Anda di halaman 1dari 15

MODUL + TEORI AKUNTANSI

(EBA 502)

MODUL 6
LAPORAN KEUANGAN NERACA DAN LABA RUGI

DISUSUN OLEH
ICKHSANTO WAHYUDI, S.E, M.Ak

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0/
15
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami :
1. Memahami Laporan Keuangan
2. Memahami Neraca
3. Memahami Laba Rugi

B. Uraian dan Contoh

Laporan Keuangan :
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dan Laporan Laba Rugi

Laporan keuangan sebagai suatu penyajia terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan.
Pembahasan pada bagian ini akan difokuskan pada laporan posisi keuangan dan laba rugi.

A. Isi dan Elemen Laporan Keuangan Laba/Rugi


Laporan laba-rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan
beban suatu perusahaan pada periode tertentu. Isi dari laporan laba-rugi terdiri
dari dua unsur, yaitu:
1. Revenue atau pendapatan, merupakan hasil yang diperoleh dari
kegiatan perusahaan seperti penjualan barang dagangan, memberikan
jasa, sewa, meminjamkan uang, dan berbagai jenis pekerjaan lain
untuk mendapatkan keuntungan atau hasil.
2. Expenses (beban-beban), merupakan sumber ekonomi yang harus
dikeluarkan untuk keberlangsungan usaha perusahaan.

PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan dalam bagian 82 mengenai


informasi yang disajikan dalam bagian laba rugi atau laporan laba rugi mencakup
pos-pos yang menyajikan jumlah berikut untuk periode :
a. Pendapatan
b. Biaya keuangan
c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat
dengan metode ekuitas
d. Beban pajak.

Sedangkan penghasilan komprehensif lain, sebagaimana tercantum dalam PSAK 1


bagian 82A, menyajikan pos-pos untuk jumlah selama periode :
a. Pos-pos penghasilan komprehensif lain yang diklasifikasikan
berdasarkan sifat dan dikelompokkan sesuai dengan SAK :
i. Tidak akan direklasifikasikan lebih lanjut ke laba rugi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1/
15
ii. Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu
terpenuhi.
b. Bagian penghasilan komprehensif lain atas entitas asosiasi dan ventura
bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas, dipisahkan ke
dalam bagian pos berdasarkan SAK :
i. Tidak akan direklasifikasikan lebih lanjut ke laba rugi.
ii. Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu
terpenuhi.

Pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, kedua laporan tersebut
dapat dibuat bersama ataupun terpisah masing-masing. Jika entitas menyajikan
laporan laba rugi tersendiri, maka entitas tidak menyajikan bagian laba rugi dalam
laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif lain. Bagian 81A PSAK 1
disebutkan bahwa laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan
penghasilan komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain :
a. Laba rugi.
b. Total penghasilan komprehensif lain.
c. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain.

Selain itu, pada bagian 81B PSAK 1, entitas juga menyajikan pos-pos dibawah
ini. Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan tersendiri, maka entitas
hanya menyajikan bagian (a) dalam laporan tersebut.
a. Laba rugi selama periode yang dapat diatribusikan kepada :
i. Kepentingan nonpengendali.
ii. Pemilik entitas induk.
b. Penghasilan komprehensif selama periode yang dapat diatribusikan
kepada :
i. Kepentingan nonpengendali.
ii. Entitas induk.

Berdasarkan bentuknya, penyajian laporan laba-rugi dapat disusun dalam dua


bentuk, yaitu:
1. Bentuk laporan stafel yang ditulis berbentuk halaman ke bawah.
2. Bentuk sebelah-menyebelah (skontro) yang ditulis berbentuk sebelah
kiri dan sebelah kanan.

B. Konsep Matching Cost, Definisi Pendapatan, Biaya, dan Laba


Berdasarkan teori matching concept, biaya harus dibebankan sesuai dengan
pengakuan dan periode panghasilan. Apabila sulit dilakukan matching, maka
pembebanan harus dilakukan secara rasional dan sistematis. Adapun biaya
didefinisikan sebagai semua yang di bebankan kepada produk barang dan jasa
yang akan dijual untuk mendapatkan revenue.

Berdasarkan waktu pengeluaran/pembebanan biaya dan prinsip matching dikenal


dua konsep berikut :
1. Direct atau Product Matching.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2/
15
Pada saat penjualan atau hasil diketahui, hasil ini di match dengan biaya
yang berkaitan dengan produk atau jasa yang dijual itu. Periode ini
disebut juga biaya produk. Konsep ini adalah konsep yang mengabaikan
beberapa permasalahan lain seperti biaya yang belum bisa dikaitkan
langsung dengan produk itu sehingga dalam konsep ini semua biaya lain
diluar biaya produk atau jasa itu dianggap sebagai aktiva yang dialihkan ke
periode yang akan datang.

2. Indirect atau Period Matching.


Pada konsep period matching, dilakukan matching antara hasil yang
diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan/dibebankan selama
periode penggunaanya, bukan berdasarkan waktu perolehan atau
pembayaran. Hal ini tidak dapat sebenuhnya disebut matching, tetapi lebih
kepada approximation (perkiraan). Akan tetapi konsep period matching
tetap dapat diterima dengan beberapa alasan berikut :
a. Banyak biaya periodik yang secara tidak langsung terkait
dengan biaya pada periode sekarang sehingga tidak berbeda
antara matching menurut dasar penggunaan atau dasar waktu
pelaporan.
b. Pada hal-hal tertentu sukar diidentifikasi adanya hubungan
langsung antara jenis hasil dan biaya.
c. Jika misalnya suatu biaya tidak bisa dianggap akan
memberikan kontribusi terhadap hasil yang akan datang
mengapa tidak dibebankan kepada periode sekarang.
d. Pada biaya yang bersifat berulang-ulang dan reguler, tidak ada
pengaruh material terhadap masalah kapan dibiayakan.
e. Banyak biaya yang bersifat joint cost yang sukar diasosiasikan
untuk hasil tertentu sehingga memerlukan alokasi arbitrer
(manasuka) dengan menggunakan dasar waktu.

Menurut KDPPLK yang dimaksud dengan income (penghasilan) adalah


peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam
bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.

Revenue (Pendapatan) adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan,


yang dinyatakan dalam gross inflows. Revenue biasa disebut dan dikenal dengan
istilah lain, seperti :
a. a. Penjualan Barang, meliputi barang yang diproduksi perusahaan dan
dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali.
b. Penjualan Jasa, menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual
telah disepakati untuk dilaksanakan selama satu periode waktu yang
disepakati oleh perusahaan.
c. penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan :
i. Bunga, pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas
atau jumlah terhutang kepada perusahaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3/
15
ii. Dividen, distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas
sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu
iii. Royalty, Pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka
panjang perusahaan, seperti hak cipta, paten, merek
dagang dsb.

C. Pengakuan Pendapatan
PSAK 23 tentang pendapatan mendefinisikan pendapatan sebagai arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal.

Adapun penghasilan, dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan, diartikan


sebagai kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas dan tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan
meliputi pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan ialah penghasilan yang
timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan
lain seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, ataupun sewa.
Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan
mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur secara andal.

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara entitas dengan pembeli atau pengguna barang/jasa perusahaan.
Biasanya pendapatan berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah
jumlah kas atau setara kas yang diterima atau dapat diterima.

Pengakuan pendapatan dari penjualan barang dilakukan ketika seluruh kondisi


berikut terpenuhi, sebagaimana tercantum dalam paragraf 14 PSAK 23 :
a. Perusahaan telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan
barang secara signifikan kepada pembeli.
b. Perusahaan tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait
dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian
efektif atas barang yang dijual.
c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke perusahaan.
e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur secara andal.

Paragraf 19 PSAK 23 menjelaskan hubungan mengenai pendapatan dan beban.


Pendapatan dan beban yang berkaitan dengan transaksi atau peristiwa lain yang
sama diakui secara bersamaan. Beban, termasuk garansi dan biaya lain yang
terjadi setelah pengiriman barang, biasanya dapat diukur secara andal jika kondisi
lain untuk pengakuan pendapatan telah dipenuhi. Akan tetapi, pendapatan tidka
diakui jika beban yang berkaitan tidak dapat diukur secara andal. Pada kondisi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4/
15
tersebut, setiap imbalan yang diterima untuk penjualan barang tersebut diakui
sebagai liabilitas.

Berbeda dengan perusahaan dagang, perusahaan jasa perlu melakukan estimasi


penyelesaian proyek terkait jasa yang diselesaikan. PSAK 23 paragraf 20 tentang
penjualan jasa menyatakan hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika
seluruh kondisi berikut terpenuhi :
a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
b. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke perusahaan (entitas).
c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode
pelaporan dapat diukur secara andal.
d. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur secara andal.

Tingkat penyelesaian suatu transaksi sebagai acuan pengakuan pendapatan sering


disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Pada metode ini, pendapatan
diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa diberikan. Pengakuan pendapatan
atas dasar ini memberikan informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa
dan kinerja dalam suatu periode.

D. Hubungan Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Kajian mengenai elemen akuntansi dan hubungannya dengan laporan laba rugi
dengan laporan posisi keuangan (neraca) dikenal dua pendekatan, yaitu :
1. Artikulated Approach, yaitu laporan dianggap sebagai memiliki
hubungan matematis, dimana laba rugi hanya merupakan perubahan
modal pada periode itu
Pendekatan ini mengenal dua konsep, yaitu :
a. Revenue – Expense Approach : Konsep ini menganggap bahwa
laporan utama adalah laporan laba rugi, yang diperoleh dari
penggunaan (matching) biaya dan hasil yang diakui.
b. Assets – Liabilities Approach : Konsep ini menganggap bahwa
langkah pertama bukan mengukur laba tetapi mengukur harta
dan kewajiban.
Pada pendekatan ini, income didefinisikan sebagai perubahan
dalam net asset, sehingga laporan laba rugi dianggap merupakan
pengelompokan dan pelaporan perubahan yang terjadi dalam net asset.

2. Non Articulated Approach, yaitu hubungan antar laporan posisi


keuangan (neraca) dan laba rugi dianggap tidak ada minimal tidak
otomatis dan masing-masing berdiri sendiri antara satu dengan yang
lain. Contoh : pencatatan unrealized capital atau transaksi lainnya
seperti transaksi valuta asing tidak dibukukan langsung ke laporan laba
rugi tetapi langsung dicatat dalam perkiraan modal.

E. Isi dan Elemen Laporan Keuangan Posisi Keuangan (Neraca)


Laporan Posisi Keuangan (Neraca) menggambarkan posisi keuangan perusahaan
dalam suatu tanggal tertentu, mengenai harta, utang dan modal. Sesuai PSAK 1

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5/
15
tentang Penyajian Laporan Keuangan dalam paragraf 54, Laporan Posisi
Keuangan mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut ini :
a. Aset tetap.
b. Properti Investasi.
c. Aset tak berwujud.
d. Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada poin e, h, dan i).
e. Investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
f. Aset biologis dalam ruang lingkup PSAK 69 : Agrikultur.
g. Persediaan.
h. Piutang usaha dan piutang lain.
i. Kas dan setara kas.
j. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan
aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan untuk
dijual sesuai dengan PSAK 58 : Aset Tidak Lancar yang dikuasai untuk
dijual dan Operasi yang Dihentikan.
k. Utang usaha dan utang lain.
l. Provisi.
m. Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam poin k dan
l).
n. Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK
46 : Pajak Penghasilan.
o. Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 46.
p. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58.
q. Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
r. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk.

