Anda di halaman 1dari 4

Apakah teori itu ?

Menurut Hendriksen (1970) mendefinisikan teori sebagai berikut:


Seperangkat prinsip-prinsip yang saling terkait (coherent), yang bersifat hipotesis, konseptual
dan pragmatis, yang membentuk rerangka referensi umum untuk bidang pengetahuan tertentu
(a field of inquiry).
Definisi yang dikemukan Hendriksen menyerupai definisi teori dari US FASB dalam kerangka
konseptual nya, dimana dijelaskan bahwa teori merupakan suatu sistem yang saling terkait dari
objek yang berelasi dan fundamental yang mengarah pada suatu standar yang konsisten.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa teori harus berdasarkan pada penalaran logis
dan tidak bersifat ad hoc.
Demikian pula bila dikaitkan dengan teori akuntansi, yang mana akuntansi merupakan aktivitas
manusia (dimana akuntansi tidak dapat dilakukan tanpa adanya akuntan), sehingga teori
akuntansi keuangan akan mempertimbangkan: hal-hal terkait perilaku manusia dan kebutuhan
manusia akan informasi akuntansi keuangan, atau alasan mengapa orang-orang yang berperan
penting dalam organisasi menyediakan informasi penting bagi para pemangku kepentingan.
Contoh penggunaan teori akuntansi:
1. Menentukan bagaimana aset harus dinilai untuk kepentingan pelaporan pada pihak
eksternal.
2. Memprediksi bahwa manager memberikan bonus berdasarkan suatu ukuran misalnya
profit, akan cenderung untuk mengadopsi metode akuntansi yang akan menghasilkan
laba lebih tinggi dalam laporan keuangan.
3. Menentukan informasi akuntansi yang harus diberikan kepada pemangku kepentingan
berdasarkan kebutuhan dari tiap pemangku kepentingan.
4. Memprediksi kekuatan relatif dari pemangku kepentingan tertentu yang akan
mempengaruhi informasi akuntansi yang diterimanya.
Gambaran Singkat Tentang Teori Akuntansi
Ada banyak teori akuntansi keuangan. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang diterima secara
universal karena perspektif yang berbeda tentang tujuan utama, peran dan ruang lingkup
akuntansi keuangan. Dan tidak ada perspektif yang diterima secara universal karena penelitian
yang berbeda memiliki perspektif yang berbeda tentang peran teori akuntansi.
Perkembangan awal teori akuntansi bergantung pada proses induksi, yaitu pengembangan ide
atau teori melalui oberservasi. Dari 1920-1960, teori akuntansi sebagian besar dikembangkan
berdasarkan pengamatan dari apa yang sebenarnya dilakukan akuntan dalam prakteknya.
Penelitian berdasarkan pendekatan induktif telah banyak dikritik karena berdasarkan status
quo, bersikap reaksioner, dan tidak dapat memberikan dasar dimana praktik saat ini dievaluasi.
Dalam menghasilkan teori akuntansi berdasarkan apa yang sebenarnya dilakukan akuntan,
diasumsikan yang dilakukan oleh mayoritas akuntan adalah praktik yang paling tepat.
Perspektif darwinism akuntansi melihat bahwa praktik akuntansi telah berkembang, dan yang
paling baik, atau mungkin yang terbaik dan praktik-praktik yang bertahan.
Contoh pendekatan induktif untuk mengembangkan teori:
Grady (1965) melakukan penelitian yang ditugaskan oleh American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) dan dilakukan ketika banyak perspektif. Penelitian grady
membentuk dasar dari pernyataan APB No. 4, “konsep dasar dan prinsip akuntansi yang
mendasari laporan keuangan perusahaan bisnis. Sebagai dampaknya, pernyataan APB No. 4
hanya mencerminkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum pada saat itu.

Klasifikasi Teori Akuntansi


Pada pertengahan 1970 terjadi perubahan sudut pandang oleh para peneliti akuntansi, dimana
mereka mulai berfokus pada suatu teori yang dapat menjelaskan (describe) dan
memprediksikan praktik akuntansi yang sebelumnya lebih terarah pada teori akuntansi yang
menentukan (prescribe) pendekatan yang harus dilakukan. Penelitian akuntansi sendiri secara
umum dibagi menjadi positve research dan normative research.
1. Teori Positif
Teori positif bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena tertentu. Menurut
Henderson, Peirson dan Brown (1992), teori positif dimulai dengan beberapa asumsi dan
deduksi logis yang memungkinkan munculnya suatu prediksi. Jika prediksi tersebut cukup
akurat terhadap hasil pengamatan dari fakta yang sesungguhnya terjadi, maka prediksi tersebut
dianggap mampu menjelaskan mengapa hal-hal tersebut terjadi. Teori akuntansi positif
dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman. Teori akuntansi positif bertujuan untuk
menjelaskan dan memprediksi mengapa akuntan memilih untuk mengadopsi metode akuntansi
tertentu.
2. Teori Normatif
Teori akuntansi normatif didasari oleh apa yang diyakini peneliti harus terjadi dalam keadaan
tertentu, bukan berdasarkan observasi. Jadi dari gagasan baru diobservasi. Oleh karena itu teori
akuntansi normatif tidak dapat dievaluasi berdasarkan praktik akuntansi yang sesungguhnya.
Dan faktanya bahwa teori ini mungkin menyajikan sudut pandang lain dari praktik akuntansi
pada umumnya.
Klasifikasi Teori Normatif:
1. True Income Theories
Teori true income membuat asumsi tertentu tentang peran akuntansi dan kemudian
menetapkan pengukur tunggal terbaik untuk laba.
2. Decision Usefulness Theories
Pendekatan decision-usefulness menganggap bahwa informasi tertentu untuk pengguna
tertentu berdasarkan asumsi kebutuhan pengambilan keputusan.
Decision Usefulness Theories terdiri dari dua:
 The decision makers emphais
Tergantung pada penelitian yang dilakukan, bertujuan untuk menanyakan
kepada mereka informasi apa yang diinginkan. Dalam hal ini pengetahuan
digunakan untuk meresepkan informasi apa yang harus diberikan kepada
pengguna laporan keuangan.
 The decision models emphais
Mengembangkan model berdasarkan pada persepsi peneliti tentang apa yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan yang efisien.

Mengevaluasi Teori Akuntansi


Evaluasi teori yang diambil dari buku ini bahwa teori akuntansi hanyalah abstraksi dari
kenyataan, dan pilihan satu teori dalam pilihan yang lain berdasarkan pertimbangan nilai. Tidak
berharap untuk memberikan penjelasan yang sempurna atau memprediksi perilaku manusia
atau menilai jenis informasi apa yang sebenarnya dibutuhkan pengguna.

Kemajuan ilmiah revolusioner


Kemajuan pengetahuan ketika satu teori diganti dengan teori yang lain, sebagai peneliti tertentu
menyerang kredibilitas padaradigma yang ada dan memajukan alternatif. Paradigma dapat
didefinisikan sebagai pendekatan untuk pengembangan pengetahuan yang mengadopsi asumsi
teoritis tertentu, tujuan penelitian dan metode penelitian yang relevan untuk
mempertimbangkan salah satu dari berbagai pandangan, tentang bagaimana kemajuan
pengetahuan (Khun, 1962). Penjelasan yang mungkin, mengapa peneliti mencoba untuk
memburukkan kredibilitas dari teori alternatif.

kritik terhadap teori positif


 Teori akuntansi positif telah dikritik karena tidak menghasilkan preskripsi (resep)
 Keputusan untuk tidak memberikan resep dapat menjauhkan akuntan akademik dari
rekan-rekan seprofesinya.
kritik terhadap teori normatif
Teori normatif dikritik karena kurangnya pengamatan empiris
 Berdasarkan pendapat sendiri tentang apa yang seharusnya terjadi
 Teori positif berpendapat bahwa mereka akan lebih memilih untuk memberikan
informasi tentang implikasi yang diharapkan dari tindakan dan membiarkan orang lain
memutuskan sendiri apa mereka lakukan
 Teori normatif didasarkan pada pertimbangan nilai (value judgement)

Mengevaluasi teori-pertimbangan logika dan fakta


Ketika mengevaluasi teori, perlu mempertimbangkan apakah argumen tersebut logis sehingga
mendukung teori, menerima asumsi utama yang mendasari teori tersebut, dan fakta-fakta lain
yang dapat dibuktikan
1. Deduksi Logis
Menerima suatu argumen harus berdasarkan pada keakuratan premis. Argumen dapat
dikatakan logis jika premis yang mendasarinya adalah benar, sehingga kesimpulan
yang diambil adalah benar. Misal
Premis A : Semua A memilliki B
Premis B : C adalah A
Kesimpulan : C memiliki B
2. Peran Asumsi
Meskipun argumen tersebut logis, hanya akan menerima argumen jika menerima
asumsi yang dibuatnya. Jika menolak asumsi utama maka dapat menolak prediksi
tersebut.

Dapatkah membuktikan teori ?


Dapatkah kita berharap bahwa teori akuntansi keuangan dapat memberikan prediksi yang
sempurna dalam semua kasus?
1. Sebuah teori mungkin tidak dapat mampu memprediksi secara sempurna, tetapi masih
tetap berguna.
2. Telah membuktikan sebuah teori berdasarkan observasi yang mengabaikan fakta bahwa
pengamatan selanjutnya mungkin tidak sesuai dengan teori.
3. Falsifikasi berpendapat bahwa teori tidak akan pernah bisa dibuktikan, meskipun bisa
mungkin itu yang terbaik pada titik waktu tertentu.
4. Lebih aman mengatakan bahwa bukti kami mendukung teori tertentu

Thouless (1974) menjelaskan berbagai pendekatan, untuk mengidentifikasi kurangnya logika


dalam argumen dan dia juga mengidentifikasi 38 trik tidak jujur dalam argumen yang
digunakan untuk mendukung argumen mereka.
1. Penggunaan kata kata emosional yang kencang
2. Membuat pernyataan dimana semua tersirat tetapi beberapa adalah benar
3. Mengalihkan ke pertanyaan lain atau ke masalah sampingan
4. Penggunaan argumen spekulatif
5. Menarik otoritas belaka

Mengapa mempelajari teori akuntansi


Mempelajari aturan akuntansi keuangan tanpa mengingat implikasi dari informasi akuntansi
tidak dianjurkan. Mempelajari teori akuntansi memamaparkan mahasiswa untuk berbagai
masalah termasuk:
1. Bagaimana berbagai elemen dari akuntansi harus diukur
2. Memotivasi perusahaan untuk menyediakan jenis informasi tertentu
3. Memotivasi individu untuk mendukung atau melobi regulator beberapa metode
akuntansi.
4. Implikasi untuk perusahaan dan pemangku kepentingan jika satu metode akuntansi
dipilih.
5. Bagaimana dan mengapa pasar modal bereaksi terhadap informasi tertentu.
6. Apakah terdapat pengukuran yang tepat untuk pendapatan

Anda mungkin juga menyukai