Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan Negara kepulauan di mana terdiri dari berpuluh-puluh pulau
yang tergabung menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia juga
terkenal dengan beraneka macam kebudayaan yang terdapat di seluruh penjuru Nusantara
Indonesia. Walaupun dengan beragam kebudayaan ini tidak menjadikan Indonesia terpecah
namun Indonesia tetap menjadi satu dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Bahkan, kita
sebagai rakyat Indonesia harus berbangga diri karena memiliki bermacam kebudayaan yang
menjadikan Negara kita kaya akan budaya asli daerah.
Karena perkembangan zaman dan dampak dari globalisasi, kebudayaan asing pun
mulai memasuki negara Indonesia. Bahkan kebudayaan asing tersebut mampu bersaing
dengan kebudayaan Indonesia hingga sedikit menggeser posisi kebudayaan lokal. Salah satu
kebudayaan asing yang sempat merajai negara kita adalah kebudayaan dari Korea Selatan.
Belakangan ini budaya Korea khususnya K-pop (Korean Pop) begitu mewabah pada
remaja di seluruh dunia. K-Pop tidak hanya soal musik, tapi lebih terasosiasikan dengan
semua budaya asal Korea. Budaya Korea sedang menjamur, bahkan cukup banyak menggeser
budaya lainnya, seperti budaya barat dan Jepang atau J-Pop yang juga pernah menjangkit
remaja dunia.
Korean Wave ( Hallyu ) mampu mempengaruhi pola hidup dan cara berpikir
masyarakat yang dipengaruhi. Hal ini lah yang disadari pemerintah Korea, bahwa dengan
merebaknya Korean Wave, akan membuka jalan bagi kemajuan ekonomi Korea. Pemerintah
Korea menyadari betul potensi Korean Wave sehingga rela mengucurkan dana untuk
membiayai produksi hiburan mulai dari film, sinetron hingga musik.
EXO, BTS, SNSD, BIGBANG, Super Junior? Sudah tentu semua penggemar K-pop
mengenal boyband dan girlband ini, terutama penggemar remaja di Indonesia sendiri. Karena
kehadiran dari K-pop yang mulai menjalar dan merajai dunia musik di kawasan Asia, remaja
Indonesia akan cenderung lebih memilih dan menyukai K-pop Idol dari kebudayaan negeri
Gingseng itu daripada memilih kebudayaan negara dalam negeri.Tidak ketinggalan pula K-
pop Lovers yang menganggap dirinya memiliki identitas ke-Korea-an yang tinggi
menghimpun teman-temannya membentuk fandom (Fans dari K-pop grup), seperti fans Super
Junior yang bernama E.L.F, fans SNSD bernama S♥NE, fans BIGBANG bernama V.I.P,
fans BTS bernama ARMY. Dan memang, rata-rata pengagum K-pop Idol masih berstatus
pelajar, rela menghabiskan waktu belajarnya untuk meng-update info terbaru dari artis
idolanya.
Kegilaan penggemar K-pop (K-popers) tidak sampai disitu, jika sekali mereka
mendapatkan info terbaru, mereka akan cenderung makin penasaran dengan info artis-artis
Korea lainnya sehingga mereka terus mencari ke berbagai web ataupun bertanya pada teman
lewat sosmed sehingga mereka melupakan tugas sekolah mereka. Belum lagi mereka yang
sudah benar-benar kecanduan K-pop, mereka akan meniru segala perilaku Idola mereka,
