Anda di halaman 1dari 23

TEORI AKUNTANSI

A. Pengertian Teori Akuntansi


 Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling
berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena atau fakta.
 Tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi.
 Menjelaskan berarti menganalisis dan memberi alasan menga fenomena
atau fakta seperti yang di amati.
 Memprediksi berarti memberi keyakinan bahwa kalau asumsi-asumsi
atau syarat-syarat yang diteorikan dipenuhi beesar kemungkinan suatu
fenomena atau fakta (peristiwa) tertentu akan terjadi.
 Akuntansi adalah sekumpulan gagasan atau konsep, definisi dan dalil
yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena.
 Teori Akuntansi : teori akuntansi merupakan penalaran logis. Proses
penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan
pelaporan keuangan. Perekayasaan akuntansi (pelaporan keuangan)
menghasilkan suatu rerengka konseptual.
B. Pengertian Akuntansi
Akuntansi didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi
dan kegiatan cukup luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan
yang terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk literatur akuntansi.
1. Akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan didefinisikan sebagai berikut:
Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa
berupa informasi keuangan kuantitatif  unit-unit organisasi dalam suatu
lingkungan Negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi
tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomik.
C. Seni, Sains atau Teknologi
1. Seni : Ketrampilan mengerjakan sesuatu/menerapkan suatu
konsep/pengetahuan yang memerlukan perasaan, intuisi, pengalaman,
bakatdan pertimbangan (judgement).
 Akuntansi sebagai seni : adalah cara menerapkannya bukan sifatnya
sebagai seperangkat pengetahuan.
2. Teknologi : Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
 Akuntansi sebagai teknologi : penggunaan pengetahuan ilmiah dalam
suatu Negara untuk menyediakan informasi keuangan dalam rangka
mencapai tujuan social dan ekonomik
3. Sains: pengetahuan untuk menjelaskan dan memprediksi, meramalkan gejala
alam dan social apa adanya metode ilmiah
 Akuntansi sebagai sains: Akuntansi sebagai bidang pengetahuan
yang menjelaskan fenomena akuntansi sebagai obyektif, apa adanya
dan bebas nilai.
D. Perspektif Teori Akuntansi
Menurut tujuan atau penekanan pembahasan. teori akuntansi dibagi menjadi:
1. Aspek Sasaran Teori
 Positif ( Pandangan sains) fakta (realmof fact)

Pandangan sains merupakan pernyataan tentang suatu (kejadian,


tindakan, atau perbuatan) seperti adanya sesuai dengan fakta atau
yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif
diarahkan untuk memberi jawaban apakah suatu pernyataan itu benar
atau salah (good or bad) atau relevan atau takrelevan (relevant or
irrelevant) dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial
tertentu.
 normatif (Pandangan Teknologi) (realm of value)
Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan
kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan (policy
making). Dilain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah
menghasilkan penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan
akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif (good or bad) daripada
perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus
dicapai.
2. Aspek Tataran Semiotika
Akuntannsi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi
seebagai sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai
bahasa bisnis (the language of business).
 .      Teori Akuntansi Semantika
Teori akuntansi semantika menekankan pembahasan pada masalah
penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke
dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen keuangan)
sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa
harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut

Teori Akuntansi Semantika membahs pendefisinian makna elemen


(objek), pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai
pendefisinian, daan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen
sebagai salah satu atribut. Pendefisinian merupakan langkah penting
dalam teori semantika karena kesalahan pemaknaan mempunyai
implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi.

Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi


dalam tiga unsur yaitu elemen (objek) yang menyimbolkan kegiatan,
jumlah  rupiah sebagai pengukur (size) dan hubungan (relationship)
antarelemen. Objek, pengukur dan hubungan itulah yang membentuk
makna yang akhirnya manjadi informasi.
 Teori Akuntansi Sintaktik
akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas
masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan
yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-elemen
kauangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan.
Simbol-simbol tersebut  (misalnya aset, utang, pendapatan, dan
lainnya) harus berkaitan secara logis sehingga informasi semantik
dapat dikandung dalam statemen keuangan.

Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang


membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi
dalam suatu negara yaitu manajemen, identitas pelapor (pelaporan),
pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan
laporan (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted
accounting principles). Dari segi sintaktik, teori akuntansi berusaha
untuk memberi penjelasan dan penalaran tentang apa yang harus
dilaporkan, siapa melaporkan, kapan dilaporkan, dan bagaimana
melaporkannya.

 Teori Akuntansi Pragmatik


 Teori  akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh
informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan
katalain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi
akuntansi. Apakah informasi sampai ke yang dituju dan diinterpretasi
dengan tepat , merupakan masalah keefektifan komunikasi.
Suatu pesan atau kejadian (misalnya pengumuman laba )
dikatakan mengandung informasi kalau pesan tersebut menyebabkan
perubahan keyakinan penerima (pasar modal ) dan memicu tindakan
tertentu ( misalnya terrefleksi dalam perubahan harga atau voluma
saham di pasar modal ). Apabila tindakan tersebut dapat diyakini
sebagai akibat informasi dalam pesan tersebut, dapat dikatakan
informasi tersebut bermanfaat.

Teori pragmatik akan banyak berisi pengujian-pengujian teori 


tentang hubungan  antara variabel akuntansi  dengan variable
perubahan atau perbedaan perilaku pemakai. Subjek atau pemakai
yang diukur perilakunya dapat berupa para akuntan, pelaku pasar
modal, manajer, dan auditor. Yang dapat menjadi indikator
perubahan perilaku antara lain perubahan harga saham, volume
saham, kinerja manajer, kinerja karyawan, dan kinerja perusahaan
3. Aspek Pendekatan Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan (belief ) terhadap suatu pertanyaan atau
penjelasan. Penalaran mempunyai peran penting dalam rangka menerima
atau menolak kebenaran ( validitas ) suatu teori. Proses bersifat dedukatif
maupun induktif.
 Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang
berawal dari suatu pernyatan umum yang disepakati ( disebut premis ) ke
pernyatan khusus sebagai simpulan
( konklusi ). Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk
memberi penjelasandan dukungan dan dukungan terhadap kelayakan
suatu pernyataan akuntansi. Misalnya, akuntansi menyajikan aset sebesar
kos historis karena akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha.
Dengan konsep ini, fungsi neraca adalah untuk menunjukan nilai jual
sehingga kos historis merupakan pengukur yang paling tepat.
 Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus
dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi
(perampatan ) dari keadaan khusus tersebut.
Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya dagunakan
nutukmenghasilkan pernyataan umum yang terjadi penjelasan (teori )
terhadap gejala akuntamsi tertentu. Pernyataan – pernyataan umum
tersebut biasanya berasal dari hipotetis yang diajukan dan diuji dalam
suatu penelitian empiris. Hipotetis merupakan generalisasi yang dituju
oleh penelitian akuntansi.
Pada praktriknya, penalaran induktif dalam akuntansi tidak dapat
dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif atau sebaliknya. Kedua
penalaran tersebut saling berkaitan. Premis dalam penalaran deduktif
misalnya, dapat merupakan hasil dari suatu penalaran induktif.
 Verifikasi Teori  Akuntansi
Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu
teori valid atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori
bergantung pada sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Teori
akuntansi  normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis
( logical reasoning ) yang melandasi teori  yang diajukan. Teori
normative dikembangkan atas dasar kesepakatan terhadap asumsi atau
tujuan kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip akuntansi tertentu.

Teory akuntansi positif dinilai validitasnya biasanya atas dasar


kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi. Menetukan
fakta melibatkan observasi secara objektif. Pada umumnya, observasi
objektif dapat dicapai melalui penelitian ilmiah dengan metoda ilmiah.
Validitas teori akuntansi positif banyak dilakukan dengan penilitian
empiris.
PENALARAN

A.       Pengertian penalaran


Proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi
suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi. Menentukan secara
logis dan objektif apakah suatu pernyataan valid (benar atau salah) sehingga
pantas untuk diyakini atau dianut. Struktur penalaran terdiri atas masukan,
proses,dan keluaran.

Menurut Nickerson (1989) adalah sebagai berikut :


Reasoning encompasses many of the processes we use to from and evaluate
belief-belief abaut the world ,about people, about the truth or falsity of
claims we ancounter or make. It involes the production and evaluaition of
argument, the making of inference and the drawing of conclusions, the
generation.testing of hypotheses.it requires both deduction and induction
both analysis and syintesis, and both criticality and createlity.

B.        Unsur dan struktur penalaran


Struktur dan proses penalaran di bangun atas dasar tiga konsep penting yaitu:
Aseri (assertion)
Aseri adalah suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa
sesuatu ( misalnya teori) adalah benar. Biala seseorang mempunyai
kepercayaan bahwa stetmen keuang itu bermanfaat bagi invesetor adalah
benar, maka pernyataannya “stetmen keuangan itu bermanfaat bagi
infvesetor”
Keyakinan (bilief)
Keyakinan adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa suatu
pernyataanatau teori (penjelasan) mengenai suatu phenomena atau (gejala
alam social) adalah benar
Argument
Adalah serangkayan aseri beserta keterkaitan (atikulasi) dan inferensi atau
penyimpulan yang di gunakan untuk mendukung suatu keyakinan.bila di
hubungkan dengan argument , keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang
diletakan pada suatu pernyataan konklusi atas dasar pemahaman dan
penilaian suatu argument sebagai bukti yang masuk akal.
     Dalam hal teori akuntansi, pertimbangan di perlukan untuk menetapkan
relevansi atau keepektivan suatu perlakuan akuntansi untuk mencapai tujuan
akuntansi.

Arti Penting Argumen


Serangkaian asersi beserta inferensi atau penyimpulan yang terlibat di
dalamnya.Simpulan dinyatakan pulan dalam bentuk asersi.Merupakan bukti
rasional akan kebenaran suatu pernyataan. Argumen membentuk,
memelihara, atau mengubah keyakinan.
C. Aseri
Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yangdinyatakan dalam bentuk
kalimat atau ungkapan. Berikut ini adalah contoh beberapa aseri ( beberapa
adalah aseri dalam akuntansi).
 Manusia adalah makhluk social
 Semua binatang menyusui mempunyai paru-paru.
 Beberapa obat batuk menybabkan kantuk
 Partisipasi mempengaruhi kinerja.
 Stetmen aliran kas bermanfaat bagi invesetor dan kreditor
 Dll.
Beberapa aseri mengandung pengkuantifikasi yaitu :
( semua (all), tidak ada (no) , dan beberapa( some). Aseri yang memuat
pengkuatifikasi semua dan tidak ada merapakan aseri universal dan yang
memuat pengkuntifikasi beberapa merupaka aseri sepesifik. Aseri sepesifik
dapat di susun dengan pengkuantifikasi sedikit,banyak, sebagian besar, atau
bilangan tertentu.
1.  Interpretasi aseri
untuk menerima kebenaran suatu aseri, harus di pastikan terlebih dahulu
apa arti atau maksud aseri tersebut.

2.  Aseri untuk evaluasi istilah


Representasi aseri dalam bentuk diagram dapat di gunakan untuk
mengevaluasi makna sebagai suatu istilah.

3.  Jenis asersi (pernyataan)


Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kebenaran suatu asersi, asersi
harus di dukung oleh bukti atau fakta. Untuk keperluan argument, suatu aseri
sering di anggap benar atau diterima tanpa harus di uji dahulu
kebenarannya .bila di kaitkan dengan fakta pendukung, asersi dapat di
klasifikasi menjadi asumsi (assumption), hipotesis ( hypothesys),dan
pernyataan fakta (statemen of  fact). Jenis aseri itu sebagai berikut :
 Asumsi
Asumsi adalah asersi yang di yakini benar meskipun orang tidak dapat
mengajukan atau menunjukan bukti tentang kebenarannya secara
meyakinkan atau asersi yang orang bersedia untuk menerima sebagai benar
untuk keperluan diskusi atau debat .
 Hipotesis
Hipotesis adalah asersi yang kebenarannya belum atau tidak di ketahui
atau di yakini bahwa asersi tersebut dapat di uji kebenarannya.  untuk di
sebut sebagai hipotesis, suatu asersi juga harus mengandung kemungkinan
salah. Bila tidak ada kemungkinan salah, suatu aseri akan menjadi
pernyataan fakta. Hipotesis biasanya di ajukan dalam rangka pengujian teori.
 Pernyataan fakta.
Pernyataan fakta adalah asrsi yang bukti tentang kebenarannya di yakini
sangat kuat atau bahkan tidak dapat di bantah.
4.      Fungsi asersi
Dalam argument, asersi dafat berpungsi sebagai peremis dan konkluksi.
Peremis adalah asersi yang di gunakan untuk mendukung suatu konkluksi.
Konkluksi adalah asersi yang di turunkan dari serangkaian asersi.
Ketig a jenis asersi yang di bahas sebelum ini dafat berfunsi sebagai premis
dalam suatu argument.

D.       Keyakinan
Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima
bahwa asersi di sebut benar.
1.      Properitas keyakinan
Adalah semua penalaran berjtujuan untuk menghasilkan suatu keyakinan
terhadap asersi yang menjadi konkluksi penalaran. Pemahaman terhadap
bebrapa prioritas (sifat) keyakinan sangat penting dalam mencapai
keberhasilan argument.

v  Keadabenaran
Sebagi produk penalaran, untuk dapat menimbulkan keyakinan, sutu
asersi harus harus ada benarnya(plausible). Keadabenaran atau plausibilitas
suatu asersi bergantung pada apa yang di ketahui suatu asersi bergantung
pada apa yang deketahui tentang isi asersi atau pengetahuan yang mendasari
dan pada sumber asersi.

v bukan pendapat
Keyakinan adalah sesuatu yang harus dapat di ajukan atau di buktikan 
secara objektif apakah  salah atau benar dan sesuatu yang di harapkan
menghasilkan suatu kesepakatan oleh setiap orang yang mengevalusinya atas
dasar fakta objektif.

v  Bertingkat
Keyakinan yang di dapat dari suatu aserasi tidak bersifat mutlak . tingkat
keyakinan dapat di tentukan oleh kuantitas dan kualiatas bukti mendukung
asersi.

v  Berbias
Selain kekuatan bukti yang objektif yang ada, keyakinan di pengaruhi
oleh prepensi, keinginan dan kepentingan peribadi yang karena sesuatu hal
perluan peribadi yang karena sesuatu hal perlu di pertahankan.

v  Bermuatan nilai
Nilai keyakinan adalah tingkat penting tidaknya suatu keyakinan perlu di
pegang atau di pertahankan seseorang. Nilai keyakinan  bagi seseorang akan
tinggi aapabila perubahan keyakinan mempunyai inflikasi serius terhadap
flisofi, system nilai, martabat, pendapatan potensial, dan perilaku orang
tersebut.

v  Berkekuatan
Kekutan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang di lekatkan
seseorang pada kebenaran suatu asersi.

v  Berketertempaan
Ketertempaan (malleability) atau kelentukan keyakinan berkaitan dengan
mudah tidaknya keyakinan tersebut di ubah dengan adanya informasi yang
relevan.berbeda dengan veredikaliatas,ketertempaan tidak memasalahkan
apakah suatu aseri sesuai atau tidak dengan realitas tetapi lebih
memasalahkan apakah keyakinan terhadap suatu aseri dapat di ubah oleh
buti.

E.        Argumen
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah argument sering di gunakan secara
keliru untuk menunjuk ketidak sepakatan, perselisihan pendapat, atau
bahkan bertengkar mulut. Dalam pengertian ini, mempunyai konotasi
negative.
Dalam arti fositip argument dapat di samakan dengan penalaran logis
untuk menjelaskan atau mengajukan bukti rasional tentang suatu asersi.bila
seseorang mengajukan alas an untuk mendukung sutu gagasan atau
pandanygan dia biasanya menawarkan argument. Argument merupakan
bagian penting dalam pengembangan pengetahuan. Agar member
keyakinan , argument harus di evaluasi atau validitasnya.

a.  Anatomi argument
Dari definisi di atas dapat di katakana bahwa argument terdiri atas
rangkaian asersi. Asersi berkaitan dengan yang lain dalam bentuk
infrensipenyimpulan.aseri dapat berfungsi sebagi premis dan
konkluksi( asersi kunci) yang merupakan komponen argument.
b.  Jenis argument

F.     Argument deduktif


Argument atau penlaran deduktif adalah proses penyimpulan yang
berawal dari suatu pernyataan umum yang di sepakati (premis) ke
pernyataan khusus sebagai simpulan konkluksi.

Argument penalaran deduktif berlangsung dalam tiga tahap yaitu:


1. Penentuan pernyataan umum (premis major) yang menjadi basis
penalaran.
2. Penerapan konsep umum ke dalam situasi khusus yang menjadi
(proses deduksi)
3. Penarikan kesimpulan secara logis yang berlaku untuk situasi khusus
tersebut.

a. Evaluasi penalaran deduktif


Tujuan utama mengevaluasi argument adalah untuk menentukan apakah
konklusi argument benar dan meyakinkan.
Dalam mengevaluasi penalaran deduktif ada empat aspek yang harus ada
yaitu :
 Kelengkapan
Kelengkapan adalah keriteria yang penting karena validitas konkluksi
menjadi kurang meyakinkan bila premis-premis yang di ajukan tidak lengap
 Kejelasan
arti di perlukan karena keyakinan merupakan fungsi kejelasan
makna.kejelasan bukan hanya di terapkan untuk makna premis tetapi juga
untuk hubungan antar premis(infrensi dan penyimpulan).
 Kesahihan (validitas)
merupakan criteria utama untuk menilai penalaran logis.
 Kepercayaan melengkapi ketiga criteria sebelumnya agar konkluksi
meyakinkan sehingga orang berssedia menerima.

G.       Argument induktif


Penalaran ini berawal dari sutu pernyataan atau ke adaan yang khusus
dengan pernyataan umum yang merupakan generealisasi dari ke adaan
khusus tersebut. Bedanya dengan argument deduktif yang merupakan
argument logis sedangkan argument induktif  bersifat sebagi argument ada
benarnya.

a. Argumen dan analogi


Argument deduktif sebenarnya merupakan salah satu jenis penalaran
nondeduktif. Penalaran nondeduktif lainya adalah argument dengan analogi .
penalaran dengan analogi adalah penalaran yang mrnurunkan konkluksi atas
dasar kesamaan atau kemiripan krakteristik,pola,fungsi, atau hubungan
unsursuatu objek yag di sebutkan dalam suatu asersi.

b. Argument sebab akibat


Konsklksi sebagai akibat dari asersi tertentu merupakan salah satu bentuk
argument yang disebut argument dengan penyebaban atau generealisasi
kausal
   Criteria penyebaban
Kaidah pembedaan sebenarnya merupakan sutu rancangan untuk menguji
secara ekprimental apakah memang terdapat hubungan kausal.akan tetapi
kaidah tersebut belum sepenuhnya meyakinkan karena mungkin ada factor
lain yang menyebabkan gejala terjadi.

c. Penalran induktif dalam akuntansi


Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya di gunakan untuk
menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap
gejala akuntansi tertentu. Pernyataan-pernyataan umum tersebut biasanya
berasal dari hipotesisis yang di ajukan dan di uji dalam pernyatan empiris.
Contoh pernyataan umum sebagi hasil penalaran induktif (generealisasi)
antara lain adalah sbb:
    Perusahan besar memilih metode akutansi yang menurunkan laba.
    Tingkat likuiditas perusahaan perdagangan lebih tinggi dari pada
tingkat
likuiditas perusahaan.
    Partisivasi manajer devisi dalam penyusun anggaran mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja divisi
    Dll.

H.   Kecohan
Dalam kehidupan sehari-hari 9baik akademik maupun nonakademik),
acapkali d jumpai bahwa argument yang jelek ,lemah ,tidak sehat,atau
bahkan tidak  masuk akal ternyata mampu meyakinkan banyak orang
sehingga mereka terbujuk oleh argument tersebut padahal seharusnya tidak.
a.  Persuasi tak langsung
Persuasi taklangsung merupakan stratagem untuk meyakinkan seseorang
akan kebenaran sutu pernyataan bukan langsung melalui argument atau
penalaran melainkan melalui cara-cara yang sama sekali tidak berkaitan
dengan validitas argument.
a.  Strategem
b.  Membidik orangnya.
Stratagem ini di gunakan untuk melemhakan atau menjatuhkan suatu
posisi atau pernyataan dengan cara menghubungkan pernyataan atau
argument yang di ajukan seseorang dengan pribadi orang tersebut .
c. Menyampingkan masalah.
Strtegem ini di lakukan dengan cara mengajukan argumenyang tida
bertumpu pada masalah pokok atau dengan cara mengalihkan masalah ke
masalah yang lain yang tidak bertautan.
d.  Misrepresentasi
Stratagem ini di gunakan biasanya untuk menyanggah atau untuk
menjatuhkan posisi lawan dengan cara memutar  balikan atau
mnyembunyikan fakta baik secara halus maupun trang – tarangan.
e.  Imbauan cacah
Stratagem ini biasanya di gunakan untuk mendudkung suatu posisi dengan
untuk menunjukan bahwa banyak orang melakuakan apa yang di kandung
posisi tersebut.
f.  Imbauan autoritas
Setrategem ini mirip dengan imbauan cacah bahwa banyaknya orang
atau popularitas diganti dengan autaritas.  
Imbauan tradisi
Dalam beberapa halo rang mengerjakan sesuatu dengan cara tertentu semata-
mata karena memang begitulah cara yang telah lama di kerjakan orang.
g. Dilemma semua
Dilemma semu aadalah taktik seseorang untuk mengaburkan argument
dengancara menyajikan gagasan dan alternative lain kemudian
mengkrakterisasi alternative lain sangat jelek, merugikan,atau mengerikan
sehingga tidak ada acara lain kecuali apa yang di usulkan pengagas.
Imbauan emosi.

I.   Salah nalar
Suatu argument boleh jadi tidak meyakinkan atau persuasive karena
argument tersebut tidak didukung dengan penalaran ayanga valid.
Menegaskan konsekuen
a.      Menyangkal anteseden
Kebaliakan dari salah nalar menegaskan konsekuen adalah menyanangkal
anteseden
b.      Pentaksaan
Salah nalar dapat terjadi apabila ungkapan dalam premis yang satu
mempunyai makna yang berbeda dengan makna ungkapan yang sama
dengan premis lainnya.
c.       Perampatan lebih
Salah nalar yang banyak di jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah
melektkan(mengimputasi) krakteristik sebagian kecil anggota ke seluruh
anggota himpunan, kelas,atau kelompok secara berlebihan.
d.      Parisilitas
Penalar kadang-kadang terkecoh karena dia menarik konklusi hanya atas
dasar sebagian dari bukti yang tersedia yang kebetualan mendukung
konkluksi
Pembuktian dengan analogi
merancukan urutan kejadian dengan penyebaban
Menarik simpulan pasangan

J.   Aspek manusia dalam penalaran


Berikut ini di bahas bebrapa aspek manusia yang dapat menjadi penghalang
penalaran dan pengembangan ilmu,khususnya dalam ilmu akademik atau
ilmiah.
 Penjelasan sederhana
 Kepentingan mengalahkan penalaran
Adapun hambatan untuk bernalar sering muncul akibat orang mempunyai
kepentingantertentu yang harus dipertahankan kepentingan sering memaksa
orang untuk memihak suatu posisi (keputusan) meskipun posisi tersebut
sangat lemah dari segi argument.
Dalam dunia akdemik dan ilmiah, kepentingan untuk menjaga harga diri
individual atau kelompok dapat menyebabkan orang berbuat tidak masuk
akal.
 Sindroma tes klinis
Sindrom ini menggambarkan sseseorang merasa (bahkan yakin). Terdapat
ketidak beresan dalam tubuhnya dan dia juga tahu beanar apa yang terjadi
karena pengetahuannya tentang suatu penyakit.akan tetapi, dia tidak berani
Untuk memeriksakan diri dan menjalani tes klinis karena takut bahwa
tentang dugaan penyakitnya itu benar.akhirnya orang ini tidak memeriksakan
diri ke dokter dan mengatakan bahwa dirinya sehat.
 Mentalitas djoko tingkir
Budaya djoko tingkir di gunakan untuk menggambarkan lingkungan
akademi atau profesi seperti ini karena konon perbutan joko tingkir yang
tidak terpuji harus dibuat menjadi terpuji dengan cara mengubah sekenario
yang sebenarnya terjadi semata.semata untuk menghormatinya Karena dia
bakal menjadi raja(kekuasaan).
 Merasionalakan daripada menalar
Bila karena keberpihakan, kepentingan,atau ketakkritisan,orang terlanjur 
mengambil posisi dan ternyata mengambil tersebut salah atau lemah, orang
ada kalnya berusaha untuk mencari-cari justifikasi untuk membenarkan
posisinya.
 Persistensi
Karena kepentingan tertentu harus di pertahankan atau karena telah lama
melekat dalam rangka piker,  seseorang kadang – kadang sulit melepaskan
Suatu keyakinan dan menggantinya dengan yang baru.
PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Akuntansi secara luas didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan yang


mempelajari perekayasaan penyediaan jasa secara nasional berupa informasi keuangan
kuantitatif unit-unit oraganisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara
penyampaian informasi tersebut kepada pihak yang berkepantingan untuk dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Mengingat karakteristik akuntansi
sebagai tekhnologi, orang akan mampu merekayasa suatu mekanisme pelaporan
keuangan untuk suatu negara. Salah satu tujuan yang dapat dicapai dengan
perekayasaan ini adalah alokasi sumber daya ekonomik secara efektif dan efisien.

Pelaporan nasional harus direkayasa secara seksama untuk mengendalikan


alokasi tersebut secara otomatis dengan mempengaruhi perilaku pengambil keputusan
ekonomik yang domina melalui informasi keuangan. Agar terjadi pengedalian otomatis,
penyediaan informasi harus dilakukan dengan cara tertentu berupa prinsip akuntansi
berterima umum/ PABU.

1. Proses perekayasaan

Pelaporan keuangan adalah proses pemikiran logis, dedukti, dan objektif untuk
memilih dan mengaplikasi ideologi, teori dan konsep dasar, teknik, prosedur, dan
tekhnologi yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai tujuan negara
melalui tujuan pelaporan keuangan. Perkayasaan akuntansi harus memperhatikan faktor
lingkungan sosial, politik, ekonomi, dan budaya negara tempat akuntansi diterapkan.
Jadi, perekayasaan akuntansi dilakukan tingkat nasional dengan hasil berupa rerangka
konseptual yang berfungsi sebagai semacam konstitusi.

2. Aspek Semantik dalam perekayasaan

Dari segi semantika dalam teori komunikasi, perekayasaan pelaporan keuangan


adalah proses untuk menentukan bagaimana kegiatan fisis opersi perusahaan
disimbolkan dalam bentuk elemen elemen statemen keuangan sehingga orang yang
dituju oleh statemen keuangan dapat membayangkan operasi perusahaan (paling tidak
secara finansial) tanpa harus menyaksikan secara fisis kegiatan perusahaan.
Perekayasaan dilakukan oleh pihak yang mempunyai wewenang ditingkat nasional dan
mempunyai wawasan teori akuntansi yang kuat.

3. Konsep Informasi Akuntansi

Elemen-elemen atau objek-objek statemen keuangan dapat dipandang sebagai


simbol-simbol kegiatan operasi perusahaan. Objek tersebut harus diukur secara finansial
dan hasil pengukuran tersebut menjadi bahan oleh akuntansi. Bahan olah ini akan
menentukan besar-kecilnya (magnitude) objek atau elemen. Informasi semantik yang
dikandung oleh statemen keuangan ditunjukkan oleh elemen (objects), besar kecilnya
elemen (size), dan hubungan (relationships) antar elemen.

Sebagai dokumen rerangka konseptual akan berisi komponen konsep yang


terdiri dari tujuan (objectives) dan hal hal mendasar (fundamentals) yang saling
berkaitan. Komponen konsep yang biasanya dicakupi dalam rerangka konseptual adalah
tujuan pelaporan keuangan, kriteria kualitas informasi, elemen-elemen statemen
keuangan, dan pengukuran dan pengakuan. Sebagai konstitusi, rerangka konseptual
menjelaskan , mengarahkan, dan menentukan sifat, fungsi, dan lingkup pelaporan dan
statemen keuangan dalam suatu negara.

Hasil perekayasaan akhirnya terrefleksi dalam bentuk, isi, dan susunan statemen
keuangan. Berbeda dengan pelaporan keuangan yang bersasaran lebih luas, statemen
keuangan merupakan medium utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Sasaran
pelaporan keuangan adalah penyediaan segala informasi yang mengandung
kebermanfaatan dalam keputusan( decision usefulnes) dan tidak terbatas pada apa yang
dapat disampaikan melalui statemen keuangan.

4. Rerangka Konseptual
Karena perekayasaan mempertimbangkan faktor lingkungan tempat akuntansi
akan diterapkan, rerangka konseptula yang dihasilkan dapat berbeda antar satu negara
dengan negara yang lain. Rerangka konseptual akan unik pada setiap negara.

Rerangka konseptual versi FASB mempunyai keuanggulan dalam aspek


kependidikan dibandingkan dengan rerangka konseptual versi IASC. Rerangka
konseptual versi FASB memuat secara komprehensif penalaran dan argumen yang
melekat dalam tiap penjelasan komponen konsep. Penalaran dan argumen tersebut
membentuk pengetahuan yang dapat dipandang sebagai suatu teori deduktif- normatif
untuk memahami mengapa konsep konsep tertentu dipilih dan apa implikasi yang
diharapkan

Agar operasional dan efektif dalam mempengaruhi praktik, rerangka konseptual


harus dijabarkan dalam bentuk standar akuntansi sebagai pedoman dalam perlakuan
akuntansi suatu objek atau elemen . karena tidak semua perlakuan dapat diatur langsung
dengan standar akuntansi, perlu suatu rerangka pedoman (sering disebut the House of
GAAP) untuk menentukan perlakuan akuntansi yang tepat (wajar) dalam suatu
lingkungan akuntansi. Rerangka pedoman ini disebut dengan prinsip akuntansi
berterima umum (PABU). Berbagai sumber mendeskripsikan PABU sesuai dengan
lingkup yang diharapkan atau perkembangan praktik sehingga terdapat beberapa versi
PABU.

5. Tiga Pengertian Penting

Tiga pengertian penting yang perlu dibedakan dan dikenali saling hubungannya
adalah prinsip akuntansi, standar akuntansi dan PABU. Prinsip akuntansi adalah segala
ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metode, dan teknik
akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun prkatis yang berfungsi sebagai
pengetahuan. Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya
yang sengaja dipilih dan diberlakukan dalam suatu lingkunga/ negara dan dituangkan
dalam bentuk dokumen pernyataan resmi untuk dijadikan pedoman utama praktik
akuntasi. PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri dari standar akuntansi dan
sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi, yuridis, teoritis dan
praktis.
6. Pegertian PABU

PABU ( terutama standar akuntansi) memberi pedoman tentang definisi,


pengukuran, penilaian, pengakuan, penyajian, dan pengungkapan objek, elemen, atau
pos.

Secara teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupaka pondasi rerangka


pedoman PABU. Walaupun demikian, karena konseptual umumnya disusun setelah
banyak standar akuntansi diterbitkan, beberapa versi PABU menetapkan rerangka
konseptual pada tingkat yang kurang autoritatif. Tujuannya adalah agar akuntan publik
tidak begitu saja mengganti standar yang tidak sesuai dengan rerangka konseptual.

7. Struktur Akuntansi

Bila pengertian akuntansi, teori akuntansi, rerangka konseptual, dan prinsip


akuntansi berterima umum diramgkum dalam suatu diagram, didapatkanlah apa yang
disebut dengan struktur akuntansi. Struktur ini menggambarkan mekanisme pelaporan
keuangan dengan menghubungkan perekayasaan dan praktik akuntansi . Struktur ini
bermanfaat untuk mengenali bidang studi, bidang profesi, dan fungsi auditor bila
perekayasaan telah diterapkan dalam suatu lingkungan/ negara.
RERANGKA KONSEPTUAL- SUATU MODEL
Salah satu model adalah rerang adalah rerangka konseptual yang ptual yang
dikmbangkan leh angkan leh FASB yang diwujudk yang diwujudkan dalam an dalam
seperangkat pernyataan resmi yang disebut Statements Financial Accounting Concepts
(SFAC).
Model FASB ini digunakan karena model tersebut memuat secara lengkap
penjelasan, penalaran, dan argumen untuk tiap konsep yang dipilih sehingga
mempunyai pembelajaran dan pendidikan yang bermanfaat. Rerangka konseptual FASB
memuat 4 komponen konsep utama, yaitu :
1. tujuan pelaporan keuangan (bisnis dan nonbisnis)
2. karakteristik kualitatif informasi
3. elemen statemen keuangan, dan
4. pengukuran dan pengakuan termasuk pengguna pengakuan (termasuk
penggunaan nilai sekarang).
Tujuan Pelaporan Keuangan
 Penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah yang paling krusial
dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep - konsep
dan prinsip - prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis
dan susunan statemen keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan,
pihak yang dituju dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga
informasi yang dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan
informasinal pihak kebutuhan informasinal pihak yang dituju.
 Tujuan utama pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi investor dan kreditor dan pemakai lain yang kreditor dan
pemakai lain yang berguna untuk membua berguna untuk membuat suatu
keputusan.
 FASB berpendapat bahwa secara konseptual perlakuan akuntansi terhadap
elemen statemen keuangan dasar organisasi nonbisnis mirip dengan perlakuan
akuntansi bisnis.

Karakteristik Kualitatif Informasi


Dalam mengidentifikasi dan mentapkan karakteristik kualitatif informasi, FASB harus
mendasarkan diri pada ketiga gagasan tersebut dan mengaitkannya dengan proses
penalaran dan pertimbangan (judgment) oleh penyusun standar atau penyusun statemen
(manajemen) dalam memilih alternative/kebijakan akuntansi.
Pertimbangan dalam menentukan kebijakan akuntansi (apakah suatu objek perlu
dilaporkan) :
1. Pertimbangan 1 berkaitan dengan masalah siapa yang dituju dan bagaimana
kedudukan yang dituju terhadap organisasi/badan usaha. Dalam hal ini yang
dituju adalah inverstor, kreditor, dan pemakai lain yang tidak mempunyai akses
informasi kecuali dari statemen keuangan.
2. Pertimbangan 2 berkaitan dengan aspek karakteristik dan keterbatasan informasi
yang melandasi tujuan pelaporan keuangan. Aspek ini adalah bahwa penyediaan
dan penggunaan informasi memerlukan/melibatkan kos. Kalau pemakai tidak
dapat mencerna informasi yang disajikan maka informasi yang disediakan akan
tidak bermanfaat. Oleh karena itu, kualitas informasi juga harus sepadan dengan
kualitas pemakai.
3. Pertimbangan 3 menentukan kualifikasi minimal para pemakai sehingga suatu
informasi terpahami oleh mereka tanpa harus selalu disertai penjelasan rinci
yang bersifat mengajari.
4. Rerangka konseptual perlu menentukan kualitas informasi spesifik-keputusan
yang menjadi kriteria kebermanfaatan agar penentu kebijakan akuntansi
mempunyai pedoman untuk melakukan pertimbangan 4 dan 5. FASB
merumuskan kualitas spesifik ini dalam 2 kategori, yaitu: Kualitas primer dan
Kualitas Sekunder/Interaktif
5. Pertimbangan 6 diperlukan kriteria untuk menyaring informasi mana yang harus
dilaporkan melalui statemen keuangan dan mana yang harus dilaporkan melalui
cara lain.

Elemen-elemen Statemen Keuangan


 Adalah makna konstruk yang sengaja ditentukan dalam perekayasaan akuntansi
untuk menyimbolkan atau merepresentasikan ralitas kegiatan tersebut secara
keuangan tanpa harus menyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut.
 Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi semantic
yang dikandung statemen keuangan. Informasi semantic terdiri atas elemen,
ukuran, dan hubungan.
 Elemen-elemen yang diidentifikasi oleh FASB dalam SFAC No. 2 : Aset,
kewajiban, ekuitas, investiasi oleh pemilik, distribusi ke pemilik, laba
komprehensif, pendapatan, biaya, untung, rugi.
 Elemen elemen umum dalam tujuan pelaporan : aliran kas bersih masa dating ke
badan usaha, sumber daya ekonomik badan usaha, klaim terhadap sumber
ekonomik, dan perubahan elemen akibat transaksi, kejadian atau keadaan.

Pengukuran dan Pengakuan


 Pelaporan dan statemen keuangan memiliki tujuan yang sama, tetapi pelaporan
dan statemen keuangan harus dibedakan. FASB menyatakan bahwa statemen
keuangan adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Pelaporan
keuangan mencakupi pula penyediaan informasi yang manajemen ingin
menyampaikan selain melalui statemen keuangan baik lantaran informasi
tersebut wajib diungkapkan untuk memenuhi undang undang, peraturan
pemerintah, atau kebiasaan maupun lantaran manajemen sendiri menganggap
bahwa informasi tersebut bermanfaat bagi pihak luar dan berkehendak untuk
mengungkapkannya secara sukarela. Pengukuran dan pengakuain menentukan
lungkup pelaporan keuangan yang wajib disajikan melalui seperangkat penuh
statemen keuangan.
 Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang
akan dilekatkan pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu
transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasikan makna atau atribut
objek tersebut.
 FASB mengidentifikasi atribut pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih
dapat dilanjutkan penggunaannya yaitu: Kos historis, kos sekarang, nilai pasar
sekarang, nilai terealisasi, nilai sekarang.
 Secara konseptual, pengakuan adalah penyakian suatu informasi melalui
statemen keuangan sebagai ciro sentral pelaporan keuangan. Secara teknis,
pengakuan berarti pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah
rupiah) hasil pengukuran ke dalam system akuntansi sehingga jumlah rupiah
tersebut akan mempengaruhi suatu pos atau terefleksi dalam statemen keuangan.
 Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum (fundamental)
untuk dijadikan dasar bagi penyusunan standar untuk menentukan prosedur
pengakuan dalam bentuk standar akuntansi. FSAB menetapkan 4 kriteria
pengakuan fundamental (konseptual) : definisi, keterukunan, keberpautan,
keterandalan.

Nilai Sekarang Dalam Akuntansi


Penilaian sering digunakan untuk menunjuk pengukuran yang jumlah rupiahnya
tidak dapat diamati melalui transaksi atau pasar, SFAC No 7 memberi pedoman
yang berisi :
a) Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi.
b) Prinsip prinsip umum yang melandasi penggunaan nilai sekarang, terutama
bila jumlah rupiah aliran kas masa mendatang saat terjadinya timing, atau
keduanya tidak pasti.
KONSEP DASARE
KONSEP DASAR
1. Konsep yang dianut dan dijadikan dasar dalam penalaran dan perekayasaan
2. Disebut dasar karena kalau dianutakan mempunyai implikasi tertentu dalam
pemilihan perlakuan
3. Standar pada umumnya dilandasi konsep dasar tertentu
4. Di sebut dengan berbagai macam nama
SUMBER KONSEP DASAR
1. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
2. Paul Grady
3. Accounting Principle Board (APB)
4. Wolk, Tearney, dan Dodd
5. Anthony, Hawkins dan Merchant
6. Paton dan Littleton
7. Sumber lainnya (buku buku teori akuntansi)
KONSEP DASAR DARI PATON DAN LITTLETON
1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (business entity)
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dipandang sebagai badan atau
orang yang:
a berdiri sendiri
b bertindak atas namanya sendiri,dan terpisah dari pemilik.
Konsep ini didukung secara administratif dan yuridis.Batas kesatuan adalah
ekonomik bukan yuridis.
2. Kontinuitas usaha (continuity of activity)
Kesatuan usaha akan berlangsung terus bila tidak ada gejala atau rencana
untuk membubarkannya. Dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen
keuangan. Lawan atau pasangan konsep likuidasi.
3. Penghargaan sepakatan (measured consideration)
Jumlah rupiah atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi
atau pertukaran merupakan pengukur dan bahan olah akuntansi yang paling
objektif.
4. Kos melekat (costs attach)
Kos melekat pada objek yang direpresentasinya. Gabungan berbagai objek
untuk membentuk objek baru hanya memerlukan gabungan kos yang melekat
pada tiap objek pembentuk.
5. Upaya dan hasil/capaian (effort and accomplishment)
Biaya merupakan upaya dalam rangka mencapai hasil atau capaian berupa
pendapatan. Jadi, biaya (penyerahan barang dan jasa) menimbulkan
pendapatan bukan sebaliknya, pendapatan menanggung biaya.
6. Bukti terverifikasi dan objektif (verifiable, objective evidence)
Kebermanfaatan informasi akan tinggi kalau informasi didukung dengan bukti
yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.
Terverifikasi: memungkinkan orang untuk meyakinkan kebenaran akan
sesuatu.
Objektif: penentuan kebenaran didasarkan atas fakta bukan subjektivitas.
Akuntansi mendasarkan diri pada objektivitas relatif sesuai dengan keadaan
yang melingkupi.
7. Asumsi (assumptions)
Konsep dasar merupakan asumsi atau paling tidak dilandasi oleh asumsi-
asumsi tertentu, yaitu:
a Harapan atau pengalaman umum menjadi landasan konsep
kontinuitas usaha.
b Perioda satu tahun diasumsi tidak terlalu pendek atau panjang.
c Kos sebagai pengukur dilandasi asumsi bahwa orang bertindak
rasional.
d Unit moneter digunakan sebagai pengukur didasarkan pada asumsi
bahwa mata uang stabil.
e Penekanan pada penentuan laba didasarkan pada asumsi bahwa
tujuan umum perusahaan adalah mencari laba.
Manfaat Konsep Dasar
1. Menjadi komponen argumen dalam penalaran logis pada tingkat
perekayasaan, penetapan standar, atau penerapan standar.
2. Terrefleksi di basis penyimpulan (basis for conclusion) dalam rerangka
konseptual sebagai hasil perekayasaan.
3. Terrefleksi di latar belakang penyimpulan (background information) dalam
pernyataan standar akuntansi.
4. Terrefleksi di kebijakan akuntansi (accounting policy) perusahaan dalam buku
pedoman akuntansi.
ASET

Pengertian Aset:
1. Menurut FASB
Aset adalah manfaat ekonomik masa dating yang cukup pasti yang
diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu.
2. IASC (the International Accounting Standartds Committee):
Aset merupakan sebagai suatu sumber daya yang dikendalikan oleh
perusahaan sebagai hasil kejadian masa lalu yang manfaat ekonomis masa
depan diharapkan didapatkan oleh perusahaan.
3. AASB (Australian Accounting Standard Board):
Aset adalah potensial jasa/manfaat ekonomis yang dikendalikan oleh
pelaporan entitas sebagai hasil transaksi masa lalu atau kejadian masa lalu
lainnya.
4. APB No.4 (Accounting Principal Board):
Aset merupakan kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya
pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai prinsip akuntansi
yang berlaku.
KOS SEBAGAI PENGUKUR & BAHAN OLAH AKUNTANSI
Konsep dasar penghargaan sepakat menegaskan bahwa pengukur aset pada
saat pemerolehan yang paling objektif adalah jumlah rupiah yang terlibat dalam
transaksi pertukaran antara dua pihak independen yang sama-sama berkehendak.
Jumlah Rupiah tersebut akan menjadi pengukur aset yang diperolehkan kesatuan
usaha dan akan menjadi bahan olah akuntansi yang disebut kos.
PENGHARGAAN SEPAKATAN SEBAGAI BUKTI
Transaksi pertukaran (jual-beli) dapat dijadikan landasan untuk menentukan
kos yang terandalkan karena penghargaan sepakatannya didasarkan atas mekanisme
pasar yang bebas sehingga menjadi bukti validitas pengukuran kos lebih-lebih dalam
mekanisme pasar sempurna.
PENGUKURAN KOS
Besar kecilnya kos harus dicatat pertama kali sebagai pengukur suatu aset
pada saat perolehan. Faktor Penentu besarnya kos yaitu:
a. Batas Kegiatan
b. Jenis Penghargaan
PENILAIAN
Penilaian adalah proses penentuan jumlah rupiah suatu objek untuk menentukan
makna ekonomiknya di masa lalu, sekarang, atau mendatang.
1. TUJUAN PENILAIAN
Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos aset yang
berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis
penilaian yang sesuai
2. KONSEP DAN BASIS PENILAIAN
Konsep aset merupakan komponen penentu posisi keuangan pada saat
tertentu, basis pengukuran untuk menilai aset pada saat tersebut yang paling
valid adalah harga atau nilai pertukaran
KOS ATAU PASAR YANG LEBIH RENDAH
Merupakan kombinasi nilai masukan dan keluaran karena pengertian pasar dalam hal
ini berarti pasar barang masukan dan keluaran untuk sediaan barrang, pasar mengacu
ke nilai masukan sementara untuk surat-surat berharga mengacu ke nilai keluaran
PENILAIAN MENURUT FASB, ada 5 yaitu:
1. Historical cost
2. Current (replacement) cost
3. Current market place
4. Net realizable value
5. Present (or discounted) value of future cash flow
PENYAJIAN
1. Aset biasa disajikan disisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di
bagian atas dalam neraca berformat laporan.
2. Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar dan tetap.
3. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya. Yang
paling lancar dicantumkan pada urutan pertama.

Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu

Anda mungkin juga menyukai