Anda di halaman 1dari 31

MENYELESAIKAN AUDIT

CAKUPAN PENYELESAIAN AUDIT

01 Menyempurnakan pekerjaan lapangan

02 Melakukan evaluasi bukti audit

03
Melakukan komunikasi tertulis dengan
.
klien

04
1. MENYEMPURNAKAN
PEKERJAAN LAPANGAN
1. MENYEMPURNAKAN PEKERJAAN LAPANGAN


a) Melakukan reviu peristiwa kemudian (Bab 12)

b) Melakukan reviu notulen rapat komisaris dan manajemen


c)

d)
(LCA – Litigation, Claim, and Assessment)

Meminta surat representasi manajemen (representation letter) (Bab 34)



Melakukan reviu permasalahan hukum, klaim pihak ketiga, dan asesmen akuntansi

e) Melakukan prosedur analitis (Bab 37 hal 534)


2. MELAKUKAN EVALUASI BUKTI AUDIT (Bab 37)


a) Melakukan pengukuran tingkat materialitas salah saji dan risiko audit berdasarkan
hasil kompilasi total temuan audit.

b)

c)
Melakukan reviu terhadap teknis penyajian laporan keuangan

Merumuskan pendapat auditor dan menyusun draft laporan auditor (Bab 36 di-
bahas dipertemuan selanjutnya)

d) Mendokumentasikan pekerjaan audit (Bab 33)
3. MELAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN KLIEN (Bab 38)
Komunikasi tentang pengendalian internal, untuk melaporkan termuan kelemahan SPI
serta pengaruhnya terhadap kinerja operasional perusahaan, baik kelemahan ringan atau
kelemahan material (material weaknesses).
Komunikasi tertulis tentang pelaksanaan audit, untuk melaporkan berbagai hambatan yang terjadi
selama proses pelaksanaan audit, serta berbagai usulan untuk mengatasinya.

berbagai hal yang penting untuk diketahui oleh manajemen, atau yang disebut dengan
reportable conditions, yang
pengelolaan organisasi ke depan.
bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi

Management Letter atau surat komunikasi dengan manajemen, digunakan untuk melaporkan

dan efektifitas
1. a.Peristiwa Kemudian (Bab 12)

ISA 560 alinea 4 merinci tujuan auditor dalam mengaudit peristiwa kemudian yakni
untuk:
a) memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai apakah peristiwa antara
tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan auditor yang memerlukan
penyesuaian atau pengungkapan telah ditunjukkan dengan benar dalam laporan
keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
b) menanggapi dengan tepat, fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan
auditor yang jika diketahui sebelumnya dapat menyebabakan auditor mengubah
laporan auditornya
PERISTIWA KEMUDIAN (SUBSEQUENT EVENTS)
Peristiwa kemudian adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan,
yang berpengaruh material atau signifikan terhadap laporan keuangan.

Periode peristiwa kemudian adalah masa antara tanggal laporan keuangan sampai
dengan tanggal akhir pekerjaan lapangan.

Tanggal akhir pekerjaan lapangan adalah tanggal akhir pengumpulan dan pengujian
bukti audit.

Tanggung jawab utama auditor adalah pada peristiwa kemudian yang terjadi pada
“periode peristiwa kemudian”.
PERISTIWA KEMUDIAN (SUBSEQUENT EVENTS)
Peristiwa Kemudian
31/12/2019 15/03/2020 31/03/2020

Tanggal Tanggal Tanggal


Laporan Akhir Penerbitan
Keuangan Pekerjaan Laporan
Lapangan Auditor

Periode Peristiwa Kemudian


(Subsequent Events Period)
JENIS PERISTIWA KEMUDIAN

Peristiwa yang berhubungan dengan ketepatan estimasi akuntansi dalam laporan


keuangan, misalnya:
(1) estimasi beban hadiah
(2) estimasi beban garansi
(3) estimasi denda tuntutan hukum
(4) pelunasan kembali piutang yang telah dihapus, dan berbagai estimasi yang lain.

Peristiwa kemudian semacam ini memerlukan usulan jurnal penyesuaian dan


kemungkinan juga memerlukan pengungkapan atau penjelasan atas laporan
keuangan
JENIS PERISTIWA KEMUDIAN

Contoh:
Dalam laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2019 tersaji utang
garansi Rp100.000.000,00, sampai dengan akhir masa garansi, misalnya
tanggal 10 Februari 2020 ternyata jumlah realisasi beban garansi hanya
Rp80.000.000,00. Atas peristiwa ini, auditor mengusulkan jurnal penyesuaian
sebagai berikut:

Utang Garansi 20.000.000


Beban Garansi 20.000.000
JENIS PERISTIWA KEMUDIAN

2. Peristiwa kemudian
KEBIJAKAN yang berpengaruh signifikan terhadap masa depan
PENETAPAN
perusahaan, misalnya:
TRANSFER PRICING
a. Kebijakan pengembangan bisnis yang agresif.
b. Kebijakan penghentian divisi atau produk tertentu.
c. Kebijakan penutupan anak cabang.
d. Bencana alam, seperti banjir atau kebakaran.
Peristiwa semacam ini tidak memerlukan penyesuaian atas laporan
keuangan, tetapi memerlukan pengungkapan dampak peristiwa
kemudian terhadap kinerja operasional perusahaan ke depan.
PERISTIWA KEMUDIAN SETELAH AKHIR PEKERJAAN LAPANGAN

JikaKEBIJAKAN
peristiwaPENETAPAN
kemudian terjadi setelah tanggal akhir pekerjaan lapangan
tetapi TRANSFER
sebelumPRICING
penerbitan laporan audit, dan peristiwa kemudian
tersebut berpengaruh material terhadap laporan keuangan atau
berpengaruh
material terhadap kegiatan operasional perusahaan ke depan, peristiwa
kemudian tersebut diakomodasi dalam laporan auditor dengan memberi
tanggal khusus, disebut dengan tanggal ganda (dual dating).
PERISTIWA KEMUDIAN SETELAH AKHIR PEKERJAAN LAPANGAN

Peristiwa Kemudian

31/12/2019 15/3/2020 20/3/2020 31/3/2020

Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal


Laporan Akhir Pekerjaan Peristiwa Penerbitan
Keuangan Lapan- Kemudian Laporan
gan Auditor
Periode Peristiwa Kemudian
PERISTISTIWA KEMUDIAN SETELAH AKHIR PEKERJAAN LAPANGAN

Mengapa menggunakan tanggal ganda?


Dalam kasus di atas, jika tanggal laporan audit digeser ke tanggal 20/3/2020,
maka auditor bertanggungjawab terhadap seluruh peristiwa yang terjadi antara
tanggal 15/3/2020 sampai dengan 20/3/2020.
Dengan tanggal ganda, auditor hanya bertanggungjawab terhadap peristiwa
kemudian yang dilaporkan secara khusus melalui tanggal ganda tersebut.
PERISTIWA KEMUDIAN SETELAH AKHIR PEKERJAAN LAPANGAN

Contoh pemberian tanggal ganda:

Tanda tangan partner


Nama Partner

15 Maret 2020
Kecuali untuk peristiwa kemudian yang kami temukan pada
tanggal 20 Maret 2020, yang kami ungkap pada catatan laporan
keungan nomor xxx.
b. REVIU NOTULEN RAPAT KOMISARIS DAN MANAJEMEN

Tujuan reviu adalah untuk mencermati kemungkinan adanya kebijakan-


kebijakan penting yang berpengaruh material terhadap kinerja operasional
perusahaan, serta belum diungkapkan secara penuh dalam laporan
keuangan, yang bisa berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengguna
laporan keuangan, baik untuk keputusan investasi maupun untuk keputusan
kredit.
Contoh kebijakan penting dalam notulen rapat:
1. Rencana pengembangan produk baru.
2. Rencana penghentian produk tertentu.
3. Rencana pembukaan cabang perusahaan.
4. Rencana ekspansi bisnis ke luar negeri.
5. Rencana penutupan cabang perusahaan.
6. Rencana penjadwalan ulang pelunasan utang.
Berbagai rencana seperti ini bisa berpengaruh signifikan terhadap keputusan
investasi dan atau kredit calon investor dan calon kreditor.
c. REVIU LCA (LITIGATION, CLAIM, AND ASSESSMENT)
LCA (Litigation, Claim, and Assessment) adalah permasalahan
hukum (litigation), tuntutan pihak ketiga (claim), dan penilaian kon-
sekuensi
keuangan dari berbagai permasalahan hukum (assessment).
Tujuan reviu LCA adalah untuk menemukan permasalahan LCA yang
belum diungkap atau dijelaskan secara penuh dalam laporan keuan-
gan, sehingga memerlukan usulan penyempurnaan pengungkapan
dalam
laporan keuangan.
Prosedur audit LCA:
a. Wawancara tertulis dengan pihak-pihak yang
bertanggungjawab terhadap LCA.
b. Membuat surat konfirmasi LCA (letter of audit inquiry)
ke kuasa hukum klien, dan
c. Meminta manajemen untuk membuat surat pernyataan
d. SURAT REPRESENTASI MANAJEMEN (Representasi Tertulis) (Bab 34)

Surat representasi manajemen (representation letter), adalah surat pernyataan tertulis dari
manajemen, yang diminta oleh auditor, untuk memperkuat bukti audit yang telah diperoleh
oleh auditor.
Fungsi Surat Representasi Manajemen
a. Untuk mengkonfirmasi pernyataan lisan manajemen.
b. Untuk mendokumentasikan pernyataan manajemen.
c. Untuk mengurangi potensi salah faham tentang pernyataan manaje-
men.
Isi Surat Representasi Manajemen
a) Pernyataan tentang tanggungjawab manajemen terhadap laporan keuangan.
b) Pernyataan tentang kelengkapan informasi dan bukti yang diserahkan kepada auditor.
c) Penjelasan tentang masalah pengakuan pendapatan, estimasi akuntansi, dan
pengungkapan.
.d) Penjelasan tentang peristiwa kemudian (subsequent events).

 Contoh hal 482


SURAT REPRESENTASI MANAJEMEN
(REPRESENTATION LETTER)

Pengaruh Surat Representasi Manajemen


Penolakan manajemen untuk membuat surat representasi
manajemen dapat mempengaruhi opini auditor atas asersi
manajemen, mulai dari opini wajar hingga
menolak untuk memberikan opini, tergantung pada pengaruh
surat representasi manajemen terhadap kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan.
e. PENGUJIAN ANALITIS (Bab 37 hal 534)

Pada tahap penyelesaian audit, pengujian analitis ditujukan untuk mereviu


kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan, dengan cara menganalisis
tentang asersi manajemen yang tidak sesuai dengan angka pembanding, baik
angka anggaran, angka tahun sebelumnya, angka industri, maupun angka
pembanding yang lain.

Prinsip Pelaksanaan Prosedur Analitis adalah diterapkan pada laporan


keuangan per audit serta pada area area kritis yang teridentifikasi selama
proses audit.
2. Mengevaluasi Bukti Audit (Bab
37)
Mengevaluasi bukti audit adalah bagian dari proses audit tahap ketiga
(Pelaporan), mengacu pada ISA 220 (baca tabel 37- 1),330,450,520,540
Tujuan Evaluasi Bukti Audit

a) Untuk menentukan jenis opini auditor yang akan dikeluarkan (wajar, wajar dengan
pengecualian, tidak wajar, atau menolak memberikan pendapat).
b) Untuk menentukan kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit, yaitu Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) – update SA - atau ISA (the International Stan-
dards on Auditing).
EVALUASI TEMUAN AUDIT

2. Prosedur Evaluasi Temuan Audit


a. Membuat asesmen final materialitas dan risiko audit.
b. Melakukan asesmen tentang kelangsungan hidup perusahaan.
c. Melakukan reviu terhadap ketepatan pelaporan elemen- elemen dalam laporan
keuangan.
d. Merumuskan opini auditor.
e. Membuat draft laporan auditor.
f. Melakukan reviu akhir kertas kerja audit.
EVALUASI TEMUAN AUDIT
a. Asesmen Final Materialitas Salah Saji
 Asesmen final materialitas salah saji ditujukan untuk menentukan kewajaran
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan, setelah mempertimbangkan
berbagai temuan selama proses audit.
 Asesmen final materialitas didasarkan pada tiga hal sebagai berikut:
a. Salah saji yang teridentifikasi pada pengujian substantif.
b. Prediksi potensi salah saji berdasarkan pengujian sampel.
c. Prediksi salah saji berdasarkan pengujian analitis.
Kombinasi dari ketiga komponen diatas, yang terjadi pada setiap akun
yang
diaudit, disebut dengan potensi salah saji dan untuk seluruh akun disebut
total
potensi salah saji
b. Evaluasi Kelangsungan Hidup Perusahaan

 Audit laporan keuangan ditujukan untuk memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan, agar laporan
keuangan aman untuk digunakan sebagai dasar perencanaan dan keputusan bisnis bagi penggunanya.

 Dalam hal terdapat keraguan substansial atas kelangsungan hidup perusahaan (substantial doubt about

the going concern), auditor perlu mengungkapkannya dalam laporan hasil audit yang dikeluarkannya.
Informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kelangsungan hidup perusahaan antara lain:
a. Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
b. Restrukturisasi utang.
c. Revisi kegiatan operasional karena tekanan faktor-faktor eksternal.
d. Rencana dan langkah manajemen untuk mencegah efek negatif kondisi bisnis.
e. Prediksi efektifitas implementasi langkah strategis manajemen dalam menghadapi
situasi bisnis yang dihadapinya.
EVALUASI TEMUAN AUDIT
Evaluasi kelangsungan hidup organisasi mencakup:
a. Evaluasi kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan
b. Evaluasi teknis ketepatan penggunaan bahasa pengungkapan. Materi pengungkapan mencakup:
c. Kondisi dan peristiwa yang menyebabkan munculnya keraguan substansial kelangsungan
hidup perusahaan.
d. Kemungkinan-kemungkinan akibat dari kondisi dan keadaan sulit yang dihadapi perusahaan.
e. Hasil evaluasi manajemen dan upaya pencegahannya.
f. Potensi penghentian kegiatan operasional.
c. REVIU TEKNIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Reviu teknis penyajian laporan keuangan mencakup beberapa langkah sebagai berikut:
 Membuat checklists tentang hal-hal penting dalam penyajian laporan
keuangan.
 Mencocokkan laporan keuangan per audit dengan komponen laporan keuangan yang tertulis dalam
checklists laporan keuangan.
 Checklists mencakup bentuk dan isi dari laporan keuangan, termasuk pengungkapan atas laporan
keuangan.
 Memasukkan Checklists yang sudah diisi dan temuan hasil reviu ke dalam kertas kerja audit.
d. OPINI AUDITOR DAN LAPORAN AUDITOR

Opini auditor dan draft laporan audit dibuat untuk dua hal sebagai berikut:
Opini auditor dan draft laporan auditor atas laporan keuangan.
Opini auditor dan draft laporan auditor atas Sistem Pengendalian Internal laporan keuangan
(terutama untuk
perusahaan publik).
Jika terdapat kelemahan material/material weaknesses dalam Sistem Pengendalian Internal,
auditor dapat
memberikan pendapat tidak wajar (adverse opinion) atas sistem pengendalian interen.
e. REVIU AKHIR KERTAS KERJA

Reviu akhir kertas kerja dilakukan oleh manajer audit dan partner KAP, dengan cakupan
reviu sebagai berikut:
Manajer: melakukan reviu kertas kerja yang dibuat oleh senior auditor, termasuk reviu
atas beberapa atau seluruh kertas kerja yang telah direviu oleh senior auditor.
Partner yang bertanggungjawab terhadap penugasan audit: melakukan reviu kertas
kerja yang dibuat oleh manajer, dan mereviu kertas kerja lain secara selektif.
• REVIU AKHIR KERTAS KERJA
•Tujuan Reviu Kertas Kerja oleh Partner KAP
a) Menguji ketepatan dan kelengkapan kertas kerja.
b) Menguji ketepatan pertimbangan profesional pembuat kertas kerja.
c) Menguji kesesuaian pelaksanaan audit dengan kesepakatan audit yang tertulis
dalam surat penugasan audit
d) Menguji ketepatan penyelesaian seluruh pertanyaan penting tentang akuntansi,
• audit, dan pelaporan keuangan, yang timbul di sepanjang proses audit.
e) Menguji kesesuaian pendapat auditor dengan kertas kerja yang mendukungnya.
f) Menguji kesesuaian pelaksanaan audit dengan SA dan kebijakan kontrol kualitas
KAP.
•Sejumlah KAP mensyaratkan reviu kertas kerja oleh partner yang tidak terlibat di
dalam proses audit, disebut independent “cold” (or second) review.
Mendokumentasikan Pekerjaan Audit (Bab 33)
 Kepemilikan atas File
Mendokumentasikan pekerjaan audit berperan penting dalam
perencanaan dan pelaksanaan audit. dokumentasi ini berfungsi sebagai Kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan
catatan atau rekaan mengenai pekerjaan yang dilakukan, dan menjadi perundang-undangan, dokumentasi audit
dasar untuk laporan auditor. Dokumentasi juga digunakan untuk reviu merupakan milik Kantor Akuntan Publik (KAP)
kendali mutu, untuk memantau kepatuhan terhadap ISAs dan ketentuan
perundangan terkait, serta kemungkinan inspeksi oleh pihak ketiga  Copy Catatan Entitas
 ISA 230.7, auditor wajib membuat dokumentasi audit Salinan, ringkasan atau copies catatan entitas
secara tepat waktu dapat dimasukkan sebagai bagian dari
dokumentasi audit jika dipandang perlu.
 ISA 230.8 Namun, copy catatan akuntansi dari entitas
 ISA 230.9 tersebut bukanlah pengganti dokumentasi audit
yang baik.
 ISA 230.10
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
 ISA 330 16 dokumentasi (hal 472)
 ISA 330 26
 ISA 330 27
 ISA 500.8
 ISA 500.9

Anda mungkin juga menyukai