mulai dari cara bergaul, cara berbicara dan bahkan meniru gaya berpakaian idola mereka. Di
Indonesia sendiri sudah banyak K-popers yang benar-benar menirukan artis idolanya, salah
satunya K-pop Dance/Sing Cover. Mereka akan menarikan tarian boyband dan girlband K-
pop layaknya K-pop Idol itu sendiri, disamping menari dengan kostum yang sama persis
dengan artis idolanya, mereka juga menyanyi dengan bergaya seperti artis idolanya itu
sendiri.
Bukan berarti kita tidak boleh menyukai budaya asing seperti kebudayaan dari Korea,
tapi alangkah baiknya kalau kita bisa menyelektif dan mengetahui latar belakang dari Idol
yang kita kagumi. Dan lebih baiknya lagi, kalau kita tetap melestarikan kebudayaan dalam
negeri daripada kebudayaan luar negeri.
Indonesia merupakan salah satu pasar yang ‘empuk’ untuk menyebar-luaskan Korean
Wave. Hal itu bisa dibuktikan dengan banyaknya konser-konser K-pop yang pernah singgah
di Indonesia seperti “EXO The Lost Planet” , “EXO The Exo Luxion” , “BIGBANG
M.A.D.E Tour” . “Girls Generation : Love n Girls”, “Girls Generation : Phantasia” , “Super
Junior : Super Show 4” , “Super Junior : Super Show 5”, “Super Junior : Super Show 6” dan
lain lain. Begitupun dengan berbagai Fanmeeting yang dilakukan grup dan musisi Korea serta
aktor-aktornya seperti Lee Minho, Sungha Jung, Jessica, BTS, GOT7, dan Park Bogum yang
dating November kemarin.
Saat tahu artis idolanya akan singgah ke negaranya, banyak pelajar Indonesia yang
rela membuang banyak uang dan waktu belajarnya untuk menonton artis idola mereka. Biaya
tiket masuknya saja berkisar 2 jutaan. Dan uang itu biasanya mereka minta dari orang tua
mereka. Namun ada pula yang rela menabung dan tidak jajan demi tiket konser yang sangat
mahal, bahkan ada juga yang rela bekerja part time hingga menjual HP nya sendiri.
Tentunya hal ini banyak memberikan dampak bagi pembentukan mental remaja
Indonesia. Para remaja seakan kehilangan jati dirinya dan lupaakan masa depannya serta lupa
akan budayanya sendiri. Hal inilah yang memotivasi kami untuk membahas kecenderungan
remaja dunia, terutama remaja Indonesia akan Korea yang menimbulkan demam dan sindrom
Korea.Karya ilmiah ini dibuat untuk menjelaskan dampak negatif maupun positif K-pop Idol
terhadap para pelajar Indonesia. Dan apa saja pengaruhnya untuk kalangan remaja, terutama
para pelajar serta cara mengantisipasi perilakunya yang sudah terpengaruh K-pop.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hallyu Wave (K-Wave)?
2. Bagaimana perkembangan Kpop di Indonesia?
3. Apa yang membedakan budaya Korea dan Indoesia?
4. Apa dampak positif dan negative dari adanya Kpop?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari Korean Pop (K-Pop)
2. Untuk mengetahui perkembangan K-Pop di Indonesia
3. Untuk menganalisa perbedaan budaya Korea dan Indonesia
4. Untuk mengetahui dampak positif dan negative adanya K-Pop

BAB II
PEMBAHASAN

1. PERKEMBANGAN K-WAVE DI INDONESIA


K-Wave adalah kepanjangan dari Korean Wave atau di Korea Selatan sering disebut
Hallyu Wave, atau Gelombang Korea. Korean Wave ( Hallyu ) mampu mempengaruhi pola
hidup dan cara berpikir masyarakat yang dipengaruhi. Hal ini lah yang disadari pemerintah
Korea, bahwa dengan merebaknya Korean Wave, akan membuka jalan bagi kemajuan
ekonomi Korea. Pemerintah Korea menyadari betul potensi Korean Wave sehingga rela
mengucurkan dana untuk membiayai produksi hiburan mulai dari film, sinetron hingga
musik.

a. Drama Korea
Drama Korea merupakan penyebab dari mulainya hallyu di berbagai negara. Warga
Korea Selatan suka menonton drama dan film dan mendengar musik. Perusahaan TV Korea
rela mengeluarkan biaya besar untuk memproduksi drama dan beberapa diantaranya yang
mencetak kesuksesan akan diekspor ke luar negeri.
Film Korea, bersama drama TV dan musik pop, merupakan produk utama Hallyu
yang dinikmati tidak hanya di dalam negeri, namun juga di berbagai negara. Pada awalnya,
film hongkong yang mendominasi bioskop di Asia, namun dengan kehadiran Hallyu, mulai
tersaingi oleh Film Korea. Film produksi Korea Selatan dikenal karena alur ceritanya yang
kuat dan genre yang bervariasi sehingga menarik banyak penonton.
Dari tahun 2002-2005 drama-drama Korea yang populer di Indonesia antara lain :
Endless Love, Winter Sonata, Love Story from Harvard, Glass Shoes, All In, Memories in
Bali, Sorry I Love You yang merupakan serial drama melankolis. Drama komedi romantis
muncul berikutnya, antara lain : Full House, Sassy Girl, Princess Hours. Dan pada tahun
2008-2009 drama Korea yang banyak mendapatkan perhatian lebih dari remaja adalah Boys
Before Flower (BBF)[1], sedangkan pada tahun 2013-2017 drama korea yang berhasil
menembus pasar dunia adalah The Heirs, Descendant Of The Sun (DOTS), dan Goblin.
Berikut ini sisi menarik drama Korea yang mampu menyedot banyak perhatian bagi remaja
putri :
 Cerita yang Tak Biasa
 Fisik Aktris dan Aktor
 Kebudayaan
 Alternatif Tontonan

b. Musik Korea ( K-Pop )


K-pop kepanjangan dari Korean Pop ("Musik Pop Korea"), adalah jenis musik
populer yang berasal dari Korea Selatan[2]. Banyak artis dan kelompok musik pop Korea
sudah menembus batas dalam negeri dan populer di mancanegara. Kegandrungan akan musik
K-Pop merupakan bagian yang tak terpisahkan daripada Demam Korea (Korean Wave) di
berbagai negara.
Seiring dengan drama Korea yang semakin diterima di Indonesia, muncul pula
kegemaran akan grup musik pria (boyband). K-Pop alias boyband asal Korea disukai oleh
banyak remaja mulai dari personilnya yang keren, ganteng, cantik dengan wajah oriental
mereka kemudian lagu, aksi dance, gaya rambut, sampai style fashion mereka yang unik
dianggap sebagai trendsetter masa kini. K-Pop yang booming banget di berbagai negara,
termasuk Indonesia, seperti : DBSK, Super Junior, SHINee, EXO, BTS, BigBang, iKON, dan
masih banyak lainnya ini memberikan efek yang cukup besar di Indonesia.

c. Fashion Korea
Model baju sekarang ini sangat bervariasi. Model-model yang trendy sangat diminati
banyak orang. Baru-baru ini model pakaian Korea telah berhasil memasuki pasaran penjualan
pakaian Indonesia. Pakaian Korea ini pun sangat diminati para kaula muda / remaja. Model
baju yang sangat diminati remaja putri saat ini adalah long dress. Remaja putri lebih percaya
diri bila mengenakan baju Korea.
2. FANATISME REMAJA
Fanatisme adalah sebuah keadaan di mana seseorang atau kelompok yang menganut
sebuah paham, baik politik, agama, kebudayaan atau apapun saja dengan cara berlebihan
(membabi buta) sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung menimbulkan perseteruan
dan konflik serius. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, fanatisme juga berarti kesenangan
yang berlebihan (tergila-gila, keranjingan).
Semua manusia pasti memiliki kegemaran, sosok panutan, dan mungin mengidolakan
seseorang. Fans diambil dari kata fanatisme yakni pemujaan terhadap suatu hal. Pengertian
lebih lanjut fanatisme yaitu sebuah keadaan dimana seseorang atau sebuah kelompok yang
menganut sebuah paham, agama, kebudayaan atau apapun itu dengan cara yang berlebihan
(membabi buta) sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung menimbulkan perseteruan
dan konflik serius[3].
Namun di dunia entertaiment/musik fanatisme adalah seseorang atau sekelompok
orang yang sangat mengidolakan artis atau sosok yang mereka sukai. Mereka tidak segan-
segan untuk mencari, mengikuti, dan mengetahui info sebanyak-banyaknya tentang sang
idola.
Hal yang kini merasuki kaula muda terutama gadis-gadis belia dan remaja adalah
Boyband. Mereka begitu mengidolakan satu atau beberapa boyband dan tidak segan-segan
untuk mencari informasi, mengunduh lagu-lagu dan video sang idola. Banyak remaja
perempuan yang juga bertingkah laku sepeerti ini, lagu dan videonya bahkan sudah diunduh
puluhan Gigabyte (1GB=1024MB). Bahkan ada remaja cowok yang begitu mengidolakan
Girlband asal Korea SNSD, dia bahkan memesan langsung CD original melalui situs internet.
Ratusan GB lagu dan video dengan kualitas HD bahkan bluray telah diunduhnya.
Tak hanya sekedar mengikuti perkembangan sang idola. Mereka bahkan tidak malu
untuk berkata kasar atau jorok jika sang idola dicemooh oleh orang lain atau hanya sekedar
mengikuti style atau gaya sang idola. Hal ini tentu dirasakan oleh banyak dari Boyband
Indonesia yang kini naik daun. Cemooh dan sindirin selalu mereka dapatkan dari fans fanatik
Boyband Korea. Mereka tidak suka jika ada yang ingin mengikuti style (gaya) dari sang idol.
Fans memang tidak dapat dipsahkan dari seorang entertainer. Namun apakah harus
bertindak berlebihan? Tidak, manusia memiliki jalan hidupnya tersendiri. Seseorang tidak
dapat memaksakan kehendaknya kepada orang lain secara sepihak.

3. DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF MENYUKAI KPOP BAGI PELAJAR

1. Sisi Negatif
a) Menganggu Konsentrasi Belajar Remaja yang Berstatus Pelajar
Pada dasarnya, semua musik atau apapun yang kita gemari, bisa mengganggu
konsentrasi belajar kita, tidak terkecuali para K-popers. Saat mereka sedang konsentrasi
untuk belajar, tiba tiba sebuah lagu favorit kita mengalir dan seakan akan mengalun indah
ditelinga kita. Dan jika seperti itu, otomatis kita juga akan membayangkan wajah penyanyi
itu. Dan lihat, konsentrasi mereka buyar karenanya.

b) Menurunkan Prestasi Belajar


Dikarenakan mereka yang tidak bisa fokus terhadap materi yang sedang mereka
pelajari, maka nilai tugas maupun ujian akan merosot jauh. Jika biasanya kita mendapatkan
nilai 95 untuk mapel Fisika, kini kita hanya mampu meraih nilai 75. Cukup jauh bukan? Tapi
percayalah, jika kita terus menerus memikirkan K-pop Idol, prestasi yang sudah kita peroleh
dan kita pertahankan akan runtuh dan akhirnya prestasi kita menurun drastis.

c) Lupa Waktu Untuk Mengerjakan Tugas Rumah


Jika sudah sampai dirumah, hal pertama yang dipikirkan para K-popers adalah ‘Idola’
mereka. Jadi, setelah pulang sekolah mereka biasanya akan langsung mengambil gadget
masing masing dan membuka akun media sosial mereka. Karena menurut kita akun kita
sedang ramai, maka kita akan kecanduan dan terus menerus menggunakan gadget kita sampai
kita lupa waktu. Entah itu untuk makan, mandi, maupun mengerjakan tugas rumah.

d) Asyik Sendiri Hingga Kurang Bersosialisasi Dengan Dunia Luar


Karena bawaannya gadget terus, kita akan terbiasa fokus dengan akun pribadi.
Bahkan bisa saja kita hanya memelototi gadget tanpa berbicara dengan saudara yang
kebetulan sedang berkunjung, atau menolak bermain dengan teman maupun tetanggamu. Itu
artinya, otak kalian memang sudah benar benar terkontaminasi dengan hal berbau K-pop
sehingga kalian kurang bersosialisasi dengan dunia luar yang sesungguhnya.

e) Rela Menghambur-hamburkan Uang Hanya Untuk Barang Berbau K-pop dan Tiket Masuk
Konser
Menabung memang baik dan perlu dibiasakan dari kecil. Tapi bagaimana jika uang
tabungan itu ternyata untuk membeli barang barang kesukaan kita, maupun untuk biaya tiket
masuk konser K-pop. Tentu kalian tahu, kalau kebutuhan manusia akan selalu bertambah
setiap waktu dan keinginan mereka dalam memiliki suatu barang sangat besar. Jika kita
menghabiskan uang tabungan hanya untuk barang yang tidak berguna seperti itu, maka tidak
ada gunanya kita menabung.

f) Lebih menyukai budaya Korea daripada budaya lokal


Salah satu sifat K-popers yang tidak seharusnya melekat pada diri mereka adalah,
lebih menyukai budaya Korea daripada budaya lokal. Budaya Korea memang sudah di akui
oleh berbagai negara dan mendapat berbagai pujian dari media internasional Billboard.
Tetapi, Indonesia juga memiliki kebudayaan yang tidak kalah kerennya dengan budaya
Korea.Kita seharusnya bangga dengan budaya kita sendiri, dan tidak membandingkannya
dengan budaya dari negara lain.

2. Sisi Positif
a) Dapat menjadi salah satu sarana hiburan untuk me-refresh otak dari kegiatan-kegiatan
sekolah yang melelahkan.
K-pop termasuk dalam salah satu musik hiburan dari Korea. Dan yang namanya
music, pasti bisa merefreshkan otak kita dari kegitatan wekolah yang membuat kita lelah.
Dengan mendengarkan lagu, otak dan tubuh kita juga akan terasa rileks.
b) Menambah pengetahuan tentang kebudayaan negara lain
Menyukai K-pop berarti menyukai budaya dari negara lain. Karena kita menyukai K-
pop Idol ataupun Korean Wave, berarti kita akan terus dan menerus browsing tentang
kebudayaan disana. Seperti apa jenis makanan disana, sekolah disana, kegiatan yang mereka
lakukan, dan lain lain. Dengan membrowsing berarti kita telah menambah dan memperluas
pengetahuan umum kita, meskipun yang kita pelajari berasal dari negara lain.

c) Sebagai bahan pembelajaran kosakata bahasa Korea


Jika kita berniat fasih bahasa Korea, kita tidak hanya bisa belajar lewat kamus atau
mengikuti les. Tetapi kita bisa melihat dan mendengar percakapan dari drama Korea. Karena,
mendengar secara langsung akan lebih mudah dihapal dan menancap di otak kita. Tapi ingat,
nonton dramanya, usahakan ada subtitlenya.

d) Meniru semangat dan sifat kerja keras K-pop Idol yang berusaha dari 0 sampai bisa tenar
seperti saat ini
Pada awalnya, K-pop Idol adalah kumpulan grup yang tidak terkenal, bahkan masih
belum dikenal oleh masyarakat di Korea sendiri. Tapi, sejak mereka debut dan mengeluarkan
single lagu terbaru milik mereka, masyarakat jadi banyak yang mengenalnya. Oleh karena
idola tersebut memiliki fans, maka mereka akan bekerja keras dan berusaha dengan keras
agar mereka bisa menampilkan yang terbaik untuk para penonton, khususnya fans mereka.
Sama seperti Idol tersebut, kita juga harus selalu bekerja keras dan berusaha dari 0. Karena,
semua hal itu tidak ada yang tidak dimulai dari 0.

e) Menjadikan idolanya sebagai motivasi dalam hal yang positif


Dalam menyukai apapun, kita hendaknya mengambil sisi positifnya saja. Namun, sisi
negatifnya jangan kita buang, tapi kita simpan didalam otak dan kita jadikan pelajaran. Sama
seperti halnya K-pop, bukankah K-pop itu memiliki banyak sisi positif? Ambil saja sisi
positifnya buat motivasi kamu dalam belajar. Misalnya, mereka jago menari, maka kamu
akan mempelajari koreografi mereka dan mencoba menirukannya. Bukankah itu adalah sisi
positif? Asalkan waktu latihan koreo itu tidak mengganggu atau bertubrukan dengan waktu
belajar kita.

f) Memiliki banyak teman dari berbagai negara melalui akun media sosial
Para pecinta K-pop tidak hanya dari Indonesia saja, tapi banyak juga negara lainnya
yang penduduknya terserang demam K-pop. Bagi kita maupun mereka, jika mau tahu info
terbaru tentang idola dan mau menge-share nya, mau tidak mau mereka harus memiliki akun
media sosial. Dari akun media inilah fans dari berbagai negara berkontraksi. Seperti saling
mention via Twitter, comment via Instagram, chat via Facebook, dan lain lain. Jadi para K-
popers patut berbangga hati karena mereka memiliki teman dari luar negeri. Seperti Malaysia,
Thailand, Filipina, Korea, Amerika Serikat dan masih banyak lagi.

4. PERBEDAAN BUDAYA KOREA DAN INDONESIA


Berikut ini adalah sebagian kecil perbedaan budaya negara Korea Selatan dan
Indonesia, diantaranya:

a. Jarang Berinteraksi
Interaksi adalah suatu kebutuhan mahkluk hidup sebagai mahkluk sosial untuk berhubungan
satu sama lain. Orang Korea selalu fokus kepada pekerjaannya dan menghindari interaksi
yang bukan membahas hal yang berhubungan dengan pekerjaannya.Berbeda dengan orang
kita yang menggunakan interaksi untuk mendekatkan diri dengan rekan rekan kerjanya.
Begitupun pelajar Korea disana, mereka jarang berinteraksi untuk fokus ke pelajaran yang
berbeda dengan pelajar di Negara kita.

b. Merokok
Rata-rata pekerja orang Korea adalah perokok aktif. Tetapi bisa anda bayangkan orang Korea
hanya merokok dalam hitungan detik sambil berdiri! WOW! Ini disebabkan oleh
profesionalitas mereka untuk segera kembali ke pekerjaan mereka. Rokok yang mereka
gunakan pun biasanya rokok putih yang cepat habis seperti e*se da t*e on*. Berbeda dengan
orang kita yang merokok sambil jongkok dan tidak akan kembali ke pekerjaannya sampai
busa filter rokok mereka terbakar.
c. Sikat Gigi
Hampir semua orang Korea melakukan aktivitas menyikat gigi sebelum dan sesudah makan.
Mereka menyikat gigi mereka sambil berjalan dari meja mereka sampai ke toilet. Mungkin
karena sudah terbiasa sejak kecil. Di Negara kita biasa bersikat gigi hanya pas mandi dan
ingin tidur.

d. Berbahasa
Orang Korea tidak memiliki kemampuan bahasa inggris yang bagus. Bahkan rata-rata orang
Korea tidak bisa berbahasa Inggis dan memiliki pelafalan bahaa Inggris yang kurang baik.
Alasannya agar banyak orang asing yang belajar bahasa mereka. Orang Indonesia sendiri
sudah diakui dunia bahwa mereka memilki pelafalan yang sangat baik terhadap bahasa asing.

e. Bangga Produk Dalam Negeri


Orang Korea sangat bangga dengan produk dalam negerinya. Mereka selalu menggunakan
produk mereka dari mulai handphone sampai beras. Ini yang menyebabkan akhir-akhir ini
banyak vendor-vendor lokal Korea yang menjadi penguasa pasar dibidangnya. Berbeda
dengan orang kita yang bangga menggunakan produk buatan luar negeri dan cenderung malu
menggunakan produk negeri sendir

BAB III
PENUTUP

Sebagai pelajar, terutama sebagai generasi muda, hendaknya kita selektif dalam
memilih sesuatu. Kita harus melihat sisi positif dan negatifnya. Apa saja dampak dan
pengaruh yang diakibatkan dari sesuatu yang kita pilih. Termasuk K-pop. Kita harus pandai
menyelektifnya. Ambil sisi negatifnya untuk dijadikan pelajaran. Bukan untuk dijadikan
contoh. Sebaliknya, kita hendaknya mengambil sisi positifnya dan menjadikannya contoh
untuk kita lakukan juga di kehidupan kita.
Kita boleh saja mengidolakan K-pop Idol, tapi jangan terlalu fanatik. Karena tahu
sendiri akibatnya bukan? Karena rasa cinta yang berlebihan, bisa saja kita nekat melakukan
hal diluar batas saat mendengar idola kita terkena skandal. Tentu kita tahu, K-pop Idol tidak
selamanya memiliki sisi negatif seperti apa yang orang pikirkan dengan memandangnya
sebelah mata. K-pop Idol juga memiliki sisi positif yang bisa kita contoh dalam kehidupan
kita. Contohnya, mereka akan selalu berusaha keras tanpa menyerah untuk mencapai sesuatu
dan juga K-pop Idol yang semasa sekolah dulu memiliki nilai rata rata 90. Tentu kita akan
termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Apapun itu, kita ambil yang baik-baiknya saja.

Sumber : http://heemilky.blogspot.co.id/2017/08/makalah-tentang-pengaruh-kpop-pada.html

Anda mungkin juga menyukai