Anda di halaman 1dari 7

 SIFAT NEGARA

Sifat negara merupakan suatu keadaan dimana hal tersebut dimiliki


agar dapat menjadikannya suatu negara yang berujuan. Sifat-sifat tersebut
umumnya mengikat bagi setiap warga negaranya dan menjadi suatu identitas
bagi negara tersebut. Sifat suatu negara terkadang tidaklah sama dengan
negara lainnya, ini tergatung pada landasan ideologi negara masing-masing.
Menurut Miriam Budiardjo (2001), pada umumnya setiap Negara mempunyai
sifat seperti :
a. Sifat Memaksa : negara mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan,
agar peraturan perundang-undangan ditaati dengan demikian penertiban
dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarkis dicegah. Contoh :
setiap warga Negara harus membayar pajak dan orang yang
menghindarinya akan dikenakan denda.
b. Sifat Monopoli : negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan
bersama dari masyarakat atau untuk mencapai cita-cita Negara. Contoh :
aliran kepercayaan atau aliran politik dilarang bertentangan dengan tujuan
masyarakat.
c. Sifat Mencakup Semua : semua peraturan perundang-undangan berlaku
untuk semua orang tanpa terkecuali. Contoh : keharusan membayar pajak.

 FUNGSI NEGARA
Fungsi yang secara umum pasti dimiliki oleh setiap negara dewasa ini
sebagaimana dikemukakan oleh Miriam Budiardjo (2001) adalah:
a. Melaksanakan penertiban. Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan-bentrokan yang terjadi dalam masyarakat, maka negara harus
melaksanakan penertiban.
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
c. Pertahanan. Hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari
luar. Untuk itu negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
d. Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan
peradilan.
Namun mengenai fungsi negara ini pun ada beberapa ahli yang telah
mengemukakan pendapatnya, antara lain (Isjwara, 1999):

a. Jacobsen dan Lipman mengemukakan bahwa fungsi negara dibedakan


dalam:
a) Fungsi esensial, yaitu fungsi yang diperlukan demi kelanjutan
negara dan meliputi pemeliharaan angkatan perang untuk
pertahanan terhadap serangan dari luar ataupun untuk menindak
pergolakan dalam negeri, pemeliharaan angkatan kepolisian untuk
menanggulangi kejahatan dan penjahat, pemeliharaan pengadilan,
untuk mengadili pelanggar hukum, mengadakan hubungan luar
negeri, mengadakan pemungutan pajak, dan sebagainya.
b) Fungsi jasa ialah seluruh aktivitas yang mungkin tidak akan ada
apabila tidak diselenggarakan oleh negara, misalnya pemeliharaan
fakir miskin, pembangunan jalan-jalan, jembatan, dan sebagainya.
c) Fungsi perniagaan ialah fungsi yang dapat diselenggarakan oleh
individu dengan motif untuk memperoleh laba apabila fungsi ini
tidak dilaksanakan sendiri oleh negara. Contohnya jaminan sosial,
pencegahan pengangguran, perlindungan deposito di bank, dan
sebagainya.
b. Lloyd Vernon Ballard mengemukakan bahwa fungsi negara ialah
menciptakan syarat-syarat dan perhubungan-perhubungan yang
memuaskan dan konstruktif bagi semua warga negara. Oleh karenanya
secara sosiologis, fungsi negara itu ada empat golongan besar, yaitu:
a) Fungsi social conservation dari nilai-nilai sosial yang sangat
penting bagi suatu tertib politik dan sosial, seperti misalnya
mempergiat tata tertib intern dengan jalan menyelesaikan
pertikaian-pertikaian antarwarga negara dan melindungi jiwa dan
harta benda warga negara, menjalin hubungan dengan negara lain,
pertahanan terhadap serangan dari luar, penyelenggaraan keadilan
sosial, dan lain-lain.
b) Fungsi social control, yaitu mendamaikan, menyesuaikan dan
mengkoordinir sikap-sikap kelompok yang berselisih atau bersaing.
c) Fungsi social amelioration yang berhubungan dengan kelompok-
kelompok yang dirugikan, misalnya usaha-usaha meniadakan
kemiskinan, pemeliharaan orang-orang cacat.
d) Fungsi social improvement, yaitu perluasan bidang hidup dari
segenap kelompok, seperti pengajaran dan pendidikan umum,
mengembangkan kesenian, mengadakan penyelidikan-penyelidikan
ilmiah, dan research. Menurut Ballard perubahan-perubahan sosial
juga mempengaruhi pergeseran fungsi-fungsi negara tersebut.
Karena perubahan sosial, menjadikan suatu fungsi ditiadakan dan
fungsi yang lain diperluas.
c. Menurut Montesquieu fungsi dari negara terdiri dari 3 tugas pokok yang
disebut "Trias Politika" yaitu:
a) Fungsi Legislatif (Fungsi membuat undang-undang)
b) Fungsi Eksekutif (Fungsi pelaksanaan undang-undang)
c) Fungsi Yudikatif (Fungsi pengawasan dan pengadilan)
d. Menurut Van Vollenhoven, Fungsi negara terdiri dari 4 hal yang dikenal
dengan sebutan “catur praja”. Berikut ini adalah 4 Fungsi Negara tersebut:
a) Fungsi Negara bestuur (menyelenggarakan pemerintahan)
b) Fungsi Negara rechtsprak (mengadili)
c) Fungsi Negara regeling (membuat peraturan)
d) Fungsi Negara politie (ketertiban dan keamanan)
e. Menurut John Loocke fungsi negara itu terdiri atas 3 bagian yaitu:
a) Fungsi Legislatif (Fungsi membuat undang-undang)
b) Fungsi Eksekutif (Fungsi membuat peraturan dan pengendali)
c) Fungsi Federatif (Fungsi urusan luar negeri, perang dan damai)

 TUJUAN NEGARA
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari sekumpulan orang-orang
yang mendiaminya, maka negara memiliki tujuan yang telah disepakati
bersama. Adapun tujuan negara, antara lain yaitu :
a. Untuk memperluas kekuasaan
b. Menyelenggarakan ketertiban umum
c. Mencapai kesejahteraan umum

Dalam konteks Indonesia, para pendiri negara republik ini telah


merumuskan tujuan nasional berdirinya Negara Reprublik Indonesia, sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan tujuan
nasional tersebut terdapat dalam alenia keempat yang berbunyi :”….. Untuk
membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab , Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia” (Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, 2011)

Terkait dengan tujuan negara tersebut, MBM. Munir, Umi Salamah, dan
Suratman (2017), mengklasifikasikannya ke dalam dua jenis, yakni :

a. Tujuan Khusus

Terkandung dalam anak kalimat “… untuk membentuk suatu


pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Negara Indonesia dan untuk
memajukan kesejaheraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa ….”

Tujuan khusus dalam kalimat tersebut sebagai realisasinya adalah


dalam hubungannya dengan politik dalam negeri Indonesia yaitu :

a) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia


Hal ini dalam hubungannya dengan tujuan negara hukum adalah
mengandung pengertian negara hukum formal.
b) Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Hal ini dalam hubungannya dengan pengertian tujuan negara
hukum adalah mengandung pengertian negara hukum material.

b. Tujuan Umum

Tujuan negara yang bersifat umum ini dalam arti lingkup


kehidupan sesama bangsa di dunia. Hal ini terkandung dalam kalimat, “…
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial …” Tujuan negara dalam anak
kalimat ini, realisasinya dalam hubungannya dengan politik luar negeri
Indonesia, yaitu diantara bangsa-bangsa di dunia ikut melaksanakan suatu
ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi
serta keadilan sosial. Hal inilah yang merupakan dasar politik luar negeri
Indonesia yang bebas dan aktif.

Mengenai tujuan negara ini, beberapa ahli telah mengajukan pendapatnya


yang beragam, antara lain:

a. Roger H. Soltau
Menyatakan bahwa tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya
berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin
(Budiardjo, 2001).
b. Immanuel Kant (1724-1804)
Menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk menegakkan hak-
hak dan kebebasan-kebebasan warganya.
c. James Wilfors Garner
Menyatakan bahwa tujuan negara ada tiga, yaitu:
a) Tujuan negara yang asli atau yang utama ialah pemeliharaan
perdamaian, ketertiban, keamanan, dan keadilan. Tujuan ini
sebenarnya mengutamakan kebahagiaan individu.
b) Tujuan negara yang sekunder ialah kesejahteraan warga negara.
Negara harus memperhatikan kepentingan bersama dan membantu
kemajuan nasional. Tujuan ini sebenarnya untuk mengutamakan
kepentingan kolektif.
c) Tujuan negara yang disebut tujuan peradaban ialah merupakan
tujuan yang terakhir dan termulia dari negara. Tujuan ini berhasrat
memajukan peradaban manusia dan menginginkan kemajuan
negara (Isjwara, 1999).
d. J. Barents
Menyatakan bahwa tujuan negara itu diklasifikasikan dalam tujuan
negara yang sebenarnya dan tujuan negara yang tidak sebenarnya. Tujuan
negara yang sebenarnya adalah pemeliharaan keamanan dan ketertiban
serta penyelenggaraan kepentingan umum dalam arti luas. Sedangkan
tujuan negara yang tidak sebenarnya adalah pertahanan diri dari kelas yang
berkuasa untuk tetap berada dalam kedudukannya (Isjwara, 1999).
e. Dante
Mengemukakan bahwa tujuan negara tidak untuk memperoleh
kekuasaan yang mutlak, tetapi dengan mempersatukan semua negara-
negara di bawah satu kekuasaan seorang raja untuk membawa kemajuan
umat manusia di seluruh dunia terutama dalam mencapai kebahagiaan
hidup yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan itu harus dijamin
adanya suasana aman dan damai dengan cara diperintah oleh satu orang
raja (Kusnardi dan Bintan, 2000).
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama
Isjwara, F. 1999. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Putra A Bardin.

Kusnardi, Moh., dan Bintan R. Saragih. 2000. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media
Pratama.

Munir, MBM., Umi Salamah., dan Suratman. 2017. Pendidikan


Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Malang: Madani.

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel. 2011. Civic Education (Pendidikan
Kewarganegaraan). Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.

Anda mungkin juga menyukai