Teori positif adalah teori yang berusaha untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena tertentu. menurut watt, penggunaan penelitian positif dipopulerkan di bidang ekonomi oleh friedman dan digunakan membedakan penelitian yang berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi, dari penelitian yang bertujuan untuk memberikan resep. kita akan mengacu pada kelas umum teori-teori yang berusaha menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi. karenanya, sementara itu mungkin membingungkan, kita harus ingat bahwa watt dan teori akuntansi positif zimmerman adalah contoh salah satu teori positif tertentu akuntansi Menurut watt dan zimmerman, 1990: Kami mengadopsi label "positif" dari ekonomi di mana ia digunakan untuk membedakan penelitian yang bertujuan untuk penjelasan dan prediksi dari penelitian yang tujuannya adalah sebagai petunjuk. diberikan konotasi berkaitan dalam hal ekonomi kita berpikir hal itu berguna untuk penelitian akuntansi bertujuan untuk memahami akuntansi dari penelitian diarahkan membangkitkan petunjuk. Watts dan zimmerman (1986, p. 7) menyatakan, teori akuntansi positif Adalah terkait dengan penjelasan praktik akuntansi. Ini didesain untuk menjelaskan dan memprediksi dimana perusahaan akan menggunakan dan tidak menggunakan metode tertentu. Tetapi ini tidak menyebut sebagai metode yang harus digunakan oleh perusahaan. Normatif teori dibangkitkan sebagai akibat beberapa ahli teori menerapkan beberapa norma, standar atau tujuan dibanding dengan praktik aktual yang harus dicapai dengan kerja keras. Dibawah teori chamber menentukan semua aset harus diukur pada nilai bersih pasar dan informasi seperti itu lebih bermanfaat untuk diinformasikan pengambilan keputusan daripada berdasarkan biaya historis, dan, menurut chambers, mungkin sesungguhnya akan menyesatkan. Chambers membuat penilaian tentang peran dari akuntansi (menghasilkan informasi tentang kapasitas entitas menyesuaikan perubahan keadaaan). Dan sebagai hasil dari penilaian yang ia tentukan praktik akuntansi tertentu. Teori Akuntansi positif menekankan pada hubungan antara beberapa individu termasuk dalam penyediaan sumberdaya untuk organisasi dan bagaimana akuntansi digunakan untuk membantu dalam fungsi hubungan itu. Seperti hubungan antara pemilik (investor) dengan manajer (penyedia tenaga manajerial), antara manajer dengan penyedia hutang perusahaan (creditor). Beberapa hubungan termasuk penugasan dari pembuat keputusan dari satu pihak (principal) kepihak lainnya (agent)-hal ini diartikan sebagai hubungan agensi. Ketika otoritas pembuat keputusan ditugaskan, ini akan mengarahkan kepada beberapa kerugian dari efisiensi dan biaya konsekuensi. Beberapa potensi kerugian dari keuntungan disempurnakan dibawah kinerja manajer dipertimbangkan sebagai biaya hasil dari penugasan pembuat keputusan dalam hubungan agensi ini-biaya agensi. Biaya agensi yang timbul sebagai akibat dari pendelegasian otoritas keuangan dari pemilik kepada manajer dikenal dalam teori akuntansi positif sebagai biaya agensi dai ekuitas. Teori akuntansi positif, tindakan semua individual digerakkan kepentingan pribadi, teori akuntansi positif memprediksi bahwa organisasi mencari mekanisme untuk menyejajarkan kepentingan manajer perusahaan (agen) dengan kepentingan investor (prinsipal). Diasumsikan manajer (agen) bertanggung jawab menyiapkan laporan keuangan, kemudian teori akuntansi positif juga memprediksi akan terjadi permintaan permintaan diaudit atau diawasi, jika tidak manajer akan mencoba untuk melaporkan keuntungan secara berlebihan, dengan meningkatkan pembagian keuntungan absolut. Dalam teori akuntansi positif, biaya yang dikeluarkan untuk audit disebut sebagai