Anda di halaman 1dari 20

Pengumpulan dan

Pengujian Bukti
Audit

Kelompok 6

ASTRID RUMANGU
SILVY NANGIN
ENRICO ALDO KANAL
PENGUMPULAN BUKTI AUDIT
 Simpulan dari rekomendasi audit sangat bergantung
pada keandalan bukti-bukti audit. Untuk itu, auditor
harus memberikan perhatian yang besar untuk sifat,
mutu , dan jumlah bukti-bukti audit yang dikumpulkan.

 Auditor harus memperoleh bukti yang cukup,


kompeten,dan relevan untuk menjadi dasar yang
memadai bagi temuan dan simpulan auditor. Dalam
rangka pengumpulan bukti audit, auditor harus
menyadari bahwa terdapat perbedaan materi
pengumpulan bukti audit keuangan dan audit kinerja.
Pada pelaksanaan audit keuangan, auditor membutuhkan
bukti-bukti untuk melakukan verivikasi atas asersi
dalam laporan keuangan.
Dalam audit kinerja,auditor lebih menekankan
pada penggunaan data keuangan maupun data
operasional untuk menilai :

1 . Apakah sumber daya diperoleh secara ekonomis


2. Apakah sumber daya dimanfaatkan secara
efisien
3. Apakah tujuan organisasi,program,atau
kegiatan dapat dicapai secara efektif
TUJUAN PENGUMPULAN
BUKTI AUDIT
 Pengumpulan bukti audit dalam pelaksanaan audit kinerja
memiliki beberapa tujuan.Umumnya data dikumpulkan untuk
memudahkan dalam menjelaskan objek yang diaudit,menguji
hipotesis,dan menjelaskan mengenai kinerja atau kekurangan
dari kinerja auditee.

 Pengumpulan bukti audit juga merupakan bagian dari proses


pembelajaran Internal,dimana auditor dapat memahami cara
auditee dalam menjalankan fungsinya.

 Sifat pengumpulan data dapat berubah saat bergantung pada


kemajuan proses pelaksanaan audit.
TEKNIK-TEKNIK
PENGUMPULAN AUDIT
A. REVIEW DOKUMEN
Metode ini paling dikenal dalam dunia audit dan memiliki keyakinan
yang tinggi. Review dokumen dapat digunakan untuk memahami entitas
dan menelaah peraturan. Untuk itu, pihak pejabat yang diaudit wajib
memberikan dokumen yang diminta oleh auditor,tentunya yang berkaitan
dengan audit. Namun terdapat beberapa kekurangan dari metode ini,
antara lain membutuhkan waktu yang cukup lama serta tenaga dan pikiran
yang lebih besar. Metode ini tidak memberikan bukti fisik.

B. WAWANCARA (Permintaan Keterangan)


Wawancara dilakukan oleh auditor untuk
memperoleh,melengkapi,dan/atau meyakini informasi yang dibutuhkan
terkait dengan tujuan audit.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Wawancara
Merencanakan dan Mempersiapkan Wawancara
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam merencanakan
dan mempersiapkan wawancara adalah:

1. Menentukan tujuan wawancara


2. Membatasai cakupan wawancara.
3. Menyiapkan daftar materi.
4. Mempelajari latar belakang topic wawancara.
5. Menyiapkan daftar pihak yang akan
diwawancarai.
6. Membuat jadwal wawancara.
Membuka Wawancara

Pelaksanaan wawancara dimulai dengan


membuka wawancara. Pada saat membuka
wawancara, auditor perlu menciptakan suasana
yang kondusif dengan cara sebagai berikut.

1. Membuat pihak yang diwawancarai merasa


nyaman.
2. Menyatakan maksud wawancara secara jelas.
3. Mengendalikan pembicaraan yang tidak
berarti.
4. Menjamin kerahasiaan pihak yang
diwawancarai.
Melaksanakan Wawancara
Dalam melaksanakan wawancara, auditor
perlu memerhatikan hal-hal ini :

1. Berbicara secara jelas


2. Mendengarkan secara aktif.
3. Mendokumentasikan pelaksanaan wawancara.
4. Mencatat informasi hasil wawancara.
5. Mengamati wawancara yang menyimpang.
6. Menunjukkan sikap yang mendukung
pelaksanaan wawancara, yaitu terbuka, objektif,
dan penuh pengertian.
Menutup Wawancara
Auditor sebaiknya menutup wawancara jika ia
telah meliput seluruh pertanyaan dan pendapat
dalam daftar checklist dan merasa bahwa semua
informasi yang diperoleh telah memenuhi
tujuannya. Pada saat menutup wawancara,
auditor perlu meringkas hasil wawancara untuk
menghindari salah pengertian. Auditor perlu
memberitahukan kepada pihak yang
diwawancarai bahwa ia mungkin akan datang
kembali bila masih ada hal yang ingin dibicarakan
dan mengucapkan terima kasih atas informasi
yang telah diberikan.
Mencatat dan Mengevaluasi
Hasil Wawancara

Bagian terpenting dari wawancara adalah


pencatatan dan evaluasi hasil wawancara.
Catatan hasil wawancara sebaiknya ditelaah,
diatur, dan dikaji kembali, segera setelah
wawancara berakhir. Catatan ini menjadi bagian
dari kertas kerja audit (KKA) yang
mencerminkan isi wawancara. Ketas kerja audit
ini memuat informasi factual dan penafsiran
hasil wawancara. Auditor sebaiknya mencatat
kejadian penting dan reaksi yang kuat dari pihak
yang diwawancarai.
Informasi lisan yang diperoleh dari wawancara dapat digunakan
sebagai bukti pendukung yang muncul pada laporan hasil audit,jika
informasi tersebut bersumber dari pejabat yang berkompeten atas
permasalahan itu sendiri telah diidentifikasi secara jelas dan benar.
Proses wawancara untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan dalam wawancara. Proses wawancara pada dasarnya
meliputi tiga hal,yaitu :
1. Merencanakan dan mempersiapkan wawancara
2. Membuka,melaksanakan,dan menutup wawancara
3. Mencatat dan menganalisis hasil wawancara

C. KUISIONER
Kuisioner merupakan cara efektif bagi auditor bila memerlukan
informasi umum dari organisasi-organisasi sejenis yang berjumlah
cukup banyak.
D. OBSERVASI FISIK
Observasi dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
pemotretan,perekaman,dan/atau pengambilan contoh
(sample) fisik objek yang dilakukan oleh auditor.
Tujuannya adalah untuk memperkuat dan/atau melengkapi
informasi yang berkaitan dengan audit.
Dalam Menentukan penggunaan suatu teknik pengambilan
bukti,auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor sbb :
1. Jenis dan sumber bukti yang dikumpulkan
2. Waktu dan biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan
bukti.
Teknik-teknik Pengumpulan
Bukti Audit

Sumber/Metode :

- Observasi/foto/video
- Studi Literatur atau basis data (database)
publik
- Review Program/File dan database entitas
- Brenchmarking
- Survei
- Wawancara (Interview )
- Kelompok Fokus ( focus group )
- Pendapat Ahli
- Review dan Penggunaan hasil studi dan audit
lain
PENGUJIAN BUKTI
AUDIT

Bukti yang diperoleh dengan berbagai teknik masih


perlu diuji. Pengujian dapat dilakukan dengan beberapa
metode. Metodologi meliputi tidak hanya sifat dan
prosedur yang dijalankan auditor,namun juga sejauh
mana prosedur tersebut harus dilakukan
TUJUAN DAN MANFAAT
PENGUJIAN BUKTI AUDIT
Pengujian Bukti-bukti audit dimaksudkan untuk menentukan atau
memilih bukti-bukti audit yang penting dan perlu sebagai bahan penyusunan
suatu temuan dan simpulan audit. Selain itu berdasarkan bukti-bukti yang
sudah diuji, auditor dapat melakukan hal-hal berikut :

1. Mengembangkan hasil pengujian untuk menilai apakah kinerja entitas


yang diaudit telah sesuai dengan kriteria atau tidak.
2. Mengumpulkan hasil pengujian dan membandingkannya dengan tujuan
audit tersebut.
3. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memeprbaiki kinerja
entitas tersebut
4. Memanfaatkan hasil pengujian untuk mendukung rekomendasi dan
simpulan audit.
LANGKAH-LANGKAH
PENGUJIAN BUKTI AUDIT

1. Menentukan teknik Pengujian


2. Membandingkan hasil pengujian
bukti-bukti audit dengan kriteria
audit
3. Mengidentifikasi sebab dan akibat
dari perbedaan
4. Mengidentifikasi usulan
rekomendasi atas temuan.
TEKNIK ANALISIS BUKTI
AUDIT

Pengujian bukti audit dapat


dilakukan dengan menggunakan
beberapa teknik, seperti model
logika program,perbandingan
dengan rasio,analisis regresi,analisis
manfaat-biaya atau simulasi.
Teknik-Teknik Analisis Bukti Audit

Teknik Analisis Informasi


- Model Logika Program-MLP ( Program Logic
Models )
- Membuat perbandingan dengan rasio
- Distribusi data
- Analisis regresi
- Analisis manfaat biaya
- Simulasi dan pemodelan (modelling)
- Analisis isi dari data kualitatif
- Analisis arus kerja dan arus komunikasi
PENGGUNAAN KONSULTAN

Tenaga ahli dan Konsultan dapat


digunakan dalam dua cara,yaitu :
Diluar kegiatan audit
Dilibatkan sebagai anggota yang menambah
kekuatan tim audit yang diberi tugas

Hal terpenting yang harus diingat adalah


peranan serta posisi dari tenaga ahli dan
konsultan tersebut didalam suatu lembaga
audit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai