Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN PANTI

ASUHAN YATIM PIATU DAN FAKIR MISKIN DAARUL AYTAM


SITUBONDO

Oleh :

REDISTA ADYTYA FAHMI


S1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Jl. Karimata No.63 Jember 68121 Telepon : 085330171292
Website : www.unmuhjember.ac.id
Juli, 2016

ABSTRACT

The financial report is a tool for analyzing the financial performance of


companies that can provide information abaout the financial positiin,
performance, and cash flow, so it can serve as a basis for decision making by
management. This study shows that the importance in preparing the financial
statements on the foundations of the education agency Panti Asuhan Yatim Piatu
dan Fakir Miskin Daarul Aytam Situbondo located in Situbondo. The aim is to
look at the financial aspects of the institute has been appropriate or not in
accordance to the provissions of SFAS No. Financial Statements 45.
This study used a descriptive qualitative method and data collection was
done by means of interviews and documentacion. The study of results showed that
agency Panti Asuhan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Daarul Aytam Situbondo not
prepare financial statements in accordance with the provisions of SFAS No. 45,
but the institutions are financial data as the basis for contruct or manufacture of
the financial statements in accordance with SFAS No. 45. The result of the
preparation of financial statement in accordance with SFAS No. 45 the form
statement of financial position, the financial report activity, cash flow statement
and notes to the financial statements.

Keyword : Financial Statements, SFAS No. 45


I. PENDAHULUAN nirlaba. Kemunculan yayasan sebagai
1.1 Latar Belakang
salah satu sektor keuangan di Indonesia
Yayasan merupakan badan hukum
merupakan hal yang tabu di
yang kekayaannya terdiri dari kekayaan
masyarakat. Seperti yang diketahui
yang dipisahkan dan diperuntukkan
bahwa panti asuhan juga sebagai
untuk mencapai tujuan tertentu di
lembaga non profit memiliki kegiatan
bidang sosial, keagamaan, dan
manajemen, baik yang berkaitan
kemanusiaan ( UU No. 16 Tahun 2001
dengan sumber daya manusia,
). Kemudian UU No. 16 Tahun 2001
keuangan, dan juga kegiatan
tersebut digantikan dengan UU No. 18
operasionalnya.
Tahun 2004 tentang Perubahan atas
UU No. 16 tahun 2001 Tentang Menurut Salusu (2003) yang
Yayasan. Menurut Sukmana dan menyatakan bahwa “organisasi non
Gusman (2008:423) yayasan adalah profit adalah organisasi atau badan
suatu organisasi yang mendapatkan yang tidak menjadikan keuntungan
sumber daya dari sumbangan para sebagai motif utamanya dalam
anggota dan donatur yang tidak melayani masyarakat atau disebut juga
mengharapkan imbalan dari organisasi sebagai korporasi yang tidak
tersebut. Terlepas dari semua hal membagikan keuntungan sedikitpun
tersebut, semua hal yang menyangkut kepada para anggota, karyawan serta
keuangan baik itu uang yang masuk eksekutifnya”.
maupun keluar harus dilaporkan dalam
Menurut PSAK No. 45 (2011)
laporan keuangan. Karena keuangan
karakteristik organisasi nirlaba berbeda
yang dikelola oleh suatu manajemen
dengan organisasi bisnis. Perbedaan
juga menyangkut kepentingan pihak
utama yang mendasar terletak pada
lain, tidak terkecuali yayasan sebagai
cara organisasi nirlaba memperoleh
organisasi nirlaba (Sukmana dan
sumber daya dibutuhkan untuk
Gusman 2008:433).
melakukan berbagai aktivitas
Sebagian masyarakat mungkin operasinya. Entitas nirlaba memperoleh
belum mengetahui tentang adanya sumber daya dari pemberi sumber daya
organisasi yayasan yang bersifat yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali atau manfaat ekonomi yang agar mudah dipahami. Maka dari itu
sebanding dengan jumlah sumber daya pihak administrasi yayasan ingin
yang diberikan. mengetahui bentuk laporan keuangan
Dalam rangka penerapan prinsip sesuai standar akuntansi sebagai
keterbukaan dan akuntabilitas pada pembelajaran agar bentuk laporan
masyarakat, manajemen yayasan yayasan menjadi lebih baik.
melakukan pembenahan administrasi, Mengingat adanya tuntutan atas
termasuk publikasi akuntabilitas dan transparansi pada
pertanggungjawaban laporan keuangan sektor publik serta pentingnya laporan
setiap tahun. Dimana masing-masing keuangan yang disusun oleh organisasi
entitas nirlaba memiliki karakteristik nirlaba terutama pada Yayasan Panti
yang unik dan masih perlu dilakukan Asuhan Yatim Piatu dan Fakir Miskin
penyempurnaan berkaitan dengan Daarul Aytaam Situbondo maka
standarisasi pelaporan keuangannya. pembahasan secara mendalam
Oleh karena itu, laporan keuangan yang mengenai laporan keuangan yang
disajikan juga akan disesuaikan dengan mengacu pada PSAK No. 45 perlu
karakteristik organisasi namun tetap untuk dianalisis secara lebih mendalam
pada prinsip akuntansi yang berlaku di lagi. Untuk itu perlu dilakukan
Indonesia. Pada Yayasan Panti Asuhan penelitian lebih mendalam tentang
Yatim Piatu dan Fakir Miskin Daarul penyusunan laporan keuangan dan
Aytaam Situbondo pihak bagian penerapan PSAK No. 45 Tentang
administrasi yayasan belum memahami Laporan Keuangan Yayasan Panti
bagaimana penerapan PSAK 45 Asuhan Yatim Piatu dan Fakir Miskin
mengenai organisasi nirlaba, Daarul Aytaam Situbondo.
disebutkan pula bahwa laporan
keuangan pada Yayasan Panti Asuhan 1.2 Rumusan Masalah

Yatim Piatu dan Fakir Miskin Daarul 1. Bagaimana Penyusunan laporan


Aytaam Situbondo belum menerapkan Keuangan pada Yayasan Panti
laporan keuangan berdasarkan PSAK Asuhan Yatim Piatu dan Fakir
45 tetapi bentuk laporan keuangannya Miskin Daarul Aytaam
masih bersifat umum dan sederhana Situbondo ?
2. Bagaimana Penyusunan laporan Keuangan pada obyek usaha nirlaba
keuangan pada Yayasan Panti dengan mengacu pada PSAK No 45.
Asuhan Yatim Piatu dan Fakir
1.4.2 Manfaat Praktis
Miskin Daarul Aytaam
Situbondo menurut PSAK Dengan pelaksanaan penelitian
No.45 ? ini diharapkan akan memberikan
manfaat sebagai berikut :
1.3 Tujuan Penelitian
1. Manfaat bagi Peneliti
Berdasarkan rumusan masalah Dapat memberikan
yang telah dijelaskan di atas tersebut, pemahaman yang lebih
berikut merupakan tujuan penelitian : baik terhadap laporan

1. Untuk mengetahui laporan keuangan entitas nirlaba

keuangan pada Yayasan Panti serta PSAK No. 45

Asuhan Yatim Piatu dan Fakir sehingga dapat

Miskin Daarul Aytaam meningkatkan pengetahuan

Situbondo. serta wawasan yang

2. Untuk mengetahui desain dimiliki.

laporan keuangan pada Yayasan 2. Manfaat Bagi Yayasan

Panti Asuhan Yatim Piatu dan Panti Asuhan Yatim Piatu

Fakir Miskin Daarul Aytaam dan Fakir Miskin Daarul

Situbondo menurut PSAK 45. Aytaam Situbondo


Dapat digunakan sebagai
1.4 Manfaat Penelitian bahan pertimbangan bagi

1.4.1 Manfaat Teoritis Yayasan Panti Asuhan


Yatim Piatu dan Fakir
Penelitian ini diharapkan dapat Miskin dalam penyajian
memberikan pemahaman serta dapat laporan keuangan yayasan
dijadikan sebagai bahan rujukan untuk sesuai dengan kebutuhan
pengembangan ilmu berikutnya agar dapat menyajikan
mengenai Penerapan Laporan laporan keuangan yang
lebih baik.
II. TINJAUAN PUSTAKA sebanding dari jumlah yang

2.1 Landasan Teori telah diberikan;


2. Apabila organisasi nirlaba
2.1.1 Organisasi Nirlaba menghasilkan laba, maka

Organisa nirlaba yang jumlahnya tidak akan dibagikan

selanjutnya disebut dengan non profit kepada para pendiri atau

organization sangat berbeda dengan pemilik organisasi nirlaba

organisasi yang mencari laba (profit tersebut;

organizatian). Muhammad (2008:66) 3. Kepemilikan dari organisasi

juga menyatakan bahwa karakteritik nirlaba tidak dapat dijual,

entitas nirlaba berbeda dengan entitas dialihkan atau ditebus kembali,

bisnis yang berorientasi untuk atau kepemilikan tersebut tidak

memperoleh keuntungan (profit dapat dijual, dialihkan atau di

organization), sedangkan entitas nirlaba tebus kembali, atau kepemilikan

tidak berorientasi untuk mencari tersebut tidak mencerminkan

keuntungan (non-for-profit proporsi pembagian sumber

organization) dimana kelangsungan daya organisasi nirlaba saat

hidup entitas nirlaba sangat bergantung likuidasi atau pembayarannya.

dari sumbangan para donatur. Artinya di dalam organisasi


nirlaba tidak ada kepemilikan
Berikut ini adalah karakteristik
seperti pada organisasi bisnis.
organisasi nirlaba yang
2.1.2 Karakteristik Organisasi
membedakannya denga organisasi
Nirlaba
bisnis berdasarkan PSAK 45: (IAI,
Karakteristik organisasi
2011:2)
nirlaba dalam menjalankan

1. Sumber daya organisasi nirlaba operasinya tidak bertujuan

diperoleh dari donatur yang untuk menghasilkan laba atau

tidak mengharapkan keuntungan. Hal tersebut akan

pembayaran kembali atau berpengaruh terhadap struktur,

manfaat ekonomi yang Visi, serta misi dari organisasi


nirlaba. Dalam ruang lingkup
PSAK No. 45 (2011 : 45.2), entitas pada saat likuidasi
dikatakan bahwa sebuah atau pembubaran entitas.
organisasi nirlaba harus 2.1.3 Metode Pencatatan
memenuhi karakteristik sebagai Organisasi Nirlaba
berikut : Adapun metode tersebut
a. Sumber daya entitas berasal berdasarkan Niswonger dkk, (1999),
dari para penyumbang yang sebagai berikut :
tidak mengharapkan a. Cash Basis (basis kas)
pembayaran kembali atau Pengertian biaya menurut basis
manfaat ekonomi yang kas adalah seluruh pengeluaran yang
sebanding dengan jumlah dibayar oleh organisasi nirlaba. Dengan
sumber daya yang demikian, total biaya yang dilaporkan
diberikan. pada suatu periode adalah total
b. Menghasilkan barang dan pengeluaran yang tercatat pada buku
atau jasa tanpa bertujuan bank organisasi nirlaba. Pengertian
memupuk laba dan jika pendapatan adalah seluruh penerimaan
suatu entitas menghasilkan uang kas oleh organisasi nirlaba. Pada
laba, maka jumlahnya tidak akhirnya, surplus atau defisit
pernah dibagikan kepada merupakan selisih antara pendapatan
para pendiri atau pemilik dengan biaya. Bila digunakan basis
entitas tersebut. kas, dapat diketahui secara cepat
c. Tidak ada kepemilikan dengan menghitung berapa saldo kas
seperti lazimnya pada yang ada pada akhir periode.
organisasi bisnis, dalam arti b. Accrual Basis (basis akrual)
bahwa kepemilikan dalam Basis akrual melakukan
organisasi nirlaba tidak pencatatan berdasarkan apa yang
dapat dijual, dialihkan, atau seharusnya menjadi pendapatan dan
ditebus kembali, atau biaya organisasi nirlaba pada suatu
kepemilikan tersebut tidak periode. Apa yang seharusnya menjadi
mencerminkan proporsi pendapatan organisasi nirlaba adalah
pembagian sumber daya semua pendapatan yang telah menjadi
hak organisasi nirlaba terlepas apakah permanen. Yayasan
hak ini telah diwujudkan dalam bentuk diizinkan untuk
penerimaan kas atau tidak. menggunakan sebagian atau
2.1.4 Akuntansi Yayasan semua penghasilan atau

Menurut UU No. 16 Tahun 2001, manfaat ekonomi lainnya

sebagai dasar hukum positif yayasan, yang berasal dari sumber

pengertian yayasan adalah badan daya tersebut.

hukum yang kekayaannya terdiri dari b. Pembatasan temporer,

kekayaan yang dipisahkan dan adalah pembatasan

diperuntukkan untuk mencapai tujuan penggunaan sumber daya

tertentu di bidang sosial, keagamaan, oleh penyumbang, agar

dan kemanusiaan. Dilarang dialihkan sumber daya tersebut dapat

atau dibagikan secara langsung atau dipertahankan sampai

tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, dengan periode tertentu atau

upah, maupun hononarium, atau sampai dengan terpenuhinya

nbentuk lain yang dapat dinilai dengan keadaan tertentu.

uang kepada Pembina, Pengurus dan c. Sumbangan terikat, adalah

Pengawas. sumber daya


penggunaannya dibatasi
Berikut adalah istilah yang untuktujuan tertentu oleh
sering digunakan di dalam akuntansi penyumbang. Pembatasan
yayasan (Bastian, 2007:74) : tersebut dapat bersifat

a. Pembatasan permanen, permanen atau temporer.

adalah pembatasan dalam d. Sumbangan tidak terikat,

penggunaan sumber daya adalah sumber daya yang

yang ditetapkan oleh penggunaanya tidak dibatasi

pemberi sumber daya atau untuk tujuan tertentu oleh

penyumbang agar sumber penyumbang.

daya tersebut dapat 2.1.5 Pelaporan Keuangan

dipertahankan secara Organisasi Nirlaba


Berikut adalah unsur-unsur keseluruhan menyajikan total aset,
laporan keuangan organisasi nirlaba liabilitas, dan aset neto.
berdasarkan PSAK 45: (IAI, 2011:5-
2. Laporan Aktivitas
11)
Tujuan laporan aktivitas adalah
1. Laporan Posisi Keuangan menyediakan informasi mengenai
Tujuan laporan posisi keuangan pengaruh transaksi dan peristiwa lain
adalah untuk menyediakan informasi yang mengubah jumlah dan sifat aset
mengenai aset. Liabilitas, dan aset neto neto, hubungan antar transaksi dan
serta informasi mengenai hubungan di peristiwa lain, dan bagaimana
antara unsur-unsur tersebut pada penggunaan sumber daya dalam
periode tertentu. Informasi dalam pelaksanaan berbagai program atau
laporan posisi keuangan yang jasa. Informasi dalam laporan aktivitas,
digunakan bersama pengungkapan, dan yang digunakan dengan pengungkapan
infomasi dalam laporan keuangan lain informasi dalam laporan keuangan
dapat membantu donatur, anggota, lainnya. Dapat membantu donatur,
kreditur dan pihak lain untuk menilai : anggota, kreditur, dan pihak lain untuk
a. Kemampuan entitas nirlaba mengevaluasi kinerja dalam satu
memberikan jasa secara periode, menilai upaya, kemampuan
berkelanjutan; dan kesinambungan entitas nirlaba
b. Likuiditas, fleksibilitas dalam memberikan jasa, serta menilai
keuangan, kemampuan untuk pelaksanaan tanggung jawab dan
memenuhi kewajibannya, dan kinerja manajer.
pembutuhan pendanaan 3. Laporan Arus Kas
eksternal.
Laporan arus kas dalam entitas
Dalam laporan posisi keuangan nirlaba menurut PSAK 45 bertujuan
entitas nirlaba terdapat beberapa yang untuk menyajikan informasi mengenai
perlu diperhatikan karena berbeda penerimaan dan pengeluaran kas dalam
dengan entitas bisnis. Di dalam laporan suatu periode. Laporan arus kas
posisi keuangan entitas nirlaba secara disajikan sesuai PSAK 2 (revisi 2009):
a. Aktivitas pendanaan ; (i) c. Jenis dan jumlah arus masuk dan
penerimaan kas dari pemberi arus keluar sumber daya dalam
sumber daya yang tidak satu periode dan hubungan
mengharapkan pembayaran antara keduanya;
kembali yang penggunaannya d. Cara entitas nirlaba
dibatasi dalam jangka panjang mendapatkan dan
(ii) penerimaan kas dari sumber membelanjakan kas,
daya dan penghasilan investasi memperoleh pinjaman, dan
yang penggunaannya dibatasi melunasi pinjaman, dan faktor
untuk pemerolehan, lain yang berpengaruh terhadap
pembangunan dan pemeliharaan likuiditasnya;
aset tetap atau peningkatan dana e. Usaha jasa entitas nirlaba.
abadi (iii) bunga dan deviden
yang dibatasi pengunaannya III. METODE PENELITIAN

dalam jangka panjang. 3.1 JENIS PENELITIAN


b. Pengungkapan informasi Jenis penelitian yang digunakan
mengenai aktivitas investasi dan adalah penelitian kualitatif,
pendanaan nonkas, misalnya sedangkan metode penelitian yang
sumbangan berupa bangunan digunakan adalah metode
atau aset investasi. deskriptif, sehingga dalam langkah
4. Catatan atas Laporan Keuangan penelitiaannya tidak perlu
Dalam PSAK 45 secara rinci tujuan merumuskan hipotesis.
laporan keuangan termasuk catatan atas 3.2 METODE PENGUMPULAN
laporan keuangan adalah untuk DATA
menyajikan informasi mengenai : Menurut Sanusi (2014:105)
a. Jumlah dan sifat aset, liabilitas, pengumpulan data dapat dilakukan
dan aset netto entitas nirlaba; dengan berbagai cara seperti survei,
b. Pengaruh transaksi dan peristiwa observasi maupun dokumentasi. Teknik
lain yang mengubah nilai dan pengumpulan data yang digunakan
sifat aset netto; dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Survei Pendahuluan b. Dokumentasi
Dalam melakukan penelitian ini, Metode Dokumentasi adalah
peneliti melakukan survei metode pencarian dan
pendahuluan untuk mengetahui pengumpulan data mengenai bahan
gambaran secara umum tentang – bahan informasi yang
profil yayasan dan melakukan dikeluarkan suatu lembaga yaitu
wawancara kepada pihak yayasan data yang terkait dengan laporan
untuk mengetahui tentang keungan Yayasan Panti Asuhan
gambaran bentuk laporan Yatim Piatu dan Fakir Miskin
keuangan dan menggali informasi Daarul Aytaam Situbondo.
mengenai transaksi-transaksi apa 3.3 TEKNIK ANALISIS DATA
saja yang dilakukan oleh yayasan Dalam penelitian kualitatif,
sehingga lebih memudahkan tehnik analisis data diperoleh dari
penelitian. berbagai sumber dengan menggunakan
2. Survei Lapangan tehnik pengumpulan data (Sugiyono
a. Wawancara 2014 : 243).
Wawancara adalah proses untuk Untuk menjawab rumusan
memperoleh data untuk penelitian masalah, maka metode analisis yang
dengan cara tanya jawab, sambil digunakan adalah metode analisis
bertatap muka antara penanya dan deskriptif kualitatif. Tahapan – tahapan
narasumber. Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah :
pada penelitian ini adalah teknik 1. Menyajikan kelengkapan
wawancara tidak terstruktur. laporan keuangan pada
(Sugiyono 2014 : 233) Adapun Yayasan Panti Asuhan Yatim
teknik wawancara ini dilakukan Piatu dan Fakir Miskin Daarul
kepada pihak – pihak yang terkait, Aytaam Situbondo.
yaitu Ketua Yayasan dan 2. Mengklasifikasikan data – data
Bendahara yang berkaitan tentang yang diperoleh sesuai dengan
laporan keuangan Yayasan Panti perlakuan akuntansi mengenai
Asuhan Yatim Piatu dan Fakir pencatatan laporan keuangan
Miskin Daarul Aytaam Situbondo. Yayasan Panti Asuhan Yatim
Piatu dan Fakir Miskin Daarul
Aytaam Situbondo.
3. Menyusun laporan keuangan
Yayasan Panti Asuhan Yatim
Piatu dan Fakir Miskin Daarul
Aytaam Situbondo berdasarkan
PSAK No. 45
4. Menyajikan laporan keuangan
Yayasan Panti Asuhan Yatim
Piatu dan Fakir Miskin Daarul
Aytaam Situbondo terhadap
kesesuaian PSAK No. 45.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Laporan Posisi Keuangan

Tabel 4.1 Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK No. 45

Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Daruul


Aytaam
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2015
Aset
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 47.146.675
Sewa dibayar dimuka 27.622.000
Jumlah 74.768.675

Aset Tetap
Tanah 8.000.000
Bangunan 145.875.000
Akumulasi penyusutan bangunan (10.125.000)
Jumlah 143.750.000

Total Aset 218.518.675


Liabilitas dan Aset Neto
Aset Neto
Tidak Terikat 74.768.675
Terikat Permanen 143.750.000
Total Liabilitas dan Aset Neto 218.518.675
Sumber : Lampiran 7 diolah

4.1.2 Laporan Aktivitas

Tabel 4.2 Laporan Aktivitas Berdasarkan PSAK No. 45

Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Daruul Aytaam
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Yang Berahir Pada Tanggal 31 Desembar 2015
Aliran Aktivitas Operasi
Pendapatan :
Sumbangan Donatur 247.132.875
Pendapatan Tenda 58.690.000
Pendapatan Kursi Plastik 14.701.000
Pendapatan Kursi Parnekel 5.055.000
Pendapatan Plafon Tenda 8.415.000
Pendapatan Karpet, Tikar & Tabir 2.974.000
Pendapatan Truck & Pick Up 31.335.000
Pendapatan Tamu Putera 253.431.000
Pendapatan Tamu Putri 22.694.200
Hasil Sewa Tanah 20.850.000
Pendapatan Beras Zakat 32.200.000
Pendapatan Pembangunan MTS 6.772.000
Jumlah 704.250.075
Biaya :
Biaya Pendidikan 54.301.400
Biaya Sandang 34.246.250
Biaya Pangan 141.849.500
Biaya Perlengkapan 39.326.000
Biaya Administrasi 6.292.000
Biaya Listrik & Telepon 14.351.950
Biaya Kesehatan 2.779.700
Biaya Transportasi 23.989.000
Biaya HR. Ustadz dan Full Timer 95.869.100
Biaya Uang Saku Anak 64.194.000
Biaya PHBI & PHBY 11.449.000
Biaya THR 21.922.000
Biaya Nuzulul Qur'an 800.000
Biaya Operasional 15.272.000
Biaya Usaha Ekonomi Produktif
(UEP) 102.839.500
Jumlah 629.481.400
kenaikan aset neto tidak terikat 74.768.675
Perubahan aset neto terikat temporer
Perubahan aset neto terikat permanen
Tanah 8.000.000
Pembangunan 145.875.000
Akumulasi Penyusutan
Pembangunan (10.125.000)
Kenaikan aset neto terikat permanen 143.750.000
Kenaikan Aset Neto 218.518.675
Aset Neto Pada Awal Tahun 127.766.500
Aset Neto Pada Akhir Tahun 346.285.175
Sumber : Lampiran 7 diolah

4.1.3 Laporan Arus Kas

Tabel 4.3 Laporan Arus Kas Berdasarkan PSAK No. 45

Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Daruul Aytaam
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun Yang Berahir Pada Tanggal 31 Desembar 2015
Aliran Aktivitas Operasi
Pendapatan :
Sumbangan Donatur 247.132.875
Pendapatan Tenda 58.690.000
Pendapatan Kursi Plastik 14.701.000
Pendapatan Kursi Parnekel 5.055.000
Pendapatan Plafon Tenda 8.415.000
Pendapatan Karpet, Tikar & Tabir 2.974.000
Pendapatan Truck & Pick Up 31.335.000
Pendapatan Tamu Putera 253.431.000
Pendapatan Tamu Putri 22.694.200
Hasil Sewa Tanah 20.850.000
Pendapatan Beras Zakat 32.200.000
Pendapatan Pembangunan MTS 6.772.000
Jumlah 704.250.075
Biaya :
Biaya Pendidikan 54.301.400
Biaya Sandang 34.246.250
Biaya Pangan 141.849.500
Biaya Perlengkapan 39.326.000
Biaya Administrasi 6.292.000
Biaya Listrik & Telepon 14.351.950
Biaya Kesehatan 2.779.700
Biaya Transportasi 23.989.000
Biaya HR. Ustadz dan Full Timer 95.869.100
Biaya Uang Saku Anak 64.194.000
Biaya PHBI & PHBY 11.449.000
Biaya THR 21.922.000
Biaya Nuzulul Qur'an 800.000
Biaya Operasional 15.272.000
Biaya Usaha Ekonomi Produktif (UEP) 102.839.500
Jumlah 629.481.400
Kas bersih yang diterima ( digunakan )
untuk aktifitas operasi 74.768.675
Aliran kas Dari Aktifitas Investasi
Pembangunan 145.875.000
Pembelian Tanah 8.000.000
Kas Bersih yag diterima untuk investasi 153.875.000
Kas bersih yang diterima ( digunakan )
uuntuk aktifitas operasi (79.106.325)
Kenaikan (Penurunan) Kas Dan Setara kas 518.000
Kas dan Setara kas Awal Tahun 127.766.500
Kas Dan Setara Kas Akhir Tahun 47.146.675
Sumber : Lampiran 7 diolah

4.1.4 Catatan Atas Laporan Penyusunan laporan keuangan


Kuangan masjid disusun dengan standara
1. Kebijakan Akuntansi akuntansi keuangan yang
a. Dasar Penyusunan Laporan diterbitkan IAI PSAK 45.
Keuangan Laporan keuangan terdiri dari
Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Aktivitas, Laporan Kas dan setara kas disini yaitu
Arus Kas, dan Catatan Atas jumlah dari saldo bulan desember
Laporan Keuangan. 2015 senilai Rp. 47.146.675 :
b. Penarimaan dan Pengeluaran Kas Bendahara Umum 28.246.175
Dana Kas Bendahara 1 28.246.175
penerimaan dana diakuipada Kas Bendahara 2 8.550.000
saat diterima dan pengeluaran Jumlah Kas 47.146.675
dana diakui pada saat dibayar. 3. Aset Tetap Bersih
Selain mendapatkan dana Tanah 8.000.000
berbentuk uang kas juga ada Pembangunan 145.875.000
sumbangan yang berupa barang Aku. Peny.bangunan(10.125.000)
keperluan masjid dinilai 143.750.000
berdasarkan harga pasar.
Pada penyusutan aset tetap
c. Kas
diperhitungkan dengan menggunakan
Untuk tujuan laporan arus kas,
metode garis lurus dengan umur
kas terdiri dari uang kertas dan
ekonomis sebagai berikut :
uang logam.
d. Aset Tetap Bangunan 14 Tahun
Aset tetap dinilai berdasarkan
4. Aset Neto
harga perolehanya. Biaya
Aset neto terdiri dari aset neto tidak
pemeliharaan dan biaya
terikat yang berupa pendapatan dan
perbaikan diakui sebagai beban
biaya lainnya dimana kekayaan
pada saat terjadinya,
yang dimiliki tanpa batas tertentu
pengeluaran yang
penggunaannya. Sedangkan aset
memperpanjang masa manfaat
neto terikat permanen didasarkan
aset atau yang memberikan
pada tanah dan pembangunan.
tambahan manfaat ekonomis
V. KESIMPULAN
dikapitalisasi.
5.1 Kesimpulan
Bangunan 14 tahun

2. Kas dan Setara Kas


Berdasarkan hasil data dari lainnya, yang telah menyusun
pembahasan hasil penelitian dapat laporan keuangan sesuai ketentuan
disumpulkan sebagai berikut : PSAK No. 45, sehingga penelitian
1. Bentuk penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan secara maksimal.
Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu dan 2. Bagi yayasan sebaiknya menyusun
Fakir laporan keuangan sesuai dengan
Miskin Daarul Aytaam ketentuan PSAK No.45 agar
Situbondo masih berbentuk lembaga menjadi lebih baik pada
laporan sederhana agar mudah masa yang akan datang.
dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
2. Setelah mengkonstruk laporan
keuangan Yayasan Panti Badan Penerbit Universitas
Asuhan Yatim Piatu dan Fakir Muhammadiyah Jember. 2014.
Pedoman Penyusunan Skripsi
Miskin Daarul Aytaam dan Buku Konsultasi; Fakultas
Situbondo berdasarkan PSAK Ekonomi. Universitas
Muhammadiyah, Jember.
No.45 penerimaan dan
pengeluaran dana harus jelas. Bastiam, Indra. 2007. Akuntansi
Yayasan dan Lembaga Publik.
5.2 Saran Jakarta : Penerbit Erlangga.
Dalam penelitian menghasilkan
Efferin, S., Darmadji, S.H., dan
laporan keuangan yang sesuai dengan Tan,Y,2004. Metode Penelitian
PSAK No. 45. Laporan keuangan yang Untuk Akuntansi, Malang:
banyumedia Publishing.
disepakati oleh ketua Yayasan Panti
Harahap, Sofyan Syafri. 2008.
Asuhan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Akuntansi Social ekonomi dan
Daarul Aytaam Situbondo dan peneliti Akuntansi Islam. Bumi Aksara,
Jakarta.
sehingga dapat digunakan untuk
sebagai acuan kedepannya. Peneliti Muhammad, Rifqi. 2008. Akuntansi
Keuangan Syariah, Konsep
menyarankan mengenai keterbatasan – dan Implementasi PSAK
keterbatasan yang terdapat pada Syariah. P3EI Press,
Yogyakarta
penelitian untuk ditindak lanjuti.
Muthaher, Osmad. 2012. Akuntansi
1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat
Perbankan Syariah. Graha
dilakukan riset pada yayasan Ilmu, Yogyakarta.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2013. Yaya, Rizal. 2012. Akuntansi
Akuntansi Syariah Di
Indonesia. Edisi 3. Salemba Perbankan Syariah. Salemba
Empat, Jakarta Empat, Jakarta.
Mamesah, 2013. Penerapan PSAK No.
45 Pada GMIM Efrata Sentrum Sanusi, Anwar. 2011. Metode
Sonder Kaitannya Dengan Penelitian Bisnis. Jakarta :
Kualitas Informasi Laporan
Keuangan. Jurnal Emba ISSN Salemba Empat.
2303-1174 No. 4. Vol.1.
Sugiyono. 2010. Memahami
Nainggolan, Pahala. 2005. Akuntansi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Keuangan Yayasan dan
Lembaga Nirlaba Sejenis. Alfabeta.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Sugiyono. 2011. Memahami
Moleong. Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Penelitian Kualitatif Edisi Alfabeta
Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2013. Kualitatif: Analisis
Akuntansi Syariah Di Data. Jakarta: Raja Grafindo.
Indonesia. Edisi 3. Salemba
Empat, Jakarta Peraturan Perundang – Undangan

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Undang-undang Republik Indonesia


Kuantitatif, Kualitatif dan R & Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
D. Alfabeta, Bandung.
Yayasan

Anda mungkin juga menyukai