100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
905 tayangan4 halaman
Ada banyak teori akuntansi keuangan yang berbeda perspektif tentang tujuan dan ruang lingkup akuntansi. Teori dibedakan menjadi positif yang menjelaskan dan memprediksi praktik, dan normatif yang menentukan apa yang seharusnya terjadi. Evaluasi teori mempertimbangkan logika argumen dan dukungan fakta empiris, namun tidak ada teori yang dapat memprediksi sepenuhnya.
Deskripsi Asli:
Chapter 1 Introduction of Financial Accounting Theory
Judul Asli
Resume Chapter 01 Introduction to Financial Accounting Theory Craig Deegan
Ada banyak teori akuntansi keuangan yang berbeda perspektif tentang tujuan dan ruang lingkup akuntansi. Teori dibedakan menjadi positif yang menjelaskan dan memprediksi praktik, dan normatif yang menentukan apa yang seharusnya terjadi. Evaluasi teori mempertimbangkan logika argumen dan dukungan fakta empiris, namun tidak ada teori yang dapat memprediksi sepenuhnya.
Ada banyak teori akuntansi keuangan yang berbeda perspektif tentang tujuan dan ruang lingkup akuntansi. Teori dibedakan menjadi positif yang menjelaskan dan memprediksi praktik, dan normatif yang menentukan apa yang seharusnya terjadi. Evaluasi teori mempertimbangkan logika argumen dan dukungan fakta empiris, namun tidak ada teori yang dapat memprediksi sepenuhnya.
Menurut Hendriksen (1970) mendefinisikan teori sebagai berikut:
Seperangkat prinsip-prinsip yang saling terkait (coherent), yang bersifat hipotesis, konseptual dan pragmatis, yang membentuk rerangka referensi umum untuk bidang pengetahuan tertentu (a field of inquiry). Definisi yang dikemukan Hendriksen menyerupai definisi teori dari US FASB dalam kerangka konseptual nya, dimana dijelaskan bahwa teori merupakan suatu sistem yang saling terkait dari objek yang berelasi dan fundamental yang mengarah pada suatu standar yang konsisten. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa teori harus berdasarkan pada penalaran logis dan tidak bersifat ad hoc. Demikian pula bila dikaitkan dengan teori akuntansi, yang mana akuntansi merupakan aktivitas manusia (dimana akuntansi tidak dapat dilakukan tanpa adanya akuntan), sehingga teori akuntansi keuangan akan mempertimbangkan: hal-hal terkait perilaku manusia dan kebutuhan manusia akan informasi akuntansi keuangan, atau alasan mengapa orang-orang yang berperan penting dalam organisasi menyediakan informasi penting bagi para pemangku kepentingan. Contoh penggunaan teori akuntansi: 1. Menentukan bagaimana aset harus dinilai untuk kepentingan pelaporan pada pihak eksternal. 2. Memprediksi bahwa manager memberikan bonus berdasarkan suatu ukuran misalnya profit, akan cenderung untuk mengadopsi metode akuntansi yang akan menghasilkan laba lebih tinggi dalam laporan keuangan. 3. Menentukan informasi akuntansi yang harus diberikan kepada pemangku kepentingan berdasarkan kebutuhan dari tiap pemangku kepentingan. 4. Memprediksi kekuatan relatif dari pemangku kepentingan tertentu yang akan mempengaruhi informasi akuntansi yang diterimanya. Gambaran Singkat Tentang Teori Akuntansi Ada banyak teori akuntansi keuangan. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang diterima secara universal karena perspektif yang berbeda tentang tujuan utama, peran dan ruang lingkup akuntansi keuangan. Dan tidak ada perspektif yang diterima secara universal karena penelitian yang berbeda memiliki perspektif yang berbeda tentang peran teori akuntansi. Perkembangan awal teori akuntansi bergantung pada proses induksi, yaitu pengembangan ide atau teori melalui oberservasi. Dari 1920-1960, teori akuntansi sebagian besar dikembangkan berdasarkan pengamatan dari apa yang sebenarnya dilakukan akuntan dalam prakteknya. Penelitian berdasarkan pendekatan induktif telah banyak dikritik karena berdasarkan status quo, bersikap reaksioner, dan tidak dapat memberikan dasar dimana praktik saat ini dievaluasi. Dalam menghasilkan teori akuntansi berdasarkan apa yang sebenarnya dilakukan akuntan, diasumsikan yang dilakukan oleh mayoritas akuntan adalah praktik yang paling tepat. Perspektif darwinism akuntansi melihat bahwa praktik akuntansi telah berkembang, dan yang paling baik, atau mungkin yang terbaik dan praktik-praktik yang bertahan. Contoh pendekatan induktif untuk mengembangkan teori: Grady (1965) melakukan penelitian yang ditugaskan oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan dilakukan ketika banyak perspektif. Penelitian grady membentuk dasar dari pernyataan APB No. 4, “konsep dasar dan prinsip akuntansi yang mendasari laporan keuangan perusahaan bisnis. Sebagai dampaknya, pernyataan APB No. 4 hanya mencerminkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum pada saat itu.
Klasifikasi Teori Akuntansi
Pada pertengahan 1970 terjadi perubahan sudut pandang oleh para peneliti akuntansi, dimana mereka mulai berfokus pada suatu teori yang dapat menjelaskan (describe) dan memprediksikan praktik akuntansi yang sebelumnya lebih terarah pada teori akuntansi yang menentukan (prescribe) pendekatan yang harus dilakukan. Penelitian akuntansi sendiri secara umum dibagi menjadi positve research dan normative research. 1. Teori Positif Teori positif bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena tertentu. Menurut Henderson, Peirson dan Brown (1992), teori positif dimulai dengan beberapa asumsi dan deduksi logis yang memungkinkan munculnya suatu prediksi. Jika prediksi tersebut cukup akurat terhadap hasil pengamatan dari fakta yang sesungguhnya terjadi, maka prediksi tersebut dianggap mampu menjelaskan mengapa hal-hal tersebut terjadi. Teori akuntansi positif dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman. Teori akuntansi positif bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi mengapa akuntan memilih untuk mengadopsi metode akuntansi tertentu. 2. Teori Normatif Teori akuntansi normatif didasari oleh apa yang diyakini peneliti harus terjadi dalam keadaan tertentu, bukan berdasarkan observasi. Jadi dari gagasan baru diobservasi. Oleh karena itu teori akuntansi normatif tidak dapat dievaluasi berdasarkan praktik akuntansi yang sesungguhnya. Dan faktanya bahwa teori ini mungkin menyajikan sudut pandang lain dari praktik akuntansi pada umumnya. Klasifikasi Teori Normatif: 1. True Income Theories Teori true income membuat asumsi tertentu tentang peran akuntansi dan kemudian menetapkan pengukur tunggal terbaik untuk laba. 2. Decision Usefulness Theories Pendekatan decision-usefulness menganggap bahwa informasi tertentu untuk pengguna tertentu berdasarkan asumsi kebutuhan pengambilan keputusan. Decision Usefulness Theories terdiri dari dua: The decision makers emphais Tergantung pada penelitian yang dilakukan, bertujuan untuk menanyakan kepada mereka informasi apa yang diinginkan. Dalam hal ini pengetahuan digunakan untuk meresepkan informasi apa yang harus diberikan kepada pengguna laporan keuangan. The decision models emphais Mengembangkan model berdasarkan pada persepsi peneliti tentang apa yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang efisien.
Mengevaluasi Teori Akuntansi
Evaluasi teori yang diambil dari buku ini bahwa teori akuntansi hanyalah abstraksi dari kenyataan, dan pilihan satu teori dalam pilihan yang lain berdasarkan pertimbangan nilai. Tidak berharap untuk memberikan penjelasan yang sempurna atau memprediksi perilaku manusia atau menilai jenis informasi apa yang sebenarnya dibutuhkan pengguna.
Kemajuan ilmiah revolusioner
Kemajuan pengetahuan ketika satu teori diganti dengan teori yang lain, sebagai peneliti tertentu menyerang kredibilitas padaradigma yang ada dan memajukan alternatif. Paradigma dapat didefinisikan sebagai pendekatan untuk pengembangan pengetahuan yang mengadopsi asumsi teoritis tertentu, tujuan penelitian dan metode penelitian yang relevan untuk mempertimbangkan salah satu dari berbagai pandangan, tentang bagaimana kemajuan pengetahuan (Khun, 1962). Penjelasan yang mungkin, mengapa peneliti mencoba untuk memburukkan kredibilitas dari teori alternatif.
kritik terhadap teori positif
Teori akuntansi positif telah dikritik karena tidak menghasilkan preskripsi (resep) Keputusan untuk tidak memberikan resep dapat menjauhkan akuntan akademik dari rekan-rekan seprofesinya. kritik terhadap teori normatif Teori normatif dikritik karena kurangnya pengamatan empiris Berdasarkan pendapat sendiri tentang apa yang seharusnya terjadi Teori positif berpendapat bahwa mereka akan lebih memilih untuk memberikan informasi tentang implikasi yang diharapkan dari tindakan dan membiarkan orang lain memutuskan sendiri apa mereka lakukan Teori normatif didasarkan pada pertimbangan nilai (value judgement)
Mengevaluasi teori-pertimbangan logika dan fakta
Ketika mengevaluasi teori, perlu mempertimbangkan apakah argumen tersebut logis sehingga mendukung teori, menerima asumsi utama yang mendasari teori tersebut, dan fakta-fakta lain yang dapat dibuktikan 1. Deduksi Logis Menerima suatu argumen harus berdasarkan pada keakuratan premis. Argumen dapat dikatakan logis jika premis yang mendasarinya adalah benar, sehingga kesimpulan yang diambil adalah benar. Misal Premis A : Semua A memilliki B Premis B : C adalah A Kesimpulan : C memiliki B 2. Peran Asumsi Meskipun argumen tersebut logis, hanya akan menerima argumen jika menerima asumsi yang dibuatnya. Jika menolak asumsi utama maka dapat menolak prediksi tersebut.
Dapatkah membuktikan teori ?
Dapatkah kita berharap bahwa teori akuntansi keuangan dapat memberikan prediksi yang sempurna dalam semua kasus? 1. Sebuah teori mungkin tidak dapat mampu memprediksi secara sempurna, tetapi masih tetap berguna. 2. Telah membuktikan sebuah teori berdasarkan observasi yang mengabaikan fakta bahwa pengamatan selanjutnya mungkin tidak sesuai dengan teori. 3. Falsifikasi berpendapat bahwa teori tidak akan pernah bisa dibuktikan, meskipun bisa mungkin itu yang terbaik pada titik waktu tertentu. 4. Lebih aman mengatakan bahwa bukti kami mendukung teori tertentu
Thouless (1974) menjelaskan berbagai pendekatan, untuk mengidentifikasi kurangnya logika
dalam argumen dan dia juga mengidentifikasi 38 trik tidak jujur dalam argumen yang digunakan untuk mendukung argumen mereka. 1. Penggunaan kata kata emosional yang kencang 2. Membuat pernyataan dimana semua tersirat tetapi beberapa adalah benar 3. Mengalihkan ke pertanyaan lain atau ke masalah sampingan 4. Penggunaan argumen spekulatif 5. Menarik otoritas belaka
Mengapa mempelajari teori akuntansi
Mempelajari aturan akuntansi keuangan tanpa mengingat implikasi dari informasi akuntansi tidak dianjurkan. Mempelajari teori akuntansi memamaparkan mahasiswa untuk berbagai masalah termasuk: 1. Bagaimana berbagai elemen dari akuntansi harus diukur 2. Memotivasi perusahaan untuk menyediakan jenis informasi tertentu 3. Memotivasi individu untuk mendukung atau melobi regulator beberapa metode akuntansi. 4. Implikasi untuk perusahaan dan pemangku kepentingan jika satu metode akuntansi dipilih. 5. Bagaimana dan mengapa pasar modal bereaksi terhadap informasi tertentu. 6. Apakah terdapat pengukuran yang tepat untuk pendapatan