Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari
berbagai riset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten,
prediktif, dan objektif. Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan
seperangkat prinsip yang logis, saling terkait, yang membentuk kerangka umum,
dan dapat dipakai sebagai acuan untuk menilai dan mengembangkan praktik
akuntansi
Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960an yang dipelopori oleh
Watt & Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku
dengan munculnya hipotesis pasar efisien dan teori agensi.
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang
menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta
penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi
tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan
bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi
praktik-praktik akuntansi.
Sedangkan teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang
subjektif, sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara
empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Dalam praktik, para profesional
dalam bidang akuntansi telah menyadari sepenuhnya bahwa teori akuntansi positif
lebih cendrung diterapkan dibanding teori akuntansi normatif.
Dalam makalah ini akan dijelasan lebih rinci tentang akuntansi positif dan
juga akuntansi normatif, baik itu sejarah awal mula, perkembangannya perbedaan
ataupun perbandingan antara keduannya serta hal-hal yang berhubungan dengan
akuntansi positif maupun normatif.

1
PEMBAHASAN

A. DEFINISI TEORI AKUNTANSI POSTITIF


Teori positif adalah teori yang berusaha untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena tertentu. Menurut Watts (1995, p.334), penggunaan istilah
penelitian positif dipopulerkan di bidang ekonomi oleh Friedman (1953) dan
digunakan untuk membedakan penelitian yang berusaha untuk menjelaskan dan
memprediksi, dari penelitian yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi
(penelitian preskriptif sering disebut penelitian normatif).
Menurut Watts dan Zimmerman (1990, p.148) :
Kami mengadopsi label 'positif' dari ekonomi di mana ia digunakan untuk
membedakan penelitian yang bertujuan untuk penjelasan dan prediksi dari
penelitian yang tujuannya adalah rekomendasi. Mengingat konotasi sudah
melekat pada istilah dalam ilmu ekonomi kita pikir itu akan berguna dalam
membedakan penelitian akuntansi bertujuan untuk memahami akuntansi dari
penelitian diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi. . . Ungkapan 'positif'
menciptakan merek dagang dan seperti semua merek dagang itu menyampaikan
informasi. 'Coke', 'Kodak', 'Levi' menyampaikan informasi "
Berdasarkan pernyataan Watts dan Zimmerman (1986, p.7), Teori Akuntansi
Positif:
. . . yang bersangkutan dengan menjelaskan praktik akuntansi. Hal ini dirancang
untuk menjelaskan dan memprediksi perusahaan mana yang akan dan
perusahaan mana yang tidak akan menggunakan metode tertent
. . . tetapi tidak mengatakan metode apa yang harus digunakan perusahaan.
Teori positif bisa jadi kontras dengan teori normatif. Teori normatif
merekomendasikan bagaimana praktik tertentu harus dilakukan dan resep ini
mungkin permulaan yang signifikan dari praktik yang ada. Teori ini dihasilkan
sebagai akibat dari teori tertentu yang menerapkan beberapa norma, standar, atau
tujuan terhadap praktik yang sebenarnya harus dicapai.
Teori akuntansi positif befokus pada hubungan antara bermacam individu
yang terlibat dalam menyediakan sumber daya untuk sebuah organisasi dan
bagaimana akuntansi digunakan untuk membantu dalam berfungsinya hubungan

2
ini. Banyak hubungan melibatkan perwakilan dari pengambilan keputusan dari
satu pihak (kelembagaan/principal) ke pihak lain (agen/agency) ini disebut
sebagai hubungan agen. Saat pengambilan keputusan otoritas diwakilkan, ini
dapat menyebabkan beberapa kehilangan efisiensi dan biaya konsekuen.
Teori akuntansi positif, yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman dan
lainnya, berdasarkan pada asumsi ekonomi pusat bahwa tindakan semua individu
didorong oleh kepentingan sendiri dan bahwa orang akan bertindak dengan cara
yang oportunistik sejauh bahwa tindakan akan meningkatkan kekayaan mereka.
Pengertian loyalitas, moralitas, dan sejenisnya tidak dimasukkan dalam teori
(karena mereka biasanya tidak dimasukkan dalam akuntansi atau teori-teori
ekonomi). Diasumsikan bahwa kepentingan diri sendiri mendorong semua
tindakan individu, teori akuntansi positif memprediksi bahwa organisasi akan
berusaha untuk menempatkan mekanisme yang menyelaraskan kepentingan
manajer dari perusahaan (agen) dengan kepentingan pemilik perusahaan
(prinsipal).
Untuk mengatasi masalah keagenan yang timbul dalam suatu organisasi
mungkin ada berbagai perikatan dan pengamatan biaya yang dikeluarkan. Jika
diasumsikan, bertentangan dengan asumsi teori akuntansi positif, bahwa individu
selalu bekerja untuk kepentingan karyawan mereka, maka tidak akan ada
permintaan untuk seperti aktivitas selain mungkin untuk meninjau efisiensi
dengan apa manajer mengoperasikan bisnis. Sebagai asumsi teori akuntansi positif
bahwa tidak semua tindakan oportunistik agen dapat dikendalikan oleh pengaturan
kontrak atau sebaliknya, akan selalu ada beberapa biaya sisa yang terkait dengan
penunjukan agen.

