Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KIMIA

TENTANG
SENYAWA KIMIA GOLONGAN AROMATIK DAN
AMINA

Disusun Oleh:
1. Agnita Adryolanda 1711222010
2.Asrita Basriah Br Sitepu 1711222011
3. Iasya Fitri Rizki 1711222012
4. Alma Devira 1711222013
5.Liya Putri Rahmaniya 1711222014
6. Fitriani 1711222015
7. Nurul Meliza Ulfa 1711222016
8. Yesi Liandri 1711222018

GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Senyawa
Kimia Golongan Aromatik dan Amina” tepat pada waktunya.

Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas matakuliah Kimia, selain
itu untuk mengetahui dan memahami senyawa kimia golongan aromatik dan
amina.

Kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu


menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun.

Padang, 06 Mei 2018

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................. 1

1.3 TUJUAN ....................................................................................... 1

1.4 MANFAAT ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2.1 TATA NAMA SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN

AMINA ................................................................................................... 3

2.1.1 SENYAWA AROMATIK ......................................................... 3

2.1.2 SENYAWA AMINA ................................................................. 5

2.2 STRUKTUR SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN

AMINA ................................................................................................... 7

2.2.1 SENYAWA AROMATIK ......................................................... 7

2.2.2 SENYAWA AMINA ................................................................. 7

2.3 SIFAT FISIK SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN

AMINA ................................................................................................... 9

2.3.1 SENYAWA AROMATIK ......................................................... 9

2.3.2 SENYAWA AMINA ................................................................. 9

2.4 SIFAT KIMIA SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN

AMINA ................................................................................................. 10

iii
2.4.1 SENYAWA AROMATIK ....................................................... 10

2.4.2 SENYAWA AMINA ............................................................... 10

2.5 REAKSI SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN AMINA

10

2.5.1 SENYAWA AROMATIK ....................................................... 10

2.5.2 SENYAWA AMINA ............................................................... 11

2.6 PENGGUNAAN SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN

AMINA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI............................... 12

2.6.1 SENYAWA AROMATIK ....................................................... 12

2.6.2 SENYAWA AMINA ............................................................... 14

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 16

3.1 KESIMPULAN ........................................................................... 16

3.2 SARAN ....................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

LAMPIRAN PERTANYAAN .............................................................................. 19

JAWABAN ........................................................................................................... 20

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di alam banyak sekali kita jumpai senyawa, baik itu senyawa organik maupun
senyawa anorganik, ataupun senyawa kompleks dan senyawa sederhana.
Padamakalahini,kamiakanmembahastentangbenda-bendaatauunsur-
unsurkimiayangberkaitandengansenyawaaromatikataubenzenatersebut.Banyaksekalihal
yangsangatmenarikyangperludiketahuidandipelajaritentangsenyawaaromatik.MichaelFa
radydapatmengisolasisenyawabenzenadarigasyangditekan.Senyawainimerupakanindukd
arikelompoksenyawaaromatik.Namaaromatikdigunakanbukankarenaaroma(bau)senyaw
anyamelainkankarenasifat-sifatnyayangistimewa.

Pada makalah ini kami jugaakan membahas mengenai salah satu senyawa
organiksederhana, atau lebih spesifik lagi kita akan membahas tentang amina. Amina
merupakan keluarga amonia yang terdapat di alam dan memainkan peranan penting
dalam banyak teknologi modern.Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan, dan
banyak amina mempunyai kereaktivan fali. Misalnya dua dari stimulant alamiah tubuh
dari sistem saraf simpatetik (melawan atau melarikan diri) adalah merepinafrina dan
epinafrina.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana ketatanamaan senyawa golongan aromatik dan amina?

2. Bagaimana struktur senyawa golongan aromatik dan amina?

3. Bagaimana sifak fisik senyawa golongan aromatik dan amina?

4. Bagaimana sifat kimia senyawa golongan aromatik dan amina?

5. Apa saja reaksi yang dapat terjadi pada senyawa golongan aromatik

dan amina?

6. Apa saja penggunaan dari senyawa golongan aromatik dan amina

dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui:

1
1. Bagaimana ketatanamaan senyawa golongan aromatik dan amina.

