Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Tata Negara Program Studi
DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh :
Miftah Amrulloh
A220200004
2022
1
A. PENDAHULUAN
hukum, yang kekuasaan tertinggi dalam negara berada di tangan rakyat. Kedaulatan
yang sesungguhnya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (demokrasi).
Hal ini ditegaskan Pasal 1 Ayat (2) yang berbunyi: “Kedaulatan di tangan rakyat
dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR”. Dengan pasal ini, MPR dianggap
pembangunan nasional.4 Melihat kenyataan itulah, maka pada tahun 2001 MPR
mengubah pasal 1 Ayat 2 UUD 1945 yang kemudian berbunyi : “Kedaulatan berada
bahwa MPR tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara dan tidak lagi menjadi
2
Perubahan tersebut tentu saja berimplikasi pada perubahan wewenang. Adanya
lembaga ini tidak lagi berhak mengangkat presiden dan wakil presiden karena sudah
dipilih langsung. MPR juga tidak berhak memecat langsung presiden dan wakil
presiden, karena harus ada usulan dari DPR setelah Mahkamah Konstitusi
memeriksa, mengadili dan memutuskan bahwa presiden dan atau wakil presiden
bersalah. Satu-satunya wewenang lama yang masih melekat pada MPR adalah
kepada rakyat.
melaksanakan kedaulatan rakyat, sebab sebagai salah satu lembaga politi MPR
masih memiliki wewenang yang cukup signifikan. Perbedaannya, saat ini MPR
pemerintahan yang lain. Selain itu MPR memiliki kedudukan yang setara dengan
2. Rumusan Masalah
3
PEMBAHASAN
negara. Menurut UUD NRI Tahun 1945, semua lembaga negara yang diatur di dalam
tugas dan wewenang serta cara pengisian keanggotaan masing-masing lembaga negara.
UUD 1945 setelah amandemen tidak menempatkan MPR sebagai lembaga negara
tertinggi, tetapi sejajar atau sederajat dengan lembaga-lembaga negara lainnya. MPR
juga bukan lagi sebagai pelaku penuh kedaulatan rakyat, dan kewenangannya sangat
terbatas.
1945 diamandemen, anggota MPR terdiri dari anggota DPR ditambah utusan daerah
dan utusan golongan. Komposisi MPR yang demikian itu menurut Penjelasan Pasal 2
seluruh daerah akan mempunyai wakil dalam majelis, sehingga Majelis itu akan betul-
betul dapat dianggap sebagai penjelmaan rakyat. UUD 1945 setelah amandemen
mengubah keanggotaan MPR. Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945, anggota MPR
terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD. Keanggotaan MPR saat sekarang ini belum
mewakili seluruh elemen masyarakat, karena meskipun anggota MPR terdiri dari
anggota DPR dan anggota DPD, dalam kenyataannya mereka yang mewakili daerah
dengan menjadi anggota DPD sebagian dari mereka sebelumnya aktif di partai politik
dan pernah menjadi anggota DPR yang diusung oleh partai politik tertentu. Masih
4
terdapat golongan masyarakat yang belum terwakili dalam keanggotaan MPR.
UUD 1945, anggota MPR tidak dapat mengusulkan perubahan terhadap Pembukaan
UUD 1945 dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Usulan pengubahan pasal
UUD 1945 diajukan sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR. Setiap usul
perubahan diajukan tertulis dengan menunjukkan secara jelas pasal yang diusulkan
diubah beserta alasannya. Sidang paripurna MPR dapat memutuskan perubahan pasal
MPR melantik presiden dan wakil presiden hasil pemilihan umum dalam sidang
paripurna MPR. Sebelum reformasi, MPR merupakan lembaga tertinggi yang memiliki
kewenangan untuk memilih presiden dan wakil presiden dengan suara terbanyak. Sejak
reformasi, MPR hanya melantik presiden dan wakil presiden yang dipilih secara
langsung oleh rakyat sesuai dengan Pasal 6A Ayat (1) sejak 9 November 2001.
Amandemen
masa jabatannya menurut UUD 1945. Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
diusulkan oleh DPR. MPR dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden
setelah mendapat usul dari Dewan Perwakilan Rakyat melalui sidang paripurna. Usulan
DPR ini harus berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan bahwa
5
Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa (i)
pengkhianatan terhadap negara, (ii) korupsi, (iii) penyuapan, dan (iv) tindakan pidana
berat lainnya maupun perbuatan tercela; dan/atau (v) Presiden dan/atau Wakil Presiden
5. Persamaan Mengenai Wewenang MPR dalam UUD 1945 Pra dan Pasca Amandemen
Permusyawaratan Rakyat tidaklah banyak berkurang. Saat ini MPR tidak lagi memilih
dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden. MPR juga tidak menetapkan garis-garis
besar haluan negara, baik yang berbentuk GBHN maupun berupa peraturan perundang-
undangan. Hal yang paling mendasar adalah dicabutnya kewenangan memilih presiden
dan wakil presiden. Sehingga Majelis Permusyawaratan Rakyat tidak lagi menjadi
6. Perbedaan Mengenai Wewenang MPR dalam UUD 1945 Pra dan Pasca Amandemen
1. Kedudukan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 Sebelum amandemen : MPR adalah lembaga
negara tertinggi. Sesudah amandemen : MPR adalah lembaga negara yang punya
2. Kewenangan Pasal 2 dan 6 ayat (2) UUD 1945 Sebelum amandemen : MPR punya
preisiden dan wakil presiden, memberhentikan presiden dan wakil presiden setelah
adanya proses hukum di Mahkamah Konstitusi (Pasal 3 ayat (3) , Pasal 7A UUD
1945)
6
C. PENGUATAN KOMPETENSI PROFESIONAL CALON GURU PPKn
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan
adalah suatu ukuran yang ditetapkan bagi seorang guru dalam menguasai seperangkat
kemampuan agar berkelayakan menduduki salah satu jabatan fungsional Guru, sesuai
proses belajar mengajar dan penguasaan pengetahuan. Adapun empat kompetensi guru
menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 yaitu : 1). Kompetensi Pedagogik, 2). Kompetensi
pembelajaran secara luas dan mendalam , salah satu materi dalam pembelajaran SMA
Tahun 1945.
Sebagai calon guru PKn perlu memahami Lembaga Negara tentang wewenang
MPR berdasarkan UUD 1945 Pasca Amandemen merupakan hal yang sangat penting
bagi calon guru PPKn. Disebabkan calon guru PPKn harus menguasai materi pelajaran
tentang Wewenang MPR berdasarkan UUD 1945 pasca Amandemen agar dapat
7
menyampaikan kepada siswa dengan runtut dan benar. Di Indonesia Wewenang MPR
sangat berpengaruh bagi calon guru PPKn, Karena MPR merupakan salah satu
dibutuhkan adalah yang mampu dan siap berperan secara profesional, baik di
Oleh karena itu calon guru harus dibekali seperangkat kompetensi yang akan
masih bersifat umum dan perlu dikemas dengan menempatkan manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang beriman dan bertaqwa, dan sebagai warga
negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Kurikulum Mapel PPKn
8
Kompetensi profesional guru PKn selama ini dapat dilihat dari beberapa hasil
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Tahun 2008 terhadap guru-
guru yang lolos sertifikasi menunjukan nilai rata-rata berkisar antara 52-64% yaitu
adanya penurunan sebesar 19,59%. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwasanya guru
9
D. PENTINGNYA PEMAHAMAN WEWENANG MPR BERDASARKAN UUD
Salah satu kompetensi guru adalah kompetensi kepribadian, sebagai calon guru
PPKn pemahaman terhadap wewenang MPR dalam UUD 1945 Pasca Amandemen
sangat penting, dikarenakan posisi calon guru PPKn merupakan pedoman yang sesuai
dan mengeluarkan pendapat merupakan hak asasi manusia yang harus dilaksanakan
yang demokratis.
wewenang untuk melaksanakan kedaulatan rakyat, sebab sebagai salah satu lembaga
politik MPR masih memiliki wewenang yang cukup signifikan. Perbedaannya, saat ini
yang lain. Selain itu MPR memiliki kedudukan yang setara dengan lembaga negara lain
seperti DPR, DPD dan Presiden. MPR masih bisa dikategorikan sebagai lembaga
perwakilan rakyat. Karena susunan anggota MPR yang ada dalam Undang-Undang
Dasar 1945 menurut pasal 2 UUD 1945 setelah Perubahan Keempat adalah: “Majelis
Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
10
Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut
dengan undang-undang”.
maka kedudukannya lebih tinggi dari yang lain. Dan Majelis Permusyawaratan Rakyat
merupakan lembaga Negara yang mengeluarkan peraturan yang lebih tinggi. Sehingga
Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah lembaga Negara yang lebih tinggi dari
lembaga Negara yang lain. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tetap
Dasar.
Amandemen ini guna penguatan kompetensi profesional calon guru PPKn diharapkan
memiliki pemahaman tentang wewenang MPR. Dengan bekal keadaran ini, mereka
akan memberikan kontribusi yang berarti dalam mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi bangsa, seperti konflik dan kekerasan yang terjadi dalam masyarakat
keselamatan dan kejayaan tanah air adalah tujan berikutnya. Rasa tanggung jawab ini
akan tercermin dalam partisipasi aktif dalam pembangunan. Profesional calon guru
mengambil sisi positifnya dan menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai luhur dan
moral bangsa.
sikap setia kepada tanah air dan bersedia dengan tulus iklhas untuk menyumbangkan
11
Kompetensi profesional guru PPKn yang harus dimiliki salah satunya adalah
menguasai materi mata pelajaran PPKn. Di dalam materi mata pelajaran PPKn, terdapat
Indonesia 1945. Materi ini terdapat di dalam Kompetensi Dasar 3.3 kelas X yaitu
Republik Indonesia 1945. Oleh karena itu, materi tersebut harus dikuasai sehinga akan
pendidikan untuk generasi penerus yang bertujuan agar mereka menjadi warga negara
yang berpikir tajam dan sadar mengenai hak dan kewajibannya dalam hidup
warga negara agar menjadi warga dunia (global society) yang cerdas.
profesional calon guru PPKn menjadi pribadi yang paham tentang hak dan
pribadi yang cinta damai, menjadi sosok yang mengenal dan berpartisipasi dalam
Hal ini sesuai dengan hakikat tujuan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) dikembangkan oleh profesional calon guru PPKn yang baik
yang memiliki rasa kebanggaan terhadap Negara Indonesia, cinta tanah air, jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi di
Sebagai profesional calon guru PPKn akan mempelajari lebih dalam seberapa
12
negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan
pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap
melaksanakan hak dan kewajiban secara sopan santun, jujur, dan demokratis serta
pengetahuan kepada para siswa dan pelajar mengenai sistem pemerintahan dan tentang
peraturan negara yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Juga untuk
membuka kesadaran kita akan pentingnya bela dan cinta tanah air. Karena kita hidup
Salah satu KD dalam Mata Pelajaran PPKn di SMA kelas X, 3.3 : Kewenangan
Lembaga Negara Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Salah satu
harus dimiliki oleh calon guru PPKn. Karena dalam kompetensi professional guru
PPKn salah satunya harus menguasai materi pembelajaran PPKn. Untuk itu penguasaan
terhadap materi tersebut harus diberikan pada mahasiswa PPKn sebagai calon guru
13
E. KESIMPULAN
guru PPKn sekaligus juga merupakan muatan materi kurikulum PPKn di SMA.
Sebagai calon guru PPKn pemahaman tentang Kesetaraan Kedudukan Warga Negara
itu sangat penting. Karena nilai-nilai yang terkandung didalamnya menjadi landasan
kompetensi kepribadiaanya sebagai guru. Dengan pemahaman akan menjadi guru mata
negara dan warga negara dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai
bagian dalam KD mata pelajaran PPKn Kurikulum Mapel PPKn SMA KD: X. 3.3.
1945. Hal ini menjadi bekal penting untuk mempuk kompetensi professional, ketika
Calon guru PPkn harus mengerti dan memahami serta memberikan contoh
Warga Negara. Dengan demikian sebagai seorang calon guru PPkn sangat penting
memahami Kesetaraan Warga Negara sebagai materi pokok yang ada di pendidikan
Kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan oleh anak idik bangsa kita sendiri.
Sesungguhnya pendidikan kewarganegaraan tidak hanya harus di ajar tetapi juga harus
pancasila yang juga harus kita amalkan baik perbuatan atau segala macamnya.
14
F. DAFTAR PUSTAKA
Mukhlish dan Moh. Saleh, 2016, Konstitusionalitas Impeachment Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia,
Pimpinan MPR dan TIM Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, 2012, Empat Pilar Kehidupan
Manan, Bagir, 2004, DPR, DPD, dan MPR dalam UUD 1945 Baru, Yogyakarta: FH UII Press.
Asshiddiqie, Jimly, 2013, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Fatwa, A. M., 2009, Potret Konstitusi Pasca Amandemen UUD 1945, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4cc6a009be454/tugas-dan-wewenang-mpr
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/8636/azwizarmi%20fix.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/5668/12.Widayanti.pdf?sequence=1
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/07/141500969/tugas-dan-wewenang-mpr-
ri?page=all#:~:text=MPR%20berwenang%20mengubah%20dan%20menetapkan,bentuk%20Negara%20
Kesatuan%20Republik%20Indonesia.&text=Usulan%20pengubahan%20pasal%20UUD%201945,3%20
dari%20jumlah%20anggota%20MPR.
https://www.mpr.go.id/tentang-mpr/Kedudukan,-Tugas,-dan-Wewenang
https://www.satuhukum.com/2020/05/mpr-sebelum-sesudah-amandemen.html?m=1
15
16
BORANG REVIEW TEMAN SEJAWAT TUGAS MAKALAH
INDIVIDUAL
Terpenuhi/Sesuai atau
Belum
No. UnsurPenilaianMakalah Sudah Belum
1 Rumusan masalah sesuai denganjudul √
2 Latar belakang menggambarkan rumusan masalah √
3 Jumlah halaman latar belakang (Bab 1atau A)sesuai acuan** √
4 Penjabaran Bab2(B)singkron dengan judul √
5 Sub-sub Bab 2(B)sesuai dengan ajuan yang sudahdi ACC √
6 Jumlah halaman Bab 2(B)sesuai acuan*** √
7 Sub-sub Bab 3(C)sesuai dengan ajuan yang sudahdi ACC √
8 Jumlah halaman Bab 3(C)sesuai acuan**** √
9 Uraian Bab 4(D)mengaikanisi Bab 2(B)dengan Bab3(C) √
10. Jumlah halaman Bab 4(D)sesuai acuan***** √
11. Kesimpulan merupakan jawaban rumusan masalah √
12. Jumlah daftar pusta kasesuaiacuan*@ √
13. Setiap Bab dimulai padahalaman baru,termasuk daftar pustaka √
14. Sistimatika sesuai ajuan judul yang di ACC √
15. Nomor halaman dicantumkan √
16. Margin atas,bawah,kanan,dan kiri sesuai standar*@@ √
17. Penyusunan margin kanan rata √
18. Spasi dibuat sesuai acuan(2spasi) √
19. Ukuran huruf (Font 12) dan kertas (A4)sesuai ketentuan √
20. Jumlah maksimal keseluruhan halaman sesuai acuan*@@@ √
21. Persetujuan judul (ACC)dilampirkan √
22. Tidak perlu kata pengantar dan daftarisi √
17
Surakarta, 08 Januari 2022 Pelaksana Review.
Keterangan :
* : Coret yang tidak sesuai
** : Bab 1 (A) Makalah MK. PKn serta Teori & Hukum Konstitusi : 1-2 Halaman
*** : Bab 2 (B) Makalah MK. PKn : 2-3, sedang Teori & Hukum Konstitusi: 3-4 Halaman
**** : Bab 3 (C) Makalah MK. PKn : 2-3, sedang Teori & Hukum Konstitusi: 3-4 Halaman
***** : Bab 4 (D) Makalah MK. PKn : 3-4, Teori & Hukum Konstitusi: 5-6 Halaman.
*@ : Jumlah Daftar Pustaka Makalah MK. PKn : 10, sedang Teori & Hukum Konstitusi: 15
*@@ : Margin atas dan kiri : 3,5 Cm, sedang margin kanan dan bawah 3 Cm.
*@@@ : Makalah MK. PKn : 15, sedang Teori & Hukum Konstitusi: 21 Halaman, termasuk cover
Penting : Reviewer (sejawat yang mereview) harus jujur dan serius. Jangan ditandatangi jika belum
memenuhi semua item borang ini. Karena akan mengurangi poin nilai makalah saudara
Sendiri.
18