Secara sederhana, komponen dalam laporan posisi keuangan (neraca)


dikelompokkan dalam aktiva (asset), kewajiban (liabilitas), dan modal. Aktiva
(asset) ialah kekayaan ekonomi perusahaan termasuk di dalamnya pembebanan
yang ditunda yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku. Aktiva dicatat berdasarkan kejadian kapan perusahaan mendapatkan
kekayaan atau aktiva tersebut dari pihak lain. Penilaian asset didasarkan pada nilai
tukar, nilai pengorbanan, pada saat pengalihan asset terjadi. Nilai ini disebut juga
sebagai acquisition cost atau historical cost. Asset diklasifikasikan menurut
urutan likuiditas, dari yang paling lancar berikut ini :
a. Aktiva lancar.
b. Investasi.
c. Aktiva tetap.
d. Aktiva tidak berwujud.
e. Aktiva lain-lain.

Kewajiban/Utang (liabilities) merupakan kewajiban ekonomi dari suatu


perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi, termasuk
saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.
Kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam transaksi, biasanya jumlah yang akan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6/
15
dibayar didiskontokan. Menurut urutan jatuh tempo dari yang paling lancar,
kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang,
dan kewajiban lain-lain. Adapun macam-macam kewajiban yang dikenal di dunia
ini antara lain :
a. Contractual Liabilities, yaitu kewajiban yang didukung oleh
perjanjian tertulis.
b. Constructive Obligation, merupakan kewajiban yang tidak
dinyatakan secara tertulis, seperti pembayaran cuti.
c. Equitable Obligation, yaitu kewajiban yang tidak dikuatkan
kontrak dan hanya karena kewajiban moral.
d. Contingent Liabilities, merupakan situasi yang menggambarkan
ketidakpastian apakah mungkin menimbulkan keuntungan atau
kerugian kepada perusahaan. Contoh : garansi produk.
e. Deffered Credit, sejenis kewajiban tetapi bukan berupa pemberian
pengorbanan di masa yang akan datang. Terdapat dua jenis yaitu :
i. Prepaid Revenue, penerimaan pendapatan di muka yang belum
sepenuhnya diimbangi dengan pemberian jasa atau produk yang
sudah dibayar tersebut.
ii. Deferred Revenue, terjadi akibat peraturan pengakuan
pendapatan. Misalnya investment tax credit.
f. Executory Contract, merupakan perjanjian yang belum
dilaksanakan tetapi perusahaan sudah terikat dengan perjanjian
untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang.

Komponen terakhir dalam laporan posisi keuangan (neraca) ialah modal. Modal
didefinisikan sebagai suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entitas)
setelah dikurangi dengan kewajibannya. Modal juga digambarkan sebagai hak
pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman (investasi) yang
dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Modal diklasifikasikan berdasarkan
sifat kekekalannya dalam tiga bagian berikut ini :
a. Modal saham (capital stock), berasal dari penjualan saham-saham yang
dikeluarkan perusahaan. Hasil penjualan saham ini menjadi dana yang
digunakan sebagai modal pokok perusahaan.
b. Agio saham, merupakan selisih kelebihan setoran pemegang saham di atas
nilai nominalnya. Nilai agio diperoleh dari selisih harga jual dan harga
beli atas suatu saham.
c. Laba ditahan, merupakan bagian laba perusahaan yang tidak dibagikan
sebagai dividen kepada para pemegang saham.

Berdasarkan format atau bentuk pelaporannya, laporan posisi keuangan (neraca)


dapat disajikan dalam bentuk-bentuk berikut ini :
1. Staffel atau Report Form : Neraca ini dilaporkan dalam satu halaman
vertical, disebelah atas dicantumkan asset, dan dibawahnya disajikan pos
kewajiban dan pos modal.
2. Skontro atau T account form : Aktiva disajikan sisebelah kiri dan
kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan.
3. Financial position Form : Pertama-tama dicantumkan aktiva lancar
dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7/
15
kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang
jangka panjang maka diperoleh modal pemilik.

F. Income Smoothing dan Perubahan Akuntansi


Perataan laba (income smoothing) diartikan sebagai upaya manajemen perusahaan
untuk mengurangi variasi tidak normal dalam laba (earnings) pada batas yang
diperbolehkan menurut prinsip akuntansi dan manajemen yang sehat. Upaya ini
sengaja dilakukan untuk menormalkan laba dalam rangka mencapai
kecenderungan pada tingkat laba yang diinginkan. Income smoothing biasanya
dilakukan dengan beberapa cara berikut ini :
a. Mengatur waktu kejadian transaksi.
b. Memilih prinsip atau metode alokasi.
c. Mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan
dari operasi normal.

Pada dasarnya alasan perusahaan melakukan income smoothing adalah untuk :


a. Menetralisir ketidakpastian lingkungan dan memperkecil fluktuasi yang
besar dalam kinerja operasi perusahaan karena siklus yang silih berganti.
b. Mengidentifikasi karakteristik organisasional dan membedakan di antara
berbagai perusahaan pada tingkat perataan masing-masing.

Keinginan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dengan melakukan


perubahan kebijakan akuntansi seperti income smoothing diatur dalam PSAK 25
tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
Kebijakan akuntansi, dalam pargraf 05 PSAK 25, didefinisikan sebagai prinsip,
dsar, konvensi, peraturan, dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Adapun perubahan estimasi
akuntansi ialah penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah
pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini dari, dan
eksptektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan aset dan
liabilitas. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau
perkembangan baru dan sejalan dengan hal tersebut, serta bukan dari koreksi
kesalahan.

G. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan (Subsequent Event)


PSAK 8 tentang Peristiwa Setelah Periode Pelaporan dalam paragraf 03
mendefinisikan peristiwa ini sebagai peristiwa yang terjadi antara akhir periode
pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa
yang menguntungkan atau tidak. Peristiwa ini dibagi menjadi dua jenis :
a. Peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir
periode pelaporan (peristiwa penyesuaian setelah periode pelaporan).
Contoh :
i. Penyelesaian kasus pengadilan setelah periode pelaporan yang
memutuskan bahwa perusahaan memiliki kewajiban kini pada
akhir periode.
ii. Penentuan setelah periode pelaporan atas biaya perolehan aset yang
dibeli, atau hasil penjualan aset yang dijual sebelum akhir periode
pelaporan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8/
15
b. Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode
pelaporan (peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan). Contoh
:
i. Penurunan nilai wajar investasi di antara akhir periode pelaporan
dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit. Hal ini
normalnya tidak terkait dengan kondisi investasi pada akhir periode
pelaporan, namun mencerminkan keadaan yang timbul setelahnya.
Sehingga, perusahaan tidak menyesuaikan jumlah pengakuan
investasi dalam laporan keuangan.
ii. Pembagian dividen yang diumumkan setelah periode pelaporan
tetapi sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, maka
dividen tidak diakui sebagai liabilitas pada akhir periode pelaporan
karena tidak ada kewajiban saat itu.

Peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan yang berdampak material jika


tidak diungkapkan akan mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan
keuangan hendaknya mengungkapkan peristiwa tersebut sesuai dengan sifat
peristiwa dan estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi
tersebut tidak dapat dibuat. Contoh peristiwa ini ialah kombinasi bisnis signifikan
dan pengehntian suatu operasi.

Adapun yang dimaksud tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah
tanggal yang lebih awal antara tanggal manajemen telah memberikan asersi
bahwa laporan keuangan telah diselesaikan dan tanggal manajemen menyatakan
bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.

H. Catatan dan Penjelasan atas Laporan Keuangan


PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan dalam paragraf 112 tentang
Catatan Laporan Keuangan menyatakan perusahaan (entitas) harus menyajikan
laporan keuangan secara sistematis dan juga mempertimbangkan dampak
terhadap keterpahaman dan keterbandingan laporan keuangannya. Struktur
catatan atas laporan keuangan terdiri dari :
a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi spesifik yang digunakan.
b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak
disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan.
c. Menyediakan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami
laporan keuangan.

