Audit Sampling
Dosen Pengampu:
Rini Herliani, S.E, M.Si, Ak,CA
Andri Zainal SE,M.Si.Ph,D.AK.CA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Erni Fitri Daeli (7192442013)
Febry Indah Regina Sitio (7192442005)
Poybe Sihite (7192442006)
KELAS : A
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Audit Sampling” ini dengan baik. Dan juga
kami berterimakasih kepada Bapak Andri Zainal SE,M.Si.Ph,D.AK.CA serta Ibu Rini
Herliani SE.M.Si.AK selaku dosen mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi yang telah
memberikan tugas kepada kami. Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tulisan ini ke waktu yang akan datang.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Pemeriksaan Akuntansi. Dan juga kami menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat, yang bersifat membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Untuk menentukan teknik pengambilan sampel, auditor dapat
menggunakan sampling non statistical atau pertimbangan (nonstatistical or judgement
sampling). Dalam hal ini auditor tidak menggunakan teknik statistik untuk menentukan
ukuran sampel, pemilihan sampel dan atau pengukuran risiko sampling pada saat
mengevaluasi hasil sampel. Selain sampel non statistical auditor dapat juga menggunakan
sampling statistik (statistical sampling). Dalam metode ini auditor menggunakan hukum
probabilitas untuk menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel, dengan
demikian memungkinkan auditor untuk menggunakan ukuran sampel yang paling efisien
dan mengkuantifikasi hasilnya, sehingga dapat mengambil kesimpulan yang lebih akurat.
1.2 Identifikasi Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sampling Audit
Menurut PSA No. 26 Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap
kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan
tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.
Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam audit sampling yaitu non statistical
dan statistik. Pada non statistik untuk menentukan ukuran sampel, pemilihan sampel dan
atau pengukuran risiko sampling pada saat mengevaluasi hasil sampel. Sedangkan sampel
statistik (statistical sampling) menggunakan hukum probabilitas untuk menghitung ukuran
sampel dan mengevaluasi hasil sampel, dengan demikian memungkinkan auditor untuk
menggunakan ukuran sampel yang paling efisien dan mengkuantifikasi risiko sampling
untuk tujuan mencapai kesimpulan statistik atas populasi. Kedua pendekatan tersebut
mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan.
Pelaksanaan dan pengevaluasian bukti sampel.
Menurut Messier, Glover dan Prawitt (2006 : 374) keuntungan utama dari sampling
statistik adalah membantu auditor dalam (1) merancang ukuran sampel yang efisien, (2)
mengukur kecukupan dari bukti yang diperoleh, dan (3) mengkuantifikasi risiko sampling.
Kerugian dari sampling statistik di antaranya adalah adanya tambahan biaya untuk (1)
pelatihan auditor dalam menggunakan tehnik sampling yang memadai, (2) perancangan dan
pelaksanaan penerapan sampling, dan (3) kurangnya konsistensi penerapan antara tim audit
karena kompleksitas dari konsep yang mendasarinya.
Secara lebih rinci auditor memeriksa sebagian bukti dengan berbagai cara seperti
yang ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel Cara Pengambilan Bukti Audit
Tipe Sampel Contoh Penerapan Cara Pemilihan Pengambilan
Sampel Sampel Kesimpulan di
dasarkan
1. Sampel 100% Semua faktur penjualan di Unsur kunci Konklusif
atas Rp 400.000 diperiksa
oleh auditor
2. Judgement Semua faktur penjualan Pertimbangan auditor Pertimbangan
Sampling yang dibuat mulai bulan auditor
Juni s.d September 19X1
3. Representatif Lima puluh faktur Acak Pertimbangan
3
sampel penjualan yang dibuat auditor
dalam tahun yang diaudit
4. Statistical sample Enam puluh faktur Acak Matematik
penjualan yang di buat
dalam 10 bulan pertama
dalam tahun yang di audit
Sumber : Mulyadi
2.2 Alasan Menggunakan Sampel
4
sampling variabel.
Setelah diketahui jumlah sampel yang harus diuji, langkah selanjutnya adalah
memilih sampel dari populasi yang diteliti. Jika menggunakan sampling statistik,
pemilihan sampelnya harus dilakukan secara acak (random).
4. Menguji Sampel
Melalui tahap pemilihan sampel, peneliti mendapat sajian sampel yang harus
diteliti. Selanjutnya, auditor menerapkan prosedur audit atas sampel tersebut.
Hasilnya, auditor akan memperoleh informasi mengenai keadaan sampel tersebut.
5. Mengestimasi Keadaan Populasi
5
dalam batas toleransi, berarti populasi dapat dipercaya. Sebaliknya, jika kesalahan
dalam populasi melebihi batas toleransi, populasi tidak dapat dipercaya.
2.4 Sampling Statistik dan Nonstatistik
6
didasarkan pada penilaian auditor terhadap biaya dan manfaat relatifnya. Penarikan sampel
nonstatistikal barangkali lebih murah dibandingkan penarikan sampel statistikal, namun
manfaat penarikan sampel statistikal kemungkinan jauh lebih besar ketimbang penarikan
sampel nonstatistikal. Penarikan sampel statistikal dan nonstatistikal dilakukan secara
independent dan seleksi prosedur audit.
Dalam keadaan tertentu penarikan sampel audit baik statistikal dan nonstatistikal
tidaklah tepat, dan karena itu auditor harus menguji seluruuh populasi. Penarikan sampel
juga tidak tepat dalam pengujian prosedur pengendalian yang sangat tergantung pada
pembagian tugas atau tidak memberikan jejak atau jalur audit bukti dokumenter.
1. Sampel Statistik
7
c. Pengevaluasian hasil sampel
2. Sampling Nonstatistik
9
sampling:
11
sampel berdasarkan criteria pertimbangannya sendiri
ketimbang menggunakan pemilihan acak.
2. Pemilihan sampel blok
12
pengendalian klien maupun jumlah yang salah secara moneter, apakah hal
itudisebabkan oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab
lainnya. Istilah deviasi (deviation) terutama mengacu pada penyimpangan
dari pengendalian yang telahdigariskan.
Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingkat
pengecualian, auditor ingin mengetahui seberapa besar tingkat pengecualian
itu, dan bukan lebar interval keyakinannya. Karena itu auditor berfokus pada
batas estimasi interval, yang disebut tingkat pengecualian atas yang
dihitung(computed upper exception rate = CUER) atau yang diestimasi dalam
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian supstantif atas transaksi.
Dengan menggunakan angka dari contoh sebelumnya, auditor dapat
menyimpulkan bahwa CUER untuk dokumen pengiriman yang hilang adalah
4% dengan risikosampling sebesar 5% yang berarti auditor menyimpulkan
bahwa tingkat pengecualian populasi tidak lebih besar dari 4% dengan risiko
sebesar 5% tingkat pengecualian itu akan melampaui 4%. Setelah dihitung,
auditor dapat mempertimbangkan CUER dalam konteks tujuan audit khusus.
Sebagai contoh, jika pengujian dilakukan atas dokumen pengiriman yang
hilang, auditor harus menentukan apakah tingkat pengecualian sebesar 4% itu
merupakan risiko pengendalian yang dapat bagi tujuan keterjadian
(occurrence).
d. Distribusi Sampling
Auditor mendasarkan pengujian statistiknya pada distribusi
sampling. Disribusi sampling adalah distribusi frekuensi hasil semua sampel
berukuran khusus yang dapat diperoleh dari populasi yang memiliki
beberapa karakteristik tertentu. Distribusi sampling memungkinkan auditor
untuk membuat laporan probabilitas mengenai kemungkinan terwakilinya
setiap sampel dalam distribusi. Sampling atribut didasarkan pada distribusi
binominal, dimana setiap sampel dalam populasi memiliki satu dari dua
nilai yang mungkin atau deviasi pengendalian.
e. Aplikasi Sampling Audit
Merencanakan sampel :
13
• mendefinisikan populasi
• menetapkan tingkat pengencualian yang dapat ditoleransi
• menetapakan ARACR yang terlalu rendah
• mengestimasi tingkat pengecualia populasi
• menentukan ukuran sampel awal
Namun, format statistik yang sudah baku membuat metode ini lebih dapat
dipertanggungjawabkan apabila terdapat masalah dikemudian hari. Tindakan preventif yang
dapat dilakukan terhadap penggunaan metode non-statistik yaitu pemerolehan keyakinan
yang memadai bahwa sampel yang diambil dapat mewakili karakteristik populasi serta
meminimalisir adanya risiko dari berbagai hal atas ketidakpastian dalam sampling audit.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketika memilih sampel dari populasi, auditor berusaha untuk memperoleh sampel
yang representatif. Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang
karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi.ini berarti item item yang
dijadikan sampel populasi serupa dengan item item yang tidak dijadikan sampel.
Dalam praktek, auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel bersifat
representatif, bahkan setelah semua pengujian selesai dilakukan. Satu satunya cara untuk
mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif adalah dengan melakukan audit
lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan. Akan tetapi, auditor dapat meningkatkan
kemungkinan sampel yang dianggap representatif dengan menggunakannya secara cermat
ketika merancang proses sampling, pemilihan sampel, dan evaluasi sampel. Hasil sampel
dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling.
Risiko dari dua jenis kesalahan yang terjadi tersebut disebut sebagai risiko nonsampling
dan risiko sampling. Keduanya dapat dikendalikan.
Risiko nonsampling (nonsampling risk) adalah risiko bahwa pengujian audit tidak
menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Prosedur audit yang tidak efektif untuk
mendeteksi pengecualian uang diragukan adalah dengan memeriksa sampel dokumen
pengiriman dan menentukan apakah masing masing telah dilampirkan ke faktur penjualan,
dan bukan memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk menentukan apakah dokumen
pengiriman telah dilampirkan.
Risiko sampling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan
yang salah karna sampel populasi yang tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian
sampling yang melekat akibat pengujian lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. Jika
populasi sebenarnya memiliki tingkat pengecualian, auditor menerima populasi yang salah
karenaa sampel tidak cukup mewakili populasi.
3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat menambah
pengetahuan berkaitan dengan Audit sampling. Tak lupa, kami meminta saran dan kritik atas
tulisan kami demi melengkapi dan menjadi bahan pertimbangan pada penulisan-penulisan
berikutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Elder, Randal J. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2. Jakarta : ERLANGGA.
http://memebali.blogspot.co.id/2013/07/sampling-audit.html
http://kamarujung.blogspot.co.id/2015/05/makalah-auditing-penarikan-audit.html
http://mimiakuntansi.blogspot.co.id/2013/12/audit-sampling.html
http://yasinibnmaftuh.blogspot.co.id/2013/05/makalah-samplin-audit.html
17