N
O
Objek Pajak
Pemungut Pajak
Penghasilan
dari
transaksi
penjualan saham di bursa efek
Penghasilan
atas undian
berupa
hadiah
8
9
kepada
anggota
orang pribadi
koperasi
Objek Pajak
Tarif
DPP
15%
Keterangan
20%
15%
Diskonto
dari
dengan kupon
obligasi
20%
15%
Diskonto
dari
tanppa bunga
obligasi
20%
0%
5%
15%
2
WPDN
WPLN
BUT
WPDN
WPLN
BUT
selain
selain
WPDN
WPLN
BUT
selain
Untuk
tahun
2009
sampai
dengan
tahun
2010
Untuk
tahun
2011
sampai
dengan
tahun
2013
Untuk
tahun
2014
dan
seterusnya
Pemilik
saham
pendiri
dikenakan tambahan pajak
penghasilan
3
4
Bunga
deposito
dan
tabungan serta diskonto
SBI
Penghasilan berupa hadiah
atas undian
Penghasilan
atas
sewa
tanah dan atau bangunan
0,1%
0,5%
Dari
nilai
saham
perusahaan
pada
saat
penutupan
bursa di akhir tahun
1996
20%
20%
25%
10%
Dalam
hal
saham
perusahaan
diperdagangkan
di bursa efek
setelah
1
januari
1997,
maka
nilai
saham
ditetapkan
sebesar
harga
saham
pada
saat penawaran
umum perdana
WPDN dan BUT
WPLN
2%
4%
Pelaksanaan
kontruksi
selain (huruf a dan b)
3%
Perencanaan
konstruksi
atau
pengawasan
konstruksi
Perencanaan
konstruksi
atau
pengawasan
konstruksi
Penghasilan
dari
pengalihan harta berupa
tanah dan atau bangunan
4%
Jumlah pembayaran
atau
jumlah
penerimaan
pembayaran
atau
jumlah
yang
merupakan
bagian
dari nilai kontrak jasa
konstruksi
Memiliki
kualifikasi usaha
Tidak memiliki
kualifikasi usaha
6%
5%
Kualifikasi usaha
kecil
Tidak memiliki
kualifikasi usaha
Kualifikasi usaha
menengah dan
besar
Bunga
simpanan
yang
dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi
orang pribadi
1%
Jumlah bruto
pengalihan
nilai
10%
Jumlah penghasilan
berupa dividen
0%
Jumlah bruto bunga
10%
Atas pengalihan
hak atas rumah
sederhana dan
rumah
susun
sederhana yang
dilakukan oleh
wajib
pajak
yang
usaha
pokoknya
melakukan
pengalihan hak
atas tanah dan /
atau bangunan
Bunga
simpanan
sampai dengan
Rp 240.000 per
bulan
Bunga
simpanan lebih
dari Rp 240.000
per bulan
PPh 23 dan PPh 26 saat terutangnya pajak adalah pada saat dibayarkan,
disediakan untuk dibayar atau telah jatuh tempo pembayarannya
PPh Pasal 4 ayat (2) saat terutangnya pajak adalah saat pembayaran atau
saat terutang, mana yang lebih dulu
PPh 22 saat terutangnya pajak antara lain adalah, saat pembayaran bea
masuk atau saat penyelesaian dokumen PIB (untuk impor), saat pembayaran,
saat penjualan, saat penerbitan delivery order, saat pembelian, tergantung
objeknya masing masing
Harus didukung oleh bukti potong asli (atau legalisir sesuai asli)
Tahun pengkreditan harus sesuai dengan tahun yang tertera pada bukti
potong
Jenis pajak yang tercantum pada bukti potong dan SSP harus benar (atau
didukung oleh surat pemindah bukuan yang diterbitkan oleh KPP jika terjadi
kesalahan jenis PPh yang dipotong)
Pembayaran kepada WPLN, passive income (bunga, deviden, royalti) atau active
income (penghasilan dari jasa atau kegiatan) , tax treaty partner dan non treaty
partner.
1. Jika WPLN merupakan treaty partner
a. Passive income
Pihak pembayar di indonesia wajib memotong PPh pasal 26 dengan
menggunakan tarif tax treaty
b. Active income
2. Jika WPLN merupakan non treaty partner
a. Passive income
b. Active income