Retinopati

DISKUSI TOPIK
RETINOPATI
Sheila RM 1206243122
Elva K 1206206890
Nova Y 1206207413
Narasumber : dr Anggun RY Sp. M(K)

Retinopati Diabetes
Definisi
• Penyakit kronik degeneratif
• Komplikasi DMT1 atau 2
• Morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia
• Merupakan salah satu penyebab utama kebutaan
Sitompul R. Retinopati diabetik. J Indon Med Assoc. 2011;61(8).

Bhavsar AR. Diabetic retinopathy [online article]. Updated Apr 03, 2017 [cited Apr 10, 2017]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1225122-overview
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. 5th edition. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015. p. 230-42.
Epidemiologi
• Indonesia peringkat keempat tertinggi diabetes melitus (WHO).
• Proporsi penderita DM usia >15 tahun di Indonesia sebesar 6,9% atau
sekitar 12 juta penduduk (Riskesdas, 2013).
• Retinopati diabetik menempati urutan kedua terbanyak komplikasi
pasien DMT2 setelah neuropati (RSCM, 2011).
• Dari 42% penderita retinopati diabetik di Indonesia, sekitar 6,4% di
antaranya adalah tipe PDR (The DiabCare Asia 2008 Study).
Patofisiologi DM (hiperglikemia)
Abnormalitas hematologik: Aktivasi transduksi sinyal Memicu pembentukan ROS dan

• Peningkatan agregasi sel intrasel PKC AGE  stimulasi pelepasan
• Penurunan deformabilitas faktor vasoaktif
eritrosit Aktivasi VEGF dan faktor
proliferatif lain
Sirkulasi tidak lancar
Stimulasi ekspresi ICAM-1 
leukosit menempel di endotel
Inflamasi
Trombus Kerusakan sawar darah
Iskemia  infark retina Cotton-wool spots (soft exudates)

Cotton-wool spots
http://www.eneurosurgery.com/wpimages/wp29479030.png
https://www.ole.bris.ac.uk/bbcswebdav/institution/Faculty%20of%20Health%20Sciences/MB%20ChB%20Medicine/Year%203%20Medicine%20and%20Surgery%20-%20Hippocrates/Diabetes%20-%20Microvascular%20Complications/
1preprolif_ret_cw.jpg
Patofisiologi
• Inflamasi
Metabolisme jalur poliol
• ROS dan AGE  stimulasi
(aldose reduktase)
pelepasan faktor vasoaktif
Akumulasi sorbitol 
kerusakan perisit intramural
Kerusakan sawar darah

• Dinding melemah
• Permeabilitas meningkat
Dot and blot

hemorrhages Mikroaneurisma Eksudasi serum protein dan lipid
Flame-shaped Perdarahan • Edema retina  visus menurun

hemorrhages • Edema makula  gangguan
penglihatan sentral
Blot hemorrhages (long arrow),
Mikroaneurisma microaneurysms (short arrow), hard
exudates (arrow head)
Patofisiologi
Iskemia (hipoksia)
Memicu aktivitas mikrovaskular

dan pelepasan faktor
vasoproliferatif
Vena berdilatasi ireguler Neovaskularisasi

(beading) dan berkelok • Jaringan fibrosa >>>
(looping) • Rentan ruptur
• Dapat regresi
Perdarahan preretinal
Perdarahan intravitreous
(boat-shaped)
Ablasio retina traksional
Perdarahan preretinal
Pertumbuhan jaringan fibrovaskular
(boat-shaped)
https://userscontent2.emaze.com/images/440e767c-77d8-45f0-9f3e-b34421740073/
e3d652d5-3391-4e04-a258-0090a715f90c.jpg
https://eyesoncambodia.files.wordpress.com/2013/10/drh-g027.jpg
https://image.slidesharecdn.com/diabeticretinopathy-150218074502-conversion-gat
e02/95/diabetic-retinopathy-11-638.jpg?cb=1424245599
Patofisiologi
• Retinopati biasanya bilateral, simetris, dan progresif.
• Kebutaan  edema makula, perdarahan vitreous masif, atau ablasio
retina traksional.
Diagnosis: Anamnesis
•Tahap awal (NPDR)  asimtomatik
Mata tenang visus menurun perlahan
Miopia sementara, melihat dekat tetap baik (hipofakosorbito miopikosis)
Floaters
Pandangan kabur
Riwayat DM lama atau tidak terkontrol
Diagnosis: Pemeriksaan Fisik
• Visus:
• Normal atau menurun (miopía – buta)
• Perdarahan atau ablasio  pandangan kabur,
dengan pin-hole tidak membaik
• Funduskopi:
• Mikroaneurisma
• Dot, blot, flame-shaped hemorrhages
• Hard exudates
• Cotton-wool spots
• Venous loops dan venous beading
• Abnormalitas mikrovaskular intraretina (IRMA)
• Edema makula
Klasifikasi
NPDR (non-proliferative diabetic retinopathy) PDR (proliferative diabetic retinopathy)
• Ringan: setidaknya 1 mikroaneurisma • Neovaskularisasi (hallmark PDR)

• Sedang: mikroaneurisma, perdarahan, hard • Proliferasi jaringan fibrovaskular
exudates • Perdarahan preretinal
• Berat (4-2-1): • Perdarahan intravitreous
• Mikroaneurisma dan perdarahan di 4 kuadran • Ablasi retina traksional
• Venous beading di setidaknya 2 kuadran • Edema makula
• Abnormalitas mikrovaskular intraretina (IRMA)
di setidaknya 1 kuadran
Klasifikasi
Early Treatment of
Diabetic Retinopathy
Study (ETDRS)

Diagnosis: Pemeriksaan Penunjang
• GDP dan HbA1c  dx dan follow-up
• Angiografi fluoresens 
• Mikroaneurisma vs perdarahan (hipofluoresens)
• Area iskemik (area hipofluoresens homogen)
• IRMA vs neovaskularisasi (pembuluh kolateral yang tidak ruptur oleh
fluoresens)
• Optical coherence tomography (OCT) scanning  edema retina,
edema makula, traksi retina.
• B-scan USG: melihat patologi pada retina bila media di depannya
terhalang, misalnya oleh perdarahan vitreous.
Angiografi fluoresens:
area hipofluoresens
Tata Laksana
• Medikamentosa Edukasi dan Kontrol Faktor
Nonmedikamentosa
Risiko
• Triamcinolone: • Laser photocoagulation: • Kontrol gula darah dan
kortikosteroid intravitreal, untuk edema makula dan HbA1c <7% dengan menjaga
untuk edema makula. neovaskularisasi. Pada PDR asupan makan, obat, dan
• Bevacizumab, Ranibizumab:  PRP/panretinal laser aktivitas fisik rutin.
antibodi monoklonal photocoagulation. • Cegah atau kontrol penyakit
intravitreal, untuk edema • Krioterapi: bila laser tidak komorbid lain (hipertensi,
makula dan neovaskularisasi bisa dikerjakan; melekatkan dislipidemia, CKD) yang
retina. retina ke koroid sehingga memperberat penyakit.
difusi oksigen meningkat Target TD <130/80 mmHg,
dan neovaskularisasi LDL <100 mg/dL, HDL >50
menurun. mg/dL, dan TG <150 mg/dL.
• Vitrektomi: untuk • Kontrol per 6-12 bulan.
perdarahan vitreous dan
ablasio retina.
Tata Laksana

Deteksi Dini
Rekomendasi ADA (2010)
• Dewasa dan anak >10 tahun yang menderita DMT1 harus menjalani pemeriksan mata
lengkap oleh dokter spesialis mata dalam waktu 5 tahun setelah diagnosis ditegakkan.
• Penderita DMT2 harus menjalani pemeriksan mata lengkap oleh dokter spesialis mata
segera setelah diagnosis ditegakkan.
• Pemeriksaaan mata penderita DMT1 dan 2 harus dilakukan rutin setiap tahun oleh
dokter spesialis mata.
• Frekuensi pemeriksaan dapat dikurangi bila satu atau lebih hasil pemeriksaan
menunjukkan nilai normal dan dapat ditingkatkan bila ditemukan tanda retinopati
progresif.
• Perempuan hamil dengan DM harus menjalani pemeriksan mata rutin sejak trimester
pertama hingga 1 tahun setelah persalinan karena risiko terjadi/perburukan retinopati
diabetik meningkat.

Retinitis Pigmentosa
Definisi
• Retinitis pigmentosa adalah penyakit degenerasi sel epitel retina dan
atrofi saraf optik yang ditandai dengan niktalopia dan penurunan
fungsi penglihatan perifer-sentral.
• Bersifat progresif, herediter, bukan penyakit inflamatorik.
Telander DG. Retinitis pigmentosa [online article]. Updated Apr 06, 2017 [cited Apr 10, 2017]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1227488-overview
Epidemiologi
• Secara global, prevalensi retinitis pigmentosa berkisar 1:5000.
• Di Amerika sebanyak 1:4000.
• Laki-laki sedikit lebih banyak (terkait kromosom X).
• Onset gejala bervariasi, biasanya usia dewasa muda 30-50 tahun.
Patofisiologi
• Sebanyak 20% kasus diturunkan secara autosomal dominan, 20% secara
autosomal resesif, dan 10% merupakan terkait kromosom X. Sementara itu, 50%-
nya ditemukan pada pasien tanpa riwayat keluarga. Kelainan ini berkaitan dengan
berbagai sindroma.
• Presentasi klinis berbeda-beda.
• Apoptosis sel batang dan kerucut retina (terutama sel batang)  niktalopia –
hallmark, paling dini muncul.
• Sel batang banyak terdapat di bagian midperifer  penurunan lapang pandang
perifer (tunnel vision).
• Apoptosis sel kerucut berjalan seiring atau mengikuti apoptosis sel batang  buta
warna. Beberapa orang berprogresi mengalami gangguan penglihatan sentral.
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Niktalopia • Segmen anterior: lensa • Elektroretinogram (ERG):
• Perlu waktu lebih lama katarak (>50% pasien untuk evaluasi gangguan
untuk beradaptasi dari dewasa) fotoreseptor
suasana terang ke gelap • Visus: bervariasi; 6/6 - LP • Rujuk spesialis untuk
• Sering tersandung atau • Kampimetri atau perimetri pemeriksaan dan konseling
menabrak benda saat Goldmann: menurun genetik.
berjalan. • Pemeriksaan buta warna:
• Sulit membedakan warna +/-
• Riwayat keluarga • Funduskopi:
hiperpigmentasi di
midperifer retina, papil
pucat.
Tata Laksana
• Belum ada pengobatan yang efektif.
• Vitamin A 10.000-15.000 IU  antioksidan; studi epidemiologik: vitamin A
dosis tinggi dapat memperlambat progresi RP sebanyak 2% per tahun.
• DHA  studi epidemiologik: hasil ERG pasien RP yang mengonsumsi DHA
minim progesifitas.
• Rujuk pasien untuk mendapatkan konsultasi genetik dan pengarahan
mengenai pekerjaan atau menjalani kehidupan sehari-hari.
Retinopati Hipertensi
DEFINISI
KENAIKAN TEKANAN KERUSAKAN

DARAH MIKROVASKULAR
Kanski JJ, Bowling B, Nischal K, Pearson A. Clinical ophtamlmology: a systematic approach. 7 th edition. Philadelphia:
Elsevier;2011.
PATOGENESIS
VASOKONSTRIKSI ARTERIOSKLEROTIK
PENINGKATAN
PERMEABILITAS
VASKULAR
Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4th edition. New Delhi: New Age International;2007.
Elsevier;2011.
KLASIFIKASI Keith dan Wegner (1939)
Grade Abnormalities
I It consists of mild generalized arteriolar attenuation, particularly of
small branches, with broadening of the arteriolar light reflex and vein
concealment
II It comprises marked generalized narrowing and focal attenuation of

arterioles associated with deflection of veins at arteriovenous crossings
(Salus’ sign).
III This consists of Grade II changes plus copper-wiring of arterioles, banking of
veins distal to arteriovenous crossings (Bonnet sign), tapering of veins on
either side of the crossings (Gunn sign) and right-angle deflection of veins
(Salu’s sign). Flame-shaped haemorrhages, cotton-wool spots and hard
exudates are also present.
IV This consists of all changes of Grade III plus silver-wiring of arterioles nd

papilloedema.
Elsevier;2011.
Elsevier;2011.
Modified Scheie Classification of
Hypertensive Retinopathy3
Grade Abnormalities
0 No changes
I Barely detectable arterial narrowing
II Obvious arterial narrowing with focal irregularities
III Grade 2 plus retinal hemorrhages, exudates, cotton wool spots, or retinal
edema
IV Grade 3 plus papilledema
AAO. Hypertensive retinopathy [internet] 2016 [cited April 10 th 2017] Available from:
TATALAKSANA
James PA, Ortiz E, et al. 2014 evidence-based guideline for the management of high blood pressure in adults: (JNC8). JAMA.
2014 Feb 5;311(5):507-20
James PA, Ortiz E, et al. 2014 evidence-based guideline for the management of high blood pressure in adults: (JNC8). JAMA. 2014
Feb 5;311(5):507-20
AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION (AMD)
DEFINISI
• Ditemukannya drusen ukuran intermediet (≥63µm)
• Abnormalitas retinal pigmen epithelium (RPM) seperti hipopigmentasi
atau hiperpigmentasi
• Reticular pseudodrusen
• Ditemukannya salah satu dari kondisi berikut: atrofi geografik dari
RPE, neovaskularisasi koroid (eksudatif atau wet), polypoidal choroidal
vasculopathy, atau retinal angiomatous proliferation
AAO. Age-realted macular degeneration. America: American Academy of Opthalmology;2014

FAKTOR RISIKO
• Usia
• Etnis
• Merokok
• Hipertensi dan penyakit KV (Perdebatan)
• Antioksidan
• Pola makan
• Penggunaan Aspirin (Perdebatan)
• Genetik

KLASIFIKASI AAO-> AREDS
No AMD (Kategori 1)
• Kondisi ini ditemukan pada pasien tanpa atau dengan drusen kecil (< 63µm)
Early AMD (Kategori 2)
• Kombinasi dari multipel drusen kecil, beberapa drusen sedang (63-124µm)
atau abnormalitas RPE minimal
Intermediate AMD (Kategori 3)
• Beberapa drusen sedang, minimal satu drusen besar (≥125 µm), atau atrofi
geografi.
Advanced AMD (Kategori 4)
• Geografi atrofi melibatkan fovea sentralis, atau neovaskular maculopathy

TATALAKSANA
Early AMD
• Observasi dan Follow up
Intermediate AMD
• Vitamin C 500mg/hari, Lutein/zeaxanthin 10mg/2mg per hari, zinc
oxide 25-80mg/hari, dan cupric oxide 2mg/hari
Neovaskular AMD
• aflibercept 2mg yang diinjeksi secara intravitreal setiap 4 minggu dan
setiap 8 minggu setelah 3
• ranibizumab 0,5mg intravitreal per bulan selama 2 tahun
Retinopati Prematuritas
Retinopathy of Prematurity
• Retinopati proliferatif yang memengaruhi bayi lahir prematur
dengan berat badan lahir rendah dan usia gestasional muda
• Faktor Risiko
• Usia gestasi<32 minggu
• BB lahir <1500 g
• Oksigen suplemental, hipoksia
Yanoff M, Duker JS. Yanoff Ophthalmology, 4 th ed. China : Elsevier; 2014

Etiopatogenesis
• Faktor penyebab utama:
• BBLR
• Usia gestasi rendah
• Hipotesis etiopatogenesis
• Classical theory obliterasi pembuluh darah retina yang imatur karena
konsentrasi oksigen yang tinggi
• Peningkatan ekspresi VEGF  angiogenesis yang abnormal

Khurana, A K. Comprehensive ophthalmology 4th Ed. New Age International : New Delhi ; 2007.
Klasifikasi
• International Classification of Retinopathy of Prematurity
(ICROP)
• Stadium 1 : Gambaran garis demarkasi
• Stadium 2 : Garis demarkasi berkembang menjadi elevasi (ridge)
putih/ pink dari jaringan yang menebal.
• Stadium 3 : Perkembangan pembuluh darah menuju atas ridge
(extraretinal fibrovascular proliferation)
• Stadium 4 : Kontraksi dari proliferasi fibrovaskular menyebabkan
eksersi traksi retina
• Stadium 5 : Total retinal detachment
Stadium 2
Stadium 1

Stadium 3 Stadium 4

Stadium 5
Screening
1. Screening dilakukan pada bayi dengan BB lahir <1500g atau usia
gestasi<32 minggu, atau bayi dengan berat badan diantara 1500-
2000 g yang memiliki risiko tinggi
2. Paling tidak pemeriksaan dilakukan 2 kali, namun satu pemeriksaan
cukup jika vaskularisasi retina komplit bilateral
3. Bayi dengan retina imatur (tanpa ROP) yang tervaskularisasi
menjadi zona 2 atau 3 dipriksa dengan interval 2 minggu
4. Bayi dengan tipe 2 prethreshold disease memerlukan pemeriksaan
mingguan/tiap 2 minggu
5. Bayi dengan tipe 1 prethreshold disease dapat dipertimbangkan
ablasi laser
Prevention
• Hindari kelahiran prematur
• Screening ROP pada bayi prematur
• Hindari menempatkan bayi prematur pada inkubator dengan
konsentrasi O2 lebih dari 30%

Tata Laksana
• Prevensi retinal detachment/scarring
• Pilihan terapi
• Ablasio retina avaskular perifer
• Cryotheraphy & Laser photocoagulation
 Decreasing production of angiogenic growth factors
• Anti-VEGF
• Bevacizumab
• there is no standard approach as to when and how bevacizumab is to be
used
• Terapi Bedah
• Vitrectomy  treat retinal detachment
Canadian Pediatric Society. Taken from: http://www.cps.ca/documents/position/retinopathy-of-prematurity-screening#table1
Retinopati anemia
• Kadar hemoglobin turun sebesar 50 persen  perubahan retina
• arteriol pucat dan fundus yang secara umum pucat
• Perdarahan retina superfisial dan preretinal (subhyaloid) dapat dilihat
dalam setengah posterior fundus
• Dapat terlihat roth spot
• Dapat terlihat eksudat lunak (cotton wool patches)
Retinopati Leukemia
Leukemia  neoplasma ganas sel darah putih
dapat mengenai seluruh struktur jaringan mata; dapat mengakibatkan
perdarahan konjungtiva dan badan kaca
• Fundus pucat warna jingga dan vena dilatasi berliku-liku
• Garis putih keabu-abuan
• Arteriol pucat
• Perdarahan retina dengan roth spot
Terima Kasih

Retinopati

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Retinopati

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

DISKUSI TOPIK

Narasumber : dr Anggun RY Sp. M(K)

Sitompul R. Retinopati diabetik. J Indon Med Assoc. 2011;61(8).

Abnormalitas hematologik: Aktivasi transduksi sinyal Memicu pembentukan ROS dan

Trombus Kerusakan sawar darah

Iskemia  infark retina Cotton-wool spots (soft exudates)

Kerusakan sawar darah

Dot and blot

Flame-shaped Perdarahan • Edema retina  visus menurun

Memicu aktivitas mikrovaskular

Vena berdilatasi ireguler Neovaskularisasi

Ablasio retina traksional

Mata tenang visus menurun perlahan

Miopia sementara, melihat dekat tetap baik (hipofakosorbito miopikosis)

Riwayat DM lama atau tidak terkontrol

• Ringan: setidaknya 1 mikroaneurisma • Neovaskularisasi (hallmark PDR)

Sitompul R. Retinopati diabetik. J Indon Med Assoc. 2011;61(8).

Sitompul R. Retinopati diabetik. J Indon Med Assoc. 2011;61(8).

Sitompul R. Retinopati diabetik. J Indon Med Assoc. 2011;61(8).

KENAIKAN TEKANAN KERUSAKAN

II It comprises marked generalized narrowing and focal attenuation of

IV This consists of all changes of Grade III plus silver-wiring of arterioles nd

I Barely detectable arterial narrowing

II Obvious arterial narrowing with focal irregularities

IV Grade 3 plus papilledema

AAO. Age-realted macular degeneration. America: American Academy of Opthalmology;2014

AAO. Age-realted macular degeneration. America: American Academy of Opthalmology;2014

AAO. Age-realted macular degeneration. America: American Academy of Opthalmology;2014

Yanoff M, Duker JS. Yanoff Ophthalmology, 4 th ed. China : Elsevier; 2014

Yanoff M, Duker JS. Yanoff Ophthalmology, 4 th ed. China : Elsevier; 2014

Yanoff M, Duker JS. Yanoff Ophthalmology, 4 th ed. China : Elsevier; 2014

Yanoff M, Duker JS. Yanoff Ophthalmology, 4 th ed. China : Elsevier; 2014

Yanoff M, Duker JS. Yanoff Ophthalmology, 4 th ed. China : Elsevier; 2014

Anda mungkin juga menyukai