Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Penerapan sunset policy di Indonesia sebagai suatu bentuk pengampunan pajak
merupakan pengalaman  yang benar-benar baru bagi dunia perpajakan di Indonesia. Penerapan
kebijakan pengampunan pajak umumnya ditempuh sebagai langkah terakhir untuk meningkatkan
penerimaan pajak karena apabila tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik dalam
pelaksanaannya, kebijakan pengampunan pajak malah dapat menjadi kontraproduktif dengan
turunnya tingkat kepatuhan pajak. Menilik potensi manfaat dan kendala yang ada dalam
kebijakan  pengampunan pajak, penelitian ini berupaya untuk mengeksplorasi faktor-faktor apa
saja yang melatarbelakangi pemilihan bentuk kebijakan dan penerapan sunset policy sebagai
salah satu bentuk pengampunan pajak di Indonesia. penerapan sunset policy di Indonesia
dilatarbelakangi oleh upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak sejalan dengan meningkatnya
tuntutan target penerimaan pajak, sekaligus sebagai upaya mengakomodasi aspirasi dunia usaha
yang menginginkan adanya pengampunan pajak. Manfaat terbesar yang diharapkan dari sunset
policy ini adalah meningkatnya penerimaan pajak dan kesetaraan antara Wajib Pajak dengan
Aparat Pajak, sementara kendala yang dihadapi terutama adalah masalah kepastian hukum,
kerangka waktu sosialisasi yang minim dibarengi dengan kurangnya kapasitas kuantitas dan
kualitas penguasaan materi aparat pajak mengenai sunset policy, kesiapan sistem, serta
pengenaan tarif umum yang masih cukup tinggi.
Pengalaman penerapan pengampunan pajak di Amerika Serikat menunjukkan bahwa
keberhasilan pengampunan pajak sangat ditentukan oleh kapasitas penegakan hukum sebagai
upaya utama sementara pengampunan pajak hanyalah bersifat kuratif dan komplementer.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penelitian ini secara umum merekomendasikan
pengutamaan penegakan hukum dalam meningkatkan kepatuhan pajak serta perbaikan kondisi
struktural perekonomian agar tujuan meningkatkan penerimaan negara dapat berjalan lebih
berkelanjutan. Secara khusus, penelitian ini merekomendasikan pelaksanaan sosialisasi sunset
B.   RUMUSAN MASALAH
Pengertian Sunset Policy
Sunset Policy adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang berlaku hanya
di tahun 2008, dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga yang
diatur dalam Pasal 37A UU KUP. Pihak-pihak yang dapat memanfaatkan Sunset Policy
adalah:
1. Orang Pribadi yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang dalam
tahun 2008 secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan
menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak 2007 dan tahun-tahun pajak
sebelumnya paling lambat 31 Maret 2009.
2. Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang telah memiliki NPWP sebelum tahun 2008,
yang menyampaikan pembetulan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2006 dan tahun-tahun
3
pajak sebelumnya untuk melaporkan penghasilan yang belum diperhitungkan dalam
pelaporan SPT Tahunan PPh yang telah disampai kan.
Kebijakan Sunset Policy bersifat khusus yang hanya berlaku dalam jangka waktu
terbatas, sehingga beberapa ketentuan umum KUP tidak berlaku. Ketentuan umum yang
tidak berlaku tersebut seperti Undang-Undang KUP Pasal 8 ayat 1 yaitu :
1. Pembatasan jangka waktu 2 (dua) tahun untuk pembetulan SPT tahun PPh
2. Persyaratan belum dilakukan pemeriksaan
Yang menjadi konsep dasar sunset policy adalah prinsip Self Assessment, yaitu
Wajib Pajak mendaftarkan diri, menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang. Dengan kata lain pemerintah dalam hal ini aparat pajak tidak
lagi menetapkan jumlah pajak terutang, tetapi berfungsi untuk melakukan pembinaan,
sosialisasi, penelitian dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan. Hal ini
dimaksudkan agar dapat menggerakkan peran serta semua lapisan subjek pajak dalam
meningkatkan penerimaan dalam negeri. Untuk itu Wajib Pajak diberi kemudahankemudahan
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Sunset Policy di sini hadir sebagai
fasilitas/kemudahan yang diberikan kepada Wajib Pajak/Subjek Pajak untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya.
DASAR HUKUM PELAKSANAAN SUNSET POLICY
Peraturan yang menjadi landasan hukum sunset policy, antara lain:
1. Pasal 37 A Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
2. Pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.03/2008 stdd PMK Nomor
12/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Penyampaian atau Pembetulan Surat
Pemberitahuan, dan Persyaratan Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Penghapusan
Sanksi Administrasi Dalam Rangka Penerapan Pasal 37A UU Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan UU Nomor 28 Tahun 2007
4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 27/PJ/2008 stdd Perdirjen 13/PJ/2009
tentang Tata Cara Penyampaian, Pengadministrasian, serta Penghapusan Sanksi
Administrasi Sehubungan dengan Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Untuk Tahun Pajak 2007 dan Sebelumnya,
dan Sehubungan dengan Pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi atau Wajib Pajak Badan Untuk Tahun Pajak
Sebelum Tahun Pajak 2007
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2008 tentang Tata Cara
Pemberian NPWP, Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan PPh, Penghapusan
Sanksi Administrasi, Penghentian Pemeriksaan, dan Pengadministrasian Laporan
Terkait dengan Pelaksanaan Pasal 37A Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata
Cara Perpajakan
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34/PJ/2008 tentang Penegasan
Pelaksanaan Pasal 37A Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan
Beserta Ketentuan Pelaksanaannya
  Latar Belakang adanya Sunset Policy
Undang-Undang KUP Tahun 2008 memberikan kewenangan kepada Direktorat Jenderal
Pajak untuk menghimpun data perpajakan dan mewajibkan instansi pemerintah, lembaga,
asosiasi dan pihak lainnya untuk memberikan data kepada Direktorat Jenderal Pajak. Ketentuan
ini memungkinkan Direktorat Jenderal Pajak mengetahui ketidakbenaran pemenuhan kewajiban
perpajakan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Untuk menghindarkan masyarakat dari
pengenaan sanksi perpajakan yang timbul apabila masyarakat tidak melaksanakan kewajiban
perpajakannya secara benar, Direktorat Jenderal Pajak di tahun 2008 ini memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mulai memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela
dan melaksanakannya dengan benar.
Selain uraian diatas juga ada latar belakang sunset policy yaitu Sebagai sarana pengakuan
“dosa” masa lalu.Untuk membuka lembaran baru dengan semangat untuk berubah, jujur,
transparan dan akuntabel. Wewenang DJP untuk mengakses data dan informasi dari instansi
pemerintah maupun pihak lain, sehingga DJP mampu mendeteksi ketidakbenaran pembayaran
pajak yang dilakukan oleh WP.Penerapan UU No.28 Tahun 2007 tentang KUP dan UU No.36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Ketentuan Sunset Policy bagi Wajib Pajak Baru dan Wajib Pajak Lama
Dalam Undang-undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 37A Sunset Policy bisa
dimanfaatkan oleh Wajib Pajak baru dan Wajib Pajak lama. Adapun ketentuan bagi
Wajib Pajak tersebut yaitu:
A. Wajib Pajak Baru.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang memperoleh NPWP secara sukarela dalam
tahun 2008 (Wajib Pajak baru) yang memanfaatkan fasilitas sunset policy diberikan
penegasan lebih lanjut yaitu sebagai berikut :
1. Wajib Pajak Baru yang menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak 2007
atau tahun pajak dan sebelumnya dalam kurun waktu mulai tanggal 1 Januari
2008 sampai dengan 31 Maret 2009 diberikan fasilitas Sunset Policy.
2. Wajib Pajak Baru yang membetulkan SPT Tahun PPh untuk tahun pajak 2007
atau tahun pajak 2007 dan sebelumnya dalam kurun waktu mulai tanggal 1
Januari 2008 sampai dengan 30 juni 2008 diberikan fasilitas sunset policy.
3. Wajib Pajak Baru yang membetulkan SPT tahunan PPh untuk tahun pajak 2007
atau tahun pajak 2007 dan sebelumnya dalam kurun waktu mulai tanggal 1 Juli
2008 sampai dengan 31 Desember 2008, diberikan fasilitas sunset policy atas
pembetulan yang pertama kali. Namun, apabila pembetulan SPT Tahunan PPh
dilakukan terhadap SPT Tahunan PPh (SPT Lama) yang telah disampaikan dalam
kurun waktu mulai tanggal 1 Juli 2008 sampai dengan 31 desember 2008,
Pembetulan SPT, Tahunan PPh tersebut tidak memperoleh fasilitas sunset policy.
B. Wajib Pajak Lama
Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP sebelum tanggal 1 Januari 2008
(Wajib Pajak Lama) yang memanfaatkan sunset policy diberikan penegasan, yaitu:
1. Wajib Pajak Lama yang menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib pajak badan
atau Wajib Pajak Orang Pribadi untuk tahun pajak 2006 dan/atau tahun-tahun
pajak sebelumnya dalam kurun waktu mulai tanggal 1 Januari 2008 sampai
dengan 31 Desember 2008 yang menyatakan kurang bayar dan sekarang di
perpanjang sampai dengan 26 Februari 2009, diberikan fasilitas sunset policy.
2. Wajib Pajak Lama yang membetulkan SPT Tahunan PPh WP badan atau WP
orang pribadi untuk tahun pajak 2006 dan/atau tahun-tahun pajak sebelumnya
dalam kurun waktu mulai tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Juni 2008
menyatakan kurang bayar, diberikan fasilitas sunset policy.
3. Wajib Pajak lama yang membetulkan SPT Tahunan WP badan atau WP orang
pribadi untuk tahun pajak 2006 dan/atau tahun-tahun pajak sebelumnya dalam
kurun waktu mulai tanggal 1 Juli 2008 sampai dengan 31 desember 2008,
pembetulan SPT Tahunan PPh tersebut tidak memperoleh fasilitas sunset policy.
Kekurangan Adanya Sunset Policy
1. Keringanan pajak dapat dinikmati oleh para wajib pajak yang tidak patuh
2. Wajib pajak yang jujur dapat merasa tidak mendapatkan penghargaan atas kepatuhan dan
kejujuranya
3. Rasa keadilan antara pembayar pajak dapat dilanggar
4. Dampak negative pada wajib pajak yang sudah patuh
5. Dapat menurunkan kepatuhan wajib pajak paska pengampunan pajak bila tidak
dibarengi : peningkatan upaya penegakan hukum, akurasi informasi mengenai daftar
kekayaan wajib pajak
Keuntungan Memanfaatkan Sunset Policy
1. Penghapusan sanksi bunga atas keterlambatan atau kekurangan pembayaran pajak.
2. Penghentian pemeriksaan pajak, jika belum diterbitkan SPHP.
3. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, kecuali terdapat data atau informasi lain yang
menyatakan bahwa SPT Tahunan PPh yang disampaikan tidak benar.
4. Data dan/atau informasi yang tercantum dalam SPT Pembetulan tidak dapat digunakan
sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan sunset policy dalam
meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Jakarta Cilandak, maka pada
bagian akhir dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut.
 Penerapan sunset policy di KPP Jakarta Cilandak sudah cukup baik menurut
persepsi wajib pajak orang pribadi.
 Kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi di KPP Jakarta Cilandak
setelah adanya kebijakan sunset policy cukup tinggi.
 Penerapan kebijakan sunset policy memberikan dampak yang
signifikan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi di KPP Jakarta
Cilandak dengan arah positif. Artinya semakin baik penerapan sunset policy
akan meningkatkan kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi di KPP
Jakarta Cilandak. Penerapan sunset policy memberikandampak sebesar 49,3%
dalam meningkatkan kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi di KPP
Jakarta Cilandak. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 50,7% dijelaskan
variabel lain di luar variabel penerapan kebijakan sunset policy, seperti kemauan
wajib pajak itu sendiri, compliance cost, kejelasan peraturan perpajakan, dan
sikap dari aparat pajak.

B. SARAN dan KRITIK


Sunset Policy mendapat respon yang baik dari wajib pajak. Mengingat
penerimaan pajak masih minim, maka program Sunset Policy dapat diadakan
kembali oleh pemerintah guna menambah wajib pajak dan meningkatkan penerimaan
pajak.
 Sebaiknya DJP mensosialisasikan kebijakan-kebijakan seperti sunset policy lebih
baik lagi
 Agar wajib pajak patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya seperti
mendaftarkan diri, membayar tunggakan pajak, mengembalikkan SPT maka
sebaiknya DJP membuat peraturan pajak yang lebih jelas dan menerapkan
sanksi pajak dengan baik agar menimbulkan efek jera bagi wajib pajak yang
tidak patuh.
 Berhasil dikonfirmasikannya dampak yang kuat dan signifikan tentang penerapan
sunset policy dalam meningkatkan kepatuhan formal wajib pajak, maka
sebaiknya penerapan sunset policy dapat dijadikan salah satu kebijakan
perpajakan yang mampu menarik minat wajib pajak untuk menjalankan
kewajiban pajaknya dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai