Anda di halaman 1dari 198

DAFTAR ISI

Katarak dan Retinopathy DM ......................... 1


(dr. Yunani Setyadriana, Sp. M)
Karunia Panca Indera ......................... 14
(dr. Titiek Hidayati M. Kes.)
Cornea dan Uvea ......................... 28
(dr. Yunani Setyandriana Sp.M)
Bio-optik dan Instrumentasi Optik ......................... 46
(drh. Zulkhah Noor, M.Kes)
Neuro ofthalmology ......................... 65
(dr. Nur Shani Meida, Sp.M, M.Kes)
Organon Visus ......................... 88
(dr. Risal Andy K.)
Orbita, Palpebra, Sklera, Konjungtiva, Airmata ...... 117
(dr. Nur Shani Meida, SP.M, M.Kes)
Mydriatic & Miotic ......................... 139
(dr. Akhmad Edy Purwoko)
Fisiologi Hormon (MSH dan Sensory) ............... 161
(drh. Zulkhah Noor, M.Kes)
Kelainan Refraksi ......................... 179
(dr. Nur Shani Meida, Sp.M, M.Kes)
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M

Katarak dan Retinopathy DM

dr. Yunani Setyadriana, Sp. M

Pada mata yang berkaitan dengan DM penyakitnya adalah :


1. Cataract
2. Diabetic Retinopathy
3. Neovascular Glaucoma
KATARAK
Ada metabolisme yang tinggi sehingga terjadi katarak. Katarak itu yang putih
pada lensa, tapi kalau putihnya ada di kornea berarti lekoma.

Nah ini gambaran mata yang katarak :

Fauzan-Alika-Irfan 1
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Terapi pada katarak yaitu di ektraksi katarak, ekstraksi extravaskuler. Berikut ini
daftar terapinya :
1. ECCE
2. SICS
3. Facoemulsifikasi

Fauzan-Alika-Irfan 2
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M

RETINOPATHY DM

Ini adalah konsekuensi dari diabetes


Tingkat gula darah tinggi
1. Penebalan pembuluh darah di retina
2. Kebocoran menyebabkan edema makul
3. Penyumbatan pembuluh menyebabkan proliferasi pembuluh darah baru

Fauzan-Alika-Irfan 3
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Orang yang DM bisa kena retinopathy, tapi kalo orang yang tidak DM, kemun-
gkinan tidak terkena retinopathy. Nah dari itu, di luar negeri, orang sejak dini
check up tentang kondisi tubuhnya, tapi kalo orang Indonesia, check upnya pas
kalo udah sakit atau sudah menderita. Jika di checkup lebih dini, bisa dicegah
lebih awal dan prognosisnya lebih baik.

Orang DM cenderung tinggi gula darahnya, sehingga mempengaruhi pembu-


luh darah retina yang sangat tipis. Meriksa pake oftalmoskop atau funduskopi,
keliatan kan?
Pada orang DM terjadi :
1. Penipisan pembuluh darah retina,
2. Kerusakan dan kebocoran yang menyebabkan macular edema
3. Terhambatnya pembuluh darah karena proliferasi dari pembuluh darah
baru.
Nah ini semua terjadi karena kadar gula darah yang tinggi.
Resikonya pada orang yg menderita beberapa tahun DM yaitu semakin dia
menderita maka resikonya semakin tinggi. Penelitian yang baru yaitu dm yang
5 tahun menderita, maka dia sudah menderita retinopathy lebih tinggi resikon-
ya disbanding penelitian yang terdahulu yaitu 10 tahun baru terkena retinopa-
thy. Jadi kita harus curiga sedini mungkin.

Pemeriksaan menggunakan gula darah puasa, post puasa, dan HbA1c

Penyakit ini berkaitan dengan hipertensi, kelainan jantung dan ginjal. Berkaitan
juga dengan kehamilan.

Pada kehamilan, TBJ (taksiran berat janin) nya kok besar, maka kita harus curiga
bahwa ibunya dm dan apakah terkena ke anaknya.

Sekarang populasi DM meningkat baik di kota dan didesa, diindikasikan neg-


aranya sudah makmur :v Tapi itu bukan prestasi yang baik, karena dari data
WHO, penderita retinopathy itu meningkat drastic karena tingginya angka pop-
ulasi DM. Indonesia masuk ke kategori sudah parah lho.

Fauzan-Alika-Irfan 4
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Orang tua lebih tinggi angka kejadiannya. Tapi semakin ke sini jamannya, maka
semakin muda sudah ada proses degenerasi karena pola hidup yang buruk.
Dan harus ditangani sedini mungkin supaya prognosisnya baik dan belum ma-
suk ke stadium lanjut.

Kebutaan karena retinopathy dapat dicegah dengan fotokoagulasi laser yang


dilaksanakan tepat waktu. Tapi kalau sudah parah, bisa di vitrektomi, yaitu
mencuci vitreous.

Pada orang retinopathy, akan ada perdarahan, nah perdarahan retina akan
mengarah ke vitreous, nah vitreous yang bening tadi akan penuh dengan da-
rah. Cara menghilangkannya dengan vitrektomi yaitu mencuci dan mengganti
cairannya.
Pathogenesis. Hiperglikemi bisa jadi angiopathy, ketidak seimbangan biokimia
dan menyebabkan kerusakan oklusi kapiler maupun pembuluh darah.

Kebocorannya yaitu hemorrhage. Kalau diretina perdarahannya itu titik titik,


lalu ada udem diretina, lalu ada eksudat yang seperti darah titik titik tapi war-
nanya kekuningan.

Kerusakan pembuluh darah retina ini akan mengakibatkan :


1. Rusaknya barrier di pembuluh darah retina
2. Hilangnya pericyte
3. Membrane basalisnya menipis
4. Proliferative dan kerusakan sel endotel
5. Peningkatan aktivitas enzim aldosa reduktase
6. Glikolisasi non-enzimatik
7. Pembentukan senyawa dikarbonil
8. Stress oksidatif

Kadar gula darah yang tinggi bisa berefek pada pembuluh darah retina. Pemb-
uluh darah bisa terhambat dan lama kelamaan akan pecah.

Fauzan-Alika-Irfan 5
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Stage Retinopathy DM

Perubahan Retina Karena


1 Kebocoran pembuluh darah halus


Akibatnya:
-Edema retina
-Hard Exudate
-Perdarahan retina

2 Sumbatan pembuluh darah halus di


retina (oklusi mikrovaskuler)

Arteria-venous Shunt.
Terbentuk pembuluh darah neovasku-
ler:
-Perdarahan vitreus
-Jaringan fibrous
-Ablasi retina

Fauzan-Alika-Irfan 6
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
3 Pembentukan pembuluh darah baru
yang rapuh

NVD: Neurovascularization of the disk


(muncul dekat papil)

NVE: neurovascularization elsewhere


(muncul di mana mana selain papil)

Arteria-Venous Shunt

Patogenesis Retinopati Diabetik seperti ini, retina akan terjadi oklusi atau
kebocoran maka akan langsung terjadi perdarahan ke cairan vitreus. Sedang-
kan kalo tersumbat, seperti gambar tersebut di atas maka akan terbentuk neo-
vaskuler yaitu pembuluh darah baru yang terbentuk karena adanya sumbatan
(obstruksi) yang menyebabkan darah mencari jalan lain untuk mengalir. Tetapi
pembuluh darah ini sangat rapuh sehingga rentan terhadap pecahnya pembu-
luh darah. Nah jika sudah pecah pembuluh darahnya akan terjadi sbb:
• Perdarahan vitreus : pembuluh darah yang pecah menyebabkan darah kel-
uar dan bercampur dengan humor vitreus (Hemoragi)
• Terbentuk jaringan fibrous : humor vitreous yang bercampur darah akan
mengental lalu akan mengendap dan membentuk jaringan ini

Fauzan-Alika-Irfan 7
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
• Ablasi retina : retina akan terangkat (ablasi). Jika terjadi perdarahan vitre-
ous, onsetnya akut. Kemudian CD terjadi pembengkakan dan macula men-
jadi tidak terlihat → visus kabur (jelek)

Nah ini adalah contoh pembuluh darah baru yang rapuh tadi..
- NVD : Neovascularization of the Disk → pembuluh darah baru yang muncul
di area discus / di sekitar papil (kiri)
- NVE : Neovascularization Elsewhere → pembuluh darah baru yang muncul
di area lain / jauh dari papil

Klasifikasi Klinis
■ Non-Proriferative Diabetic Retinopathy → belum muncul neovaskuler.
▷ Mild (ringan)
▷ Moderate (sedang)
▷ Severe (berat)
■ Proliferative Diabetic Retinopathy → sudah muncul neovaskuler, gambaran
saat oftalmoskop terlihat banyak pembuluh darah kecil-kecil. Jadi jika ada
edem, eksudat, dll tapi belum ada neovaskularisasi yang muncul maka ma-
sih masuk dalam NPDR (Neo-proliferative diabetic retinopathy).

MATA NORMAL

Fauzan-Alika-Irfan 8
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
CONTOH NPDR (tidak terbentuk anastomosis pembuluh baru)

CONTOH PDR (terbentuk anastomosis pembuluh baru)

Penanganan Retinopati DM
◆ Kontrol kadar gula darah (harus teratur). Beri konseling kepada pasien sam-
pai pasien mengerti dan mau menjalani terapi dengan sabar.
◆ Deteksi dini :
- DM tipe 1: periksa retina 5 th setelah onset gejala DM
- DM tipe 2: periksa retina setahun sekali sejak diagnosa DM ditegakkan
• Prinsip : Pencegahan penurunan penglihatan dengan fotokoagulasi laser
o Syarat:
■ Tepat waktu
■ Adekuat
• Vitrektomi
• Fotokoagulasi Laser (Panretinal Photocoagulation)
Prinsip : Energi cahaya diubah menjadi panas → koagulasi protein

Fauzan-Alika-Irfan 9
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M

Pertama diberi kontak lens, lalu iris pupil dilebarkan (Midriasis) sehingga
retina dapat terlihat. Kemudian ditembakkan lasernya (gambar kiri). Keadaan
setelah dilaser, ada banyak spot-spotnya (gambar kanan).

Vitrektomi
Mencuci Vitreus → dengan cara mengeluarkan cairan vitreous dikeluarkan
lalu diganti dengan cairan vitreous buatan yang baru. Vitrektomi adalah tin-
dakan untuk mengeluarkan jaringan yang berdarah dan jaringan parut yang
terbentuk. Ini dilakukan jika sudah tidak bisa dilaser (sudah parah). Jika pada
saat mau di vitrektomi ternyata ada katarak maka kataraknya harus diambil
dulu karena lensa yang keruh akan menutupi retina.

*Jika suatu saat nanti terjadi ketidaksengajaan misalnya seperti saat kita akan
melakukan vitrektomi tetapi tidak sengaja mengenai lensa mata maka lensa
akan menjadi keruh (katarak) → langsung dilakukan pengambilan lensa dan
diganti dengan yang baru. (Tapi kalo bisa jangan sampai terjadi)

Fauzan-Alika-Irfan 10
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
◆ Indikasi :
- Perdarahan Vitreus
- Ablasi retina tarikan / kombinasi dengan ablassi rhegmatogen (robekan)
- Neovaskularisasi tidak hilang dengan fotokoagulasi laser
- Edema retina tidak membaik dengan fotokoagulasi laser

Kombinasi Operasi
◆ Keuntungan:
- Hanya sekali dilakukan operasi, anastesi, dan penyembuhan paska operasi
- Memperbaiki penglihatan pada patologi vitreoretinal
- Hasil anatomi superior dan visual kantung Intraocular Lens (IOL) pada
lensektomi* parsplana menjadi lebih baik
*lensektomi: pengangkatan lensa mata
*parsplana: area untuk melakukan vitrektomi dimana tidak terdapat pemb-
uluh darah

Pada gambar bayangkan pasien sedang tiduran, lalu ada infus yang dima-
sukkan. Nah operasi ini tidak akan ada darahnya, karena alatnya dimasukkan
di parsplana.

Fauzan-Alika-Irfan 11
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Operasi ini dilakukan dengan cara potong-sedot-potong-sedot,dst. Jarin-
gan intraokuler harus selalu normal maka tidak boleh hanya dilakukan suction
(disedot) aja karena nanti bisa gembos/kempes atau juga tidak boleh hanya di
cutting (potong) saja sampai penuh intraokulernya karena bisa menekan lensa
lalu dapat menyebabkan glaucoma. Analoginya seperti balon yang diberi angin
terus-menerus maka akan menekan dinding balon, lama-kelamaan bisa mele-
tus karena tekanan didalam balonnya terlalu tinggi.

Fauzan-Alika-Irfan 12
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M

1. Pada diabetes mellitus pembentukan sinekia anterior perifer dapat men-


gahmbat aliran keluar humor aquous sehingga menyebabkan terjadinya...
A. Retinopati
B. Katarak
C. Diplopia
D. Neuropati optik
E. Glaukoma sekunder
2. Berikut yang diperiksa jika terdapat kekeruhan pada kornea...
A. Infiltrat
B. Jaringan parut
C. Proses distrofi
D. Edema
E. Semua di atas benar
3. Untuk memeriksa adanya perforasi kornea adalah...
A. Schemer test
B. Forced ductin test
C. Seidel test
D. Heisberg test
E. Pinhole test
4. Seorang pasien datang ke dokter dengan keluhan mata terganggu, dari pe-
meriksaan mata didapat infiltrat abu abu, satelit, ulkus ke dalam endotel,
tepi keratitis tidak teratur, hipopion serta inflamasi berat. Diagnosis?
A. Keratitis HSV
B. Keratitis herpes zoster
C. Keratitis jamur
D. Ulkus kornea bakterial
E. Ulkus kornea marginalis

Fauzan-Alika-Irfan 13
Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.

Karunia Panca Indera

dr. Titiek Hidayati M. Kes.

Fiza-Zhara-Nadia 14 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
SISTEM PANCA INDERA
Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna dalam segala hal, manu-
sia patutnya senantiasa bersyukur. Salah satunya adalah dalam hal penciptaan
panca indera manusia. Struktur dan fungsinya semua sempurna, optimal dan
taktertandingi oleh apapun termasuk robot paling canggih yang pernah dibuat
Subhanallah yaa...

Sistem panca indera manusia tersebut terdiri atas :


1. Penglihatan
2. Pendengaran
3. Penciuman dan perasa
4. Peraba

Yuk mari kita bahas satu persatu nikmat Allah ini


PENGLIHATAN
Penglihatan dibagi jadi menjadi dua yaitu secara
fisik maupun moral.*apasih maksudnya?? Maksud-
nya adalah ada beberapa manusia yang menggu-
nakan mata batinnya untuk menilai sesuatu.

Mata adalah organ penglihatan dan mengekspresikan emosi (kesedihan,


kesenangan, keindahan, komunikasi), mata dapat melihat di waktu terang.
Sumber cahaya adalah matahari, bulan, bintang, serta lampu. Pada waktu
gelap mata tidak dapat melihat, merupakan salah satu keadaan baik fisik atau
moral.

Penglihatan manusia terbatas contohnya pada keadaan fatamorgana di


padang pasir kita seolah melihat ada air di depan mata kita, setelah kita datan-
gi ternyata hanya ilusi *hiks. Nah itu dapat menipu, dan lamban serta ukuran-
nya berbeda.

Ketidakberfungsinya penglihatan ini menyebabkan kebutaan. Kebutaan


sendiri dapat bersifat moral atau fisik. Jadi ada beberapa orang yang secara
fisik normal-normal saja, tapi secara moral dia buta. Mengapa? Hal ini dikare-
nakan dia melihat hal-hal yang tidak sepatutnya, yang sudah jelas-jelas dila-
rang Tuhannya.

Fiza-Zhara-Nadia 15 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
PENDENGARAN
Nikmat Allah berikutnya nih yaitu pendeng-
aran. Telinga merupakan organ pendengaran.
Dengan telinga kita dapat mendengarkan kepu-
tusan hakim, dan paling penting bagi seorang
dokter kita dapat mendengarkan keluhan pa-
sien dan keluarganya.

Tidak berfungsinya pendengaran disebut tuli. Ketulian dapat bersifat fisik


dan moral sama seperti penglihatan tadi. Mengapa? Ya tentu karena nikmat
pendengaran dari Allah ini disalahgunakan, tidak untuk mendengar hal-hal
yang bermanfaat tapi justru sebaliknya.

Manusia ternyata terbagi menjadi beberapa golongan. Selain golongan


orang-orang beriman ada juga nih yang semoga kita bukan salah satu dari
golongan tersebut ya.

1. Golongan kafir
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringa-
tan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman”
“Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan
mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat”.
(Al-Baqarah : 6-7)
Ayat tersebut diatas bermakna bahwa orang-orang kafir tidak akan mem-
pan kamu beri nasihat. Karena Allah telah mengunci mati hati dan pendengran
mereka. Istilahnya sudah kebal. *Naudzubillah semoga bukan kita yaa...
Dan mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al-Qu-
ran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajar dari tanda-tanda
kebesaran Allah yang ada di cakrawala, di muka bumi, dan pada diri mereka
sendiri (misal sudah diuji dengan sakit). *huft sungguh merugi ya...

Fiza-Zhara-Nadia 16 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
2. Golongan munafik
“ Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka
setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang meny-
inari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat meli-
hat.”
“Mereka tuli, bisu dan buta*, maka tidaklah mereka akan kembali (kejalan
yang benar).”
*: tidak dapat menerima kebenaran
QS Al-Baqarah : 17-18
Golongan kedua ini juga disebut di dalam redaksi Al-Quran berkali-kali juga.
Orang-orang munafik yang bercirikan ketika berjanji dia ingkar, ketika berkata
dia berdusta, ketika diberi amanah dia khianat.*Naudzubillah semoga bukan
kita ya salah satunya...
PENCIUMAN DAN PERASA
Indera penciuman dan perasa merupakan sensasi kimia yang bersifat
lemah. Indera tersebut dapat memberikan hal yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan. Dan dapat menimbulkan selera makan.
Ludah sebagai perangsang dan getah lambung manusia tidak dapat menci-
um musuh diluar, tetapi dapat mencium atau merasakan bahaya.
• SNEEZING (BERSIN)
Nikmat Allah berikutnya nih, kelihatannya sepele ya,
tapi ketika kita sehari saja tidak bersin, penyakit-penya-
kit akan mudah masuk ketubuh kita *hii serem yaa..
jadi bersin itu berguna untuk membuang zat berbahaya
di tubuh kita .
Indera penciuman orang dewasa mempunyai sedikit perbedaan dengan bayi
yang notabene makannya sedikit, bayi mempunyai penciuman lemah. Sedang-
kan orang dewasa dapat merasakan keinginan makanan yang banyak.
Kelemahan penciuman manusia merupakan suatu anugrah Allah, karena
bila penciuman tidak lemah akan mencium bau busuk dari lingkungan. Sensa-
si kimia oleh chemoreceptors dan osmoreceptors berguna bagi homeostasis.
*Gak kebayang kan kalau penciuman manusia itu sensitif sekali, bau badan
teman sebelah kita yang cuma sedikit aja bisa kecium hidung kita dan akan
menggangu aktivitas kita pastinya. *Subhanallah ternyata always ada hikmah
ya dibalik penciptaanNya..

Fiza-Zhara-Nadia 17 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
PERABA
Kulit merupakan organ peraba, sensasi permukaan.
Dan tangan merupakan organ perasa yang dapat mera-
sakan ukuran, bentuk dan jaringan. Tangan merupakan
dasar peradaban manusia, karena dengan kedua tangan
dapat membuat pabrik dan menggunakan alat-alat serta
memeriksa pasien. Sentuhan juga dapat memperlihatkan
kecintaan dan keakraban kita lho.

Rasa sakit di dunia lebih ringan daripada di akherat. Sakit somatic merupakan
hadiah bagi manusia sebagai peringatan awal dari jaringan yang sakit. Hal itu
merupakan anugrah Allah, karena rasa sakit yang mendalam tidak dirasakan.
Panas merupakan hukuman di dalam akherat dan penderitaan di dalam dunia.

Begitu juga awan merupakan anugrah Allah untuk melindungi manusia dari
panas. Dingin dan panas merupakan anugrah Allah. Lapar dan dahaga dapat
dirasakan secara fisiologis, psikologis, dan moral sehingga dapat memberikan
peringatan terhadap jumlah makanan dalam tubuh sebelum kehabisan dan
adanya indikasi suatu penyakit. Misalkan penyakit DM.

Manifestasi kelaparan moral merupakan hilangnya kontrol nafsu makan dan


rasa puas terhadap makanan.

Rasulullah SAW bersabda “isilah sepertiga bagian perutmu dengan makanan,


sepertiga lainnya untuk air dan sepertiga sisanya untuk udara” (HR Ahmad)

Di surga tidak ada rasa kelaparan. Makanan penduduk neraka tidak akan
mengobati rasa lapar. Berikut ini beberapa ayat Quran yang menerangkan ten-
tang kondisi surga dan neraka. Semoga kita termasuk hambaNya yang berada
di surga yaa *amiin...T.T

1. Kondisi Surga
“Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang men-
galir. (warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang yang minum. Tidak
ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya.”
QS Ash Shaaffaat : 45, 46, 47

Fiza-Zhara-Nadia 18 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
2. Kondisi Neraka
“Yaitu orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).Kemudian dia tidak
mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.”
QS Al A’la :12, 13.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, kelak akan


kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka hangus,
Kami ganti kulit mereka kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab”
QS An Nisa’ :56

“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat)


minuman. Selain air yang mendidih dan nanah”
QS An Naba’: 25, 26

“Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah


pohon itu (zaqqum), maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum
itu.”
QS Ash Shaaffaat : 66

Nasihat dr. Titik di neraka itu kita akan merasakan sakit yang tiada hentinya.
Ketika didunia nih contohnya kamu kena luka bakar misal sampai parah ya,
sudah sampai derajat IV, pasti kamu sudah tidak akan merasakan apa-apa lagi
istilahnya sudah mati rasa, eiitss tapi dineraka beda, setelah kulit kita dibakar
hingga mendidih paling pol sampai derajat III, karena sebelum derajat IV ku-
litmu sudah dikembalikan ke kondisi awal, dan diulangi lah seterusnya azab
tersebut *astaghfirullah..
MODALITAS SENSORIS LAINNYA
Jadi selain nikmat dari Allah berupa panca indera yang telah dijabarkan di-
atas tadi, masih ada “panca indera” lain yang bisa dimiliki oleh manusia ten-
tunya atas izin Allah. Al-Quran dan Sunnah telah menggambarkan fenomena
persepsi ekstrasensorik sebagai inspirasi (ilham), intuisi (hadas), insting (jibill-
at), dan imajinasi (khayalan), telepati, dan mimpi.
Namun pada manusia hanya mimpi Nabi yang benar dan Al-Quran dan Sun-
nah telah melarang tentang astrologi, mengadu nasib, ramalan, serta sihir.

Fiza-Zhara-Nadia 19 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
TOBACCO AND THE AGING EYE (CATARACTS AND AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION)
Nah yang terakhir ini ada paparan tentang ba-
haya Rokok yang dapat merusak nikmat Panca
Indera manusia. Hayoo yang masih ngerokok,
semoga segera bertobat setelah baca ini~ aamiin

1. GOAL OF MINI LECTURE


Memberikan gambaran pengetahuan kepada siswa tentang hubungan
antara merokok dengan katarak dan degenerasi makula.

2. LEARNING OBJECTIVES
• Daftar penyakit mata akibat dari merokok
• Memahami bagaimana rokok dapat menyebabkan berbagai macam tipe
penyakit mata
• Memahami pentingnya berhenti merokok untuk mengurangi resiko pen-
yakit mata

3. CONTENT
a. Core slides
1. Epidemiologi secara global : kebutaan
2. Epidemiologi kebutaan (Indonesia)
3. Epidemiolog kebutaan (India)
4. Akibat yang ditimbulkan dari merokok pada mata
5. Tembakau dan Katarak : Evidence dari India
6. Merokok dan Katarak : mekanisme yang disarankan
7. Berhenti merokok dan Katarak
8. Merokok dan Age-Related Macular Degeneration (AMD)
9. Merokok dan mekanisme AMD
10. Berhenti merokok dan AMD
11. Cessation Messages

b. Optional slides
1. Managemen Katarak
2. Merokok dan Graves’ Ophthalmology (GO) atau Thyroid Eye Disease
(TED)
3. Merokok dan Graves’ Ophthalmology: Mekanisme

Fiza-Zhara-Nadia 20 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
4. Berhenti merokok dan Graves’ Ophthalmology (GO) atau Thyroid Eye
Disease (TED)

Epidemiologi Secara Global : Kebutaan


• Penyebab utama kecatatan secara global.
• Berjumlah 45 juta orang di tahun 2000 dan 76
juta di tahun 2020.
• 135 juta orang mengalami gangguan pengli-
hatan yang berat dikedua matanya.
• Katarak menjadi penyebab utama kebutaan,
sekitar 48% dari seluruh kebutaan.

Epidemiologi Kebutaan
Angka nasional yang ditunjukkan untuk proporsi kebutaan di Indonesia yai-
tu sebesar 0,9%. Dengan Kisaran yang terendah: 0,3% (Provinsi Kalimantan
Timur) dan yang tertinggi: 2,6% (Provinsi Sulawesi Selatan). Presentase sampai
saat ini untuk penderita katarak pada orang berusia >30tahun sebesar 17,3%.
Dengan kasus yang sudah didiagnosis katarak sebesar 1,8%, dan orang dengan
gejala utama katarak (visi/penglihatan kabur dan meningkatkan kepekaan ter-
hadap cahaya) sebesar 15,5%.

Dampak Merokok Pada Mata


Merokok merupakan faktor risiko independen dan bentuk modifikasi untuk
pengembangan berbagai penyakit mata seperti katarak, degenerasi maku-
la terkait usia (AMD), dan Oftalmologi Graves (GO) atau penyakit mata tiroid
(TED-Thyorid Eye Disease). Merokok juga merupakan faktor risiko sederha-
na untuk pengembangan katarak nuklear. Untuk anda ketahui perokok aktif
mempunyai resiko tiga kali lebih mungkin untuk menderita katarak daripada
orang yang tidak pernah merokok. Nah untuk yang sudah mulai berenti, maka
resikonya akan menurun (risiko juga meningkat sesuai dengan jumlah rokok
yang dihisap).

Fiza-Zhara-Nadia 21 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
Tembakau Dan Katarak
Dibandingkan dengan orang yang tidak perokok, perokok memiliki prevalen-
si lebih tinggi menderita katarak dan lebih mungkin untuk melaporkan riwayat
operasi katarak.
Bagi perokok biasanya menderita katarak pada usia lebih dini daripada tidak
perokok. Dan bagaimana untuk yang smokeless? Meskipun sekarang terdapat
produsen rokok yang mulai mengurangi kadar nikotin (rendah) didalam sebuah
rokok tetapi hal tersebut malah akan menyebabkan konsumen/responden ter-
pacu untuk melakukan daya hisap yang lebih dalam dan juga secara otomatis
jumlah rokok yang dikonsumsi akan semakin bertambah serta pada akhirnya
mempunyai hubungan kuat dengan katarak.

Merokok dan Katarak? Mekanisme yang Disarankan


Mekanisme yang tepat masih belum jelas. Tetapi secara garis besar kurang
lebih seperti ini, radikal bebas dalam asap tembakau menyebabkan kerusakan
oksidatif retina dan mengurangi aliran darah choroidal. Sehingga terjadi stres
oksidatif pada lensa melalui pengurangan tingkat antioksidan. Lalu terjadilah
perubahan morfologi dan fungsional pada lensa dan retina oleh karena efek
aterosklerosis dan trombosis pada kapiler mata (okuler).
Untuk catatan : Logam berat dalam tembakau menyebabkan keracunan
langsung.
Berhenti Merokok dan Katarak
Mantan perokok memiliki risiko lebih rendah terhadap katarak, yang menun-
jukkan dampak menguntungkan dari sikap berhentinya. Berhenti merokok
memiliki efek perlindungan untuk penghentian katarak. Mereka yang berhenti
merokok selama >25 tahun memiliki risiko 20% lebih rendah untuk katarak.
Mempromosikan penghentian tembakau antara pasien mata dengan yang lain
dapat berkontribusi terhadap perbaikan yang signifikan dalam kesehatan mata.

Fiza-Zhara-Nadia 22 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
Merokok dan AMD

Risiko AMD di kalangan perokok saat ini—tidak main-main— mencapai 3-4


kali lipat dibandingkan dengan tidak pernah menjadi perokok. Sedangkan un-
tuk pengembangan jenis AMD adalah 2-3 kali lebih tinggi pada perokok diband-
ingkan dengan tidak pernah merokok. Selain itu risiko berkembangnya penya-
kit menjadi pembuluh darah neo AMD adalah 4 kali lebih tinggi pada perokok
dibandingkan dengan tidak pernah sama sekali merokok. Tuh liat temen-temen
amygdala, lmayan menyeramkan bukan????
Merokok dan Mekanisme AMD
Kekurangan pigmen makula dan antioksidan yang diakibatkan oleh zat da-
lam rokok (radikal bebas) akan mengarahkan pada peningkatan stres oksidatif
di makula yang dapat merusak mekanisme pertahanan tubuh. Sehingga terjadi
gangguan dalam pertukaran nutrisi antara epitel pigmen retina dan suplai dar-
ah. Dan juga akan mengalami Insufisiensi vaskular.
Berhenti Merokok dan AMD
Risiko berkembangnya penyakit pada AMD
antara mantan perokok yang tidak merokok
lagi selama 20 tahun dilaporkan menjadi se-
rupa dengan tidak pernah perokok, dan hal ini
menunjukkan terdapat banyaknya manfaat
dari penghentian kebiasaan negatif tersebut.

Pesan
Masyarakat umum, termasuk remaja perlu menyadari risiko penyakit yang
akan diderita pada mata dari kebiasaan merokok. Bahkan sampai saat ini se-
bagian besar pasien mata tetap tidak menyadari hubungan yang kuat antara
tembakau dengan kebutaan. Rasa takut akan kebutaan mungkin akan lebih

Fiza-Zhara-Nadia 23 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
memotivasi untuk membantu orang berhenti merokok daripada peringatan
kesehatan dan saran dari dokter mata. Pesan tentang kebutaan berpoten-
si memfasilitasi penghentian kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan
tersebut. Jadi diharapkan kita sebagai dokter harus bisa melakukan edukasi
bagi yang belum merokok dan memberikan konseling bagi para perokok agar
dapat berhenti dari kebiasaannya tersebut untuk menurunkan resiko penyakit
yang mungkin diderita, gitu ya temen-temen semangat!!!

TOBACCO AND ITS EFFECTS TO SKIN


Tembakau dan Penuaan Kulit Dini
Asap tembakau dan pembentukan UVA merupakan penyebab kerutan secara
independen satu sama lain. Gejala pada orang yang merokok antara lain ter-
jadinya jari kuning, adanya peningkatan kerutan terutama di wajah bagi per-
empuan, vasospasms dan obliterasi arteri besar serta pembuluh kulit kecil.
Mekanisme

Penuaan terjadi akibat adanya penebalan dan fragmentasi dari serat elastis
kulit serta penurunan pembentukan kolagen yang memelihara kulit mejadi se-
hat dan kenyal. Sehingga memicu peningkatan kegiatan elastase dan degradasi
elastin di kulit(dermis). Pada kulit perokok lebih banyak mengandung MMP-1
mRNA dibandingkan perokok masif.
Suplai oksigen dan kadar air kulit juga akan menurun.
Penghentian dan Penuaan Dini
Merokok dan kerutan wajah merupakan bukti penting bagi orang-orang
muda meyakinkan untuk tidak mulai merokok dan perokok lebih tua untuk
berenti dari sikap perokoknya (keluar dari zona nyaman). Dermatologists dapat
memainkan peran integral dalam mempromosikan berhenti merokok dengan
menyediakan pendapat ahli dan dapat mendidik masyarakat tentang efek ber-
bahaya dari merokok pada kulit.

Fiza-Zhara-Nadia 24 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
Efek Tembakau Terhadap Penyembuhan Luka

Perokok memiliki resiko komplikasi yang cukup besar pada saat operasi atau
melakukan pencangkokan kulit. Pada pasien dengan cangkok tulang intraoral,
penyembuhan luka yang terganggu pada 33% pasien, di antaranya 80% yang
perokok. Second hand smoke dapat menghambat migrasi sel yang dapat men-
gakibatkan perbaikan abnormal dan renovasi atau menyebabkan bekas luka
yang memiliki kesan buruk berlebih.
Tembakau dan Mekanisme Penyembuhan Luka
Pada perokok yang mengalami luka maka akan ada peru-
bahan karakteristik rheologic darah yang akan meningkat-
kan vasokonstriksi. Terjadinya kerusakan pada lapisan epitel
dari jaringan maka menyebabkan adanya interaksi dengan
metabolisme kolagen. Terjadi pula reaksi induksi peradan-
gan oleh nikotin serta tubuh akan mengalami penurunan
sistem imun (Imunosupresi) yang disebabkan oleh kontri-
busi dari nikotin sehingga agak sulit dan memakan waktu
dalam penyembuhan.
Penghentian dan Penyembuhan Luka
Penghentian konsumsi rokok selama tiga bulan atau lebih sebelum operasi
akan mengurangi risiko komplikasi luka.
Beberapa minggu sebelum operasi, penghentian menghasilkan manfaat
substansial dalam tingkat komplikasi luka terkait dalam tindakan operasi or-
topedi.
Jika intervensi merokok sebelum operasi dapat mengurangi komplikasi, pen-
deritaan pribadi dan juga otomatis beban keuangan akan substantial.

Fiza-Zhara-Nadia 25 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.

Fiza-Zhara-Nadia 26 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.

1. Melihat seseuatu yang bukan menjadi haknya adalah pengertian dari...


a. Buta fisik
b. Buta moral
c. Buta huruf
d. Buta cinta
e. Buta kasih
2. Salah satu kegunaan indera peraba bagi profesi dokter dalam penegakan
diagnosis adalah...
a. untuk melakukan anamnesis
b. untuk melakukan vital sign
c. untuk melakukan injeksi intravena
d. untuk melakukan palpasi dan perkusi
e. untuk melakukan penulisan resep
3. Penyebab terbanyak kebutaan di dunia adalah...
a. Katarak
b. AMD
c. Miopi
d. Mi bakso
e. Mi ayam
4. Mekanisme yang mungkin diakibatkan oleh merokok terhadap katarak
yakni sebagai akibat dari...
a. adanya radikal bebas
b. adanya pergaulan bebas
c. adanya pasar bebas
d. adanya persaingan bebas
e. adanya contekan bebas
5. Salah satu efek merokok terhadap kulit adalah...
a. bertambahnya melanin
b. penuaan dini
c. pernikahan dini

Fiza-Zhara-Nadia 27 Faris
dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M

Cornea dan Uvea

dr. Yunani Setyandriana Sp.M

Assalamualaikum, gaeess! Bismillahirrohmairrohim..


Selamat datang di blok 12. Tidak terasa sudah setengah ‘perjalanan’ kita
menyelesaikan pendidikan kita yang mulia. Tetap semangat! Materi kali ini ma-
sih mengenai bagian mata yaitu Kornea dan Uvea. Langsung Pancaal!

KORNEA
Kornea adalah bagian transparan yang menutupi bagian depan mata kita, fung-
si utama dari kornea adalah refraksi atau membelokan cahaya. Kornea memi-
liki tanggung jawab untuk memfokuskan hampir semua cahaya yang masuk ke
mata. Kornea tersusun dari protein dan sel, tidak ada vaskularisasi (kecuali ke-
gadaan patogen) sehingga yang menyediakan nutrisi untuk anterior chamber
adalah air mata dan humor aquos.

Dita-Prof Yusro 28 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M

Kornea dapat memperbaiki kerusakan dirinya pada minor abrasi. Abrasi


yang lebih dalam dapat menyebabkan bekas luka yang terbentuk di kornea, se-
hingga kornea akan kehilangan transparansinya (penglihatan menjadi kabur).
Kornea terdiri dari 5 lapisan : Epitelium, lapisan bowman, stroma, membran
decement. Epitelium merupakan lapisan pertama yang melapisi kornea.
Kegunaan Kornea
○ Kornea mempunyai kemempuan membiaskan cahaya yang paling kuat
dibanding dengan sistem optik retraktif lainnya.
○ Kubah kornea akan membiaskan sinar kelubang pupil didepan lensa. Kubah
kornea yang semakin cembung akan memiliki daya bias yang kuat.
○ Peran kornea sangat penting dalam menghantarkan cahaya masuk kedalam
mata untuk menghasilkan penglihatan yang tajam, maka kornea memerlu-
kan kejernihan, kehalusan dan kelengkungan yang tertentu.
A. SIFAT-SIFAT
Berikut ini adalah sifat-sifat yang ada di kornea:
1. Cembung, berkekuatan refraksi 43 dioptri (43D)
2. Jernih karena:
◆ susunan epitel yang teratur
◆ serabut kolagen yang teratur dan padat
◆ kadar air konstan
◆ avaskuler (tidak terdapat pembuluh darah)
3. Diameter
Horisontal : 11.6 mm
Vertikal : 10.6 mm
4. Tebal
Central : 0,5 mm
Tepi : 1 mm
5. 1/3 radius tengah merupakan zona optic yang peka terhadap cahaya.

Dita - Prof.Yusro 29 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
B. NUTRISI KORNEA
Tadi sudah disebutkan kalau kornea tidak memiliki pembuluh darah, sehing-
ga akan muncul pertanyaan dari mana kornea akan mendapatkan suplai nutri-
si? Berikut asal nutrisi untuk kornea:
1. Pembuluh darah limbus
2. Humor aquous
3. Air mata
4. Oksigenasi udara
Saraf sensori kornea berasal dari cabang pertama N.Trigeminus.

C. KELAINAN KORNEA
a. Kelainan ukuran kornea
1. Diameter <11 mm à mikrokornea
2. Diameter >12,5 mm à megalokornea
b. Kelainan permukaan kornea
1. Edema → pada TIO (Tekanan Intra Okuler) yang meningkat
2. Defect/ kerusakan epitel
3. Kasar: Bulla (keratitis bulosa), Filamen (keratitis filamentosa), Pannus
(trauma kronis)
c. Kelainan limbus kornea
1. Arcus senillis adalah sebuah cincin putih atau abu-abu buram di tepi kor-
nea yang hadir pada saat lahir atau muncul di kemudian hari dan menja-
di cukup umum pada mereka yang berusia lebih dari 50
2. Jaringan parut
3. Infiltrat
4. Tumor limbus
5. Pterygium adalah munculnya suatu timbunan atau selaput pada mata
yang bentuknya seperti segitiga dengan puncak berada di arah kornea
mata

Dita-Prof Yusro 30 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
D. KEKERUHAN KORNEA
Mengapa kornea keruh? Menurunnya tingkat kejernihan atau kekeruhan
dapat bersifat sementara atau menetap atau selamanya. Kekeruhan kornea
dapat disebabkan karena kornea terluka, misalnya: karena trauma, infeksi oleh
bakteri, jamur atau virus, atau terjadi reaksi penolakan tubuh atau autoimun,
atau akibat kelainan bawaan yaitu terdapat penumpukan material abnormal,
kerusakan endotel akibat kenaikan tekanan bola mata, bahkan komplikasi tin-
dakan bedah.

Penurunan kejernihan kornea dapat menimbulkan gangguan penglihatan,


mulai dari rasa silau sampai terjadi penurunan ketajaman penglihatan sampai
kebutaan.
Sebagian penderita yang terganggu penglihatannya atau kebutaan akibat
kerusakan kornea masih dapat dipulihkan kembali penglihatannya dengan tin-
dakan pencangkokan (transplantasi) kornea, dalam istilah kedokteran disebut
KERATOPLASTI.

Kekeruhan pada kornea diantaranya :


a. Infiltrat
■ Bentuk : Punktata, Numuler, Denritika, Geografika
■ Warna : kekuningan disebabkan oleh bakteri dan putih keabu-abuan dise-
babkan oleh virus
b. Jaringan Parut
■ Nebula
■ Makula
■ Leukoma
■ Leukoma adherent terdapat tanda berupa :
i. Leukoma + sinekia anterior
ii. Neovaskularisasi
iii. TIO meningkat mengakibatkan kornea membesar (stafiloma)
iv. Herpes mengakibatkan ulkus berulang à Ulcus ateromatosus
c. Neovaskularisasi : adalah pembentukan pembuluh darah baru, yang sering-
kali rapuh dan tidak sesuai lokasinya.
d. Proses degenerasi
e. Distrofi : Distrofi kornea adalah salah satu dari sejumlah penyakit gangguan
genetik yang berpotensi membutakan dan sering membutuhkan transplan-
tasi kornea untuk meningkatkan ketajaman visual. Kondisi ini ditandai den-
gan akumulasi bahan abnormal pada kornea
f. Edema

Dita - Prof.Yusro 31 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
g. Keratik presipitat adalah sel-sel radang yang menempel pada permukaan
endotel kornea
h. Blood staining

E. RADANG KORNEA
Apa itu Infeksi Kornea?
Infeksi kornea adalah peradangan pada kornea, yaitu bagian jernih di bagian
depan bola mata yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam mata. Infek-
si atau peradangan dapat disebabkan oleh mikro-organisme seperti bakteri,
jamur, parasit - akanthamoeba & mikrosporidia, dan virus seperti herpes sim-
pleks.
Pseudomonas Akanthamoeba Mikroporidia

Apa penyebab Infeksi Kornea?


Lensa kontak yang tidak bersih adalah penyebab paling umum infeksi kor-
nea di Singapura. Tingkat kejadian infeksi terhubung dengan penggunaan lensa
kontak berkisar antara 1 dalam 10.000 pengguna lensa kontak keras, 4 dalam
10.000 pengguna lensa kontak lunak hingga 22 dalam 10.000 pengguna lensa
kontak jangka panjang, per tahun. Berdasarkan studi yang dilakukan di Aus-
tralia dan India, tingkat terjadinya kebutaan karena infeksi penggunaan lensa
kontak diperkirakan sekitar 0,6 dari 10.000 pengguna.

Infeksi kornea biasanya terjadi karena paparan terhadap bakteri, virus atau
agen mikrobiologi yang menyebabkan mata menjadi merah dan bengkak. Pada
kasus parah, ini dapat menyebabkan perubahan bentuk kornea yang kemudian
dapat mengarah ke kondisi astigmatisma, kekeruhan kornea karena luka atau
kombinasi keduanya.

Selain dari infeksi dikarenakan lensa kontak, infeksi kornea dapat juga terjadi
karena adanya abnormalitas atau gangguan pada permukaan mata atau kor-
nea atau pada kasus cidera mata.

Dita-Prof Yusro 32 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
Radang kornea disebut juga keratitis berikut adalah gejala-gejalanya:
1. Epifora adalah air dari mata, biasanya meluber dari kelopak mata bawah,
karena sekresi berlebihan air mata atau penyumbatan dari saluran lakrimal
(duktus lakrimalis)
2. Fotofobia yang juga dikenal dengan senstif terhadap cahaya, adalah gejala
klinis yang ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman pada mata ketika
terpapar cahaya yang terang atau lama
3. Kabur, Mata merah & Sakit
4. Blefarospasme adalah penutupan kedua kelopak mata diluar kontrol kare-
na kontraksi otot kelopak mata

KERATITIS SUPERFISIALIS
• Radang pada epitel atau subepitel
• Berbentuk infiltrat punktata
◆ Bawah → oleh karena trikhiasis, konjungtivitis
◆ Atas → oleh karena keratitis vernalis, trachoma
• Dapat disebabkan oleh infeksi jamur atau alergi

KERATITIS HSV
• Keratitis epitelialis yang mempunyai ciri →
dendritika, geografika
• Keratitis metaherpetik atau paska infeksi →
linier, defek epitel oval
• Keratitis interstitialis → infiltrat putih dan
ada nekrosis
• Keratitis diktiformis → infiltratnya berbentuk
cakram di bagian parenkim

Dita - Prof.Yusro 33 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
KERATITIS HERPES ZOSTER
• Karena infeksi akut glandula gaseri
• Gejala:
▷ Prodromal sindroma (Migren, Panas, Mata lelah, Kemeng sebelah)
▷ Vesikula di dahi, kulit kepala, kelopak mata, ujung hidung.
▷ Kornea → keratitis superfisialis halus

KERATITIS JAMUR
Gejala Klinis:
• Infiltrat abu-abu dan satelit
• Ada ulkus ke dalam endotel, tepi tak teratur
• Hipopion adalah akumulasi sel darah putih (nanah) di ruang anterior mata
• Inflamasi berat

ULKUS KORNEA BAKTERIAL


Ulkus Kornea Sentral:
• Penyebab: Stafilokokus, streptokokus, pneumokokus, pseudomonas
• Triger utama: Trauma
• Stafilokokus: terlokalisir
• Pneumokokus: tepi ulkus
• Tipe ulkus dapat dibedakan berdasarkan bakteri penyebabnya:
- Stafilokokus : ulkus terlokalisir
- Pneumocokus : tepi ulcus menggaung
- Pseudomonas : cepat, progresif, berat

Ulkus Kornea Marginalis:


• Disebabkan oleh stafilokokus atau kelainan sistemik/
imun → berupa penyakit Mooren

Dita-Prof Yusro 34 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
UVEA
Uvea merupakan traktus atau lintasan pen-
glihatan yang melibatkan iris, badan siliar,
dan kterkaitoroid. Inflamasi uvea disebut
uveitis, insidensi uveitis cukup tinggi yai-
tu sebesar 15 per 100.000 orang 75%nya
adalah uveitis anterior, dan 50%nya adalah
menderita penyakit sistemik.

Sama seperti organ lain, uvea juga dapat mengalami beberapa gangguan.
Di bawah ini merupakan tabel mengenai beberapa penyebab gangguan pada
uvea:

Dita - Prof.Yusro 35 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
Di sini akan dibahas beberapa penyakit yang dapat terjadi di Uvea, contohnya:
1. Uveitis Anterior
2. Uveitis Intermediet
3. Uveitis Posterior
4. Panuveitis
Yuk, mari membahas materi pertama.

UVEITIS ANTERIOR
Merupakan Uveitis yang dapat muncul apabila terjadi peradangan pada seg-
men anterior bola mata.
Gejala:
■ Mata merah (siliar injeksi)
■ Nyeri
■ Fotofobia
■ Epifora
■ Gangguan visual : Kabur, Skotoma, Floaters
Tanda:
• Keratik presipitat (KP)

Gambar di atas adalah gambaran dari Keratik Presipitat. KP sendiri adalah sel-
sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea
■ Fibrin
■ Hypopion adalah akumulasi sel darah putih (nanah) di ruang anterior mata
■ Dispersi pigmen

Dita-Prof Yusro 36 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
■ Sel dan Flare

■ Nodul iris

■ Miosis
■ Sinekia merupakan perlekatan atau adhesi iris pada kornea (sinekia anterior)
atau pada lensa mata (sinekia posterior)

UVEITIS INTERMEDIET
Adalah bentuk peradangan yang tidak mengenai uvea anterior atau posterior
secara langsung. Ini terutama terjadi pada orang dewasa muda dengan kelu-
han utama melihat “bintik-bintik terapung” di dalam lapangan penglihatannya.
Tanda:
■ Vitreal inflamatory cells
■ Snowball opacity
■ Snowbanking
■ Vitreal strand  

Dita - Prof.Yusro 37 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M

UVEITIS POSTERIOR
Merupakan peradangan pada koroid dan retina.
Tanda:
■ Retinal/koroidal inflamatory infiltrat
■ Retinal epitelium pigmen hipertrofi/atrofi
■ Atrofi/edema retina, koroid atau optik nerve

Dita-Prof Yusro 38 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
TOKSOPLASMOSIS
Toksoplasmosis dapat mengakibatkan gangguan pada uvea, Infeksi ini bisa kon-
genital atau didapat
• Gejala
▷ Mata kabur
▷ Floater adalah bayangan warna hitam yang terlihat oleh mata kita dalam
berbagai bentuk dan ukuran
▷ Mata merah dan nyeri
• Tanda
▷ Lesi aktif di kutub posterior
▷ Tes antibodi toksoplasma positif
• Terapi
▷ Steroid sistemik
▷ Obat antiprotozoa → klindamisin

KONDISI KHUSUS YANG BERKAITAN DENGAN UVEITIS:


SPONDILITIS ANKILOSA
Merupakan penyakit inflamasi kronik, bersifat sistemik, ditandai dengan keka-
kuan progresif, dan terutama menyerang sendi tulang belakang (vertebra) den-
gan penyebab yang tidak diketahui
• 90% pasien dengan uveitis memiliki jaringan HLA B27
• 20% à uveitis akut
• Laki-laki memiliki insidensi kejadian lebih banyak dari perempuan

Dita - Prof.Yusro 39 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
PENYAKIT REITER (REITER SYNDROME)
Reiter syndrome (Reactive arthritis) adalah penyakit yang menyebabkan suatu
bentuk radang sendi, bersama dengan peradangan pada saluran kencing dan
mata. Hal ini dipicu oleh infeksi, biasanya penyakit menular seksual atau oleh
bakteri pencernaan tertentu. Terutama mengenai laki-laki. Berhubungan den-
gan penyakit genetik Hampir semua positif HLA B27.
• Terdiri dari:
▷ Konjungtivitis
▷ Uretritis
▷ Artritis (khas pada sendi-sendi besar)
▷ 40% → uveitis anterior akut

BECHET DISEASE
Penyakit behcet adalah penyakit Idiopathic multisystem, ditandai dengan
adanya inflamasi pada pembuluh darah. Biasanya terjadi pada Dekade ke tiga
hingga empat, penyakit ini sering dialami oleh orang mediterania dan jepang.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun mungkin adanya kelainan
autoimun yang artinya sistem imun salah menyerang sel yang sehat pada tu-
buh kita. Penyakit ini berhubungan dengan HLA-B5
• Kriteria Major diagnostic:
▷ Oral aphthous (100%)
▷ Genital ulcerasi (90%)
▷ Lesi kulit (80%)
▷ Uveitis (70%)

Dita-Prof Yusro 40 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M

Dita - Prof.Yusro 41 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
VOGT-KAYANAGI-HARADA SYNDROME
VKH adalah kelainan multisistem yang memiliki karakter granuloma panuveitis
(Bilateral panuveitis) dengan eksudat retina sering disertai dengan manifestasi
neurologi dan dermatologi. VKH sangat sering terjadi karena genetik yang ber-
hubungan dengan HLA DR4 (+)

HARADA SYNDROME

Dita-Prof Yusro 42 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
OFTALMIA SIMPATIKA
Riwayat trauma tembus atau bedah pada mata, oleh karena respons imun ter-
hadap antigen retina saat trauma. Terjadi 3 bulan post trauma. Dapat dicegah
dengan mengangkat mata (enukleasi) segera
• Gejala:
▷ Nyeri dan penurunan visus pada mata yang satunya
• Tanda:
▷ Iris bengkak
▷ Bercak kuning-putih pada retina
▷ Panuveitis
• Terapi:
▷ Steroid topikal dan sistemik dosis tinggi
▷ Siklosporin oral

Dita - Prof.Yusro 43 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M

1. Seorang laki-laki datang dengan keluhan mata kiri merah dan kabur sejak 2
hari yang lalu. Pada pemeriksaan mata kiri didapatkan visus 6/15, hiperemis
konjuntiva (+), cornea: defect dendritika (+). Apakah penyebab paling mun-
gkin pada pasien?
a. Infeksi pseudomonas
b. inveksi parasit
c. infeksi virus herpes
d. infeksi jamur
e. infeksi stafilokokus

2. Laki-laki 40 thn mata kanan merah kabur, visus mata kanan 1/60, konjuncti-
va hiperemis, defek kornea (+) berbentuk infiltrate abu-abu dan satelit (+),
hipopion (+). Apa penyebabnya?
a. Infeksi virus
b. infeksi jamur
c. Infeksi pseudomonas
d. infeksi parasit
e. infeksi stafilokokus

3. Sindroma behcet berkaitan dengan?


a. alopesia
b. vitiligo
c. Berkaitan dengan HLA DR4
d. . Berkaitan dengan HLA B-5
e. ablasio retina

4. Sindroma VKH berkaitan dengan?


a. alopesia
b. vitiligo
c. Berkaitan dengan HLA DR4
d. . Berkaitan dengan HLA B-5
e. ablasio retina

Dita-Prof Yusro 44 Faris


dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
5. Seorang laki-laki 35 thn mata tidak bisa melihat disertai rambut rontok dan
memutih. Visus OD 1/60, bilik mata depan flare & sel (+), keratic presipi-
tat (+) sinekia posterior hampir total dan lensa keruh. Terdapat allopesia di
kepala dan poliosis di supersilia mata. Apa diagnosisnya?
a. VKH
b. Sindrom behcet
c. Sindrom Reiter
d. sindrom wegener
e. sindrom marfan

Tips: fahami/ kenali/hapalin special sign yang ga dimiliki sama penyakit lain

Dita - Prof.Yusro 45 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes

Bio-optik dan Instrumentasi Optik

drh. Zulkhah Noor, M.Kes

Ilmu Optik
2 Gejala optik :
1. Optika geometrik
Berhubungan dengan proses pembentukkan bayangan. Dasar teorinya :
penjalaran cahaya dalam medium berupa garis lurus; berkas-berkas cahaya
disebut garis cahaya dan digambar secara garis lurus. Dengan pendekatan di
atas, dapatlah dilukiskan ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematik.

Irham - Irfan 46 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes

2. Optika fisik
Pemantulan Cahaya

Ketika cahaya melewati batas antar medium, bagian dari sinar yang datang
mempunyai 3 kemungkinan, tergantung pada permukaan bendanya yaitu apa-
kah akan
• Dipantulkan
• Diabsorbsi
• Ditransmisi (diteruskan)
Permukaan yang mengkilat seperti cermin, ketika sinar datang bayangan
akan dipantulkan. Sedangkan ketika sinar datang pada media yang tidak rata
maka bayangan akan dibiaskan sehingga cahaya bersifat difuse.
Berbeda dengan lensa yang meneruskan cahaya, cermin mempunyai sifat
memantulkan cahaya seperti pada cermin datar dibawah ini

Irham - Irfan 47 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes

Ketika sinar datang sejajar pada permukaan yang datar dan mengkilat maka
akan dipantulkan kembali sinar tersebut.

Cermin
Seperti pada gambar diatas merupakan cermin cekung mempunyai sifat kon-
vergen (berkumpul pada satu titik) kebalikannya dengan lensa cekung mempu-
nyai sifat divergen (menyebar).

Sifat sifat cermin tergantung pada permukaannya. Sifat antara cermin datar,
cekung dan cembung jelaslah berbeda. Apabila kita ingin melihat bayangan
yang sama besar maka pergunakanlah cermin datar. Contoh penggunaan cer-
min cekung dan cermin datar misalnya digunakan di mikroskop karena sifatnya
cermin datar yang memantulkan cahaya sama seperti cahaya itu datang. Keti-
ka penggunaan mikroskop pada penerangan yang kurang, maka tugas cermin
cekung untuk mengumpulkan cahaya karena kita ingat cermin cekung mem-
punyai sifat konvergen (mengumpulkan cahaya) dengan cahaya yang sedikit
itu akan dikumpulkan oleh cermin cekung sehingga akan lebih terang. Contoh
penggunaan sehari hari dari cermin cembung adalah pada kaca spion kenda-
raan kalian sehingga bayangan yang akan terlihat akan jauh lebih besar dengan
kata lain benda yang jauh akan terlihat lebih dekat.

Irham - Irfan 48 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
Hukum Willebrord Sinellius (1581-1626)
Hukum ini berhubungan dengan Indeks Pembiasan cahaya. Medium akan
mempengaruhi kecepatan cahaya. Medium yang paling padat dimana cahaya
akan mempunyai kecepatan mentransmisikan photon paling lambat. Sedang-
kan cahaya pada ruangan yang vacum akan memiliki kecepatan mentrans-
misikan photon paling cepat. Kebalikan dengan gelombang suara apabila dia
berada di ruangan vacum maka dia tidak bisa ditransmisikan karena dia mem-
butuhkan media untuk mentransmisikan energinya.

Penerapan indeks bias pada mata yaitu dengan adanya humour liquor sebagai
media refraksi.

Perpindahan benda dari medium yang berbeda (udara ke air) menyebabkan


terjadingan pembiasan seperti pada gambar diatas karena mempunyai indeks
bias yang berbeda.

Irham - Irfan 49 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
Lensa sferis (konveks/konkaf) → PEMBIASAN

Lensa cekung, divergen, fokus negatif

Irham - Irfan 50 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes

Sifat bayangan: maya, tegak, diperbesar/diperkecil tergantung letak benda.


Lensa cembung, konvergen, fokus positif

Sifat bayangan: Nyata, terbalik, diperbesar atau diperkecil tergantung letak


benda
Jika benda didekatkan, maka bayangannya juga akan mundur. Titik terdekat
mata kita bisa melihat dengan jelas disebut punctum proksimum, sedangkan
titik terjauh mata kita bisa melihat dengan jelas disebut punctum rotundum.

Irham - Irfan 51 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
Lensa Silindris
Fokus yang didapat adalah garis, membelokkan sinar tidak menuju ke satu tit-
ik, tetapi menuju ke satu bidang berbeda dengan lensa sferis. Lensa silindris,
semua sinar masuk ke dalam lensa direfraksikan. Dua lensa konveks silindris
jika ditempel jadi satu dapat berfungsi sebagai lensa tunggal sferis konveks

Lensa silindris untuk mengkoreksi gangguan refraksi mata yang disebut


astigmatisme. Pada penderita astigmatisme, lensa/kornea mata memiliki
kelengkungan (kurvatura) berbeda (ada bagian sangat cembung, ada bagian
pipih, atau lensa berbentuk telur) sehingga sinar sejajar yang memasuki mata
tidak dapat terfokus / terkumpul menjadi satu berkas titik melainkan berupa
garis. Sifat lensa silindris juga membelokkan sinar tidak menuju ke satu titik,
tetapi menuju ke satu bidang berbeda dengan lensa sferis. Karena itu, untuk
mendapatkan hasil fokus 1 titik digunakan 2 lensa silindris yang ditempelkan
menjadi 1 (gambar kanan).

Mata sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan, 3 komponen pada pengin-


deraan :
1. Mata memfokuskan bayangan pada retina
2. Sistem syaraf mata memberi informasi ke otak
3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa.
Benda yang terkena cahaya akan memantul bayangannya ke mata kemudian
mengalami refraksi menuju sistem saraf sebagai signal menuju ke otak untuk
diterjemahkan seperti benda aslinya.

Irham - Irfan 52 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
Anatomi mata

Kornea, humour aquous, humour vitreus, dan lensa sebagai bagian dari fung-
si refraksi mata. Sebagai contoh miopi bisa terjadi karena perubahan indeks
bias dari media refraksi dimana kelengkungan tidak berubah namun indeks
bias yang berubah sehingga bisa menjadi gangguan refraksi. Kornea memili-
ki kelengkungan yang paling besar untuk merefraksikan, membelokkan paling
kuat cahaya yang datang tetapi tidak bisa diatur oleh kita (involunteer) berbe-
da dengan lensa yang bisa diatur oleh kita dengan daya akomodasinya (memi-
pih dan mencembung).

Berikut ini akan djelaskan lebih dalam mengenai komponen-komponen mata


yang telah digambarkan di atas.
Kornea :
1. kornea merupakan lapisan mata yang paling depan.
2. Berfungsi memfokuskan benda dgn cara refraksi.
3. Refraksi paling kuat.
4. Tebalnya 0,5 mm.
Lensa :
1. Memiliki 2 permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8 mm.
2. Berfungsi memfokuskan objek.
3. Mengatur pefokusan cahaya dengan cara akomodasi.
Pupil:
1. Berada ditengah iris.
2. Berfungsi mengatur cahaya yang masuk.

Irham - Irfan 53 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
Choroid :
1. Merupakan lapisan pigmen (pada albino tidak terdapat pigmen).
2. Berguna untuk meredam kelebihan cahaya, agar tidak terjadi pantulan.
Fovea sentralis :
1. Daerah cekung, berukuran 0,25 mm.
2. Ditengahnya terdapat makula lutea (bintik kuning), bagian paling padat sel
konus sehingga paling sensitive.
Retina :
1. Terdapat fotoreseptor : sel batang dan sel kerucut.
2. Sel batang untuk melihat keadaan gelap (sedikit cahaya), sel kerucut untuk
melihat pada keadaan terang (banyak cahaya).
3. Dari retina impuls syaraf akan dilanjutkan ke n. optikus menuju otak.

Rangsangan cahaya pada retina :


• Energi cahaya menyebabkan perubahan kimiawi Rodopsin – Retinal – Vi-
tamin A.
• Pembentukan sinyal saraf menuju otak
• Vitamin A kemudian dibentuk lagi menjadi Rodopsin
• Kekurangan Vitamin A berat menimbulkan rabun senja.
Sel Kerucut
1. Ada tiga jenis sel kerucut yang memiliki kepekaan terhadap warna dasar,
yaitu sel kerucut peka warna merah, sel kerucut peka warna hijau dan sel
kerucut peka warna biru.
2. Kelainan genetik defisiensi sel kerucut jenis tertentu akan menyebabkan
buta warna tertentu.
3. Buta warna belum dapat disembuhkan.
Optika Fisik

Irham - Irfan 54 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
A. Teori Gelombang

3 prinsip umum cahaya sebagai gelombang :


1. Panjang gelombang (jarak antara kedua puncak gelombang)
2. Amplitudo (intensitas gelombang)
3. Frekuensi (jumlah puncak gelombang per detik)
B. Teori Partikel
Newton : peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari butir-butir kecil (teori
korpuskuler).

Teori kuantum : cahaya terdiri atas kuanta atau foton-foton. Dapat menjelas-
kan mengapa benda itu panas jika terkena sinar.
Sifat Cahaya
1. Kecepatan cahaya berubah pada medium yang berbeda
2. Indeks refraksi adalah perbandingan kecepaan cahaya pada vacum terha-
dap kecepatan cahaya melalui materi
3. Sebagai gelombang dan partikel
4. Cahaya diabsorbsi menimbulkan panas (Infra merah)
5. Absorbsi photon menimbulkan pancaran flourescence (ultra violet)
6. Cahaya dipantulkan
• Specular : oleh permukaan rata,
• Diffuse : oleh permukaan kasar
Kategori Umum Gelombang
Secara garis besar gelombang cahaya dibagi atas 3 bagian, yaitu :
1. Ungu ultra (100-400 nm)
• UV-A: 100-290 nm
• UV-B: 290-320nm
• UV-C: 320-400 nm

Irham - Irfan 55 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
2. Sinar tampak (400-700 nm) → bisa diterima oleh sel konus dan basillus
3. Sinar infra merah (700-104 nm lebih)
Penggunaan sinar di bidang Kedokteran
Sinar tampak :
1. Transilluminasi (transmisi cahaya melalui jaringan tubuh). Untuk menentu-
kan hidrocephali, pneumothoraks, kelainan testes dan payudara.
2. Endoskop, alat terdiri dari fiberglas dan lampu. Cahaya lampu melalui ser-
at fiberglas akan dipantulkan sempurna, sehingga gambaran dalam tubuh
bisa terlihat dengan mudah. Serat fiberglas mudah dibengkokkan.
3. Endoskop khusus: sistoskop (untuk kandung kencing), protoskop (untuk
rektum, bronkhoskop (untuk paru)

Ultra Ungu
1. Panjang gelombang lebih pendek, energi photon lebih besar
2. Germisid, Bakterisid, pembentukkan vitamin D, dosis yang berlebihan
menyebabkan eritema dan pigmentasi kulit, fotokeratitis dan katarak,
kanker kulit. Pancaran sinar UV paling banyak antara pukul 11-13 siang
hari.
3. Dapat diperoleh dari sinar matahari, Cahaya lampu spektrum rendah yaitu
lampu merkuri, lampu flourencen, lampu cahaya hitam

Infra Merah
1. Penetrasi ke jaringan lebih baik dibanding sinar tampak, yaiu 3mm bawah
kulit
2. Diatermi (pemanasan) pada penderita artritis, thermografi (700-900 nm)
mengetahui perbedaan temperatur bagian tubuh, fotograf melihat aliran
darah vena dan pupil mata.
3. Dapat diperoleh dari sinar matahari, lampu berfilter merah (emisi lampu
pijar, lampu flouresen, kamponen listrik temperatur tinggi)

Irham - Irfan 56 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
Biomedical Optik

Diatas adalah spektrum gelombang yang ada di alam. Jika panjang gelombang
besar maka frekuensinya akan rendah.
Color Therapy
• Alat dapat mengbangkitkan cahaya dengan panjang gelombang yang dike-
hendaki untuk pengobatan penyakit tertentu
• Sinar biru untuk pengobatan ikterus
LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation)
Dikemukakan oleh Albert Einstein tahun 1917. Cahaya monokromatis inten-
sitas yang besar dalam fase koheren, bisa dikonsentrasikan pada daerah kecil
dalam ukuran mikron sehingga dayanya besar.
PRINSIP DASAR
1. Prinsip penggunaan
• Stimulated emission
• Critical inversion
• Pumping schemes

Irham - Irfan 57 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
2. Major laser components
3. Laser beam properties
4. Diode lasers

Macam macam Laser


1. Laser p-n junction
2. Laser Helium-Neon
3. Laser Argon
4. Laser Co2
5. Laser solis state:
• Laser Rubi (ImJ)
• Laser (Nd : YAG)

Penggunaan Laser
1. Foto koagulasi memblokir pembuluh darah vena
2. Holografi (gambar tiga demensi)
3. Pemecahan batu ginjal
4. Pengobatan kanker tertentu (bloodless knife)

Irham - Irfan 58 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes

Cahaya akan masuk ke dalam tubuh melalui epitel mengenai jaringan


yang dituju kemudian akan memantulkan jaringan tersebut ke atas dan
mendeskripsikannya sebagai suatu gambar. Gambar diatas merupakan Metode
Spectroscopic, dimana mempunyai tahapan
a. Penyerapan
b. Penghamburan
c. Fluorescence

Irham - Irfan 59 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya : perbesaran dibatasi oleh panjang gelombang cahaya
tampak (400-700 nm) maka obyek yang tampak berukuran kira-kira 1 μm. Sel
berukuran 5-50 μm dapat dilihat bagian subselulernya. Bagian sel banyak yang
bersifat transparan, sehingga perlu pewarnaan.

Mikroskop Fase Kontras


Mikroskop fase-kontras (medan gelap): sorotan cahaya ke obyek digabung
dengan sorotan yang diujukan langsung melalui ruang optik, hasilnya terben-
tuk area gelap dan terang. Struktur sel akan terlihat tanpa pewarnaan. Jaringan
yang jernih akan terlihat jelas dan jaringan keruh tidak akan terlihat maka tidak
perlu menggunakan pewarnaan.
Mikroskop Flourescent
Menggunakan sinar UV sebagai sumber cahaya. Spesimen diwarnai dengan
bahan yang flouresce dan disinari UV. Pemberian bahan flouresce dapat diber-
ikan in vivo. Contoh : tetrasiklin untuk memantau pertumbuhan tulang, akan
terlihat pendaran kuning/orange.
Menambah wawasan → katanya ga keluar ujian
• ISOTOP atom: inti atom dengan proton/elektron sama tetapi netron ber-
beda Contoh: Hidrogen (1H1) mempunyai isotop deutrium (1H2) dan tritium
(1H3) Carbon mempunyai isotop (6C12) dan (6C14)

Irham - Irfan 60 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
• ISOBAR adalah atom dengan jumlah nukleus yang sama
• ISOTON adalah atom dengan jumlah netron yang sama

Radioaktif
• Becquerel (1896) menemukan uranium memancarkan sinar ak tampak
yang tembus bahan yang tak tembus cahaya tampak
• Mare Curie (1896) menunjukkan bahwa uranium dan unsur lain dapat me-
mancarkan partikel alfa
• Inti RADIOAKTIF adalah unsur inti atom yang bersifat memancarkan sinar
Sinar Alfa
• Partikel yang dipancarkan oleh sebuah inti yang terdiri 4 nukleon (2 proton
dan 2 netron), yaitu dari Helium
• Daya tembus kecil, 4 cm di udara.
• Pada media lebih padat, daya tembus berkurang
• Tak dapat berbelok karena partikel relaif besar
• Energi : 5,3 MeV
• Penggunaannya di bidang medis terbatas
Sinar Beta
• Partikel dari nukleon
• Dapat berupa elektron negatif ( negatron),elektron positif (positron), elek-
tron capure (penangkapan elekron)
• Daya tembus 100 kali psinar alfa
• Besar energi : 0,001 – 3 MeV
• Positron dapat mendekati elektron atom, bersatu dan membentuk sinar
gama
Neutron
• Partikel tak bermuatan yang dihasilkan dalam reaktor nuklir
• Tak menimbulkan ionisasi, api memiliki energi
• Proses pengurangan energi: hamburan, reaksi inti, fisi, peluruhan
• Terapi tumor otak: boron disuntikkan, maka konsentrasi dalam cairan otak
akan tinggi. Pancaran neron akan menimbulkan disintegrasi inti dan me-
mancarkan sinar alfa untuk penghancuran tumor.

Irham - Irfan 61 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
Sinar Gamma dan Sinar X
• Gelombang elektromagnetik
• Sinar Gamma: Disintegrasi inti atom memancarkan sinar alfa dan terjadi
penerunan energi ketingkat lebih rendah sambil memancarkan sinar gam-
ma
• Sinar X : Sinar katoda, timbul oleh perbedaan potensial arus searah yang
besar antara kedua elektroda (katoda dan anoda) dalam sebuah tabung
hampa
Ionisasi
• Ionisasi: Pembentukan ion positif atau negatif dengan cara pancaran elek-
tron
• Ionisasi jaringan tubuh meninbulkan kelainan
• Ionisasi digunakan untuk pengukuran dosis radiasi
• Gelombang yang ditimbulkan proses ionisasi berbahaya bagi tubuh seperti
radikal bebas.
• Yang tidak meninbulkan ionisasi : UV, IR, US
• Menimbulkan ionisasi: Sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, sinar X, proton
Instrumentasi dengan X-Ray
Alat terdiri:
• Sumber Voltase tinggi
• Tabung x-ray: memancarkan x-ray ke tubuh pasien
• Penangkap /pembentuk gambar x-ray
Teknik Khusus
• Grid/pinhole : mempertajam gambar x-ray
• Media kontras: barium sulfat
• Angiografi : teknik foto x-ray untuk pembuluh darah, dengan kontras me-
dia
• Kateterisasi jantung dapat diserai pemberian kontras medium untuk meli-
hat struktur vaskularisasi jantung
Visualisasi 3 dimensi dengan X-Ray
• Pembentukan gambar 3 demensi dengan stereoradiografi
• Tomografi (tomos=irisan tipis): foto x-ray yang memperlihatkan struktur
dari bagian-bagian tipis jaringan, gabungannya akan membentuk gambar
3 demensi
• Axial tomografi, Computerized axial tomografi (CAT) atau disingkat Com-
puterized Tomografi (CT) : babung x-ray digerakkan untuk menyorot ba-
gian-bagian tubuh yang diperlukan

Irham - Irfan 62 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes

1. (MCQ 1 2014) Untuk dapat melihat dengan mata diperlukan cahaya. Apa
saja sifat dari cahaya?
A. Gelombang longitudinal, partikel, merambat lurus, perlu medium
B. Gelombang transversal, partikel, merambat lurus, perlu medium
C. Gelombang transversal, pratikel, merambat lurus, tidak perlu medium
D. Gelombang longitudinal, korpuskel, merambat lurus, tidak perlu medium
E. Gelombang longitudinal, partikel, merambat, tidak perlu medium
2. (MCQ 1 2014) Agar cahaya yang terpantul menjadi lebih terang, apakah cer-
min yang diperlukan?
(kalo cermin itu terbalik dengan lensa, cembung jadi divergensi, cekung jadi
konvergensi)
A. Konkav (cermin cekung) D. Plano konveks
B. Plano E. Konveks (cermin cembung)
C. Plano konkav
3. (MCQ 1 2014) Mikroskop inversi mempunyai sifat sebagai berikut?
A. Gelombang sinarnya membias akibat materi yang diperiksa
B. Sumber sinar datang dari atas materi yang diperiksa
C. Dapat dipakai untuk memeriksa jaringan yang digenangi air
D. Sumber sinarnya monokromatis (sinar laser)
E. Dapat dipakai untuk memeriksa kedalaman jaringan
4. (MCQ 1 2014) Cahaya apakah yang dihasilkan dari sumber cahaya dalam in-
tensitas yanng besar dan fase koheren, bisa dikonsentrasikan pada daerah
kecil sehingga dayanya besar, dapat digunakan untuk memblokir pembuluh
darah, pemecahan batu ginjal maupun operasi kanker tertentu?
A. Sinar alfa
B. Sinar beta
C. Sinar gamma
D. Sinar infra merah
E. Sinar laser
5. (MCQ 1 2013)Sinar x mudah diabsorbsi oleh berbagai zat. Zat yang paling
mudah mengabsorbsi sinar x adalah?
A. O2 C. Lemak
B. Udara D. Kalsium

Irham - Irfan 63 Faris


Bio-optik dan drh. Zulkhah Noor,
Instrumentasi Optik M.Kes
6. (MCQ 1 2013)Apakah sifat sinar laser?
A. Merupakan sinar monokromatis
B. Mempunyai energi rendah
C. Merupakan sinar intensitas rendah
D. Sinar sukar fokus pada jarak dekat
E. Merupakan sinar pilokromatis
7. (MCQ 1 2012)Apakah satuan panjang gelombang cahaya yang diakui secara
international?
A. Mil D. Angstrom
B. Meter E. Nanometer
C. Mikron
8. (MCQ 1 2012)Berapakah panjang gelombang visible light menurut satuan
international tersebut?
A. 100-290nm D. 400-700nm
B. 200-320nm E. 700nm
C. 320-400nm
9. (MCQ 1 2012)Apakah sifat cahaya yang mengakibatkan perubahan kimiawi
pada retina?
A. Foton D. Fluoresens
B. Refleksi E. Gelombang
C. Refraksi
10. (MCQ 1 2012)Berapakah tinggi bayangan pada retina, bila benda dengan
tinggi 3mm (3x10-3m) terletak sejauh 3m dari lensa mata? (jarak retina dari
lensa sejauh 2cm (2x10-2m))
A. 20m D. 2x10-2m
B. 2m E. 2x10-5m
C. 0,2m
Pakai persamaan M=S’/S=H’/H
S’= 2x10-2m (jarak lensa ke retina=jarak bayangan)
S= 3m (jarak benda ke lensa)
H= 3x10-3m (tinggi benda)
H’= Tinggi bayangan yang dicari

Irham - Irfan 64 Faris


NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes

NEURO OFTALMOLOGI
dr. Nur Shani Meida, Sp.M, M.Kes

"Rodlittu billahirobba, wabi islamidina, wabimuhammadin nabiyyawwarasu-


lulla ,robbi zidnii ilmaa warzuqnii fahmaa."

MATERI
Ini nih materi yang akan kita bahas kali ini..
● Lintasan visual
● Lintasan pupil
● Sistem motorik okuler

LINTASAN VISUAL
Definisi dari lintasan visual adalah lintasan yang dilalui impuls sejak
dari terbentuknya bayangan di retina sampai kesadaran mengenai obyek yang
dilihat.

Ulin_Hendrian & Afif


65 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
► LINTASAN VISUAL MATA
• Sel ganglion retina
• N. Optikus
• Khiasma optikum
• Traktus optikus
• Korpus geniculatum lateral
• Radiatio optika
• Kortek visual (area 17)
• Tingkat kesadaran

♦ Retina
Impuls saraf dari retina dihantarkan sepanjang
n. optikus ke otak. N. optikus berjalan ke be-
lakang bersatu di chiasma optikum. Kemudian
serabut saraf dari sisi medial retina menyilang
ke sisi seberangnya dan bersatu dengan ser-
abut dari sisi lateral retina yang tetap berada
pada sisi yang sama. Serabut-serabut kemudi-
an membentuk traktus optikus, melewati kor-
pus genikulatum lateral menuju korteks peng-
lihatan di lobus occipitalis otak.
Obyek dapat dilihat jika:
- Mengeluarkan cahaya
- Memantulkan cahaya
Bayangan dapat terlihat jelas jika:
- Media refrakta jernih
- Kekuatan refraksi cocok dengan sumbu
bola mata
- Retina baik

Ulin_Hendrian & Afif


66 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
Nah, ini gambar jelasnya yahh.. Gambar diatas ketika retina di perbesar.

Dari gambar tersebut bisa didefinisikan bahwa:


- Sel Amakrin adalah sel yang hanya menghubungkan lapisan ganglion
dengan lapisan gaglion lainnya.
- Sel Bipolar adalah sel yang menghubungkan lapisan ganglion dengan
sel batang/kerucut.
- Sel Horizontal adalah sel yang hanya menghubungkan sel kerucut/ba-
tang dengan sel kerucut/batang yang lain.

Retina Sentral Retina Perifer


• Sel kerucut/konus • Sel batang/basilus
• Adaptasi terang • Adaptasi gelap
• FOTOTOPIK • SKOTOTOPIK
• Detail • Deteksi
• Bentuk
• Warna
• Dimensi
• Peka gerak

Ulin_Hendrian & Afif


67 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
Ada 4 kuadran retina:

● Retina nasal (lapang pandang temporal)


● Retina temporal (lapang pandang nasal)
● Retina superior (lapang pandang inferior)
● Retina inferior (lapang pandang superior)

Sifat bayangan di retina:

Nah, dari gambar tersebut bisa menjelaskan bagaimana sifat-sifat bayan-


gan retina. Kita tahu bahwa lensa retina bersifat cembung pasti yang di-
hasilkan adalah terbalik dan diperkecil.
o Hitam
o Terbalik
o Lebih kecil
o Dua dimensi

Ulin_Hendrian & Afif


68 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
♦ Nervus Optikus

Merupakan kumpulan akson sel ganglion seluruh retina. Tersusun dari 1,2
juta akson. Panjangnya 50 mm.
Ada 4 bagian:
● Intraokuler (papil n. optikus/bintik buta)
● Intraorbita (seperti huruf S)
● Intraosea (di kanalis optikus)
● Intrakranial (di rongga tengkorak)

♦ Khiasma optikum
• Merupakan semidekusasio (setengah silang) dari n. optikus kanan kiri.
• Bagian nasal (menyilang), temporal (tidak).
• Ukuran 8 x 12 x 4 mm.
• Tidak berganti neuron.
• Artinya x, berada di atas sella tursika, jumlah serabut saraf 2,5 juta ak-
son.
• Berhubungan dengan bangunan otak tertentu, glandula pituitaria dan
sisa epitelium kantong rathke.

♦ Traktus Optikus
● Dari tepi posterior berjalan divergen.
● Melingkupi pedunkulus serebri.

♦ Korpus Geniculatum Laterale


Merupakan akhir serabut saraf aferen dari lintasan visual anterior.

♦ Radiasio Optika
Berjalan menyebar dari korpus geniculatum lateral ke lateral inferior,
melingkupi bagian depan cornu temporalis

Ulin_Hendrian & Afif


69 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
ventrikel lateral kemudian ke belakang berakhir ke area striata lobus occip-
italis.

♦ Kortek Visual

● Akhir perjalanan impuls dari retina.


● Dibagi 2 bagian:
- Primer (area 17)
- Sekunder (area 18 dan 19)
Terletak pada lobus occipitalis
a) Area visual primer (area broadmann 17) terletak di dinding bagi-
an posterior sulcus calcarina dan gadang-gadang membentang di
sekitar polus occipitalis hingga ke permukaan lateral hemispheri-
um. Korteks visual primer adalah daerah korteks bagian belakang
otak, dimana informasi dari mata diterima. Juga dikenal sebagai
“korteks striatum”. Dari sana informasi tersebut dikirim ke daerah
visual yang lebih tinggi.
b) Area visual sekunder (area broadmann 18 dan 19) pada permu-
kaan medial dan lateral hemisphere. Fungsinya adalah menghubu-
ngkan informasi visual yang diterima oleh area visual primer den-
gan pengalaman masa lalu sehingga memungkinkan individu untuk
mengenal dan mengapresiasikan apa yang dilihat.
● Fungsinya untuk deteksi bentuk obyek, kecerahan, bayangan, dll.
● Penataan RETINOTOPIK (titik tertentu di retina ada hubungan pasti
dengan titik di kortek visual).

Ulin_Hendrian & Afif


70 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
♦ Tingkat Kesadaran Penglihatan
Belum jelas benar.
Ada bagian pusat visual sekunder:
• Kolikulus superior
• Talamus
• Lobus fontalis, parietalis, temporalis
• Korpus kalosum
Sifat bayangan akhir lintasan visual:
o Lebih besar (sesuai obyek)
o Tegak lurus
o Tiga dimensi
o Warna warni
o Diketahui namanya, kegunaannya dll.
Keluhan gangguan visual
• Pengurangan visus
Adalah gangguan penglihatan yang disebabkan proyeksi cahaya yang
tidak tepat jatuh pada retina mata. Gangguan-gangguan yang umum
antara lain: miopi, hipermetrop, astigmatisma, dan presbiop.
• Gangguan lapang pandang
Lapangan pandang mata adalah luas lapangan penglihatan seorang in-
dividu. Terdapat tiga jenis lapangan pandang; lapangan makular yaitu
lapangan pandang yang paling jelas dilihat oleh kedua mata, lapangan
binokular yang dilihat oleh kedua mata secara umumnya dan lapangan
monokular yaitu kawasan yang bisa dilihat oleh salah satu mata saja.
• Gangguan kecerahan dan kontras
• Gangguan penglihatan warna
Gangguan pada sel konus (merah,hijau, dan biru). Biasanya ketika
melihat warna merah dan hijau seolah-olah tampak bewarna kuning.
Warna merah, hijau, dan biru memiliki panjang gelombang yang sama.
• Lain –lain: mual muntah, pusing, kejang.

Pemeriksaan
● Pemeriksaan visus
● Pemeriksaan lapang pandang
● Pemeriksaan kecerahan
● Pemeriksaan persepsi warna (Ishihara)
● Pemeriksaan funduskopi (oftalmoskop)

Ulin_Hendrian & Afif


71 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
● Pemeriksaan pupil
● Pemeriksaan neurologis/radiologis
● Konsul: saraf, interna, bedah, tht, kardiologi

Pemeriksaan Lapang Pandang


- Tes konfrontasi

Mata pemeriksa harus normal, untuk membandingkan mata pasien.


Dimulai dengan menggerakkan benda dari perifer ke sentral.
- Goldmann perimetri , Humprey perimetri

The Goldmann perimeter adalah mangkuk bola putih berong-


ga diposisikan pada jarak tertentu di depan pasien. Pemeriksa menya-
jikan cahaya uji ukuran variabel dan intensitas. Cahaya dapat bergerak
menuju pusat dari perimeter (perimetry kinetik), atau mungkin tetap
di satu lokasi (perimetry statis). Metode Goldmann mampu menguji
seluruh rentang penglihatan tepi, dan telah digunakan selama berta-
hun-tahun untuk mengikuti perubahan visi pada pasien glaukoma. Na-
mun, perimetry sekarang otomatis lebih sering digunakan.

Ulin_Hendrian & Afif


72 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
Perimeter Humphrey menggunakan rangsangan disajikan dalam 0,2
detik dan 0,1 detik, masing-masing, memaksimalkan penjumlahan
sementara meminimalkan upaya pasien untuk mengarahkan fiksasi
terhadap stimulus. Untuk perimeter Humphrey, stimulus uji 4 mm2
(sesuai dengan goldmann stimulus ukuran III) ini paling sering diguna-
kan, meski ukuran stimulus yang lebih besar dapat digunakan untuk
individu dengan ketajaman visual yang buruk.

Defek lapang pandang


Kemungkinan penyebab :
• Radang (misal: papilitis)
• Tumor (misal: adenoma hipofise)
• Vaskuler (misal: stroke occipitale)
• Toksik (misal: INH, metanol)
• Kongenital (misal: hipoplasi n.optikus)
• Demielinisasi (misal: neuritis retrobulber)

Lintasan Impuls visual dan Gangguan Medan Penglihatan Akibat Berb-


agai Lesi di Lintasan Visual

Hemianopia bitemporal
Lesi pada bagian medial kiasma akan menghilangkan medan pengli-
hatan temporal yang disebut hemianopsia bitemporal.
● Contoh: tumor adenoma hipofise

Ulin_Hendrian & Afif


73 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes

Ulin_Hendrian & Afif


74 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
Hemianopia homonym
Lesi pada traktus optikus akan menyebabkan hemianopsia homonim
kontralateral. Lesi pada radiasio optika bagian medial akan menyebab-
kan quadroanopsia inferior homonim kontralateral, sedangkan lesi
pada serabut lateralnya akan menyebabkan quadroanopsia superior
homonim kontralateral.
● Misal: stroke occipital

Skotoma
Skotoma, yang juga dikenal dengan bintik buta, adalah kondisi medis
yang ditandai dengan penurunan atau berkurangnya beberapa bagian
dari lapang pandang seseorang. Terdapat 2 tipe dari bintik buta: fisi-
ologis dan patologis. Bintik buta fisiologis adalah normal dan terjadi
pada perhubungan antara saraf optikus dan retina; bintik buta ini ter-
jadi akibat tidak adanya sel fotoreseptor pada daerah tersebut. Bintik
buta patologis dapat merupakan akibat dari penyakit yang mengenai
baik retina maupun saraf optikus; beberapa penyebab seperti sklerosis

Ulin_Hendrian & Afif


75 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
multipel, tumor kelenjar hipofise dan pola makan yang buruk.
● Skotoma (defek dengan kebutaan parsial atau total yang dikelilingi
oleh lapang pandang normal atau relatif normal)
● Misal: kelainan di makula

Neuritis Optik
Penyebab: idiopatik, infeksi, autoimun.
● Misal:
1. Papilitis: adanya radang papil n. op-
tikus (fundus: hiperemi dan edema
ringan pada papil).
2. Neuritis retobulber: radang n. opti-
kus di belakang bola mata (fundus:
normal).

Papil Edema
Papil edema adalah adanya kongesti papil
n. optikus non inflamasi yang disebabkan
adanya kenaikan tekanan intrakranial (N =
100-200 mmH2O)
Penyebab : tumor otak, abses otak, hi-
drosefalus. perdarahan subdural, hiperten-
si maligna, dll.

Ulin_Hendrian & Afif


76 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
► LINTASAN PUPIL
Pupil adalah suatu lubang yang terbentuk di tengah iris, fungsinya sendiri
adalah untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk ke
mata region posterior. Pada pupil yang normal ukuran antara pupil kanan
dan kiri sama disebut isokor. Diameter pupil normal adalah 3-4 mm,
tetapi makin tua seseorang ukuran dari pupilnya akan mengecil dengan
pengecilan kurang lebih 0,04/tahun. Otot yang berfungsi untuk mengen-
dalikan pupil adalah muskulus dilator pupil, yang dikendalikan melalui
sistem saraf simpatif.

♦ Pupil Dikendalikan Sistem Otonom


SIMPATIS:
Melalui glandula cervicalis superior kemudian glandula siliaris kemudian
m. dilator pupil → midriasis (melebar).
PARASIMPATIS:
Melalui N. III kemudian glandula siliaris → m.spinchter pupil menyebab-
kan miosis dan m. siliaris (akomodasi).

Ulin_Hendrian & Afif


77 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
♦ Lintasan Pupil Aferen
Bagian aferen lintasan pupil ada bersama lintasan visual bagian ante-
rior. Reseptor dan juga sel-sel ganglionnya tidak dapat dibedakan dengan
lintasan visual. 80% nervus optikus melayani lintasan visual dan 20%nya
melayani lintasan pupil karena reseptor pupil di retina menyelinap dian-
tara reseptor untuk cahaya, maka fungsi pupil tidak menggambarkan fungsi
visual.

Pada chiasma opticum, retina bagian nasal akan menyilang. Namun,


bagian yang temporal tidak. Jadi, apabila terdapat lesi di persilangan (chi-
asma opticum) itu hanya bagian medialnya saja, maka lapang pandang
temporal yang terganggu. Defek penglihatan temporal mata kanan dan kiri
disebut hemianopia bitemporal.
Apabila lesi di traktus optikus sebelah kanan maka pasien tidak dapat
melihat lapang pandang nasal pada mata kanan dan lapang pandang tem-
poral pada mata kiri. Namun, apabila lesi terdapat di traktus optikus mata
kiri, maka pasien tidak dapat melihat lapang pandang temporal mata kanan
serta tidak dapat melihat lapang pandang nasal mata kiri. Hal ini disebut
hemianopia homonim.
Apabila terdapat pasien tiba-tiba tidak dapat melihat maka ceklah vis-
usnya. Visus yang turun tersebut disertai defek lapang pandang dan kecer-
ahan warna. Maka setelah itu, cecklah reflek pupilnya. Apabila reflek pupil
masih bagus, maka kebutaan itu terjadi diluar lintasan pupil.

Ulin_Hendrian & Afif


78 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
♦ Lintasan Pupil Eferen – Parasimpatis
Apabila terdapat pasien dengan lesi di nervus III (yang mensarafi ba-
gian parasimpatis), maka pasien tidak bisa berakomodasi. Sehingga tidak
mampu membaca dekat dengan penglihatan jauh yang masih baik. Pada
orang tua yang pupilnya mengalami midriasi (membesar) karena saraf
parasimpatisnya terganggu.Parasimpatis bertanggung jawab untuk miosis
pupil, sehingga pada orang tua biasanya pupil sulit miosis.Alhasil, banyak
orang tua yang sulit untuk melihat dekat.

Saraf Parasimpatis

Ulin_Hendrian & Afif


79 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
♦ Lintasan Pupil Eferen – Simpatis
1. Pada mata pengaruh simpatis (untuk midriasis) kalah terhadap par-
asimpatis (untuk miosis).
2. Diluar bola mata, simpatis ke muskulus muller berfungsi untuk mem-
belalak mata.
3. Saraf simpatis yang ikut arteri carotis externa menginervasi kelenjar
wajah.

Saraf Simpatis

Ulin_Hendrian & Afif


80 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
♦ Pemeriksaan pupil
1. Periksa respon pupil terhadap cahaya
2. Bandingkan diameter pupil kanan kiri
3. “Swinging Flash Light”
4. Tes patologi (RAPD, pupil anisokor, defisit monokuler/binokuler)
5. Trias melihat dekat (konvergensi, akomodasi, miosis)

♦ Anisokor
a) Fisiologis
1. Karena cetusan rangsang pusat simpatis di nukleus Edinger West-
phal yang tidak seimbang.
2. Anisokori sangat ringan dan reflek pupil normal.
b) Patologis
1. Defek simpatis
2. Defek parasimpatis

♦ Sindrom Horner
Kelainan ini muncul karena hilangnya iner-
vasi simpatis monokuler.
Gejala :
- Pupil kecil
- Reflek cahaya normal
- Ptosis
- Elevasi palpebra bawah
- Muka tampak merah sesisi

♦ Pupil Argil Robertson


Kondisi berupa miosis dengan rangsang cahaya negatif namun masih
memiliki rangsang dekat. Respon terhadap pemberian midriatil minimal.
Contohnya pada kasus neorosifilis.

► SISTEM MOTORIK OKULER


Sistem ini memiliki fungsi untuk menggerakkan mata, tedapat 6 otot ekst-
raokuler yaitu: m. superior oblique, m. levator palpebrae supercilia, m.
superior rectus, m. medial rectus, m. lateral rectus, m. inferior rectus.
Otot-otot tersebut memiliki:
- Insersi: di sklera
- Origo: di anulus zinii kecuali m. Obliqus inferior (di dasar orbita)

Ulin_Hendrian & Afif


81 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes

♦ Inervasi Otot
N.III (okulomotorius)
• m. rektus superior (1)
• m. rektus medialis (3)
• m. oblikus inferior
• m. rektus inferior (2)
• m. levator palpebra
N.IV (troklearis)
m. oblikus superior (5)
N.VI (abdusen)
m. rektus lateralis (4)

♦ Gerak Bola Mata


- Duksi (1 mata) merupakan gerakan satu mata.
- Versi (2 mata searah), kedua mata rotasi ke kiri dan ke kanan, ke atas
dan ke bawah dinamakan gerakan versi.
- Vergen (2 mata berlawanan arah).
1. Konvergen (ke arah dalam), kedua mata berotasi ke dalam (saat
melihat dekat) dinamakan konvergen. Otot yang bekerja adalah
kedua m. rectus medialis.
2. Divergen (ke arah luar), kedua mata berotasi keluar (saat melihat
jauh) dinamakan divergen. Otot yang bekerja adalah kedua m.
rectus lateralis.

Ulin_Hendrian & Afif


82 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes

Keterangan:
Adduksi: pergerakan ke arah dalam sumbu tubuh (medial/nasal).
Abduksi: pergerakan ke arah luar sumbu tubuh (lateral/temporal).
Supraduksi: pergerakan ke atas (elevasi).
Infraduksi: pergerakan ke bawah (depresi).
Insikloduksi: pergerakan terputas ke nasa (intorsi).
Ensikloduksi: pergerakan terputas ke temporal (ekstorsi).

♦ Tujuan Gerak Mata


Tujuan gerakan mata adalah untuk memindahkan fiksasi dari obyek lama
ke obyek baru dan mempertahankan obyek tetap di macula.

♦ Macam Gerak Mata


1. Gerak sakadik (menghentak)
2. Gerak pursuit (mengikuti obyek bergerak)
3. Gerak vestibulookuler (gerak konjugat untuk mempertahankan bayan-
gan obyek di makula saat kepala bergerak)
4. Gerak optokinetik (gerak fiksasi saat kepala bergerak berlawanan da-
lam waktu lama)

♦ Pemeriksaan Gerak Bola Mata


1) Pasien dan pemeriksa duduk berhadapan jarak 1 meter.
2) Gunakan jari tangan atau benda sebagai fiksasi.
3) Arahkan jari tangan ke arah depan, kanan, kanan atas, kanan bawah, ke
arah kiri, kiri atas, kiri bawah (gerakan menyerupai huruf H).

Ulin_Hendrian & Afif


83 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
♦ Kelainan Gerak Mata
1. Nistagmus (gerak bola mata bolak balik tanpa disadari). Nistagmus
dapat dibedakan menjadi:
o Nistagmus fisiologis
Misal, kalau kita naik kereta sambil lihat pemandangan dipinggir
jalan maka mata kita akan bergoyang mengikuti objek tersebut.
o Nistagmus patologis
Disebabkan karena adanya ketidakseimbangan tonus vestibuler.
2. Strabismus (juling), penyebab:
• Sensoris (gangguan media refrakta, misal katarak kongenital, ablasi
retina)
• Motoris (misal trauma lahir, infeksi, gangguan pertumbuhan otot)
• Sentral (hiperaktivitas/hipoaktivitas saraf)

Strabismus disebut juga juling yaitu kondisi dimana kedua mata tam-
pak tidak searah atau memandang pada dua titik yang berbeda. Strabismus
dapat berupa gangguan otak dalam mengkoordinasi mata atau satu atau
lebih dari kekuatan otot relevan atau arah gerakan.

Hirschberg Test
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya penyimpangan
posisi bola mata dengan memperhatikan kedudukan reflek cahaya pada
kornea.
Cara pemeriksaan:
• Minta kepada pasien untuk selalu memperhatikan titik/lampu fiksasi.
• Pemeriksa menempatkan dirinya di depan pasien sedemikian rupa, se-
hingga dapat menilai dengan baik kedudukan reflek cahaya pada ko-
rnea pasien.

Ulin_Hendrian & Afif


84 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
• Perhatian pemeriksa ditujukan pada mata yang mengalami penyim-
pangan poisi bola mata.
• Nilai posisi reflek cahaya pada kornea mata yang berdeviasi/menyim-
pang.

Terapi
● Non operatif (kacamata, oklusi, ortoptik)
● Operatif

Ulin_Hendrian & Afif


85 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes

LATIHAN SOAL
1. Persilangan jaras penglihatan nasal pada jaras visual penglihatan disebut…
a. Spatium opticum
b. Radiation optica
c. Geniculatum laterale
d. Chiasma opticum
e. Nervus opticus

2. Apabila ada defek pada radiatio optica kelainan penglihatan tersebut dise-
but…
a. Rabun oculus dextra
b. Hemianopia bitemporal
c. Hemianopia binasal
d. Hemianopia homonyme
e. Quadranopia

3. Akhiran saraf serabut aferen bagian anterior disebut…


a. Corpus geniculatum laterale
b. Chiasma opticum
c. Radiatio optica
d. Serabut saraf parasimpatis
e. Serabut saraf postganglion simpatis

4. Pada orang tua yang terkena lesi pada nervus III akan kesulitan untuk
melihat jarak dekat karena gangguan akomodasi dan gangguan miosis
pada pupil. Saraf otonom yang bertanggung jawab pada kelainan tersebut
adalah…
a. Saraf simpatis
b. Saraf parasimpatis
c. Saraf aferen
d. Saraf opticus
e. Saraf centralis opticus

Ulin_Hendrian & Afif


86 Ulvia
NEURO OFTALMOLOGI dr. NUR SHANI MEIDA Sp.M M.Kes
5. Gerakan bola mata dipengaruhi oleh oto dan nervus yang menginervasin-
ya. Pada nervus trochlearis akan menginervasi otot…
a. M. obliquus inferior
b. M. obliquus superior
c. M. rectus lateral
d. M. rectus medial
e. M. rectus superior

Ulin_Hendrian & Afif


87 Ulvia
Organon visus dr. Risal Andy Kusumo

Organon Visus
dr. Risal Andy K.

Assalammua’alaikum medalion and amygdala lovers, sudah siap belajar... yuk


lah kita mulai, jadi ntar kita akan belajar tentang organum visus, organum
olfactoria dan organon oculi acessoria beserta kelainanannya. Cussss.... :3

Nah bagan diatas adalah organ-organ sensory atau sensuum yang insyaAllah
akan kita pelajari dalam blok 12 ini. Nah yang akan dibahas kali ini (oleh dr.
Risal) adalah oranum visus dan organum olfactoria. Berhubung ini departe-
men anatomy mari di review sobotta yaaa..

Aisyah - Shiddiq & Itqi 88 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
ORGANON VISUS

Keterangan bagan diatas :


• Organ visus = organ pengelihatan
• Organon oculi acessoria = organ pelengkap (alat tambahan) mata
• Oculus = mata
• Bulbus oculi = bola mata

Berikut adalah bagian-bagian dari mata

Di bagian dalam mata terdapat nervus opticus sebagai rangsang yang diterus-
kan sebagai penglihatan menyusul ke cortex cerebri terutama pada di lobus
occipitalis (sulcus/vissura calcarina).

Aisyah - Shiddiq & Itqi 89 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Orbita
Mata berada pada suatu wadah atau tempat yaitu pada orbita tepatnya pada
cavum orbita.

• Orbita berupa rongga berbentuk piramid. Bagian posterior terdapat berb-


agai celah (tempat keluarnya persarafan), yaitu fissura orbitalis superior
et inferior. Pada saraf ke III (n. Oculomotorius), IV, dan V (n. Optalmicus)
terutama untuk mensarafi musculi extra oculer.
• Tepi orbita: margo infra-supra orbitalis, margo laterali, medialis. Bagian
dalam sudah terdapat dinding yaitu paries superior, inferior, media yang
dibentuk oleh terutama 3 tulang berikut, yaitu os frontal, zygomaticum,
maxilla walaupun ada os yang lainnya seperti lacrimal, spenoidal, dll.
• Fungsinya adalah sebagai tempat oculus, musculi oculi, nervus, pembuluh
darah, lemak dan glandula lacrimalis
• Bagian luarnya akan dilindungi oleh palpebra superior dan inferior (kelop-
ak mata)

Bulbus Oculi
• Terletak 1/3 anterior berada di cavum or-
bita
• Diameter : ± 24 mm
• Tersusun 2 segmen bola
- 1/6 bagian anterior oleh cornea (bagi-
an tunica fibrosa)
- 5/6 bagian posterior oleh sclera.
• Terdapat 2 kutup:
- Polus anterior (Titik tengah cornea)
- Polus posterior (Titik tengah sclera)

*Bulbus oculi adalah bola mata

Aisyah - Shiddiq & Itqi 90 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
• Axis optica.
- Letak axis ini menempati daerah yang bernama makula lutea (bintik
kuning).
- Nah kalau titik buta namanya macula ceca (axis ini tidak boleh melen-
ceng ke daerah ini karena dapat menyebabkan kebutaan karena tidak
ada reseptor cahaya). Makula ceca terdapat pada discus nervi opticus.
• Lapisan dinding:
- Tunica fibrosa
- Tunica vasculosa / uvea
- Tunica nervosa / tunica bulbi interna

Dinding Bola Mata


1. TUNICA FIBROSA BULBI
- SKLERA
- CORNEA
2. TUNICA VASCULOSA BULBI / UVEA
- CHOROIDEA
- CORPUS CILIARIS
- IRIS
3. TUNICA NERVOSA / INTERNA BULBI
- RETINA
Lapisan dinding mata dan ruangan-ruangan

Ruangan-ruangan pada mata disebut camera bulbi dan camera vitrea.


Camera Oculi
• Ada 2 camera yaitu ada camera oculi anterior dan camera oculi posterior
yang dipisahkan oleh iris yang ditengahnya akan membentuk pupil
• Pada camera bulbi terdapat cairan bernama humor aqueous
Camera vetrea/vitrium
• Dibelakang dari lensa didepan retina disebut camera vetrea atau vitrium,
terdapat corpus vetrium yang berisi cairan disebut humor vitreous

Aisyah - Shiddiq & Itqi 91 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Sclera
• Menyusun 5/6 bagian posterior bola mata
• Sclera ditembus arteriale ciliaris dan ditembus nervus opticus (divaskular-
isasi oleh arteri vena sentralis retina)
• Jaringan ikat fibrosa opak (tampak putih). Jaringan ini cukup tebal, yaitu
sebagai benteng pertama dari bola mata kalau ada benturan atau trauma
tumpul maupun tanjam.
• Lapisan terluar adalah lapisan kolagen bentuknya analog dengan durama-
ter. Lapisan terluar ini cukup tebal untuk melindungi dari trauma.
• Di posterior sclera ditembus oleh n. Opticus
• Di anterior ditembus oleh aa et nn. Ciliares dan vv. Vorticosae.

• Bagian anterior akan dilapisi tunica conjungtiva bulbi (transparan dan vasa
darah kecil), sedangkan bagian dalam dilapisi oleh coroid.
• Sebagai tempat insertio Mm.ekstraoculer karena terdapat banyak gerakan
bola mata.
• Vascularisasi : a.cilliaris cabang dari a. opticus
• Inervasi : n. Ciliaris cabang dari n. opticus

Aisyah - Shiddiq & Itqi 92 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Klinis dari Sclera
Peradangan di sclera :
1. Episkleritis
Episkleritis biasanya kejadiannya adalah uni-
lateral, yaitu terjadi pada salah satu mata
(mata kanan atau kiri saja). Dilatasi pembuluh
darah yang mengalami kejadian klinis adalah
pembuluh darah yang berada daerah luar atau
permukaan saja

2. Skleritis
Skleritis biasanya kejadiannya adalah bilater-
al, yaitu terjadi pada kedua mata (mata kanan
dan kiri). Dilatasi pembuluh darah yang men-
galami kejadian klinis adalah pembuluh darah
yang berada disisi lebih dalam.

Cornea (Cornum)

• Cornea yang berarti tanduk


• Bentuknya seperti kubah transparan (apabila sudah meninggal warnanya
sudah tidak transparan lagi, makanya dinamakan kubah)
Struktur primer (terkuat) untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke mata
sehingga disebut “jendela mata”. Cornea ini adalah bagian awal tempat
masuknya cahaya. Nah si cornea ini harus dirawat baik-baik ya kalau ngg-
ak akan mengganggu penglihatan!!!

Aisyah - Shiddiq & Itqi 93 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
• Saraf (+), vascular (-) atau avaskuler. Walaupun tidak ada vasanya tapi
mendapat nutrisi dari substansia propia (bagian dari lapisan tengah
kornea disebut stroma), vasa dari limbus (tempat pertemuan kornea
dan sklera, yaitu pada sulcus sclera bagian dari tepi sclera), humor aquos
(diproduksi dari corpus ciliaris, yaitu procecus cilliaris)
• Inervasi : n. ciliaris longus dan n. Nasociliaris yang merupakan cabang dari
n. optalmicus

Lapisan cornea

• Lapisan : anterior ke posterior


• Epithel : epithel squamous (pipih beralpis)  bersambung conjungtiva
• Membrana Bowman (lamina limitans anterior)
• Substantia propria (jaringan utama cornea)
• Membrana descement: lamina limitans posterior
• Endothelium camerae anterioris
• Arcus senilis adalah kejadian dimana tepi cornea keruh pada usia lanjut
sebagai akibat dari degenerasi lemak.

Aisyah - Shiddiq & Itqi 94 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Refleks Cornea (berkedip)

Jadi, tanpa kita sadari kalau konjungtiva tersentuh akan terjadi reflek
berkedip. Atau ada pertumbuhan bulu mata yang abnormal, seperti trikiasis
dan kelopak mata yang abnormal, seperti entropion.
Rangsangan dari cornea → berjalan menuju nervus optalmicus yang meru-
pakan cabang pertama dari nervus trigeminus → kemudian berjalan bagian
yang lebih dalam lagi, yaitu akson dari nervus V (sensori)→ yang kemudian
disampaikan ke bagaian motoric, yaitu nervus fasialis → kemudian akan
berlanjut mempersarafi musculus orbicularis → menyebabkan kelopak mata
tertutup (reflek berkedip)

Klinis Kornea
• Keratitis
Keratitis adalah peradangan kornea
(mata merah)
• Keratitis dapat menurunkan ketaja
man mata (visus)
• Bisa dilihat dari dilatasi atau injeksi
siliar. Pada pemeriksaan injeksi siliar
tidak teraba (normalnya teraba)

Aisyah - Shiddiq & Itqi 95 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Tunica Vasculosa
• Tunica Vasculosa atau “Uvea”
Keterangan gambar :
• Choroidea (nomor 1) berfungsi melapisi
sclera dari dalam. Banyak disuplai pemb-
uluh darah.
• Corpus ciliare (nomor 2) sebagai batas
antara cornea dan sclera
• Iris (nomor 3) sebagai lanjutan ke frontal
corpus ciliare. Pada gambar (cek soft file)
terlihat warna biru karena diambil dari
anatomi orang eropa yang mempunyai
sedikit pigmen mata sehingga tampak
irisnya berwarna biru.
• Puncak dari iris, membentuk lubang yang
dinamakan pupil

Corpus Cilliaris
Terdiri atas:
1. Corona ciliaris:
- Bagian posterior corpus ciliaris
- Bersambung dengan retina
2. Processus ciliaris (bagian menonjol):
- lipatan-lipatan tersusun radial, melekat ligamentum suspensorium len-
tis atau zonula ciliaris
- Produksi humor aqueous
3. M. Ciliaris
- Mengatur akomodasi mata.
Terutama pada objek dekat
(mencembungkan lensa)
*m. ciliaris terdiri dari circular
dan meridional yang berfungsi
untuk akomodasi

Aisyah - Shiddiq & Itqi 96 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Iris dan Pupillae
• Terletak di bagian anterior choroid
• Bercirikan memiliki diafragma berpigmen tipis dan kontraktil
• Di tengah Iris terdapat pupil
• Tepi iris, yaitu permukaan anterior corpus ciliaris
• Terletak di antara lensa dan cornea yang akan dibagi menjadi :
- camera oculi anterior
- camera oculi posterior

Fibra otot iris bersifat involunter, terdiri atas:


- Serat sirkuler (melingkar, terletak di dalam) : m. sphincter pupillae (ber-
fungsi untuk kontraksi) → saraf parasimpatis → mengecilkan pupil (meio-
sis) dalam cahaya terang dan akomodasi.
- Serat radier (terletak di luar): m. dilator pupillae (berfungsi untuk melebar-
kan) → saraf simpatis → melebarkan pupil pada saat cahaya kurang

Aisyah - Shiddiq & Itqi 97 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Keterangan gambar (dari kiri ke kanan) :
Dikarenakan cahaya terang – cahaya normal (tidak gelap dan tidak terang) –
cahaya sedikit (gelap)

Klinis iris dan pupil


Uveitis.
Pengelompokannya beradasarkan anatomy
• Uveitis anterior = iridosiklitis (iritis , siklitis
= di bagian tengah uvea) *paling banyak
terjadi
• Uveitis intermediet (pars plana dan tepi
retina)
• Uveitis posterior (batas basis vitreu)
• Panuveitis (seluruh uvea)

Humor Aquoeus
• Diproduksi oleh corpus ciliare (processus ciliaris)
• Perjalanan humor aquoeus , yaitu dari corpus ciliaris keluar menuju cam-
era oculi posterior → berjalan ke tengah keluar melewati pupil → ke depan
menuju camera oculi anterior → spatium atau angulus iridis → kemudian
masuk ke sinus venosus sclerae → kemudian bercampur sirkulasi darah
(vena). Untuk gambarnya lihat gambar berikut nih yaa. Buka soft file kalau
kurang jelas :)

Aisyah - Shiddiq & Itqi 98 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo

Fungsi aquoeus humor antara lain :


• Menyokong dinding bola mata apabila ada tekanan bola mata dari dalam
• Memberi nutrisi pada lensa
• Membuang sisa metabolisme lewat sinus venosus.
Apabila ada gangguan bisa menyebabkan perubahan tekanan intaokuler

Nah apabila ada gangguan pembuangan humor


aqueous akan menyebabkan peningkatan teka-
nan bola mata (tekanan intraokular) sehingga
menyebabkan gangguan klinis, yaitu glaucoma.
Contoh gambarnya ada diatas tuh. Ada glau-
coma primer dan sekunder. Kalau tidak dicegah
maka akan menyebabkan kebutaan.

Aisyah - Shiddiq & Itqi 99 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Lensa Crystalina

• Lensa Crystalina adalah bangunan bikonveks (ada 2 cembung, yang pos-


terior lebih cembung daripada yang anterior), avascular dan transparan.
Disokong ligamentum suspensorium lentis.
• Terletak di belakang iris, di depan corpus vitreum
• Sekelilingnya dikelilingi oleh processus ciliaris
• Melekat ke processus ciliaris melalui ligamentum suspensorium lentis
• Fungsinya, yaitu untuk memfokuskan cahaya menuju ke retina (dibiaskan)

Akomodasi
Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mencembungkan lensa. Cara
mata untuk memfokuskan benda yang jauh atau dekat.
• Mekanisme terhadap obyek dekat
m. ciliaris berkontraksi (dipengaruhi parasimpatis) sehingga menarik cor-
pus ciliare ke depan dan dalam menyebabkan ligamentum suspensorium
relaksasi sehingga lensa menjadi lebih bulat, nah hal ini diperuntukkan
untuk berakomodasi terhadap obyek-obyek yang dekat
• Mekanisme terhadap obyek jauh
Tarikan ligamentum suspensorium sehingga lensa menjadi pipih, hal ini
diperuntukkan untuk mata, mata dapat difokuskan pada obyek-obyek
yang jauh

Aisyah - Shiddiq & Itqi 100 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo

Klinis Akomodasi
1. Presbyopia

• Faktor resikonya, yaitu orang tua


• Ketika bertambah usia lensa bertambah padat dan kurang elastis sehing-
ga kemampuan akomodasi menjadi kurang maka disebut presbyopia.

2. Hipermetropia
Cahaya yang dibiaskan berada
di belakang retina. Menyebab-
kan rabun dekat. Penderita
menggunakan lensa positif
(cembung) agar penglihatan
normal.

Aisyah - Shiddiq & Itqi 101 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
3. Miopia
Cahaya yang dibiaskan oleh lensa
berada di depan retina (tidak sam-
pai di retina). Menyebabkan rabun
jauh. Menggunakan lensa negatif
(cekung) agar penglihatan normal.

Corpus Vitreum

• Berupa gel transparan, dibungkus oleh membrana vitrea


• Mengisi bola mata di belakang lensa
• Anterior: membrana vitrea membentuk ligamentum suspensorium lentis
• Fungsi :
1. Menambah pembesaran mata
2. menyokong permukaan posterior lensa
3. Membantu melekatkan bagian retina, yaitu pars nervosa pada pars
pigmentosa retina.
• Berisi humor vitreous. Berfungsi dalam membantu ketika pemeriksaan
untuk melihat gangguan mata. Juga membantu dalam pembiasan cahaya
oleh lensa ke retina.

Aisyah - Shiddiq & Itqi 102 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Retina
Tunica Interna (bagian dalam) /Sensoria/nervosa, Terdiri atas:
• Pars pigmentosa atau stratum pigmenti: di sebelah luar
• Pars nervosa: di sebelah dalam.
- Pars pigmentosa atau Stratum pigmenti (retinae, corporis ciliaris, iridis)
- Pars nervosa atau retina (Pars optica retinae, Pars ciliaris retinae dan Pars
iridica retinae). Yang terpenting dikaji! adalah pada pars optica banyak
dijumpai reseptor sel cahaya, yaitu sel kosinus dan basilus.
• Ujung anterior retina terdapat ora serrata (non reseptif) yang merupa-
kan batas antara Pars optica retinae dengan Pars ciliaris retinae dan Pars
iridica retinae.
• Bagian posterior adalah daerah yang paling jelas untuk penglihatan
“macula lutea” yang bagian tengahnya berlekuk disebut fovea centralis
dan bagian fovea yang lebih kecil lagi (melekuk) disebut foveola centralis
didapatkan sel konus, tidak ditemukan sel basilus.

• Nervus opticus meninggalkan retina melalui discus n. Optici


• Pada discus tidak memiliki sel-sel coni maupun bacili atau yang disebut
“bintik buta” atau macula ceca.
• Bagian tengah discus n. optici berlekuk, yaitu tempat keluarnya a. Centra-
lis retina

Aisyah - Shiddiq & Itqi 103 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Klinis Retina
AMD ( age-related macular degeneration )

Berhubungan dengan usia lanjut. Tanda-tandanya bapak-bapak yang sudah


sepuh penglihatan sentralnya buram atau tidak jelas, garis lurus terlihat
bergelombang, dan sulit membedakan warna-warna terutama warna gelap.
Di AMD ini yang diserang adalah penglihatan saraf sentral meskipun pengli-
hatan perifer cukup jelas. Matanya sudah mengalami degenerasi.

MEDIA YANG DILALUI CAHAYA


• Cornea
• Humor aquosus (pada camera occu- li
anterior dan posterior)
• Lensa
• Corpus vitreus

Lintasan cahaya: Kornea → Segmen


Anterior → Pupil → Lensa → Segmen
Posterior → Lapisan saraf pada retina
→ Pigmented retina

Aisyah - Shiddiq & Itqi 104 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo

Dimulai dari n. Opticus akan menyatu membentuk Chiasma opticum


kemudian nanti akson-aksonnya akan lanjut membentuk Tractus opticus, lalu
akan menuju ke mesencephalon atau thalamus sehingga nanti pembagiannya
ke corpus geniculatum lateral, coliculus superior dan nucleus pretectalis. Un-
tuk akson-akson yang terdapat pada Corpus geniculatum lateral akan dilan-
jutkan ke radiatio optica lalu ke lobus ocipitalis lebih tepatnya pada Centrum
visuale pada fissura calcarina.

Reseptor penglihatan adalah sel-sel


di conus (sel kerucut) dan basilus
(sel batang). Conus terutama terdap-
at dalam fovea dan penting untuk
menerima rangsang cahaya kuat
dan rangsang warna. Sel-sel basilus
tersebar pada retina terutama di luar
makula dan berguna sebagai pener-
ima rangsang cahaya berintensitas
rendah.

Aisyah - Shiddiq & Itqi 105 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Rangsang cahaya atau impuls
yang timbul dalam conus atau
basilus akan berjalan melalui neu-
ritnya menuju ke neuron yang
berbentuk sel bipoler dan akh-
irnya berpindah ke neuron yang
berbentuk sel multipoler. Neurit
sel-sel multipoler kemudian men-
inggalkan retina dan membentuk
nervus opticus.
Kedua nervus opticus di bawah
hypothalamus saling bersilangan
sehingga membentuk chiasma
nervus opticus, neurit-neurit yang
berasal dari sebelah lateral retina tidak bersilangan. Tractus opticus sebagian
berakhir pada colliculus superior, dan sebagian lagi pada corpus geniculatum
laterale yang membentuk neuron baru menuju ke korteks pada dinding fissura
calcarina melalui capsula interna. Pada dinding fissura calcarina inilah terdapat
pusat penglihatan (centrum visuale).

Gimana temen-temen udah lelah??? Huft sepertinya editor juga sudah lelah :(
tapi tenang... ini yang terakhir dari materi ini, kita akan belajar tentang orga-
non oculi acessoria. Semangat!!! :3

ORGANON OCULI ACESSORIA


Palpebra
- Terdiri atas palpebra superior et inferior, berfungsi untuk proteksi mata
dari cedera atau trauma dan cahaya berlebih. Bahkan kalau masih silau,
dibutuhkan tangan untuk mengurangi cahaya atau mungkin topi bahkan
payung ataukalau perlu mantel bila hujan, sehingga tidak cukup kalau ha-
nya dengan palpebra.
- Bagian superfisial : cutis
- Bagian profunda : membrana mucosa (conjungtiva)
- Pada tepi bebasnya → cilia
- Pada cilia terdapat Folikel cilia bermuara pada glandula ciliaris (Zeis) dan
glandula Moll (modifikasi kelenjar keringat) yang apabila tersumbat menye-
babkan hordeolum atau timbilen. :3

Aisyah - Shiddiq & Itqi 106 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
- Pada tepi bebas posterior terdapat lubang-lubang kecil tempat muara
glandula tarsalis (meibom). Klinisnya bila obstruksi (chalazion)
- Pada pars palpebralis dan pars orbitalis akan dijumpai kelenjar air mata
glandula lacrimalis

Klinis :

Aisyah - Shiddiq & Itqi 107 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Conjunctiva
- Membran mukosa transparan
- Melapisi permukaan dalam palpebra dan
bola mata
- Bagian-bagian:
• Conjunctiva palpebralis
• Conjunctiva bulbi
• Fornix conjunctiva

• Conjunctiva palpebralis
- Bagian dalam palpebra
- Sebagian besar melekat pada tarsus
- Permukaan licin ditambah sedikit papillae (epitel silindris dari sel
goblet : mucin)
• Conjunctiva bulbi
- Bagian yang menutupi bulbus oculi
- Melanjutkan diri menjadi epitel kornea
- Pada daerah cantus internus terdapat lipatan (plica semilunaris)
• Fornix conjunctiva
- Peralihan dari conjungtiva bulbi dengan conjungtiva palpebra
- Lipatan-lipatan besar
- Banyak terdapat pembuluh darah
- Muara glandula lacrimalis dan accesorius (lateral fornix conjungti-
va superior)

Aisyah - Shiddiq & Itqi 108 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
Klinis :
Conjungtivitis
Mata merah, rasa sakit, konjungtiva bulbi merah mera-
ta, tepi kornea keruh.

Musculi recti
- Origo: annulus tendineus communis → cincin penebalan periosteum yang
mengelilingi canalis opticus
- Insersi: sclera à 6 mm di belakang tepi cornea
- Terdiri atas:
• m. rectus superior, berasal dari bagian atas cincin, inervasi: n. oculomo-
torius
• m. rectus inferior dari bagian bawah cincin, inervasi: n. oculomotorius
• m. rectus medialis dari bagian tengah cincin, inervasi: n. oculomotorius
• m. rectus lateralis dari bagian lateral cincin, inervasi: n. abducens.

Musculi obliquus
1. M. Obliquus superior.
- Origo: corpus ossis sphenoidalis, insersi: sclera
- Inervasi: n. trochlearis
2. M. obliquus inferior
- Origo: bagian anterior dasar orbita, insersi: sclera
- Inervasi: ramus inferior n. oculomotorius

Aisyah - Shiddiq & Itqi 109 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
ALAT GERAK : Musculi Extra - Occuli
1. Adduksi:
- M. rectus medialis bulbi
- M. rectus superior bulbi
- M. rectus inferior bulbi
2. Abduksi:
- M. rectus lateralis bulbi
- M. obliquus superior bulbi
- M. obliquus inferior bulbi
3. Gerakan ke cranial:
- M. rectus superior bulbi
- M. obliquus inferior bulbi
4. Gerakan ke caudal:
- M. rectus inferior bulbi
- M. obliquus superior bulbi

N. Oculomotorius
- Divisi Superior : m. rectus superior dan m. levator palpebrae.
- Divisi Inferior : m. rectus inferior dan medialis dan m. obliquus inferior.
- Inervasi musculi pada papillae
Klinis :
Oculamotory Palsy
Gangguan pada nervus III contohnya
jatuhnya kelopak mata. Gejala pupil
yang dilatasi atau ptosis.

Aisyah - Shiddiq & Itqi 110 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo

Abducens Palsy
Gangguan mata pada nervus
VI biasanya strabismus

Apparatus Lacrimalis
Terdiri dari 2 bagian:
1. Sistem produksi
- Glandula lacrimalis
2. Sistem ekskresi:
- Punctum lacrimalis
- Canaliculi lacrimalis
- Saccus lacrimalis
- Ductus lacrimalis

Glandula Lacrimalis
- Terletak di bagian temporo an-
tero superior dari rongga orbita
- Glandula Lacrimalis terdiri dari:
• Pars Orbitalis
• Pars Palpebralis
- 6-12 ductus excretori, bermuara
di lateral fornix conjungtiva su-
perior

Aisyah - Shiddiq & Itqi 111 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
- Air mata : membasahi cornea → mengumpul dalam lacus lacrimalis →
canaliculi lacrimales melalui punctum lacrimales → bermuara ke saccus
lacrimalis → ductus nasolacrimalis → meatus nasi inferior.

Inervasi Organon Visus


• N. Opticus
- masuk ke orbita melalui canalis opticus bersama-sama a. ophthalmica
- Saraf ini beserta meningens yang menyelubunginya menembus sclera.
• N. Lacrimalis
- cabang dari divisi ophthalmicus n.V (n. trigeminus)
- menginervasi glandula lacrimalis (serabut sekretomotorik parasimpa-
tik) dan kulit bagian lateral palpebra superior.
• N. Frontalis.
- cabang dari divisi ophthalmicus n.V (n. trigeminus)
- tepat sebelum mencapai tepi orbita, nervus ini bercabang menjadi
n.supratrochlearis dan supraorbitalis
- menginervasi kulit dahi

Aisyah - Shiddiq & Itqi 112 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
• N. Nasociliaris
♦ Dipercabangkan dari divisi ophthalmicus n.V
♦ Cabang-cabang:
- Ramus communicans ke ganglion ciliare : bersifat sensoris dari
bola mata
- Nn. Ciliares longi: mengandung serabut simpatis untuk m. dilator
pupillae.
- N. ethmoidalis posterior : ke sinus ethmoidalis dan sphenoidalis.
- N. Infratrochlearis : dan bagian-bagian hidung yang berdekatan
menginervasi kulit bagian medial palpebrae superior
- N. ethhmoidalis anterior : menginervasi sebagian mukosa hidung
dan kulit hidung.
♦ Ganglion ciliare: merupakan ganglion parasimpatis, terletak di poste-
rior orbita.

Aisyah - Shiddiq & Itqi 113 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo
• N. oculomotorius:
- Ramus superior: menginervasi m. rectus superior dan m. levator pal-
pebrae superioris
- Ramus inferior: menginervasi m. rectus inferior, rectus medialis,
obliquus inferior.
• N. Trochlearis:
- Menginervasi m. obliquus superior.
• N. Abducens:
- Menginervasi m. rectus lateralis.

Vaskularisasi
Arteri ophthalmica:
● Cabang dari a. Carotis interna
● Cabang-cabangnya adalah:
- Centralis retina: berjalan dalam serabut n. opticus dan masuk ke da-
lam bola mata pada pusat discus n. opticus
- Aa. Musculares
- Aa. Ciliares: di anterior masuk ke bola mata di dekat batas cor-
nea-sclera dan dekat n. opticus di posterior.
- Aa. Lacrimales: ke glandula lacrimalis
- A. supratrochlearis dan supraorbitalis: ke kulit dahi.

Aisyah - Shiddiq & Itqi 114 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo

1. Seorang anak laki-laki, umur 15 tahun mengeluh penglihatan dobel. Pada


pemeriksaan tampak bahwa anak tersebut tidak dapat menggerakkan
bola matanya ke arah atas/elevasi pada saat adduksi bola mata. Apa
struktur gangguan yang kemungkinan mengalami gangguan?
a. m. Rectus inferior bulbi
b. m. Obliquus inferior bulbi
c. m. Obliquus superior bulbi
d. m. Rectus superior bulbi
e. m. Rectus medialis bulbi

2. Seorang anak laki-laki, umur 10 tahun mengeluh penglihatan dobel. Pada


pemeriksaan tampak bahwa anak tersebut tidak dapat menggerakkan
bola matanya pada saat abduksi bola mata. Apa struktur gangguan yang
kemungkinan mengalami gangguan?
a. m. Rectus inferior bulbi
b. m. Obliquus inferior bulbi
c. m. Obliquus superior bulbi
d. m. Rectus superior bulbi
e. m. Rectus medialis bulbi

3. Seorang laki-laki, 60 tahun mengeluh penglihatannya kabur. Pada saat


pemeriksaan funduskopi ditemukan perdarahan bintik dan bercak dengan
atau tanpa eksudatlemak. Apakah struktur gangguan yang kemungkinan
mengalami gangguan?
a. Retina
b. Sklera
c. Badan viterus
d. Nervus opticus
e. Choroid

Aisyah - Shiddiq & Itqi 115 Ulvia


Organon visus dr. Risal Andy Kusumo

Aisyah - Shiddiq & Itqi 116 Ulvia


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes

ORBITA, PALPEBRA, SKLERA,


KONJUNGTIVA, AIRMATA

dr. Nur Shani Meida, SP.M, M.Kes

Pendahuluan
Berikut ini kompetensi dokter layanan primer yang berkaitan
dengan kelainan mata (PERMENKES 2014). Nah diharapkan temen-
temen sebagai dokter umum nanti bisa tuntas menangani kasus-kasus
dibawah ini..
1. Dry Eye 6. Subkonjungtiva bleeding
2. Buta senja 7. Korpal konjungtiva
3. Hordeolum 8. Katarak pada dewasa
4. Konjungtivitis 9. Glaukoma akut
5. Blefaritis 10. Refraksi

Pasien datang ke dokter mata paling sering karena keluhan mata


merah dan mata kabur.

ulin - latifah - rizal 117 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes

Mata → Bola Mata


Terdiri dari 2 segmen bola:
• Bola besar (sklera)
Terdiri dari 3 lapisan: sklera, koroid, dan retina.
• Bola kecil (kornea)
Terdiri dari 5 lapisan: lapisan epitel, lapisan bowman, stroma,
membran descement, dan lapisan endotel.

❧ ORBITA
Merupakan rongga berbentuk piramid dengan basis di depan dan
apeks di belakang.
Orbita ini dipakai untuk menempatkan bola mata dan sebagai
pelindung dari dalam dan belakang. Sedangkan dari depan dilindungi
oleh palpebra.

ulin - latifah - rizal 118 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes

Tersusun dari berbagai tulang. Pada batas atas terdapat os frontale,


batas bawah ada os maxilla dan os zygomaticum, tepi nasal (medi-
al) dibatasi oleh os lacrimal dan os ethmoid, sedangkan tepi temporal
(lateral) dibatasi os temporal dan os spenoid.

Kelainan pada Orbita diantaranya:


1) Fraktur orbita

Dari kata-katanya udah bisa ditebak kan? Fraktur itu


patah. Jadi ini merupakan kejadian patah sebagian atau seluruh
tulang orbita yang biasanya terjadi karena ada hantaman ben-
da tumpul, misal kena pangkalnya cock badminton, diameternya
hampir sama tuh sama orbita, trus bikin tulang orbitanya fraktur deh.
Pada gambar kanan dapat kita lihat hasil rontgen-nya.
Pada mata kanan terlihat adanya fraktur sehingga didapa-
tkan gambaran adanya cairan yang ‘mbleber’ atau keluar.

ulin - latifah - rizal 119 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes

Derajat fraktur orbita:


Lefort 1: fraktur dengan
garis horizontal pada tulang
maxilla.
Lefort 2: fraktur dengan
bentuk garis melengkung seperti
pyramid melewati tulang zygo-
maticum, lacrimal, dan nasal.
Lefort 3: fraktur den-
gan garis horizontal sepanjang
tulang orbita.
2) Ruptur orbita

Ruptur adalah robek atau putusnya otot karena trau-


ma. Pada kasus ini terjadi ruptur pada otot-otot orbita, bisa
dilihat gambarnya bola matanya kayak mau copot gitu.

❧ PALPEBRA
Palpebra adalah lipatan jaringan tipis yang mu-
dah bergerak. Berperan melindungi bola mata dari depan.
Kulit palpebra sangat tipis sehingga mudah membengkak.

Pada tepi palpebra terdapat silia yang berfungsi sebagai protek-


si. Di dalam palpebra terdapat tarsus (merupakan jaringan ikat pa-
dat dan elastik). Bagian belakang palpebra ditutup oleh konjungtiva.

ulin - latifah - rizal 120 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes

Pada palpebra terdapat 5 kelenjar:


a. Kelenjar Meibom
b. Kelenjar Zeis
c. Kelenjar Moll
d. Kelenjar Krause
e. Kelenjar Wolfring

Kelenjar Meibom terletak di tepi dalam palpebra. Kelenjar Krause


dan Wolfring di tepi atas. Sedangkan kelenjar Zeis dan Moll berada di
sebelah luar.
Fungsi dari kelenjar-kelenjar ini berbeda. Kelenjar Meibom, Zeis,
dan Moll adalah penghasil minyak. Kelenjar Krause dan Wolfring mer-
upakan penghasil air.

Kelainan pada Palpebra:


A. Kongenital

ulin - latifah - rizal 121 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
1) Epiblefaron

Anomali pertumbuhan dengan lipatan horizontal kulit yang teren-


tang melewati tepi kelopak mata sehingga menekan bulu mata ke arah
kelopak mata, atau kondisi bulu mata yang terlipat ke dalam pada posisi
kelopak mata normal.

2) Epikantus

Adalah lipatan vertikal kulit pada kedua sisi hidung yang kadang
menutupi kantus sebelah dalam. Lipatan kulit ini merupakan hal nor-
mal pada orang dari ras tertentu atau bisa juga sebagai sebagai anomali
bawaan.

3) Blefarofimosis

Merupakan penyempitan fisura palpebra abnormal dari arah hori-


zontal disebabkan karena pergeseran lateral angulus oculi medialis.

ulin - latifah - rizal 122 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
4) Distikiasis

Distikiasis adalah keadaan dimana terdapat garis bulu mata ganda pada
satu kelopak mata, salah satu atau keduanya menekuk ke arah bola mata.

5) Ankyloblefaron

Adalah perlengketan tepi siliar kelopak mata satu sama lain.

6) Entropion

Kondisi dimana terjadi pembalikan ke arah margo palpebra dengan car-


tilago tarsialis terbalik ke arah bola mata. Liat gambarnya, terjadi pertum-
buhan bulu mata ke arah dalam. Disebut juga blepharelosis atau enstrophe.

ulin - latifah - rizal 123 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes

7) Ektropion

Kondisi kelopak mata yang membalik ke arah luar (kebalikannya entro-


pion yak), dimana akan menyebabkan terpajannya konjungtiva palpebra.

B. Trauma

C. Tumor
1) Hemangioma

Adalah tipe malformasi yang sering ditemukan biasanya pada bayi atau
anak-anak, terdiri dari pembuluh darah yang baru dibentuk akibat malfor-
masi jaringan angioblas pada janin. (udah pernah diahas di Amyg blok 11 )

ulin - latifah - rizal 124 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
2) Nevus Palpebra

Dari asal katanya, Nevus adalah lesi kongenital kulit, merupakan


bentuk hemartoma berupa malformasi berbatas tegas yang stabil pada
kulit atau kadang pada selaput lendir mulut yang diduga karena keturunan.

3) Basal Sel Carcinoma

Orang yang sering terekspos


matahari memiliki resiko tinggi terkena penyakit ini.

D. Infeksi
1) Blefaritis

Adalah radang kelopak mata, disebut juga palpebritis.

ulin - latifah - rizal 125 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
2) Hordeolum

Infeksi staphilococcus yang disertai peradangan,


terlokalisir, dan purulen pada kelenjar sebasea di kelopak mata.

3) HZO (herpes zoster opthalmicus)

4) Trakoma

Adalah infeksi kronik pada konjungtiva dan


kornea, menimbulkan fotopobia, nyeri, dan lakrimasi.

ulin - latifah - rizal 126 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes

Trakoma disebabkan oleh: chlamidia trachomatis.

Ada 5 Stadium:
- TF (trakoma folikel)
- TI (trakoma infiltrasi)
- TS (trakoma sikatrik)
- TT (trakoma trikiasis)
- CO (corneal opacity)

E. Degenerasi
1) Blefarokalasis

Relaksasi kulit kelopak mata akibat dari


atrofi jaringan intraseluler. Disebut juga dermatolysis palpebrarum.

Dinding Bola Mata


1. Tunika fibrosa terdiri dari:
o Kornea
o Sklera
2. Tunika vaskulosa/uvea terdiri dari:
o Iris
o Badan siliar
o Koroid
3. Tunika nervosa terdiri dari:
o Retina
o Epitel pigmen

ulin - latifah - rizal 127 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
❧ SKLERA
Merupakan lanjutan kornea (dengan batas limbus),
yang tersusun dari jaringan fibrosa padat. Sklera merupa-
kan dinding bola mata yang paling keras dengan tebal 0,5-1
mm. Terdiri dari tiga lapisan: sklera (banyak jaringan fibrosa),
koroid (banyak pembuluh darah), retina (banyak persyarafan).

Kelainan pada Sklera:


1) Skleritis (radang pada sklera mata)
Gejala skleritis adalah rasa pedih pada mata,
bagian putih mata menjadi kemerahan. Gejala terse-
but disertai dengan hilangnya sebagian daerah penglihatan.

2) Episkleritis

ulin - latifah - rizal 128 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
Radang pada lapisan episklera yang merupakan lapisan
serat di antara dinding putih pada mata (sklera) dan
lapisan lutsinar yang menutupi bola mata (konjungtiva).

❧ KONJUNGTIVA
Merupakan membran mukosa tipis yang melapisi palpebra
bagian dalam dan sklera. Pembuluh darah yang mengalir ke kon-
jungtiva berasal dari A. Siliaris anterior dan A. Siliaris palpebralis.
Berdasarkan letaknya konjungtiva dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Konjungtiva bulbi
2) Konjungtiva palpebra
3) Konjungtiva forniks

Perbedaan laserasi konjungtiva dan laserasi sklera, kalo


laserasi konjungtiva ditemukan selaput tipis robek dan melipat.
Sedangkan pada laserasi sklera ditemukan tembusan ke arah da-
lam berwarna putih serat tekanan intra okulernya yang menurun/
TIO (-). Untuk laserasi konjungtiva biasanya dapat sembuh sendiri.

Kelainan pada Konjungtiva diantaranya:


1) Konjungtivitis
Peradangan selaput yang meliputi bagian depan mata atau
konjungtiva dan menyebabkan mata berwarna kemerahan.

Penyebab: Virus, Bakteri, Alergi


Ciri: konjungtiva injeksi +

ulin - latifah - rizal 129 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes

a) Konjungtivitis Virus
Konjungtivitis ini biasanya di sebabkan oleh: adenovirus,
sekret mukous.
Tanda dan gejala dari penyakit ini biasanya: demam faringokonjung-
tiva (demam, faringitis, konjungtivitis), ada limfadenopati preaurikuler
tanpa nyeri. Keratokonjungtivitis epidemika (gejala hiperemi akut, nro-
cos, rasa tidak nyaman, fotofobia, edem palpebra). Konjungtivitis hemor-
agik akut (gejala nrocos, folikel palpebra, perdarahan subkonjungtiva).

b) Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis ini di kebanyakan disebabkan oleh:
staphilokokus, streptokokus, dengan gejala akut, sen-
sasi benda asing, sensasi terbakar, sekret mukopurulen.

c) Konjungtivitis GO (Gonorrhoe)

Keadaan ini sebenarnya di sebabkan oleh infeksi yang di tularkan


ibunya, (mungkin) ibunya dapat dari ayahnya, jadi kalau mau sem-
buh ya semuanya harus dapat perlakuan (pengobatan) dan di pasti-
kan sembuh. Keadaan ini di tandai dengan anak 3 hari lahir mataya
gak bisa kebuka dan hasil pemeriksaan lanjut itu didapat gram negatif.

ulin - latifah - rizal 130 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
d) Konjungtivitis Vernal
Ciri-ciri:
- Mengenai anak-anak serta dewasa muda.
- Riwayat atopi.
- Gejala: gatal, kumat-kumatan, merah, lakrimasi, fotofobia,
sensasi benda asing.
- Terdapat giant papil/cobble stone.

2) Tumor Konjungtiva

Gambar kiri merupakan jenis tumor jinak yaitu tumor


nevus yang biasanya berwarna hitam, tidak cepat membesar. Gambar
kanan atas merupakan melanoma konjungtiva (berwarna merah, ban-
yak pembuluh darah, cepat membesar, dan berjalan ke arah kornea).

3) Pingukela

ulin - latifah - rizal 131 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes

Pinguecula adalah salah satu degenerasi konjungtiva mata/


degenerasi serabut kolagen yang umum terjadi. Bisa kare-
na paparan sinar matahari yang terlalu sering, debu, iritasi, dll.
Nb: banyak terkena pada pengendara motor.

4) Pterigium

Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskul-


er konjungtiva dan subkonjungtiva bulbi yang meluas ke kornea.
Tingkatannya:
- Grade 1 → bentuknya segitiga dengan ujungnya di dekat limbus.
- Grade 2 → 2 mm di depan limbus.
- Grade 3 → sebelum axis visual.
- Grade 4 → sudah melewati axis visual.

5) Xerophthalmia
Kelainan pada mata berupa terjadinya
kekeringan pada selaput lender/bagian putih mata /kon-
jungtiva dan selaput bening/bagian hitam mata /kornea.
Penyebab:
- Masukan vit A kurang
- Gangguan absorbsi vit A
- Pemakaian berlebih
Akibatnya:
- Perubahan metaplasi skuamosa dan keratinisasi.
- Perubahan membran mukosa yang normal.

ulin - latifah - rizal 132 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
Berikut klasifikasi WHO-nya:
X1 a xerosis konjungtiva
X1 b bercak bitot + xerosis konjungtiva
X2 xerosis kornea
X3a xerosis kornea + keratomalasia <1/3
X3b xerosis kornea + keratomalasia >1/3
Xn night blindness (rabun senja)
Xf fundus xerophtalmia (bercak kuning)
Xs sikatrik kornea

6)
Perdarahan subkonjungtiva dan corpal konjungtiva

Untuk membedakan ruptur bulbi dan subkonjungtiva


bleeding (perdarahan sklera di bawah selaput) yaitu pada
subkonjungtiva bleeding TIO (tekanan intra okuler) normal, berbe-
da dengan ruptur bulbi dengan TIO yang menurun. Kondisi ini dapat
disebabkan batuk, orang dengan tensi tinggi, mengejan, dan trauma.

ulin - latifah - rizal 133 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
❧ APARATUS LAKRIMALIS
Terdiri dari:
1) Kelenjar Lakrimalis
2) Kelenjar Lakrimalis Asesoria
3) Pungtum Lakrimale
4) Kanalikulus Lakrimalis
5) Sakus Lakrimalis
6) Duktus Nasolakrimalis

Air Mata
Adalah cairan yang membasahi bagian depan bola
mata dan konjungtiva palpebra. Sekresi air mata normal
adalah 1 ml/hari, dengan pH 7,4 dan ketebalan 7-10 mikron.
Lapisan air mata terdiri dari:
- Lapisan musin (dihasilkan sel goblet konjungtiva)
- Lapisan air (dihasilkan kelenjar asesoria, Krause, dan Wolfring)
- Lapisan lemak (dihasilkan kelenjar Meibom dan Moll)

ulin - latifah - rizal 134 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
Fungsi air mata:
- Membentuk dan mempertahankan indeks bias pada kornea.
- Mempertahankan kelembaban.
- Membunuh kuman.
- Melumasi permukaan dalam palpebra.
- Menghantarkan oksigen ke sel epitel kornea dan membuang
karbondioksida.
- Membersihkan dari bahan yang membahayakan mata.

Kelainan karena Air Mata:


1) Dry Eye
Gejala:
- Kering - Gatal
- Berpasir - Kemerahan
- Seperti terbakar - Tidak nyaman
- Menyengat

Pada pasien dengan Dry Eye dapat di tes dengan menggunakan


Schimmer Test.

ulin - latifah - rizal 135 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
Nilai normalnya tuh 10-30 mm, kalau <10 mm = dry eye.
Alat yang di tempel itu namanya whatman 41, di tempel di lat-
eral fornik inferior mata selama 5 menit (ala ala skill lab lah).

2) Dacrioadenitis

Keadaan dimana terjadi inflamasi atau radang pada kelenjar lakri-


malis. Keadaan ini adalah keadaan langka yang dapat menjadi kronis,
biasanya terjadi pada seseorang yang menderita penyakit gondongan.

3) Dacriosistitis

Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau


saluran air mata yang berada di dekat hidung. Infeksi ini menye-
babkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada kelopak mata
bawah, serta terjadinya pengeluaran air mata berlebihan (epifora).

4) Trauma Canalis Lacrimalis

Seperti yang terjadi pada pasien yang robek palpebranya kena


kawat. Robekan itu bisa juga mengenai kelenjar air matanya.

ulin - latifah - rizal 136 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes

1. Adanya gambaran “cobble stone” dapat menegakkan diagnosis


penyakit..
a. Keratitis
b. Uveitis
c. Konjungtivitis bakteri
d. Konjungtivitis vernal
e. Konjungtivitis virus

2. Xerosis konjungtiva merupakan salah satu tanda penyakit..


a. Trakoma
b. Konjungtivitis alergi
c. Pterigium
d. Pinguekula
e. Xerophthalmia

3. Kelainan kongenital dimana terdapat perlekatan sebagian margo


palpebra atas dan bawah disebut..
a. Blefarofimosis
b. Epiblefaron
c. Epikantus
d. Angkiloblefaron
e. Blefarokalasis

4. Salah satu tanda adanya dacriostenosis adanya benjolan, merah,


nyeri di palpebra..
a. Superonasal
b. Nasal
c. Superotemporal
d. Temporal
e. Inferiotemporal

ulin - latifah - rizal 137 winata fika


ORBITA, PALPEBRA, SKLERA, dr. Nur Shani Meida,
KONJUNGTIVA, AIRMATA SP.M, M.Kes
5. Penyakit kekeringan air mata..
a. Hemangioma
b. Dry eye
c. Pterigium
d. Pinguekulitis
e. Hordeolum

6. Mata dilapisi oleh lapisan air mata yang terdiri dari 3 lapisan.
Lapisan di bagian paling dalam yang dihasilkan oleh sel goblet
konjungtiva adalah..
a. Lapisan air
b. Lapisan minyak
c. Lapisan musin
d. Lapisan udara
e. Lapisan secret

7. Hordeolum internum disebabkan adanya infeksi di..


a. Kelenjar Moll
b. Kelenjar Meibom
c. Kelenjar Krause
d. Kelenjar Wolfring
e. Kelenjar Zeiss

Alhamdulillah. Semoga bermanfaat

ulin - latifah - rizal 138 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko

Mydriatic & Miotic


(Symphatethic, Cholinergik & Anticholinergik)

dr. Akhmad Edy Purwoko

*Yang hijau simpatik dan yang biru parasimpatik.

aisyah - shidiq - itqi 139 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
A. Review of Sympathetic Activation
- Yang memicu reaksi ‘Fight’ atau ‘Flight’ pada saat stress
- Pada JANTUNG: meningkatkan detak jantung, kontraktilitas,
dan kecepatan konduksi.
- Pada PEMBULUH DARAH (ARTERIOL):
Pembuluh darah di kulit, jaringan subkutan, dan viseral → konstriksi
Pembuluh darah di otot rangka dan pembuluh darah koroner →
dilatasi
- Pada PEMBULUH DARAH (VENA): konstriksi
- Pada MATA

- Pada PARU-PARU: otot polos


trakheal dan bronkhial relaksasi
- Pada
LAMBUNG DAN
USUS: Motilitas dan tonus
menurun
Otot spinchter → kontraksi
Sekresi di usus dihambat
- Pada VESICA URINARIA:
Otot detrusor atau dinding VU :
relaksasi
Otot trigonum dan spinchter :
konstriksi Posterior pituitary:
ADH secretion

-
- Pada kelenjar PITUITARI POSTERIOR: mempengaruhi sekresi
ADH
- Pada LIVER: meningkatkan glikogenolisis dan glukoneogenesis.
- Pada SEL BETA PANKREAS: menstimulasi pelepasan insulin

aisyah - shidiq - itqi 140 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
- Pada OTOT SKELETAL: mempengaruhi kontraktilitas,
glikogenolisis, dan pengambilan ion K+
- Pada SEL LEMAK: memicu lipolisis
- Pada UTERUS wanita yang tidak hamil: menyebabkan relaksasi
- Pada KELENJAR KERINGAT: menyebabkan atau memicu
sekresi
- Pada RAMBUT: menyebabkan piloereksi
Obat-obat adrenomimetik memberikan efek yang
mirip atau kesamaan dengan aktivasi saraf simpatetik. Namun,
tiap-tiap obat adrenomimetik dapat menghasilkan respon yang
berbeda pada setiap organ. Hal ini disebabkan karena adan-
ya perbedaan afinitas terhadap subtipe adrenoreseptor yang ada.

Tipe-tipe dan Sub-tipe ADRENORESEPTOR


• Reseptor adrenergic terletak di otot polos, otot jantung, kelenjar
eksokrin, kelenjar endrokin, dan pada terminal saraf.
• Transmitter yang bekerja pada seluruh neuron adrenergik adalah
norepinefrin (NE)
• Ketika norepinefrin dan epinefrin berinteraksi dengan suatu
adrenoreseptor, pada beberapa jaringan timbul respon yang
berupa eksitatori (memicu eksitasi), namun pada beberapa
jaringan lainnya, respon yang ditimbulkan adalah respon
inhibitori.
• 2 subtipe dari adrenoreseptor adalah α dan β.
Alfa bersifat eksitatori pada kebanyakan jaringan, kecuali otot
polos intestinal. Sedangkan beta bersifat inhibitor di kebanyakan
jaringan, kecuali pada jantung.
• Tiap reseptor memiliki potensi yang berbeda pada tiap-tiap trans-
mitternya. Urutan potensi pada reseptor α adalah EPINEFRIN →
NOREPINEFRIN → ISORESPTOR. Pada reseptor β adalah ISORE-
SPTOR → EPINEFRIN → NOREPINEFRIN.
• Tipe-tipe adrenoreseptor:
- α1, α2
- β1, β2, β3
- DA1, DA2 (pada otak)

aisyah - shidiq - itqi 141 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko

• Secara umum, adrenoreseptor tersebut berfungsi untuk:


- α1 : Untuk kontraksi otot polos, terutama di iris
- α2 : Untuk inhibisi, pada saluran gastrointestinal untuk
relaksasi, akhiran saraf
- β1 : Untuk stimulasi pada jantung
- β2 : Untuk relaksasi pada otot polos

A: Kontrol autnom pada pupil


B: apabila saraf dipacu, ter-
dapat reseptor α1 lalu diberikan
adrenegik agonist maka akan
kontraksi pada (Titik aksi pada
MIDRIATIK)
C: pada muscarinic agonist,
diberikan asetilkolin maka yang
kontraksi pada sirkuler. (Titik aksi
pada MIOTIK)

• Serabut radial otot iris (dilator pupil)


- Menyebabkan kontraksi (α1) : midriasis
- Dapat dipengaruhi oleh fenilefrin topikal dan agonis alfa
yang sejenis.
- Daya akomodasi tidak memberikan pengaruh yang
signifikan
- Aliran keluar aqueus humor dapat difasilitasi : menurunkan
tekanan intraokular (TIO)
• Serabut silier otot iris
- Berelaksasi untuk penglihatan jarak jauh (β2)

aisyah - shidiq - itqi 142 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko

Aplikasi OFTALMIK
• Agonis alfa, khususnya fenilefrin, sering digunakan secara topikal
untuk:
- Memproduksi midriasis (melebarkan pupil), misalnya pada
pemeriksaan oftalmologi
- Mengurangi rasa gatal dan kongesti pada konjungtiva yang
disebabkan karena iritasi atau alergi
- Tidak menyebabkan CYCLOPLEGIA (paralise akomodasi)
• Epinefrin dan prodrug, seperti dipivefrin terkadang digunakan
untuk glaukoma.
• Fenilefrin juga digunakan untuk glaukoma

PARASIMPATIK
• Sistem saraf parasimpatis memiliki peran penting dalam respon
fisiologis dan patofisiologis –“Rest and Digest”
• Obat yang memblok kolinorseptor mempunyai beberapa efek
klinis penting, beberapa dari obat tersebut memiliki nilai klinis yang
hebat.
• Antagonis kolinoreseptor: seperti agonis – Muskarinik dan
Nikotinik
• Antinikotinik – merupakan bloker ganglion dan
MUSCULAR NEURO junction. Misalnya diberikan anti-nikotinik

aisyah - shidiq - itqi 143 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
maka akan berefeknya di tempat lain masih dalam diskusi.
• Bloker muskarinik
- Prototipenya adalah Atropin – sekarang banyak jenis sintetis
dan semisintetis yang beredar
- Semuanya merupakan bloker kompetitif
• Reseptor Muskarinik (M) dan Nikotinik (N):

Muscarinic (M) – GPCR

Nicotinic (N) – ligand gated


(Apabila terdapat agonist yang (Ganglion dengan reseptor
akan menempel maka di dalam nikotinik bekerjanya dengan
sel akan terjadi reaksi pengika- memasukkan ion natrium,
tan protein G) sehingga akan menyebabkan
depolarisasi)
Subtipe Reseptor muskarinik : M1, M2, M3, M4, M5
M1 M2 M3
Lokasi Ganglia autonomik, Heart and CNS SMs of Viscera, Eye,
kelenjar gaster, SSP exocrine glands and
(Sistem Saraf Pusat) endothelium
Fungsi Pelepasan EPSP Menurunkan Kontraksi otot
(Excitatory munculnya impuls, polos visceral,
Post-Synaptic Po- menurunkan ke- konstriksi pupil,
tential) dan Hista- cepatan konduksi, kontraksi dari
min, sekresi asam menurunkan kon- otot siliaris dan
dengan learning traktilitas, men- vasodilatasi
Sistem Saraf Pusat gurangi pelepasan
dan fungsi motorik ACh

aisyah - shidiq - itqi 144 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko

Agonis Oxotremorine dan Methacholine Bethanechol


MCN serta MCN-
343A
Antagonis Pirenzepine Pirenzepine Darifenacin

Tabel di bawah ini sama seperti tabel diatas, namun lebih lengkap terdapat
M4 dan M5...

Reseptor Nikotinik
• Reseptor nikotinik: aksi nikotinik dari Ach adalah suatu aksi yang
bisa di re-produksi dengan cara injeksi Nikotin (Nicotina Tabacum)
• Dapat diblok dengan tubocurarine (dulunya dipake orang
Amerika selatan lebih tepatnya Indian :3 apabila ingin berbu-
ru, panahnya diberikan racun tubocucararine sehingga otot
pada hewan yang diburu akan lumpuh. Di klinik, sekarang di-
gunakan pada orang tetanus untuk melumpuhkan ototnya,
tetapi hati-hati karena bisa menyebabkan lumpuh otot pernapas-
an juga yang dapat menyebabkan kematian) dan hexamethonium
• Merupakan ligand-gated ion channels : aktivasinya meng-
hasilkan penningkatan permeabilitas selular yang cepat terh-
adap Na+ dan Ca++ yang kemudian menghasilkan depolar-
isasi dan inisiasi dari potensial aksi di jaringan saraf tersebut

aisyah - shidiq - itqi 145 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
Tempat Transmisi dari Kolinergik dan Tipe Reseptornya

Agonis Muskarinik

aisyah - shidiq - itqi 146 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
BETHANECOL

• Merupakan short-acting
muscarinic agonist
• Digunakan dalam pengobatan
retensi urin non-obstruktif
• Biasa digunakan pada
gangguan berkemih

EFEK SAMPING OBAT-OBAT KOLINERGIK


Efek samping yang dapat ditimbulkan obat-obat kolinergik antara
lain adalah DIARE, DIAPHORESIS, MIOSIS, NAUSEA, dan URGENSI
URINASI
Klasifikasi Anti-Kolinergik
➢ Natural: Atropine dan Hyoscine (scopolamine)
➢ Derivat semisintetis: Homatropine, Atropine methonitrate,
Hyoscine butylbromide, Ipratropium bromide, Tiotropium bromide
➢ Senyawa sintetis:
o Midriatikum: Cyclopentolate dan Tropicamide
o Vasicoselektif: Oxybutynin, Flvoxate, Tolterodine
o Antiparkinsonian: Trihexyphenidyl, Procyclidine,
Biperiden
*Obat antiparkinson ini akan dibahas lebih lanjut pada
Blok 13 pada penderita psikosis.
o Antisekretori:
- Senyawa quartenary ammonium:
Propantheline, Oxyphenonium, Clidinium,

aisyah - shidiq - itqi 147 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
Glycopyrrolate, Isopropamide
- Senyawa tertiary amines: Dicyclomine, Valethamate,
Pirenzepine

Sekarang kita bahas atropine guys.


ATROPINE
Awalnya atropine diambil dari tumbuhan herbal yang di ekstak. Biasanya
di puskesmas, dulu ada obat dengan nama ekstrak belladona.

___Atropine sebagai Prototype________________


Atropine (hyoscyamine) ditemukan pada tanaman –tanaman berikut :
- Atropa belladonna atau deadly nightshade
- Datura stramonium, atau dikenal sebagai jimsonweed
(Jamestown weed / benih jamestown) atau thorn apple
Scopolamine (hyoscine) terdapat pada Hyoscyamus niger
Jenis antihistaminics lainnya, yaitu Histamine, Serotonin, dan
Ergots alkaloids. Antipsychotic Agents dan Lithium dan obat antidepres-
sant memiliki struktur dan diperkirakan memiliki efek anti muskarinik
yang cukup signifikan.
Nah ini gambar tanamannya lihat dibawah ini niih...

_______Unsur kimia Atropine________________


• Dilihat dari kimianya, atropine merupakan ester dari asam tropical
(aromatic acid) + tropine
• Sedangkan Scopolamine merupakan ester dari asam tropical (aro-
matic acid) + scopine
• Secara kimiawi tropine and scopine sangatlah mirip. Hampir

aisyah - shidiq - itqi 148 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
seluruh aksi yang ditimbulkan dari kedua unsur diatas (tropine dan
scopine) juga mirip

Diatas adalah gambar dari struktur kimia atropin, scopolamine,


dan homatropine.
• Atropin strukturnya tidak ada oksigen pada panah nomor 1 (lihat
gambar)
• Scopolamine strukturnya terdapat oksigen pada panah nomor 1
(lihat gambar)
• Pada homatromin gugus pada panah nomor 2 (lihat gambar) di-
ganti gugus hydroxil dan oksigen tidak ada pada panah nomor 1

_______Mekanisme Atropine____________________
Atropine menyebabkan blokade yang reversible (surmountable)
terhadap aksi cholinomimetic pada reseptor muskarinik. Blokade dari
atropin dosis rendah dapat diatasi dengan konsentrasi acetylcho-
line atau agonist mucarinic yang sama. Jadi, ketika atropine ber-
lekatan dengan reseptornya nah ikatan obat dengan reseptorn-
ya ini bisa lepas makanya disebut reversible blockade (jadi
kalau obatnya di stop maka akan kembeali seperti semula).
Atropine sangat selektif terhadap reseptor muscarinic. Tidak dapat
dibedakan antara M1, M2, dan M3.Beberapa agen antimuscarinic amine
kuarter memiliki aksi ganglion-blocking yang signifikan.

______Farmakokinetik Atropine__________________
Absorpsi
• Alkaloid alami atau natural dan kebanyakan obat antimuskarinik
tersier pada pemberian peroral dapat diabsorpsi dengan baik di

aisyah - shidiq - itqi 149 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
usus dan misalnya di tetesi pada mata dapat melewat membran
konjungtiva dengan baik.
• Beberapa bahkan melalui kulit (scopolamine)
• Untuk yang kuartener absorpsinya hanya mencapai 30%

Distribusi
• Atropine dan agen tersier lainnya akan diedarkan secara luas di
dalam tubuh
• Scopolamine diedarkan secara cepat dan utuh ke dalam sistem
saraf pusat dimana scopolamine akan memiliki efek yang lebih
besar daripada obat antimuskarinik lainnya
• Turunan kuartenernya justru sangat lemah untuk diserap ke dalam
otak.

Metabolisme
• Atropine dimetabolisme di dalam hati dengan cara konjugasi dan
diekskresi tanpa diubah sebanyak 60% melalui urine
• Efeknya akan menghilang dengan cepat dalam waktu 2 jam, kecuali
di mata

_____Efek farmakologi Atropine_________________
Sistem Saraf Pusat - Rangsangan SSP menyeluruh
• Atropine hanya memiliki efek perifer dan efek rangsang minimal
pada sistem saraf pusat sebagai sebab dari rendahnya masukan
(efek stimulant)
• Atropine menstimulasi banyak pusat medullaris seperti, vagal,
respirasi dan vasomotor
• Menekan eksitasi vestibular yang berkhasiat untuk antimotion sick-
ness (pada orang mabuk kendaraan)
• Scopolamine memiliki efek sentral yang bermakna seperti, amne-
sia dan mengantuk
• Parkinson's disease bisa dikurangi dan membaik dengan member-
ikan obat –obat antimuscarinik yang beraksi secara sentral, me-
kanismenya beraksi pada ganglia basalis (atropine)

aisyah - shidiq - itqi 150 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
Mata
• Atropine topical dan obat antimuskarinik tersier lainnya menye-
babkan aktivitas dilator symphathetic tanpa halangan dan
mydriasis
• Cycloplegia adalah paralisis otot siliaris (akomodasi) diperlukan
dalam Ophthalmology, tetapi berbahaya pada glaucoma sudut ter-
tutup
• Efek yang tidak diinginkan adalah mata kering

Nah men temen ini gambaran paralisis pada mata akibat atropin jadi
matanya ada paralisis akomodasi yang menyebabkan gangguan pengliha-
tan jarak dekat.

Kalau yang berikut ini efek dari scopolamine

Semakin lama penggunaan maka efek akomodasi akan menurun


kemudian akan meningkat. Sedangkan untuk pupil adalah sebaliknya.

____Efek Farmakologi Atropine dan kontaindikasi________


Cardio Vasculer System
• Baik dosis sedang dan tinggi menyebabkan tachycardi
• Lebih banyak terjadi pada dewasa muda yang disebabkan oleh
aisyah - shidiq - itqi 151 winata fika
Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko

Vagotonia
• Match on Action(MOA): Sinoatrial Node (SAN), Atrioventricular
Nodes (AVN)sangat dipersarafi oleh saraf Parasimpatis
o Atropine memproduksi blokade PS pada SAN sehingga
menyebabkan tachycardia
o AVN : Atropine memproduksi blockade PS sehingga tingkat
konduksi AV lebih tinggi (mengurangi interval PR pada EKG)
• Injeksi intramuscular atau subcutan pada awalnya bisa menye-
babkan bradycardi sementara, hal tersebut mungkin dikarenakan
adanya inhibisi atau hambatan pada presinaps autoreseptor M1
(bukan karena stimulasi pusat vagal)
o Dibuktikan dengan injeksi Pirenzepine yang tidak melewati-
sawar darah otak (BBB – blood brain barrier)
• Tekanan darah : saraf parasimpatis merangsang dilatasi arteri kor-
onaria, dan saraf simpatis kolinergik (predominan) menyebabkan
vasodilatasi pada dasar pembuluh darah otot skelet . Pada keadaan
ini, atropine bisa menghambat dengan menutup jalur vasodilatasi
ini. Namun, histamine yang dilepaskan akan menyebabkan vasodi-
latasi direk
• Akan tetapi, tidak ada efek berarti pada tekanan darah

Berikut ini adalah gambar dari pengaruh Atropin terhadap jantung dan
sekresi saliva

aisyah - shidiq - itqi 152 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko

_____Efek farmakologi dari Atropine______________


Sistem Respirasi
• Otot polos dan kelenjar sekresi menerima inervasi dari sistem
parasimpatis
• Menyebabkan bronchodilatasi (atropin menyebabkan tonus para-
simpatis turun sehingga menyebabkan dilatasi) dan reduksi sekresi
pada keadaan asma.
• Digunakan terutama pada kasus COPD (Chronic Obstructive
Pulmonary Disease) dan sebelum melakukan inisiasi terapi inhalasi
pada asma
Kelenjar keringat
• Mensupresi termoregulasi berkeringat disebabkan aksi sentral dan
peripheral
• Bisa menyebabkan “atropine fever“ pada anak – anak
Sistem urinary
• Pengosongan lambat
• Bermanfaat dalam kondisi spasme, misalnya pada inflamasi
• Berbahaya pada orang lanjut usia (memperberat sistem berkemih
pada kondisi BPH )
Traktus GI (Gastro Intestinal Track)
• Menurunkan motilitas (pergerakan) GI
• Memperpanjang waktu pengosongan gaster dan waktu transit in-
testinal.
• Mulut kering seringkali terjadi pada pasien yang mengkonsumsi
obat – obatan antimuskarinik
• Dengan pemberian dosis yang lebih besar dapat menghambat
sekresi di lambung. bisa memblok sekresi asam, pepsin dan mukus
• Pirenzepine lebih efektif

aisyah - shidiq - itqi 153 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
______Variasi efek dari Atropine__________________

Gambar diatas adalah akibat dari pengaruh atropine. Dengan dosisi


tinggi atropin dapat meningkatkan denyut jantung dan penurunan ako-
modasi mata. Pada dosis rendah terjadi penurunan produksi saliva dan
penurunan kecepatan mikturisi.

Obatnya masih ada nih, istirahat bentar abis itu lanjutkan untuk mening-
katkan ilmu kita insyaAllah untuk improving nation’s health

Anticholinergic
Antikolinergic yang digunakan pada optalmologic
• Untuk menyebabkan mydriatic dan cycloplegic (hayo artinya apa?
Lihat lagi diatas)
• Digunakan dalam bentuk tetes mata maupun salep mata :
- Fungsi Diagnosis
• Salep Atropine 1% digunakan untuk :
1. Pengukuran kelainan refraksi
2. Pemeriksaan retina misalnya fundoscopy
3. Pilihan lainnya: Homatropine, Tropicamide dan
cyclopentolate. Ketiga obat ini aksi lebih pendek
- Penggunaan terapeutik
• Untuk mengistirahatkan mata misalnya pada Iritis, iridocyclitis,
keratitis, ulkus kornea, dll.
• Selang – seling dengan miotik (untuk mencegah synechia
(perlekatan antara iris dengan kapsul lensa bagian anterior)).

aisyah - shidiq - itqi 154 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
_____Antikolinergic pada penggunaan terapi__________
Antisekretoris
1. Pengobatan preanaestesi
• Untuk mengurangi sekresi
• Untuk mencegah spasme laryng
2. Pada ulkus peptikum (penderita maag)
3. Pada emboli pulmoner
4. Pada Hyperhidrosis (hyperperistaltic)
Antispasmodic
1. Kolik intestinal dan ginjal. Bukan untuk kolik bilier.
2. Diare (yang diinduksi oleh kepanikan dan obat). Contohnya
Lomotil.
3. Spasme pylorus, hipermotilitas gaster, gastritis, dyspepsia
karena panik, dll.

