Anda di halaman 1dari 13

AUDIT SAMPLING

Dosen Pengampu:

Ulfa Nurhayani, S.E., M.Si/ Se., M.Pd/ Rini Herlina, M.Si,Ak,CA

Oleh : Kelompok 4

Fauziah panggabean (7193342005)

Essi Simatupang (7193342020)

Suhairo Nasuha (7193342027)

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
Kata Pengantar
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul”AUDIT SAMPLING”. Tugas ini dibuat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu “ Pemeriksaan Akuntansi”

Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kita semua khususnya dalam hal Pemeriksaan Akutansi. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih
terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman kami yang belum seberapa.

Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas perhatian nya kami mengucapkan
Terimakasih.

Medan, 10 November 2021

Kelompok 4

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1

B. Permasalahan ....................................................................................1

C. Tujuan Pembelajaran ..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................2

Pengertian Audit Dan Bukti Audit...........................................................2

Audit Sampling......................................................................................4

Studi Kasus............................................................................................ 9

BAB III KESIMPULAN ...........................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit merupakan proses sistematis mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif
sehubungan dengan asersi atas tindakan dan peristiwa ekenomi untuk memastikan tingkat kesesuaian
antara asersi-asersi tersebut dan menetapkan kriteria serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Dalam menyampaikan opini, auditor harus mendapatkan bukti yang cukup.
Sebagaimana yang dicantumkan dalam standar audit pekerjaan lapangan yang ketiga yaitu bukti audit
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit. Makna cukup menunjukkan tidak semua bukti audit harus dikumpulkan, melainkan dapat
menggunakan sebagian bukti audit yang disebut dengan sampel.

Sampling merupakan prosedur yang umum digunakan oleh auditor. IAI melalui Standar Profesional
Akuntan Publik Seksi 350 mendefinisikan sampling sebagai penerapan prosedur audit terhadap unsur-
unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk
menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Untuk memperoleh bukti
yang memadai, auditor tidak harus memeriksa seluruh transaksi yang ada. Dalam setiap pemeriksaan
auditor harus mempertimbangkan manfaat dan biaya karena pertimbangan ini kemudian dalam profesi
dikenal secara luas bahwa sebagian besar bukti diperoleh melalui sampel. Untuk menentukan teknik
pengambilan sampel, auditor dapat menggunakan sampling non statistical atau pertimbangan
(nonstatistical or judgement sampling). Dalam hal ini auditor tidak menggunakan teknik statistik untuk
menentukan ukuran sampel, pemilihan sampel dan atau pengukuran risiko sampling pada saat
mengevaluasi hasil sampel. Selain sampel non statistical auditor dapat juga menggunakan sampling
statistik (statistical sampling). Dalam metode ini auditor menggunakan hukum probabilitas untuk
menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel, dengan demikian memungkinkan auditor
untuk menggunakan ukuran sampel yang paling efisien dan mengkuantifikasi hasilnya, sehingga dapat
mengambil kesimpulan yang lebih akurat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah “
Bagaimanakah metode pengambilan sampel audit dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
penggunaan metode sampel audit?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana metode
pengambilan sampel audit dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan metode sampel
audit.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Audit


Setiap badan usaha baik yang bertujuan untuk memaksimalkan laba maupun nirlaba membutuhkan
audit. audit dapat dilakukan oleh auditor eksterna juga oleh auditor internal. Biasanya auditor eksternal
melakukan audit atas laporan keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk menjamin keandalan
laporan keuangan perusahaan tersebut. Sedangkan audit yang dilakukan oleh pihak internal selain
bertujuan untuk menjamin keandalan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan,
audit tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa perusahaan telah melaksanakan peraturan dan
perundangan. Audit internal dapat juga dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
perusahaan. Mengingat penting audit atas asersi suatu entitas, maka audit harus dilaksanakan dengan
menggunakan tahap-tahap yang terstruktur.

2.2 Pengertian Bukti Audit

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan
dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk
menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi
dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor. Tipe bukti audit
dapat dikelompokkan dalam dua golongan yaitu data akuntansi dan informasi penguat. Data akuntansi
terdiri dari pengendalian intern dan catatan akuntansi. Pengendalian intern yang dibentuk dalam setiap
kegiatan perusahaan dapat digunakan untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Kesalahan yang timbul akan segera dan secara otomatis dapat diketahui dengan adanya pengecekan
silang (cross check) dan cara-cara pembuktian (proof) yang dibentuk di dalamnya.

2. 3 Sampling Audit

Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam
suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo
akun atau kelompok transaksi tersebut. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam audit
sampling yaitu non statistical dan statistik. Pada non statistik untuk menentukan ukuran sampel,
pemilihan sampel dan atau pengukuran risiko sampling pada saat mengevaluasi hasil sampel. Sedangkan
sampel statistik (statistical sampling) menggunakan hukum probabilitas untuk menghitung ukuran
sampel dan mengevaluasi hasil sampel, dengan demikian memungkinkan auditor untuk menggunakan
ukuran sampel yang paling efisien dan mengkuantifikasi risiko sampling untuk tujuan mencapai
kesimpulan statistik atas populasi. Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan
pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan. Pelaksanaan dan pengevaluasian bukti sampel.
Menurut Messier, Glover dan Prawitt keuntungan utama dari sampling statistik adalah membantu
auditor dalam (1) merancang ukuran sampel yang efisien, (2) mengukur kecukupan dari bukti yang
diperoleh, dan (3) mengkuantifikasi risiko sampling. Kerugian dari sampling statistik di antaranya adalah
adanya tambahan biaya untuk (1) pelatihan auditor dalam menggunakan tehnik sampling yang
memadai, (2) perancangan dan pelaksanaan penerapan sampling, dan (3) kurangnya konsistensi
penerapan antara tim audit karena kompleksitas dari konsep yang mendasarinya.

 Statistical Sampling Models


Statistical sampling dibagi menjadi dua : attribute sampling dan variabel sampling. Attribute
sampling atau disebut pula proportional sampling digunakan terutama untuk menguji efektivitas
pengendalian intern (dalam pengujian-pengujian), sedangkan variabel sampling digunakan terutama
untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam akun (dalam pengujian substantive).

A. Attribute Sampling Models

Ada tiga model attribute sampling yaitu :

 Fixed-sample-size attribute sampling Model pengambilan sampel ini adalah model yang paling
banyak digunakan dalam audit. pengambilan sampel dengan model ini ditujukan untuk
memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Misalnya, dengan model
ini auditor dapat memperkirakan berapa persen bukti kas keluar (voucher) yang terdapat dalam
populasi tidak dilampiri bukti pendukung yang lengkap.
 Stop or Go Sampling Jika auditor menggunakan fixed sample size attribute sampling, kemungkinan ia
akan terlalu banyak mengambil sampel. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan model attribute
sampling yang lain, yaitu stop or go sampling. Dalam stop or go sampling ini, jika auditor tidak
menemukan adanya penyimpangan atau menemukan jumlah penyimpangan tertentu yang telah
ditetapkan, ia dapat menghentikan pengambilan sampelnya.
 Discovery sampling digunakan pula oleh auditor dalam pengujian substantif. Jika tujuan audit untuk
menemukan paling tidak satu kesalahan yang mempunyai dampak potensial terhadap suatu akun,
discovery sampling umumnya dipakai untuk tujuan tersebut.
 Variabel Sampling
Variabel sampling adalah teknik statistik yang digunakan oleh auditor untuk menguji kewajaran suatu
jumlah atau saldo dan untuk mengestimasi jumlah rupiah suatu saldo akun atau kuantitas yang lain.
Dalam pengujian substantif, auditor dapat menghadapi dua keputusan yaitu melakukan estimasi suatu
jumlah (misalnya saldo suatu akun) atau menguji kewajaran suatu jumlah. Jika variabel sampling
digunakan untuk memperkirakan saldo suatu akun, hasil perhitungannya akan berupa nilai rupiah (rata-
rata sampel dikalikan dengan besarnya populasi ditambah atau dikurangi dengan suatu interval jumlah
rupiah pada tingkat kepercayaan yang diinginkan.

 Variabel Sampling Untuk Uji Hipotesis


Baik dengan menggunakan nonstatistical sampling maupun statistical sampling, pengambilan sampel
dalam pengujian substantif dilakukan oleh auditor melalui 7 tahap berikut ini :

a. Penentuan tujuan pengambilan sampel


b. Penentuan populasi
c. Penentuan sampling audit
d. Penentuan besarnya sampel
e. Penentuan metode pemilihan sampel
f. Pemeriksaan sampel
g. Evaluasi hasil sampel

 Penerapan Metode Sampling Audit


Metode sampling dalam melaksanakan audit sudah digunakan secara luas, baik oleh auditor internal
maupun auditor eksternal (akuntan publik). Menurut Gaffor dan Charmichael (1984) pada dasarnya ada
dua jenis audit sampel yaitu statistical sampling dan non statistical sampling. Meskipun sebagian auditor
lebih memilih non statistical sampling sebagai judgement sampling, sekarang telah bergeser, karena
pertimbangan dibutuhkan baik menggunakan metode sampel statistik dan metode non statistik.
Perbedaan utama antara statistical dan non statistical sampling adalah terletak pada pengukuran semua
karakteristik evaluasi secara ketat tergantung pada teori probabilitas. Kedua metode audit sampel
memenuhi syarat berikut :

1. Menyeleksi sampel yang representatif


2. Menentukan ukuran sampel
3. Menentukan tingkat kesalahan yang dapat diterima sebagai risiko sampel.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Sampling Audit

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan sampling audit :

1. Keahlian menggunakan metode audit sampling Sebagian besar perusahaan-perusahaan akuntan


publik dan akuntan internal menggunakan non statistical sampling.
2. Persepsi auditor terhadap metode sampling statistik dan persepsi auditor terhadap risiko audit.
Penelitian menemukan bahwa persepsi auditormempengaruhi rendahnya hubungan dependensi
dengan frekuensi penerapanmetode sampling statistik.
 Risiko Sampling
Auditor harus menerapkan pertimbangan profesional dalam menentukan risiko sampling. Dalam
menyelenggarakan pengujian substantif atas rincian, auditor memperhatikan dua aspek dari risiko
sampling :

1. Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance), yaitu risiko mengambil kesimpulan
berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo akun tidak berisi salah saji secara material, padahal
kenyataannya saldo akun telah salah saji secara material.
2. Risiko keliru menolak (risk of incorrect rejection), yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan
hasil sampel, bahwa saldo akun berisi salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo akun
tidak berisi salah saji secara material.
Risiko keliru menolak dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi, berkaitan
dengan efisiensi audit. sebagai contoh, jika penilaian auditor atas sampel audit menuntunnya pada
kesimpulan awal yang keliru bahwa suatu saldo telah salah saji secara material, padahal kenyataannya
tidak demikian, penerapan prosedur tambahan dan pertimbangan atas bukti-bukti audit yang lain
biasanya akan menuntun auditor ke kesimpulan yang benar. Sama halnya, jika penilaian auditor atas
sampel menuntunnya pada penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi, maka biasanya
auditor akan memperluas lingkup pengujian substantif untuk mengkompensasi anggapannya atas
ketidakefektivan pengendalian.

 Sampling Dalam Pengujian Pengendalian


 Perencanaan Sampel
Dalam perencanaan sampel audit tertentu untuk pengujian pengendalian, auditor harus
mempertimbangkan :

1. Hubungan antara sampel dengan tujuan pengujian pengendalian

2. Tingkat penyimpangan maksimum dari pengendalian yang ditetapkan yang akan mendukung tingkat
risiko pengendalian yang direncanakan.

3. Tingkat risiko yang dapat diterima auditor atas penentuan risiko pengendalian yang terlalu rendah.

4. Karakteristik populasi, yaitu unsur yang membentuk saldo akun atau kelompok transaksi yang
menjadi fokus perhatian.

Terhadap berbagai pengujian pengendalian, sampling tidak dapat diterapkan. Prosedur


yangdilaksanakan untuk memperoleh pemahaman ataspengendalian intern memadai untuk
merencanakan audittidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan sampling. Sam-pling biasanya
tidakdapat diterapkandalam pengujian pengendalian yang sangat tergantung atas pemisahan tugas
memadai atau yangsebaliknya tidak akan memberikan bukti dokumenter atas kinerja. Di samping itu,
sampling mungkin tidakdapat diterapkan dalam pengujian atas pengendalian tertentu
yangdidokumentasikan.

 Pemilihan Sampel
Unsur sampel harus dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang terpilih diharapkan dapat mewakili
populasi. Oleh karena itu, semua unsur dalam populasi harus memiliki kesempatanyang sama untuk
dipilih.Pemilihan secara acak merupakan salah satu cara pemilihan sampeltersebut. Ada tiga metode
pemilihan sampel yang umum digunakan: (1)pemilihan acak (randomselection), yaitu setiap unsur dalam
populasi atau dalam setiap strata memiliki kesempatan yangsama untuk dipilih, (2)pemilihan sistematik
(systematic selection), yaitu pemilihan unsur denganmenggunakan interval konstan di antara yang
dipilih, yang intervalpermulaannya dimulai secaraacak, (3) pemilihan sembarang (haphazardselection),
yang merupakan alternatif pemilihan acak,dengan syarat auditormencoba mengambil sampel yang
mewakili dari keseluruhan populasi tanpamaksud untuk memasukkan atau tidak memasukkan unit
tertentu ke dalamsampel yang dipilih.

 Kinerja dan Penilaian


Prosedur audit memadai untuk mencapai tujuan pengujian pengendalian harusdilaksanakan terhadap
setiap unsur sampel. Jika auditor tidak dapat menerapkan prosedur audityang direncanakan atau
prosedur alternatif memadai terhadap unsur sampel yang terpilih, ia
harusmempertimbangkanpenyebab keterbatasan tersebut , dan ia biasanya harusmempertimbangkan
unsur yang terpilih tersebut sebagai penyimpangan dari prosedur ataukebijakan yang telah ditetapkan
untuk tujuan penilaian sampel.

 Sampel Dengan Tujuan Ganda


Dalam beberapa situasi, auditor dapat mendesain sampel yang akan digunakan untukmemenuhi dua
tujuan: menentukan risiko pengendalian dan menguji kebenaran jumlah monetertransaksi yang dicatat .
Pada umumnya,auditor yang merencanakan untuk menggunakansampel dengan tujuan ganda telah
membuat estimasi pendahuluan bahwa terdapat tingkat risikoyang rendah bahwa penyimpangan dari
pengendalian yang ditetapkan dalampopulasi, akan melebihitingkat penyimpangan yang dapat diterima.
Sebagai contoh, auditor yang mendesain pengujianterhadap prosedur pengendalian atas pencatatan
dalam register bukti kas keluar (voucher register)dapat merencanakan pengujian substantif yang
berkaitan pada tingkat risiko yangmemperkirakan tingkatrisiko pengendalian yang ditentukan di bawah
maksimum. Ukuran sampel yang dirancang untuk tujuanganda harus merupakan yang terbesar di antara
ukuran-ukuran sampel yang dirancanguntuk masing-masingtujuan secara terpisah. Dalam menilai
pengujian tersebut, penyimpangan dari prosedur dansalah saji moneter harus dinilaisecara terpisah
dengan menggunakan tingkat risiko yang sesuaiuntuk masing-masing tujuan pengujian.

STUDI KASUS

STUDI EMPIRIS MENGENAI PENERAPAN METODE SAMPLING AUDIT DAN FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN METODE SAMPLING AUDIT OLEH AUDITOR BPK

penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan rendahnya penggunaan sampling statistik. Penelitian


dengan enam ratus responden dari KAP, perusahaan publik, dan instansi pemerintah yang diteliti,
metode sampling non statistik digunakan sekitar 85% dari seluruh penggunaan sampling audit. Dari
penelitian selanjutnya yang dilakukan terungkap bahwa dalam menggunakan sampling non statistik
sebagian besar responden belum melakukan upaya-upaya untuk mengurangi bias personal. Dengan
latar belakang tersebut, penelitian ini hendak meneliti praktik sampling di lingkungan auditor
pemerintah yakni Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Penelitian juga diarahkan untuk
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode sampling audit di BPK. Penelitian akan
mereplikasi penelitian dengan seting lebih terfokus pada auditor pemerintah (BPK) dan
mengembangkannya dengan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode sampling
non statistik atau statistik.

Penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang
dari seratus persen dengan tujuan untuk qmenilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok
transaksi tersebut. Untuk memperoleh bukti yang memadai, auditor tidak harus memeriksa seluruh
transaksi yang ada. Dalam setiap pemeriksaan auditor harus mempertimbangkan manfaat dan biaya
karena pertimbangan ini kemudian dalam profesi dikenal secara luas bahwa sebagian besar bukti
diperoleh melalui sampel. menerima bukti sampel tergantung dari fakta atau data sampel tersebut
merupakan “tipe sampel data yang digunakan oleh ahli dalam bidang tertentu untuk membentuk opini
atau menarik kesimpulan atas subyek tertentu.” Dengan demikian bukti sampel yang dihimpun oleh
auditor layak dijadikan bukti di pengadilan. Dan ini merupakan tantangan bagi profesi untuk
meningkatkan kualitas pengambilan sampel. Pada kenyataannya auditor tidak akan mengetahui apakah
sampel yang diambilnya merupakan sampel yang representatif maka auditor maksimal hanya dapat
meningkatkan kualitas pengambilan sampel menjadi mendekati kualitas sampel yang representatif.

Banyak situasi yang membuat judgement sampling lebih sesuai daripada sampling statistik. Harus dicatat
bahwa sampling statistik merupakan alat yang berguna untuk sebagian, tidak semua situasi. Apakah
sampling statistik harus digunakan, tergantung dari keputusan, tujuan audit, pertimbangan kos
diferensial (dibandingkan dengan judgement sampling) serta trade-offs antara biaya dan manfaat yang
didapat dalam pengauditan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan hal-hal berikut :
1. Hasil penelitian bahwa 70,5% responden tidak menggunakan metode sampling statistik. Oleh karena
itu sebaiknya BPK melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas perencanaan sampling,
terutama yang berkaitan dengan teknik-teknik untuk mengatasi bias pada sampling non statistik.
Sampling non statistik yang direncanakan secara tepat akan dapat seefektif sampling statistik.
2. Dengan karakteristik lingkungan audit BPK yang berbeda dengan audit swasta, disarankan untuk
melakukan standarisasi prosedur sampling audit, berkaitan dengan kemungkinan dijadikannya bukti
sampling sebagai bukti audit dalam bukti pengadilan ataupun pembuktian atas tuntutan
masyarakat/legislatif.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

Dalam melaksanakan pemeriksaan, auditor harus merencanakan pelaksanaan auditnya secara efektif
dan efisien. Auditor harus dapat mengumpulkan bukti yang akurat dengan mempertimbangkan efisiensi
biaya dan waktu. Auditor dapat menggunakan Audit sampling. Ada dua metode dalam audit sampling,
yaitu nonstatistik sampling dan statistik sampling. Dari beberapa hasil penelitian di beberapa negara
menunjukkan bahwa sebagian besar auditor internal, auditor eksternal maupun auditor pemerintah
lebih banyak menggunakan nonstatistical sampling. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor
kemampuan auditor terhadap metode audit sampling dan persepsi terhadap risiko. Dari beberapa hasil
penelitian, terungkap pula bahwa auditor yang menggunakan nonstatistical sampling tidak
memperhitungkan bias dalam evaluasinya. Penggunaan nonstatistical sampling juga terbukti lebih
banyak menimbulkan masalah dibanding penarikan sampel dengan menggunakan statitical sampling.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya statistical sampling merupakan metode yang lebih objektif
dan dapat dipertanggungjawabkan.

Saran

Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat menambah pengetahuan berkaitan
dengan Audit sampling. Tak lupa, kami meminta saran dan kritik atas tulisan kami demi melengkapi dan
menjadi bahan pertimbangan pada penulisan-penulisan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber:PSA No. 26 Sampling Audit SA Seksi 350

Akresh, Abraham D. dan Kay W. Tatum. 1988. ”Audit Sampling-Dealing with The Problems.” Journal of
Accountancy, Dec:58-64

Anda mungkin juga menyukai