Fauzan-Alika-Irfan 1
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Terapi pada katarak yaitu di ektraksi katarak, ekstraksi extravaskuler. Berikut ini
daftar terapinya :
1. ECCE
2. SICS
3. Facoemulsifikasi
Fauzan-Alika-Irfan 2
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
RETINOPATHY DM
Fauzan-Alika-Irfan 3
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Orang yang DM bisa kena retinopathy, tapi kalo orang yang tidak DM, kemun-
gkinan tidak terkena retinopathy. Nah dari itu, di luar negeri, orang sejak dini
check up tentang kondisi tubuhnya, tapi kalo orang Indonesia, check upnya pas
kalo udah sakit atau sudah menderita. Jika di checkup lebih dini, bisa dicegah
lebih awal dan prognosisnya lebih baik.
Penyakit ini berkaitan dengan hipertensi, kelainan jantung dan ginjal. Berkaitan
juga dengan kehamilan.
Pada kehamilan, TBJ (taksiran berat janin) nya kok besar, maka kita harus curiga
bahwa ibunya dm dan apakah terkena ke anaknya.
Fauzan-Alika-Irfan 4
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Orang tua lebih tinggi angka kejadiannya. Tapi semakin ke sini jamannya, maka
semakin muda sudah ada proses degenerasi karena pola hidup yang buruk.
Dan harus ditangani sedini mungkin supaya prognosisnya baik dan belum ma-
suk ke stadium lanjut.
Pada orang retinopathy, akan ada perdarahan, nah perdarahan retina akan
mengarah ke vitreous, nah vitreous yang bening tadi akan penuh dengan da-
rah. Cara menghilangkannya dengan vitrektomi yaitu mencuci dan mengganti
cairannya.
Pathogenesis. Hiperglikemi bisa jadi angiopathy, ketidak seimbangan biokimia
dan menyebabkan kerusakan oklusi kapiler maupun pembuluh darah.
Kadar gula darah yang tinggi bisa berefek pada pembuluh darah retina. Pemb-
uluh darah bisa terhambat dan lama kelamaan akan pecah.
Fauzan-Alika-Irfan 5
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Stage Retinopathy DM
Akibatnya:
-Edema retina
-Hard Exudate
-Perdarahan retina
Arteria-venous Shunt.
Terbentuk pembuluh darah neovasku-
ler:
-Perdarahan vitreus
-Jaringan fibrous
-Ablasi retina
Fauzan-Alika-Irfan 6
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
3 Pembentukan pembuluh darah baru
yang rapuh
Arteria-Venous Shunt
Patogenesis Retinopati Diabetik seperti ini, retina akan terjadi oklusi atau
kebocoran maka akan langsung terjadi perdarahan ke cairan vitreus. Sedang-
kan kalo tersumbat, seperti gambar tersebut di atas maka akan terbentuk neo-
vaskuler yaitu pembuluh darah baru yang terbentuk karena adanya sumbatan
(obstruksi) yang menyebabkan darah mencari jalan lain untuk mengalir. Tetapi
pembuluh darah ini sangat rapuh sehingga rentan terhadap pecahnya pembu-
luh darah. Nah jika sudah pecah pembuluh darahnya akan terjadi sbb:
• Perdarahan vitreus : pembuluh darah yang pecah menyebabkan darah kel-
uar dan bercampur dengan humor vitreus (Hemoragi)
• Terbentuk jaringan fibrous : humor vitreous yang bercampur darah akan
mengental lalu akan mengendap dan membentuk jaringan ini
Fauzan-Alika-Irfan 7
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
• Ablasi retina : retina akan terangkat (ablasi). Jika terjadi perdarahan vitre-
ous, onsetnya akut. Kemudian CD terjadi pembengkakan dan macula men-
jadi tidak terlihat → visus kabur (jelek)
Nah ini adalah contoh pembuluh darah baru yang rapuh tadi..
- NVD : Neovascularization of the Disk → pembuluh darah baru yang muncul
di area discus / di sekitar papil (kiri)
- NVE : Neovascularization Elsewhere → pembuluh darah baru yang muncul
di area lain / jauh dari papil
Klasifikasi Klinis
■ Non-Proriferative Diabetic Retinopathy → belum muncul neovaskuler.
▷ Mild (ringan)
▷ Moderate (sedang)
▷ Severe (berat)
■ Proliferative Diabetic Retinopathy → sudah muncul neovaskuler, gambaran
saat oftalmoskop terlihat banyak pembuluh darah kecil-kecil. Jadi jika ada
edem, eksudat, dll tapi belum ada neovaskularisasi yang muncul maka ma-
sih masuk dalam NPDR (Neo-proliferative diabetic retinopathy).
MATA NORMAL
Fauzan-Alika-Irfan 8
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
CONTOH NPDR (tidak terbentuk anastomosis pembuluh baru)
Penanganan Retinopati DM
◆ Kontrol kadar gula darah (harus teratur). Beri konseling kepada pasien sam-
pai pasien mengerti dan mau menjalani terapi dengan sabar.
◆ Deteksi dini :
- DM tipe 1: periksa retina 5 th setelah onset gejala DM
- DM tipe 2: periksa retina setahun sekali sejak diagnosa DM ditegakkan
• Prinsip : Pencegahan penurunan penglihatan dengan fotokoagulasi laser
o Syarat:
■ Tepat waktu
■ Adekuat
• Vitrektomi
• Fotokoagulasi Laser (Panretinal Photocoagulation)
Prinsip : Energi cahaya diubah menjadi panas → koagulasi protein
Fauzan-Alika-Irfan 9
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Pertama diberi kontak lens, lalu iris pupil dilebarkan (Midriasis) sehingga
retina dapat terlihat. Kemudian ditembakkan lasernya (gambar kiri). Keadaan
setelah dilaser, ada banyak spot-spotnya (gambar kanan).
Vitrektomi
Mencuci Vitreus → dengan cara mengeluarkan cairan vitreous dikeluarkan
lalu diganti dengan cairan vitreous buatan yang baru. Vitrektomi adalah tin-
dakan untuk mengeluarkan jaringan yang berdarah dan jaringan parut yang
terbentuk. Ini dilakukan jika sudah tidak bisa dilaser (sudah parah). Jika pada
saat mau di vitrektomi ternyata ada katarak maka kataraknya harus diambil
dulu karena lensa yang keruh akan menutupi retina.
*Jika suatu saat nanti terjadi ketidaksengajaan misalnya seperti saat kita akan
melakukan vitrektomi tetapi tidak sengaja mengenai lensa mata maka lensa
akan menjadi keruh (katarak) → langsung dilakukan pengambilan lensa dan
diganti dengan yang baru. (Tapi kalo bisa jangan sampai terjadi)
Fauzan-Alika-Irfan 10
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
◆ Indikasi :
- Perdarahan Vitreus
- Ablasi retina tarikan / kombinasi dengan ablassi rhegmatogen (robekan)
- Neovaskularisasi tidak hilang dengan fotokoagulasi laser
- Edema retina tidak membaik dengan fotokoagulasi laser
Kombinasi Operasi
◆ Keuntungan:
- Hanya sekali dilakukan operasi, anastesi, dan penyembuhan paska operasi
- Memperbaiki penglihatan pada patologi vitreoretinal
- Hasil anatomi superior dan visual kantung Intraocular Lens (IOL) pada
lensektomi* parsplana menjadi lebih baik
*lensektomi: pengangkatan lensa mata
*parsplana: area untuk melakukan vitrektomi dimana tidak terdapat pemb-
uluh darah
Pada gambar bayangkan pasien sedang tiduran, lalu ada infus yang dima-
sukkan. Nah operasi ini tidak akan ada darahnya, karena alatnya dimasukkan
di parsplana.
Fauzan-Alika-Irfan 11
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Operasi ini dilakukan dengan cara potong-sedot-potong-sedot,dst. Jarin-
gan intraokuler harus selalu normal maka tidak boleh hanya dilakukan suction
(disedot) aja karena nanti bisa gembos/kempes atau juga tidak boleh hanya di
cutting (potong) saja sampai penuh intraokulernya karena bisa menekan lensa
lalu dapat menyebabkan glaucoma. Analoginya seperti balon yang diberi angin
terus-menerus maka akan menekan dinding balon, lama-kelamaan bisa mele-
tus karena tekanan didalam balonnya terlalu tinggi.
Fauzan-Alika-Irfan 12
Faris
Katarak dan dr. Yunani Setyadriana,
Retinopathy DM Sp. M
Fauzan-Alika-Irfan 13
Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
Fiza-Zhara-Nadia 14 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
SISTEM PANCA INDERA
Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna dalam segala hal, manu-
sia patutnya senantiasa bersyukur. Salah satunya adalah dalam hal penciptaan
panca indera manusia. Struktur dan fungsinya semua sempurna, optimal dan
taktertandingi oleh apapun termasuk robot paling canggih yang pernah dibuat
Subhanallah yaa...
Fiza-Zhara-Nadia 15 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
PENDENGARAN
Nikmat Allah berikutnya nih yaitu pendeng-
aran. Telinga merupakan organ pendengaran.
Dengan telinga kita dapat mendengarkan kepu-
tusan hakim, dan paling penting bagi seorang
dokter kita dapat mendengarkan keluhan pa-
sien dan keluarganya.
1. Golongan kafir
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringa-
tan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman”
“Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan
mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat”.
(Al-Baqarah : 6-7)
Ayat tersebut diatas bermakna bahwa orang-orang kafir tidak akan mem-
pan kamu beri nasihat. Karena Allah telah mengunci mati hati dan pendengran
mereka. Istilahnya sudah kebal. *Naudzubillah semoga bukan kita yaa...
Dan mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al-Qu-
ran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajar dari tanda-tanda
kebesaran Allah yang ada di cakrawala, di muka bumi, dan pada diri mereka
sendiri (misal sudah diuji dengan sakit). *huft sungguh merugi ya...
Fiza-Zhara-Nadia 16 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
2. Golongan munafik
“ Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka
setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang meny-
inari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat meli-
hat.”
“Mereka tuli, bisu dan buta*, maka tidaklah mereka akan kembali (kejalan
yang benar).”
*: tidak dapat menerima kebenaran
QS Al-Baqarah : 17-18
Golongan kedua ini juga disebut di dalam redaksi Al-Quran berkali-kali juga.
Orang-orang munafik yang bercirikan ketika berjanji dia ingkar, ketika berkata
dia berdusta, ketika diberi amanah dia khianat.*Naudzubillah semoga bukan
kita ya salah satunya...
PENCIUMAN DAN PERASA
Indera penciuman dan perasa merupakan sensasi kimia yang bersifat
lemah. Indera tersebut dapat memberikan hal yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan. Dan dapat menimbulkan selera makan.
Ludah sebagai perangsang dan getah lambung manusia tidak dapat menci-
um musuh diluar, tetapi dapat mencium atau merasakan bahaya.
• SNEEZING (BERSIN)
Nikmat Allah berikutnya nih, kelihatannya sepele ya,
tapi ketika kita sehari saja tidak bersin, penyakit-penya-
kit akan mudah masuk ketubuh kita *hii serem yaa..
jadi bersin itu berguna untuk membuang zat berbahaya
di tubuh kita .
Indera penciuman orang dewasa mempunyai sedikit perbedaan dengan bayi
yang notabene makannya sedikit, bayi mempunyai penciuman lemah. Sedang-
kan orang dewasa dapat merasakan keinginan makanan yang banyak.
Kelemahan penciuman manusia merupakan suatu anugrah Allah, karena
bila penciuman tidak lemah akan mencium bau busuk dari lingkungan. Sensa-
si kimia oleh chemoreceptors dan osmoreceptors berguna bagi homeostasis.
*Gak kebayang kan kalau penciuman manusia itu sensitif sekali, bau badan
teman sebelah kita yang cuma sedikit aja bisa kecium hidung kita dan akan
menggangu aktivitas kita pastinya. *Subhanallah ternyata always ada hikmah
ya dibalik penciptaanNya..
Fiza-Zhara-Nadia 17 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
PERABA
Kulit merupakan organ peraba, sensasi permukaan.
Dan tangan merupakan organ perasa yang dapat mera-
sakan ukuran, bentuk dan jaringan. Tangan merupakan
dasar peradaban manusia, karena dengan kedua tangan
dapat membuat pabrik dan menggunakan alat-alat serta
memeriksa pasien. Sentuhan juga dapat memperlihatkan
kecintaan dan keakraban kita lho.
Rasa sakit di dunia lebih ringan daripada di akherat. Sakit somatic merupakan
hadiah bagi manusia sebagai peringatan awal dari jaringan yang sakit. Hal itu
merupakan anugrah Allah, karena rasa sakit yang mendalam tidak dirasakan.
Panas merupakan hukuman di dalam akherat dan penderitaan di dalam dunia.
Begitu juga awan merupakan anugrah Allah untuk melindungi manusia dari
panas. Dingin dan panas merupakan anugrah Allah. Lapar dan dahaga dapat
dirasakan secara fisiologis, psikologis, dan moral sehingga dapat memberikan
peringatan terhadap jumlah makanan dalam tubuh sebelum kehabisan dan
adanya indikasi suatu penyakit. Misalkan penyakit DM.
Di surga tidak ada rasa kelaparan. Makanan penduduk neraka tidak akan
mengobati rasa lapar. Berikut ini beberapa ayat Quran yang menerangkan ten-
tang kondisi surga dan neraka. Semoga kita termasuk hambaNya yang berada
di surga yaa *amiin...T.T
1. Kondisi Surga
“Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang men-
galir. (warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang yang minum. Tidak
ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya.”
QS Ash Shaaffaat : 45, 46, 47
Fiza-Zhara-Nadia 18 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
2. Kondisi Neraka
“Yaitu orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).Kemudian dia tidak
mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.”
QS Al A’la :12, 13.
Nasihat dr. Titik di neraka itu kita akan merasakan sakit yang tiada hentinya.
Ketika didunia nih contohnya kamu kena luka bakar misal sampai parah ya,
sudah sampai derajat IV, pasti kamu sudah tidak akan merasakan apa-apa lagi
istilahnya sudah mati rasa, eiitss tapi dineraka beda, setelah kulit kita dibakar
hingga mendidih paling pol sampai derajat III, karena sebelum derajat IV ku-
litmu sudah dikembalikan ke kondisi awal, dan diulangi lah seterusnya azab
tersebut *astaghfirullah..
MODALITAS SENSORIS LAINNYA
Jadi selain nikmat dari Allah berupa panca indera yang telah dijabarkan di-
atas tadi, masih ada “panca indera” lain yang bisa dimiliki oleh manusia ten-
tunya atas izin Allah. Al-Quran dan Sunnah telah menggambarkan fenomena
persepsi ekstrasensorik sebagai inspirasi (ilham), intuisi (hadas), insting (jibill-
at), dan imajinasi (khayalan), telepati, dan mimpi.
Namun pada manusia hanya mimpi Nabi yang benar dan Al-Quran dan Sun-
nah telah melarang tentang astrologi, mengadu nasib, ramalan, serta sihir.
Fiza-Zhara-Nadia 19 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
TOBACCO AND THE AGING EYE (CATARACTS AND AGE-RELATED MACULAR
DEGENERATION)
Nah yang terakhir ini ada paparan tentang ba-
haya Rokok yang dapat merusak nikmat Panca
Indera manusia. Hayoo yang masih ngerokok,
semoga segera bertobat setelah baca ini~ aamiin
2. LEARNING OBJECTIVES
• Daftar penyakit mata akibat dari merokok
• Memahami bagaimana rokok dapat menyebabkan berbagai macam tipe
penyakit mata
• Memahami pentingnya berhenti merokok untuk mengurangi resiko pen-
yakit mata
3. CONTENT
a. Core slides
1. Epidemiologi secara global : kebutaan
2. Epidemiologi kebutaan (Indonesia)
3. Epidemiolog kebutaan (India)
4. Akibat yang ditimbulkan dari merokok pada mata
5. Tembakau dan Katarak : Evidence dari India
6. Merokok dan Katarak : mekanisme yang disarankan
7. Berhenti merokok dan Katarak
8. Merokok dan Age-Related Macular Degeneration (AMD)
9. Merokok dan mekanisme AMD
10. Berhenti merokok dan AMD
11. Cessation Messages
b. Optional slides
1. Managemen Katarak
2. Merokok dan Graves’ Ophthalmology (GO) atau Thyroid Eye Disease
(TED)
3. Merokok dan Graves’ Ophthalmology: Mekanisme
Fiza-Zhara-Nadia 20 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
4. Berhenti merokok dan Graves’ Ophthalmology (GO) atau Thyroid Eye
Disease (TED)
Epidemiologi Kebutaan
Angka nasional yang ditunjukkan untuk proporsi kebutaan di Indonesia yai-
tu sebesar 0,9%. Dengan Kisaran yang terendah: 0,3% (Provinsi Kalimantan
Timur) dan yang tertinggi: 2,6% (Provinsi Sulawesi Selatan). Presentase sampai
saat ini untuk penderita katarak pada orang berusia >30tahun sebesar 17,3%.
Dengan kasus yang sudah didiagnosis katarak sebesar 1,8%, dan orang dengan
gejala utama katarak (visi/penglihatan kabur dan meningkatkan kepekaan ter-
hadap cahaya) sebesar 15,5%.
Fiza-Zhara-Nadia 21 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
Tembakau Dan Katarak
Dibandingkan dengan orang yang tidak perokok, perokok memiliki prevalen-
si lebih tinggi menderita katarak dan lebih mungkin untuk melaporkan riwayat
operasi katarak.
Bagi perokok biasanya menderita katarak pada usia lebih dini daripada tidak
perokok. Dan bagaimana untuk yang smokeless? Meskipun sekarang terdapat
produsen rokok yang mulai mengurangi kadar nikotin (rendah) didalam sebuah
rokok tetapi hal tersebut malah akan menyebabkan konsumen/responden ter-
pacu untuk melakukan daya hisap yang lebih dalam dan juga secara otomatis
jumlah rokok yang dikonsumsi akan semakin bertambah serta pada akhirnya
mempunyai hubungan kuat dengan katarak.
Fiza-Zhara-Nadia 22 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
Merokok dan AMD
Pesan
Masyarakat umum, termasuk remaja perlu menyadari risiko penyakit yang
akan diderita pada mata dari kebiasaan merokok. Bahkan sampai saat ini se-
bagian besar pasien mata tetap tidak menyadari hubungan yang kuat antara
tembakau dengan kebutaan. Rasa takut akan kebutaan mungkin akan lebih
Fiza-Zhara-Nadia 23 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
memotivasi untuk membantu orang berhenti merokok daripada peringatan
kesehatan dan saran dari dokter mata. Pesan tentang kebutaan berpoten-
si memfasilitasi penghentian kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan
tersebut. Jadi diharapkan kita sebagai dokter harus bisa melakukan edukasi
bagi yang belum merokok dan memberikan konseling bagi para perokok agar
dapat berhenti dari kebiasaannya tersebut untuk menurunkan resiko penyakit
yang mungkin diderita, gitu ya temen-temen semangat!!!
Penuaan terjadi akibat adanya penebalan dan fragmentasi dari serat elastis
kulit serta penurunan pembentukan kolagen yang memelihara kulit mejadi se-
hat dan kenyal. Sehingga memicu peningkatan kegiatan elastase dan degradasi
elastin di kulit(dermis). Pada kulit perokok lebih banyak mengandung MMP-1
mRNA dibandingkan perokok masif.
Suplai oksigen dan kadar air kulit juga akan menurun.
Penghentian dan Penuaan Dini
Merokok dan kerutan wajah merupakan bukti penting bagi orang-orang
muda meyakinkan untuk tidak mulai merokok dan perokok lebih tua untuk
berenti dari sikap perokoknya (keluar dari zona nyaman). Dermatologists dapat
memainkan peran integral dalam mempromosikan berhenti merokok dengan
menyediakan pendapat ahli dan dapat mendidik masyarakat tentang efek ber-
bahaya dari merokok pada kulit.
Fiza-Zhara-Nadia 24 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
Efek Tembakau Terhadap Penyembuhan Luka
Perokok memiliki resiko komplikasi yang cukup besar pada saat operasi atau
melakukan pencangkokan kulit. Pada pasien dengan cangkok tulang intraoral,
penyembuhan luka yang terganggu pada 33% pasien, di antaranya 80% yang
perokok. Second hand smoke dapat menghambat migrasi sel yang dapat men-
gakibatkan perbaikan abnormal dan renovasi atau menyebabkan bekas luka
yang memiliki kesan buruk berlebih.
Tembakau dan Mekanisme Penyembuhan Luka
Pada perokok yang mengalami luka maka akan ada peru-
bahan karakteristik rheologic darah yang akan meningkat-
kan vasokonstriksi. Terjadinya kerusakan pada lapisan epitel
dari jaringan maka menyebabkan adanya interaksi dengan
metabolisme kolagen. Terjadi pula reaksi induksi peradan-
gan oleh nikotin serta tubuh akan mengalami penurunan
sistem imun (Imunosupresi) yang disebabkan oleh kontri-
busi dari nikotin sehingga agak sulit dan memakan waktu
dalam penyembuhan.
Penghentian dan Penyembuhan Luka
Penghentian konsumsi rokok selama tiga bulan atau lebih sebelum operasi
akan mengurangi risiko komplikasi luka.
Beberapa minggu sebelum operasi, penghentian menghasilkan manfaat
substansial dalam tingkat komplikasi luka terkait dalam tindakan operasi or-
topedi.
Jika intervensi merokok sebelum operasi dapat mengurangi komplikasi, pen-
deritaan pribadi dan juga otomatis beban keuangan akan substantial.
Fiza-Zhara-Nadia 25 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
Fiza-Zhara-Nadia 26 Faris
dr. Titiek Hidayati
Karunia Panca Indera
M. Kes.
Fiza-Zhara-Nadia 27 Faris
dr. Yunani Setyandriana
Cornea dan Uvea
Sp.M
KORNEA
Kornea adalah bagian transparan yang menutupi bagian depan mata kita, fung-
si utama dari kornea adalah refraksi atau membelokan cahaya. Kornea memi-
liki tanggung jawab untuk memfokuskan hampir semua cahaya yang masuk ke
mata. Kornea tersusun dari protein dan sel, tidak ada vaskularisasi (kecuali ke-
gadaan patogen) sehingga yang menyediakan nutrisi untuk anterior chamber
adalah air mata dan humor aquos.
C. KELAINAN KORNEA
a. Kelainan ukuran kornea
1. Diameter <11 mm à mikrokornea
2. Diameter >12,5 mm à megalokornea
b. Kelainan permukaan kornea
1. Edema → pada TIO (Tekanan Intra Okuler) yang meningkat
2. Defect/ kerusakan epitel
3. Kasar: Bulla (keratitis bulosa), Filamen (keratitis filamentosa), Pannus
(trauma kronis)
c. Kelainan limbus kornea
1. Arcus senillis adalah sebuah cincin putih atau abu-abu buram di tepi kor-
nea yang hadir pada saat lahir atau muncul di kemudian hari dan menja-
di cukup umum pada mereka yang berusia lebih dari 50
2. Jaringan parut
3. Infiltrat
4. Tumor limbus
5. Pterygium adalah munculnya suatu timbunan atau selaput pada mata
yang bentuknya seperti segitiga dengan puncak berada di arah kornea
mata
E. RADANG KORNEA
Apa itu Infeksi Kornea?
Infeksi kornea adalah peradangan pada kornea, yaitu bagian jernih di bagian
depan bola mata yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam mata. Infek-
si atau peradangan dapat disebabkan oleh mikro-organisme seperti bakteri,
jamur, parasit - akanthamoeba & mikrosporidia, dan virus seperti herpes sim-
pleks.
Pseudomonas Akanthamoeba Mikroporidia
Infeksi kornea biasanya terjadi karena paparan terhadap bakteri, virus atau
agen mikrobiologi yang menyebabkan mata menjadi merah dan bengkak. Pada
kasus parah, ini dapat menyebabkan perubahan bentuk kornea yang kemudian
dapat mengarah ke kondisi astigmatisma, kekeruhan kornea karena luka atau
kombinasi keduanya.
Selain dari infeksi dikarenakan lensa kontak, infeksi kornea dapat juga terjadi
karena adanya abnormalitas atau gangguan pada permukaan mata atau kor-
nea atau pada kasus cidera mata.
KERATITIS SUPERFISIALIS
• Radang pada epitel atau subepitel
• Berbentuk infiltrat punktata
◆ Bawah → oleh karena trikhiasis, konjungtivitis
◆ Atas → oleh karena keratitis vernalis, trachoma
• Dapat disebabkan oleh infeksi jamur atau alergi
KERATITIS HSV
• Keratitis epitelialis yang mempunyai ciri →
dendritika, geografika
• Keratitis metaherpetik atau paska infeksi →
linier, defek epitel oval
• Keratitis interstitialis → infiltrat putih dan
ada nekrosis
• Keratitis diktiformis → infiltratnya berbentuk
cakram di bagian parenkim
KERATITIS JAMUR
Gejala Klinis:
• Infiltrat abu-abu dan satelit
• Ada ulkus ke dalam endotel, tepi tak teratur
• Hipopion adalah akumulasi sel darah putih (nanah) di ruang anterior mata
• Inflamasi berat
Sama seperti organ lain, uvea juga dapat mengalami beberapa gangguan.
Di bawah ini merupakan tabel mengenai beberapa penyebab gangguan pada
uvea:
UVEITIS ANTERIOR
Merupakan Uveitis yang dapat muncul apabila terjadi peradangan pada seg-
men anterior bola mata.
Gejala:
■ Mata merah (siliar injeksi)
■ Nyeri
■ Fotofobia
■ Epifora
■ Gangguan visual : Kabur, Skotoma, Floaters
Tanda:
• Keratik presipitat (KP)
Gambar di atas adalah gambaran dari Keratik Presipitat. KP sendiri adalah sel-
sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea
■ Fibrin
■ Hypopion adalah akumulasi sel darah putih (nanah) di ruang anterior mata
■ Dispersi pigmen
■ Nodul iris
■ Miosis
■ Sinekia merupakan perlekatan atau adhesi iris pada kornea (sinekia anterior)
atau pada lensa mata (sinekia posterior)
UVEITIS INTERMEDIET
Adalah bentuk peradangan yang tidak mengenai uvea anterior atau posterior
secara langsung. Ini terutama terjadi pada orang dewasa muda dengan kelu-
han utama melihat “bintik-bintik terapung” di dalam lapangan penglihatannya.
Tanda:
■ Vitreal inflamatory cells
■ Snowball opacity
■ Snowbanking
■ Vitreal strand
UVEITIS POSTERIOR
Merupakan peradangan pada koroid dan retina.
Tanda:
■ Retinal/koroidal inflamatory infiltrat
■ Retinal epitelium pigmen hipertrofi/atrofi
■ Atrofi/edema retina, koroid atau optik nerve
BECHET DISEASE
Penyakit behcet adalah penyakit Idiopathic multisystem, ditandai dengan
adanya inflamasi pada pembuluh darah. Biasanya terjadi pada Dekade ke tiga
hingga empat, penyakit ini sering dialami oleh orang mediterania dan jepang.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun mungkin adanya kelainan
autoimun yang artinya sistem imun salah menyerang sel yang sehat pada tu-
buh kita. Penyakit ini berhubungan dengan HLA-B5
• Kriteria Major diagnostic:
▷ Oral aphthous (100%)
▷ Genital ulcerasi (90%)
▷ Lesi kulit (80%)
▷ Uveitis (70%)
HARADA SYNDROME
1. Seorang laki-laki datang dengan keluhan mata kiri merah dan kabur sejak 2
hari yang lalu. Pada pemeriksaan mata kiri didapatkan visus 6/15, hiperemis
konjuntiva (+), cornea: defect dendritika (+). Apakah penyebab paling mun-
gkin pada pasien?
a. Infeksi pseudomonas
b. inveksi parasit
c. infeksi virus herpes
d. infeksi jamur
e. infeksi stafilokokus
2. Laki-laki 40 thn mata kanan merah kabur, visus mata kanan 1/60, konjuncti-
va hiperemis, defek kornea (+) berbentuk infiltrate abu-abu dan satelit (+),
hipopion (+). Apa penyebabnya?
a. Infeksi virus
b. infeksi jamur
c. Infeksi pseudomonas
d. infeksi parasit
e. infeksi stafilokokus
Tips: fahami/ kenali/hapalin special sign yang ga dimiliki sama penyakit lain
Ilmu Optik
2 Gejala optik :
1. Optika geometrik
Berhubungan dengan proses pembentukkan bayangan. Dasar teorinya :
penjalaran cahaya dalam medium berupa garis lurus; berkas-berkas cahaya
disebut garis cahaya dan digambar secara garis lurus. Dengan pendekatan di
atas, dapatlah dilukiskan ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematik.
2. Optika fisik
Pemantulan Cahaya
Ketika cahaya melewati batas antar medium, bagian dari sinar yang datang
mempunyai 3 kemungkinan, tergantung pada permukaan bendanya yaitu apa-
kah akan
• Dipantulkan
• Diabsorbsi
• Ditransmisi (diteruskan)
Permukaan yang mengkilat seperti cermin, ketika sinar datang bayangan
akan dipantulkan. Sedangkan ketika sinar datang pada media yang tidak rata
maka bayangan akan dibiaskan sehingga cahaya bersifat difuse.
Berbeda dengan lensa yang meneruskan cahaya, cermin mempunyai sifat
memantulkan cahaya seperti pada cermin datar dibawah ini
Ketika sinar datang sejajar pada permukaan yang datar dan mengkilat maka
akan dipantulkan kembali sinar tersebut.
Cermin
Seperti pada gambar diatas merupakan cermin cekung mempunyai sifat kon-
vergen (berkumpul pada satu titik) kebalikannya dengan lensa cekung mempu-
nyai sifat divergen (menyebar).
Sifat sifat cermin tergantung pada permukaannya. Sifat antara cermin datar,
cekung dan cembung jelaslah berbeda. Apabila kita ingin melihat bayangan
yang sama besar maka pergunakanlah cermin datar. Contoh penggunaan cer-
min cekung dan cermin datar misalnya digunakan di mikroskop karena sifatnya
cermin datar yang memantulkan cahaya sama seperti cahaya itu datang. Keti-
ka penggunaan mikroskop pada penerangan yang kurang, maka tugas cermin
cekung untuk mengumpulkan cahaya karena kita ingat cermin cekung mem-
punyai sifat konvergen (mengumpulkan cahaya) dengan cahaya yang sedikit
itu akan dikumpulkan oleh cermin cekung sehingga akan lebih terang. Contoh
penggunaan sehari hari dari cermin cembung adalah pada kaca spion kenda-
raan kalian sehingga bayangan yang akan terlihat akan jauh lebih besar dengan
kata lain benda yang jauh akan terlihat lebih dekat.
Penerapan indeks bias pada mata yaitu dengan adanya humour liquor sebagai
media refraksi.
Kornea, humour aquous, humour vitreus, dan lensa sebagai bagian dari fung-
si refraksi mata. Sebagai contoh miopi bisa terjadi karena perubahan indeks
bias dari media refraksi dimana kelengkungan tidak berubah namun indeks
bias yang berubah sehingga bisa menjadi gangguan refraksi. Kornea memili-
ki kelengkungan yang paling besar untuk merefraksikan, membelokkan paling
kuat cahaya yang datang tetapi tidak bisa diatur oleh kita (involunteer) berbe-
da dengan lensa yang bisa diatur oleh kita dengan daya akomodasinya (memi-
pih dan mencembung).
Teori kuantum : cahaya terdiri atas kuanta atau foton-foton. Dapat menjelas-
kan mengapa benda itu panas jika terkena sinar.
Sifat Cahaya
1. Kecepatan cahaya berubah pada medium yang berbeda
2. Indeks refraksi adalah perbandingan kecepaan cahaya pada vacum terha-
dap kecepatan cahaya melalui materi
3. Sebagai gelombang dan partikel
4. Cahaya diabsorbsi menimbulkan panas (Infra merah)
5. Absorbsi photon menimbulkan pancaran flourescence (ultra violet)
6. Cahaya dipantulkan
• Specular : oleh permukaan rata,
• Diffuse : oleh permukaan kasar
Kategori Umum Gelombang
Secara garis besar gelombang cahaya dibagi atas 3 bagian, yaitu :
1. Ungu ultra (100-400 nm)
• UV-A: 100-290 nm
• UV-B: 290-320nm
• UV-C: 320-400 nm
Ultra Ungu
1. Panjang gelombang lebih pendek, energi photon lebih besar
2. Germisid, Bakterisid, pembentukkan vitamin D, dosis yang berlebihan
menyebabkan eritema dan pigmentasi kulit, fotokeratitis dan katarak,
kanker kulit. Pancaran sinar UV paling banyak antara pukul 11-13 siang
hari.
3. Dapat diperoleh dari sinar matahari, Cahaya lampu spektrum rendah yaitu
lampu merkuri, lampu flourencen, lampu cahaya hitam
Infra Merah
1. Penetrasi ke jaringan lebih baik dibanding sinar tampak, yaiu 3mm bawah
kulit
2. Diatermi (pemanasan) pada penderita artritis, thermografi (700-900 nm)
mengetahui perbedaan temperatur bagian tubuh, fotograf melihat aliran
darah vena dan pupil mata.
3. Dapat diperoleh dari sinar matahari, lampu berfilter merah (emisi lampu
pijar, lampu flouresen, kamponen listrik temperatur tinggi)
Diatas adalah spektrum gelombang yang ada di alam. Jika panjang gelombang
besar maka frekuensinya akan rendah.
Color Therapy
• Alat dapat mengbangkitkan cahaya dengan panjang gelombang yang dike-
hendaki untuk pengobatan penyakit tertentu
• Sinar biru untuk pengobatan ikterus
LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation)
Dikemukakan oleh Albert Einstein tahun 1917. Cahaya monokromatis inten-
sitas yang besar dalam fase koheren, bisa dikonsentrasikan pada daerah kecil
dalam ukuran mikron sehingga dayanya besar.
PRINSIP DASAR
1. Prinsip penggunaan
• Stimulated emission
• Critical inversion
• Pumping schemes
Penggunaan Laser
1. Foto koagulasi memblokir pembuluh darah vena
2. Holografi (gambar tiga demensi)
3. Pemecahan batu ginjal
4. Pengobatan kanker tertentu (bloodless knife)
Radioaktif
• Becquerel (1896) menemukan uranium memancarkan sinar ak tampak
yang tembus bahan yang tak tembus cahaya tampak
• Mare Curie (1896) menunjukkan bahwa uranium dan unsur lain dapat me-
mancarkan partikel alfa
• Inti RADIOAKTIF adalah unsur inti atom yang bersifat memancarkan sinar
Sinar Alfa
• Partikel yang dipancarkan oleh sebuah inti yang terdiri 4 nukleon (2 proton
dan 2 netron), yaitu dari Helium
• Daya tembus kecil, 4 cm di udara.
• Pada media lebih padat, daya tembus berkurang
• Tak dapat berbelok karena partikel relaif besar
• Energi : 5,3 MeV
• Penggunaannya di bidang medis terbatas
Sinar Beta
• Partikel dari nukleon
• Dapat berupa elektron negatif ( negatron),elektron positif (positron), elek-
tron capure (penangkapan elekron)
• Daya tembus 100 kali psinar alfa
• Besar energi : 0,001 – 3 MeV
• Positron dapat mendekati elektron atom, bersatu dan membentuk sinar
gama
Neutron
• Partikel tak bermuatan yang dihasilkan dalam reaktor nuklir
• Tak menimbulkan ionisasi, api memiliki energi
• Proses pengurangan energi: hamburan, reaksi inti, fisi, peluruhan
• Terapi tumor otak: boron disuntikkan, maka konsentrasi dalam cairan otak
akan tinggi. Pancaran neron akan menimbulkan disintegrasi inti dan me-
mancarkan sinar alfa untuk penghancuran tumor.
1. (MCQ 1 2014) Untuk dapat melihat dengan mata diperlukan cahaya. Apa
saja sifat dari cahaya?
A. Gelombang longitudinal, partikel, merambat lurus, perlu medium
B. Gelombang transversal, partikel, merambat lurus, perlu medium
C. Gelombang transversal, pratikel, merambat lurus, tidak perlu medium
D. Gelombang longitudinal, korpuskel, merambat lurus, tidak perlu medium
E. Gelombang longitudinal, partikel, merambat, tidak perlu medium
2. (MCQ 1 2014) Agar cahaya yang terpantul menjadi lebih terang, apakah cer-
min yang diperlukan?
(kalo cermin itu terbalik dengan lensa, cembung jadi divergensi, cekung jadi
konvergensi)
A. Konkav (cermin cekung) D. Plano konveks
B. Plano E. Konveks (cermin cembung)
C. Plano konkav
3. (MCQ 1 2014) Mikroskop inversi mempunyai sifat sebagai berikut?
A. Gelombang sinarnya membias akibat materi yang diperiksa
B. Sumber sinar datang dari atas materi yang diperiksa
C. Dapat dipakai untuk memeriksa jaringan yang digenangi air
D. Sumber sinarnya monokromatis (sinar laser)
E. Dapat dipakai untuk memeriksa kedalaman jaringan
4. (MCQ 1 2014) Cahaya apakah yang dihasilkan dari sumber cahaya dalam in-
tensitas yanng besar dan fase koheren, bisa dikonsentrasikan pada daerah
kecil sehingga dayanya besar, dapat digunakan untuk memblokir pembuluh
darah, pemecahan batu ginjal maupun operasi kanker tertentu?
A. Sinar alfa
B. Sinar beta
C. Sinar gamma
D. Sinar infra merah
E. Sinar laser
5. (MCQ 1 2013)Sinar x mudah diabsorbsi oleh berbagai zat. Zat yang paling
mudah mengabsorbsi sinar x adalah?
A. O2 C. Lemak
B. Udara D. Kalsium
NEURO OFTALMOLOGI
dr. Nur Shani Meida, Sp.M, M.Kes
MATERI
Ini nih materi yang akan kita bahas kali ini..
● Lintasan visual
● Lintasan pupil
● Sistem motorik okuler
LINTASAN VISUAL
Definisi dari lintasan visual adalah lintasan yang dilalui impuls sejak
dari terbentuknya bayangan di retina sampai kesadaran mengenai obyek yang
dilihat.
♦ Retina
Impuls saraf dari retina dihantarkan sepanjang
n. optikus ke otak. N. optikus berjalan ke be-
lakang bersatu di chiasma optikum. Kemudian
serabut saraf dari sisi medial retina menyilang
ke sisi seberangnya dan bersatu dengan ser-
abut dari sisi lateral retina yang tetap berada
pada sisi yang sama. Serabut-serabut kemudi-
an membentuk traktus optikus, melewati kor-
pus genikulatum lateral menuju korteks peng-
lihatan di lobus occipitalis otak.
Obyek dapat dilihat jika:
- Mengeluarkan cahaya
- Memantulkan cahaya
Bayangan dapat terlihat jelas jika:
- Media refrakta jernih
- Kekuatan refraksi cocok dengan sumbu
bola mata
- Retina baik
Merupakan kumpulan akson sel ganglion seluruh retina. Tersusun dari 1,2
juta akson. Panjangnya 50 mm.
Ada 4 bagian:
● Intraokuler (papil n. optikus/bintik buta)
● Intraorbita (seperti huruf S)
● Intraosea (di kanalis optikus)
● Intrakranial (di rongga tengkorak)
♦ Khiasma optikum
• Merupakan semidekusasio (setengah silang) dari n. optikus kanan kiri.
• Bagian nasal (menyilang), temporal (tidak).
• Ukuran 8 x 12 x 4 mm.
• Tidak berganti neuron.
• Artinya x, berada di atas sella tursika, jumlah serabut saraf 2,5 juta ak-
son.
• Berhubungan dengan bangunan otak tertentu, glandula pituitaria dan
sisa epitelium kantong rathke.
♦ Traktus Optikus
● Dari tepi posterior berjalan divergen.
● Melingkupi pedunkulus serebri.
♦ Radiasio Optika
Berjalan menyebar dari korpus geniculatum lateral ke lateral inferior,
melingkupi bagian depan cornu temporalis
♦ Kortek Visual
Pemeriksaan
● Pemeriksaan visus
● Pemeriksaan lapang pandang
● Pemeriksaan kecerahan
● Pemeriksaan persepsi warna (Ishihara)
● Pemeriksaan funduskopi (oftalmoskop)
Hemianopia bitemporal
Lesi pada bagian medial kiasma akan menghilangkan medan pengli-
hatan temporal yang disebut hemianopsia bitemporal.
● Contoh: tumor adenoma hipofise
Skotoma
Skotoma, yang juga dikenal dengan bintik buta, adalah kondisi medis
yang ditandai dengan penurunan atau berkurangnya beberapa bagian
dari lapang pandang seseorang. Terdapat 2 tipe dari bintik buta: fisi-
ologis dan patologis. Bintik buta fisiologis adalah normal dan terjadi
pada perhubungan antara saraf optikus dan retina; bintik buta ini ter-
jadi akibat tidak adanya sel fotoreseptor pada daerah tersebut. Bintik
buta patologis dapat merupakan akibat dari penyakit yang mengenai
baik retina maupun saraf optikus; beberapa penyebab seperti sklerosis
Neuritis Optik
Penyebab: idiopatik, infeksi, autoimun.
● Misal:
1. Papilitis: adanya radang papil n. op-
tikus (fundus: hiperemi dan edema
ringan pada papil).
2. Neuritis retobulber: radang n. opti-
kus di belakang bola mata (fundus:
normal).
Papil Edema
Papil edema adalah adanya kongesti papil
n. optikus non inflamasi yang disebabkan
adanya kenaikan tekanan intrakranial (N =
100-200 mmH2O)
Penyebab : tumor otak, abses otak, hi-
drosefalus. perdarahan subdural, hiperten-
si maligna, dll.
Saraf Parasimpatis
Saraf Simpatis
♦ Anisokor
a) Fisiologis
1. Karena cetusan rangsang pusat simpatis di nukleus Edinger West-
phal yang tidak seimbang.
2. Anisokori sangat ringan dan reflek pupil normal.
b) Patologis
1. Defek simpatis
2. Defek parasimpatis
♦ Sindrom Horner
Kelainan ini muncul karena hilangnya iner-
vasi simpatis monokuler.
Gejala :
- Pupil kecil
- Reflek cahaya normal
- Ptosis
- Elevasi palpebra bawah
- Muka tampak merah sesisi
♦ Inervasi Otot
N.III (okulomotorius)
• m. rektus superior (1)
• m. rektus medialis (3)
• m. oblikus inferior
• m. rektus inferior (2)
• m. levator palpebra
N.IV (troklearis)
m. oblikus superior (5)
N.VI (abdusen)
m. rektus lateralis (4)
Keterangan:
Adduksi: pergerakan ke arah dalam sumbu tubuh (medial/nasal).
Abduksi: pergerakan ke arah luar sumbu tubuh (lateral/temporal).
Supraduksi: pergerakan ke atas (elevasi).
Infraduksi: pergerakan ke bawah (depresi).
Insikloduksi: pergerakan terputas ke nasa (intorsi).
Ensikloduksi: pergerakan terputas ke temporal (ekstorsi).
Strabismus disebut juga juling yaitu kondisi dimana kedua mata tam-
pak tidak searah atau memandang pada dua titik yang berbeda. Strabismus
dapat berupa gangguan otak dalam mengkoordinasi mata atau satu atau
lebih dari kekuatan otot relevan atau arah gerakan.
Hirschberg Test
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya penyimpangan
posisi bola mata dengan memperhatikan kedudukan reflek cahaya pada
kornea.
Cara pemeriksaan:
• Minta kepada pasien untuk selalu memperhatikan titik/lampu fiksasi.
• Pemeriksa menempatkan dirinya di depan pasien sedemikian rupa, se-
hingga dapat menilai dengan baik kedudukan reflek cahaya pada ko-
rnea pasien.
Terapi
● Non operatif (kacamata, oklusi, ortoptik)
● Operatif
LATIHAN SOAL
1. Persilangan jaras penglihatan nasal pada jaras visual penglihatan disebut…
a. Spatium opticum
b. Radiation optica
c. Geniculatum laterale
d. Chiasma opticum
e. Nervus opticus
2. Apabila ada defek pada radiatio optica kelainan penglihatan tersebut dise-
but…
a. Rabun oculus dextra
b. Hemianopia bitemporal
c. Hemianopia binasal
d. Hemianopia homonyme
e. Quadranopia
4. Pada orang tua yang terkena lesi pada nervus III akan kesulitan untuk
melihat jarak dekat karena gangguan akomodasi dan gangguan miosis
pada pupil. Saraf otonom yang bertanggung jawab pada kelainan tersebut
adalah…
a. Saraf simpatis
b. Saraf parasimpatis
c. Saraf aferen
d. Saraf opticus
e. Saraf centralis opticus
Organon Visus
dr. Risal Andy K.
Nah bagan diatas adalah organ-organ sensory atau sensuum yang insyaAllah
akan kita pelajari dalam blok 12 ini. Nah yang akan dibahas kali ini (oleh dr.
Risal) adalah oranum visus dan organum olfactoria. Berhubung ini departe-
men anatomy mari di review sobotta yaaa..
Di bagian dalam mata terdapat nervus opticus sebagai rangsang yang diterus-
kan sebagai penglihatan menyusul ke cortex cerebri terutama pada di lobus
occipitalis (sulcus/vissura calcarina).
Bulbus Oculi
• Terletak 1/3 anterior berada di cavum or-
bita
• Diameter : ± 24 mm
• Tersusun 2 segmen bola
- 1/6 bagian anterior oleh cornea (bagi-
an tunica fibrosa)
- 5/6 bagian posterior oleh sclera.
• Terdapat 2 kutup:
- Polus anterior (Titik tengah cornea)
- Polus posterior (Titik tengah sclera)
• Bagian anterior akan dilapisi tunica conjungtiva bulbi (transparan dan vasa
darah kecil), sedangkan bagian dalam dilapisi oleh coroid.
• Sebagai tempat insertio Mm.ekstraoculer karena terdapat banyak gerakan
bola mata.
• Vascularisasi : a.cilliaris cabang dari a. opticus
• Inervasi : n. Ciliaris cabang dari n. opticus
2. Skleritis
Skleritis biasanya kejadiannya adalah bilater-
al, yaitu terjadi pada kedua mata (mata kanan
dan kiri). Dilatasi pembuluh darah yang men-
galami kejadian klinis adalah pembuluh darah
yang berada disisi lebih dalam.
Cornea (Cornum)
Lapisan cornea
Jadi, tanpa kita sadari kalau konjungtiva tersentuh akan terjadi reflek
berkedip. Atau ada pertumbuhan bulu mata yang abnormal, seperti trikiasis
dan kelopak mata yang abnormal, seperti entropion.
Rangsangan dari cornea → berjalan menuju nervus optalmicus yang meru-
pakan cabang pertama dari nervus trigeminus → kemudian berjalan bagian
yang lebih dalam lagi, yaitu akson dari nervus V (sensori)→ yang kemudian
disampaikan ke bagaian motoric, yaitu nervus fasialis → kemudian akan
berlanjut mempersarafi musculus orbicularis → menyebabkan kelopak mata
tertutup (reflek berkedip)
Klinis Kornea
• Keratitis
Keratitis adalah peradangan kornea
(mata merah)
• Keratitis dapat menurunkan ketaja
man mata (visus)
• Bisa dilihat dari dilatasi atau injeksi
siliar. Pada pemeriksaan injeksi siliar
tidak teraba (normalnya teraba)
Corpus Cilliaris
Terdiri atas:
1. Corona ciliaris:
- Bagian posterior corpus ciliaris
- Bersambung dengan retina
2. Processus ciliaris (bagian menonjol):
- lipatan-lipatan tersusun radial, melekat ligamentum suspensorium len-
tis atau zonula ciliaris
- Produksi humor aqueous
3. M. Ciliaris
- Mengatur akomodasi mata.
Terutama pada objek dekat
(mencembungkan lensa)
*m. ciliaris terdiri dari circular
dan meridional yang berfungsi
untuk akomodasi
Humor Aquoeus
• Diproduksi oleh corpus ciliare (processus ciliaris)
• Perjalanan humor aquoeus , yaitu dari corpus ciliaris keluar menuju cam-
era oculi posterior → berjalan ke tengah keluar melewati pupil → ke depan
menuju camera oculi anterior → spatium atau angulus iridis → kemudian
masuk ke sinus venosus sclerae → kemudian bercampur sirkulasi darah
(vena). Untuk gambarnya lihat gambar berikut nih yaa. Buka soft file kalau
kurang jelas :)
Akomodasi
Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mencembungkan lensa. Cara
mata untuk memfokuskan benda yang jauh atau dekat.
• Mekanisme terhadap obyek dekat
m. ciliaris berkontraksi (dipengaruhi parasimpatis) sehingga menarik cor-
pus ciliare ke depan dan dalam menyebabkan ligamentum suspensorium
relaksasi sehingga lensa menjadi lebih bulat, nah hal ini diperuntukkan
untuk berakomodasi terhadap obyek-obyek yang dekat
• Mekanisme terhadap obyek jauh
Tarikan ligamentum suspensorium sehingga lensa menjadi pipih, hal ini
diperuntukkan untuk mata, mata dapat difokuskan pada obyek-obyek
yang jauh
Klinis Akomodasi
1. Presbyopia
2. Hipermetropia
Cahaya yang dibiaskan berada
di belakang retina. Menyebab-
kan rabun dekat. Penderita
menggunakan lensa positif
(cembung) agar penglihatan
normal.
Corpus Vitreum
Gimana temen-temen udah lelah??? Huft sepertinya editor juga sudah lelah :(
tapi tenang... ini yang terakhir dari materi ini, kita akan belajar tentang orga-
non oculi acessoria. Semangat!!! :3
Klinis :
• Conjunctiva palpebralis
- Bagian dalam palpebra
- Sebagian besar melekat pada tarsus
- Permukaan licin ditambah sedikit papillae (epitel silindris dari sel
goblet : mucin)
• Conjunctiva bulbi
- Bagian yang menutupi bulbus oculi
- Melanjutkan diri menjadi epitel kornea
- Pada daerah cantus internus terdapat lipatan (plica semilunaris)
• Fornix conjunctiva
- Peralihan dari conjungtiva bulbi dengan conjungtiva palpebra
- Lipatan-lipatan besar
- Banyak terdapat pembuluh darah
- Muara glandula lacrimalis dan accesorius (lateral fornix conjungti-
va superior)
Musculi recti
- Origo: annulus tendineus communis → cincin penebalan periosteum yang
mengelilingi canalis opticus
- Insersi: sclera à 6 mm di belakang tepi cornea
- Terdiri atas:
• m. rectus superior, berasal dari bagian atas cincin, inervasi: n. oculomo-
torius
• m. rectus inferior dari bagian bawah cincin, inervasi: n. oculomotorius
• m. rectus medialis dari bagian tengah cincin, inervasi: n. oculomotorius
• m. rectus lateralis dari bagian lateral cincin, inervasi: n. abducens.
Musculi obliquus
1. M. Obliquus superior.
- Origo: corpus ossis sphenoidalis, insersi: sclera
- Inervasi: n. trochlearis
2. M. obliquus inferior
- Origo: bagian anterior dasar orbita, insersi: sclera
- Inervasi: ramus inferior n. oculomotorius
N. Oculomotorius
- Divisi Superior : m. rectus superior dan m. levator palpebrae.
- Divisi Inferior : m. rectus inferior dan medialis dan m. obliquus inferior.
- Inervasi musculi pada papillae
Klinis :
Oculamotory Palsy
Gangguan pada nervus III contohnya
jatuhnya kelopak mata. Gejala pupil
yang dilatasi atau ptosis.
Abducens Palsy
Gangguan mata pada nervus
VI biasanya strabismus
Apparatus Lacrimalis
Terdiri dari 2 bagian:
1. Sistem produksi
- Glandula lacrimalis
2. Sistem ekskresi:
- Punctum lacrimalis
- Canaliculi lacrimalis
- Saccus lacrimalis
- Ductus lacrimalis
Glandula Lacrimalis
- Terletak di bagian temporo an-
tero superior dari rongga orbita
- Glandula Lacrimalis terdiri dari:
• Pars Orbitalis
• Pars Palpebralis
- 6-12 ductus excretori, bermuara
di lateral fornix conjungtiva su-
perior
Vaskularisasi
Arteri ophthalmica:
● Cabang dari a. Carotis interna
● Cabang-cabangnya adalah:
- Centralis retina: berjalan dalam serabut n. opticus dan masuk ke da-
lam bola mata pada pusat discus n. opticus
- Aa. Musculares
- Aa. Ciliares: di anterior masuk ke bola mata di dekat batas cor-
nea-sclera dan dekat n. opticus di posterior.
- Aa. Lacrimales: ke glandula lacrimalis
- A. supratrochlearis dan supraorbitalis: ke kulit dahi.
Pendahuluan
Berikut ini kompetensi dokter layanan primer yang berkaitan
dengan kelainan mata (PERMENKES 2014). Nah diharapkan temen-
temen sebagai dokter umum nanti bisa tuntas menangani kasus-kasus
dibawah ini..
1. Dry Eye 6. Subkonjungtiva bleeding
2. Buta senja 7. Korpal konjungtiva
3. Hordeolum 8. Katarak pada dewasa
4. Konjungtivitis 9. Glaukoma akut
5. Blefaritis 10. Refraksi
❧ ORBITA
Merupakan rongga berbentuk piramid dengan basis di depan dan
apeks di belakang.
Orbita ini dipakai untuk menempatkan bola mata dan sebagai
pelindung dari dalam dan belakang. Sedangkan dari depan dilindungi
oleh palpebra.
❧ PALPEBRA
Palpebra adalah lipatan jaringan tipis yang mu-
dah bergerak. Berperan melindungi bola mata dari depan.
Kulit palpebra sangat tipis sehingga mudah membengkak.
2) Epikantus
Adalah lipatan vertikal kulit pada kedua sisi hidung yang kadang
menutupi kantus sebelah dalam. Lipatan kulit ini merupakan hal nor-
mal pada orang dari ras tertentu atau bisa juga sebagai sebagai anomali
bawaan.
3) Blefarofimosis
Distikiasis adalah keadaan dimana terdapat garis bulu mata ganda pada
satu kelopak mata, salah satu atau keduanya menekuk ke arah bola mata.
5) Ankyloblefaron
6) Entropion
7) Ektropion
B. Trauma
C. Tumor
1) Hemangioma
Adalah tipe malformasi yang sering ditemukan biasanya pada bayi atau
anak-anak, terdiri dari pembuluh darah yang baru dibentuk akibat malfor-
masi jaringan angioblas pada janin. (udah pernah diahas di Amyg blok 11 )
D. Infeksi
1) Blefaritis
4) Trakoma
Ada 5 Stadium:
- TF (trakoma folikel)
- TI (trakoma infiltrasi)
- TS (trakoma sikatrik)
- TT (trakoma trikiasis)
- CO (corneal opacity)
E. Degenerasi
1) Blefarokalasis
2) Episkleritis
❧ KONJUNGTIVA
Merupakan membran mukosa tipis yang melapisi palpebra
bagian dalam dan sklera. Pembuluh darah yang mengalir ke kon-
jungtiva berasal dari A. Siliaris anterior dan A. Siliaris palpebralis.
Berdasarkan letaknya konjungtiva dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Konjungtiva bulbi
2) Konjungtiva palpebra
3) Konjungtiva forniks
a) Konjungtivitis Virus
Konjungtivitis ini biasanya di sebabkan oleh: adenovirus,
sekret mukous.
Tanda dan gejala dari penyakit ini biasanya: demam faringokonjung-
tiva (demam, faringitis, konjungtivitis), ada limfadenopati preaurikuler
tanpa nyeri. Keratokonjungtivitis epidemika (gejala hiperemi akut, nro-
cos, rasa tidak nyaman, fotofobia, edem palpebra). Konjungtivitis hemor-
agik akut (gejala nrocos, folikel palpebra, perdarahan subkonjungtiva).
b) Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis ini di kebanyakan disebabkan oleh:
staphilokokus, streptokokus, dengan gejala akut, sen-
sasi benda asing, sensasi terbakar, sekret mukopurulen.
c) Konjungtivitis GO (Gonorrhoe)
2) Tumor Konjungtiva
3) Pingukela
4) Pterigium
5) Xerophthalmia
Kelainan pada mata berupa terjadinya
kekeringan pada selaput lender/bagian putih mata /kon-
jungtiva dan selaput bening/bagian hitam mata /kornea.
Penyebab:
- Masukan vit A kurang
- Gangguan absorbsi vit A
- Pemakaian berlebih
Akibatnya:
- Perubahan metaplasi skuamosa dan keratinisasi.
- Perubahan membran mukosa yang normal.
6)
Perdarahan subkonjungtiva dan corpal konjungtiva
Air Mata
Adalah cairan yang membasahi bagian depan bola
mata dan konjungtiva palpebra. Sekresi air mata normal
adalah 1 ml/hari, dengan pH 7,4 dan ketebalan 7-10 mikron.
Lapisan air mata terdiri dari:
- Lapisan musin (dihasilkan sel goblet konjungtiva)
- Lapisan air (dihasilkan kelenjar asesoria, Krause, dan Wolfring)
- Lapisan lemak (dihasilkan kelenjar Meibom dan Moll)
2) Dacrioadenitis
3) Dacriosistitis
6. Mata dilapisi oleh lapisan air mata yang terdiri dari 3 lapisan.
Lapisan di bagian paling dalam yang dihasilkan oleh sel goblet
konjungtiva adalah..
a. Lapisan air
b. Lapisan minyak
c. Lapisan musin
d. Lapisan udara
e. Lapisan secret
-
- Pada kelenjar PITUITARI POSTERIOR: mempengaruhi sekresi
ADH
- Pada LIVER: meningkatkan glikogenolisis dan glukoneogenesis.
- Pada SEL BETA PANKREAS: menstimulasi pelepasan insulin
Aplikasi OFTALMIK
• Agonis alfa, khususnya fenilefrin, sering digunakan secara topikal
untuk:
- Memproduksi midriasis (melebarkan pupil), misalnya pada
pemeriksaan oftalmologi
- Mengurangi rasa gatal dan kongesti pada konjungtiva yang
disebabkan karena iritasi atau alergi
- Tidak menyebabkan CYCLOPLEGIA (paralise akomodasi)
• Epinefrin dan prodrug, seperti dipivefrin terkadang digunakan
untuk glaukoma.
• Fenilefrin juga digunakan untuk glaukoma
PARASIMPATIK
• Sistem saraf parasimpatis memiliki peran penting dalam respon
fisiologis dan patofisiologis –“Rest and Digest”
• Obat yang memblok kolinorseptor mempunyai beberapa efek
klinis penting, beberapa dari obat tersebut memiliki nilai klinis yang
hebat.
• Antagonis kolinoreseptor: seperti agonis – Muskarinik dan
Nikotinik
• Antinikotinik – merupakan bloker ganglion dan
MUSCULAR NEURO junction. Misalnya diberikan anti-nikotinik
Tabel di bawah ini sama seperti tabel diatas, namun lebih lengkap terdapat
M4 dan M5...
Reseptor Nikotinik
• Reseptor nikotinik: aksi nikotinik dari Ach adalah suatu aksi yang
bisa di re-produksi dengan cara injeksi Nikotin (Nicotina Tabacum)
• Dapat diblok dengan tubocurarine (dulunya dipake orang
Amerika selatan lebih tepatnya Indian :3 apabila ingin berbu-
ru, panahnya diberikan racun tubocucararine sehingga otot
pada hewan yang diburu akan lumpuh. Di klinik, sekarang di-
gunakan pada orang tetanus untuk melumpuhkan ototnya,
tetapi hati-hati karena bisa menyebabkan lumpuh otot pernapas-
an juga yang dapat menyebabkan kematian) dan hexamethonium
• Merupakan ligand-gated ion channels : aktivasinya meng-
hasilkan penningkatan permeabilitas selular yang cepat terh-
adap Na+ dan Ca++ yang kemudian menghasilkan depolar-
isasi dan inisiasi dari potensial aksi di jaringan saraf tersebut
Agonis Muskarinik
• Merupakan short-acting
muscarinic agonist
• Digunakan dalam pengobatan
retensi urin non-obstruktif
• Biasa digunakan pada
gangguan berkemih
_______Mekanisme Atropine____________________
Atropine menyebabkan blokade yang reversible (surmountable)
terhadap aksi cholinomimetic pada reseptor muskarinik. Blokade dari
atropin dosis rendah dapat diatasi dengan konsentrasi acetylcho-
line atau agonist mucarinic yang sama. Jadi, ketika atropine ber-
lekatan dengan reseptornya nah ikatan obat dengan reseptorn-
ya ini bisa lepas makanya disebut reversible blockade (jadi
kalau obatnya di stop maka akan kembeali seperti semula).
Atropine sangat selektif terhadap reseptor muscarinic. Tidak dapat
dibedakan antara M1, M2, dan M3.Beberapa agen antimuscarinic amine
kuarter memiliki aksi ganglion-blocking yang signifikan.
______Farmakokinetik Atropine__________________
Absorpsi
• Alkaloid alami atau natural dan kebanyakan obat antimuskarinik
tersier pada pemberian peroral dapat diabsorpsi dengan baik di
Distribusi
• Atropine dan agen tersier lainnya akan diedarkan secara luas di
dalam tubuh
• Scopolamine diedarkan secara cepat dan utuh ke dalam sistem
saraf pusat dimana scopolamine akan memiliki efek yang lebih
besar daripada obat antimuskarinik lainnya
• Turunan kuartenernya justru sangat lemah untuk diserap ke dalam
otak.
Metabolisme
• Atropine dimetabolisme di dalam hati dengan cara konjugasi dan
diekskresi tanpa diubah sebanyak 60% melalui urine
• Efeknya akan menghilang dengan cepat dalam waktu 2 jam, kecuali
di mata
_____Efek farmakologi Atropine_________________
Sistem Saraf Pusat - Rangsangan SSP menyeluruh
• Atropine hanya memiliki efek perifer dan efek rangsang minimal
pada sistem saraf pusat sebagai sebab dari rendahnya masukan
(efek stimulant)
• Atropine menstimulasi banyak pusat medullaris seperti, vagal,
respirasi dan vasomotor
• Menekan eksitasi vestibular yang berkhasiat untuk antimotion sick-
ness (pada orang mabuk kendaraan)
• Scopolamine memiliki efek sentral yang bermakna seperti, amne-
sia dan mengantuk
• Parkinson's disease bisa dikurangi dan membaik dengan member-
ikan obat –obat antimuscarinik yang beraksi secara sentral, me-
kanismenya beraksi pada ganglia basalis (atropine)
Nah men temen ini gambaran paralisis pada mata akibat atropin jadi
matanya ada paralisis akomodasi yang menyebabkan gangguan pengliha-
tan jarak dekat.
Vagotonia
• Match on Action(MOA): Sinoatrial Node (SAN), Atrioventricular
Nodes (AVN)sangat dipersarafi oleh saraf Parasimpatis
o Atropine memproduksi blokade PS pada SAN sehingga
menyebabkan tachycardia
o AVN : Atropine memproduksi blockade PS sehingga tingkat
konduksi AV lebih tinggi (mengurangi interval PR pada EKG)
• Injeksi intramuscular atau subcutan pada awalnya bisa menye-
babkan bradycardi sementara, hal tersebut mungkin dikarenakan
adanya inhibisi atau hambatan pada presinaps autoreseptor M1
(bukan karena stimulasi pusat vagal)
o Dibuktikan dengan injeksi Pirenzepine yang tidak melewati-
sawar darah otak (BBB – blood brain barrier)
• Tekanan darah : saraf parasimpatis merangsang dilatasi arteri kor-
onaria, dan saraf simpatis kolinergik (predominan) menyebabkan
vasodilatasi pada dasar pembuluh darah otot skelet . Pada keadaan
ini, atropine bisa menghambat dengan menutup jalur vasodilatasi
ini. Namun, histamine yang dilepaskan akan menyebabkan vasodi-
latasi direk
• Akan tetapi, tidak ada efek berarti pada tekanan darah
Berikut ini adalah gambar dari pengaruh Atropin terhadap jantung dan
sekresi saliva
Obatnya masih ada nih, istirahat bentar abis itu lanjutkan untuk mening-
katkan ilmu kita insyaAllah untuk improving nation’s health
Anticholinergic
Antikolinergic yang digunakan pada optalmologic
• Untuk menyebabkan mydriatic dan cycloplegic (hayo artinya apa?
Lihat lagi diatas)
• Digunakan dalam bentuk tetes mata maupun salep mata :
- Fungsi Diagnosis
• Salep Atropine 1% digunakan untuk :
1. Pengukuran kelainan refraksi
2. Pemeriksaan retina misalnya fundoscopy
3. Pilihan lainnya: Homatropine, Tropicamide dan
cyclopentolate. Ketiga obat ini aksi lebih pendek
- Penggunaan terapeutik
• Untuk mengistirahatkan mata misalnya pada Iritis, iridocyclitis,
keratitis, ulkus kornea, dll.
• Selang – seling dengan miotik (untuk mencegah synechia
(perlekatan antara iris dengan kapsul lensa bagian anterior)).
_____Penggunaan Antikolinergik_______________
Parkinsonism
Kasus parkinsonism ringan (kasus - kasus awal), Parkinsonism yang
diinduksi obat dan ditambahkan bersama Levodopa.
Motion sickness
• Hyoscine (scopolamine) adalah obat yang digunakan secara
peroral, injeksi dan ditempel secara transdermal
• 0.2 mg peroral diberikan sebagai profilaksis sebelum bepergian
• Tidak efektif untuk tipe muntah yang lain
Twilight sleep, yaitu menimbulkan efek sedatif dan amnesia
CVS
• Dalam keadaan vagolytic. Ditandai dengan adanya discharge
refleks vagal pada infark miokard. Perlu dilakukan depresi pada
fungsi nodus SA atau AV untuk mengurangi cardiac output meng-
gunakan Parenteral atropine atau obat antimuskarinik sejenisnya
• Reflex sinus carotid yang hiperaktif
Respirasi
Ipratropium Bromide. Digunakan pada kasus COPD dan bronchi-
tis kronis. Efeknya memperbaiki jarak mucociliary dan bronchodilatasi.
_____Amine Tersier____________________________
Ada 2, yaitu Dicyclomine dan valethamate
1. Dicyclomine, yaitu relaksan langsung otot polos dan antispas-
modic lemah.
- Efek samping dicylomine lebih rendah dibanding Atropine
- Menimbulkan toksisitas atropine pada bayi (tidak dianjurkan
untuk bayi di bawah 6 bulan)
2. Valethmate menyebabkan dilatasi serviks pada kelahiran yang
terlambat
_____Mydriatik_____________________________
Homatropine, Cyclopentolate dan Tropicamide dapat digunakan
dalam berbagai prosedur ophthalmologic sebagai pengganti Atropine
A. KELENJAR ENDOKRIN
Hormon merupakan sistem yang
mengatur dari fungsi organ-organ
tubuh, bekerjasama dengan syaraf.
• Sistem kelenjar tanpa saluran
khusus
• Mengatur fungsi organ tubuh
dengan hormon yang disekresi
ke dalam aliran darah atau
secara difuse ke lingkungan
setempat
1. Hipotalamus
Terdapat jaringan yang di dalamnya terdapat neuron. Hi-
potalamus menghasilkan selain neurotransmitter yaitu ada hor-
mon. Perbedaan antara Neurotransmitter dan Hormon adalah
NEUROTRANSMITTER dilepaskan secara lokal yaitu dibawa
oleh akson saraf yang dibentuk oleh bagian soma dimana terdapat
nukleus (seperti sintesis protein yang lain) kemudian kalau su-
dah jadi akan dikemas menjadi vesikel kemudian akan berjalan
sepanjang akson sampai ke ujung terminal. Dilepaskan karena
adanya sinyal saraf lalu neurotransmitter ini akan berfungsi un-
tuk transmisi dari saraf ke saraf atau dari saraf ke organ-organ (ex.
• Hormon Penghambat
PIF-----menghambat PRL
GH inhibiting hormone ---menghambat GH
MSH
Fakta yang menarik tentang MSH: ada variasi dalam reseptor hor-
mon antarras/individu, menyebabkan perbedaanmenanggapi MSH
dalam darah.
Addison’s Disease
Penyakit ini dicirikan dengan hipofungsi adrenal. Untuk men-suf-
ficient-kan fungsinya, distimulasilah hipothalamus ngeluarin CRH
– corticotropine realising hormone. CRH merangsang anterior lobe untuk
mensekresikan ACTH. Hipersekresi ACTH nyebapin hipersekresi MSH!!
Lihat gambar pemotongan POMC, kalo anak panah atas tuh PC1 sedang
PC2 adalah panah yang bagian bawah. kita juga bisa liat ada joining protein,
yang erat kaitannya dengan konektor antara gugus-N POMC dan ACTH.
MSH disintesis oleh neuron-neuron hipothalamus sangat dib-
utuhkan dalam regulasi hasrat makan (feeding desire). Nah,
bagaimana dengan MSH di perifer? hormon ini akan merangsang
Melanosit untuk aktif memproduksipigmen melanin –hitam. Mel-
anosit terletak diantara epidermis dan dermis (stratum basale).
POMC bukan hanya disintesis di sel-sel kortikotro-
pin lobus anterior hipofisis tapi juga di hipothalamus tepatn-
ya nukleus arkuatus, sel-sel dermis, dan jaringan limfoid. Tapi
POMC ini tidak dijadikan hormon –seperti yang telah dibahas
(enkefalin, MSH, ACTH, endorfin, etc). Pada area yang nggak punya en-
zim PC (proconvertagenase), akan mengalami pemecahan menjadi peptide-
peptide kecil dan fungsional lainnya, kalo punya enzim pemecah –selain PC.
ADDISON’S DISEASE
β-ENDORPHIN
Analog MSH
• Afamelanotide ([Nle4-D-Phe7]-α-MSH) adalah analog
dari α-MSH diberikan sebagai injeksi subkutan.
• Afamelanotide saat ini sedang menjalani uji coba fase II dan III di
Eropa dan Amerika Serikat untuk penyakit kulit termasuk vitiligo,
protoporphyria erythropoietic, polimorfik akibat pancaran cahaya
dan pencegahan keratosis actinic pada penerima transplantasi organ
• POMC melepaskan α-MSH, kemudian berikatan den-
gan melanocortin receptor yang terdapat di nuclei para-
ventrikulare, ada 5 subtipe melanocortin receptor (MCR)
• MCR-3 dan MCR-4 adalah penting untuk
meregulasi intake makanan dan balans energi.
• Aktivitas reseptor-reseptor ini menurunk-
an intake makanan dan menaikan pemakaian energi
• Penurunan aktivitas MCR-3 dan MCR-4 menaikkan
intake makanan dan penurunan pemakaian energi.
• Efek aktivitas MCR adalah pada peningkatan pemakaian en-
ergi, oleh aktivitas jalur neron yang berjalan dari nuklei
paraventrikulare menuju ke nukleus traktus solitari-
us (NTS) dan merangsang aktivitas sistem simpatis.
• Sistem melanokortin hipotalamus berperan san-
gat kuat dalam regulasi penyimpanan energi tubuh
• Jalur melanokortin ada hubungannya dengan obesitas
• Mutasi MCR-4 yang terkenal pada
mono-genik (single gene) mengakibatkan terjadinya obesitas
Reseptor MELANOCORTIN
MELANOCORTIN-2 RECEPTOR
• Reseptor ini terdapat dalam korteks adrenal dan memediasi efek ACTH.
• Merupakan gabungan reseptor G-protein dari reseptor melanocortin.
• MC2R pada manusia dikodekan pada segmen kromosom
18p11.2 dan mengandung 297 asam amino.
• Mutasi MC2R yang menyebabkan defisiensi
cortisone tipe 1, yang resisten terhadap ACTH.
MELANOCORTIN-3 RECEPTOR
MELANOCORTIN-4 RECEPTOR
MELANOCORTIN-5 RECEPTOR
KELENJAR PINEAL
Sebelumnya apa itu Refractive Error? Artinya adalah terdapat kesalahan atau
kelainan pada media refraksi mata. Sehingga bayangan tidak difokuskan pada
retina dimana pada retina terdapat reseptor saraf sensori yang nantinya akan
meneruskan impuls ke otak. Penyebabnya:
• Diameter anterior-posterior (axial length) >> jarak dari lensa sampai retina.
Dapat diukur dengan pemeriksaan USG. Ini adalah penyebab paling sering
• Index Refraksi (kekuatan dari media refraksi)
• Lensa
Kasus refractive error yang paling sering adalah MYOPIA. Nah kita kan dari tadi
menyebut media refraksi, media refraksi artinya sama dengan penghantar si-
nar, yaitu:
PEMERIKSAAN VISUS
♦ Pinhole : penutup mata yang di tengahnya ada lubang kecil (berukuran 1-2
mm).
♦ Dengan adanya lubang kecil maka hanya berkas cahaya aksial (yang paling
tengah) yang masuk retina.
♦ Jika dengan uji pinhole bertambah (membaik) maka terdapat factor refrak-
si yang menyebabkan penurunan visus.
8 STATUS REFRAKSI
1. Emmetropia
2. Miopia
3. Hipermetropia
4. Astigmat miop simpleks
5. Astigmat miop kompositus
6. Astigmat hipermetrop simpleks
7. Astigmat hipermetrop kompositus
8. Astigmat mikstus
Ametropia
Jika cahaya parallel tidak dapat difokuskan di retina. Sinar sejajar yang
dating dari jarak 6 meter atau lebih TIDAK terfokus pada retina (di depan atau
di belakang retina).
Ametropia, dipengaruhi oleh :
- Aksis
- Kurvatura
- Indek bias
- Posisilensa
Untuk penglihatan jarak dekat, cahaya tidak parallel akan tetapi divergen
(menyebar). Nah, untuk memfokuskan bayangan di retina maka lensa bu-
tuh akomodasi dengan mencembungkan lensa mata agar cahaya menjadi
konvergen (mengumpul) sehingga dapat focus di retina. Nah yang termasuk
ammetropia ini adalah Miopi (rabun jauh), Hipermetropi (Rabun dekat),
Astigmatisma (Silinder).
Miopi
Miopi adalah kelainan refraksi yang populer dengan nama ‘mata minus’.
Penyebabnya: diameter antero-posterior terlalu panjang. Sehingga bayangan
tidak bisa sampai ke retina dan keburu jatuh di depan retina. (Sumbu mata
terlalu panjang, normal : 24 mm, fokus di depan retina). Kausa : multifaktorial
(genetik ditambah lingkungan)
Kalau jarak antero-posterior ini lebih dari normal, tiap kelebihan 1 mm kira-
kira menambah mata minus sebanyak 3 dioptri. Tapi ini cuma perkiraan saja,
karena masih ada factor kornea (misal pada penderita kornea yang keratokonus
atau kornea yang terlalu lancip berbentuk seperti kerucut).
Komplikasi Myopi
- Ablatio Retina : terlepasnya atau robeknya retina, retina semakin tipis se-
hingga mudah lepas (disebut juga Stapiloma posterior. Ada juga yang na-
manya Myopia Crescent : saking tipisnnya retina sehingga mudah robek
atau lepas, tidak melekat pada koroid, akan tampak seperti bulan sabit)
- Glaucoma : Lama kelamaan akan menjadi KEBUTAAN
- Macular hole
- Perdarahan macula
- Pada mata dengan miopia tinggi akan terdapat kelainan pada fundus okuli
seperti:
♦ Degenerasi makula,
♦ Degenerasi retina bagian perifer,
♦ Miopik kresen (gambaran bulan sabit yang terlihat pada polus poste-
rior fundus mata miopia, yang terdapat pada daerah papil saraf optik
akibat tidak tertutupnya sklera oleh koroid)
PERJALANAN MIOPI
o Miopia stasioner ialah miopia yang menetap setelah dewasa
o Miopia progresif ialah miopia yang bertambah terus pada usia dewasa aki-
bat bertambah panjangnya bola mata
o Miopia maligna ialah miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengaki-
batkan ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan miopia pernisiosa =
miopia degeneratif
Macam-macam hipermetropia :
♦ Hipermetropia manifest : ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan
kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal.
o H. Fakultatif (dapat diatasi dengan akomodasi)
o H. Absolut (tidak dapat diatasi dengan akomodasi)
♦ Hipermetropia laten ialah hipermetrop yang dapat diatasi oleh tonus m.si-
liaris
♦ Hipermetropiatotal: gabungan dari hipermetropi manifest dan hipermeto-
pi laten.
Komplikasi
● Strabismus (esotropi) terjadi akibat pasien melakukan akomodasi terusme-
nerus, juling kedalam.
● Glaukoma terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan
mempersempit sudut bilik mata.
● Ambliopia terjadi akibat mata tanpa akomodasi tidak pernah melihat obyek
dengan baik dan jelas. Bila terdapat perbedaan kekuatan hipermetropia
antara kedua mata, maka akan terjadi ambliopia pada salah satu mata ber-
gulir ke temporal
Astigmatisma
Biasanya dikenal dengan nama ‘mata silinder’. Kausa : kurvatura ko-
rnea yang tidak sferis (agak lonjong seperti sendok) artinya permukaan kornea
yang tidak merata. Fokus tidak berbentuk titik tetapi garis (seperti gambar di
bawah).
Penyebab :
1. Lengkungan jari-jari pada satu meridian kornea lebih panjang dibanding
jari-jari meridian yang tegak lurus padanya.
2. Jaringan parut pada kornea
3. Pasca pembedahan mata. Jahitan yang terlalu kuat pada bedah mata dapat
mengakibatkan perubahan pada permukaan kornea
Presbiopia
Pandangan jarak dekat membutuhkan akomodasi mata. Usaha akomo-
dasi dilakukan oleh lensa mata. Pada manula, daya akomodasi ini sudah tidak
maksimal lagi akibat aging process “PRESBYOPIA” (butuh kacamata baca).
Merupakan proses fisiologis. Punctum proksimum telah begitu jauh
Penyebab : Daya akomodasi berkurang (pengaruh lensa makin keras dan kon-
traksi otot siliar berkurang)
Gejala :
Menjauhkan bahan bacaan, Astenofia, Sakit mata, Cepat lelah
ISTILAH-ISTILAH
● Anisometropia : adanya perbedaan derajat kelainan refraksi pada
kedua mata.
● Antimetropia : status refraksimata yang berbeda (yang satu hi-
permetropia dan yang lain miopia).
● Aniseikonia : perbedaan besar bayangan antara kedua mata.
● Asthenofia : mata lelah
● Ambliopia : mata malas (mata dengan struktur normal tapi fungsi
menurun), Macam-ambliopia:
- Ambliopia anisometropia (beda ukuran mata kanan dan kiri )
- Ambliopis strabismik (strabismus)
- Ambliopia exanopsia (media refrakta tertutup)
3. Keluhan pasien (no. 2) disebabkan oleh beberapa hal. Berikut ini manakah
yang kemungkinan sebagai penyebab?
a. Peningkatan visus
b. Peningkatan titik dekat
c. Penurunan titik jauh
d. Peningkatan kemampuan total refraksi
e. Penurunan kemampuan melihat benda jauhi
4. Jika seorang pasien pada pemeriksaan visus hanya dapat melihat lambaian
tangan pada jarak 1 meter, maka visusnya...
a. 1/30
b. 1/60
c. 1/300
5. Adanya gangguan melihat jauh karena axis bola mata terlalu panjang dan
kornea tidak sferis dapat menyebabkan gangguan refraksi...
a. Presbiop
b. Miop
c. Hipermetrop
d. Astigmat miop kompositus
e. Astigmat miop simpleks
6. Pasien laki – laki usia 55 tahun tidak ada gangguan melihat jauh tetapi me-
negeluh gangguan membaca dapat menggunakan kacamata...
a. Lensa sferis positif 1,5 D
b. Lensa sferis positif 2,5 D
c. Lensa sferis negative 1,5 D
d. Lensa sferis negative 2,5 D
e. Lensa slinder positif 2,5 D
9. Kelainan refraksi dengan letak fokus bayangan ada 2 buah yang terletak di
depan retina dan di retina...
a. Astigmat miop simpleks
b. Astigmat miop kompositus
c. Astigmat hipermetrop simpleks
d. Astigmat hipermetrop kompositus
e. Astigmat mikstus