“Bukti Audit”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran
Dosen Pembimbing:
Nur Ika Mauliyah,M.ak.
Jl. Matarm No. 1 Karang Miuwo. Mangli , kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember Jawa
Timur 68136
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurah limpahkan kepada
nabi kita, Yakni Nabi Muhammad SAW, yang membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang yakni agama islam.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas dari matakuliah
Pengauditan yang dibimbing oleh Ibu Nur Ika Mauliyah,M.Ak. sehubungan dengan
tersusunnya makalah ini kami ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersusun dengan
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin...
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ...............................................................................................................
Kata Pengantar ..............................................................................................
Daftra Isi .........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
A. Hakekat Bukti Audit .......................................................................
B. Keputusan Bahan Bukti Audit ........................................................
C. Tujuan Bukti Audit .........................................................................
D. Jenis – jenis Bahan Bukti Audit.......................................................
E. Jenis – jenis Bukti Audit..................................................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena
itu auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar
kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk
menghindar dari tuntutan pihak – pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila
pendapat yang diberikannya tidak pantas. Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti
dokumenter) juga penting bagi auditor.
Namun, dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam organisasi
klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak adanya
pengecekan dari pihak luar yang bebas. Dalam makalah ini berbagai tipe bukti audit yang
dikumpulkan oleh auditor selama auditnya dan berbagai faktor yang harus diperhatikan
oleh auditor dalam pengumpulan bukti audit. Makalah ini diakhiri dengan pembahasan
berbagai pengambilan keputusan yang harus dilakukan oleh auditor dalam proses
pengumpulan bukti audit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakekat Bukti Audit ?
2. Mengetahui keputusan bahan bukti Audit ?
3. mengetahui tujuan bukti Audit ?
4. mengetahui jenis – jenis bahan bukti Audit ?
5. mengetahui jenis – jenis bukti Audit ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakekat bukti Audit
2. Untuk mengetahui keputusan bahan bukti Audit
3. Untuk mengetahui tujuan bukti Audit
4. Untuk mengetahui jenis – jenis bahan bukti Audit
5. Untuk mengetahui jenis – jenis bukti Audit
BAB II
PEMBAHASAN
Keputusan utama yang harus ditetapkan oleh auditor adalah menyangkut banyaknya
bukti pendukung yang memadai untuk dikumpulkan, agar auditor merasa yakin
bahwasannya unsur-unsur laporan keuangan dan semua laporan lainnya dari klien dibuat
sewajarnya. Pertimbangan ini penting karena tingginya biaya pemeriksaan dan penilaian
seluruh bukti yang tersedia.
Adapun pengertian dari bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-
angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan
oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang
mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat
(corroborating information) yang tersedia bagi auditor.
Keputusan auditor mengenai bukti pendukung audit dapat dipisahkan menjadi empat
golongan, yaitu sebagai berikut :
Prosedur Audit. Prosedur audit adalah petunjuk terinci mengenai pengumpulan jenis
bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada suatu saat selama proses audit. Contoh,
bukti seperti penghitungan fisik pesediaan, perbandingan antara cek-cek yang telah
diuangkan dengan pengeluaran kas, ayat-ayat jurnal dan perincian dikumen pengiriman
yang semuanya dikumpulkan dengan menggunakan prosedur audit.Dalam merancang
prosedur audit, biasanya perlu perumusan dengan menggunakan istilah-istilah yang
cukup jelas agar prosedur tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pelaksanaan
audit
Ukuran sample.Setelah prosedur audit dipilih, adalah mungkin bagi auditor untuk
mengubah ukuran sampel dari satu sampai seluruh bagian populasi yang sedang diuji.
Dalam prosedur audit, misalkan terdapat 6.000 cek yang tercatat dalam jurnal
pengeluaran kas. Auditor dapat memilih ukuran sampel sebanyak 200 untuk
dibandingkan dengan jurnal pengeluaran kas. Kemudian, auditor harus membuat
keputusan tentang berapa banyak item yang harus diuji untuk setiap prosedur audit.
Adapun ukuran sampel untuk suatu prosedur dapat berubah-ubah dari satu audit ke audit
lainnya.
Item- item yang di pilih. Sesudah ukursn sampel ditentukan untuk suatu prosedur audit
tertentu, maka masih perlu diputuskan item-item tertentu yang harus diperiksa. Misalnya,
jika auditor memilih 200 cek yang dibatalkan dari populasi 6.600 sebagai perbandingan
dengan jurnal pengeluaran kas, berbagai metode yang berbeda dapat digunakan untuk
memilih cek-cek tertentu yang akan diperiksa. Auditor dapat (1) memilih satu minggu
dan memilih 200 cek pertama; (2) memilih 200 cek dengan jumlah yang terbesar; (3)
memilih cek-cek secara acak; atau (4) memilih cek-cek yang menurut pendapat auditor
mengandung kekeliruan. Atau menggunakan kombinas dari metode-metode yang sudah
dijelaskan di atas.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk meyatakan pendapat apakah
laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Sebab, kewajaran laporan
keuangan sangatlah ditentukan integritas berbagai asersi manajmen yang terkandung
dalam laporan keuangan, maka hubungan antara asersi manajemen dengan tujuan umum
audit dapat digambarkan pada bagan dibawah ini :
Dalam memutuskan prosedur audit aman yang akan digunakan, ada tujuh kategori umum
bukti audit yang dapat dipilih oleh auditor. Kategori ini yang disebut juga jenis, yaitu
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan fisik
2. Konfirmasi
Konfirmasi adalah penerimaan jawaban tertulis dari pihak ketiga yang independen,
yang menguji ketetapan informasi yang diminta auditor. Karena konfirmasi datang
dari sumber yang independen dan klien, konfirmasi ini sayang dihargai dan
merupakan jenis bukti yang seringkali digunakan. Namun, konfirmasi akan menelan
biaya dan dapat menyulitkan/mengganggu bagi orang yang diminta untuk
memberikannya. Karena itu, konfirmasi tidak selalu digunakan dalam setiap
kesempatan meskipun dapat dilakukan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi atau yang sering disebut vouching adalah pemeriksaan auditor atas
dokumen-dokumen dan catatan-catatan klien untuk melengkapi/membuktikan
informasi yang dicantumkan atau harus dicantumkan dalam laporan keuangan.
Dokumen yang diperiksa oleh auditor adalah catatan yang digunakan klien untuk
mengumpulkan informasi dalam pengelolaan usahanya secara terorganisir. Karena
setiap transaksi dalam perusahaan, klien biasanya didukung oleh paling sedikit satu
dokumen dan akan ada banyak jenis bukti semacam ini yang tersedia.
4. Observasi
Pertanyaan adalah usaha untuk memperoleh informasi tertulis atau lisan dari klien
sebagai jawaban atas pertanyaan auditor. Meskipun banyak bukti diperoleh dari klien
melalui pertanyaan, namun bukti tersebut biasanya tidak dapat dianggap meyakinkan
karena sumbernya tidak independen dan dapat besifat berat sebelah, yaitu
menguntungkan klien.
6. Ketetapan mekanis
7. Prosedur analisis
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka ataupun informasi
lainnya yang terjadi dalam bentuk laporan keuangan. Sehingga auditor bisa
menggunakannya untuk menyatakan pendapat utama mereka. Bukti audit bersifat vital
karena bisa mendukung laporan keuangan yang diterima dari data akuntansi dan semua
informasi penguat untuk bisa dikerjakan oleh para auditor.
Selain itu ada resiko audit, dimana resiko tersebut ada hubungan terbalik dengan
jumlah bukti yang diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan.
Kemudian ada ukuran dan karakteristik populasi yang bisa mempengaruhi kecukupan
bukti.
Bukti dianggap semakin efektif jika semakin besar jaminan yang diberikan mengenai
keandalan data akuntansi serta laporan keuangannya. Pengetahuan auditor secara pribadi
dan landsung yang diperoleh melalui berbagai cara bersifat menyimpulkan dibanding
dengan yang memperoleh secara tidak langsung.
Mengingat jenis bukti audit bisa membantu dalam berbagai kegiatan auditing. Adapun
beberapa jenis-jenis yang termasuk kedalam bukti audit dan dinyatakan sangat penting,
diantaranya :
1. Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang akan diperoleh oleh auditor secara langsung dengan
melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit itu sendiri. Misalnya, pemeriksaan
fisik persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini merupakan salah satu bukti
yang mungkin paling akurat di dalam auditing. Sehingga jika anda memiliki bukti
fisik. Maka tidak heran jika anda tidak perlu khawatir apabila memiliki bukti fisik.
2. Bukti Matematis
3. Bukti Perbandingan
Bukti perbandingan biasa disebut dengan bukti rasio, dimana bukti ini digunakan oleh
auditor untuk menghitung rasio likuiditas, profitbilitas solvabilitas, quick ratio dan hal
lainnya.
4. Bukti Dokumenter
Di jaman yang serba canggih seperti ini rasanya agak aneh jika tidak memiliki bukti
dokumenter. Terlepas dari kegiatan yang tidak terlalu penting layaknya auditing saja
memiliki bukti dokumenter. Apalagi mereka yang masuk ke dalam lingkup audit,
selain pencatatan manual.
Dalam bukti dokumenter sendiri terbagi menjadi beberapa bagian diantarnya, bukti
yang dibuat oleh pihak luar dan dikirimkan langsung kepada tim auditor. Selain itu
bukti yang sudah dibuat pihak luar namun dikirim kepada auditor melalui kliennya.
Terakir yakni bukti yang dibuat dan disimpan oleh klien saja. Bukti yang pertama
memiliki kredibilitas sangat tinggi dibanding bukti dokumenter lainnya.
5. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi adalah sumber data yang bisa digunakan oleh auditor sebagai bukti
audit. Dimana, catatan ini merupakan hasil kerja yang telah dibuat oleh para akuntan.
Sumber data yang dimaksud merupakan dasar pembuatan laporan keuangan layaknya
jurnal, dan sejenisnya.
Karena itulah catatan akuntansi dipergunakan untuk bukti yang bisa mendukung
kegiatan auditing. Terutama karena catatan merupakan sistem yang sudah pasti
dilakukan semua akuntan dimanapun.
Bukti pengendalian internal adalah bukti yang paling kuat ketika melaksanakan audit.
Mengapa kuat ? karena kuat atau lemahnya pengendalian internalah seorang auditor
bisa mendapatkan banyak bukti yang bisa dikumpulkan olehnya. Contohnya, bila
resiko pengendalian internal cukup tinggi hal ni berarti resiko audit yang
direncanakan harusnya rendah. Dengan judul pengendalian cukup menjelaskan bahwa
kegiatan dan bukti ini cukup sulit.
7. Bukti Surat
Bukti surat atau biasa disebut surat pernyataan tertulis merupakan surat yang telah
ditandatangani seorang individu yang bisa bertanggungjawab dan berpengetahuan
mengenai kondisi atau kejadian tertentu, dimana bukti tertulis bisa didapat dari
manajemen ataupun sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis dan juga jurnal
akuntan.
Bukti tertulis merupakan bukti yang sampai saat ini masih akurat dan diperhitungkan
kebutuhannya. Surat pernyataan konsultan hukum klien, ahli teknik yang berkaitan
dengan kegiatan teknik operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal
dari pihak ketiga. Bukti tertulis juga dibuat oleh manajemen bisa berasal dari
organisasi klien tersebut.
Bukti lisan atau wawancara merupakan bukti selanjutnya adalah hal audit. Auditor
dalam melaksanakan tugasnya banyak sekali berhubungan dengan manusia, sehingga
ia memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara lisan dan dalam bentuk
wawancara. Masalah dapat ditanyakan langsung pada pihak terkait meliputi kebijakan
akuntansi, lokasi dokumen serta adanya pelaksanaan yang tidak wajar terjadi. Hal ini
akan lebih valid jika auditor tetap melangsungkan wawancara demi mendapat jawaban
dan bukti lisan.
9. Bukti Konfirmasi
Bukti konfirmasi merupakan salah satu proses untuk memperoleh dan menilai suati
komunikasi langsung dari pihak ketiga atas jawaban permintaan informasi tentang
unsur tertentu. Hal ini mungkin sangat tinggi reliabilitasnya karena berisikan
informasi dari pihak ketiga langsung baik tulis maupun lisan.
Dalam konfirmasi sendiri ada yang memiliki nilai positif seperti halnya persetujuan,
konfirmasi negatif atau mereka yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap
informasi yang telah ditanyakan. Lalu terakhir adalah blank confirmation, dimana
konfirmasi yang respondenya diminta untuk memberikan informasi lain atau jawaban
atas suatu hal yang sedang ditanyakan.
Bukti analitik hampir serupa dengan bukti perandingan, karena bukti analitik
meliputi juga perbandingan atas pos tertentu antara laporan keuangan tahun berjalan
dengan tahun yang sudah lewat. Dalam perusahaan terutama, tahun sebelumnyapun
masih menjadi dasar dan acuan untuk pertimbangan. Bukti ini dikumpulkan pada
awal audit untuk menentukan objek pemeriksaan yang memerlukan pemeriksaan
mendalam.
Permintaan keterangan dalam sebuah prosedur audit merupakan hal yang wajar,
dimana hal ini dilakukan oleh auditor terhadap objek yang sudah dianggap memiliki
informasi. Selain itu bukti keterangan ini didasarkan pada adanya auditor yang
memastikan buktinya pada para klien.
12. Bukti Penelusuran
Bukti pengamatan merupakan salah satu bukti yang juga termasuk kedalam prosedur
audit. Dimana auditor memiliki kesempatan untuk melihat dan menyaksikan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan bukti.
Prosedur dan bukti perhitungan merupakan salah satu bukti fisik yang terpecah, yang
dilakukan dalam auditing. Auditor akan mendapatkan bukti setelah melakukan
counting, tak jarang mereka bahkan melakukannya sendiri untuk memastikan apakah
hasil pekerjaan benar-benar real atau adanya manipulasi yang tidak diinginkan.
Perhitungan ini sejenis dengan pengujian detail transaksi, hal ini berguna untuk
mendapatkan kebenaran transaksi, ketepatan otoritas transaksi akuntansi klien dan
kebenaran. Jika auditor memiliki keyakinan bahwa transaksi tersebut telah dicatat
dengan tepat maka auditor dapat meyakini bahwa saldo total buku besar tentulah
benar
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci, terhadap sebuah dokumen dan kondisi
fisik yang memiliki kaitan serta menghasilakn bukti untuk mendukung laporan
keuangan.Bukti ini dimasukan kedalam bukti dan prosedur dalam audit.
Bukti audit memiliki variasi yang cukup banyak pengaruhnya, sehingga auditor
independen dalam rangka memberikan pendapat mengenai laporan keuangan
auditan. Relevansi, ketepatan waktu serta real atau objektif merupakan bukti audit
yang dibutuhkan dan juga diharapkan Adanya cukup banyak jenis bukti audit ini
menunjukan bahwa keuangan dan laporannya merupakan hal yang harus memiliki
perhatian ekstra, agar tidak terjadi kesalahan dan berujung pada salah paham atau
berimbasnya baik klien, karyawan atau auditor itu sendiri. Agar tidak terjadi hal
yang tidak diharapkan ketika dilakukan auditing.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar
yang layak untuk menyatakan pendapatnya.Kemudian, Keputusan auditor mengenai
bukti pendukung audit dapat dipisahkan menjadi empat golongan, yaitu; (1) Prosedur
audit mana yang akan digunakan; (2) Jumlah sampel yang akan dipilih untuk suatu
prosedur tertentu; (3) Item (transaksi) mana yang akan dipilih dari keseluruhan
data/populasi; dan (4) Kapan prosedur-prosedur itu akan dilaksanakan.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk meyatakan pendapat apakah
laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kemudian, dalam memutuskan
prosedur audit aman yang akan digunakan, ada tujuh kategori umum bukti audit yang
dapat dipilih oleh auditor, yaitu; pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, observasi,
pertanyaan terhadap klien, ketepaan mekanis dan prosedur analitis.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca terutama
pada dosen mata Kuliah, karena di dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa
banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan. Bak kata pepatah ‘tidak ada gading yang
tidak retak’. Oleh karena saran dan kritik sangat diperlukan untuk kemajuan penulis
dalam menulis makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://Nita5211.blogspot.com/2015/01/makalah-bukti-audit_12.html?m=1
https://hellomango.blogspot.com/p/buktiaudit-makalah-diskusi-disusun.html?m=1
https://makalahku05.blogspot.com/2017/06/makalah-auditing-bukti-audit.html?m=1