Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KIMIA

TENTANG
SENYAWA KIMIA GOLONGAN HIDROKARBON
(ALKANA, ALKENA, ALKUNA)

Disusun Oleh:
1. Agnita adryolanda 1711222010
2. Asrita basriah br sitepu 1711222011
3. Iasya fitri rizki 1711222012
4. Alma devira 1711222013
5. Liya putri rahmaniya 1711222014
6. Fitriani 1711222015
7. Nurul meliza ulfa 1711222016
8. Yesi liandri 1711222018

GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”senyawa
hidrokarbon (Alkana, Alkena, Alkuna)” tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas matakuliah Kimia, selain
itu untuk mengetahui dan memahami senyawa golongan hidrokarbon.
Kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan masukan berupa kritik
dan saran yang bersifat membangun.

Padang, 10 Mei 2018

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................ i
Kata Pengantar…………………………………………………………………. ii
Daftar Isi...……………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah...……………………………………………………. 4
C. Tujuan………………………………………………………………….. 4
D. Manfaat…………………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Alkana …………………………………............................................. 6
B. Alkena ……………….......….......................................................... 13
C. Alkuna.....................................................………………………...... 16
BAB III KESMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………. 21
B. Saran…………………………………………………………………… 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 21
LAMPIRAN SOAL .................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Terdapat banyak sekali senyawa karbon di alam ini sehingga untuk


memudahkannya senyawa-senyawa tersebut dikelompokkan berdasarkan sifat dan
ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing senyawa. Diantaranya yaitu senyawa
hidrokarbon. Cara pengelompokkan senyawa tersebut dapat dilihat dari
ketatanamaan senyawa hidrokarbon tersebut atau dapat dilihat dari sifatnya, baik
sifat secara fisik maupun kimia.
Kimia senyawa hidkarbon tersebut sebenarnya meliputi hampir setiap aspek
kehidupan kita. Misalnya saja dalam dunia medis, makanan, bahkan bahan bakar
pun banyak yang terbuat dari senyawa-senyawa karbon tersebut. Sehingga banyak
manusia yang tidak memperhatikan dan menyadari akan adanya senyawa-senyawa
karbon tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun berdasarkan latar belakang tersebut, didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana ketatanamaan senyawa golongan hidrokarbon?
2. Bagaimana struktur senyawa golongan hidrokarbon?
3. Bagaimana sifak fisik senyawa golongan hidrokarbon?
4. Bagaimana sifat kimia senyawa golongan hidrokarbon?
5. Apa saja reaksi yang dapat terjadi pada senyawa golongan hidrokarbon?
6. Apa saja kegunaan dari senyawa golongan hidrokarbon?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. Bagaimana ketatanamaan senyawa golongan hidrokarbon
2. Bagaimana struktur senyawa golongan hidrokarbon
3. Bagaimana sifak fisik senyawa golongan hidrokarbon
4. Bagaimana sifat kimia senyawa golongan hidrokarbon
5. Apa saja reaksi yang dapat terjadi pada senyawa golongan hidrokarbon
6. Apa saja kegunaan dari senyawa golongan hidrokarbon

4
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah agar penulis maupun pembaca
dapat mengetahui:
1. Bagaimana ketatanamaan senyawa golongan hidrokarbon
2. Bagaimana struktur senyawa golongan hidrokarbon
3. Bagaimana sifak fisik senyawa golongan hidrokarbon
4. Bagaimana sifat kimia senyawa golongan hidrokarbon
5. Apa saja reaksi yang dapat terjadi pada senyawa golongan hidrokarbon
6. Apa saja kegunaan dari senyawa golongan hidrokarbon

5
BAB II PEMBAHASAN
A. Alkana
1. Tata nama senyawa alkana

 Senyawa-senyawa alkana diberi nama berakhiran –ana. Sobat dapat menghapalkan


nama-nama senyawa alkana di tabel yang telah diberikan pada materi Rumus Umum
Alkana. Misalnya, jika atom C-nya ada lima atau C5, namanya pentana; jika C6,
namanya heksana; dst.
 Senyawa alkana yang mempunyai rantai karbon lurus namanya diberi awalan normal
dan disingkat dengan n.

