Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AUDITING

PROSEDUR PENILAIAN RESIKO

Dosen Pengampu: Agus Triyani SE,.M.ak.

Disusun Oleh:

1. Mahfud Almuttaqin (21101021040)


2. Faiz Aunur Rofiq (21101021046)
3. Faisal Hidayat Tauhid (21101021059)
4. M. Luthfi Apriza R (21101021068)
5. Anggi Fadhilah Zahya (21101021070)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kita, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“prosedur Penilian Resiko” tepat pada waktunya.

Tugas makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan makalah ini. Untuk
itu penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Namun, tidak lepas dari semua itu penulis menyadari sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya, kerapian, maupun segi lainnya.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun, sehingga penulis dapat memperbaiki makalah yang akan datang.

Penulis berharap semoga dari makalah ini kita dapat mengambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpsirasi terhadap pembaca ataupun penulis lainnya.

Semarang, 28 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
2.1 Memahami Resiko Audit...................................................................................................5
2.1.1 Resiko Bawaan...........................................................................................................5
2.1.2 Risiko Pengendalian...................................................................................................6
2.1.3 Risiko Deteksi............................................................................................................6
2.2 MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMAA..............................................................7
A. Dampak Risiko Kontrak Kerja Terhadap Risiko Audit yang Dapat Diterima........................7
B. Faktor-Faktor yang Dapat Memengaruhi Risiko Audit1......................................................7
2.3 Prosedur Penilaian Resiko.................................................................................................9
2.4 Memahami Prosedur Prosedur Analitikal........................................................................10
BAB 3..............................................................................................................................................13
PENUTUP........................................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................13
B. SARAN.................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prosedur penilaian risiko bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah
sajimaterial dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman
mengenaientitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian
intern dari entitastersebut. Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk
mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi.
Namun, bukti itu saja tidak cukup, bukti prosedur penilaian risiko harus dilengkapi
dengan prosedur audit lanjutan yang merupakantanggapan atas risiko yang diidentifikasi,
seperi pengujian pengendalian dan/atau prosedur substantif.

Auditor wajib melakukan prosedur penilaian resiko untuk mengidentifikasi dan


menilairisiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat
asersi.Pemahamanentitas merupakan upaya yang berkesinambungan dan proses dan
proses yang dinamis dalammengumpulkan dan menganalisis informasi selama audit
berlangsung.Auditor menggunakan kearifan profesionalnya untuk menentukan prosedur
penilaianrisiko yang harus dilaksanakannya,dan seberapa dalam ia perlu memahami
entitas itu.Auditor perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk
mengidentifikasi risiko bisnis dan risiko kecurangan yang bisa berdampak pada salah saji
material.

Auditor menyelidiki dengan seksama keadaan yang menimbulkan keraguan tentang


kemampuanentitas melanjutkan usahanya. Ketika melaksanakan prosedur penilaian
risiko, auditor wajib mempertimbangkan apakah ada peristiwa atau kondisi yang
membuat kemampuan entitasuntuk mempertahankan bisnisnya diragukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Memahami risiko audit?
2. Memahami menilai risiko audit yang dapat di terima?
3. Memahami ketiga prosedur penilain risiko?
4. Memahami prosedur analitikal?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui risiko audit
2. Untuk mengetahui risiko audit yang dapat di terima
3. Untuk mengetahui ketiga prosedur penilian risiko
4. Untuk mengetahui prosedur analitikal

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MEMAHAMI RISIKO AUDIT


2.1.1 Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material
dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern
yang terkait. Risiko bawaan selalu ada dan tidak pernah mencapai angka nol.
Risiko bawaan tidak dapat dirubah oleh penerapan prosedur audit yang paling
baik sekalipun. Risiko bawaan bervariasi untuk setiap asersi. Sebagai contoh,
asersi keberadaan dan keterjadian kas mempunyai risiko bawaan yang lebih tinggi
daripada aktiva tetap. Hal ini disebabkan uang tunai merupakan suatu asset yang
sangat rawan terhadap manipulasi, dan semua orang berminat terhadap uang.
Sedangkan aktiva tetap lebih jelas keberadaannya. Risiko bawaan juga dibedakan
atas risiko bawaan setiap akun dan risiko bawaan keseluruhan untuk banyak akun.
Berikut merupakan beberapa faktor yang menentukan risiko bawaan pada banyak
akun
1. Profitabilitas perusahaan secara relative dibandingkan dengan
perusahaan pada umumnya. Semakin tinggi profitabilitas suatu
perusahaan, semakin kecil risiko bawaannya.
2. Jenis usaha dan sensitivitas operasi. Perusahaan yang bergerak pada
bidang keuangan lebih besar risiko bawaannya daripada perusahaan
ekspedisi karena bidang keuangan sangat sensitive terhadap perubahan
kurs mata uang, dan perubahan tingkat suku bunga. oleh karena itu,
semakin sensitive operasi perusahaan, semakin tinggi risiko
bawaannya. Bidang usaha yang sangat dipengaruhi perkembangan
teknologi, dan kompetiwsi usahanya ketat, mengakibatkan
risiko bawaan yang tinggi.
3. Masalah kelangsungan usaha. Perusahaan yang sedang mengalami
masalah kebangkrutan mempunyai risiko bawaan yang tinggi.
4. Sifat, penyebab, dan jumlah salah saji yang dideteksi dalam audit tahun
sebelumnya. Risiko bawaan perusahaan akan dinilai lebih tinggi
apabila banyak salah saji yang terdeteksi melalui audit tahun
sebelumnya.
5. Integritas, erputasi, dan pengetahuan akuntansi dari manajemen.
Semakin baik integritas, reputasi, dan pengetahuan tentang akuntansi
yang dimiliki manajemen klien, semakin kecil risiko bawannya.
Berikut ini merupakan fator yang menentukan risiko bawaan suatu akun
tertentu:
a. Auditabilitas akun atau transaksi. Semakin tinggi tingkat aktivitas
akun, semakin rendah risiko bawaan pada akun tersebut.
b. Kerumitan masalah akuntansi terkait. &asalah akuntansi terkait
meliputi masalah pengekuan dan kerumitan penilaian akun. &asalah
akuntansi yang rumit akan meningkatkan risiko audit.

5
c. Sifat, penyebab, dan jumlah salah saji yang dideteksi dalam audit tahun
sebelumnya. Risiko bawaan perusahaan akan dinilai lebih tinggi
apabila banyak salah saji yang terdeteksi melalui audit tahun
sebelumnya.
2.1.2 Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material, yang dapat
terjadi dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada
waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern
perusahaan. Risiko pengendalian tidak pernah mencapai keyakinan penuh bahwa
semua salah saji material akan dapat dideteksi ataupun dicegah.
Risiko pengendalian merupakan fungsi dari efektivitas struktur pengendalian
inter. Semakin efektif struktur pengendalian intern perusahaan klien, semakin
kecil risiko pengendaliannya. Penetapan risiko pengendalian didasarkan atas
kecukupan bukti audit yang menyatakan bahwa struktur pengendalian inter klien
adalah efektif.
Ada dua macam risiko pengendalian, yaitu:
a. Actual level of control risk 
b. Assessed level of control risk yang ditentukan dengan melakukan
modifikasi prosedur untuk menghimpun pemahaman struktur n struktur
pengendalian intern terkait dengan asersi, dan prosedur untuk
melaksanakan test control.

Pada saat perencanaan audit, auditor menentukan besarnya risiko


pengendalian yang direncanakan untuk setiap asersi yang signinikan. Planned
assessed level of control risk ini ditentukan berdasar asumsi tentang evektivitas
rancangan dan operasi struktur pengendalian intern yang relevan.

2.1.3 Risiko Deteksi


Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah
saji materi saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi
tergantung atas penerapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko
pengendalian. Semakin besar risiko audit, semakin besar pula risiko deteksi.
Sebaliknya semakin besar risiko bawaan ataupu risiko pengendalian, semakin
kecil risiko deteksi. ada tahap perencanaan audit, Planned assessed level of
detection risk untuk setiap asersi signifikan ditentukan dengan cara menerapkan
model risiko audit. actual level detection risk dapat diubah auditor dengan cara
memodifikasi sifat, penentuan waktu dan luas test substantive yang dilakukan
atas suatu asersi. atas suatu asersi. Dalam penentuan risiko deteksi, auditor
mempertimbangkan kemungkinan dia melakukan kesalahan seperti kesalahan
penerapan prosedur auditing atasu salah melakukan interpretasi terhadap bukti-
bukti audit yang telah dihimpun.
Ada perbedaan yang mendasar antara risiko bawaan dan risiko pengendalian
dengan risiko deteksi. Kedua risiko terdahulu ada terlepas dari dilakukan atau
tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan
dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor sendiri.

6
Selanjutnya, risiko deteksi terbagi atas dua jenis risiko, yaitu risiko review
analitis, dan risiko tes substantive.
 Risiko review analitis
Risiko review analitis adalah risiko yang timbul karena
prosedur+prosedur review analitis tidak dapat mendeteksi kesalahan yang
material.  
 Risiko tes substantive.
Risiko tes substantive adalah risiko kesalahan material tidak dapat
dideteksi melalui penggunaan prosedur tes prosedur tes substantive.

Selain risiko+risiko diatas, risiko dalam audit dapat pula dibagi atas risiko
sampling, dan risiko non sampling. Jenis ini terjadi kaena auditor bekerja atas
dasar pengujian suatu sampel bukti. Risiko sampling merupakan risiko bahwa
kesimpulan yang diambil oleh auditor dari hasil pengujian terhadap karakteristik
tertentu dari sampel atas item tertentu berbeda dengan kesimpulan yang dibuat
dari seluruh populasi yang diuji. Sedangkan risiko non sampling merupakan
bagian dari risiko audit yang tidak hanya berkaitan dengan data, tetapi lebih
banyak dihasilkan dari "actor lain seperti kesalahan manusia, kesalahan
penerapan prosedur dan salah menginterpretasikan hasil suatu sampel.

2.2 MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMAA.


 
A. Dampak Risiko Kontrak Kerja Terhadap Risiko Audit yang Dapat Diterima

Risiko kontrak kerja (engagement risk) adalah risiko dimana auditor atau KAP
akanmendapatkan masalah setelah audit diselesaikan, meskipun laporan audit sudah
benar. Sangat penting bahwa auditor tidak menyetujui apakah risiko kontrak kerja
harus dipertimbangkandalam perencanaan audit. Para pihak yang menentang
dilakukannya modifikasi bukti dalamrisiko kontrak kerja berpendapat bahwa auditor
tidak memberikan opininya untuk berbagaitingkat keyakinan, sehingga tidak dapat
memberikan keyakinan yang lebih tinggi atau lebihrendah karena adanya risiko
kontrak kerja. Para pendukung dilakukannya modifikasi berpendapat bahwa sangat
tepat bagi auditor untuk mengumpulkan bukti tambahan, menugaskan staf yang lebih
berpengalaman, dan menelaah audit lebih mendalam dalam pengauditan dimana
kemungkinan dampak kewajiban hukumnya tinggi atau adanya potensitindakan
berlawanan lainnya yang mempengaruhi keberadaan auditor.
B. Faktor-Faktor yang Dapat Memengaruhi Risiko Audit1.
 
1. Tingkat Ketergantungan Pengguna Eksternal Laporan Keuangan
Ketika pengguna eksternal sangat mengandalkan laporan keuangan, maka
sangat tepatuntuk menurunkan risiko audit yang dapat diterima. Ketika laporan
keuangan jadi sangatdiandalkan, masalah sosial yang besar dapat terjadi jika salah saji
yang signifikan tetap tidakterdeteksi dalam laporan keuangan. Auditor dapat lebih

7
mudah membenarkan biaya buktitambahan ketika kerugian pada para pengguna
akibat:
dari salah saji material yang sangat besar. Berikut adalah indikator yang baik untuk
menilai tingkat ketegantungan para pengguna:
a. Ukuran klienUmumnya makin besar kegiatanoperasi klien, makin luas penggunaan
laporankeuangan. Ukuran klien yang diukur denganaset total atau pendapatan total
akan berpengaruh pada risiko audit yang dapat diterima
b. Distribusi kepemilikanLaporan keuangan perusahaan publik umumnya diandalkan
oleh lebih banyak pengguna dibandingkan dengan perusahaan tertutup. Untuk
perusahaan publik, pihak yang berkepentingan adalah SEC, analis keuangan, dan
masyarakat umum.
c. Sifat dan jumlah kewajiban
Ketika laporan memiliki sejumlah tanggung jawab yang besar, kemungkinan besar
laporantersebut akan digunakan secara lebih luas oleh para kreditor yang ada atau
calonkreditor dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tanggung jawab
lebih sedikit.