2. Bagaimana struktur senyawa golongan aromatik dan amina.

3. Bagaimana sifak fisik senyawa golongan aromatik dan amina.

4. Bagaimana sifat kimia senyawa golongan aromatik dan amina.

5. Apa saja reaksi yang dapat terjadi pada senyawa aromatik dan amina.

6. Apa saja penggunaan dari senyawa golongan aromatik dan amina

dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 MANFAAT

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah agar penulis maupun

pembaca dapat mengetahui:

1. Bagaimana ketatanamaan senyawa golongan aromatik dan amina.

2. Bagaimana struktur senyawa golongan aromatik dan amina.

3. Bagaimana sifak fisik senyawa golongan aromatik dan amina.

4. Bagaimana sifat kimia senyawa golongan aromatik dan amina.

5. Apa saja reaksi yang dapat terjadi pada senyawa aromatik dan amina.

6. Apa saja penggunaan dari senyawa golongan aromatik dan amina

dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TATA NAMA SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN AMINA

2.1.1 SENYAWA AROMATIK

Benzena merupakan senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak


berwarna dan mudah terbakar. Benzena memiliki rumus umum C6H6.

Sedangkan benzena poliinti diketahui memiliki dua atau lebih cincin aromatik.
Berikut adalah beberapa contoh benzena poliinti:

Untuk memudahkan penamaan senyawa benzena, maka senyawa ini dibagi


menjadi tiga kelas yaitu seperti berikut.

1. Benzena Monosubstitusi
Benzena monosubstitusi merupakan benzena di mana satu atom H disubstitusi
dengan substituen. Tata nama benzena monosubstitusi menurut sistem IUPAC
adalah: Nama subtituen + benzene.

3
2. Benzena Disubstitusi
Pada benzena ini terdapat dua substituen, sehingga untuk struktur isomer
digunakan awalan orto (o), meta (m), dan para (p).
Jika substituen berada pada posisi 1 dan 2 maka diberi awalan orto atauo. Adapun
jika substituen berada pada posisi 1 dan 3 maka diberi awalan meta atau m. Dan
jika substituen berada pada posisi 1 dan 4 maka diberi awalan para atau p.
Contoh :

Jika dua substituennya berbeda, maka salah satu dianggap sebagai senyawa utama
dan gugus yang lain dianggap sebagai gugus terikat dengan urutan

4
prioritas seperti berikut:
–COOH, –SO3, –CH3, –CN, –OH, –NH2, –R, –NO2, –X

3. Benzena Substitusi Lebih dari Dua


Benzena dengan substituen lebih dari dua maka penamaannya dijelaskan seperti
berikut.
a. Digunakan sistem penomoran
b. Substituen diurutkan secara alphabet

2.1.2 SENYAWA AMINA

Amina diberi nama dalam beberapa cara. Biasanya, senyawa tersebut diberikan
awalan "amino-" atau akhiran: ".-Amina" Awalan "N-" menunjukkan substitusi
pada atom nitrogen. Suatu senyawa organik dengan gugus amino beberapa disebut
diamina, triamine, tetraamine dan sebagainya.
Amina sederhana yaitu amina yang mengandung gugus alkil yang
sama,secara trivial diawali oleh nama alkilnya kemudian diakhiri dengan kata
amina.
CH3-NH2 (CH3)2-NH (CH3)3-N
metil aminadimetil aminatrimetil amina

Tetapi apabila atom N amina mengikat gugus alkil yang tidak sama,biasanya
sukar bila penamaannya mengikuti cara diatas. Penamaan amina tipe ini diawali
oleh huruf N diikuti oleh nama alkil sebagai substituen yang terikat pada N dan
kemudian rantai induknya diakhiri dengan kata Amina. Sebagai rantai induk
dipilih gugus alkil yang mempunyai rantai terpanjang.
(CH3)2NHCH2CH2CH3
N,N-dimetil propil amina
N– etil – N – metil – sikloheksilamina

Apabila rantai alkil yang terikat pada amina mempunyai substituen,


makapenomoran dimulai dari atom C yang terikat lansung pada atom N sebagai
nomor 1.

CH3 – NH – CH CH3-CH2-CH2-CH-CH2-CH2N(C2H5)2
N, 1 – isopropil metil amina N, N – dietil – 3 – metil – pentil – amina

5
Secara IUPAC, gugus amina dianggap sebagai substituen. Penomoran bisa
digunakan aturan umum yaitu : dimulai dari salah satu ujung rantai C terpanjang
yang paling dekat dengan gugus yang paling dekat dengan gugus substituen,
dalam hal ini gugus amina. Penamaan secara IUPAC dimulai dari nomor dimana
gugus amina terikat, diikuti kata amina dan diakhiri nama alkana sebagai rantai
induk.

CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH3CH3 – CH2 – C – CH2 – CH – CH3

2 – amino pentana N – 4 – dimetil – 2 – heksnamina


Untuk amina aromatik, dimana gugus aril langsung terikat pada gugus amin, maka
penamaannya diturunkan dari anilina.
Apabila gugus amino terikat pada sistem aromatik atau turunan aromatik,
maka namanya diturunkan dari nama sistem cincin aromatiknya.
Senyawa heterosiklik amina adalah senyawa yang mempunyai struktur siklik
dimana atom N termasuk dalam anggota sikliknya. Senyawa ini dikenal juga
sebagai senyawa non – aromatik heterosiklik amina.
Apabila heterosiklik amina mengikat gugus substituen, maka penomoran harus
dimulai dari atom N dan diikuti searah dengan gugus substituen yang terdekat
dengan N.

-Tata Nama IUPAC (Sistematik)


Nama sistematik untuk amina alifatik primer diberikan dengan cara seperti nama
sistematik alkohol, monohidroksi akhiran –a dalam nama alkana induknya diganti
oleh kata amina.
Contoh :
1. CH3-CH-CH3,2-propanamina.

NH2
2. CH3-CH2-CH-CH2-CH3,3-pentanamina.

NH3
Untuk amina sekunder dan tersier yang asimetrik (gugus yang terikat pada atom N
tidak sama), lazimnya diberi nama dengan menganggapnya sebagai amina primer
yang tersubtitusi pada atom N. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa gugus
sustituen yang lebih besar dianggap sebagai amina induk, sedangkan gugus
subtituen yang lebih kecil lokasinya ditunjukkan dengan cara menggunakan
awalan N (yang berarti terikat pada atom N).

- Tata Nama Trivial


Nama trivial untuk sebagian besar amina adalah dengan menyebutkan gugus-
gugus alkil/aril yang terikat pada atom N dengan ketentuan bahwa urutan
penulisannya harus memperhatikan urutan abjad huruf terdepan dalam nama
gugus alkil/aril kemudian ditambahkan kata amina di belakang nama gugus-gugus

6
tersebut.
Contoh :
CH3

CH3——NH2CH—C—NH2

CH3
Metilamina tersier-butilamina

2.2 STRUKTUR SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN AMINA

2.2.1 SENYAWA AROMATIK

Benzena merupakan hidrokarbon aromatik yang paling sederhana dengan


rumus molekul C6H6. Benzena terdiri atas satu cincin enam karbon dengan satu
atom hidrogen terikat pada setiap karbon dan terdapat tiga buah ikatan rangkap
karbon dengan karbon. Struktur benzena dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu
struktur kekule dan struktur delokalisasi π .

1. Struktur Kekule
Kekule mengemukakan bahwa 6 atom karbon yang terdapat di sudut-sudut
heksagon beraturan, dengan satu atom hidrogen melekat pada setiap atom karbon.
Menurut Kekule, agar setiap atom karbon mempunyai valensi empat (4) maka
harus terdapat ikatan tunggal dan ganda yang berseling di sekeliling cincin.

2. Struktur Delokalisasi π
Oleh karena elektron-elektron pada ikatan rangkap dalam senyawa benzena
tersebar di seluruh cincin maka struktur benzena adalah sangat stabil. Para ahli
kimia, kemudian menggambarkan struktur benzena dengan merujuk pada sistem
elektron π (pi) delokalisasi.

2.2.2 SENYAWA AMINA

Amina adalah turunan amonia yang satu atau lebih atom hidrogennya digantikan
oleh gugus alkil atau senyawa karbon mengandung nitrogen.