_____Penggunaan Antikolinergik_______________
Parkinsonism
Kasus parkinsonism ringan (kasus - kasus awal), Parkinsonism yang
diinduksi obat dan ditambahkan bersama Levodopa.
Motion sickness
• Hyoscine (scopolamine) adalah obat yang digunakan secara
peroral, injeksi dan ditempel secara transdermal
• 0.2 mg peroral diberikan sebagai profilaksis sebelum bepergian
• Tidak efektif untuk tipe muntah yang lain
Twilight sleep, yaitu menimbulkan efek sedatif dan amnesia

Sebagai antagonis efek muskarinik dari obat atau racun : Anti-ChE,


keracunan jamur, dan untuk memblok efek muskarinik dari neostigmine
dan keracunan bisa ular cobra.

CVS
• Dalam keadaan vagolytic. Ditandai dengan adanya discharge
refleks vagal pada infark miokard. Perlu dilakukan depresi pada
fungsi nodus SA atau AV untuk mengurangi cardiac output meng-
gunakan Parenteral atropine atau obat antimuskarinik sejenisnya
• Reflex sinus carotid yang hiperaktif

aisyah - shidiq - itqi 155 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko

Respirasi
Ipratropium Bromide. Digunakan pada kasus COPD dan bronchi-
tis kronis. Efeknya memperbaiki jarak mucociliary dan bronchodilatasi.

_____Efek samping Antikolinergik_________________


Sering terjadi namun bukan tipe yang serius. Mydriasis dan cyclo-
plegia digunakan sebagai antisekresi atau pengobatan preanaestesi.
Bisa menimbulkan keracunan. Penyebabnya :
• Overdosis obat
• Konsumsi biji Belladona dan Datura
Gejalanya,antara lain :
• Mulut kering, kesulitan dalam menelan dan berbicara
• Kulit kering, kemerahan dan panas, demam, penurunan bising
usus, photophobia
• Perilaku psychotic, kegembiraan berlebih, delirium dan
halusinasi.
• Hipotensi dan kolaps kardiovaskuler
Diagnosis
Methacholine 5 mg or Neostigmine 1 mg SC. Tidak ada efek
muskarinik
Treatment
• Bilas gaster dalam kasus ingesti menggunakan KMNO4
• Dikondisikan di dalam ruangan gelap
• Diberi spons dingin dan kantung es
• Physostigmine 1–3 mg SC (subcutan) atau IV (intravena)
• Perbaikan volume darah, didampingi dengan respirasi dan Diaze-
pam untuk mengontrol konvulsinya

_____Kontraindikasi penggunaan antikolinergik_______


• Glaucoma, yaitu sudut penglihatan menjadi sempit (penutupan
sudut oleh endapan)
• BPH menyebabkan retensi urin
• Penyakit ulkus peptikum asam (Non-selective). Kumpulan dari
gejala.

aisyah - shidiq - itqi 156 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko

___Substitusi (Pengganti) Atropine → Senyawa Kuartener____


Absorpsi oral tidak penuh, penetrasi lemah pada mata dan SSP, aksi
lebih panjang daripada atropine, sifat nicotinic blocking lebih tinggi,
NM Blokade.
Contoh obat - obatnya :
• Hyoscine Butylbromide,untuk kondisi spasme esophageal
dan Traktus GI menggunakan Buscopan
• Atropine methonitrate: untuk kolik abdomen dan hypercidity
• Ipratropium Bromide: aksi selektif pada otot polos bronchial
- Meningkatkan jarak mucocilliary (kontras dibandingakan
Atropine)
- Bronchodilator aksi lambat - 1-2 jam (penggunaan profilaksi)
- Beraksi paling utama pada jalan udara sentral yang lebih luas
(kontras dibandingkan sympathomimetics)
- Lebih efektif pada COPD daripada Asthma
- Obat lainnya, yaitu Tiotropium bromide, Propantheline, Oxy-
phenonium, Clidinium dan Glycopyrrolate

_____Amine Tersier____________________________
Ada 2, yaitu Dicyclomine dan valethamate
1. Dicyclomine, yaitu relaksan langsung otot polos dan antispas-
modic lemah.
- Efek samping dicylomine lebih rendah dibanding Atropine
- Menimbulkan toksisitas atropine pada bayi (tidak dianjurkan
untuk bayi di bawah 6 bulan)
2. Valethmate menyebabkan dilatasi serviks pada kelahiran yang
terlambat

_____Obat – obat individual – Vasicoselective________


• Oxybutynin
• Selektifitas spesifik pada reseptor di vesica urinaria dan
glandula salivarius (M1/M3)
• Sebagai bahan tambahan pada relaksasi otot polos
• Kegunaannya, yaitu :
o Pembedahan vesica urinaria setelah bedah urologi
o Spina bifida dan nocturnal enuresis
aisyah - shidiq - itqi 157 winata fika
Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko

o Pengosongan involunter pada pasien dengan penyakit neu-


rologi misalnya pada anak – anak dengan meningomyelocele
o Dosisnya : 5 mg BD (dua kali sehari)/tds (tiga kali sehari)
• Tolterodine kerjanya selektif M3
• Flavoxate kerjanya serupa dengan Oxybutynin
• Drotaverine adalah obat yang lebih baru bekerja dengan
Non anticholinergic relaksan otot polos, yaitu dengan cara elevasi
atau meningkatkan cAMP/cGMP
• Digunakan pada kolik renal, kolik bilier, inflammatory
bowel syndrome (IBS), spasme uterus, dan lain-lain
• Dosisnya adalah 40 – 80 mg tds (tiga kali sehari)

_____Mydriatik_____________________________
Homatropine, Cyclopentolate dan Tropicamide dapat digunakan
dalam berbagai prosedur ophthalmologic sebagai pengganti Atropine

Gambar tersebut adalah gambar efek obat mydriatic pada relaksasi


dan kontraksi dari pupil. Bisa dilihat pada gambar A adalah mekanisme
mata normal dan pada gambar B dan C terlihat pemakaian obat pada
bola mata.

____Obat - obat yang beraksi di Ganglia Autonom_______


Ganglion stimulants (pemicu ganglion) dibagi menjadi 2, yaitu
selektif dan non selektif
• Yang termasuk Selektif agonists, yaitu Nicotine, Lobeline,
DMPP dan TMA
• Sedangkan yang Non-selektif, adaAcetylcholine, carbachol,

aisyah - shidiq - itqi 158 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko
Pilocarpine, dan Anticholinesterases

Ganglion Blockers (penghambat/penutup ganglion)


• Competitive blockers terdiri atas :
1. Senyawa kuartener,yaitu Hexamethonium, Pentolinium
2. Senyawa sekunder atau tersier, yaitu Mecamylamine,
Pempidine
• Depolarizer persisten, yaitu Nicotine (dosis tinggi) dan Anticho
linesterases

Sudah selesaiii. Alhamdulillah semoga menjadi berkah dan ilmu yang


bermanfaat untuk kita semuaa. Amiin

aisyah - shidiq - itqi 159 winata fika


Mydriatic & Miotic dr. Akhmad Edy Purwoko

1. Pernyataan berikut merupakan alasan pemilihan homatoprin


sebagai midiatikum lebih baik dripada atropin
a. Atropine menimbulkan skloplegia sedangkan homatoprin tidak
b. Homatropin lebih efektif karena lebih mudah diabsorbsi
c. Atropin tidak selektif pada r-M sedangkan homatropin seletif
pada r-M
d. Homatropin waktu paronya jauh lebih pendek daripada Atropin
e. Atropin menimbulkan paralisis pars sirkuler iridis, homatropin
tidak

2. Obat berikut yang mempunyai efek mdriasis dan tidak menimbul-


kan siklopegia tetapi pada penderita yang sensitif dapat meningkat-
kan tekanan darah:
a. Siklopentolat
b. Tropicanide
c. Homatropine
d. Fenilefrine
e. atropine

3. Obat berikut digunakan untuk mempermudah aliran humor aque-


ous dalam terapi glaukoma sudut sempit:
a. Pilocarpine
b. Tropicanide
c. Amfetamine
d. Siklopentolat
e. Homatropine

aisyah - shidiq - itqi 160 winata fika


FISIOLOGI HORMON
drh. Zulkhah Noor
(MSH dan SENSORI)

FISIOLOGI HORMON (MSH dan SENSORI)

drh. Zulkhah Noor

A. KELENJAR ENDOKRIN
Hormon merupakan sistem yang
mengatur dari fungsi organ-organ
tubuh, bekerjasama dengan syaraf.
• Sistem kelenjar tanpa saluran
khusus
• Mengatur fungsi organ tubuh
dengan hormon yang disekresi
ke dalam aliran darah atau
secara difuse ke lingkungan
setempat

Kelenjar Endokrin utama:


• Hypothalamus
• Pituitary Gland
• Thyroid Gland
• Parathyroid Gland

alika - fauzan - irfan 161 winata fika


FISIOLOGI HORMON
(MSH dan SENSORI) drh. Zulkhah Noor
• Thymus
• Adrenal Gland
• Gonad

Organ lain penghasil hormone:


• Pancreas
• Ginjal
• Jantung
• Traktus digestifus
• Placenta
• Testis
• Ovarium
• Pineal Gland

1. Hipotalamus
Terdapat jaringan yang di dalamnya terdapat neuron. Hi-
potalamus menghasilkan selain neurotransmitter yaitu ada hor-
mon. Perbedaan antara Neurotransmitter dan Hormon adalah
NEUROTRANSMITTER dilepaskan secara lokal yaitu dibawa
oleh akson saraf yang dibentuk oleh bagian soma dimana terdapat
nukleus (seperti sintesis protein yang lain) kemudian kalau su-
dah jadi akan dikemas menjadi vesikel kemudian akan berjalan
sepanjang akson sampai ke ujung terminal. Dilepaskan karena
adanya sinyal saraf lalu neurotransmitter ini akan berfungsi un-
tuk transmisi dari saraf ke saraf atau dari saraf ke organ-organ (ex.

alika - fauzan - irfan 162 winata fika


FISIOLOGI HORMON
drh. Zulkhah Noor
(MSH dan SENSORI)

Otot kelenjar,dsb). Sedangkan disebut HORMON jika dilepas dari


tempat produksinya kemudian masuk ke dalam pembuluh darah.
Hipotalamus disebut sebagai neuroendokrin karena yang
membuat adalah sel-sel neuron yang dilepaskan kedalam pembu-
luh darah. Ada pembuluh darah yang menghubungkan hipotalamus
dengan hipofisis. Sel-sel saraf melepaskan neurohormonnya ma-
suk kedalam vena porta (vena yang berjalan dari organ ke organ)
misal: vena porta hepatika yaitu vena yang menghubungkan organ
intestinum ke hepar. Nah kalo ini dari hipotalamus ke hipofisis.
Hipotalamus umumnya mengeluarkan hormon yang me-
macu pelepasan (Releasing Hormone). Memacu pelepasan hor-
mon-hormon dari hipofisis anterior. Jadi hormon-hormon yang
diproduksi oleh hipofisis anterior diatur oleh releasing hor-
mon kapan akan dikeluarkan dan kapan saat tidak dikeluarkan.
• ‘Master Gland’
• Fungsi: Pusat Kontrol
• Melekat pada atap ventrikel ketiga, dekat thalamus
• Terus menerima informasi tentang status sistem tubuh
melalui impuls saraf
• Memonitor komposisi darah & suhu badan
• Pesan ditafsirkan, dievaluasi: pesan keluar dikirim melalui
saraf / hormon
• Berperan dalam sistem umpan balik yang mengatur sekresi
dari sistem endokrin

alika - fauzan - irfan 163 winata fika


FISIOLOGI HORMON
(MSH dan SENSORI) drh. Zulkhah Noor

2. Kelenjar Pituitari (Pituitary Gland)


• massa jaringan kelenjar berukuran Pea
• Terletak di sella turcica
• Tangkai ramping: infundibulum menghubungkan kelenjar
hipofisis ke hipotalamus
• 2 bagian: Neurohypophysis dan Adenohypophysis
a. Neurohipofisis (Hipofisis Posterior) karena berisi
akhiran saraf. Jadi neuron yang badan sarafnya ada
di hipotalamus kemudian aksonnya memanjang sam-
pai ke hipofisis posterior, nah disini dia melepaskan
hormon. Ada 2 hormon yaitu ADH dan OKSITOSIN.
b. Bagian anterior disebut HIPOFISIS
berisi kelenjar-kelenjar dan menghasilkan TSH,
ACTH, FSH, LH, Prolaktin, dan Growth Hormone.
c. Terdapat bagian Intermediet (tengah) tetapi ini hanya ada
pada hewan karena pada manusia mengalami rudimenter.
• Secara tidak langsung mengontrol:
pertumbuhan, metabolisme, reproduksi seksual, laktasi
• MSH disekresi oleh Hipotalamus
tetapi prosesya dibantu oleh Hipofisis

alika - fauzan - irfan 164 winata fika


FISIOLOGI HORMON
drh. Zulkhah Noor
(MSH dan SENSORI)

Hypothalamus mengatur releasing hormon hipofisis anterior


• Releasing hormones (hormon pelepasan)
Mensekresi seperti neurotransmitter dari axon saraf ke kapiler
dan vena ke hipofisis anterior (adenohypophysis)
TRH-----mengaktivasi TSH
CRH----- mengaktivasi ACTH
GnRH (=LHRH)--- mengaktivasi FSH and LH
PRF----- mengaktivasi PRL
GHRH---- mengaktivasi GH

• Hormon Penghambat
PIF-----menghambat PRL
GH inhibiting hormone ---menghambat GH

BAGIAN-BAGIAN KELENJAR HIPOFISIS

alika - fauzan - irfan 165 winata fika


FISIOLOGI HORMON
(MSH dan SENSORI) drh. Zulkhah Noor
HORMON KELENJAR HIPOFISIS

Can we put it all together?


Blue is from hypothalamus
Black is from pituitary
TRH (thyroid releasing hormone) mengaktifkan TSH
CRH (corticotropin releasing hormone) mengaktifkan ACTH
GnRH (gonadotropin releasing hormone) mengaktifkan FSH dan LH
PRF (prolactin releasing hormone) mengaktifkan PRL
GHRH (growth hormone releasing hm) mengaktifkan GH

TSH : thyroid-stimulating hormone → merangsang tiroid untuk


menghasilkan hormon tiroid
ACTH : adrenocorticotropic hormone → merangsang korteks ad-
renal untuk menghasilkan kortikosteroid (aldosteron dan
kortisol)
FSH : follicle-stimulating hormone → merangsang follicle
growth dan produksi estrogen ovarium; merangsang pro-
duksi sperma dan protein pengikat androgen
LH : luteinizing hormone → mengatur ovulasi dan pertumbu-
han korpus luteum; merangsang sekresi androgen oleh
sel-sel intersisial di dalam testis
GH : growth hormone (hormon somatotropik) → merangsang
pertumbuhan skeletal epiphyseal plates dan merangsang
tubuh untuyk sintesis protein

alika - fauzan - irfan 166 winata fika


FISIOLOGI HORMON
drh. Zulkhah Noor
(MSH dan SENSORI)

PRL : prolactin → merangsang glandula mamae untuk


menghasilkan ASI
MSH : melanocyte-stimulating hormone → merangsang
melanosit; meningkatkan kesadaran mental
ADH : antidiuretic hormone (antidiuretik/vasopresin) →
merangsang ginjal untuk menahan air dari urin sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan darah
Oxytocin : mendorong kontraksi otot polos pada traktus reproduk-
si, pada wanita berfungsi untuk mengatur ASI di payudara

MSH
Fakta yang menarik tentang MSH: ada variasi dalam reseptor hor-
mon antarras/individu, menyebabkan perbedaanmenanggapi MSH
dalam darah.

ACTH: Adreocorticotropic hormone: synthesis and regulation of


secretion
Diproduksi di corticotrophs bagian anterior pituitary oleh pro-
teolytic processing pada Prepro OpioMelanoCortin (POMC).
Menghasilkan juga neuropeptide termasuk beta dan gamma lipotropin,
beta-endorphin, and alfa-melanocyte-stimulating hormone (alfa-MSH).
ACTH merupakan kunci regulator terhadap respon stress. ACTH
membentuk hingga 39 asam amino di mana hasil dari regulasi korteks
adrenal dan sintesis dari adrenocorticosteroids. Alfa-MSH berada
pertama kali pada 13 AA pada ACTH. a-MSH menstimulasi melano-
cytes dan dapat menggelapkan kulit. Kelebihan memproduksi ACTH
dapat menyebabkan meningkatnya pigmentation terhadap a-MSH.

Addison’s Disease
Penyakit ini dicirikan dengan hipofungsi adrenal. Untuk men-suf-
ficient-kan fungsinya, distimulasilah hipothalamus ngeluarin CRH
– corticotropine realising hormone. CRH merangsang anterior lobe untuk
mensekresikan ACTH. Hipersekresi ACTH nyebapin hipersekresi MSH!!

alika - fauzan - irfan 167 winata fika


FISIOLOGI HORMON
(MSH dan SENSORI) drh. Zulkhah Noor
• Penyakit dengan pasien yang kekurangan cortisol dari zona fasicu-
lata, dan sehingga kurangnya feedback negative yang dapat me-
nekan produksi ACTH.
• Hasil: Kelebihan produksi ACTH warna Kulit akan menghitam.
Ada 2 jenis enzim yang akan memotong POMC ini yaitu
proconvertagenase-1 dan -2 (PC1 & PC2). PC1 terletak di dalam
sel-sel kortikotroph pada hipofisis, sementara PC2 di
Hipothalamus.

PC1 bertanggung jawab atas sintesis:


1. Peptida N-peptides
2. Joining peptide
3. ACTH
4. β-endorfin
5. β-lipotropin

PC2 bertanggung jawab atas sintesis:


a. α-MSH
b. β-MSH
c. γ-MSH

Lihat gambar pemotongan POMC, kalo anak panah atas tuh PC1 sedang
PC2 adalah panah yang bagian bawah. kita juga bisa liat ada joining protein,
yang erat kaitannya dengan konektor antara gugus-N POMC dan ACTH.
MSH disintesis oleh neuron-neuron hipothalamus sangat dib-
utuhkan dalam regulasi hasrat makan (feeding desire). Nah,
bagaimana dengan MSH di perifer? hormon ini akan merangsang
Melanosit untuk aktif memproduksipigmen melanin –hitam. Mel-
anosit terletak diantara epidermis dan dermis (stratum basale).
POMC bukan hanya disintesis di sel-sel kortikotro-
pin lobus anterior hipofisis tapi juga di hipothalamus tepatn-
ya nukleus arkuatus, sel-sel dermis, dan jaringan limfoid. Tapi
POMC ini tidak dijadikan hormon –seperti yang telah dibahas
(enkefalin, MSH, ACTH, endorfin, etc). Pada area yang nggak punya en-
zim PC (proconvertagenase), akan mengalami pemecahan menjadi peptide-
peptide kecil dan fungsional lainnya, kalo punya enzim pemecah –selain PC.

alika - fauzan - irfan 168 winata fika


FISIOLOGI HORMON
drh. Zulkhah Noor
(MSH dan SENSORI)
Namun akan dipertahankan strukturnya, kalo ga ada enzim pemecahnya!!
Feeding desire dapat di rangsang maupun dihambat. Nah, kalo di-
hambat maka energy expenditure (pemanfaatan energy) meningkat.
Mekanisme tersebut tak lepas oleh peran neuron dan neurotransmitter
hypothalamus.
Ada 2 jenis neuron yang berperan baik dalam stimulasi maupun
inhibisi pusat makan adalah :
1. Neuron POMC yang memproduksi α-MSH dan Cocaine- and
Amphetamine-Related Transcript (CART) akan menekan pu-
sat lapar dan merangsang energy expenditure. Nah, setelah
terbentuk α-MSH maka ia akan masuk pada sel-sel di nucle-
us paraventrikulare. Bagaimana dia masuk adalah lewat resep-
tor. Ada 5 macam reseptor buat hormon ini mulai dari MCR 1
(melanocortin receptor) sampe yangberhubungan dengan intake
dan energy adalah MCR-3 dan -4 (utamanya adalah MCR-4).
Saat terstimulasi akan menekan pusat lapar dan meningkatkan
pemakaian energy. Saat termutasi, resiko obes dapat mening-
kat. Setelah nucleus paraventrikulare maka akan menuju ke nu-
cleus traktus solitaries (NTS) dan merangsang system simpatis.
2. Neuron penghasil orexigenic substances neuropep-
tide Y (NPY) dan agouti-related protein (AGRP).

alika - fauzan - irfan 169 winata fika


FISIOLOGI HORMON
(MSH dan SENSORI) drh. Zulkhah Noor
ACTH
ACTH itu membentuk sekitar 39 asam amino yang merupakan hasil
dari regulasi korteks adrenal dan sintesis dari adreno-cortico-steroids.

α-MSH terletak di 13 asam amino pertama dari ACTH ini. Nah,


α-MSH ini akan menstimulasi melanocytes dan akan membuat
warna kulit tubuh menjadi lebih gelap.

Produksi berlebihan dari ACTH akan menyebabkan


meningkatnya pigmentasi dari α-MSH, makanya jadi gelap gituh.

ADDISON’S DISEASE

Addison’s Disease merupakan penyakit kurangnya


kortisol dari zona fasiculata, sehingga feedback negative
untuk menekan produksi ACTH juga berkurang.

Hasilnya apa tante?


Karena penekan produksi ACTH berkurang, maka akan ada kelebihan
produksi dari ACTH. Nah, seperti yang kita tau, kalo ACTH
produksinya berlebihan akan menggelapkan kulit
karena MSHnya meningkat om.

Penyakit ini punya karakteristik yaitu adrenal yang


hipofungsi. Nah untuk mengembalikan fungsinya, maka
hipotalamus distimulasi untuk mengeluaran Corticotropin
Releasing Hormone (CRH) yang akan merangsang lobus anterior
untuk mensekresikan ACTH. Cuma, seperti yang dibahas
barusan, kalo ACTH hipersekresi, maka MSH juga hipersekresi.
Berbanding lurus om.

β-ENDORPHIN

- Bahan ini diproduksi sebagai hasil dari sintesis ACTH.


- Terikat pada reseptor opiate

alika - fauzan - irfan 170 winata fika


FISIOLOGI HORMON
drh. Zulkhah Noor
(MSH dan SENSORI)
- Hasilnya pada “Runner’s High”
- Perannya pada pituitary anterior masih belum diketahui
- Merupakan salah satu dari opioid endogen, seperti enkephalins

MELANOCYTE-STIMULATING HORMONE (MSH)

- Peptida MSH diperoleh dari pembelah-


an proteoliticnya POMC (bukan PMC ya)
- α-MSH mempunyai efek antipyretic dan antiinflamasi, yang
juga punya efek dalam menghambat sekresi CRH dan LHRH.
- Ke-5 reseptor dari MSH sudah diidentifikasi
- Regulasinya pada feeding behavior
- ACTH mempunyai aktivitas mirip dengan MSH, na-
mun MSH tidak punya aktivitas yang seperti ACTH.
- Hormone ini disintesis di area hipofisis anterior, bersama dengan
hormone lainnya. Pada hipotalamus akan melakukan ekspansi
membentuk hipofisis, dan akan dibagi menjadi lobus anterior (ade-
nohipofisis), lobus intermediet, dan lobus posterior (neurohipofisis)
- Pada lobus anteriornya, merupakan tempat stimulasi hipotalamus
releasing hormone (misalnya CRH) yang nantinya hormone yang
dilepas oleh hipofisis akan masuk ke area sistemik melalui hormone
yang dikonsumsi oleh saraf sekitar sehingga tidak berefek sistemik.
- MSH dibentuk oleh neuron-neuron di hipotalamus (memili-
ki enzim PC2) dan berperan dalam regulasi keinginan makan
- Melanosit terletak di antara dermis dan epider-
mis di kulit. MSH merangsang pembentukan
pigmen-pigmen hitam melanin dan melekat di epidermis.
- Terlihat pada penyuntikan MSH pada seseorang, kurang lebih 8-10
hari orang tersebut nampak hitam-hitam pada kulitnya. Hal ini
nampak sekali pada orang yang mempunyai genotip kulit hitam.
- Pada binatang rendah mempunyai lobus intermediat hipofi-
sis yang nampak lebar dan menghasilkan MSH dalam
volum cukup tinggi. manusia tidak punya lobus intermediet.
- Sekresi MSH tidak terangsang oleh hormon-hor-
mon hipotalamus, dan memberikan respon den-
gan adanya cahaya dan faktor lingkungan.

alika - fauzan - irfan 171 winata fika


FISIOLOGI HORMON
(MSH dan SENSORI) drh. Zulkhah Noor

- Deret asam amino ACTH bersamaan dengan deret asam amino


MSH, sehingga jika ACTH sedang berefek maka kurang lebih
1/30-nya MSH ikut berefek

Analog MSH
• Afamelanotide ([Nle4-D-Phe7]-α-MSH) adalah analog
dari α-MSH diberikan sebagai injeksi subkutan.
• Afamelanotide saat ini sedang menjalani uji coba fase II dan III di
Eropa dan Amerika Serikat untuk penyakit kulit termasuk vitiligo,
protoporphyria erythropoietic, polimorfik akibat pancaran cahaya
dan pencegahan keratosis actinic pada penerima transplantasi organ
• POMC melepaskan α-MSH, kemudian berikatan den-
gan melanocortin receptor yang terdapat di nuclei para-
ventrikulare, ada 5 subtipe melanocortin receptor (MCR)
• MCR-3 dan MCR-4 adalah penting untuk
meregulasi intake makanan dan balans energi.
• Aktivitas reseptor-reseptor ini menurunk-
an intake makanan dan menaikan pemakaian energi
• Penurunan aktivitas MCR-3 dan MCR-4 menaikkan
intake makanan dan penurunan pemakaian energi.
• Efek aktivitas MCR adalah pada peningkatan pemakaian en-
ergi, oleh aktivitas jalur neron yang berjalan dari nuklei
paraventrikulare menuju ke nukleus traktus solitari-
us (NTS) dan merangsang aktivitas sistem simpatis.
• Sistem melanokortin hipotalamus berperan san-
gat kuat dalam regulasi penyimpanan energi tubuh
• Jalur melanokortin ada hubungannya dengan obesitas
• Mutasi MCR-4 yang terkenal pada
mono-genik (single gene) mengakibatkan terjadinya obesitas

Reseptor MELANOCORTIN

Reseptor melanocortin adalah kelompok G protein-coupled reseptor,


efek dari melanocortins - melanotropins (MSH) dan hormon adrenokor-
tikotropik (ACTH) – berkaitan. Ada lima reseptor, yaitu MC1R -MC5R.

alika - fauzan - irfan 172 winata fika


FISIOLOGI HORMON
drh. Zulkhah Noor
(MSH dan SENSORI)

  MELANOCORTIN-1 RECEPTOR (MC1R)

• Reseptor melanocortin 1 (MC1R) milik reseptor melanocortin dan


merupakan lokus gen manusia pada kromosom 16 Q24.3 dikodekan
transmembran G protein-coupled reseptor, yang dinyatakan dalam-
melanosit dan kontrol pembentukan warna kulit.
• Ada lebih dari 30 alel reseptor yang berbeda yang menentukan je-
nis kulit (sensitivitas kulit terhadap radiasi dan sengatan matahari).
• Sebuah mutasi tertentu menyebabkan kerentanan turun-temurun
untuk melanoma maligna
• Lokus reseptor ini disebut lokus Extension.

MELANOCORTIN-2 RECEPTOR

• Reseptor ini terdapat dalam korteks adrenal dan memediasi efek ACTH.
• Merupakan gabungan reseptor G-protein dari reseptor melanocortin.
• MC2R pada manusia dikodekan pada segmen kromosom
18p11.2 dan mengandung 297 asam amino.
• Mutasi MC2R yang menyebabkan defisiensi
cortisone tipe 1, yang resisten terhadap ACTH.

MELANOCORTIN-3 RECEPTOR

• Bagian dari kelompok reseptor melanocortin dan


merupakan reseptor G-protein-coupled.
• Terdapat di otak (ada terutama di daerah hipotalamus dekat
organum vasculosum lamina terminalis), plasenta, jaringan
usus tetapi tidak terdapat dalam korteks adrenal atau melanosit.
• Hal ini diaktifkan oleh α-MSH, β-MSH, γ-MSH dan ACTH,
dan terlibat dalam regulasi otonom dalam penurunan respon
demam, atau untuk mempengaruhi pemanfaatan makanan den-
gan mengurangi kontra-regulasi dengan sindrom metabolik.
• MC3R dikodekan pada daerah kromosom
20q13.2-q13.3 dan mengandung 360 asam amino.

alika - fauzan - irfan 173 winata fika


FISIOLOGI HORMON
(MSH dan SENSORI) drh. Zulkhah Noor

MELANOCORTIN-4 RECEPTOR

• Bagian dari kelompok reseptor melanocortin dan


merupakan reseptor G-protein-coupled.
• Terdapat di otak (ada terutama di daerah hipotalamus dekat
organum vasculosum lamina terminalis) dan di jaringan usus tetapi
tidak dinyatakan dalam plasenta, adrenal korteks atau melanosit.
• Hal ini diaktifkan oleh α-MSH, β-MSH, γ-MSH dan ACTH
dan terlibat dalam regulasi otonom dari homeostasis energi.
Menjaga suhu tubuh normal, menekan respon demam.
Dia juga menekan nafsu makan (misalnya, dalam kon-
teks cachexia kanker) dan mempengaruhi konsumsi energi
dalam metabolisme dan meningkatkan gangguan hasrat seksual.
• Protein untuk MC4R dikodekan pada kromosom 18q22
bagian dalam ekson dan mengandung 333 asam amino.
Mutasi pada MC4R juga dapat dikaitkan dengan heterozigot dengan
autosomal warisan menimbulkan kecenderungan untuk obesitas.

MELANOCORTIN-5 RECEPTOR

• Merupakan protein pada manusia yang dikodekan oleh gen MC5R.


• Terletak pada kromosom 18 dalam genom manusia.
• Pada tikus:
Ketika melanocortin 5 reseptor yang diinduksi, terjadi gangguan
kelenjar eksokrin yaitu berkurangnya produksi kelenjar sebaceous.

alika - fauzan - irfan 174 winata fika


FISIOLOGI HORMON
drh. Zulkhah Noor
(MSH dan SENSORI)
REGULASI SEKRESInya AC

Stimulasi yang memacu pelepasan ACTH :


- CRH dan ADH
- Stress
- Hipoglikemia

CRH dan ADH disintesis di hipotalamus. ADH


(vasopressin) diproduksi oleh pituitary posterior dan men-
capai pituitary anterior melalui arteri hipofiseal inferior.

Nah, defisiensi dari vasopressin (ADH) secara herediter pada penderi-


ta diabetes insipidus yang sebanding dengan penurunan pelepasan ACTH.

alika - fauzan - irfan 175 winata fika


FISIOLOGI HORMON
(MSH dan SENSORI) drh. Zulkhah Noor
Vasopressin mempengaruhi
CRH pada hipotalamus dan pituitary.
Banyak neuron vasopressinergic yang juga mengandung
CRH dan akan menghasilkan co-release dari 2 peptida
menuju ke portal darah atau pembuluh darah portal.

KELENJAR PINEAL

- Kelenjar ini terletak diakh-


ir tangkai pendek diatap diencephalon
- Pinealocytes dengan partikel kalsium padat dapat dilihat
dengan menggunakan X-Ray, karena mengandung Ca2+
- Melatonin akan membantu mengatur ritme sirkadia, yai-
tu jam biologis dari ritme diurnal (pada malam hari)
- Umpan balik yang rumit melalui input visual retina

HORMON YANG PENTING DALAM TUMBANG JANIN

• Tiroid dan Insulin


• Defisiensi hormone tersebut pada ibu hamil akan terjadi gang-
guan tumbuh kembang janin, yaitu fisik, mental, dan sensori.

alika - fauzan - irfan 176 winata fika


FISIOLOGI HORMON
drh. Zulkhah Noor
(MSH dan SENSORI)

1. Dimanakah ACTH diproduksi...


A. Hipofisis anterior
B. Hipofisis posterior
C. Korteks
D. Kidney
E. Skin
2. Di bawah ini merupakan bagian bagian kelenjar endokrin
utama, kecuali...
A. Hypothalamus
B. Thyroid gland
C. Thymus
D. Adrenal gland
E. Insulin
3. Manakah yang merupakan penghasil hormone endokrin?
A. Paru paru
B. Epidermis
C. Pankreas
D. Hypothalamus
E. Semua benar
4. Manakah hormone yang penting dalam tumbuh kembang janin...
A. MCH
B. ACTH
C. Tiroid dan Insulin
D. Thymus
E. ADH
5. β – Endoprhin diproduksi sebagai hasil dari sintesis...
A. MSH
B. Kortisol
C. ACTH
D. Timus
E. Insulin

alika - fauzan - irfan 177 winata fika


FISIOLOGI HORMON
(MSH dan SENSORI) drh. Zulkhah Noor

6. Bagian kelenjar endokrin utama yang secara tidak langsung


mengontrol pertumbuhan, metabolisme reproduksi seksual laktasi
adalah...
A. Hypothalamus
B. Adrenal gland
C. Insulin
D. Thymus
E. Thyroid gland

7. Di bawah ini fakta unik tentang MSH yang benar adalah...


A. Ada variasi dalam reseptor hormone antara ras/individu
B. Tidak ada variasi dalam reseptor anak kembar identik
C. Variasi yang terdapat dalam reseptor hormonr
digolongkan warna kulit
D. MSH yang terdapat pada darah orang yang tinggal di
pegunungan lebih banyak
E. Semua jawaban benar

8. Pada penyakit Addison’s pasien dapat mengalami kekurangan...


A. Endorphin
B. Insulin
C. Adrenal
D. Cortisol
E. MSH

alika - fauzan - irfan 178 winata fika


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes
KELAINAN REFRAKSI
dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes

Assalamu’alaikum, apa kabar medallion and amygdala lovers? Kali ini


kita akan belajar materi kuliah dari dokter Meida. Kuliahnya beliau selalu seru
kan guys? Jadi pada kesempatan kali ini kita bakalan belajar tentang kelainan
refraksi. Jangan Cuma buat MCQ aja ya, karna ini nanti banyak di soal UKDI
serta kompetensi sebagai dokter layanan primer. Keep reading with your smile

● Mata adalah alat refraksi (alat pembias)


● Mampu membelokkan cahaya yang masuk sehingga terbentuk bayangan
di retina
● Sifat bayangan di retina (Kayak klise :3):
1. Hitam
2. Terbalik
3. Lebih kecil

Aisyah - Hanum & Ella 179 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes

Sebelumnya apa itu Refractive Error? Artinya adalah terdapat kesalahan atau
kelainan pada media refraksi mata. Sehingga bayangan tidak difokuskan pada
retina dimana pada retina terdapat reseptor saraf sensori yang nantinya akan
meneruskan impuls ke otak. Penyebabnya:
• Diameter anterior-posterior (axial length) >> jarak dari lensa sampai retina.
Dapat diukur dengan pemeriksaan USG. Ini adalah penyebab paling sering
• Index Refraksi (kekuatan dari media refraksi)
• Lensa
Kasus refractive error yang paling sering adalah MYOPIA. Nah kita kan dari tadi
menyebut media refraksi, media refraksi artinya sama dengan penghantar si-
nar, yaitu:

Aisyah - Hanum & Ella 180 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes

PEMERIKSAAN VISUS

PERLU DIINGAT ! JANGAN LUPA TU-


TUP MATA SALAH SATUNYA! Mata
yang diperiksa gentian ya antara OD
dan OS!

Gambar Ketajaman pemandangan


jauh jarak 6m

Pemeriksaaan visus menggunakan snellen chart, seperti pada gambar di


bawah ini:

Aisyah - Hanum & Ella 181 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes

Aisyah - Hanum & Ella 182 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes

♦ Pinhole : penutup mata yang di tengahnya ada lubang kecil (berukuran 1-2
mm).
♦ Dengan adanya lubang kecil maka hanya berkas cahaya aksial (yang paling
tengah) yang masuk retina.
♦ Jika dengan uji pinhole bertambah (membaik) maka terdapat factor refrak-
si yang menyebabkan penurunan visus.

Seperti apakah pandangan yang baik???


o Tidak ada kesalahan refraksi
o Media refraksi yang bersih dan baik
o Fundus dalam kondisi sehat (dari retina sampai syaraf ke otak)
o Jalur penglihatan yang normal (jadi urutannya bener dari kornea, pupil,
lensa dan seterusnya)
o Pusat penglihatan yang baik (lapang pandang lurus dan baik)
o Kesadaran yang baik (contoh kalo pada orang yang mengalami schizophre-
nia atau gangguan jiwa terkadang ngeliat benda terbang sendiri atau mera-
sa kucing peliharaannya bisa bicara, jadi pandangan yang baik harus sadar.)

8 STATUS REFRAKSI
1. Emmetropia
2. Miopia
3. Hipermetropia
4. Astigmat miop simpleks
5. Astigmat miop kompositus
6. Astigmat hipermetrop simpleks
7. Astigmat hipermetrop kompositus
8. Astigmat mikstus

Udah nginget-nginget anatomi mata, bahas sedikit pemeriksaan visus sama


pinhole test. Nah, sekarang kita mulai bahas satu persatu kelainan refraksi,
Semangat kawan2 :3

Aisyah - Hanum & Ella 183 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes
Emmetropia
Sinar sejajar yang dating dari jarak 6 meter atau lebih akan terfokus
pada retina (tepatnya di makula). Emmetropi adalah keadaan dimana mata
dapat melihat secara baik dan normal tanpa kacamata. Objeknya dapat terli-
hat, tentu saja dengan pantulan cahaya. Jika ada cahaya datang dari jauh (>6
meter = sinar parallel = tak hingga) akan difokuskan di retina dengan sistem
refraksi. Pada emmetropi ini cahaya akan focus dan tepat jatuh di retina.

Ametropia
Jika cahaya parallel tidak dapat difokuskan di retina. Sinar sejajar yang
dating dari jarak 6 meter atau lebih TIDAK terfokus pada retina (di depan atau
di belakang retina).
Ametropia, dipengaruhi oleh :
- Aksis
- Kurvatura
- Indek bias
- Posisilensa
Untuk penglihatan jarak dekat, cahaya tidak parallel akan tetapi divergen
(menyebar). Nah, untuk memfokuskan bayangan di retina maka lensa bu-
tuh akomodasi dengan mencembungkan lensa mata agar cahaya menjadi
konvergen (mengumpul) sehingga dapat focus di retina. Nah yang termasuk
ammetropia ini adalah Miopi (rabun jauh), Hipermetropi (Rabun dekat),
Astigmatisma (Silinder).

Aisyah - Hanum & Ella 184 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes

Hipermetropia : bayangan jatuh di belakang retina


Emmetropia : bayangan jatuh tepat di retina
Miopia : bayangan jatuh di depan retina

Miopi
Miopi adalah kelainan refraksi yang populer dengan nama ‘mata minus’.
Penyebabnya: diameter antero-posterior terlalu panjang. Sehingga bayangan
tidak bisa sampai ke retina dan keburu jatuh di depan retina. (Sumbu mata
terlalu panjang, normal : 24 mm, fokus di depan retina). Kausa : multifaktorial
(genetik ditambah lingkungan)
Kalau jarak antero-posterior ini lebih dari normal, tiap kelebihan 1 mm kira-
kira menambah mata minus sebanyak 3 dioptri. Tapi ini cuma perkiraan saja,
karena masih ada factor kornea (misal pada penderita kornea yang keratokonus
atau kornea yang terlalu lancip berbentuk seperti kerucut).

Aisyah - Hanum & Ella 185 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes
Faktor resiko miopia :
1. Herediter
2. Lingkungan
Prevalensi miopia :
● Kedua orang tuanya miopia : 33-60%.
● Salah satu orang tua miopia : 23-40%.
● Orang tua tidak miopia : 6-15%
Derajat miopia :
● < 3 Dioptri : miopia ringan
● 3 – 6 Dioptri : miopia sedang
● > 6 Dipotri : miopia tinggi

Penderita Myopi butuh koreksi dengan kacamata berlensa sferis nega-


tive. Jika penderita setelah dites ternyata minus 3 artinya bayangan jatuh di de-
pan retina sejauh 3 dioptri (S= -3 d). Semakin tinggi derajat myopia, maka akan
semakin buram pandangannya, otomatis akan semakin berusaha mendekat-
kan diri pada objek yang dilihat.

Komplikasi Myopi
- Ablatio Retina : terlepasnya atau robeknya retina, retina semakin tipis se-
hingga mudah lepas (disebut juga Stapiloma posterior. Ada juga yang na-
manya Myopia Crescent : saking tipisnnya retina sehingga mudah robek
atau lepas, tidak melekat pada koroid, akan tampak seperti bulan sabit)
- Glaucoma : Lama kelamaan akan menjadi KEBUTAAN
- Macular hole
- Perdarahan macula
- Pada mata dengan miopia tinggi akan terdapat kelainan pada fundus okuli
seperti:
♦ Degenerasi makula,
♦ Degenerasi retina bagian perifer,
♦ Miopik kresen (gambaran bulan sabit yang terlihat pada polus poste-
rior fundus mata miopia, yang terdapat pada daerah papil saraf optik
akibat tidak tertutupnya sklera oleh koroid)

Aisyah - Hanum & Ella 186 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes

PERJALANAN MIOPI
o Miopia stasioner ialah miopia yang menetap setelah dewasa
o Miopia progresif ialah miopia yang bertambah terus pada usia dewasa aki-
bat bertambah panjangnya bola mata
o Miopia maligna ialah miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengaki-
batkan ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan miopia pernisiosa =
miopia degeneratif

SIGN AND SYMPTOMS dari MIOPI


● Bola mata lebih besar.
● Pandangan jarak jauh tampak kabur.
● Pandangan jarak dekat jelas.
● Anak dengan mata myopi akan mendekat ke benda yang dilihatnya karena
dari jauh tidak terlihat jelas.
● Ketika Myopia minusnya sangat tinggi sampai tidak bisa dikoreksi lagi maka
akan menjadi Myopia Maligna / Myopia Patologis.
● Jika keparahan myopia terus menerus bertambah dengan cepat maka dise-
but Myopia progressive.

Ketika jarak baca <30 cm seperti pada


gambar di samping, maka yang terjadi
adalah:
a. Mata akan berakomodasi berlebihan
(melihat jarak dekat akomodasi)
b. Butuh konsentrasi ekstra

Aisyah - Hanum & Ella 187 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes
Hipermetropia
• Kausa : multifaktorial (genetik ditambah lingkungan)
• Sumbu mata terlalu pendek, focus imajiner di belakang retina (Normal :
24 mm), artinya diameter antero-posterior lebih pendek daripada normal,
Sehingga bayangan akan jatuh di belakang retina.
• Pemendekan sumbu 1 mm menyebabkan hipermetropia 2 Dioptri.
• Atau dikenal juga dengan nama Hyperopia atau mata plus
• Pandangan jarak jauh butuh akomodasi, pandangan jarak dekat butuh ako-
modasi ekstra. Kalau pada penderita myopia, dia tidakakan berakomodasi
karena fungsi dari berakomodasi itu untuk memajukan bayangan. Semen-
tara pada penderita myopia bayangannya udah maju duluan.
• Koreksi dengan lensa sferis positif. Sama aja prinsipnya sama penderita my-
opia. Jika setelah dites ternyata pasien plus 2 artinya bayangannya jatuh 2
dioptri di belakang retina (S= 2 d)

Macam-macam hipermetropia :
♦ Hipermetropia manifest : ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan
kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal.
o H. Fakultatif (dapat diatasi dengan akomodasi)
o H. Absolut (tidak dapat diatasi dengan akomodasi)
♦ Hipermetropia laten ialah hipermetrop yang dapat diatasi oleh tonus m.si-
liaris
♦ Hipermetropiatotal: gabungan dari hipermetropi manifest dan hipermeto-
pi laten.

Aisyah - Hanum & Ella 188 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes
Hipermetropia juga dapat diklasifikasikan :
- Hipermetropia ringan (≤ +2,00 D)
- Hipermetropia sedang (+2,25 - +5,00 D)
- Hipermetropia berat (≥+5,00 D)

Komplikasi
● Strabismus (esotropi) terjadi akibat pasien melakukan akomodasi terusme-
nerus, juling kedalam.
● Glaukoma terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan
mempersempit sudut bilik mata.
● Ambliopia terjadi akibat mata tanpa akomodasi tidak pernah melihat obyek
dengan baik dan jelas. Bila terdapat perbedaan kekuatan hipermetropia
antara kedua mata, maka akan terjadi ambliopia pada salah satu mata ber-
gulir ke temporal

Sign and Simptom dari hpermitropia


- Pandangan kabur
- Pandangan jarak dekat membutuhkan akomodasi :
● Tidak nyaman ketika membaca buku
● Cepat lelah ketika membaca buku. Apalagi kalau bacanya sambil jog-
ging keliing kompleks
● Sakit kepala, kaku leher, muntah

Astigmatisma
Biasanya dikenal dengan nama ‘mata silinder’. Kausa : kurvatura ko-
rnea yang tidak sferis (agak lonjong seperti sendok) artinya permukaan kornea
yang tidak merata. Fokus tidak berbentuk titik tetapi garis (seperti gambar di
bawah).

Aisyah - Hanum & Ella 189 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes
♦ Keadaan dimana cahaya difokuskan pada 2 titik yang berbeda. Misal me-
lihat huruf E. huruf E kan ada garis vertical dan horizontalnya. Nah pada
penderita astigmatisma cuma bisa melihat jelas garis vertikalnya saja atau
horizontalnya saja karena yang difokuskan sampai retina hanya salah satu
garis saja.
♦ Pandangan penderita astigmatisma akan terlihat “shadowy” atau mem-
bayang
♦ Astigmatisme dikoreksi dengan kacamata berlensa campuran antara lensa
sferis dan silindris.
♦ Penderita astigmatisma tidak bisa melihat garis pada sudut-sudut terten-
tu. Loh? Gimana bisa tau dia astigmatisma sudut yang mana? Masa diukur
pake busur?. Bukan begitu, kawan. Jadi pada papan uji snellen kan diatas
huruf E ada garis-garis. Ada yang posisi 90°, 45°, 180°. Ketika di tes, pada
garis yang mana si penderita tidak dapat melihat jelas. Misal dia tidak bisa
melihat garis pada sudut 180° (yang horizontal) dan bayangan jatuh di de-
pan retina sejauh 2 dioptri (astigmat myop simplex). Jadi pada penulisan
resep kacamatnya C = -2 d axis 180°

Penyebab :
1. Lengkungan jari-jari pada satu meridian kornea lebih panjang dibanding
jari-jari meridian yang tegak lurus padanya.
2. Jaringan parut pada kornea
3. Pasca pembedahan mata. Jahitan yang terlalu kuat pada bedah mata dapat
mengakibatkan perubahan pada permukaan kornea

Macam- macam astigmat :


1. Astigmatisme regular yaitu suatu keadaan refraksi dimana terdapat dua
kekuatan pembiasan yang saling tegak lurus pada sistem pembiasan mata
2. Astigmatisme iregular yaitu astigmatisme yang terjadi tidak mempunyai 2
meridian saling tegak lurus.

Aisyah - Hanum & Ella 190 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes
Macam-macam astigmatisma berdasarkan jatuhnya bayangan:
1. Astigmat miop simpleks ialah Bayangan satu jatuh DI RETINA, yang satun-
ya lagi di DEPAN RETINA
2. Astigmat miop kompositus Kedua bayangan sama-sama jatuh DI DEPAN
RETINA tapi pada JARAK YANG BERBEDA DARI RETINA (beda titik)
3. Astigmat hipermetrop simpleks ialah Bayangan satu jatuh di RETINA, yang
satunya lagi di BELAKANG RETINA
4. Astigmat hipermetrop kompositus ialah Kedua bayangan sama-sama jatuh
DI BELAKANG RETINA tapi pada JARAK YANG BERBEDA DARI RETINA (beda
titik)
5. Astigmat mikstus ialah Bayangan satu jatuh di DEPAN RETINA, dan yang
satunya lagi jatuh di BELAKANG RETINA

Terapi kelainan refraksi


1. Kacamata
2. Lensa kontak : kurang aman dibandingkan dengan pake kacamata. Jadi un-
tuk yang pake lensa kontak harus ekstra hati-hati ya. Jangan kering juga
matanya.
3. Bedah refraktif

Presbiopia
Pandangan jarak dekat membutuhkan akomodasi mata. Usaha akomo-
dasi dilakukan oleh lensa mata. Pada manula, daya akomodasi ini sudah tidak
maksimal lagi akibat aging process “PRESBYOPIA” (butuh kacamata baca).
Merupakan proses fisiologis. Punctum proksimum telah begitu jauh

Penyebab : Daya akomodasi berkurang (pengaruh lensa makin keras dan kon-
traksi otot siliar berkurang)

Gejala :
Menjauhkan bahan bacaan, Astenofia, Sakit mata, Cepat lelah

Aisyah - Hanum & Ella 191 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes
Terapi : Dengan menggunakan kacamata sferis positif (tergantung umur)
40 tahun : addisi S+1 D
45 tahun : addisi S+1,5 D
50 tahun : addisi S+2 D
55 tahun : addisi S+2,5 D
60 tahun : addisi S+3 D

ISTILAH-ISTILAH
● Anisometropia : adanya perbedaan derajat kelainan refraksi pada
kedua mata.
● Antimetropia : status refraksimata yang berbeda (yang satu hi-
permetropia dan yang lain miopia).
● Aniseikonia : perbedaan besar bayangan antara kedua mata.
● Asthenofia : mata lelah
● Ambliopia : mata malas (mata dengan struktur normal tapi fungsi
menurun), Macam-ambliopia:
- Ambliopia anisometropia (beda ukuran mata kanan dan kiri )
- Ambliopis strabismik (strabismus)
- Ambliopia exanopsia (media refrakta tertutup)

Aisyah - Hanum & Ella 192 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes

Aisyah - Hanum & Ella 193 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes

1. Pada jarak 5 meter saat laki-laki diminta menyebutkan huruf-huruf oleh


dokter dengan mata kanan, laki-laki tersebut tidak bisa menyebut dengan
benar huruf, maka bayangan mat kanan yang tunjuk oleh dokter jatuhnya
dimana?
a. Tepat di retina
b. Di belakang retina
c. Di depan retina
d. Diantara retina dengan nervus opticus
e. Dibagian iris

2. Seorang laki-laki usia 66 tahun datang dengan keluhan penglihatan tidak


jelas. Dia mengeluh tidak dapat melihat dengan jelas benda jauh dan tidak
dapat melihat tulisan dengan jelas pada kjarak baca. Kemungkinan apakah
yang diderita oleh pasien tersebut?
a. Miopia
b. Hipermetropia
c. Astigmatisme
d. Presbiopia
e. Niktalopia

3. Keluhan pasien (no. 2) disebabkan oleh beberapa hal. Berikut ini manakah
yang kemungkinan sebagai penyebab?
a. Peningkatan visus
b. Peningkatan titik dekat
c. Penurunan titik jauh
d. Peningkatan kemampuan total refraksi
e. Penurunan kemampuan melihat benda jauhi

4. Jika seorang pasien pada pemeriksaan visus hanya dapat melihat lambaian
tangan pada jarak 1 meter, maka visusnya...
a. 1/30
b. 1/60
c. 1/300

Aisyah - Hanum & Ella 194 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes
d. 1/200
e. 1/~

5. Adanya gangguan melihat jauh karena axis bola mata terlalu panjang dan
kornea tidak sferis dapat menyebabkan gangguan refraksi...
a. Presbiop
b. Miop
c. Hipermetrop
d. Astigmat miop kompositus
e. Astigmat miop simpleks
6. Pasien laki – laki usia 55 tahun tidak ada gangguan melihat jauh tetapi me-
negeluh gangguan membaca dapat menggunakan kacamata...
a. Lensa sferis positif 1,5 D
b. Lensa sferis positif 2,5 D
c. Lensa sferis negative 1,5 D
d. Lensa sferis negative 2,5 D
e. Lensa slinder positif 2,5 D

7. Merupakan salah satu komplikasi hipermetrop...


a. Ablasi retina
b. Makular hole
c. Katarak
d. Glaukoma
e. Strabismus

8. Pemeriksaan berikut untuk menentukan kelainan refraksi....


a. Pemeriksaan butawarna
b. Pemeriksaan pinhole
c. Pemeriksaan schimmer
d. Pemeriksaan tonometri sciotz
e. Pemeriksaan placido

9. Kelainan refraksi dengan letak fokus bayangan ada 2 buah yang terletak di
depan retina dan di retina...
a. Astigmat miop simpleks
b. Astigmat miop kompositus
c. Astigmat hipermetrop simpleks
d. Astigmat hipermetrop kompositus
e. Astigmat mikstus

Aisyah - Hanum & Ella 195 Ulvia


KELAINAN REFRAKSI dr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes
10. Adanya perbedaan besarnya bayangan pada kedua mata disebut...
a. Ambliopia
b. Astenofia
c. Antimetropia
d. Aniseikonia
e. anisometropia

11. Merupakan salah satu metode operasi nedah refraktif...


a. Iridektomi
b. Lasik
c. EKEK
d. Fakoemulsifikasi
e. Trabekulektomi

12. Kondisi berikut dapat menyebabkan hipermetropi...


a. Axis bola mata terlalu panjang
b. Lensa mata mundur ke belakang
c. Kurvatura kornea terlalu melengkung
d. Indeks bias naik
e. Akomodasi menurun

13. Hipermetropia yang masih bisa ditangani dengan akomodasi disebut...


a. Hipermetropia absolute
b. Hipermetropia laten
c. Hipermetropia mabnifest
d. Hipermetropia total
e. Hipermetropia fakultatif

Aisyah - Hanum & Ella 196 Ulvia

Anda mungkin juga menyukai