Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

Sistematika Undang-Undang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Dian Anggraeni, S.A., M.Acc.


Sub Bahasan

1. Hukum Pajak Material dan Hukum Pajak Formil


2. Reformasi Perpajakan Tahun 1983
3. Self Assessment
4. Undang-Undang KUP
Tujuan Pembelajaran:

• Mahasiswa mampu memahami sistematika Undang-


Undang KUP
HUKUM PAJAK

1. Hukum Pajak Formil


2. Hukum Pajak Materiil
1. Hukum Pajak Formil

• Hukum pajak formil adalah hukum pajak yang mengatur


tentang bagaimana caranya hukum pajak material bisa
dijalankan dan menjadi nyata.
• Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata cara
Perpajakan, yang selanjutnya disebut dengan UU KUP
adalah hukum pajak formil bagi Undang-Undang Pajak
yang lainnya.
• Dengan kata lain hukum pajak formil mengatur
bagaimana tata cara dalam melaksanakan hukum pajak
material (misalnya PPh atau PPN).
Undang-Undang pajak yang termasuk hukum pajak formal adalah sebagai berikut:

• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi


Peraturan Perpajakan (UU HPP) pada Bab 2 mengubah UU No 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009. UU HPP ditetapkan 29 Oktober 2021.
• Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
• Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pengadilan
Pajak.
2. Hukum Pajak Material
• Hukum pajak materiil adalah hukum pajak yang memuat
antara lain norma-norma yang menerangkan keadaan-
keadaan, perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa
hukum yang harus dikenakan pajak, siapa-siapa yang
harus dikenakan pajak, berapa besarnya pajak, kapan
timbulnya pajak, berapa besarnya tarif dan pajak yang
harus dibayar, hapusnya utang pajak, dan hubungan
hukum antara pemerintah dan wajib pajak.
Undang Undang pajak yang termasuk dalam hukum pajak material antara lain sebagai berikut:

• UU No 7 Tahun 2021 tentang HPP pada Bab 3 yang


mengubah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
• UU No 7 Tahun 2021 tentang HPP pada Bab 4 yang
mengubah UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang perubahan
ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang
PPN Barang dan Jasa dan PPnBM.
Reformasi Perpajakan Tahun 1983
• Negara Indonesia menjunjung tinggi hak dan kewajiban warga negara
dan menempatkan pajak sebagai salah satu perwujudan kewajiban
kenegaraan bagi para warganya. Dengan demikian, pajak merupakan
sarana bagi masyarakat untuk berperan serta dalam pembiayaan
negara dan pembangunan nasional.
• Sejak tahun 1983, Indonesia melakukan perubahan sistem
perpajakan. Sistem perpajakan yang baru ini memberikan
kepercayaan kepada subyek pajak untuk melaksanakan kewajiban
serta memenuhi haknya di bidang perpajakan.
• Dengan perubahan sistem perpajakan yang baru ini diharapkan dapat
segera mewujudkan perluasan dan peningkatan kesadaran kewajiban
perpajakan serta meratakan pendapatan masyarakat.
Ciri dan corak tersendiri dari sistem pemungutan pajak tersebut adalah:

a. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian kewajiban dan peran serta
Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan
yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional;

b. tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak, sebagai pencerminan kewajiban di


bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat Wajib Pajak sendiri. Pemerintah, dalam
hal ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan,
penelitian dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak
berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan;

c. anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan kegotong-
royongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri
pajak yang terhutang (self assessment), sehingga melalui sistem ini pelaksanaan administrasi
perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana dan
mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat Wajib Pajak.
Self Assesment (6M+1)
• mendaftar/melaporkan
• menghitung
• memperhitungkan
• memungut/memotong
• membayar/menyetor/melunasi
• menyampaikan
• menghapuskan/mencabut
Fase Dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
a) Fase timbulnya hak dan kewajiban di bidang perpajakan
Fase ini dimulai dengan berlakunya Undang-Undang. “Pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang” (Pasal 23A UUD 1945).
b) Fase self assessment
Fase ini dimulai ketika suatu pihak berdasarkan UU PPh ditentukan sebagai WP
mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan kemudian kepadanya diberikan NPWP. Termasuk
dalam fase ini antara lain; melakukan pembukuan atau pencatatan, menghitung pajak
terutang, melakukan pembayaran dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT).
c) Fase pengawasan
Fase ini dimulai pada saat SPT yang disampaikan WP dilakukan pemeriksaan pajak.
d) Fase sengketa
Fase ini dimulai pada saat WP merasa tidak puas dengan keputusan yang diterbitkan oleh
DJP. Termasuk dalam fase ini adalah proses pengajuan keberatan atas suatu ketetapan
pajak.
e) Fase penyelesaian sengketa
Fase ini bermuara ke lembaga yang menangani banding atau gugatan yaitu Pengadilan
Pajak.
Ketentuan Umum (Definisi dalam KUP)
• Lihat Pasal 1 UU KUP:
• Pajak
• Wajib Pajak (WP)
• Badan
• Pengusaha
• Pengusaha Kena Pajak (PKP)
• dan sebagainya
Referensi

• Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
• Aribowo, Irwan dan Susi Zulvina. 2017. Bahan Ajar KUP
(Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan). Jakarta:
Politeknik Keuangan Negara STAN.
• Suharsono, Agus. 2015. Ketentuan Umum Perpajakan.
Jakarta: Graha Ilmu.
• Solikhah, Badingatus dan Trisni Suryarini. 2021.
Perpajakan. Semarang: Unnes Press.
TERIMA KASIH
Tugas

1. Menurut anda, bagaimana pentingnya pajak bagi suatu negara?


2. Jelaskan perbedaan hukum pajak formal dan hukum pajak
material secara singkat?
3. Menurut anda, bagaimana kelebihan dan kekurangan self
assesment system di Indonesia?
4. Jelaskan apa yang dimaksud Wajib Pajak dan Pengusaha Kena
Pajak!
5. Jelaskan perbedaan masa pajak, tahun pajak, dan bagian tahun
pajak serta berikan contohnya?

Anda mungkin juga menyukai