7
Amina adalah senyawa organik yang mengandung atom nitrogen trivalent
yang mengandung atom nitrogen trivalen yang berkaitan dengan satu atau dua
atau tiga atom karbon, dimana amina juga merupakan suatu senyawa yang
mengandung gugusan amino (-NH2, – NHR, atau – NH2). Gugusan amino
mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi bukan
gugusan karbonil). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen
adalah karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina. Rumus umum untuk
senyawa amina adalah : RNH2 R2NH R3N: Dimana R dapat berupa alkil atau
aril. Struktur Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam
kehidupan sehari-hari dan memiliki urutan yang paling penting dalam senyawa
organik, oleh karena itu amina tidak terlepas dari semua unsur organik yang lain.

Terdapat tiga jenis amina sesuai dengan jumlah atom H yang dapat digantikan
oleh gugus alkil, yaitu amina primer (R–NH2), amina sekunder (R2–NH), dan
amina tersier (R3–N).
1. Untuk amina primer (R-NH2) yang merupakan gugus fungsi yang
namanya diambil dari rantai alkana yang mendapatkan imbuhan "-amina"
(contoh: CH3NH2 Metil amina). Jika dibutuhkan, maka posisi berikatan
juga diberi imbuhan: CH3CH2CH2NH2 1-propanamina, CH3CHNH2CH3 2-
propanamina. Imbuhan di depan adalah "amino-".
2. Untuk amina sekunder (rumus umum R-NH-R), rantai karbon terpanjang
akan terhubung dengan atom nitrogen dan menjadi nama utama amina
tersebut, rantai yang lainnya dinamai dengan gugus alkil, lokasi gugus
yang berikatan dengan gugus fungsi diberi huruf miring N:
CH3NHCH2CH3 disebut dengan N-methiletanamida.
3. Untuk amina tersier (R-NR-R) juga dinamai mirip:
CH3CH2N(CH3)CH2CH2CH3 disebut N-etil-N-metilpropanamida. Juga,
nama gugus alkil diurutkan sesuai alfabet.

8
2.3 SIFAT FISIK SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN AMINA

2.3.1 SENYAWA AROMATIK

 Zat cair tidak berwarna


 Memiliki bau yang khas
 Mudah menguap
 Benzena digunakan sebagai pelarut.
 Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air, tetapi larut dalam pelarut
yang kurang polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
 Larut dalam berbagai pelarut organik.
 Benzena dapat membentuk campuran azeotrop dengan air.
 Densitas : 0,88

2.3.2 SENYAWA AMINA

Amina primer dengan berat molekul rendah berupa gas atau cairan yang mudah
menguap. Pada umumnya mempunyai bau seperti amonia. Amina sekunder dan
tersier berbau seperti ikan (amis), tetapi penguapannya lebih rendah daripada
amina primer.
Fenilamina murni berupa minyak tak berwarna, tetapi akibat oksidasi fenilamina
sering ditemukan berwarna kekuningan. Fenilamina sedikit larut di dalam air,
sedangkan amina primer yang lebih rendah larut dalam air.
Titik didih dari amina yang mengandung suatu ikatan N—H adalah ditengah-
tengah antara alkana (tidak ada ikatan hidrogen) dan alcohol (ikatan alcohol kuat).
CH3CH2CH3 CH3CH2NH2 CH3CH2OH, propana Etilamina Etanol. Berat
rumus : 44,45,46 Titik didh (°C) : -42,17,78,5 Titik didih dari amina yang tidak
mengandung ikatan N—H, jadi tidak mempunyai ikatan hidrogen, lebih rendah
dari amina yang mempunyai ikatan hidrogen.
Beberapa sifat fisika amina ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 1. Titik Didih dan Kelarutan dalam Air Senyawa Amina


T i t i k D i d i h Kelarutan dalam Ai r
N a m a R u mu s S t r u k t u r
(°C) (g 100mL)

9
Metilamin Dimetilamin Trimetilamin Etilamin Benzilamin Anilin C H 3 N H 2 – 6 , 3 ∞
(CH3)2NH 7,5 ∞
(CH3)3N 3,0 ∞
CH3CH2NH2 17,0 ∞
C6H5CH2NH2 185,0 ∞
C6H5NH2 184,0 3,7

2.4 SIFAT KIMIA SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN AMINA

2.4.1 SENYAWA AROMATIK

 Bersifat bersifat toksik-karsinogenik (hati-hati menggunakan benzena


sebagai pelarut, hanya gunakan apabila tidak ada alternatif lain misalnya
toluena)
 Merupakan senyawa nonpolar
 Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak
jelaga
 Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.

2.4.2 SENYAWA AMINA

Kebasaan . Seperti halnya amonia, semua amina bersifat sebagai basa lemah dan
larutan amina dalam air bersifat basa Contoh : H │ CH—N: + H – O- H CH3- N-
H + HO │ H Metilamonium hidroksida.

2.5 REAKSI SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN AMINA

2.5.1 SENYAWA AROMATIK

1. Reaksi Nitrasi
Campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat dengan volume sama dikenal
sebagai campuran nitrasi. Jika campuran ini ditambahkan ke dalam benzena, akan
terjadi reaksi eksotermal. Jika suhu dikendalikan pada 55°C maka hasil reaksi
utama adalah nitrobenzena, suatu cairan berwarna kuning pucat.

2. Reaksi Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat.
Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat sebagai
pereaksi.

3. Alkilasi Benzena

10
Penambahan katalis AlCl3 anhidrat dalam reaksi benzena dan haloalkana atau
asam klorida akan terjadi reaksi sangat eksotermis. Jenis reaksi ini dinamakan
reaksi Friedel-crafts. Contoh persamaan reaksi:
4. Reaksi halogenasi

Sebagai elektrofil adalah X+, dihasilkan dari reaksi antara X2 + FeX3.FeX3


(misalnya FeCl3) adalah suatu asam Lewis yang berfungsi sebagai katalis. Katalis
asam Lewis lain yang dapat digunakan adalah AlCl3, AlBr3.

5. Reaksi Friedel-Crafts
Reaksi Friedel-Crafts meliputi reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.Sebagai elektrofil
dalam reaksi alkilasi Friedel-Crafts adalah ion karbonium (R+). Karena
melibatkan ion karbonium, maka seringkali terjadi reaksi penyusunan
ulang (rearrangement) membentuk karbonium yang lebih stabil.Sebagai elektrofil
dalam reaksi asilasi Friedel-Crafts adalah ion asilium.Pada reaksi asilasi Friedel-
Crafts tidak terjadi reaksi penataan ulang. Dalam reaksi alkilasi dan asilasi
Friedel-Crafts juga digunakan katalis asam Lewis, misalnya FeCl3, FeBr3, AlCl3,
AlBr3.

2.5.2 SENYAWA AMINA

Reaksi Amina dengan Asam Nitrit


1. Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkan alkohol disertai
pembebasan gas N2 menurut persamaan reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH2 + HNO2→ CH3-CH-OH + N2 + H2O
││
CH3 CH3
Isopropilamina (amina 1°) isopropil alkohol (alkohol 2°)
2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa N-
nitrosoamina yang mengandung unsur N-N=O
Contoh :

H N=O
N + HNO2 → N + H2O
CH3 CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina

3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang


ditentukkan oleh jenus amina tersier yang digunakan. Pada amina
alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2 mengakibatkan terjadinya
sustitusi cincin aromatik oleh gugus –NO seperti contoh dibawah ini

11
CH3 CH2
N + HNO2 → N + H2O
CH3 CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina

4. Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0°C
menghasilkan garam diazonium
Contoh :
+
NH2 + HNO2 + HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida

Reaksi Amina dengan Asam


Contoh :

(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH+Cl-


Dietilamonium klorida

2.6 PENGGUNAAN SENYAWA GOLONGAN AROMATIK DAN

AMINA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

2.6.1 SENYAWA AROMATIK

 Benzena digunakan sebagai pelarut.


 Benzena juga digunakan sebagai prekursor dalam pembuatan obat, plastik,
karet buatan dan pewarna.
 Benzena digunakan untuk menaikkan angka oktana bensin.
 Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu
benzena juga digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan
membuat sejenis karet sintetis) dan nilon–66.
 Asam Salisilat
Asam salisilat adalah nama lazim dari asam o–hidroksibenzoat. Ester dari
asam salisilat dengan asam asetat digunakan sebagai obat dengan nama
aspirin atau asetosal.
 Asam Benzoat
Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan
olahan.
 Anilina

12
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo.
Reaksi anilina dengan asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium,
dan proses ini disebut diazotisasi.
 Toluena
Kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan
baku pembuatan zat peledak trinitrotoluena (TNT)
 Stirena
Jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu jenis
plastik yang banyak digunakan untuk membuat insulator listrik,
bonekaboneka, sol sepatu, serta piring dan cangkir.
 Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku
pembuatan parfum karena memiliki bau yang sedap.
 Natrium Benzoat
Seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai bahan
pengawet makanan dalam kaleng.
 Fenol
Fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan
nama karbol atau lisol, dan dipergunakan sebagai zat disinfektan
(pembunuh bakteri) karena dapat menyebabkan denaturasi protein.

13
2.6.2 SENYAWA AMINA

 Sebagai katalisator
 Dimetil amina : pelarut, absorben gas alam, pencepat vulkanisasi, membuat
sabun, dll
Trimetil amina : suatu penarik serangga.
Amina sebagai Pelembut Pakaian
Turunan amina rantai panjang dalam hal ini garam kuraterner ammonium
yang mengandung setidaknya satu gugus amina rantai panjang bersifat larut
dalam air dan aktif secara biologis. Penambahan gugus amina rantai panjang
membuatnya sulit larut dalam air namun tetap dapat didispersikan dalam air.
Penggunaan senyawa tersebut paling umum pada industri pelembut pakaian
dimana garam tersebut melekat pada permukaan pakaian dan memberi kesan
lembuta terhadap tangan (Reck, 1962).
Amina sebagai Anti Iritasi Pada Shampo
Turunan amina rantai panjang yaitu Stearil Dimetil Amin Oksida telah
dilaporkan digunakan sebagai anti iritasi pada shampo yang menggunakan
bahan dasar natrium lauril sulfat dan zink pyridinethion.Stearil dimetil amin
oksida juga telah dilaporkan bertindak sebagai anti iritasi terhadap shampo
yang menggunakan garam lauril sulfat lain beserta turunannya seperti kalium
lauril sulfat atau natrdadasium lauril eter sulfat dan juga garam alkil sulfat
lainnya seperti gliseril alkil sulfat dan alkil aril sulfat (Gerstein, 1977).
Amina Sebagai Pelumas

14
Pelumas digunakan pada kendaraan untuk memperkecil gesekan antara
bagian yang bergerak pada mesin mobil seperti keramik dan logam. Aditif
yang digunakan pada umumnya adalah zink dialkil ditiofosfat (ZDDP) namun
senyawa tersebut bmemberikan kontribusi besar terhadap emisi partikulat
sulfur dan fosfor ke udara serta menjadi racun katalis pada catalytic converter
sehingga perlu ditemukan penggantinya.Sebagai pengganti telah dilaporkan
turunan senyawa oleilamina dan stearilamina yang direaksikan dengan asam
sitrat dan asam suksinat telah menunjukkan sifat pelumas yang baik (Kocsis,
2010).
Amina sebagai Obat Parasit Leishmania
Formulasi lemak sebagai obat anti Leishmania telah dilaporkan sebagai terapi
yang efektif serta mengurangi efek racun dalam tubuh. Dalam hal ini,
Liposom yang dicampurkan dengan phosphatidylcoline (PC) dan stearilamina
(SA) telah terbukti memiliki aktivitas anti protozoa secara in vitro terhadap
parasit Trypanosoma cruzi,Trypanosoma Brucei Gambiense dan secara in
vivo terhadap parasit Toxoplasma Gandii dan L Donovani (Banerjee, 2007).

15
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Amina juga merupakan suatu senyawa yang mengandung gugusan amino (-NH2, –
NHR, atau – NH2).

2. Semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air bersifat basa.

3. Asam amino terdiri amina primer, sekunder, dan tersier dapat dilakukan dengan test
hiristing.

4. Nitril adalah senyawa kimia yang mengandung gugus siano (C=N), dengan atom
karbon terikat-tiga pada atom nitrogen.

5. Dalam suasana asam atom nitrogen dari sianida dikonversi menjadi ion ammonium,
sedangkan dalam suasana basa, nitrogen dikonversi menjadi amonia dan produk
organik, yaitu garam karboksilat, yang perlu dinetralkan dalam langkah terpisah menjadi
asam

3.2 SARAN

Dalam penulisan makalah ini, diharapkan penulis maupun pembaca dapat

lebih memahami mengenai konsep senyawa golongan aromatik dan amina, namun

tidak hanya dari makalah ini tetapi juga dari makalah ataupun buku yang lain.

Karena belajar tidak hanya dari satu buku saja, tetapi mengumpulkan ilmu dari

berbagai literatur.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adedwisantika. 2015. “Senyawa Amina dan Nitril”. Diakses dari


https://adedwisantika.wordpress.com/2015/04/17/senyawa-amina-dan-nitril/
(05 Mei 2018)

B, Paralel. 2016. “Senyawa Amina”. Diakses dari


http://teknikkimiajatim.blogspot.co.id/2016/09/senyawa-amina.html (05
Mei 2018)

Cahyono, Eko. 2010. “Amina”. Diakses dari http://ilmu-kimia-


kimia.blogspot.co.id/2010/06/amina.html (05 Mei 2018)

Dandahanapiah. 2015. “Senyawa Aromatik”. Diakses dari


https://mafiabajigur.wordpress.com/2015/05/31/senyawa-aromatik/ (05 Mei
2018)

Ilmu, Taman. 2014. “Benzena : Tata Nama Senyawa Aromatik dan Turunannya”.
Diakses dari http://taman-ilm.blogspot.co.id/2014/02/benzena-tata-nama-
senyawa-aromatik.html (05 Mei 2018)

Kamu, Kimia. 2016. “Sruktur dan Sifat Fisik Senyawa Amina”. Diakses dari
http://menurutkimia.blogspot.co.id/2017/03/struktur-dan-sifat-fisik-
senyawa-amina.html (05 Mei 2018)

Kamelia. 2018. “Tata Nama dan Reaksi (Benzena serta turunannya)”. Diakses dari
http://klikfarmasi.com/kimia-dan-sintesis/tata-nama-dan-reaksi-benzena-
dan-turunannya/ (05 Mei 2018)

Kimia, Rumus. 2017. “Pengertian, Rumus Umum, dan Jenis-Jenis Senyawa


Amina”. Diakses dari http://www.rumuskimia.net/2017/11/senyawa-
amina.html (05 Mei 2018)

Mirfan. 2012. “Makalah Amina”. Diakses dari


http://mirfansape.blogspot.co.id/2012/05/makalah-amina.html (05 Mei
2018)

17
“Senyawa Amina, Sifat, Kegunaan, Tata Nama, Pembuatan, Sintesis, Nitrogen,

Karbon, Kimia”. Diakses dari http://www.nafiun.com/2013/09/senyawa-

amina-sifat-kegunaan-tata-nama.html (05 Mei 2018)

“Tata Nama Senyawa Polisiklik dan Heterosiklik Aromatik, Aturan Penamaan,


Kimia”. Diakses dari http://www.nafiun.com/2013/09/tata-nama-senyawa-
polisiklik-dan-heterosiklik-aromatik.html (05 Mei 2018)

18
LAMPIRAN PERTANYAAN

1. Jika atom N mengikat 4 gugus hidrokarbon maka akan bermuatan positif dan
dikenal sebagai apa dan bagaimana strukturnya?

2. Senyawa yang mengandung gugus gugus –NH2 pada cincin benzena dinamakan
sebagai apa?

3. Senyawa siklis dimana satu atom C atau lebih diganti dengan atom nitrogen, diberi
nama khusus sebagai heterosiklik amin.

4. Berikan Beberapa Contoh Senyawa Heterosiklis Amin

5. Pembuatan Amina

19
JAWABAN

1.
JikaatomNmengikat4gugushidrokarbonakanbermuatanpositifdandikenalsebagaiionamm
oniumkuartener

2. Senyawayangmengandunggugus–
NH2padacincinbenzenadinamakansebagaiderivatanilin.

3.
SenyawasiklisdimanasatuatomCataulebihdigantidenganatomnitrogen,diberinamakhusus
sebagaiheterosiklikamin.

4. Alkaloid,nikotindaritembakau,Porfirin,danklorofil

5. ·Alkilasiammoniadanamina

·Reduksigugusnitro

·ReduksiAmida

20

Anda mungkin juga menyukai