2. Kemungkinan Klien Akan Mengalami Kerusakan Keuangan Setelah Laporan Audit


Diterbitkan
Dalam situasi dimana auditor yakin bahwa kemungkinan kegagalan keuangan atat
kerugian itu tinggi schingga meningkatkan risiko kontrak kerja, risiko audit yang dapat
diterima harus dikurangi. Jika tantangan berikutnya muncul, auditor akan lebih baik
berada dalam posisi mempertahankan hasil auditnya yang memuaskan. Sulit bagi auditor
untuk memprediksi kegagalan keuangan sebelum itu terjadi, namun beberapa faktor
berikut dapat menjadi indikator yang baik atas meningkat kemungkinan kegagalan
keuangan tersebut.
a. Posisi likuiditas
Jika klien terus kekurangan kas dan modal kerja, hal ini mengindikasikan adanya
masalah di masa mendatang dalam pembayaran utangnya. Auditor harus menilai
kemungkinan dan seberapa besar penurunan likuiditas yang terus terjadi terus
menerus.
b. Laba (rugi) tahun-tahun sebelumnya
Ketika suatu perusahaan secara cepat mengalami penurunan laba atau peningkatar
kerugian dalam beberapa tahun, auditor harus mengenali adanya masalah dalam
kemampuan perusahaan melunasi kewajiban (solvabilitakemungkinan besar akan
dihadapi oleh klien
c. Metode pertumbuhan pembiayaan
Makin tinggi ketegantungan klien terhadap utang sebagai alat pembiayaannya,
membuat resiko kegagalan keuangan yang besar jika kegiatan operasi klien
mengalami penurunan. Auditor harus menilai apakah satu set tetap klien dibiayai olch
pijamanjangka pendek ataujangka panjang, karena sejumlah besar kas keluar yang
dibutuhkan dalam waktu yang singkat akan memaksa perusahaan mengalami
kebangkrutan
d. Sifat kegiatan operasi klien
Beberapa jenis bisnis secara alami lebih berisiko dibandingkan dengan jenis bisnis
lainnya. Contohnya perusahaan teknologi yang baru beroperasi sangat ketergantungan
pada kesuksesan dalam satu produk lebih berisiko mengalami <ebangkrutan
dibandingkan dengan perusahaan yang memproduksi beragam jenis produk makanan
e. Kompetensi manajemen

8
Manajemen yang kompeten akan terus menerus mewaspadai adanya potensi kesulitan
keuangan dan memodifikasinya dengan berbagai metode operasi untuk
meminimalkan pengaruh dari kemungkinan jangka pendek. Auditor harus menilai
sebagai bagian dari evaluasi atas kemungkinan terjadinya kebangkrutan.

3. Evaluasi AuditorTerhadap Integritas Manajemen


Jika suatu klien meragukan integritasnya, maka kemungkinan auditor akan menila
risiko audit yang dapat diterima lebih rendah. Perusahaan dengan integritas yang rendah
sering kali menjalankan bisnis mereka dengan cara yang dapat menimbulkan konflik
dengan pemegang sahamnya, pemerintah, dan pelanggannya. Pada akhirnya, konflik-
konflik tersebut seringkali mencerminkan dalam persepsi pengguna terhadap kualitas audit
dan dapat mengakibatkan adanya tuntutan hukum dan ketidaksetujuan lainnya.
C. Membuat Keputusan n Risiko Audit yang Dapat Diterima
Untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, auditor harus menilai setiap factor
yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima. Berikut metode-metode yang bias
digunakan dalam menilai risiko audit yang dapat diterima.

Faktor Metode yang digunakan


Ketergantungan pengguna  Memeriksa laporan keuangan, termasuk
Eksternal Laporan Keuangan catatan kakinya
 Membaca catatan rapat dewan direksi
untuk mengetahui rencana di masa depan
 Memeriksa formulir 10K bagi perusahaan
pabrik
 Membawa rencana pembiayaan dengan
manajemen
Kemungkinan rusaknya keuangan  Analisis laporan keuangan untuk mendeteksi
kesulitan keuangan dengan menggunakan
rasio dan prosedur analitis lainnya
 memeriksa laporan arus kas historis maupun
proyeksi u ntuk menentukan sifat arus kas
masuk dan keluar
Manejemen Integritas  Ikuti prosedur mengenai penerimaan dan
keberlanjutan klien

2.3 PROSEDUR PENILAIAN RESIKO


Tujuan prosedur penialaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui
pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai
pengendalian internal entitas tersebut. Auditor wajib melakukan prosedur penilaian
risiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material pada tingkat
laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Prosedur penilaian risiko itu sendiri tidak
memberikan bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar pemberian opini audit.

9
Prosedur Penilian resiko meliputi:
1.Bertanya kepada manajemen dan pihak lain dalam entitas yang menurut
auditor mungkin mempunyai informasi yang dapat membantu
mengidentifikasi risiko salah saji yang material yang disebebkan oleh
kecurangan atau kekeliruan;
2. Prosedur Analitikal
3. Pengamatan dan Inspeksi
Ketiga prosedur penilaian risiko ini dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalam
banyak situasi, hasil dari suatu prosedur akan membawa pada prosedur lain. Auditor
wajib memperoleh pemahaman mengenai:
1. Industri terkait, ketentuan perundangan dan faktor eksternal lainnya,
termasuk kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan.
2. Sifat entitas diantaranya: (1) operasinya, (2) struktur kepemilikan dan
governance-nya.
3. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, termasuk alasan untuk
mengubah kebijakan akuntansi. Auditor wajib mengevaluasi apakah
kebijakan akuntansi yang diterapkan entitas cocok untuk bisnis itu dan
konsisten dengan kerangka pelaporan yang diterapkan dan kebijakan
akuntansi yang diterapkan dalam industri itu.
4. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat berakibat
pada risiko salah saji.
5. Pengukuran dan riviu kinerja keuangan entitas.

Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang:


1. Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material
dalam laporan keuangan karena kecurangan, termasuk tentang
sifat, luas dan berapa seringnya penilaian tersebut dilakukan.
2. Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan
menanggapi risiko kecurangan dalam entitas itu, termasuk risiko
kecurangan yang diidentifikasi oleh manajemen atau yang
dilaporkan kepada manajemen, atau risiko kecurangan mungkin
terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan.
3. Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang
dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi
risiko kecurangan dalam entitas itu.
4. Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada, tentang
pandangan manajemen mengenai praktik-praktik bisnis dan prilaku
etis.

2.4 MEMAHAMI PROSEDUR-PROSEDUR ANALITIKA


Analytical procedure atau prosedur analitik terdiri dari evaluasi informasi keuangan
melalui analisis hubungan yang reasonable antara data keuangan dan nonkeuangan.
Prosedur analitik juga mencakup investigasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi
fluktuasi atau hubungan yang tidak konsisten dengan informasi relevan lainnya atau

10
yang berbeda dari nilai yang diharapkan dengan jumlah yang signifikan pada laporan
keuangan. Premis dasar yang mendasari penerapan prosedur analitik adalah bahwa
terdapat hubungan yang reasonable antara data dan berlanjut tanpa adanya kondisi yang
bertentangan.
Prosedur analitik digunakan selama proses audit dan dilakukan untuk tiga tujuan utama:
1. Tinjauan analitik awal – penilaian risiko
Tinjauan analitik pendahuluan dilakukan untuk memperoleh pemahaman
tentang bisnis dan lingkungannya (misalnya kinerja keuangan relatif terhadap
tahun-tahun sebelumnya dan industri terkait dan kelompok pembanding), untuk
membantu menilai risiko salah saji material untuk menentukan sifat, waktu, dan
luasnya prosedur audit, yaitu untuk membantu auditor mengembangkan strategi
dan program audit.
2. Prosedur analitik substantif
Prosedur analitik digunakan sebagai prosedur substantif ketika auditor
menganggap bahwa penggunaan prosedur analitis bisa lebih efektif atau efisien
daripada pengujian perincian dalam mengurangi risiko salah saji material pada
tingkat asersi ke level yang dapat diterima rendah.
3. Review analitik akhir
Prosedur analitik dilakukan sebagai tinjauan keseluruhan atas laporan keuangan
pada akhir audit untuk menilai apakah mereka konsisten dengan pemahaman
auditor tentang entitas tersebut. Prosedur analitik akhir tidak dilakukan untuk
mendapatkan jaminan substantif tambahan. Jika ditemukan penyimpangan,
penilaian risiko harus dilakukan lagi untuk mempertimbangkan prosedur audit
tambahan yang diperlukan.

PenggunaanProsedur analitik substantif


Salah satu tujuan dari analytical procedure yang tertuang dalam Standard of
Auditing adalah bahwa bukti audit yang relevan dan dapat diandalkan diperoleh
ketika menggunakan prosedur analitik substantif. Tujuan utama dari prosedur
analitik substantif adalah untuk mendapatkan jaminan, dalam kombinasi dengan
pengujian audit lainnya (seperti pengujian system pengendalian intern dan
pengujian substantif perincian), yang berhubungan dengan pernyataan laporan
keuangan untuk satu atau lebih area audit. Prosedur analitik substantif umumnya
lebih banyak digunakan untuk volume transaksi yang besar yang cenderung
lebih dapat diprediksi dari waktu ke waktu.
Penerapan prosedur analitik substantif didasarkan pada harapan bahwa
hubungan antara data ada dan berlanjut tanpa adanya kondisi yang diketahui
sebaliknya. Kehadiran hubungan ini memberikan bukti audit tentang
kelengkapan, keakuratan, dan terjadinya transaksi. Karena sifatnya, prosedur
analitik substantif sering dapat memberikan bukti untuk banyak pernyataan,
untuk mengidentifikasi permasalahan audit yang mungkin tidak terlihat dari
pekerjaan yang lebih rinci, dan mengarahkan perhatian auditor ke area yang
memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Selain itu, auditor dapat mengidentifikasi
risiko atau kekurangan dalam pengendalian internal yang sebelumnya tidak
diidentifikasi, yang dapat menyebabkan auditor mengevaluasi kembali

11
pendekatan audit yang direncanakan dan mengharuskan auditor untuk
mendapatkan lebih banyak penjaminan dari pengujian substantif lain dari yang
telah direncanakan sebelumnya.
Untuk memperoleh manfaat maksimal dari prosedur analitik substantif,
auditor harus melakukan prosedur analitik substantif sebelum pengujian
substantif lainnya karena hasil prosedur analitik substantif sering memengaruhi
sifat dan tingkat pengujian terperinci. Prosedur analitik substantif akan
mengarahkan perhatian ke bidang-bidang risiko yang meningkat, dan jaminan
yang diperoleh dari prosedur analitik substantif yang efektif akan mengurangi
jumlah jaminan yang diperlukan dari pengujian lain.

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
prosedur penilaian risiko akan memberikan bukti audit untuk mendukung
penilaiar namun pada tingkat laporan keuangan, bukti itu saja tidak cukup. Bukti dari
prosedur penilaianrisīko harus dilengkapi dengan prosedur auditlanjutanyang
merupakan tanggapan atas risiko yang teridentifikasi, sepertipengeujian pengendalian
dan prosedur substansif. Terdapat prosedur penilaian resiko, yaitu Prosedur
menanyakan kepada manajemen dan pihaklain (inquiries dari pengelolaan Gan
others), pengamatan dan sakit (pengamatanvasi Gan pemeriksaan), prosedur analitik
(prosedur analitik). Memper olehpemaham ansaya tidakentita s danlingk ungannya,
termas ukpenge ndalian internalnya. wajibmelaksanakan prosedur untuk memperoleh
informasi yang akan digunakan untuk mengidentifikasi risiko salah saji karena
kecurangan.
B. SARAN
Agar makalah ini dapat sbaik-baik saja, maka kamimemberikan saran bagi
pembaca dalan makalah pengauditan SAYA ini dapat digunakan untuk memperoleh
pengalaman baru dalam pembelajaran pengauditan dan memudahkan pemahaman
konsep, serta datepuk membantu pembaca belajar mandiri. Apabila pembaca sayarasa
ada yang kuberdering tepat dalam penulisan makalah naupunisi dapat
memberikankelompok kamikritik dandisertakan solusi, karena kritik ikhal yang
sangat mudah untuk dilakukan namun berbamenemukan terbalik
dengansebuah solusiya

12
13
DAFTAR PUSTAKA

https//prasetyayosef.wordpress.com/pengauditan/prosedur-penilaian-risiko-terhadap-audit-laporan-
keuangan-makalah/

http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/14/perencanaan-audit/
http://www.slideshare.net/inapurmini/audit-berpeduli-risiko
http://srhyebiru.blogspot.com/2014/01/materialitas-dan-risiko-audit-dan.html
http://tensilatif31.blogspot.com/2012/07/resiko-audit.html

14

Anda mungkin juga menyukai