CH3 – CH2 – CH2 – CH3 n-butana


CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 n-pentana
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 n-heksana

 Senyawa alkana yang mempunyai rantai karbon bercabang terdiri dari rantai utama
dan rantai cabang. Rantai utama adalah rantai hidrokarbon yang terpanjang diberi
nomor secara berurutan dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang.

 Jika terdapat beberapa pilihan rantai utama maka pilihlah rantai utama yang paling
banyak cabangnya.

6
 Jika ada dua cabang yang berbeda terikat pada atom C dengan jarak yang sama dari
ujung maka penomoran dimulai dari atom C yang lebih dekat ke cabang yang lebih
panjang.

 Sebagai cabang adalah gugus alkil (alkana yang kehilangan satu atom hidrogennya).
Beberapa gugus alkil dan namanya dapat dilihat pada tabel berikut

 Penulisan nama untuk senyawa alkana bercabang dimulai dengan penulisan nomor
cabang diikuti tanda (–). Lalu nama cabang berikut nama rantai utamanya.

Rantai induk : butana


Gugus alkil (cabang) : metil
Nomor cabang : 2
Namanya : 2-metilbutana

7
Rantai induk : heksana
Gugus alkil (cabang) : isopropil
Nomor cabang : 3
Namanya : 3-isopropilheksana

 Bila cabangnya terdiri atas lebih dari satu gugus alkil yang sama maka cara penulisan
namanya yaitu tuliskan nomor-nomor cabang alkil, tiap nomor dipisahkan dengan
tanda (,). Lalu diikuti nama alkil dengan diberi awalan Yunani sesuai jumlah gugus
alkilnya (dua = di, tiga = tri, empat = tetra, dan seterusnya), kemudian nama rantai
utamanya.

Rantai induk : pentana


Gugus alkil (cabang) : metil dan metil
Nomor cabang : 2 dan 3
Namanya : 2,3-dimetilpentana

 Bila cabangnya terdiri atas gugus alkil yang berbeda, maka penulisan nama cabang
diurutkan berdasarkan abjad.

Rantai induk : heptana


Gugus alkil (cabang) : metil, etil, dan metil
Nomor cabang : 2, 4, dan 5
Namanya : 4-etil-2,5-dimetilheptana

2. Struktur umum
Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rumus umum : CnH2n + 2
Jenuh artinya semua ikatan yang digunakan adalah ikatan tunggal. Rumus kimia
beserta nama alkana dari C1 sampai C10 adalah seperti terlihat pada tabel berikut :

8
Jumlah atom C Rumus Kimia Nama
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propane
4 C4H10 butana
5 C5H12 Pentane
6 C6H14 Heksana
7 C7H16 Heptane
8 C8H18 Oktana
9 C9H20 Nonana
10 C10H22 Dekana

3. Sifat kimia dan sifat fisika alkana


a. Sifat Fisik Alkana

1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air.
Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas
sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon
adalah pelarut nonpolar, seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).

2) Alkana mudah larut dalam pelarut organik.

Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan
titik leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi
dibanding alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak
cabang, titik didih makin rendah.

3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10
berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair,
sedangkan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat.

Alkana lebih ringan dari air.

b. Sifat Kimia Alkana

1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan
senyawa organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin
(berasal dari bahasa Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali"). [2]

2) Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor).


Pembakaran alkana berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran
sempurna menghasilkan gas CO2 sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan
gas CO. [1] Itulah sebabnya alkana digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata,
oksidasi 1 gram alkana menghasilkan energi sebesar 50.000 joule.

Reaksi pembakaran sempurna :

9
CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g) + Energi

Reaksi pembakaran tak sempurna:

2 CH4(g) + 3 O2(g) → 2 CO(g) + 4 H2O(g) + Energi

3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-
atom H pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom
halogen.

CH4 + Cl2 → CH3Cl (metilklorida (klorometana)) + HCl

CH3Cl + Cl2 → CH2Cl2 (diklorometana) + HCl

CH2Cl2 + Cl2→ CHCl3 (kloroform (triklorometana)) + HCl

CHCl3 + Cl2 → CCl4 (karbon tetraklorida) + HCl

4)Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi
adalah reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon
lebih sederhana. [1] Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.

800 -
900 oC
CH3 - CH2 - → CH3 - CH = CH2 +
CH3 H2
propana propena

800 -
900 oC
CH3 - CH2 - → CH2 = CH2 + CH4
CH3
propana etena metana
4. Reaksi dalam alkana
Alkana merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik jenuh dengan penyusunnya
adalah atom-atom karbon dalam rantai terbuka. Alkana mempunyai rumus empiris
CnH2n+2. Pemberian nama pada alkana dengan rantai tidak bercabang yaitu dengan
cara menyatakan jumlah atom karbonnya dan ditambah akhiran –ana yang berarti
senyawa tersebut adalah hidrokarbon alifatik jenuh.
Alkana yang memiliki massa molekul rendah yaitu metana, etana, propana dan
butana pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berwujud gas, alkana yang memiliki 5-
17 atom karbon berupa cairan tidak berwarna dan selebihnya berwujud padat.
Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung
larut pada pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter, CCl4. Jika alkana ditambahkan
ke dalam air alkana akan berada pada lapisan atas, hal ini disebabkan adanya
perbedaan massa jenis antara air dan alkana. Sebagian besar alkana memiliki massa
jenis lebih kecil dari massa jenis air.

10
Karena alkana merupakan senyawa nonpolar, alkana yang berwujud cair pada suhu
kamar merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa kovalen.Berikut ini
adalah beberapa reaksi dibawah ini :
a. Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO4, tetapi
mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang cepat dengan
oksingen yang akan mengeluarkan panas dan cahaya disebut pembakaran atau
combustion
Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah air.
Sebelum terbentuknya produk akhir oksidasi berupa CO2 dan H2 O, terlebih dahulu
terbentuk alkohol, aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan
sejumlah kalor (eksoterm)
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2 + 212,8 kkal/mol
C4H10 + 2O2 → CO2 + H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil
kalor (gas alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak
mencukupi untuk berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran tidak
sempurna terjadi. Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya sampai
pada tingkat karbon monoksida atau bahkan hanya sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2O
CH4 + O2 → C + 2H2O
Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston mesin
kendaraan bermotor adalah contoh dampak dari pembakaran yang tidak sempurna.
Reaksi pembakaran tak sempurna kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam
pembuatan carbon black, misalnya jelaga untuk pewarna pada tinta.
b. Halogenasi
Alkana dapat bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2 ) menghasilkan alkil halida.
Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi. Reaksi ini
akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana akan
disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut
juga klorinasi dan brominasi. Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan
senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan
alkana.
Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam
mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada
suhu dingin dan ruang gelap.

Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap,
reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di

11
bawah sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan
bantuan cahaya disebut reaksi fitokimia.
Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh
atom halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan
sebagai berikut:

5. Kegunaan alkana
Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri
petrokimia.

1. Metana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku pembuatanzat
kimia seperti H2 dan NH3.
2. Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant dalam
sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
3. Propana; merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan baku
senyawa organik.
4. Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
5. Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.

B. Alkena
Tatanama senyawa alkena
Aturan Penamaan Senyawa Alkena
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap dua, berarti senyawa
tersebut merupakan senyawa alkena.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -
ena.
4. Jika jumlah atom C senyawa alkena lebih dari 3, beri nomor setiap atom
sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak paling dekat dengan atom C yang
terikat ikatan rangkap dua. Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C
pertama yang terikat ke ikatan rangkap 2, diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.
5. Jika alkena memiliki cabang, tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai
induk ditentukan dari rantai atom C terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua.
6. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkena rantai lurus.
7. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
8. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa
alkana.

Contoh :

12
a. etena
b. propena
c. 1-butena
d. 2-butena

3,3-dimetil-1-butena

2-metil-2-butena
Alkena yang Memiliki Ikatan Rangkap Dua Lebih dari Satu
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap dua, berarti senyawa
tersebut merupakan senyawa alkena.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Hitung jumlah ikatan rangkap duanya. Jika jumlah ikatan rangkap duanya = 2,
nama senyawa diakhiri dengan akhiran -diena. Jika jumlah ikatan rangkap duanya =
3, nama senyawa diakhiri dengan akhiran -triena.
4. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak
pada dua atau tiga atom C pertama yang terikat ikatan rangkap dua. Kemudian,
penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama dan kedua/ketiga yang
terikat ke ikatan rangkap 2, diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.
5. Jika terdapat rantai cabang, penamaan rantai cabang seperti penamaan senyawa
alkena.

Contoh :

a. 1,3-pentadiena
b. 1,3,5-heksatriena
c. 2-metil-1,3-pentadiena

13
2. struktur senyawa alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap,
dengan rumus umum CnH2n.
3. sifat fisika dan sifat kimia alkena
a. sifat fisika
Alkena merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air dan memiliki
massa jenis lebih kecil dari air. Alkena dapat larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut
nonpolar dan etanol. Pada temperatur kamar alkena yang memiliki dua, tiga dan
empat atom karbon berwujud gas. Sedangkan Alkena dengan dengan berat molekul
lebih tinggi dapat berupa cair dan padatan pada suhu kamar.

b. sifat kimia alkena


Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut
gugus fungsi. Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula
terjadi diluar ikatan rangkap. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi
adisi yang ditandai dengan putusnya ikatan rangkap (ikatan π) membentuk ikatan
tunggal (ikatan α) dengan atom atau gugus tertentu.
Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk korbondioksida dan uap air apabila jumlah
oksigen melimpah, apabila jumlah oksigen tidak mencukupi maka terbentuk
karbonmonooksida dan uap air.
4. reaksi alkena
Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah atom
karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena sehingga
menentukan adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu adisi, polimerisasi dan
pembakaran.
a. Adisi
Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh)
menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain.
Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C=C sehingga
diperoleh ikatan tunggal C-C. Beberapa contoh reaksi adisi pada alkena:
 Halogenasi
Halogenasi adalah adisi alkena dengan unsur halogen, X2 membentuk Halo alkana, RXn.
Contoh :

14
 Hidrogenasi
Reaksi adisi alkena dengan hidrogen sering dikenal sebagai hidrogenasi. Reaksi ini
akan menghasilkan alkana.
Contoh :
CH2 = CH2 + H2 → CH3 – CH3
CH2=CH-CH3 + H2 → CH3CH2CH3

 Hidrohalogenasi
Hidrohalogenasi adalah reaksi alkena dengan hidrogen halida. Hasil reaksi antara
alkena dengan hidrogen halida dipengaruhi oleh struktur alkena, apakah alkena simetris
atau alkena asimetris.
1. Alkena simetris : akan menghasilkan satu haloalkana.

CH2 = CH2 + HBr → CH3 – CH2Br


2. Alkena asimetris akan menghasilkan dua haloalkana.

Produk utana reaksi dapat diramalkan menggunakan aturan Markonikov, yaitu: Jika
suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk utama reaksi adalah
molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam ikatan rangkap yang terikat
dengan lebih banyak atom H.

5. kegunaan alkena
1. Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE).
2. Propena, digunakan untuk membuat plastik polipropilena (PP), yaitu polimer untuk
membuat serat sintesis dan peralatan memasak.

C. Alkuna
1. Pengertian Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap tiga di antara
dua atom karbon. Catat bahwa akhir nama masing-masing adalah -una. Akhiran ini
menunjukkan adanya rangkap tiga di dalam molekul. Rumus umum untuk alkuna ini
adalah CnH2n-2. Alkuna juga merupakan contoh dari deret homolog.
Alkuna secara khusus ditandai dengan adanya ikatan rangkap tiga antara dua atom
karbon. Kebanyakan ikatan kimia adalah ikatan tunggal, yang berarti terdiri dari dua

15
ikatan elektron. Ikatan rangkap tiga, di sisi lain, terdiri dari enam ikatan elektron. Seperti
kebanyakan hidrokarbon, banyak alkuna adalah molekul organik penting yang sering
dipelajari dalam kimia organik.
Salah satu perhatian utama penelitian kimia organik adalah upaya mensintesis
senyawa organik baru yang melibatkan sintesis alkuna. Alkuna seperti acetylene,
misalnya, umum digunakan sebagai bahan bakar atau dapat berfungsi sebagai titik awal
untuk menurunkan senyawa lain. Terdapat beberapa obat-obatan yang juga memiliki
komponen alkuna seperti obat antijamur, antivirus, atau obat kontrasepsi.
Alkuna juga merupakan bagian sangat penting dari beberapa agen antitumor.Kompleks
yang sangat-reaktif yang dikenal sebagai calicheamicins terdiri dari komponen organik
dan alkuna yang mampu langsung menyerang DNA sel kanker. Alkuna disebut sebagai
hidrokarbon tak jenuh karena karbon dalam sebuah alkuna tidak terikat dengan tiga atom
hidrogen.

2. Tata Nama Alkuna


Aturan pemberian nama pada alkuna adalah sebagai berikut.
a. Rantai utama dipilih rantai terpanjang
b. Atom C yang mengandung ikatan rangkap pada rantai utama diberi nomor sekecil
mungkin.
Contoh : 1CH≡2C─3CH2─4CH3
c. Bila rantai alkena bercabang, penomoran
dimulai dari ujung yang paling dekat dengan cabang, nama cabang di dahulukan.
contoh :
3-metil-2-butuna
3-etil-4-metil-1-pentuna
d. Jika suku alkuna mempunyai dua ikatan rangkap atau lebih, maka namanya diberi
awalan sesuai jumlahnya (2=diuna, 3
= triuna, dan seterusnya)
3-metil-1,4-pentadiuna

3. Sifat Alkuna
a. Sifat Fisika Alkuna

16
Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi
suhu alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suhu pertama berwujud gas,
suhu berikutnya berwujud cair sedangkan pada suhu yang tinggi berwujud padat.
b. Sifat Kimia Alkuna
Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi
adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran
1. reaksi adisi pada alkuna
* Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)
* Reaksi alkuna dengan hidrogen halida
* Reaksi alkuna dengan hidrogen
2. Polimerisasi alkuna
3. Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan
satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
4. Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan
menghasilkan CO2 dan H2O.
2CH=CH + 5 O2  4CO2 + 2H2O

4. Reaksi dalam Alkuna


Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi
adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
a. Adisi
 Adisi Hidrogen Halida
Adisi hidrogen halida (HX) pada senyawa alkuna berlangsung sama dengan yang
terjadi pada senyawa alkena.

Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan
alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan
reaksi berikut:

17
 Adisi Hidrogen

 Halogenisasi

Halogenisasi adalah reaksi alkana dengan halogen. Bromin and klorin dapat
mengadisi pada alkuna seperti yang terjadi pada alkena. Jika 1 mol halogen mengadisi
pada 1 mol alkuna, maka akan dihasilkan dihaloalkena.
Contoh :

Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov


 Adisi Halogen Halida
Hidrogen halida (HX) dapat mengadisi pada ikatan rankap 3 senyawa alkuna seperti
yang terjadi pada adisi pada ikatan rangkap 2 senyawa alkena, dengan produk awal
adalah vinyl halida.
Jika HX mengadisi pada alkuna ujung, maka akan dihasilkan produk dengan
orientasi mengikuti aturan Markovnikov.
Molekul HX kedua mengadisi dengan orientasi seperti yang pertama.

b. Polimerisasi
Polimerisasi alkuna terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya mula-mula ikatan
rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua elektron tak berpasangan.
Elektron-elektron tak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antargugsus,
sehingga membentuk rantai

c. Substitusi
Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan
satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.

18
d. Pembakaran
Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan
menghasilkan CO2 dan H2O.
2CH=CH + 5 O2 → 4CO2 + 2H2O

5. ISOMER
Isomer pada suku alkuna terjadi karena perbedaan letak ikatan rangkap 3 (isomer
posisi)dan adanya cabang pada rantai utama(isomer rantai)
Contoh : Isomer pada pentuna (C5H8)
posisi
a. Isomer Posisi
CH≡C─CH2─CH2─CH3 --> 1-pentuna
CH3─C≡C─CH2─CH3 --> 2-pentuna
b. Isomer rantai
CH≡C─CH─CH3 --> 3-metil-1-butuna
........I
.......CH3
CONTOH SOAL
1. Tuliskan rumus struktur senyawa 3,4-dimetil-1-pentuna!
Pemecahan
CH≡C─CH─CH─CH3
.............I........I
.. .....CH3..CH3
2. Tuliskan isomer senyawa pentuna (C5H8)
Pemecahan
Isomer posisi CH≡C─CH2─CH2─CH3 --> 1-pentuna
CH3─C≡C─CH2─CH3 --> 2-pentuna
Isomer rantai CH≡C─CH─CH3 --> 3-metil-1-butuna
....................................I
.................... .CH3

19
6. Pembuatan Alkuna
· Dehidrohalogenasi alkil halida
· Reaksi metal asetilida dengan alkil halida primer

7. Manfaat alkuna dalam kehidupan adalah:

1. Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar
dengan oksigen maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi tersebut mampu
digunakan untuk melelehkan logam dan menyatukan pecahan-pecahan logam.
2. Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga digunakan
untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.
3. Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan untuk
menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan reaksi adisi.
Dengan demikian sangat penting untuk menambah panjang rantai senyawa organik.

20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rumus umum : CnH2n + 2
Jenuh artinya semua ikatan yang digunakan adalah ikatan tunggal.
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu ikatan
rangkap, dengan rumus umum CnH2n. Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung
satu ikatan rangkap tiga di antara dua atom karbon. Catat bahwa akhir nama masing-
masing adalah -una. Akhiran ini menunjukkan adanya rangkap tiga di dalam molekul.
Rumus umum untuk alkuna ini adalah CnH2n-2. Alkuna juga merupakan contoh dari deret
homolog.
Alkuna secara khusus ditandai dengan adanya ikatan rangkap tiga antara dua atom
karbon. Kebanyakan ikatan kimia adalah ikatan tunggal, yang berarti terdiri dari dua
ikatan elektron. Ikatan rangkap tiga, di sisi lain, terdiri dari enam ikatan elektron. Seperti
kebanyakan hidrokarbon, banyak alkuna adalah molekul organik penting yang sering
dipelajari dalam kimia organik.
Salah satu perhatian utama penelitian kimia organik adalah upaya mensintesis
senyawa organik baru yang melibatkan sintesis alkuna. Alkuna seperti acetylene,
misalnya, umum digunakan sebagai bahan bakar atau dapat berfungsi sebagai titik awal
untuk menurunkan senyawa lain. Terdapat beberapa obat-obatan yang juga memiliki
komponen alkuna seperti obat antijamur, antivirus, atau obat kontrasepsi.
B. Saran
C. Dalam penulisan makalah ini, diharapkan pemnulis maupun pembaca dapat lebih
memahami mengenai konsep senyawa aldehid dan keton, namun tidak hanya dari
makalah ini tetapi juga dari makalah ataupun buku yang lain. Karena belajar tidak
hanya dari satu buku saja, tetapi mengumpulkan ilmu dari berbagai literatur.

DAFTAR PUSTAKA
http://charisylia.blogspot.co.id/2012/10/reaksi-reaksi-alkanaalkenaalkuna.html
http://www.nafiun.com/2013/04/sifat-fisik-dan-kimia-alkana-alkena-alkuna-senyawa-
kimia.html
http://materi-kimia-sma.blogspot.co.id/2013/04/tata-nama-alkana.html

21
1. Tentukan nama senyawa berikut

Jawaban:
Rantai induk : heksana
Gugus alkil (cabang) : isopropil
Nomor cabang : 3
Namanya : 3-isopropilheksana

2. Tuliskan rumus struktur senyawa 3,4-dimetil-1-pentuna!


Pemecahan
CH≡C─CH─CH─CH3
.............I........I
.. .....CH3..CH3
3. Tuliskan isomer senyawa pentuna (C5H8)
Pemecahan
Isomer posisi CH≡C─CH2─CH2─CH3 --> 1-pentuna
CH3─C≡C─CH2─CH3 --> 2-pentuna
Isomer rantai CH≡C─CH─CH3 --> 3-metil-1-butuna
....................................I
.................... .CH3

22

Anda mungkin juga menyukai