Bagi perusahaan (entitas), untuk mengungkapkan kebijakan akuntansi tertentu,


manajemen mempertimbangkan apakah pengungkapan tersebut akan membantu
pengguna laporan keuangan untuk memahami transaksi, peristiwa, dan kondisi
lain tercermin dalam laporan kinerja keuangan dan posisi keuangan yang
dilaporkan. Paragraf 117 dalam PSAK 1 menyatakan bahwa perusahaan
mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan yang mencakup :
a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9/
15
b. Kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk
memahami laporan keuangan.

I. Keterbatasan Laporan Keuangan


Keterbatasan neraca adalah ketidakmampuannya menyajikan informasi current
value dari asset yang dimiliki perusahaan. Mulanya pemakai informasi menaruh
kepercayaan yang besar terhadap neraca, namun kemudian investor beralih ke
earning per share sebagai alat menilai perusahaan, maka peranan laporan
keuangan laba rugi semakin penting bagi pembaca laporan keuangan perusahaan.

Laporan tahunan biasanya disusun oleh perusahaan go public setiap selesai


akhir tahun periode pembukuan, meliputi :
a. Neraca yang sudah diaudit untuk 2 tahun terakhir
b. Laporan laba rugi untuk 3 tahun terakhir
c. Laporan keuangan penting selama 5 tahun terakhir, seperti
penjualan, laba operasi, laba per lembar saham, jumlah aktiva,
utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa, dan informasi
lainnya yang dianggap perlu
d. Penjelasan manajemen tentang situasi keuangan perusahaan, hasil
operasi, likuiditas, sumber dana modal, tren yang baik dan tidak
baik, kejadian yang bersifat tidak pasti, penyebab perubahan dalam
laporan keuangan
e. Ikhtisar informasi keuangan interim untuk tiap kuartal pada tahun
yang bersangkutan
f. Data penting yang menyangkut segmen industri, kegiatan
perusahaan domestik dan luar negeri dan penjualan ekspor

Bagaimanapun besarnya manfaat laporan keuangan, seorang users harus


memahami keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan agar dalam membacanya
tidak menimbulkan salah tafsir. Menurut PAI sifat dan keterbatasan laporan
keuangan adalah :
1. Laporan keuangan bersifat historis.
2. Laporan keuangan yang bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran
dan berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi material.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian;
bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti
mengenai penilaian suatu pos, biasanya dipilih alternatif yang
menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu
peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya.
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan
pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat
dari informasi yang dilaporkan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10
/ 15
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan
tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapet
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11
/ 15
C. LATIHAN

1. Kenaikan ekuitas dari kegiatan incidental merupakan definisi dari ....

A. Pendapatan
B. Keuntungan
C. Penghasilan
D. Income

2. Cara pengukuran pendapatan adalah....

A. Pendapatan yang dihasilkan


B. Pelaporan pendapatan sesudah penjualan
C. Pendapatan yang di realisasi
D. Nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima

3. Berikut ini adalah salah satu contoh dari beban, yaitu ...

A. Pembelian bahan baku


B. Pembelian mesin produksi
C. Pembayaran tagihan telepon
D. Pembayaran tenaga kerja

4. Berikut ini yang merupakan contoh penambah akun pendapatan adalah....


A. Retur Penjualan
B. Penjualan Barang
C. Potongan Penjualan
D. Piutang tak tertagih

5. Harga pokok dari barang barang yang pertama kali dibeli akan merupakan barang yang
dijual pertama kali, ini merupakan metode penilaian persediaan yang disebut...

A. LIFO
B. Average
C. FIFO
D. Rata rata tertimbang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12
/ 15
D. KUNCI JAWABAN

1. B
2. D
3. C
4. B
5. C

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13
/ 15
E. DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Suprasto. 2008. Teori Akuntansi & Riset Multiparadigma. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Wolk, Dodd, Tearney. 2004. Accounting Theory. Conceptual Issues in a political and
economic Environment. Thomson – South western, United States of America.
Suwardjono. 2016. Bab 1 Pengertian Teori Akuntansi. Power Point Slide.
Donleavy. 2016. An Introduction to Accounting Theory. Bookboon.com.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14
/ 15

Anda mungkin juga menyukai