B. ASAL MULA DAN PERKEMBANGAN TEORI AKUNTANSI POSITIF


Penelitian positif di bidang akuntansi dimulai pada pertengahan tahun 1960
dan menjadi paradigma yang dominan pada tahun 1970an dan 1980an. Sebelum
masa ini, jenis riset akuntansi dominan adalah riset akuntansi normative riset
yang berusaha memberikan preskripsi berdasarkan perspektif theorist mengenai
sasaran akuntansi yang mendasari. Peneliti normative dengan profil tinggi masa
ini meliputi Steerling, Edward dan Bell, dan Chamber dan fokus banyak pada riset

3
pada masa ini adalah bagaimana menjalankan akuntansi dalam masa harga naik.
Riset normative ini tidak bergantung pada pengujian praktek yang ada yang tidak
cenderung empiris. Watts (1995) memberikan wawasan tren penelitian
akuntansi yang terjadi pada 1970 - 1910an. Dia menyatakan bahwa
pengenalan penelitian positif dalam akuntansi pada pertengahan tahun 1960an
merepresentasikan pergeseran paradigma.
Watts menyebutkan bahwa penyebab pergeseran dalam paradigma terjadi di
tahun 1950 1960 dengan perubahan sekolah bisnis di amerika serikat diakhir
1950 atau awal 1960 bahwa hipotesis pembentukan dan pengujian dipandang
lebih penting untuk riset yang lebih baik. Selain itu pertengahan ditahun 1960
sampai 1970an fasilitas komputasi membaik, seperti yang menjadi semakin
praktis untuk melakukan analisis statistik skala besar.
Selain itu didukungnya satu paper penting yang menerima paradigma
penelitian positif yaitu oleh dua peneliti australia Ray Ball dan Phillip Brown.
Kedua orang ini mempublikasikan jurnal yang menyebabkan tersebarluasnya
menarik perhatian dalam riset hubungan pasar modal dengan akuntansi (riset
tentang menjelaskan dan memprediksikan hubungan mengumumkan data
akuntansi dengan reaksi pasar modal). Hal ini menyebabkan menurunnya harga
jurnal terkait penlitian normatif dan meningkatkan harga jurnal penelitian positif.
Satu perkembangan dari tahun 1960an yang penting untuk perkembangan
PAT adalah karya teori seperti Fama, khususnya karya yang berhubungan dengan
perkembangan Eficient Market Hypothesis (EMH). EMH didasarkan pada asumsi
bahwa pasar modal bereaksi secara efisien dan tidak bisa terhadap informasi yang
tersedia secara publik. Perspektif yang diambil adalah bahwa harga sekuritas
mencerminkan kandungan informasi dari informasi yang tersedia secara publik
dan informasi ini tidak terbatas pada disklosur akuntansi. Pasar modal dianggap
sangat kompetitif, dan sebagai hasil, informasi yang baru dirilis secara publik
diperkirakan terkurung kedalam harga saham. Jika hasil akuntansi dirilis oleh
sebuah organisasi, dan hasil-hasil ini sudah diperkirakan oleh pasar, maka
ekspektasinya adalah bahwa harga sekuritas tidak akan bereaksi terhadap rilis
hasil akuntansi ini. Sesuai dengan teori pembiayaan tradisional, harga sebuah
sekuritas ditentukan dengan dasar keyakinan present value dari aliran kas masa

4
datang yang berkaitan dengan sekuritas ini dan ketika keyakinan ini merubah
ekspektasi adalah bahwa harga sekuritas juga akan berubah. Karena harga saham
diperkirakan mencerminkan informasi dari berbagai sumber, ada sebuah
pandangan bahwa manajemen tidak bisa memanipulasi harga saham dengan
merubah metode akuntansi dalam cara yang oportunistik. Jika perubahan dalam
metode akuntansi tidak menujukkan perubahan dalam aliran kas, kemudian para
pendukung awal EMH mengatakan bahwa pasar modal tidak akan bereaksi. Lebih
lanjut, karena ada banyak sumber data yang digunakan oleh pasar modal, jika
manajermembuat disklosur yang kurang jujur, kemudian, mengasumsikan bahwa
pasar efisien, pasar akan mempertanyakan integritas manajer. Selanjutnya, pasar
cenderung memberikan lebih sedikit perhatian pada disklosur akuntansi
selanjutnya yang dibuat oleh manajer ini. Menurut Watts dan Zimmerman (1986)
keandalan prespekyif ini untuk melawan pendapat tsb dibutuhkan pencarian luas
regulasi akuntansinya. Karena informasi akuntansi hanya satu sumber informasi
karena pasar diasumsikan efisien dalam mengevaluasi informasi, karena adanya
potensi untuk tidak dapat berkaloborasi maka itulah batasan dalam regulasi
akuntansi.
Ball dan Brown (1968) melihat pengalaman dengan menginvestigasi reaksi
pasar terhadap pengumuman laba. Hal ini bertujuan jika pengumuman laba
berguna terhadap pasar modal, kmudian harga saham akan menyesuaikan untuk
mengambarkan informasi baru. Dengan menggunakan model statistik dengan
mengkalkulasikan estimasi dengan laba yang diharapkan oleh entitas di ketiadaan
laba kurang. Maka diperlukan pengembalian normal dan tidak normal. Akan tidak
ada yang didapat maka untuk memperolehnya didapatkan dari CAPM. CAPM ini
menyediakan indikator salah satunya adanya biaya masa lalu. Hasilnya Ball and
Brown pengumuman laba tidak mempengaruhi harga saham. Hal ini berbalikan
dengan teori penelitian normatif yang mana biaya masa lalu tidak berguna.
Pada tahun1970an dan tahun-tahun selanjutnya, banyak studi-studi yang lain
dipublikasikan yang mendokumentasikan hubungan diantara earning akuntansi
dan return sekuritas. Namun, ketika mendukung EMH, literatur ini tidak bisa
menjelaskan mengapa metode akuntansi tertentu mungkin dipilih sebagai yang
pertama. Yakni, riset tidak memberikan hipotesis untuk memprediksi dan

5
menjelaskan pilihan akuntansi bukan riset yang ada dengan mempertimbangkan
reaksi pasar terhadap disklosur akhir.
Teori agensi memberikan penjelasan yang dibutuhkan mengapa seleksi
metode akuntansi tertentu menjadi persoalan, dan ini adalah satu segi penting
dalam pengembangan PAT. Teori agensi fokus pada hubungan diantara principal
dan agen, sebuah hubungan, yang karena berbagai asimetri informasi,
menciptakan banyak ketidakpastian. Teori agensi menerima bahwa biaya transaksi
dan biaya informasi itu ada.
Ini diasumsikan dalam Teori Agensi, bahwa principal akan mengasumsikan
bahwa agen (seperti prinsipal) akan digerakkan oleh kepentingan pribadi, dan
sehingga principal akan memperkirakan bahwa manajer, kecuali dibatasi dari
melakukan yang sebaliknya, akan melakukan aktivitas yang menguntungkan diri
sendiri yang bisa merusak kesejahteraan ekonomi dari principal. Dengan tidak
adanya mekanisme kontraktual untuk membatasi perilaku oportunistik potensial,
principal akan membayar agen gaji yang lebih rendah sebagai antisipasi tindakan
oportunistik. Gaji yang lebih rendah akan mengkompensasi pemilik untuk
tindakan buruk yang dilakukan oleh manajer (ini disebut sebagai proteksi harga).
Sehinga, perspektifnya adalah bahwa agen yang, rata-rata, membayar ekspektasi
principal dari perilaku oportunistik mereka. Agen kemudian diasumsikan
memiliki insentif untuk masuk susunan kontraktual yang nampak bisa mengurangi
kemampuan mereka untuk menjalankan tindakan yang merusak kepentingan
principal.
Dalam literatur Teori Agensi, perusahaan sendiri dianggap sebagai nexsus
kontrak dan kontrak ini digunakan dengan tujuan memastikan bahwa semua
pihak, bertindak dalam kepentingan pribadi mereka, yang pada saat yang sama
memiliki motivasi untuk memaksimalkan nilai organisasi. Teori agensi tidak
mengasumsikan bahwa individu akan bertindak selain untuk kepentingan pribadi,
dan kunci untuk sebuah organisasi yang berfungsi dengan baik adalah
menggunakan mekanisme yang memastikan bahwa tindakan-tindakan yang
memberikan benefit individual juga memberikan benefit pada organisasi.
Terpisah dari efek mengenai berbagai susunan kontraktual, literatur tahun
1970an juga mengajukan bahwa berbagai pasar, seperti pasar untuk kontrol

6
korporat dan pasar untuk manajer, memberikan insentif bagi manajer untuk
bekerja untuk kepentingan pemilik. Pandangan bahwa agen memiliki insentif
untuk memberikan informasi untuk menunjukkan mereka bekerja untuk
kepentingan principal. Pandangan bahwa pasar efisien, digunakan sebagai dasar
untuk argument melawan regulasi akuntansi. Agen dianggap memiliki insentif
untuk memberikan informasi yang paling baik dalam mencerminkan kinerja
entitas yang mendasari. Kegagalan untuk melakukannya akan memiliki implikasi
negatif untuk reputasi mereka dan sehingga akan berpengaruh negatif pada jumlah
total pendapatan yang bisa mereka terima dari dalam organisasi atau tempat lain.
Pada pertengahan sampai akhir tahun 1970an, teori dikembangkan yang
mengajukan bahwa pasar adalah efisien dan susunan kontraktual digunakan
sebagai dasar untuk mengontrol usaha-usaha agen yang berkepentingan pribadi.
Riset ini memberikan dasar yang dibutuhkan untuk pengembangan PAT. PAT
menekankan peran akuntansi dalam mengurangi biaya agensi dari sebuah
organisasi. Ini juga ditekankan bahwa kontrak tertulis efisien, dengan banyak
yang terikat pada output sistem akuntansi, adalah sebuah komponen penting dari
sebuah struktur governance korporat.
Tahun 1990 Watts dan Zimmerman mengidentifikasi tiga hipotesis yang
sering digunakan dalam literatur teori akuntansi positif untuk menelaskan dan
memprediksi apa yang organisasi akan dukung atau melawan khusus metode
akutansi. Hipotesa ini disebut hipotesis kompensasi manajmen (hipotesis rencana
bonus), hipotesis utang dan hipotesis biaya politik. Hipotesa rencana bonus .
Semua hal lain menjadi sama, para manajer perusahaan ini dengan rencana bonus
adalah lebih memungkinkan untuk memilih prosedur akuntansi yan merubah
penghasilan yang dilaporkan dari periode masa datang ke periode sekarang
Hipotesa perjanjian hutang . Semua hal lain adalah sama, semakin dekat sebuah
perusahaan adalah untuk pelanggaran janji hutang berdasarkan akuntansi, semakin
lebih memungkinkan manajer perusahaan adalah untuk menyeleksi prosedur
akuntansi yang merubah penghasilan yang dilaporkan dari periode masa depan
selama periode terbaru. Hipotesa biaya politik . Semua hal menjadi sama, semakin
besar biaya politik yang dihadapi sebuah perusahaan, semakin mungkin manajer
dapat memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan penghasilkan yang

7
dilaporkan dari periode sekarang hingga masa datang. Tiga hipotesis PAT telah
dinyatakan dalam bentuk oportunistik, yaitu mereka mengasumsikan bahwa
manajer memilih kebijakankebijakan akuntansi untuk memaksimalkan utilitas
yang diharapkannya relatif dengan kontrak pemberian gaji dan hutang serta biaya
oportunistik.

C. PERSPEKTIF OPORTUNISTIK DAN EFISIENSI


Penelitian yang menerapkan teori akuntansi positif biasanya memakai baik
perspektif efisiensi atau perspektif oportunistik. Dalam perspektif efisiensi,
peneliti menjelaskan bagaimana berbagai mekanisme kontrak dapat diletakkan
sebagai mana mestinya, untuk meminimalkan biaya agensi dari perusahaan, yaitu
biaya yang terkait dengan penetapan pengambilan keputusan kewenangan untuk
agen. Perspektif efisiensi sering disebut sebagai perspektif ex ante (sebelum
fakta), menganggap mekanisme apa diletakkan di awal, dengan tujuan
meminimalkan biaya agensi dan kontraktor masa mendatang.
Dalam perspektif efisiensi pada teori akuntansi keuangan, juga berpendapat
bahwa praktik akuntansi yang diadopsi oleh perusahaan-perusahaan sering
dijelaskan atas dasar seperti metode terbaik mencerminkan kinerja keuangan yang
mendasari entitas. Karakteristik organisasi yang berbeda digunakan untuk
menjelaskan mengapa perusahaan yang berbeda mengadopsi metode akuntansi
yang berbeda.
Jika diasumsikan, konsisten dengan perspektif efisiensi, bahwa perusahaan
mengadopsi metode akuntansi tertentu karena metode terbaik mencerminkan
kinerja ekonomi yang mendasari entitas, maka ia berpendapat dengan teori
akuntansi positif bahwa regulasi akuntansi keuangan membebankan biaya yang
tidak beralasan pada pelaporan entitas.
Perspektif oportunistik dari teori akuntansi keuangan, di sisi lain, mengambil
apa yang diberikan pengaturan kontrak yang dinegosiasikan dari perusahaan dan
berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku oportunistik tertentu yang
kemudian akan terjadi. Awalnya pengaturan kontrak tertentu mungkin telah
dinegosiasikan karena mereka dianggap paling efisien di deretan kepentingan
berbagai individu dalam perusahaan. Namun itu tidak mungkin atau efisien untuk

8
menulis kontrak lengkap yang menyediakan panduan tentang semua metode
akuntansi yang digunakan dalam segala situasi, maka akan selalu ada beberapa
ruang lingkup bagi manajer untuk menjadi oportunistik.
Perspektif oportunistik sering disebut sebagai perspektif ex post (setelah
fakta) karena menganggap tindakan oportunistik yang dapat dilakukan setelah
berbagai pengaturan kontrak telah dimasukkan. Diasumsikan dalam teori
akuntansi positif bahwa manajer oportunis akan memilih metode akuntansi
tertentu setiap kali mereka percaya bahwa ini akan menyebabkan peningkatan
oportunistik pribadi mereka. Teori ini juga mengasumsikan bahwa pelaku akan
memprediksi manajer menjadi oportunis. Dengan pikiran ini, pelaku sering
menetapkan metode akuntansi yang akan digunakan untuk tujuan tertentu. Maka
teori akuntansi positif mengusulkan bahwa akan selalu ada ruang untuk agen
oportunis dalam memilih metode akuntansi tertentu dalam preferensi untuk orang
lain.

D. KONTRAK PEMILIK/MANAJER
Jika manajer yang memiliki perusahaan, maka manajer yang akan
menanggung biaya yang terkait dengan konsumsi penghasilan tambahan mereka
sendiri. Konsumsi penghasilan tambahan dapat mencakup konsumsi sumber daya
perusahaan untuk keperluan pribadi (misalnya, manajer dapat memperoleh mobil
perusahaan yang paling mahal, mengakuisisi kantor yang paling mewah, tinggal
di hotel akomodasi yang paling mahal) atau pembangkitan yang terlalu berlebihan
dan penggunaan waktu menganggur.
PAT memakai asumsi sentral bahwa semua tindakan yang dilakukan individu
didorong oleh kepentingan diri sendiri, dan bahwa kepentingan utama dari
individu adalah untuk memaksimalkan kekayaan mereka sendiri. Jika semua
individu diasumsikan bertindak untuk kepentingan mereka sendiri, maka pemilik
akan mengharapkan manajer (agen mereka) untuk melakukan kegiatan yang
mungkin tidak selalu menjadi kepentingan dari pemilik (prinsipal). Dikarenakan
posisinya pada perusahaan, manajer akan memiliki akses terhadap informasi yang
tidak tersedia untuk pemilik (atau biasa disebut asimetri informasi) dan hal ini

9
dapat meningkatkan kemampuan manajer dalam melakukan tindakan yang akan
menguntungkan mereka dengan mengorbankan pemilik.
Diasumsikan dalam PAT bahwa prinsipal memegang kemungkinan bahwa
agen mereka akan melakukan kegiatan yang dapat merugikan nilai perusahaan,
dan para pemilik akan menetapkan harga ke dalam jumlah yang telah mereka
siapkan untuk membayar manajer. Jadi, dengan tidak adanya kendali untuk
mengurangi kemampuan manajer dalam mengambil kesempatan, prinsipal
menunggu adanya tindakan, dan sebagai hasilnya, akan mebayar manajer dengan
gaji yang lebih rendah. Gaji yang lebih rendah ini mengganti-rugi pemilik atas
kemungkinan perilaku oportunistik yang dilakukan agen. Karena itu manajer akan
menanggung sebagian biaya dari potensi perilaku oportunistik (biaya agensi) yang
mungkin mereka lakukan, atau tidak.
Dengan asumsi bahwa kepentingan pribadi mendorong tindakan manajer,
mungkin perlu untuk menempatkan skema remunerasi yang menghargai manajer
dengan cara yang-setidaknya sebagian-terkait dengan kinerja dari perusahaan. Ini
akan menjadi ketertarikan manajer bahwa manajer akan berpotensi menerima
imbalan yang lebih besar dan tidak perlu menanggung biaya perilaku oportunistik
yang didapatkan (yang mungkin tidak dilakukan pula).
Skema Bonus Umum
Sudah umum bagi para manajer untuk diberi penghargaan sejalan dengan
keuntungan perusahaan, penjualan perusahaan, atau perputaran aset. Juga sudah
menjadi hal yang umum bagi para manajer untuk diberi penghargaan sejalan
dengan harga pasar atas saham perusahaan. Mungkin melalui memegang
kepemilikan saham di perusahaan, atau mungkin dengan menerima bonus tunai
secara eksplisit terkait dengan pergerakan nilai pasar surat berharga perusahaan.
Rencana Bonus Berbasis Akuntansi
Mengingat bahwa jumlah yang dibayarkan kepada manajer dapat langsung
terkait dengan angka akuntansi (seperti keuntungan/penjualan/aset), setiap
perubahan dalam metode akuntansi yang digunakan oleh organisasi akan
mempengaruhi bonus yang dibayarkan. Suatu perubahan mungkin dapat terjadi
sebagai akibat dari standar akuntansi yang baru diterbitkan.

10
Tentu saja ada kemungkinan bahwa bonus yang mungkin didasarkan pada
aturan akuntansi 'lama' ditempatkan pada saat kontrak remunerasi dinegosiasikan
(mungkin melalui klausal dalam kontrak kompensasi manajemen) sehingga
perubahan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum tidak akan berdampak
pada bonus, tapi hal ini tidak akan selalu menjadi masalah. Kontrak yang
bergantung pada angka akuntansi dapat mengandalkan prinsip akuntansi
mengambang yang berlaku umum. Hal ini akan menunjukkan bahwa seharusnya
aturan akuntansi berubah, dan harus mempengaruhi item yang digunakan dalam
kontrak yang dibuat oleh perusahaan, nilai perusahaan (melalui perubahan arus
kas terkait) mungkin akan berubah.
Insentif untuk Memanipulasi Angka Akuntansi
Dalam mempertimbangkan biaya atas penerapan skema insentif berdasarkan
output akuntansi, ada kemungkinan bahwa atas dasar keuntungan akuntansi dapat
mendorong manajer untuk memanipulasi angka akuntansi terkait untuk
meningkatkan kinerja nyata mereka dan yang terpenting, imbalan yang terkait
(perspektif oportunistik).
Strategi investasi yang memaksimalkan nilai sekarang atas sumber daya
perusahaan tidak akan selalu menghasilkan arus kas periodik yang sama atau
keuntungan akuntansi. Beberapa strategi mungkin akan menghasilkan keuntungan
yang sedikit di tahun-tahun awal, namun tetap menggambarkan alternatif terbaik
yang tersedia untuk perusahaan.
Skema Bonus Berbasis Pasar
Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, atau penelitian dan
pengembangan teknologi tinggi, mungkin memiliki laba akuntansi yang sangat
berfluktuasi. Strategi yang berhasil termasuk hal yang tidak akan memberikan
laba akuntansi untuk sejumlah periode. Pada beberapa industri, ahli teori
Akuntansi Positif mungkin berpendapat bahwa lebih tepat untuk memberi
penghargaan manajer dalam hal nilai pasar surat berharga perusahaan, yang
diasumsikan akan dipengaruhi oleh harapan atas nilai bersih sekarang dari arus
kas masa depan yang diharapkan.
Seperti pada skema bonus berdasarkan akuntansi, ada juga masalah yang
terkait dengan manajer yang dihargai dalam hal pergerakan harga saham. Pertama,

11
harga saham akan dipengaruhi tidak hanya oleh faktor yang dikendalikan oleh
manajer, tetapi juga oleh pihak luar, faktor pasar yang luas. Lebih lanjutnya,
hanya manajer senior yang cenderung akan memiliki dampak yang signifikan
terhadap arus kas perusahaan, dan karenanya akan berefek pada nilai perusahaan.
Oleh karena itu, insentif terkait pasar hanya mungkin tepat untuk manajemen
senior. Menawarkan saham kepada manajemen tingkat yang lebih rendah
mungkin demotivational sebagai tindakan individu mereka sendiri akan memiliki
sedikit kemungkinan berdampak pada harga saham, dan karena itu, kekayaan
pribadi mereka.
Secara umum ada pendapat bahwa kemungkinan ukuran kinerja berbasis
akuntansi atau berbasis pasar atau skema penghargaan yang diberlakukan
sebagian akan didorong oleh pertimbangan 'suara' relatif atas basis pasar
dibandingkan ukuran kinerja berbasis akuntansi.
Sloan (1993) mengindikasikan bahwa gaji dan bonus kompensasi CEO muncul
untuk secara relatif lebih selaras dengan laba akuntansi di perusahaan-perusahaan
di mana:
a. Perputaran saham relatif lebih sensitif terhadap pergerakan pasar umum;
b. Laba memiliki hubungan yang tinggi dengan pergerakan spesifik
perusahaan atas nilai saham perusahaan;
c. Laba memiliki hubungan yang kurang positif dengan pergerakan pasar
yang luas atas nilai ekuitas.
Penghargaan berbasis akuntansi memiliki keuntungan bahwa hasil akuntansi
mungkin akan dinilai berdasarkan subunit atau kinerja divisi, tapi perlu
memastikan individu yang tidak fokus pada divisi mereka dengan mengorbankan
organisasi secara keseluruhan.
PAT mengasumsikan bahwa ketika manajer diberi penghargaan berdasarkan
angka akuntansi (seperti contohnya, berdasarkan bagian laba) maka manajer akan
memiliki insentif untuk memanipulasi angka akuntansi.
Beberapa argumen berkonsentrasi pada bagaimana memberi penghargaan pada
manajemen akan berdampak langsung terhadap metode akuntansi seperti apa yang
akan dipilih.

12
Setelah mempertimbangkan hubungan kontraktual antara manajer dan kepala
sekolah, dan bagaimana akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengurangi biaya yang berkaitan dengan potensi konflik, kita sekarang dapat
mempertimbangkan hubungan antara debtholders dan manajer. Kita akan melihat
akuntansi yang dapat digunakan untuk membatasi implikasi dari konflik ini dan
dengan demikian memungkinkan organisasi untuk menarik dana pada biaya yang
lebih rendah daripada yang mungkin menjadi mungkin.

E. KONTRAK UTANG
Ketika suatu pihak meminjamkan dana kepada organisasi lain, penerima dana
mungkin melakukan kegiatan yang akan mengurangi atau bahkan menghilangkan
kemungkinan bahwa dana akan dilunasi. Biaya yang berkaitan dengan
keberagaman perilaku peminjam dana disebut dalam PAT sebagai biaya agensi
dari utang dan di dalam PAT, pemberi pinjaman akan mengantisipasi keberagaman
perilaku peminjam. Sebagai contoh, penerima dana mungkin membayar deviden
terlalu banyak, menggunakan beberapa aset dalam organisasi untuk melunasi
hutang. Kemungkinan lain, organisasi dapat mengambil tambahan dan kelebihan
utang.
Selanjutnya, perusahaan juga dapat berinvestasi pada proyek-proyek yang
berisiko sangat tinggi. Strategi ini tidak akan bermanfaat kepada pemberi utang.
Mereka memiliki klaim tetap dan karenanya jika proyek menghasilkan
keuntungan yang tinggi mereka tidak akan menerima pengembalian yang lebih
besar, seperti pemilik, yang akan berbagi demi meningkatkan nilai perusahaan.
Jika perusahaan menyetujui untuk tidak membayar deviden lebih banyak, tidak
mengambil utang dalam jumlah banyak, dan tidak berinvestasi pada proyek-
proyek yang memiliki risiko sangat tinggi, maka diasumsikan bahwa perusahaan
mungkin akan dapat menarik modal utang pada biaya yang lebih rendah daripada
sebaliknya.
Bukti atas kontrak utang yang berasal dari penduduk Australi disajikan oleh
Whittred dan Zimmer (1986) yang menemukan bahwa:
...dengan beberapa pengecualian, perbuatan kepercayaan atas utang publik
menempatkan batasan yang mungkin ada dalam jumlah total dan liabilitas

13
terjamin. Kendala yang paling umum relatif mengenai total aset berwujud;
sangat jarang mengenai dana pemegang saham. Kendala yang paling sering
diamati adalah batas kewajiban total dan liabilitas terjamin untuk beberapa
fraksi dari total aset berwujud. (p. 22)
Cotter (1998) menyajikan bukti yang lebih terkini dari penduduk Australi
mengenai kontrak utang. Ia menemukan bahwa:
Perjanjian leverage yang sering digunakan dalam kontrak pinjaman bank,
dengan leverage yang paling sering diukur sebagai rasio total kewajiban
terhadap total aset berwujud. Selain itu, sebelum biaya perjanjian yang
membatasi jumlah utang yang dijamin berutang kepada kreditur lain biasanya
termasuk dalam perjanjian pinjaman dengan jangka waktu atas perusahaan
terbesar, dan disebut sebagai persentase dari total aset berwujud.
Sesuai dengan kontrak kompensasi manajemen, PAT mengasumsikan bahwa
keberadaan kontrak utang (yang umumnya dianggap mekanise untuk mengurangi
biaya agensi atas utang dan dapat dijelaskan melalui perspektif efisiensi) yang
selanjutnya mendorong insentif manajemen untuk memanipulasi angka akuntansi,
dengan instentif untuk memanipulasi kenaikan angka sebagai kendala akuntansi
berbasis pendekatan pelanggaran.
Sweeney (1994) menunjukkan bahwa manajer dengan insentif untuk
memanipulasi laba akuntansi merencanakan secara strategis ketika mereka
mengadopsi syarat terbaru akuntansi. Ketika standar akuntansi baru diterbitkan
sudah pasti terdapat masa transisi (yang bisa jadi bertahun-tahun) dimana suatu
organisasi akan mengimplementasikan standar tersebut. Setelah masa transisi,
penggunaan persyaratan terbaru menjadi wajib. Sweeney menunjukkan bahwa
organisasi yang gagal pada perjanjian utang mereka cenderung untuk mengadopsi
persyaratan pendapatan-meningkat lebih awal, dan menangguhkan pengadopsian
metode akuntansi yang akan mengakibatkan pengurangan laba yang dilaporkan.
Dengan akuntansi, manajemen biasanya mendapat beberapa jalan alternatif untuk
menghitung item-item tertentu.
Dalam hubungan dengan auditor dan diskusi terkait yang telah disajikan pada
bab ini, terdapat beberapa permintaan tertentu atas audit laporan keuangan (yang
diawasi pihak eksternal) ketika:

14
a. Manajemen diberi penghargaan berdasarkan angka yang dihasilkan dalam
sistem akuntansi; dan
b. Ketika perusahaan meminjam dana, dan perjanjian berbasis akuntansi akan
melindungi investasi dari pemberi utang.
Dapat juga dikatakan bahwa ketika ekuitas manajer dalam bisnis menurun,
dan ketika proporsi utang terhadap total aset meningkat, akan ada peningkatan
dalam permintaan untuk audit secara bersamaan.
Terkait dengan diskusi-diskusi yang telah dilakukan, kita akan
mempertimbangkan harapan bahwa proses politik juga dapat berdampak pada
pilihan manajer atas metode akuntansi.

F. BIAYA POLITIK
Perusahaa (terutama perusahaan besar) biasanya berada dibawah pengawasan
berbagai kelompok, seperti pemerintah, kelompok pegawai, kelompok lobi
lingkungan, dan lainnya. Contoh dari pernyataan tersebut adalah ukuran
perusahaan selalu menjadi indikator kekuatan pasar dan hal ini dapat menarik
perhatian badan pembuat kebijakan seperti Federal Trade Commission di United
Stated.
Pemerintah dan kelompok kepentingan publik mendukung pandangan bahwa
organisasi tertentu (berbentuk besar) menghasilkann keuntungan yang berlebihan
dan tidak membayarnya secara adil kepada segmen lain dari masyarakat. Kasus
yang sering terjadi adalah perusahaan membayar upah sangat rendah, harga
produk sangat tinggi, komitmen keuangan terhadap lingkungan dan inisiatif
terhadap masyarakat sangat rendah, pajak yang dibayarkan sangat rendah, dan
sebagainya.
Kasus yang terjadi pada tahun 1994 yang diselidiki oleh De Fond dan
Jiambalvo yang mana studi menyelidiki perilaku manajer yang gagal
padaperjanjian akuntansi terkait utang. De Fond dan Jiambalvo membuktikan
bahwa manajer memanipulasi akuntansi akrual tahun sebelumnya dan tahun
setelah pelanggaran perjanjian.Hal ini diperkuat dengan temuan Sweeney (1994)
yang menemukan bahwa perusaahaan mendekati pelanggaran perjanjian utang,
yang mana manajer memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengadobsi

15
strategi peningkatan pendapatan, perusahaan relatif tidak mendekati standar teknis
perjanjian utang berdasarkan akuntansi. Strategi akuntansi pendapatan meningkat
termasuk pembebanan asumsi utama dalam menghitung kewajiban pensiun dan
mengadobsi aliran asumsi biaya LIFO untuk persediaan.
Watts dan Zimmerman (1978) berargumen mengenai penekanan
kemungkinan perhatian politik yang merugikan dan biaya yang berkaitan dengan
perhatian politik. Contohnya adalah biaya terkait dengan peningkatan pajak dan
peningkatan klaim upah atau boikot produk. Sensitifitas politik perusahaan
(berbentuk besar) harus mengadobsi metode akuntansi yang membawa pada
penurunan dalam laporan laba. Meskipun terlihat bahwa pelaporan laba rendah
akan membawa pada pengawasan politik yang rendah dan akhirnya menurunkan
transfer kekayaan perusahaan, mengasumsikan bahwa pihak yang terlibat dalam
proses politik tidak mampu dan tidak siap dalam mengungkapkan implikasi dari
manajer dalam berbagai pilihan akuntansi. Dimana manajer dapat menipu dengan
terlibat dalam proses politik dengan mudah mengadobsi sebuah metode akuntansi
(penurunan pendapatan) dalam preferensi untuk lainnya.
Poin ini menunjukan bahwa teori akuntansi positif mengindikasikan alternatif
dari metode akuntansi dapat berpengaruh terhadap aliran kas terkait dengan
perjanjian utang, aliran kas terkait dengan rencana kompensasi manajemen, dan
biaya politik perusahaan. teori akuntansi positif mengindikasikan pengaruh
tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan kenapa perusahaan memilih untuk
menggunakan partikel-partikel metode akuntansi. Teori akuntansi positif juga
mengindikasikan penggunaan partikel metode akuntansi mungkin memiliki efek
berlawanan. Contohnya adalah apabila perusahaan menerapkan politik
peningkatan pendapatan (kemungkinan memanfaatkan item, bukan membebankan
pada saat terjadinya), lalu kemungkinan dapat mengurangi probabilitas
pelanggaran utang.
G. KRITIK TERHADAP TEORI AKUNTANSI POSITIF

Positive Accounting Theory(PAT) masih memiliki banyak celah yang dapat


memberikan ruag kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
memanipulasi maupun mempengaruhi kekayaan pribadinya dengan menggunakan
metode akuntansi yang berlaku. Kritik-kritik terhadap PAT sebenarnya merupakan

16
diskursus yang memberikan kontribusi keilmuan akuntansi. Kritik balik Watts dan
Zimmerman (terutama dalam kritik filosofis-saintifik) yang dialamatkan kepada
mereka, dianggap tidak memiliki kontribusi apapun terhadap praktik akuntansi.
Kerangka berpikir Watts dan Zimmerman sepertinya lebih didorong oleh
pragmatism utility of knowledge of accounting research. Ukuran yang dipakai
oleh Watts dan Zimmerman ditera sesuai dengan kontribusi yang dihasilkan oleh
mereka sendiri, yang menurut mereka PAT lebih memberi manfaat langsung.
Sedangkan kontribusi yang diinginkan oleh para kritikus memang berbeda,
yaitu masuk pada substansi keilmuan akuntansi dan bukan hanya terpenjara dalam
praktik akuntansi an sich. Watts dan Zimmerman memahami pentingnya nilai
yang mempengaruhi akuntan. Tetapi Watts dan Zimmerman tetap tidak
memahami pengaruh yang muncul ketika nilai sosiologis-psikologis akuntan
bersentuhan dengan hasil yang diperoleh oleh akuntan dalam bentuk laporan
keuangan misalnya. Dijelaskan Chua (1986), akuntansi bukan hanya dipandang
sebagai rasional teknik saja, suatu aktivitas jasa yang terpisah dari hubungan
kemasyarakatan. Tetapi, seperti dikatakan oleh Hines (1989), bahwa : accounting
creates and maintains (or can play a part in changing) the social world, is through
its reflection and reinforcement of the values of society.
Ketika akuntansi sarat nilai, yaitu ketika akuntansi konvensional masih
didominasi world-view Barat, yang terjadi dalam karakter akuntansi pasti bernilai
kapitalisme, sekuler, egois, anti-altruistik. Hameed (2000a) menggambarkan,
bahwa tujuan akuntansi sebagai decision usefulness untuk investor dan kreditor
yang berorientasi pada pasar modal berasal dari world-view materialisme dan
norma-norma ekonomi kapitalisme. Hal ini ditegaskan Harahap (2001, 305-306),
bahwa akuntansi barat dibangun atas dasar filsafat materialisme-sekulerisme hasil
pemikiran manusia tanpa campur tangan Allah. Bila ditelusuri lebih jauh, akar
pemikiran akuntansi konvensional tersebut berasal dari substansi Ilmu Ekonomi,
yang berprinsip pada self-interest. Self-interest adalah representasi substansi
pandangan dunia (world-view/paradigma) Barat yang sekuler dan kapitalistik.
Sekularisme dalam akuntansi, ketika melihat akuntansi modern hanya memiliki
sifat materialisme. Seperti terlihat dalam laporan keuangan yang hanya

17
memberikan informasi tentang aktivitas perusahaan yang bersifat materi dan
diukur dalam unit uang, atau singkatnya menyajikan realitas materi saja.
Dalam artikel yang lain, The Demand for and Supply of Accounting Theoris:
The Market for Excuses, Watts and Zimmerman membahas pertanyaan-
pertanyaan tentang mengapa teori akuntansi didominasi normatif dan mengapa
tidak ada teori tunggal yang berlaku umum. Dalam artikel ini, Watt dan
Zimmerman menganalisis teori akuntansi sebagai barang ekonomi yang
dihasilkan sebagai respons terhadap permintaan akan suatu teori. Permintaan
tersebut dibedakan dalam regulated economy dan unregulated economy. Peraturan
Pemerintah menciptakan insentif bagi individu untuk mengusulkan teori akuntansi
yang akan mempengaruhi prosedur akuntansi untuk menjustifikasi lobi-lobi
politik mereka. Selanjutnya, intervensi pemerintah menghasilkan permintaan
untuk menghasilkan bermacam-macam teori, karena masing-masing kelompok
menuntut adanya teori akuntansi yang mendukung posisi mereka.
Keragaman posisi menghalangi adanya kesepakatan umum pada teori
akuntansi dan juga teori akuntansi yang bersifat normatif karena pada
kenyataannya teori akuntansi digunakan sebagai alasan untuk aksi politik mereka
(yaitu sebagai proses politik yang menciptakan permintaan teori akuntansi sesuai
dengan yang diminta daripada teori akuntansi yang menjelaskan apa yang terjadi
di dunia). Implikasi dari teori penulis 'untuk perubahan akuntansi sastra sebagai
akibat dari perubahan besar dalam lingkungan kelembagaan yang dibandingkan
dengan fenomena yang diamati.
Whittington dalam artikelnya yang berjudul Positive Accounting: A review
artikel mengkritisi apa yang dibahas oleh Watts dan Zimmerman. Whittington
menyatakan bahwa Watts dan Zimmerman tidak hanya membuat kontribusi yang
substansial, tetapi juga berusaha untuk mengidentifikasi dan mengembangkan
teori akuntansi positif. Whittington menjelaskan dan merangkum argumen-
argumen yang ditulis oleh Watts and Zimmerman sebagai "Teori Akuntansi
Positif". Kemudian Whittington juga membahas keterbatasan metodologi positif
seperti keterbatasan yang berkenaan dengan asumsi mereka tentang pasar dan
keterbatasan pemilihan teori positif didalam membahas teori akuntansi.

18
Dalam artikel yang berjudul The Methodology of positive accounting, Charles
Christenson mengatakan bahwa apa yang dinyatakan oleh Jenson, Watts dan
Zimmerman telah menimbulkan sejumlah isu metodologi. Jensen, Watts dan
Zimmerman mengklaim bahwa teori akuntansi yang paling lama "tidak ilmiah"
karena pendekatan mereka lebih ke "normatif dan menganjurkan untuk
mengembangkan dari "positif" teori untuk menjelaskan praktik akuntansi yang
sebenarnya.
Adapun kritik Christenson antara lain bahwa kritik Jenson, Watt &
Zimmerman tentang teori akuntansi tradisional tidaklah tepat karena kesalahan
mereka didalam membedakan antara dua tingkat teori akuntansi yang berbeda dari
fenomena yang ada. Kedua, Christenson berpendapat bahwa konsep teori
"positif" didasarkan pada kesalahpahaman (berasal dari abad kesembilan belas
positivisme) bahwa ilmu pengetahuan empiris hanya bersangkutan dengan apa
yang sebenarnya atau "apa yang ada". Ketiga, "negatif" teori yang digambarkan
dalam artikel Christenson ini adalah persis apa yang dibutuhkan dalam mem-
prediktif, menjelaskan, dan menggunakan penalaran normatif untuk menjelaskan
fenomena yang ada. Akhirnya, Christenson berpendapat bahwa standar yang
dianjurkan oleh Jensen, Watt & Zimmerman untuk penilaian teori mereka sendiri
sangat lemah bahwa teori-teori gagal untuk memenuhi demarkasi ilmu dari
Popper (1959).

19
PENUTUP

KESIMPULAN
Teori positif berkembang karena ketidakpuasan terhadap teori normatif salah
satunya ketidakmampuan normatif untuk menguji secara empiris. Teori positif
mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt &
Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan
munculnya hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Hipotesa yang digunakan oleh
Watt & Zimmerman
ada 3, yaitu :
1. Perencanaan bonus,
2. Perjanjian hutang
3. Biaya proses politik.
Teori positif lebih mengacu pada penelitian empiris yang memaksimalkan
keuntungan (baik investor, manajer maupun masyarakat luas) dalam memilih
metode akuntansi yang ada. Teori Positif dikritik oleh beberapa peneliti yang
dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Kritik terhadap filosofi, positif menganut bahwa peneliti berada di luar area
penelitian serta memakasimalkan utilitynya. Hal ini tidak mungkin terjadi
karena peneliti selalu berada pada area yang ditelitinya dan
maksimalitas utility tidak mungkin dicapai hanya sebatas pada kepuasan
(Hebert Simons).
2. Kritik terhadap metodologi, teori positif menganut pendekatan bahwa
maksimalisasi keuntungan dapat diperoleh melalui harga keseimbangan pasar.
Hal ini tidak mungkin karena penelitian dengan harga keseimbangan pasar
sangat sedikit pengaruhnya terhadap kontribusi penelitian akuntansi.
3. Kritik terhadap penelitian dengan pendekatan ekonomi, yaitu
pemaksimalisasi individu yang tidak mungkin atau tidak mudah untuk
menghitungnya.

20

Anda mungkin juga menyukai