Anda di halaman 1dari 11

UTS TEORI AKUNTANSI

Disusun Oleh :
Firman Januar Tafaib
2015271097

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Perkembangan Akuntansi
Oleh:
Firman Januar Tafaib
Program Pendidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstraksi
Akuntansi Indonesia mengalami pasang surut perkembangan. Ada berbagai faktor yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi di Indonesia. Faktor tersebut antara lain lingkungan
politik dan ekonomi serta organisasi profesi.
Seperti diketahui Indonesia telah mengalami perubahan dalam lingkungan politik dengan
ditandai pergantian kepemimpin yang memiliki karakter berbeda. Perbedaan karakter
kepemimpinan ini pada akhirnya akan mempengaruhi model ekonomi Negara serta
mempengaruhi praktik akuntansi.
Akuntansi adalah suatu sistem informasi keuangan, yang bertujuan untuk menghasilkan dan
melaporkan informasi yang relevan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Standard dan praktik akuntansi di setiap Negara merupakan hasil dari interaksi yang
kompleks diantara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan budaya. Dapat diduga akan
terjadinya perbedaan antarnegara. faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi
nasional juga membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar-bangsa.

Perkembangan Akuntansi
Delapan faktor berikut ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan
akuntansi. Tujuh faktor pertama berupa ekonomi, sejarah, sosial, dan/atau kelembagaan dan
merupakan faktor yang sering disebutkan oleh para penulis akuntansi. Akhir-akhir ini,
hubungan antara budaya (faktor kedelapan berikut ini) dan perkembangan akuntansi mulai
digali lebih lanjut.
1. Sumber pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas
seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang
untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait.
2. Sistem Hukum
Sistem hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga berinteraksi
3. Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi
karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk
mengklaimnya dalam keperluan pajak. Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak
akuntansi adalah sama.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melalui penaklukan, perdagangan, dan kekuatan
sejenis.
5. Inflasi
Inflasi mengaburkan biaya historis melalui penurunan berlebihan terhadap nilai-nilai
aset dan beban-beban terkait, sementara disisi lain melakukan peningkatan berlebihan
terhadap pendapatan. Negara-negara dengan inflasi tinggi sering kali menuntut
perusahaan-perusahaan melakukan berbagai perubahan harga kedalam perhitungan
keuangan mereka.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Jenis transaksi
menentukan maslaah akuntansi yang dihadapi. Saat ini, banyak perekonomian
industry berubah menjadi perekonomian jasa.
7. Tingkat Pendidikan
Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak
berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan.
8. Budaya
Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat.
Variabel budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara (seperti sistem
hukum). Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai sosial) :
(1) individualisme,
(2) jarak kekuasaan,
(3) penghindaran ketidakpastian, dan
(4) maskulinitas.
Secara singkat, Individualisme (versus kolektivisme) merupakan kecenderungan
terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan
yang tersusun ketat dan saling tergantung. Jarak kekuasaan adalah sejauh mana
hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak
adil dapat diterima. Penghindaran ketidakpastian adalah sejauh mana masyarakat
tidak merasa nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti.
Maskulinitas (versus feminitas) adalah sejauh mana peran gender dibedakan serta
kinerja dan pencapaian yang dapat dilihat (nilai-nilai maskulin yang tradisional)
ditekankan daripada hubungan dan perhatian (nilai-nilai feminim yang tradisional).

Empat Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi


Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller pertengahan tahun
1960-an. Ia mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di
Negara-negara barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar.
1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktik akuntansi didapatkan dari dan di-
rancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Tujuan perusahaan
umumnya mengikuti dan bukan memimpin kebijakan nasional.
2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip
mikroekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki
tujuan untuk bertahan hidup.
3. Berdasarkan pendekatan disiplin independen, akuntansi berasal dari praktik bisnis
dan berkembang secara ad hoc, dengan perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-
coba, dan kesalahan.
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandardisasi dan digunakan
sebagai alat untuk kendali administrative oleh Pemerintah pusat. Keseragaman
dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan informasi
akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis.

Perkembangan Akuntansi Di Indonesia


Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusuri pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB
2003) atau sekitar tahun 1642. Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di
Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan di
Amphioen Sociteyt yang bekedudukan di Jakarta. Pada era ini Belanda mengenalkan sistem
pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh
Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda yang merupakan organisasi komersial utama
selama masa penjajahan memainkan peranan penting dlam praktik bisnis di Indonesia selama
era ini
fungsi auditing mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1907. Peluang terhadap kebutuhan
audit ini akhirnya diambil oleh akuntan Belanda dan Inggris yang masuk ke Indonesia untuk
membantu kegiatan administrasi di perusahaan tekstil.
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan
mundurnya Belanda dari Indonesia. Sampai tahun 1947 hanta ada satu orang akuntan yang
berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari. Praktik akuntansi model Belanda masih
digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi
masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yang
dimiki Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958
menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli.
Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya berpaling pada
praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik akuntansi model
Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama yang terjadi di lembaga
pemerintah. Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan tinggi yang menawarkan
pendidikan akuntansi seperti pembukaan jurusan akuntansi di Universitas Indonesia 1952,
Institusi Ilmu Keuangan (Sekolah Tinggi Akuntan Negara-STAN) 1990, Universitas
Padjajaran 1961, Universitas Sumatera Utara 1962, Universitas Airlangga 1962 dan
Universitas Gadjah Mada 1964 telah mendorong pergantian praktik akuntansi model Belanda
dengan model Amerika pada tahun 1960 (ADB 2003). Selanjutnya, pada tahun 1970 semua
lembaga harus mengadopsi sistem akuntansi model Amerika.
Pada pertengahan tahun 1980an, sekelompok tehknorat muncul dan memiliki kepedulian
terhadap reformasi ekonomi dan akuntansi. Kelompok tersebut berusaha untuk menciptakan
ekonomi yang lebih kompetitif dan lebih berorientasi pada pasar dengan dukungan praktik
akuntansi yang baik. Kebijakan kelompok tersebut memperoleh dukungan kuat dari investor
asing dan lembaga lembaga internasional. Sebelum perbaikan pasar modal dan pengenalan
reformasi akuntansi tahun 1980an dan awal 1990an, dalam praktik banya ditemui perusahaan
yang memiliki tiga jenis pembukuan, satu untuk menunjukkan gambaran sebenarnya dari
perusahaan dan untuk dasar pengambilan keputusan, satu untuk menunjukkan hasil yang
positif dengan maksud agar dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman/kredit dari bank
domestik dan asing, dan satu lagi yang menunjukkan hasil negatif (rugi) untuk tujuan pajak.
Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan muncul
seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan keuangan yang dapat mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku investor. Skandal pertama adalah kasus Bank Duta (bank swasta
yang dimiliki oleh tiga yayasan yang dikendalikan presiden Suharto). Bank Duta go public
pda tahun 1990 tetapi gagal mengungkapkan kerugian yang jumlah besar (ADB 2003). Bank
Duta juga tidak menginformasi semua informasi kepada Bapepam, auditornya atau
underwritternya tentang masalah tersebut. Celakanya, auditor Bank Duta mengeluarkan opini
wajar tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh kasus Plaza Indonesia Realty (pertengahan
1992) dan Barito Pacific Timber (1993). Rosser mengatakan bahwa bagi pemerintah
Indonesia, kualitas pelaporan keuangan harus diperbiki jika memang pemerintah
menginginkan adanya transformasi pasar modal dari model “casino” menjadi model yang
dapat memobilisasi aliran investasi jangka panjang.
Berbagai skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan badan berwenang untuk
mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan pelaporan keuangan. Pertama,
pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi seperangkat standar akuntansi
keuangan, yang dikenal dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Kedua,
pemerintah bekerjasama dengan Bank Dunia (World Bank) melaksanakan Proyek
Pengembangan Akuntansi yang ditunjukkan untuk mengembangkan regulasi dan melatih
profesi akuntansi. Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah membuat berbagai aturan berkaitan
dengan akuntansi dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995
pemerintah memasukkan aspek akuntansi/pelaporan keuangan kedalam Undang-Undang
Pasar Modal.
Jatuh nilai rupiah pada tahun 1997 – 1998 makin meningkatkan tekanan pada pemerintah
untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan. Sampai awal 1998, kebangkrutan
konglomerat, collapsenya sistem perbankan, meningkatnya inflasi dan pengangguran
memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF dan melakukan negosiasi atas berbagai paket
penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada waktu ini, kesalahan secara tidak langsung diarahkan
pada buruknya praktik akuntansi dan rendahnya kualitas keterbukaan informasi
(transparency)

Relevansi Sejarah Akuntansi


Sejarah akuntansi memungkinkan kita untuk memahami kondisi sekarang dan untuk
meramalkan atau mengendalikan masa depan kita dengan lebih baik. Sejarah akuntansi
merupakan studi tentang warisan akuntansi dan kontribusinya pada pedagogi, kebijakan, dan
perspektif akuntansi.
Dalam kaitannya dengan pedagogi, sejarah akuntansi berguna untuk memahami dan
mengapresiasikan bidang pengetahuan dan evolusinya sebagai suatu pengetahuan sosial
secara lebih baik.
Dalam kaitannya dengan perspektif kebijaksanaan, sejarah akuntansi dapat menjadi sarana
penilaian yang lebih baik terhadap praktik yang berjalan dibandingkan dengan metode masa
lalu.
Bidang-bidang seperti biografi, sejarah institusional, perkembangan pemikiran, sejarah
umum, sejarah kritis, taksonomi dan database bibliografik dan historigrafi merupakan alat
ideal untuk meneliti sejarah akuntansi .
Dibandingkan negara lain, Amerika Serikat merupakan pusat perekonomian terbesar dan
merupakan rumah bagi perusahaan-perusahaan besar bertaraf multinasional. Akuntansi di
Amerika Serikat diatur oleh sektor badan khusus Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(Financial Accounting Standard Board-FASB), akan tetapi yang menjadi penyokong
kewenangan terhadap standartisasi mereka adalah agensi kepemerintahan Komisi Keamanan
dan Kurs (Securities and ExchangeCommission-SEC).

Hingga tahun 2002, Institut Sertifikasi Akuntansi Publik Amerika (American Institute of
Certified Public Accountants-AICPA), sebagai badan khusus lainnya juga mengaudit
standartisasi mereka. Pada tahun tersebut, Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB) didirikan, dengan dewan yang berwenang untuk mengeluarkan regulasi audit dan
auditor perusahaan publik.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi

Sistem yang dianut Amerika Serikat tidak memiliki persyaratan legal untuk publikasi
mengenai laporan audit periodik keuangan. Perusahaan di Amerika Serikat dibentuk dibawah
hukum negara, bukan hukum federal. Setiap negarabagian memilikiperaturan dasar
perusahaan tersendiri, secara umum peraturan tersebut mengandung persyaratan minimal
untuk menjaga catatan akuntansi serta publikasi periodik laporan keuangan.

Banyak dari peraturan tersebut tidak kaku memaksa, serta laporan yang diberikan kepada
agensi lokal sering kali tidak bisa diketahui umum. Dengan demikian, audit tahunan serta
persyaratan laporan keuangan secara realistishanyaada pada tingkat federal saja sepertiyang
dispesifikasikan oleh SEC. Oleh karena itu, SEC memiliki yurisdiksi terhadap perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di pertukaran stok AS serta perusahaan yang berdagang over-the-
counter. Perusahaan yang memiliki keuangan terbatas tidak memiliki kewajiban persyaratan
untuk laporan keuangan, yang membuat Amerika Serikat terlihat ganjil dalam norma
internasional.
SEC memiliki kewenangan penuh untuk menjelaskan standar akuntansi dan laporan kepada
perusahaan publik akan tetapi bergantung pada sektor swasta dalam penerapan standartisasi
tersebut. Halini bekerja dengan FASB dan bersifat menekan saat FASB dinilai bergerak
terlalu lambat atau menyimpang. Jika hal tersebut terjadi, SEC telah menunda atau menolak
keputusannya sendiri atau telah memaksakanpersyaratannya sendiri.

Oleh karena SEC merupakan agensi regulator yang independen, kongres serta presiden tidak
memiliki pengaruh secara langsung terhadap kebijakan yang mereka buat. Bagaimanapun,
limakomisi penuh SEC dipilih oleh presiden dan disetujui oleh senat, serta SEC hanya
memiliki kewenangan yang diberikan melalui keputusan kongres. Sebagai bagian dari proses
regulasi, SEC mengeluarkan accounting series releases, financial reporting release, dan staf
accounting bulletins. Regulasi SX dan SK mengandung peraturan mengenai persiapan
laporan keuangan yang harus diisi bersama SEC. Pengisian tahunan yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan AS dan Kanada berbentuk Form 10K, sementara bagi perusahaan
asing non-Kanada berbentuk Form 20F.

FASB dibentuk pada tahun 1973 dan pada Desember 2006 telah mengeluarkan Laporan
Standar Akuntansi Keuangan158 (158 Statements of Financial Accounting Standards-
SFASs). Tujuan SFASs adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk para
investor, kreditor, dan lainnya yang memutuskan untuk mengambil kredit, investasi, dan
sebagainya. FASB memiliki tujuh anggota penuh, perwakilan akuntansi firma, akademisi,
perusahaan, dan komunitas investor. Anggota dewan harus memiliki kebijakan organisasional
dan ekonomi secara keseluruhan untuk mengutamakan pekerja atau kepemilikian dalam
rangka pelayanan. Penggunaan kerangka berfikir oleh FASB merupakan gambaran
pengaturan standartisasi yang cukup signifikan di Amerika Serikat. Konsep Laporan
Akuntansi Keuangan (Statements of Financial Accounting Concepts) seterusnya menjadi
fundamental sebagai dasar akuntansi keuangan dan laporan.

FASB menjalani proses prosedur yang panjang sebelum mengeluarkan SFAS. Dalam rangka
mengembangkan agenda kerja mereka mendengarkan saran dari individu, firma profesional,
kehakiman, perusahaan, serta agensi pemerintah. Hal ini juga bergantung pada tekanan
masalah yang muncul serta saran dari dewan untuk membantu mengidentifikasi permasalahan
akuntansi yang membutuhkan perhatian. Jika sebuah topik sudah masuk dalam agenda karja,
staf teknik FASB melakukan penelitian dan menganalisis, sertamemberikan saran tindakan
yang harus dilakukan. Sebuah Discussion Memorendum (Memorandum Diskusi) atau
dokumen hasil diskusi lainnya disebarkan untuk mendapatkan komentar serta melakukan
diskusi publik. FASB lebih memilih komentar secara oral dan tertulis dalam rapat terbuka
dengan publik. Selanjutnya, sebuah Exposure Draft dikeluarkan dan tanggapan publik lebih
dipertimbangkan lagi. Proses tersebut memastikan pengaturan standartisasi secara politik
maupun teknis di Amerika Serikat. Sebuah SFAS juga harus disetujui oleh minimal empat
anggota dari tujuh anggota yang ada.

Prinsip akuntansi yang umum berlaku (generally accepted accounting principles-GAAP)


terdiri atas seluruh standar akuntansi keuangan,peraturan, dan regulasi yang harus dipatuhi
dalam mempersiapkan laporan keuangan. SFAS merupakan kompenen utama dari GAAP.
Regulasi akuntansi dan audit tersebut mungkin lebih besar dan lebih detail secara substansi
jika dibandingkan percampuran negara lainnya. Dengan alasan tersebut, FASBdan SEC
mempertimbangkan untuk menggerakkan GAAP AS dari standar berdasarkan aturan
terhadap standar berdasarkan prinsip.

FASB belum serius memasuki dunia internasional hingga 1990-an. Pada tahun 1991,FASB
mengmbangkan strategi rencana pertama untuk aktivitas internasional. Pada ktahun 1994,
FASB menambahkan promosi mengenai perbandingan internasional dalam pernyataan
misinya. FASB sekarang merupakan anggota internasional yang kooperatif, berkomitmen
untuk fokus pada GAAP AS dan IFRS. Pada tahun 2002, FASB dan IASB berkomitmen
mereka untuk menyatukan tujuan dengan menandatangani yang disebut Norwalk Agreement
(Persetujuan Norwalk). Dengan persetujuan tersebut, kedua dewan berjanji untuk
menghilangkan perbedaan yang muncul antara standartisasi mereka serta
mengekoordinasikan agenda pengaturan standartisasi sehingga permasalahan utama yanng
muncul dapat diselesaikan bersama. Komitmen untuk menyatukan yujuan tersebut ditegaskan
kembali pada tahun 2005, dengan beberapa tujuan yang akan dicapai tahun 2008.

Sarbanes-Oxley Act memiliki dasar hukum pada tahun 2002, yang secara signifikan
memperluas persyaratan AS dalam perusahaan pemerintah, penjelasan dan laporan, serta
regulasi audit profesi. Diantara semuanya yang paling penting adalah pembentukan PCAOB
yaitu sebuah organisasi non profit yang diawasi langsung oleh SEC. PCAOB memiliki
tanggung jawab sebagai berikut:
 Menetapkan audit, pengendalian kualitas, etika, kemandirian, dan standartisasi
lainnya yang berhubungan dengan persiapan untuk laporan audit perusahaan agar
aman diketahui publik.
 Mengawasi subjek audit perusahaan publik terhadap keamanan hukum.
 Memeriksa akuntansi firma publik yang telah terdaftar.
 Mendukung akuntansi firma publik, serta memberikan kasus kepada SEC atau badan
lain untuk menginvestigasi lebih lanjut dari AICPA.

Sebelumnya, AICPA telah mengeluarkan standartisasi audit, yang bertanggung jawab


terhadap Kode Etik Professional serta kedisiplinan auditor. PCAOB secara efektif berasumsi
bahwa tanggung jawab itu muncul dari AICPA.

Sarbanes-Oxley Act dilewatkan setelah terdapat beberapa skandal akuntansi dan perusahaan
seperti Enron dan WorldCom. Permasalahan tersebut membatasi pelayanan dimana firma
yang melakukan audit dapat melakukan penawaran padaklien dan auditor yang berwenang
untuk layanan non-audit (termasuk tipe layanan konsultasi) untuk mengaudit klien. Hal
tersebut juga membutuhkan pemberhentian rotasi rekanan audit setiap 5 tahun. Oleh karena
itu, laporan audit terdiri atas dua laporan yaitu laporan keuangan dan pengendalian internal.

Laporan Keuangan

Tipe laporan tahunan pada perusahaan besar di AS memiliki beberapa komponen dibawah
ini:

 Laporan manajemen
 Laporan auditor independen
 Laporan keuangan primer (laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, laba rugi
komprehensif, perubahan ekuitas pemegang saham)
 Diskusi manajemen dan analisis hasil operasional dan kondisi keuangan
 Penjelasan mengenai kebijakan akuntansi dengan dampak yang paling kritis pada
laporan keuangan
 Catatan atas laporan keuangan
 Perbandingan data keuangan selama lima atau sepuluh tahun
 Data triwulan terpilih
Penggabungan laporan keuangan juga dibutuhkan, dan laporan keuangan AS yang
dipublikasikan biasanya tidak berisi laporan parent-company-only (induk perusahaan saja).
Peraturan penggabungan tersebut membutuhkan penggabungan seluruh anak perusahaan
yang telah terkontrol. Laporan semacam ini biasanya hanya berisi laporan singkat saja,
laporan keuangan yang belum diaudit serta ringkasan laporan manajemen

Kesimpulan
Bahwa dalam perkembangannya suatu sistem akuntansi selalu mengalami perubahan dan
pertambahan baik isi maupun fungsi suatu standart akuntansi yang ada di Indonesia sendiri
perkembangan akuntansi sudah dimulai sejak era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003)
atau sekitar tahun 1642. Hal tersebut bermula saat waktu Indonesia merdeka, ada satu orang
akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo baru menyelesaikan
pendidikan akuntannya di negeri Belanda pada tahun 1956. Akuntan Indonesia pertama yang
merupakan lulusan dalam negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong
Djoe, dan Go Tien Siem. Mereka lulus pada pertengahan tahun 1957, keempat akuntan ini
bersama dengan Prof. Soemardjo memprakarsai berdirinya perkumpulan Akuntan Indonesia.
Sedangkan perkembangan yang terjadi di Amerika ini terjadi terdiri atas beberapa fase
kontribusi manajemen, fase kontribusi intitusi, fase kontribusi profesional, dan fase politisasi
hingga sekarang ini. Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa akuntansi itu akan terus
berkembang menyesuaikan dengan keadaan suatu negara yang menggunakan sistem
akuntansi.

Referensi
S.R. Soemarso. (1995). Akuntansi Sebagai Pengantar. Edisi Keempat, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Rosser, J. Barkley, Jr., Kramer, Kirby L, Jr., and Rosser, Marina V. (1999). The New
Traditional Economy: A New Perspective for Comparative Economics? International Journal
of Social Economics.
http://ademuhammad7.blogspot.co.id/2014/10/sejarah-akuntansi.html

Anda mungkin juga menyukai