biaya pengawasan. Asal-usul dan Perkembangan Teori Akuntansi Positif Penelitian positif dalam akuntansi dimulai dengan adanya keadaan terkemuka sekitar pertengahan 1960an dan muncul sebagai paradigma penelitian dominan pada 1970an dan 1980an. Sebelum periode ini tipe penelitian akuntansi yang dominan adalah penelitian akuntansi normatif- penelitian ini untuk menghasilkan pemberian perintah berdasarkan persepktif ahli teori yang didasari menurut kenyataan dari akuntansi. Watts (1995, p. 229) menetapkan pengertian yang mendalam kedalam tren penelitian akuntansi terjadi sejak 1950an sampai 1970an. Sebagai bukti dari tren, dan bersandar pada karya Dyckman dan Zeff (1984), membuktikan kebenaran jumlah publikasi yang diterima oleh dua domain jurnal akuntansi akademik. Ia menyatakan ‘pengenalan dari penelitian positif dalam akuntansi pada pertengahan 1960an mewakili pergeseran paradigma. Sebelum waktu itu. Kebanyakan tipe naskah yang dipublikasikan menguasai jurnal akademik bahasa inggris pada waktu itu adalah normatif. Dalam periode 1956-1963, 365 artikel review akuntansi adalah tipe berikut, penelitian ini menggunakan asumsi tentang fenomena dan tujuan menarik kesimpulan dari resep mereka. Mereka tidak menggunakan bukti sistematis dan hipotesis lanjutan untuk pengujian formal. Hanya 3% dari artikel yang dipublikasikan dalam review akuntansi (jurnal akademik) dalam 1956-1963 adalah empiris dan kebanyakan tidak didesain untuk menguji hipotesis. Hampir tidak ada naskah dalam periode tersebut berusaha menjelaskan akuntansi saat ini menggunakan model matematika atau kurang teknik formal. Hari ini, kebanyakan semua naskah dalam jurnal akuntansi adalah tradisi positif dan hal yang sama menguasai kebanyakan jurnal akademik lainnya. Watts mempertimbangkan bahwa satu naskah yang penting untuk penerimaan dari paradigma penelitian positif adalah penelitian yang dilakukan Ball dan Brown (1968). Naskah yang dipublikasikan dalam jurnal penelitian akuntansi disebabkan kepentingan yang meluas dalam penelitian akuntansi berkaitan dengan pasar modal, dan menjadikan jumlah penelitian terus meningkat yang dipublikasikan di area pasar modal. Mencerminkan pergeseran publikasi berikut kearah penelitian positif Naskah normatif dalam jurnal penelitian akuntansi berkurang dari 24 persen dalam 1976 ke 7 persen dalam 1968 dan 1972 tidak ada sama sekali. Review akuntansi meniru dan memberhentikan publikasi naskah normatif. Naskah empiris dalam wilayah pasar modal dalam tradisi ahli teori positif. Ahli teori normatif menantang bukti dan intepretasinya, namun tidak memberikan bukti tandingan mereka. Mereka tidak mempunyai pelatihan maupun kemungkinan besar keinginan untuk bersaing dalam dimensi ini. Peran Hipotesis Pasar Efisien Salah satu perkembangan sejak 1960an merupakan hal yang sangat penting terhadap perkembangan teori akuntansi positif adalah hasil ahli teori seperti Fama, karya tertentu yang berhubungan dengan perkembangan hipotesis pasar efisien (EMH). EMH adalah dasar dari anggapan bahwa pasar modal bereaksi dalam terhadap tingkah laku efisien dan tidak bias informasi yang tersedia secara umum. Prespektif diambil dari harga sekuritas mencerminkan kadar informasi yang tersedia secara umum dan informasi ini tidak dibatasi pengungkapan akuntansi. Pasar modal mempertimbangkan sangat kompetitif dan sebagaimana hasil, informasi publik yang baru saja diumumkan diharapkan secara cepat disimpan kedalam harga saham. Sebagaimana yang dinyatakan Watts dan Zimmerman (1986): “ mendasari EMH adalah kompetisi untuk informasi. Kompetisi mengarahkan investor dan analis keuangan mendapatkan informasi pada perusahaan dari beberapa sumberdaya diluar laporan keuangan perusahaan dan mungkin diluar perusahaan itu sendiri. Sebagai contoh, analis memperoleh data produksi mingguan pada perusahaan automobil dan wawancara manajemen. Analis juga mewawancarai pesaing tentang penjualan perusahaan dan kreditor tentang kedudukan kredit” Jika hasil akuntansi diumumkan oleh perusahaan, dan hasil ini telah diantisipasi oleh pasar, kemudian dugaan bahwa harga sekuritas tidak berpengaruh terhadap hasil akuntansi yang diumumkan. Konsisten dengan teori keuangan tradisional, harga sekuritas ditentukan berdasarkan kepercayaan tentang nilai saat ini dari aliran kas masa depan meyinggung sekuritas tersebut dan ketika kepercayaan berubah dugaan tentang harga sekuritas akan berubah. Lebih lanjut, karena ada beberapa sumber data digunakan oleh pasar modal, jika manajer membuat laporan yang kurang terpercaya, tidak menguatkan atau menyangkal informasi yang tersedia lainnya. Dalam jika pasar dalam keadaan efisien, pasar akan mempertanyakan integritas manajer. secara konsekuensi pasar akan cenderung kurang menaruh perhatian pada laporan keuangan yang dibuat oleh manajer. Watts dan Zimmerman (1986) mempercayakan ketika perspektif ini membantah terhadap kebutuhan peraturan akuntansi secara luas. Karena informasi akuntansi hanya satu sumber dari informasi, dan karena pasar menganggap menjadi efisien dalam menilai informasi, dan karena adanya bukti secara potensial lainnya tidak menguatkan, yang dipercaya membatasi manfaat dalam memaksakan peraturan akuntansi. Reaksi Harga Saham Terhadap Pengumuman Pendapatan Tak Terduga Peneliti seperti Ball dan Brown (1968) dan Beaver (1968) mencari investigasi secara empiris reaksi harga saham terhadap pengumuman laba akuntansi. Memanfaatkan informasi bulanan tentang pengumuman laba dalam jurnal Wall Street dan informasi pengembalian saham, Ball dan Brown menginvestigasi apakah perubahan tak terduga dalam laba akuntansi mengarah ke pengembalian abnormal pada sekuritas perusahaan. Mempercayakan ketika EMH, Ball dan Brown mengusulkan bahwa jika pengumuman laba berguna terhadap pasar modal, kemudian harga saham akan menyesuaikan cerminan informasi baru. Mereka menyatakan (1968) ‘ Jika harga sekuritas pada kenyataannya menyesuaikan dengan cepat terhadap informasi baru yang tersedia, kemudian perubahan dalam perubahan harga akan mencerminkan arus informasi ke pasar. Revisi pengamatan yang berhubungan dengan harga saham dengan informasi laporan laba yang kemudian menyediakan bukti bahwa informasi dicerminkan dalam jumlah laba sangat berguna’ Bahkan Ball dan Brown membutuhkan untuk menentukan apakah pengumuman laba mengandung beberapa informasi yang tidak terduga dan oleh karena itu secara potensial “berguna” menggunakan model statistik yang menghitung perkiraan apa laba yang diharapkan perusahaan dalam ketidak adaan pengumuman laba. Selain itu juga dibutuhkan model untuk memperkirakan apa pengembalian pasar dari pemilik sekuritas perusahaan (investor) dalam ketidaan informasi. Inilah, yang mereka butuhkan untuk dapat menentukan apa pengembalian nomal dalam sekuritas sehingga mereka kemudian dapat menentukan apakah ada pengembalian abnormal yang akan muncul. Dalam menentukan pengembalian normal, dimana tidak ada informasi yang tak terduga dalam pengumuman laba, kepercayaan diletakkan pada model pasar yang diturunkan dari Capital Assets Pricing Model (CAPM). Secara ringkas, berdasar pada informasi lampau, CAPM menyediakan informasi sebuah indikasi dari tingkat pengembalian sekuritas yang diharapkan diterapkan dalam model linear. Pengembalian yang diharapkan pada saham tertentu dihitung dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian bebas risiko. Ditambah risiko atau komponen pengembalian yang berdasar pada bagaimana pengembalian pada saham tertentu secara historis berfluktuasi sehubungan dengan pergerakan dalam semua (terdiversifikasi) pasar saham. Perbedaan antara keuntunga yang diharapkan dan keuntungan aktual terdapat pada pengembalian abnormal. Hasil dari penyeledikan Ball dan Brown secara umum mendukung pandangan bahwa pengumuman laba menyediakan informasi tak terduga, pasar modal akan bereaksi terhadap informasi, reaksi mengambil dari pengembalian abnormal dari sekuritas perusahaan. Penggunaan Agensi Teori untuk Membantu Menjelaskan dan Memprediksi Pilihan Manajerial terhadap Kebijakan Akuntansi. Kebanyakan penelititian berdasarkan EMH menganggap ketika tidak ada perjanjian dan informasi biaya, sebaik anggapan bahwa pasar modal dapat secara efisien ‘membatalkan’ maksud dari manajemen meyeleksi metode akuntansi berbeda. Bahkan, jika metode akuntansi tertentu tidak langsung berimplikasi pada perpajakan, dan menganggap pasar efisien dan dapat memahami dampak dari penggunaan metode akuntansi alternatif, ada ketidakmampuan untuk menjelaskan bagaimana satu metode akuntansi dipilih oleh manajemen lebih disukai terhadap yang lain. Sebagaimana Watts dan Zimmerman (1990) ‘ alasan penting bahwa perspektif informasi gagal menghasilkan hipotesis menjelaskan dan memprediksi pilihan akuntansi dalam teori keuangan yang mendasari penyelidikan empiris, pilihan akuntansi dengan sendirinya tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Informasi murah dan tidak ada transaksi biaya dalam kerangka CAPM. Bahkan jika metode akuntansi tidak berpengaruh terhadap pajak itu tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam situasi tidak dasar untuk memprediksi dan menjelaskan pilihan akuntansi. Akuntansi tidak relevan’ Kunci untuk menjelaskan pilihan metode akuntansi tertentu berasal dari teori keagenan. Teori keagenan menghasilkan sebuah penjelasan penting bagaimana memilih metode akuntansi tertentu menjadi masalah, dan bahkan menjadi segi penting dalam perkembangan teori akuntansi positif. Dalam teori keagenan, fungsi perusahaan yang baik dipertimbangkan sebagai salah satu cara untuk meminimalkan biaya keagenan. Lambert (2001) menyatakan: Model teori keagenan dibangun berdasarkan filosofi penting untuk menguji masalah insentif dan “resolusi” dari masalah tersebut dalam pengaturan ekonomi dimana masalah insentif secara potensial ada. Alasan khas dari konflik kepentingan meliputi (i) usaha menghindar oleh agen (ii) agen dapat menyelewengkan sumberdaya untuk konsumsi pribadi (iii) agen kurang berkonsentrasi mengenai masa depan mempengaruhi tindakannya pada saat ini karena dia tidak berharap dengan perusahaan atau agen berkonsentrasi tentang bagaimana tindakannya akan mempengaruhi penilaian yang lain dari keahliannya, dimana akan mempengaruhi kompensasi dimasa datang, atau (iv) perbedaan penghindaran risiko pada bagian agen. Dalam ketidak adaannya beberapa mekanisme kontraktual untuk membatasi kemungkinan tindakan opportunis manajer, prinsipal akan membayar agen dengan gaji yang rendah untuk mengantisipasi dari tindakan oportunis. Adanya gaji yang rendah mengganti rugi pemilik untuk tindakan manajer yang merugikan. Bahkan dalam perspektif ini bahwa agen adalah pihak yang dibayar untuk harapan investor dari tindakan oportunis. Agen kemudian beranggapan dengan memiliki insentif dalam rangka mengadakan penyusunan kontrak yang tampak dapat mengurangi kemampuanmelakukan tindakan yang merugikan terhadap kepentingan prinsipal. Manajer menginginkan gaji yang lebih tinggi, dimana hal tersebut menjadi insentif untuknya menyetujui adanya pengaturan kontrak untuk meminimalkan melakukan aktivitas yang mungkin merugikan kepentingan pemilik (investor). Manajer (agen) mendapatkan insentif untuk menghasilkan informasi yang memperlihatkan bahwa merekan tidak bertindak merugikan pemilik (investor). Teori Keagenan dan Perusahaan Sebagai Mekanisme Kontraktual Dalam literatur teori keagenan, perusahaan itu sendiri mempertimbangkan neksus kontrak dan kontrak ini diletakkan ditempat dengan maksut untuk memastikan bahwa semua pihak, bertindak untuk kepentingan mereka sendiri, yang memiliki motivasi yang sama untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Agensi teori tidak berasumsi bahwa individual selalu bertindak selain dalam kepentingan sendiri, dan kunci agar fungsi perusahaan berjalan diletakkan dalam mekanisme bahwa memastikan tindakan yang menguntungkan individu akan menguntungkan perusahaan juga. Terpisah dari mekanisme internal, akan ada mekanisme pasar luas yang lainnya yang mengasumsikan untuk menghambat tindakan oportunis manajer. Terpisah dari dampak bermacam penyusunan berdasarkan perjanjian dalam “perusahaan”, literatur dari tahun 1970an mengusulkan bahwa bermacam- macam pasar, seperti pasar untuk pengendalian perusahaan dan pasar untuk manajer, menyediakan insentif untuk manajer agar bekerja sesuai kepentingan pemilik. Pandangan bahwa agen memiliki insentif untuk menghasilkan informasi untuk menunjukkan bahwa dia bekerja untuk kepentingan pemilik, dan pandangan pasar adalah efisien, digunakan dasar untuk pendapat melawan terhadap peraturan akuntansi. Agen dianggap mendapatkan insentif untuk menyediakan informasi yang mencerminkan secara jelas yang mendasari kinerja perusahaan. kegagalan untuk melakukannya akan berimplikasi pada reputasinya dan bahkan berpengaruh negatif pada total jumlah pendapatan yang mereka dapat terima dari dalam organisasi, atau di tempat lain. Munculnya Teori Akuntansi Positif dari Penelitian Sebelumnya dan Teori- teori Pada pertengahan akhir 1970an, Teori karenanya telah dikembangkan yang diusulkan bahwa pasar yang efisien dan pengaturan kontrak yang digunakan sebagai dasar untuk mengendalikan upaya berkepentingan agen sendiri. Keberadaan perusahaan itu juga menjelaskan atas dasar efisiensi perusahaan dalam hal mengurangi biaya transaksi. Teori akuntansi positif menekankan peran akuntansi dalam mengurangi biaya agensi dari sebuah organisasi. Ini juga menekankan secara efisien penulis perjanjian. Dengan terikat pada output dari sistem akuntansi, adalah komponen yang sangat penting dari sebuah struktur tata kelola perusahaan. Satu dari naskah pertama untuk mendokumentasikan biaya kontrak. Sebagaimana mempertimbangkan proses politik, berpengaruh pada pilihan metode akuntansi oleh watts (1977) yang mana menarik perhatian yang besar. Pada 1978 oleh Watts dan Zimmerman mempublikasikan dan penelitian ini diterima sebagai kunci diterima dan berkembangnya teori akuntansi positif. Penelitian itu berusaha menjelaskan posisi melobi diambil oleh manajemen perusahaan dalam hubunganya terhadap memorandum diskusi FASB 1974 pada penyesuaian tingkat harga umum (GPLA). Pandangan Watts dan Zimmerman adalah mempresentasikan keuntungan yang disesuaikan lebih rendah, perusahaan akan kurang menarik perhatian politik dan bahkan kemungkinan perusahaan pihak lain untuk menghindari transfer kekayaan ke perusahaan tersebut. Peneliti menggunakan tiga hipotesis (hipotesis bonus manajemen, hipotesis hutang atau ekuitas, dan hipotesis biaya politik), beberapa peneliti lainnya. Sering mengadopsi perspektif manajer bertindak oportunis dalam memilih metode akuntansi. Perspektif oportunis dan efisiensi Dalam Perspektif efisiensi, peneliti menjelaskan bagaimana bermacam- macam mekanisme kontrak dapat diletakkan untuk meminimalkan biaya keagenan perusahaan, biaya dikelompokkan dengan memberikan tugas otoritas pembuatan keputusan kepada agen. Perseptif efisiensi sering diartikan ex ante perspektif- ex ante mempunyai arti sebelum fakta-sebagaimana ini dipertimbangkan apa mekanisme yang diambil, dengan tujuan meminimalkan keagenan masa depan dan biaya kontrak. Sebagai contoh beberapa organisasi sepanjang laporan keuangan tersedia dipublik dibuat secara sukarela sebelum ada peraturan yang mempersyaratkannya. Dalam efisiensi ini (ex ante) perspektif dari teori akuntansi positif juga berpendapat praktik akuntansi diadopsi oleh perusahaan biasanya menjelaskan dasar seperti metode terbaik mencerminkan hal-hal yang mendasari kinerja keuangan perusahaan. organisasi akan membedakan bisnisnya secara alami, dan perbedaan ini akan mengarahkan kepada perbedaan metode akuntansi yang akan diadopsi. Oleh ahli teori akuntansi positif bahwa peraturan akuntansi keuangan memaksa biaya yang tak beralasan pada entitas pelapor. Perspektif oportunis dari teori akuntansi positif , dilain sisi, dengan penyusunan negosiasi kontrak perusahaan dan mencari penjelasan dan prediksi tindakan oportunis tertentu yang akan terjadi setelah itu. Pada awalnya, penyusunan kontraktual tertentu mungkin telah dinegosiasikan karena mempertimbangkan menyejajarkan kepentingan yang paling efisien dari berbagai individu dalam perusahaan. Bagaimanapun, ini tidak mungkin atau efisien menulis kontrak lengkap yang menyediakan pedoman pada semua metode akuntansi yang digunakan untuk semua kondisi-bahkan ini selalu menjadi beberapa skup untuk manajer bertindak oportunis. Perspektif oportunis sering diartikan sebagai ex post perspektif-ex post berarti setelah adanya fakta- karena ini mempertimbangkan tindakan dapat dilakukan sekilas penyusunan berbagai kontrak yang akan diambil. Sebagai contoh, dalam mencoba untuk meminimalkan biaya keagenan, penyusunan mekanisme kontrak akan dinegosiasikan bahwa pemberian bonus kepada manajemen berdasar pada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Manajer dapat memilih untuk mengadopsi metode akuntansi tertentu yang dapat meningkatkan laba akuntansi dan bahkan ukuran dari bonus tersebut. manajer mungkin memilih mengadopsi metode penyusutan aset tertentu yang dapat meningkatkan keuntungan, walaupun mungkin tidak mencerminkan penggunaan aset yang sesungguhnya. Perjanjian Pemilik atau Manajer Jika manajer memiliki perusahaan, kemudian manajer akan menanggung biaya berhubungan dengan konsumsi dari tambahan penghasilan itu sendiri. Konsumpsi penghasilan tambahan meliputi konsumsi sumberdaya perusahaan untuk tujuan pribadi (mendirikan kantor yang mewah, membeli mobil mewah untuk kepentingan pribadi, tinggal dalam akomodasi hotel yang mewah) atau generasi yang berlebihan dan adanya waktu yang menganggur. Sebagaimana menurunnya presentasi kepemilikan yang dimilki oleh manajer, mengakibatkan perusahaan menanggung biaya konsumsi tambahan penghasilan yang rendah. manajer memilki akses informasi yang lebih jika dibandingkan dengan principal, dimana hal tersebut meningkatkan kemampuan manajer untuk bertindak menguntungkan dirinya sendiri dan dapat membebani pemilik. Biaya dari tindakan menyimpang yang muncul sebagai akibat dari hubungan keagenan, disebut sebagai biaya keagenan. Pemilik akan meberikan ancaman untuk memberikan gaji yang rendah jika manajer bertindak oportunis, sebaliknya jika manajer akan diberikan insentif yang besar jika dalam mengelola perusahaan dilakukan dengan baik untuk kepentingan pemilik. Dengan adanya pemberian insentif yang besar diharapkan manajer akan bekerja dan menghindari konsumsi atas peningkatan laba perusahaan. Manajer akan diberi penghargaan pada basis tetap (serangkaian gaji independen dari kinerjanya), berdasar hasil yang dicapai, atau kombinasi keduanya. Jika manajer dihadiahi hanya pada basis tetap, kemudian beranggapan kepentingan pribadi, manajer tidak ingin mengambil risiko yang besar sebagaimana dia tidak ingin membagi beberapa keuntungan potensial. Ini ujuga dibatasi insentif untuk manajer mengadopsi strategi yang meningkatkan nilai perusahaan. Seperti kreditor, manajer dengan basis tetap mengklaim tidak ingin melindungi aliran pendapatan tetap mereka. Terpisah dari penolakan proyek beresiko, dimana mungkin menguntungkan dalam ekuitas perusahaan, manajer dengan aliran pendapatan tetap mungkin segan mengambil tingkat optimal dari hutang, sebagimana klaim kreditor akan bersaing denagn klaim pendapatan tetapnya manajer itu sendiri. Skema Bonus Secara Umum Praktik umum pemberian hadiah untuk manajer dalam rangka keuntungan perusahaan, penjualan perusahaan, atau pengembalian pada aset, untuk renumerasinya berdasarkan output dari sistem akuntansi. Ini biasanya manajer dihadiahi dalam rangka sehubungan dengan harga pasar dari saham perusahaan. Hal ini melalui kepentingan pemegang ekuitas dalam perusahaan. atau mungkin melalui penerimaan bonus kas secara eksplisit berkaitan dengan pergerakan dalam nilai perusahaan dari sekuritas perusahaan. Akuntansi berdasarkan skema pemberian bonus Semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer perusahaan dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini. Hipotesis ini tampaknya cukup beralasan. Para manajer perusahaan, seperti orang-orang lain, menginginkan imbalan yang tinggi. Jika imbalan mereka bergantung, paling tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada pendapatan bersih, maka kemungkinan mereka bisa meningkatkan bonus mereka pada periode tersebut dengan melaporkan pendapatan bersih setinggi mungkin. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode tersebut. Tentu saja, sesuai dengan karakter dari proses akrual, hal ini akan cenderung menyebabkan penurunan pada laba dan bonus-bonus yang dilaporkan pada masa yang akan datang, dengan taktor-faktor lain tetap sama. Namun nilai masa kini (present value) dari kegunaan manajer dari lini bonus masa depan yang dimilikinya akan meningkat dengan memberikan perubahan menuju masa kini. Pemberian insentif yang berakibat manipulasi pada angka akuntansi Adanya skema pemberian insentif untuk hasil akuntansi yang dikeluarkan, hal ini memberikan peluang untuk memberikan manajer bagian akuntansi bonus atau insentif berkaitan dengan keuntungan atau laba akuntansi yang di dapatkan perusahaan. Pemberian bonus kepada manajer bisa berpotensi memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerja, dan tentunya penghargaan berupa insentif yang didapatkan para manajer tersebut. Laba akuntansi tidak selalu menunjukkan hasil pengukuran kinerja ataupun nilai. Healy (1985) memberikan ilustrasi bahwa manajer pada akhirnya memilih untuk memanipulasi angka akuntansi untuk mengejar skema bonus yang diberikan. Dia menemukan bahwa skema pemberian bonus yang diberikan pada manajer setelah mencapai level keuntungan yang di inginkan, manajer malah akan memilih cara – cara tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan bonus. Pada situasi dimana keuntungan tidak mencapai target minimum yang di inginkan, manajer akan melakukan strategi untuk mengurangi pendapatan pada periode itu, dengan tujuan meningkatkan laba pada periode selanjutnya. Skema bonus berdasarkan pasar Perusahaan pertambangan atau perusahaan dengan pengembangan penelitian dan pengembangan teknologi mempunyai laba akuntansi yang fluktuatif atau berubah-ubah dengan cepat. Strategi yang berhasil mungkin tidak akan menghasilkan laba akuntansi untuk beberapa periode. Dalam beberapa industri, teori akuntansi positif mungkin memperdebatkan untuk memberikan penghargaan kepada manajer sesuai dengan nilai pasar saham perusahaan, yang diasumsikan diberikan sesuai dengan NPV yang diharapkan pada aliran arus kas. Pemberian bonus bisa dilakukan dengan bonus berupa uang pada peningkatan nilai pasar saham atau memberikan saham atau opsi sebagai bonus. Kontrak Hutang Ketika sebuah organisasi memberikan pinjaman kepada organisasi lain, maka si penerima dana tersebut akan mengambil aktivitas untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kemungkinan hutang tersebut bakal dilunasi. Sebagai contoh, penerima pinjaman mungkin membayar terlalu banyak deviden , meninggalkan beberapa aset perusahaan untuk melunasi hutang, kalau tidak seperti itu organisasi mungkin mungkin akan menambah atau terlalu banyak hutang yang diambil, pemegang utang yang baru akan bersaing dengan pemegang utang sesungguhnya untuk melakukan pembayaran. Biaya Politik Seperti yang telah disebutkan di awal perusahaan – perusahaan besar kadang kala dimiliki oleh berbagai macam grup, sebagai contoh pemerintah (BUMN), dll. Ukuran dari besarnya sebuah grup biasanya merupakan tolok ukur kekuatan pasar dan bisa menarik perhatian badan regulator seperti Competition Comission di Inggris raya atau Federal Trade Commission di Amerika Serikat. Badan usaha milik pemerintahan atau grup – grup besar lainnya menghasilkan keuntungan yang besar dan memiliki kemungkinan tidak memberikan pembagian yang adil kepada pihak lainnya (sebagai contoh gaji yang dibayarkan kepada pegawai terlalu rendah, harga produk yang terlalu mahal, kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar yang kurang, pajak yang rendah dll) Dalam hubungannya dengan biaya politik dan dari sudut pandang ekonomi, ada pandangan bahwa dalam pasar politik ada batasan “pembayaran” yang diharapkan (downs, 1957). Sebagai contoh Jika seorang individu mencari tahu alasan utama, dalam rangka pemilihan dalam pemilu dan memilih menggunakan salah satu cara dari beberapa cara yang ada, dan dalam mengumpulkan informasi bisa dipastikan akan menghabiskan banyak biaya. Bagaimanapun pilihan individu pada akhirnya mempengaruhi kondisi di pemerintahan, karenanya individu akan memilih sesuai pemikiran rasionalnya. Berdasar teori akuntansi positif, diasumsikan bahwa setiap tindakan oleh individu – individu, dikendalikan oleh keinginan pribadi. Sesuai pendapat di atas kita dapat memperkirakan tentang tindakan politikus, karena politikus tahu perusahaan dengan tingkat keuntungan besar bisa menjadi tidak populer akibat peraturan perundang – undangan yang dikeluarkan. Politikus bisa memenangkan pemilihan dengan mengambil kebijakan atau tindakan tertentu terhadap perusahaan. Kritik terhadap Teori Akuntansi Positif Kritik yang tersebar luas mengenai teori akuntansi positif adalah tidak adanya ‘resep” dan tidak adanya bukti bahwa hal tersebut meningkatkan praktek – praktek terhadap akuntansi. Masih diperdebatkan bahwa penjelasan sederhana dan perkiraan mengenai praktek akuntansi saja tidaklah cukup. Kritik kedua tentang teori akuntansi positif jika kita lihat berbagai macam penelitian yang dilakukan kita akan melihat tidak adanya “resep” (tidak ada panduan tentang apa yang harus dilakukan atau perkiraan tentang apa yang harus dilakukan). Hal ini normal dan dibenarkan oleh teori akuntansi positif yang mengatakan bahwa mereka tidak ingin memaksakan pandangan ini terhadap orang lain, akan tetapi lebih kepada menyajikan informasi tentang implikasi yang diharapkan tentang hasil dari tindakan, dan membiarkan orang tersebut memilih apa yang harus dilakukan.
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda