Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Bukti Audit”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran
Dosen Pembimbing:
Nur Ika Mauliyah,M.ak.

Disusun Oleh Kelompok 7:


1. Putri Anggraini Puspita Dewi (E20193165)
2. Kifliyatun Hasanah (E20193157)
3. Aji Gunawan Abdillah (E20193169)
4. Siti Mardhiyah (E20193171)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER


(2021)

Jl. Matarm No. 1 Karang Miuwo. Mangli , kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember Jawa
Timur 68136
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurah limpahkan kepada
nabi kita, Yakni Nabi Muhammad SAW, yang membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang yakni agama islam.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas dari matakuliah
Pengauditan yang dibimbing oleh Ibu Nur Ika Mauliyah,M.Ak. sehubungan dengan
tersusunnya makalah ini kami ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersusun dengan
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin...

Jember, 6 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Cover ...............................................................................................................
Kata Pengantar ..............................................................................................
Daftra Isi .........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
A. Hakekat Bukti Audit .......................................................................
B. Keputusan Bahan Bukti Audit ........................................................
C. Tujuan Bukti Audit .........................................................................
D. Jenis – jenis Bahan Bukti Audit.......................................................
E. Jenis – jenis Bukti Audit..................................................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena
itu auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar
kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk
menghindar dari tuntutan pihak – pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila
pendapat yang diberikannya tidak pantas. Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti
dokumenter) juga penting bagi auditor.

Namun, dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam organisasi
klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak adanya
pengecekan dari pihak luar yang bebas. Dalam makalah ini berbagai tipe bukti audit yang
dikumpulkan oleh auditor selama auditnya dan berbagai faktor yang harus diperhatikan
oleh auditor dalam pengumpulan bukti audit. Makalah ini diakhiri dengan pembahasan
berbagai pengambilan keputusan yang harus dilakukan oleh auditor dalam proses
pengumpulan bukti audit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakekat Bukti Audit ?
2. Mengetahui keputusan bahan bukti Audit ?
3. mengetahui tujuan bukti Audit ?
4. mengetahui jenis – jenis bahan bukti Audit ?
5. mengetahui jenis – jenis bukti Audit ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakekat bukti Audit
2. Untuk mengetahui keputusan bahan bukti Audit
3. Untuk mengetahui tujuan bukti Audit
4. Untuk mengetahui jenis – jenis bahan bukti Audit
5. Untuk mengetahui jenis – jenis bukti Audit

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat bukti Audit

Keputusan utama yang harus ditetapkan oleh auditor adalah menyangkut banyaknya
bukti pendukung yang memadai untuk dikumpulkan, agar auditor merasa yakin
bahwasannya unsur-unsur laporan keuangan dan semua laporan lainnya dari klien dibuat
sewajarnya. Pertimbangan ini penting karena tingginya biaya pemeriksaan dan penilaian
seluruh bukti yang tersedia.

Sebagai dasar menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, auditor


mengumpulkan bukti audit. Meskipun secara akuntansi menyediakan bukti audit yang
cukup untuk mendukung pendapat auditor, namun catatan tersebut bukan merupakan
satu-satunya bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor. Bahwasannya auditor juga
mengumpulkan bukti audit dengan melakukan pengmatan langsung terhadap
penghitungan fisik sediaan, mengjukan permintaan keterangan dan mendapatkan bukti
dari berbagai sumber dari luar perusahaan klien.

Adapun pengertian dari bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-
angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan
oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang
mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat
(corroborating information) yang tersedia bagi auditor.

B. Keputusan bahan bukti Audit

Keputusan auditor mengenai bukti pendukung audit dapat dipisahkan menjadi empat
golongan, yaitu sebagai berikut :

 Produser Audit mana yang akan di gunakan.


 Jumlah sampel yang akan di pilih untk suatu produser tertentu .
 Item (transaksi) mana yang akan di pilih dari keseluruhan data/populasi.
 Kapan prosedur – prosedur itu akan di laksanakan.

Prosedur Audit. Prosedur audit adalah petunjuk terinci mengenai pengumpulan jenis
bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada suatu saat selama proses audit. Contoh,
bukti seperti penghitungan fisik pesediaan, perbandingan antara cek-cek yang telah
diuangkan dengan pengeluaran kas, ayat-ayat jurnal dan perincian dikumen pengiriman
yang semuanya dikumpulkan dengan menggunakan prosedur audit.Dalam merancang
prosedur audit, biasanya perlu perumusan dengan menggunakan istilah-istilah yang
cukup jelas agar prosedur tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pelaksanaan
audit

Ukuran sample.Setelah prosedur audit dipilih, adalah mungkin bagi auditor untuk
mengubah ukuran sampel dari satu sampai seluruh bagian populasi yang sedang diuji.
Dalam prosedur audit, misalkan terdapat 6.000 cek yang tercatat dalam jurnal
pengeluaran kas. Auditor dapat memilih ukuran sampel sebanyak 200 untuk
dibandingkan dengan jurnal pengeluaran kas. Kemudian, auditor harus membuat
keputusan tentang berapa banyak item yang harus diuji untuk setiap prosedur audit.
Adapun ukuran sampel untuk suatu prosedur dapat berubah-ubah dari satu audit ke audit
lainnya.

Item- item yang di pilih. Sesudah ukursn sampel ditentukan untuk suatu prosedur audit
tertentu, maka masih perlu diputuskan item-item tertentu yang harus diperiksa. Misalnya,
jika auditor memilih 200 cek yang dibatalkan dari populasi 6.600 sebagai perbandingan
dengan jurnal pengeluaran kas, berbagai metode yang berbeda dapat digunakan untuk
memilih cek-cek tertentu yang akan diperiksa. Auditor dapat (1) memilih satu minggu
dan memilih 200 cek pertama; (2) memilih 200 cek dengan jumlah yang terbesar; (3)
memilih cek-cek secara acak; atau (4) memilih cek-cek yang menurut pendapat auditor
mengandung kekeliruan. Atau menggunakan kombinas dari metode-metode yang sudah
dijelaskan di atas.

Pengaturan waktu (triming).Audit laporan keuangan biasanya meliputi jangka waktu


misalnya satu tahun, dan audit tersebut biasanya akan diselesaikan sampai lewat
beberapa minggu atau beberapa bulan setelah akhit periode. Pengaturan waktu peosedur
audit dapat berkisar dari awal periode akuntan yang panjang sampai periode itu berakhir.
Dalam mengaudit laporan keuangan, biasanya klien menginginkan agar audit
diselesaikan satu samapai tiga bulan setelah akhir tahun.

Program Audit.Uraian terperinci mengenai hasil-hasil dari keempat golongan keputusan


dengan bukti audit tertentu disebut program audit. Program audit selalu memuat daftar
prosedut audit. Biasanya dinyatakan juga ukuran sampel, item-item tertentu yang dipilih
dan pengaturan waktu pengujian. Lazimnya, terdapat bagian program audit untuk setiap
komponen audit. Oelh sebab itu, akan terdapat bagian program audit untuk piutang
usaha, untuk penjualan dan lainnya.

C. Tujuan Bukti Audit

Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk meyatakan pendapat apakah
laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Sebab, kewajaran laporan
keuangan sangatlah ditentukan integritas berbagai asersi manajmen yang terkandung
dalam laporan keuangan, maka hubungan antara asersi manajemen dengan tujuan umum
audit dapat digambarkan pada bagan dibawah ini :

Asersi Mnaajemen Tujuan Umum Audit

Keberadaaan atau keterjadian Aktiva dan kewajiban entitas ada pada


tanggal tertentu dan transaksi
pendapatan serta biaya terjadi dalam
periode tertentu.

Kelengkaoan Semua transaksi dan akun yang


seharusnya telah disajikan dalam
laporaan keuangan.

Hak dan kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan utang


adalah kewajiban entitas pada tanggal
tertentu.

Penilaian dan alokasi Komponen aktiva, kewajiban,


pendapatan dan biaya telah disajikan
dalam laporan keuangan pada jumlah
yang semestinya.

Penyajian dan pengungkapan Komponen tertentu laporan keuangan


telah digolongkan, digambarkan dan
ditungkan secara semestinya.

D. Jenis – jenis bahan bukti Audit

Dalam memutuskan prosedur audit aman yang akan digunakan, ada tujuh kategori umum
bukti audit yang dapat dipilih oleh auditor. Kategori ini yang disebut juga jenis, yaitu
sebagai berikut :

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan atau perhitungan oleh dihubungkan dengan


persediaan dan kas, tetapi dapat juga ditetapkan dalam verifikasi surat-surat berharga,
wesel tagihan dan aktifa tetap berwujud. Pemeriksaan fisik yang merupakan cara
langsung untuk menguji apakh aktiva memang benar-benar ada, biasanya dipandang
sebagai salah satu jenis bukti audit yang paling dapat dipercaya dan berguna.
Umumnya, pemeriksaan fisik merupakan cara obyektif untuk mengecek kuantitas
maupun keterangan ,engenai aktiva. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan fisik juga
merupakan metode yang bermanfaat untuk mengevaluasi kondisi atau kualitas aktiva.
Akan tetapi, pemeriksaan fisik bukan merupakan bukti yang cukup untuk menguji
bahwa aktiva yang benar-benar dimiliki oleh kalien, dan dalam banyak kasus auditor
tidak mampu meniali faktor-faktor kualitatif, seperti masalah keusangan atau keaslian.
Penilaian yang wajar untuk tujuan laporan kuangan biasanya juga tidak dapat
ditetapkan dengan pemerikasan fisik.

2. Konfirmasi

Konfirmasi adalah penerimaan jawaban tertulis dari pihak ketiga yang independen,
yang menguji ketetapan informasi yang diminta auditor. Karena konfirmasi datang
dari sumber yang independen dan klien, konfirmasi ini sayang dihargai dan
merupakan jenis bukti yang seringkali digunakan. Namun, konfirmasi akan menelan
biaya dan dapat menyulitkan/mengganggu bagi orang yang diminta untuk
memberikannya. Karena itu, konfirmasi tidak selalu digunakan dalam setiap
kesempatan meskipun dapat dilakukan.
3. Dokumentasi

Dokumentasi atau yang sering disebut vouching adalah pemeriksaan auditor atas
dokumen-dokumen dan catatan-catatan klien untuk melengkapi/membuktikan
informasi yang dicantumkan atau harus dicantumkan dalam laporan keuangan.
Dokumen yang diperiksa oleh auditor adalah catatan yang digunakan klien untuk
mengumpulkan informasi dalam pengelolaan usahanya secara terorganisir. Karena
setiap transaksi dalam perusahaan, klien biasanya didukung oleh paling sedikit satu
dokumen dan akan ada banyak jenis bukti semacam ini yang tersedia.

4. Observasi

Observasi adalah penggunaan indera untuk menilai kegiatan-kegiatan tertentu. Selama


proses audit berjalan terdapat banyak kesempatan untuk menggunakan penglihatan,
pendengaran, perasaan dan penciuman untuk menilai berbagai macam hal.

5. Pertanyaan terhadap klien

Pertanyaan adalah usaha untuk memperoleh informasi tertulis atau lisan dari klien
sebagai jawaban atas pertanyaan auditor. Meskipun banyak bukti diperoleh dari klien
melalui pertanyaan, namun bukti tersebut biasanya tidak dapat dianggap meyakinkan
karena sumbernya tidak independen dan dapat besifat berat sebelah, yaitu
menguntungkan klien.

6. Ketetapan mekanis

Pengujian ketepatan mekanis menyangkut penelitian kembali terhadap sampel


perhitungan dan pemindahan informasi yang dibuat oleh klien selama periode yang
diaudit. Penelitian mencakup prosedur seperti pengalihan kembali faktur penjuaan dan
penjualan, penjumlahan angka-angka jurnal dan buku tambahan serta penegcekan
kalkulasi beban penyusutan dan beban yang dibayar di muka.

7. Prosedur analisis

Prosedur analitis menggunakan berbagai perbandingan dan hubungan untuk


menentukan apakah saldo-saldo perkiraan tampak wajar. Perhitungan auditor sendiri
umumnya merupkan informasi yang dipakai untuk prosedur analitis, prosedur analitis
harus dilaksanakan pada tahap awal audit untuk membantu memutuskan perkiraan-
perkiraan mana yang tidak membutuhkan verifikasi lanjut, di mana bukti lain dapat
dikurangi dan bidang audit mana yang harus diselidiki lebih teliti.

E. Jenis – jenis bukti Audit

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka ataupun informasi
lainnya yang terjadi dalam bentuk laporan keuangan.  Sehingga auditor bisa
menggunakannya untuk menyatakan pendapat utama mereka. Bukti audit bersifat vital
karena bisa mendukung laporan keuangan yang diterima dari data akuntansi dan semua
informasi penguat untuk bisa dikerjakan oleh para auditor.

Sedangkan untuk beberapa pengertian lainnya, bukti audit mencakup berbagai


informasi yang snagat persuasif misalnya perhitungan atas sekuritas yang
diperjualbelikan ataupun respons atas pertanyaan dari karyawan klien tersebut.
Penggunaan bukti merupakan hal yang umum dilakukan oleh ilmuwan, pengacara
maupun ahli sejarah. Dalam bukti audit haruslah berkaitan dengan kuantitas bukti audit
dan kecukupan bukti, dimana beberapa faktor bisa meliputi kecukupan bukti yaitu
materialitas.

Selain itu ada resiko audit, dimana resiko tersebut ada hubungan terbalik dengan
jumlah bukti yang diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan.
Kemudian ada ukuran dan karakteristik populasi yang bisa mempengaruhi kecukupan
bukti. 

Bukti dianggap semakin efektif jika semakin besar jaminan yang diberikan mengenai
keandalan data akuntansi serta laporan keuangannya. Pengetahuan auditor secara pribadi
dan landsung yang diperoleh melalui berbagai cara bersifat menyimpulkan dibanding
dengan yang memperoleh secara tidak langsung.

Jenis Bukti Audit

Mengingat jenis bukti audit bisa membantu dalam berbagai kegiatan auditing. Adapun
beberapa jenis-jenis yang termasuk kedalam bukti audit dan dinyatakan sangat penting,
diantaranya :
1. Bukti Fisik

Bukti fisik merupakan bukti yang akan diperoleh oleh auditor secara langsung dengan
melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit itu sendiri. Misalnya, pemeriksaan
fisik persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini merupakan salah satu bukti
yang mungkin paling akurat di dalam auditing. Sehingga jika anda memiliki bukti
fisik. Maka tidak heran jika anda tidak perlu khawatir apabila memiliki bukti fisik.

2. Bukti Matematis

Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan


langsung, contohnya saja footing untuk penjumlahan vertikal dan cross footing untuk
penjumlahan baik secara horizontal ataupun sebaliknya. Bukti matematis ini mungkin
perlu proses untuk mendapatkannya. Bukti ini bersifat kuantitatif dan juga sesuai
namanya yaitu matematis. Adanya bukti ini memperjelas apakah pekerjaan klien anda
teliti atau tidak dalam pembuatan jurnal.

3. Bukti Perbandingan

Bukti perbandingan biasa disebut dengan bukti rasio, dimana bukti ini digunakan oleh
auditor untuk menghitung rasio likuiditas, profitbilitas solvabilitas, quick ratio dan hal
lainnya.

4. Bukti Dokumenter

Di jaman yang serba canggih seperti ini rasanya agak aneh jika tidak memiliki bukti
dokumenter. Terlepas dari kegiatan yang tidak terlalu penting layaknya auditing saja
memiliki bukti dokumenter. Apalagi mereka yang masuk ke dalam lingkup audit,
selain pencatatan manual.

Dalam bukti dokumenter sendiri terbagi menjadi beberapa bagian diantarnya, bukti
yang dibuat oleh pihak luar dan dikirimkan langsung kepada tim auditor. Selain itu
bukti yang sudah dibuat pihak luar namun dikirim kepada auditor melalui kliennya.
Terakir yakni bukti yang dibuat dan disimpan oleh klien saja. Bukti yang pertama
memiliki kredibilitas sangat tinggi dibanding bukti dokumenter lainnya.
5. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi adalah sumber data yang bisa digunakan oleh auditor sebagai bukti
audit. Dimana, catatan ini merupakan hasil kerja yang telah dibuat oleh para akuntan.
Sumber data yang dimaksud merupakan dasar pembuatan laporan keuangan layaknya
jurnal, dan sejenisnya.

Karena itulah catatan akuntansi dipergunakan untuk bukti yang bisa mendukung
kegiatan auditing. Terutama karena catatan merupakan sistem yang sudah pasti
dilakukan semua akuntan dimanapun.

6. Bukti Pengendalian Internal

Bukti pengendalian internal adalah bukti yang paling kuat ketika melaksanakan audit.
Mengapa kuat ? karena kuat atau lemahnya pengendalian internalah seorang auditor
bisa mendapatkan banyak bukti yang bisa dikumpulkan olehnya. Contohnya, bila
resiko pengendalian internal cukup tinggi hal ni berarti resiko audit yang
direncanakan harusnya rendah. Dengan judul pengendalian cukup menjelaskan bahwa
kegiatan dan bukti ini cukup sulit.

7. Bukti Surat

Bukti surat atau biasa disebut surat pernyataan tertulis merupakan surat yang telah
ditandatangani seorang individu yang bisa bertanggungjawab dan berpengetahuan
mengenai kondisi atau kejadian tertentu, dimana bukti tertulis bisa didapat dari
manajemen ataupun sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis dan juga jurnal
akuntan.

Bukti tertulis merupakan bukti yang sampai saat ini masih akurat dan diperhitungkan
kebutuhannya. Surat pernyataan konsultan hukum klien, ahli teknik yang berkaitan
dengan kegiatan teknik operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal
dari pihak ketiga. Bukti tertulis juga dibuat oleh manajemen bisa berasal dari
organisasi klien tersebut.

8. Bukti Lisan atau Wawancara

Bukti lisan atau wawancara merupakan bukti selanjutnya adalah hal audit. Auditor
dalam melaksanakan tugasnya banyak sekali berhubungan dengan manusia, sehingga
ia memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara lisan dan dalam bentuk
wawancara. Masalah dapat ditanyakan langsung pada pihak terkait meliputi kebijakan
akuntansi, lokasi dokumen serta adanya pelaksanaan yang tidak wajar terjadi. Hal ini
akan lebih valid jika auditor tetap melangsungkan wawancara demi mendapat jawaban
dan bukti lisan.

9. Bukti Konfirmasi

Bukti konfirmasi merupakan salah satu proses untuk memperoleh dan menilai suati
komunikasi langsung dari pihak ketiga atas jawaban permintaan informasi tentang
unsur tertentu. Hal ini mungkin sangat tinggi reliabilitasnya karena berisikan
informasi dari pihak ketiga langsung baik tulis maupun lisan.

Dalam konfirmasi sendiri ada yang memiliki nilai positif seperti halnya persetujuan,
konfirmasi negatif atau mereka yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap
informasi yang telah ditanyakan. Lalu terakhir adalah blank confirmation, dimana
konfirmasi yang respondenya diminta untuk memberikan informasi lain atau jawaban
atas suatu hal yang sedang ditanyakan.

10. Bukti Analitik

Bukti analitik hampir serupa dengan bukti perandingan, karena bukti analitik
meliputi juga perbandingan atas pos tertentu antara laporan keuangan tahun berjalan
dengan tahun yang sudah lewat. Dalam perusahaan terutama, tahun sebelumnyapun
masih menjadi dasar dan acuan untuk pertimbangan. Bukti ini dikumpulkan pada
awal audit untuk menentukan objek pemeriksaan yang memerlukan pemeriksaan
mendalam.

11. Bukti Keterangan

Permintaan keterangan dalam sebuah prosedur audit merupakan hal yang wajar,
dimana hal ini dilakukan oleh auditor terhadap objek yang sudah dianggap memiliki
informasi. Selain itu bukti keterangan ini didasarkan pada adanya auditor yang
memastikan buktinya pada para klien.
12. Bukti Penelusuran

Penelusuran dibutuhkan oleh para auditor mengingat terkadang pengumpulan bukti


dilakukan oleh auditor baik menggunakan dokumen ke catatan akuntansi ataupun
sebaliknya. Bukti penelusuran ini memudahkan para auditor dalam menemukan jenis
bukti audit lain.

13. Bukti Observasi

Bukti pengamatan merupakan salah satu bukti yang juga termasuk kedalam prosedur
audit. Dimana auditor memiliki kesempatan untuk melihat dan menyaksikan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan bukti.

14. Bukti Perhitungan

Prosedur dan bukti perhitungan merupakan salah satu bukti fisik yang terpecah, yang
dilakukan dalam auditing. Auditor akan mendapatkan bukti setelah melakukan
counting, tak jarang mereka bahkan melakukannya sendiri untuk memastikan apakah
hasil pekerjaan benar-benar real atau adanya manipulasi yang tidak diinginkan.

Perhitungan ini sejenis dengan pengujian detail transaksi, hal ini berguna untuk
mendapatkan kebenaran transaksi, ketepatan otoritas transaksi akuntansi klien dan
kebenaran. Jika auditor memiliki keyakinan bahwa transaksi tersebut telah dicatat
dengan tepat maka auditor dapat meyakini bahwa saldo total buku besar tentulah
benar

15. Bukti Inspeksi

Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci, terhadap sebuah dokumen dan kondisi
fisik yang memiliki kaitan serta menghasilakn bukti untuk mendukung laporan
keuangan.Bukti ini dimasukan kedalam bukti dan prosedur dalam audit.

Bukti audit memiliki variasi yang cukup banyak pengaruhnya, sehingga auditor
independen dalam rangka memberikan pendapat mengenai laporan keuangan
auditan. Relevansi, ketepatan waktu serta real atau objektif merupakan bukti audit
yang dibutuhkan dan juga diharapkan Adanya cukup banyak jenis bukti audit ini
menunjukan bahwa keuangan dan laporannya merupakan hal yang harus memiliki
perhatian ekstra, agar tidak terjadi kesalahan dan berujung pada salah paham atau
berimbasnya baik klien, karyawan atau auditor itu sendiri. Agar tidak terjadi hal
yang tidak diharapkan ketika dilakukan auditing.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar
yang layak untuk menyatakan pendapatnya.Kemudian, Keputusan auditor mengenai
bukti pendukung audit dapat dipisahkan menjadi empat golongan, yaitu; (1) Prosedur
audit mana yang akan digunakan; (2) Jumlah sampel yang akan dipilih untuk suatu
prosedur tertentu; (3) Item (transaksi) mana yang akan dipilih dari keseluruhan
data/populasi; dan (4) Kapan prosedur-prosedur itu akan dilaksanakan.

Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk meyatakan pendapat apakah
laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kemudian, dalam memutuskan
prosedur audit aman yang akan digunakan, ada tujuh kategori umum bukti audit yang
dapat dipilih oleh auditor, yaitu; pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, observasi,
pertanyaan terhadap klien, ketepaan mekanis dan prosedur analitis.

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca terutama
pada dosen mata Kuliah, karena di dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa
banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan. Bak kata pepatah ‘tidak ada gading yang
tidak retak’. Oleh karena saran dan kritik sangat diperlukan untuk kemajuan penulis
dalam menulis makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. Auditing. Edisi ke-6 Jakarta : PTSalemba Empat, 2011

http://Nita5211.blogspot.com/2015/01/makalah-bukti-audit_12.html?m=1

https://hellomango.blogspot.com/p/buktiaudit-makalah-diskusi-disusun.html?m=1

https://makalahku05.blogspot.com/2017/06/makalah-auditing-bukti-audit.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai