Anda di halaman 1dari 44

DIABETIK RETINOPATI

dr. Sudjarno W, SpM, KVR


 Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit
yang banyak disertai komplikasi perubahan
mikrovaskuler 1

 Diabetik Retinopati (DR) merupakan komplikasi


mikrovaskuler yang paling sering pada DM 2

 Diantara kasus DM, 40% beresiko


mengalami DR, dan 8% terancam
penglihatannya karena retinopati 3
1 King et al. Diabetes Care 1998; 21:1414-1431;
2 Royal College of Ophthalmology, Diabetic Retinopathy Guidelines 2005
3 Aielio et al, Am J Ophthalmol 2001; 132 : 760-776
 DR menjadi penyebab utama kebutaan pada
usia produktif di USA, dengan prevalensi 3,4% (4,1
juta) penduduk usia 40 tahun keatas.

 Sedangkan prevalensi ancaman kebutaan akibat


diabetik retinopati adalah 0,75% (899 ribu jiwa). 4

4 Kempen JH, O’Colmain BJ, Leske MC, et al. The Prevalence of diabetic reinopathy among adults in the
United State. Arch Ophthalmol 2004; 122:552-63
• Prevalensi DM di Indonesia adalah 14,7% di perkotaan dan 7,2% di pedesaan.

• Atau 8,2 juta jiwa di perkotaan dan 5,5 juta jiwa di pedesaan (2003).

• WHO memproyeksikan peningkatan penderita DM di Indonesia menjadi 21,3 juta pada


tahun 2030. Proyeksi ini membuat Indonesia masuk dalam jajaran 5 besar negara
dengan penderita DM terbanyak.

Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Wild S et al, Global prevalence of diabetes, estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetes Care
Komplikasi DM pada Mata

Retinopati (Sering)

Rubeosis Iridis

Glukoma
Neuropati Optik

Perubahan Refraksi

Percepatan Timbulnya
Katarak Ocular Motor Nerve
Palsies
Diabetik Retinopati (DR)

Kerusakan mikrovaskuler (mikroangiopati) di


retina yang ditemukan pada penderita DM.
Secara klinis ditandai dengan adanya ;
•Mikroaneurisma,
•Perdarahan retina,
•Eksudat,
•Area non perfusi,
•Edema retina,
•Kelainan vena retina,
•Neovaskularisasi,
•Jaringan fibrous di vitreus.
Patofisiologi Diabetik Retinopati
Hiperglikemi
Oklusi pembuluh
darah kapiler retina
Mikroangiopati pembuluh
darah kapiler retina Mikroaneurima &
(microvasculer abnormalities) Iskemia retina
Kelainan rheologi
darah

Tiga kelainan utama :


1. Oklusi Kapiler
2. Kebocoran Pembuluh darah
3. Neovaskularisasi retina

Suatu hal yang sangat penting dari ketiga kelainan tersebut dan sering
menimbulkan kebutaan adalah neovaskularisasi retina yang dapat
mengakibatkan perdarahan vitreus dan glaukoma neovaskuler
Faktor Resiko DR

 Lamanya menderita DM
 Hiperglikemi
 Hipertensi
 Hiperlipidemia
 Nefropati
 Obesitas
 Perokok
 Kurang aktifitas fisik
Klasifikasi DR
Ringan
 Hanya tampak mikroaneurisma
 Mikroaneurisma, haemorrhage,
eksudat keras, dan cotton-woll
spot
NPDR
(Non Proliferatif Diabetik
 Kelainan pembuluh darah
Retinopati) (penyempitan, pelebaran),
kelainan pembuluh darah mikro
retina (IRMA), peningkatan
perdarahan dan eksudat

 Hard eksudat, penebalan retina


 Neovaskularisasi, perdarahan
DME PDR vitreus, dan traction retinal
(Diabetik (Proliferatif detachment
Makular Diabetik
Edem) Retinopati)

Berat
Yam & Kwok, Hong Kong Med J 2007; 13 : 46-60
Adapted from : Royal College of Ophthalmology. Diabetic Retinopathy Guidlines 2005
Non Proliferatif Diabetik Retinopati
(NPDR)
Tanda-tanda Non Proliferatif Diabetik Retinopati :

 Mikroaneurisma
 Perdarahan retina
 Edema makula
 Eksudat
 Pelebaran Vena
Proliferatif Diabetik Retinopati (PDR)

Kondisi PDR adalah kondisi NPDR yang


berkembang dengan tanda-tanda :

 Neovaskularisasi
 Jaringan fibrous
 Perdarahan pre retina hingga vitreus
 Ablatio retina akibat tarikan jaringan
fibrosis
Diagnosa DR

“MUDAH”
Semua Dokter Bisa (Seharusnya)

Murah dan
Sederhana
 Opthalmoscope
 Tropicamide ed
Retina Normal Retinopati Diabetik
1% (Midriatyl 1%)
NPDR NPDR + ME

PDR PDR + VITREUS BLEEDING


Pemeriksaan Funduskopi

 Funduskopi Direk / oftalmoskop


 Fusduskopi indirek
 Three Mirror Gonioscopy (TMG)
 Lensa Kondensor
Direk Funduskopi
Indirek funduskopi
Pemeriksaan Penunjang
Foto Fundus, FFA, OCT, USG

Manfaat :
1. Menegakkan diagnosa
2. Panduan penatalaksanaan
3. Evaluasi perkembangan penyakit
4. Evaluasi hasil tindakan / pengobatan
5. Bahan edukasi pasien
6. Dokumentasi (Rekam Medis)
Penelitian
Legal
Foto Fundus
• Aman, tidak ada resiko anafilaktik shock, dapat dilakukan
pada penderita gagal ginjal, kondisi retina dapat ditunjukkan
kepada pasien dan keluarga.

Prof. Ian Constable :


Mata merupakan media yang baik untuk merubah gaya
hidup seseorang. Jika dia menderita diabetik retinopati,
tunjukkan foto retinanya, katakan “anda akan buta jika tidak
segera merubah gaya hidup anda”. Anda mempunyai peran
penting untuk merubah gaya hidup penderita DM.
FFA (Fundal Fluorescein Angiography)

Foto fundus secara serial dengan kontras intravena (Na


Fluoresceinate 10%)

o Lebih detil,
o Mikroaneurisma, daerah iskemik retina, edema
makula, dan neovaskuler retina lbh jelas.

Efek samping
Mual, muntah, resiko alergi, anafilaktik shock, kontra
indikasi fungsi ginjal tidak baik
Pemeriksaan Foto Fundus / FFA
Hasil FFA
OCT (Optical Coherence Tomography)

 Digunakan untuk mengetahui adanya


kelainan di makula (makula edem, vitreo
makular traction).
Pemeriksaan OCT
Hasil Pemeriksaan OCT

Edema Makula Normal Makula


USG (Ultrasonografi)

 Pemeriksaan anatomis segmen belakang

bola mata.
 Dilakukan jika media tidak jernih.
Hasil Pemeriksaan USG

USG Normal USG perdarahan retina & ablatio retina


Penatalaksanaan DR
 Kontrol gula darah dengan intensif,
 Kendalikan tekanan darah,
 Kendalikan lemak darah.

Manfaat Intensif Terapi DM:


1. Menunda munculnya DR meski tidak
dapat mencegah.
2. Memperlambat perkembangan DR.
3. Menurunkan insiden edema makula.
Terapi DR

1. Laser fotokoagulasi
2. Operasi (vitrektomi)
3. Injeksi Anti VEGF, Triamsinolone intra
vitreal.
Laser Fotokoagulasi
 NPDR : mempertahankan fungsi makula dan
mencegah terbentuknya neovaskuler,
 PDR : mencegah terjadinya perdarahan vitreus dan
rubeosis iridis.

Menggunakan laser diode 532 nm (green laser).

 Pan Retinal Fotokoagulasi (PRP) efektif untuk


mencegah kebutaan akibat proliferatif DR, walaupun
hanya 50% kebutaan akibat DR yang dapat dicegah.
(Diabetic Retinopathy Study, 1981)
Indikasi Laser Fotokoagulasi

 Non Proliferatif Diabetik Retinopati


dengan edema makula
 Non Proliferatif Diabetik Retinopati
berat
 Proliferatif Diabetik Retinopati
(sebelum terjadinya perdarahan
vitreus, jaringan fibrovaskuler dan
ablatio retina)
MEKANISME LASER FOTOKOAGULASI

 Merusak pigmen epitelium retina dan


fotoreseptor, shg menurunkan konsumsi
oksigen retina. (Wolbarsht, 1980).

 Mematikan sel retina hipoksia yang


memproduksi faktor vasoproliferatif yang
menstimulasi neovaskularisasi (Glaser, 1985).

 Menginduksi posterior vitreus detachment


sehingga menghambat neovaskularisasi
retina (Sebag, 1990).
Tindakan Laser Fotokoagulasi
Sebelum dilaser Setelah dilaser
Tampak neovaskuler Neovaskuler menghilang
Vitrektomi
Tindakan operasi yang kompleks, memerlukan
keahlian, kecermatan yang tinggi dan peralatan
khusus.
Indikasi ;
 Perdarahan vitreus
 Ablatio retina oleh karena tarikan dari jaringan
fibrous pada makula.
 Kombinasi tractional retinal detachment dan robekan
retina.
 Perdarahan sub hyaloid daerah makula.
 Edema makula karena traksi oleh membran.
Manfaat Vitrektomi

1. Mengangkat vitreus dan perdarahan di


dalamnya.
2. Menempelkan retina dengan mengangkat
jaringan fibrosis dan menutup robekan
retina.
3. Mencegah terjadinya neovaskularisasi
dengan endolaser fotokoagulasi.
Injeksi Anti VEGF

 Injeksi Anti VEGF (Bevacizumab,


Ranibizumab), Triamsinolone intra
vitreal

 Sangat bermanfaat terutama pada


kondisi edema makula.
Deteksi Dini DR
Semua penderita DM berusia >12 th harus
diperiksa meliputi tajam penglihatan dan
funduskopi dengan melebarkan pupil.

Kapan dirujuk ke dokter mata ?


Bila ditemukan DR
Bila Tajam penglihatan menurun
Kapan dirujuk ke sentra mata yang lebih
lengkap?
 RDNP dengan edema makula
 Pre RDP
 RDP
 Perdarahan Vitreus
 Rubeosis Iridis
 Ablatio Retina

Atau Setiap penderita DM berusia >12 tahun langsung dirujuk ke dokter


spesialis mata untuk diperiksa lebih lanjut, dan bila dokter spesialis
mata menemukan adanya RD maka dirujuk ke sentra pelayanan mata
yang lengkap.
Pencegahan Kebutaan Akibat DR

Dengan penanganan yang tepat, dalam 5 tahun


kebutaan pada penderita PDR dapat dicegah
hingga 90%, dan kebutaan oleh karena
edema makula diturunkan hingga 50%.

Manfaat Deteksi Dini :


A. Penderita lebih patuh berobat
B. Cepat ditangani
C. Kebutaan dapat dicegah
D. Biaya lebih murah
Kesimpulan

Upaya untuk menurunkan kebutaan DR:

1. Deteksi dini
2. Kerjasama yang baik antar profesi kesehatan
3. Kepatuhan pasien untuk berobat
4. Tersedianya sarana penunjang yang lengkap
5. Kualitas dan kuantitas SDM yang kompeten
dan memadai
Terlalu sayang jika keindahan ciptaan Allah
di dunia ini tidak dapat dinikmati

Mencegah Lebih Murah dan Mudah daripada


Mengobati
Sungguh sayang jika keindahan ini
tidak dapat kita lihat

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai