,7   60,4   83,5   87,5            
Plan :

1. Tingkatkan kesadaran kepatuhan mencuci tangan baik petugas, pasien

maupun pengunjung

2. Monitoring dan evaluasi kepatuhan petugas kesehatan fasilitas cuci

tangan

3. Sediakan media edukasi dalam bentuk SPO, Poster/leaflet tentang

kebersihan tangan

4. Sediakan fasilitas cuci tangan yang mudah di jangkau (1 tempat tidur

1 handrub atau sarana handrub di selasar)

5. Lakukan penyegaran kembali penggunaan penetalaksanaan mencuci

tangan

Action : melakukan monitoring kepatuhan mencuci tangan petugas dan observasi

fasilitas

Analisa : Dari grafik 4.2 data diatas didapatkan bahwa kepatuhan mencuci tangan

pada bulan Juni tahun 2022, kepatuhan mencuci tangan yang diterapkan

oleh Dokter, Perawat, Staf Penunjang Medik dan Non Medik hampir

mencapai standard yang ditetapkan dengan capaian tertinggi pada Perawat

sebesar 75,9%.

Dari tabel 4.2 kepatuhan mencuci tangan di ruang perawatan baji nyawa

pada 5 Moment dengan capain tertinggi pada moment ke-5 yaitu setelah

kontak dengan lingkungan sekitar pasien sebesar 87,5 % dan tertinggi

kedua pada moment ke-4 setelah kontak dengan pasien yaitu 83,5 %.
Dari hasil observasi kegiatan pelayanan keseahtan yang diberikan selama

masa stase manajemen keperawatan juga terlihat untuk prlaksanaan

prosedur mencuci tangan terbanyak dilakukan pada moment ke-5 atau ke-4

hal ini juga dilihat dari fasilitas ruang perawatan dimana tidak adnaya

fasilitas cuci tangan diseteiap tempat tidur dan belum tersedianya sabun

mencuci tanagn di tiap wastafel sehingga capaian belum mencapai standart

100% yaitu 75,7 % secara keseluruhan.

Outcome : tidak terjadinya HAI’s selama pemberian pelayanan keperawatan (Plebitis,

ISK, HAP, VAP,IDO)

Rekomendasi :

1. Menunjuk staf untuk melakukan monitoring dan evaluasi kepatuhan

petugas kesehatan fasilitas HH (IPCLN)

2. Sediakan media edukasi dalam bentuk SPO, Poster/leaflet maupun

audio tentang prosedur mencuci tangan secara tepat di selasar/ ruang

tunggu/ ruang perawatan (terjadwal misalkan setiap hari rabu jam 10

atau setiap apel) ataupun peringan mencuci tangan “TEGUR KAMI

BILA TIDAK CUCI TANGAN”

3. Melengkapi fasilitas cuci tangan dan memastikan semua terisi dan

“ready to use”

4. Workshop/seminar PPI (prosedur mencuci tangan)

2. Indikator Mutu Ketepatan Penggunaan APD


Grafik 4.1 Kepatuhan Pemakaian APD Ruang Baji Nyawa Juni 2022
100 100 100 100 100
100.00
91.67
90.00 87.50
84.51
80.00 77.78
69.12
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
PENUNJANG DOKTER PENUNJANG GIZI PERAWAT
MEDIK (LAB) NON MEDIK

% standard

Tabel 4.1 Identifikasi Ketepatan Penggunaan APD Rauang Baji Nyawa Bulan Juni 2022

Masker Hand scoon Apron/gown Plan


Ruangan Total Total Total
Yes No Yes No Yes No
Hasil 69 13 82 72 18 90 7 6 13
Persentase 84,1 15,9 100 80,0 20,0 100,0 53,8 46,2 100,0

1. Tingkatkan kesadaran kepatuhan penggunaan APD baik petugas,

pasien maupun pengunjung

2. Monitoring dan evaluasi kepatuhan petugas kesehatan fasilitas HH

dan APD yang masih kurang.

3. Sediakan media edukasi dalam bentuk SPO, Poster/leaflet tentang

penggunaan APD secara tepat

4. Lakukan penyegaran kembali penggunaan APD secara tepat

Action : melakukan monitoring kepatuhan penggunaan APD petugas


Analisa : Dari grafik data diatas didapatkan bahwa Ketepatan Penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) pada bulan Juni tahun 2022, kepatuhan penggunaan

APD yang diterapkan oleh Dokter, Perawat, Staf Penunjang Medik dan

Non Medik hampir mencapai standard yang ditetapkan dengan capaian

tertinggi pada Penunjang Medik (Lab) sebesar 91,67% dan tertinggi kedua

Dokter sebesar 87,50 % dan perawat sebesar 84,51%.

Dari table 4.1 penggunaan APD di ruang perawatan baji nyawa meliputi

masker, sarung tangan steril/ non steril dan apron/ gown. Dari hasil

observasi ekgiatan palayanan keseahtan yang diberikan selama masa stase

manajemen keperawatan juga terlihat untuk penggunaan masker hamper

mencapai standart 100% yaitu 84,1 % khususnya pada penggunaan

masker.

Hasil observasi tidak tersedia masker untuk pasien baik di ruang perawatan

maupun ruang jaga, SPO maupun media edukasi belum tersedia di ruang

perawatan

Outcome : mengetahui kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan pencegahan

infeksi airborne, dropet maupun kontak

Rekomendasi :

1. Menunjuk staf untuk melakukan monitoring dan evaluasi kepatuhan

petugas kesehatan fasilitas HH dan APD yang masih kurang.

2. Sediakan media edukasi dalam bentuk SPO, Poster/leaflet tentang

penggunaan APD secara tepat di selasar/ ruang tunggu/ ruang

perawatan
3. Workshop/seminar PPI (penggunaan APD secara tepat)

3. Indikator Mutu Kepatuhan Identifikasi Pasien

Tabel 4.3 Indikator Mutu Kepatuhan Identifikasi Pasien di Ruang Baji Nyawa Bulan Juni 2022

pemberian obat pemberian nutrisi pemberian darah pengambilan spesimen


dilakuka tidak tidak tidak tidak
Keterangan n dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
Tindakan yang
27 3 30 0 4 0 6 0
di observasi

Plan :

1. Tingkatkan kesadaran kepatuhan identifikasi pasien.

2. Monitoring dan evaluasi kepatuhan identifikasi pasien menggunakan 2

identifikasi nama dan RM atau nama dan tanggal lahir

3. Sediakan media edukasi dalam bentuk SPO, Poster/leaflet/banner

tentang identifikasi pasien

4. Lakukan penyegaran kembali identifikasi pasien

Action : melakukan monitoring dan evaluasi ketepatan identifikasi pasien secara

kontinyu

Analisa : Identifikasi pasien dalam pemberian obat, dari 30 pasien terdapat 27

(90%) pasien di identifikasi ulang nama, tanggal lahir yang disesuaikan


gelang yang dipakai pasien dan ada 3 (10%) pasien tidak diidentifikasi

nama, tanggal lahirnya

Identifikasi pasien dalam pemberian nutrisi dari 30 pasien petugas gizi

identifikasi nama dan kamar pasien

Identifikasi pasien dalam pemberian produk darah dari 30 pasien hanya

ada 4 pasien yang diberikan transfusi darah dan semua di identfikasi

sebelum pemberian produk darah

Identifikasi pasien dalam pengambilan spesimen dari 30 pasien hanya 6

pasien yang melakukan pemeriksaan spesimen dan semuanya di

identifikasi sebelum pemeriksaan spesimen

Outcome : tidak terjadi KTD, KTC, KPC, Sentinel

Rekomendasi :

1. Monitoring dan evaluasi kepatuhan identifikasi pasien menggunakan 2

identifikasi nama dan RM atau nama dan tanggal lahir

2. Sediakan media edukasi dalam bentuk SPO, Poster/leaflet/banner

tentang identifikasi pasien

3. Sediakan label identifikasi dan gelang identifikasi

4. Lakukan penyegaran kembali identifikasi pasien

4. Idikator Mutu tentang Ketepatan Waktu Visite Dokter

Tabel 4.4 Identifikasi Mutu tentang Ketepatan Waktu Visite Dokter

Waktu Visite Numerator Denumerator Hasil Standard


Dokter
06.00 – 14.00 44 44 100% >80%
>14.00 0 0 0
Plan :

1. Monitoring dan evaluasi ketepatan waktu visite DPJP Utama, DPJP

pendamping dan dokter jaga

2. Membuat kebijakan jam visite kepada tenaga medis (DPJP Utama,

DPJP pendamping dan dokter jaga)

3. Sosialisasikan jam visite kepada tenaga medis (DPJP Utama, DPJP

pendamping dan dokter jaga)

4. Sediakan absensi/ mesin sidik jari sebagai sarana monitoring

ketepatan waktu visite

Action : melakukan monitoring harian ketepatan waktu visite DPJP Utama, DPJP

pendamping dan dokter jaga

Analisa : Dari tabel 4.4 diketahui bahwa ketepatan visite DPJP Utama, DPJP

pendamping dan dokter jaga pada bulan Juni tahun 2022 telah sesuai

dengan standard >80% dimana jam visite di bawah jam < 14.00 dengan

capain 100% dari 75 kegiatan visite yang diamati baik yang dilakukan

DPJP Utama maupun DPJP pendamping.

Sedangkan dari tabel 4.5 diketahui jam visite tercepat adalam jam 06.00

dan visite terbanyak dilakukan DPJP Utama maupun DPJP pendamping.

adalah dari jam 9.00- 10.00 sebanyak………..

Hasil observasi telah tersedia lembar absensi dan mesin sidik jari untuk

DPJP/DPJP pendamping namun mesin sidik jari belum digunakan dan

masih menggunakan absensi manual.


Outcome : mutu pelayanan kesehetan meningkat khususnya dalam hal pelayanan oleh

tenaga medis

Rekomendasi :

1. Menunjuk staf untuk melakukan monitoring dan evaluasi ketepatan

waktu visite DPJP Utama, DPJP pendamping dan dokter jaga

2. Buat kebijakan jam visite kepada tenaga medis (DPJP Utama, DPJP

pendamping dan dokter jaga)

3. Sosialisasikan jam visite kepada tenaga medis (DPJP Utama, DPJP

pendamping dan dokter jaga)

4. Aktifkan segera absensi mesin sidik jari sebagai sarana monitoring

ketepatan waktu visite

5. Identikator Mutu tentang Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (Clinical Pathway)

Tabel 4.6 Identifikasi Karakteristik Pasien yang diobsevasi Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (Clinical Pathway)

Karakteristik Jumlah Persentase


Umur Manula 2 25%
Remaja Akhir 5 62,5%
Remaja Awal 1 12,5%
Jenis Laki-laki 7 87,5%
Kelamis Perempuan 1 12,5%
Tabel 4.7 Identifikasi Karakteristik Kepatuhan Clinical Pathway Demam Thyphoid, Impaksi gigi dan fraktur

femur

Kegiatan Kepatuhan
Penunjang diagnostik 100%
Visite dpjp 100%
Terapi 100%
Tindakan medis 100%
Asuhan keperawatan, 100%
Persiapan pulang 100%
Edukasi 100%
Discharge planing, 100%
Prosedur administrasi 100%
Lama dirawat 100%

Tabel 4.8 Identifikasi Mutu tentang Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (Clinical Pathway)

Clinical Pathway Numerator Denumerator Hasil Standar


Demam Thypoid 3 3 100% 100%
Perawatan Impaksi Gigi 3 3 100% 100%
Fraktur Femur 2 2 100% 100%

Plan :

1. Buat 5 Clinical pathway (CP) prioritas nasional yaitu hipertensi,

Diabetes Melitus, TBC, HIV dan keganasan

2. Sosialisasikan Clinical pathway (CP) yang telah ada dan 5 Clinical

pathway (CP) prioritas nasional yaitu hipertensi, Diabetes Melitus,

TBC, HIV dan keganasan

3. Monitoring dan evaluasi kepatuhan Terhadap Alur Klinis (Clinical

Pathway-CP))

4. Sediakan Panduan Praktek Klinis (PPK)- CP disetiap ruang perawatan

dan lembar/format setiap Clinical pathway (manual/elektronik) di unit

perawatan/ rekam medik

Do/Action : melakukan monitoring pada pelaksanaan harian Clinical pathway

(manual) pada kegiatan penunjang diagnostik, visite DPJP, terapi, tindakan

medis, asuhan keperawatan, persiapan pulang, edukasi, discharge

planingg, prosedur administrasi dan lama dirawat.


Analisa : Dari tabel 4.8 diketahui pada bulan Juni tahun 2022 untuk pelaksanaan

clinical pathway yang telah ada dan tersedia di rumah sakit berdasarkan

karakteristik kepatuhan Clinical Pathway Demam Thyphoid, Impaksi gigi

dan fraktur femur telah sesuai dengan standard yaitu 100%.

Sedangkan dari tabel 4.7 diketahui penunjang diagnostik, visite DPJP,

terapi, tindakan medis, asuhan keperawatan, persiapan pulang, edukasi,

discharge planingg, prosedur administrasi dan lama dirawat telah

dilaksanakan 100% pada 3 diagnosa yang telah ada Clinical Pathway- nya

yaitu Demam Thyphoid, Impaksi gigi, dan fraktur femur

Hasil observasi Clinical pathway telah tersedia namun belum keseluruhan

terutama 5 Clinical pathway (CP) prioritas nasional yaitu hipertensi,

Diabetes Melitus, TBC, HIV dan keganasan. Clinical Pathway juga belum

fisik di ruang perawatan, baik dalam rekam medis maupun dalam bentuk

fisik himpunan CP Clinical pathway (CP) yang telah dimiliki rumah sakit .

Outcome : mutu pelayanan kesehatan meningkat khususnya dalam hal pelayanan oleh

professional pemberi asuhan dalam bentuk BOR LOS, TOI yang sesuai

standard

Rekomendasi :

1. Buat minimal 5 Clinical pathway (CP) prioritas nasional yaitu

hipertensi, Diabetes Melitus, TBC, HIV dan keganasan


2. Sosialisasikan Clinical pathway (CP) yang telah ada dan 5 Clinical

pathway (CP) prioritas nasional yaitu hipertensi, Diabetes Melitus,

TBC, HIV dan keganasan

3. Monitoring dan evaluasi kepatuhan Terhadap Alur Klinis (Clinical

Pathway-CP))

4. Sediakan Panduan Praktek Klinis (PPK)- CP disetiap ruang perawatan

dan lembar/format setiap Clinical pathway (manual/elektronik) di unit

perawatan/ rekam medik

6. Identikator Mutu tentang Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (Clinical Pathway)

Anda mungkin juga menyukai