A. OUTLINE ini wajib diketahui oleh dokter umum dan 5 kasus terbanyak di poliklinik
seluruh Indonesia
1. Diabetic Retinopathy
2. Age Macular Degeneration
3. Retinal Detachment
4. Occlusive Retinal Diseases
5. Central Serous Chorioretinopathy
DIABETIC RETINOPATHY
A. INTRODUCTION
- Kasus vitreous retina yang banyak terjadi di masyarakat kita penyebabnya adalah
DM
- Diabetes Mellitus adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa
darah tinggi. Diabetes merupakan hasil dari cacat (defect) dalam kemampuan
tubuh untuk memproduksi dan / atau menggunakan insulin.
- Diabetes tipe 1 biasanya didiagnosis pada anak-anak dan dewasa muda, dan
sebelumnya dikenal sebagai diabetes juvenile. Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak
memproduksi insulin. 5% pengidap diabetes memiliki bentuk penyakit ini.
- Pada diabetes Tipe 2, tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau sel-sel
mengabaikan insulin. Ini adalah bentuk diabetes yang paling umum.
F. FAKTOR RISIKO
- Durasi diabetes lamanya menderita DM
- Kontrol gula darah yang buruk kontrol gula darah yang tidak teratur
- Hiperlipidemia
- DM itu dapat mengakibatkan DR dan dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan
melalui proses
Macular edema nantinya akan menjadi clinical significant macular edema
(akan terjadi pembengkakan atau eksudt di area 500 mikron di daerah makula)
yang akan mengakibatkan visual loss
Fase pre-proliferative DR akan mengakibatkan terjadi proliferative DR
yang nantinya akan menyebabkan perdarahan vitreous dll (cek gambar)
G. PATHOPHYSIOLOGY
- Patofisiologinya ada 2 yaitu oklusi dan leakage
- Diabetic Retinopathy is a microvasculopathy that causes:
Retinal capillary occlusion
Retinal capillary leakage
H. MICROVASCULAR OCCLUSION
- Oklusi mikrovaskuler disebabkan oleh:
Penebalan membran basal kapiler
Proliferasi abnormal endotelium kapiler
Peningkatan adhesi platelet
Meningkatkan viskositas darah
Fibrinolisis rusak
No retinopathy
J. MODERATE NONPROLIFERATIVE
DIABETIC RETINOPATHY (NPDR)
- Karakteristik :Lebih dari sekadar
mikroaneurisma tetapi kurang dari
NPDR berat
R. LASER PHOTOCOAGULATION
- Pasien dengan early, high-risk maupun advanced sedapat mungkin kita lakukan
laser photocoagulation
- Laser ini kita lakukan di seluruh permukaan retina tujuannya adalah mengurangi
kebutuhan retina akan oksigen, jadi kita akan membuat scar di retina sehingga
kebutuhan oksigen nya berkurang, sehingga tidak terjadi neovascularisasi
sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
- Efek sampingnya akan terjadi penyempitan visual field, katakan lah secara kasarnya
kita rusak retina nya supaya dia tidak butuh oksigen kita menyelamatkan
penglihatan sentral nya
- Jadi penglihatan central kita selamatkan dan penglihatan di perifer kita korbankan
sehingga penglihatannya akan menyempit
- Misalnya dokternya tadi kan hadap ke selatan, jadi dokternya bisa melihat yang di
depan nya dan komputer di samping kanan nya itu normal
- Tapi kalo orang dengan laser dia lapang pandangnya akan menyempit, jadi Cuma
bisa dilihat depannya aja
- Laser Photocoagulation direkomendasikan untuk mata dengan:
Klinis edema makula yang signifikan CSME
Risiko tinggi Retinopati diabetik proliferatif
S. ANTI VEGF
- Digunakan pada kasus diabetes macular edema
- Anti VEGF ini bertujuan untuk menghambat neovascularisasi yang dapat
menyebabkan inflamasi pada makula
- Diberikannya dalam bentuk injeksi ke dalam intraokuli
- Penggunaan anti-vascular endothelial growth factor antibodies telah terbukti
bermanfaat dalam perawatan DR
- Perawatan antibodi anti-VEGF tampaknya berguna untuk edema makula dan
retinopati proliferatif
- Studi untuk menentukan peran yang tepat dari pengobatan anti-VEGF dalam
kaitannya dengan perawatan laser dalam situasi tertentu sedang berlangsung.
T. SURGERY
- Surgery dilakukan pada pasien high-risk dan kasus advance PDR dengan cara
memotong seluruh vitreous karena vitreous ini merupakan daerah yang
mengandung VEGF paling banyak
- Jadi vitreous nya dibuang kemudian traksi (peninggian/pengangkatan) di retina
diperbaiki
U. CONCLUSIONS
- Retinopati diabetik dapat dicegah melalui kontrol glikemik yang ketat dan
pemeriksaan dilatasu mata tahunan yang dilakukan oleh dokter mata.
- Pada pasien dengan DR harus selalu dilakukan pemeriksaan dilatasi pupil
AGE MACULAR DEGENERATION
A. INTRODUCTION
B. INCIDENCE
- Penyebab utama kebutaan di Amerika, Eropa atau Australia banyak pada orang
kulit putih
- Manifes setelah berusia 50 tahun, dan signifikan setelah berusia 70 tahun.
- Insiden terjadi pada kedua mata
- Perempuan lebih sering daripada laki-laki
C. CAUSES
- Age , 10 %: 65-74 yrs, 25% : >74 yrs
- Oxidative Stress, taking role this disease ,
- Direct sun exposure
- Hereditary
- Race Caucasian ( white ) are more
D. RISK FACTORS :
- Kalo di negara maju penyebab kebutaan paling banyak itu adalah AMD
dibandingkan dengan katarak. AMD itu kan gak bisa diperbaiki, kalo pasien udah
jatuh ke wet AMD kita hanya bisa maintenance aja
- Kalo di negara Indonesia katarak itu menyebabkan kebutaan berhubungan dengan
kesadaran masyarakat kita untuk berobat. Kalo di negara maju, udah kabur dikit aja
udah langsung periksa sehingga kataraknya mudah di deteksi
- Smoke and bigger index body mass.
- Suspect Hypertensi and Heart disease.
- Serum lipid increase.
- There are free radical
- Cataract surgery.
E. SYMPTOM
- Gejalanya itu kabur di daerah central penglihatan
- Misalnya dokter Ari melihatnya ke arah dokter Jaya, maka wajahnya dokter Jaya
yang kabur dan yang lain nya masih jelas, jadi di centralnya yang kabur
- Selain kabur biasanya dia akan melihat berkelok-kelok
- Dry type :
Slight blurred
- Wet type :
Blurred
Slight pain
Scotoma
F. CLINICAL SIGNS
- Pada pemeriksaan funduscopy ditemukan:
- Dry type
Drusen sekitar macula dan kutub posterior drucen itu ada bulat-bulat putih
dengan batas yang tegas dan kering
- Wet type
Pada wet AMD terjadi perdarahan karena akan menembus ke RPE, sehingga
RPE nya rusak kemudian akan terjadi perdarahan di area bawah makula
Daerah atrofi di macula
Exudate (titik kuning di macula)
Pembuluh darah baru, pada kasus sebelumnya.
G. EXAMINATION
- Funduscopy : direct, lens 78 D / 90 D
- Fundus Flouresein Angiography
- Fundus Photography
- Amsler grid
- OCT (Optical Coherence Tomography)
- Ini pemeriksaan AMSLER GRID ini sangat gampang, kasi aja buku kotak-kotak
habistu periksa matanya satu-satu
- Jika pasien mengeluh melihat seperti ini (gambar kanan) kita harus curiga ada
kelainan di makula
H. PREVENTION
- Following can risk reduced :
Vitamin A , E
Antioxidant
Fish consumption more 2 times perweek.
Vegetable consumption
Fresh fruit consumption
Tablet antioxidant
No smoking
Control hypertension
I. TREATMENT
- Kalo dry AMD itu cenderung akan terus berlangsung secara pelan-pelan gak ada
terapi Cuma dikasi anti-oksidan biar lebih slow progres nya
- Kalo wet AMD biasanya kita berikan anti-VEGF tujuannya untuk mereduce
pembuluh darah koroid (mengurangi neovacularisasi dari koroid tersebut)
- Antioxidant tablet
- Laser photocoagulation ( Photo Dynamic Therapy = PDT )
- Injection Intra Vitreal Anti VEGF
- Surgery :
Vitrectomy surgery ini dilakukan pada saat vitrous hemorhage (pecah sampe
memenuhi intra-okuli)
Macular translocation
RETINAL DETACHMENT
A. INTRODUCTION
- Retinal Detachment (RD) mengacu pada pemisahan retina neurosensorik dari epitel
pigmen retina (RPE) retinal detachment itu terlepasnya neurosensoris retina dari
RPE, jadi harusnya nempel tapi itu terpisahkan oleh suatu cairan
- There are :
Rhegmatogenous RD
Non Rhegmatogenous or Exudative RD
Tractional RD
B. RHEGMATOGENOUS RD
- Ini yang rematogen, jadi ada suatu robekan (lingkaran merah) mekanik pada retina,
jadi robekan ini menyebabkan ada cairan yang masuk ke neurosensori, sehingga
menyebakan neurosensori nya terlepas
- Pada pameriksaan funduskopi akan terlihat robekan seperti ini (lingkaran biru)
1) Predisposing factors :
Bervariasi dari usia muda sampe usia tua
Age – most common 40-60 years
Sex - Male : female 3 : 2
Myopia – 40 % cases paling sering terjadi pada orang yang minus diatas 6
Aphakia misalnya orang yang operasi katarak tapi gak dipasang lensa itu
bisa mengalami retinal detachment
Jadi kalo pasien udah mengeluh floater (ada rambut-rambut) kita harus awere
dan kita harus lakukan pemeriksaan segemen posterior dengan lebih detail
Trauma
Retinal degenerations such as : Lattice degeneration (penipisan di area perifer,
itu harus segera ditangani supaya gak menjadi ablasia retina), Snail track
degeneration ect.
Senile posterior vitreous detachment (PVD)
Prevalence: 1 in 1000 population each year.
2) SYMPTOMS
Gejala Prodormal:
Photopsia (kilatan cahaya)
Floaters (bintik-bintik gelap) di depan mata.
Gejala detach retina:
Loss in the field of vision : localized detachment retina
Loss of vision : detachment involving macular area terjadi penurunan
visus kalo udah pas di area makula, kalo masih diatas aja biasanya
penurunan visusnya gak signifikan
Kalo yang ablasio retina yang rematogen sering sekali keluhannya secara tiba-
tiba dan TIDAK disertadi dengan rasa nyeri
3) SIGNS
RD gives grey reflex, is raised, thrown into folds with oscillate with movement
of eye.
Retinal breaks (round, horse-shoe-shape or slit like0 look reddish and are most
found in periphery (commonest in the upper temporal)
4) MANAGEMENT
Jadi managementnya ya hrus ditempelkan lagi, caranya ada dengan memasang
band aja atau dengan melakukan vitrectomy (diambil cairan di dalem
neurosensory tersebut dengan cara mekanik)
Prinsip dasar pengobatan: DACE ( drainage, air injection, Cryo and Explant )
Indikasi untuk drainase Sub Retinal Fluid (SRF)
Kesulitan dalam melokalisir retina break
Old RD, RD with inferior breaks, immobile retina
Vitrektomi: Jika melibatkan vitreous body
C. NON RHEGMATOGENOUS RD
- Non rematogen RD itu ada yang eksudatif dan ada yang traksional
- Traksional biasanya terjadi pada kasus diabetes retinopathy, biasanya terjadi
peradangan di dalam intra-okuli sehingga ada gangguan pada retina
- Kalo yang eksudat : selalu ada penyebab yang lain, biasanya penyebanya adalah
infeksi atau inflamasi, contohnya : kasusu infeksi toxo, CMV (orang HIV) atau kasus
uveitis itu bisa mengakibatkan terjadinya retinal detachment eksudatif
- Penangananya kalo yang rhematogen itu harus segera di operasi, semakin cepat di
operasi maka kemungkinan melihatnya akan semakin besar
- Kalo yang traksional juga harus di operasi, traksi nya diperbaiki
- Kalo yang eksudatif, yang diobati adalah causa nya, kalo dia kena infeksi tokso ya
tokso nya yang harus diobati, tidak disarankan operasi pada yang eksudatif, karena
kalo causa nya masih ada dan di operasi maka dia akan terjadi lagi
- Retina is elevated due to accumulation or fluid beneath it, assosiated with RPE
damage
- CAUSES :
1) Systemic diseases: Hypertension, Toxaemia of pregnancy, blood dyscrasias ,
ect.
2) Ocular diseases :
Inflammations
Vascular diseases
Neoplasms
- CLINICAL FETURES
Exudative RD dapat dibedakan dari RD Rhegmatogenous dengan karakter
sebagai berikut:
Tidak adanya fotopsia
Tidak adanya retina yang pecah, lipatan dan undulasi
Konfigurasi RD convex
Pergeseran tanda cairan adalah patognomi dari Exudative RD
- Kalo yang rhematogen itu lebih kembung, kalo yang eksudatif dia lebih shalow dan
tidak terdapat robekan
- Jadi kita periksa keseluruhan kalo gak ada robekan berarti curiga eksudatif, kita
langsung cek lab kita perhatikan marker inflamasinya (PRDL, anti CMV, anti rubela
dll)
- Ini tampak adanya dilatasi dari pembuluh darah (lingkaran merah), pembuluh
darahnya juga berkelok-kelok kemudian juga terjadi perdarahan flame shape (?)
artinya perdarahan yang lebih luas di permukaan retina
- Kemudian juga ada cotton wall spot (lingkaran biru)
- Kalo udah sampe makula ini lah (lingkaran kuning) inilah yang menyebabkan
edema pada makula dan terjadi visual loss
C. SIGNS
- Vision: variabel dan tergantung pada tingkat keterlibatan makula
- Fundus: Dilatasi dan tortuositas segmen vena distal ke situs
- Course :
Eksudat keras, selubung vena, dan perifer sklerotik.
Saluran vena tambahan
D. TREATMENT BRVO
- Grid Laser photocoagulation
- Intravitreal injection Triamcinolone Acetonide triamcinolone ini efek
sampingnya dapat meningkatkan tekanan bola mata
- Intravitreal injeksi Anti VEGF (Avastin ,ect) setelah pemberian VEGF membaik
maka kita lanjutkan dengan Grid Laser photocoagulation untuk mencegah
terjadinya perdarahan kembali
F. NON-ISCHEMIC CRVO
- Presentasi: penglihatan kabur yang tiba-tiba dan unilateral.
- Visus: terganggu hingga derajat sedang-berat.
- APD (Afferent pupillary defect): tidak atau ringan.
- Fundus:
Venous Tortuosity dan dilatasi semua cabang
Dot blot dan perdarahan berbentuk api.
Cotton-wool spots,
Edema papil dan makula sering terjadi
- Pada yang non-iskemik biasanya ada edema juga (lingkaran kuning) di makula
G. PROGNOSIS:
- Cukup baik dengan pengembalian penglihatan ke normal atau mendekati normal
sekitar 50%. Penyebab utama untuk penglihatan yang buruk adalah edema makula
kronis. Untuk mencapai penglihatan normal kemungkinannya kecil
I. ISCHEMIC CRVO
- Kalo yang iskemik ini penglihatannya jauh lebih buruk daripada yang non
- Presentasi: gangguan penglihatan mendadak dan berat.
- VA: biasanya Menghitung jari atau lebih buruk
- RAPD: marked
- Fundus:
Tegang tortuositas dan pembengkakan semua cabang CRV,
dot-blot yang luas dan perdarahan berbentuk api, edema
diskus berat dan hiperemia.
FFA: menunjukkan penundaan yang ditandai dalam
perjalanan arteriovenous. Dari FFA kita bisa melihat dilatasi
dari seluruh pembuluh darah dan terjadi oklusi dimana-mana
(gambar bawah yang warna abu)
J. DIAGNOSIS
- Presentasi: gangguan penglihatan mendadak dan berat.
- VA: biasanya Menghitung jari atau lebih buruk
- APD: marked ini yang harus di INGAT ada pemeriksaan APD
- Fundus:
Tegang tortuositas dan pembengkakan semua cabang CRV, dot-blot yang luas
dan perdarahan berbentuk api, edema diskus berat dan hiperemia.
- FFA: menunjukkan penundaan yang ditandai dalam perjalanan arteriovenous.
K. PROGNOSIS:
- Prognosis tergantung dari keadaan makula nya, kebanyakan kalo CRVO
prognosisnya tidak terlalu baik, walaupun penglihatannya membaik tapi biasanya
gak terlalu signifikan
- Miskin karena iskemia makula.
- Rubeosis iridis berkembang di sekitar 50% mata, biasanya antara 2 dan 4 bulan
(glaukoma 100 hari).
- Follow up : Setiap bulan selama 6 bulan gonioskopi untuk mendeteksi
neovaskularisasi segmen anterior (rubeosis iridis).
L. PENGOBATAN:
- Yang penting pada pasien oklusi vena, selain obat di mata kita juga harus tangani
causanya, jadi penyakit sistemiknya juga harus diperhatikan (ex : hipertensi,
hiperlipidemia)
- Coagulantia: Walfarin, Aspirin dosis kecil
- Injeksi Intravitreal Dexametasone / Triamcinolone
- Injeksi Intravitreal Anti VEGF (Avastin ect)
- Laser PRP (Pan Retina Photocoagulation).
- CSCR ini adalah suatu pembengkakan pada makula, dimana terdapat suatu cairan
yang memisahkan antara neurosensori dengan RPE
- Sebenarnya ini gambarannya hampir mirip dengan retinal detachment tapi
causanya yang berbeda
- Kalo retinal detachment biasanya terjadi robekan atau eksudatif, tapi kalo CSCR
terjadi kerusakan pada sel epitelnya atau RPE nya yang rusak kalo pada CSCR
- Karena epitelnya rusak sehingga terjadi timbunan cairan, termasuk cairan dari area
koroid ke neurosensori retina
- Merupakan kondisi idiopatik di mana cairan terakumulasi di bawah retina,
menyebabkan detasemen serosa (berisi cairan) dari neuroepithelium dan
kehilangan penglihatan
- 80% terjadi pada laki-laki muda dengan tingkat stress yang tinggi dan kepribadian
tipe A, tipe A itu adalah orang yang perfectionis, sensitif, pemarah atau orang yang
ingin semua-semuanya sempurna (kalo kerja ya harus selesai,kalo belum selesai
belum berhenti) biasanya kerjaan nya arsitek (yang detail)
- Hampir 90% dia akan membaik, artinya tergantung diri sendiri dengan cara terapi
diri sendiri, nah yang 10% kalo gak sembuh setelah di observasi sebulan atau 2
bulan kita lakukan pemeriksaan FFA dengan menyuntikkan flourescence di
pembuluh darah kemudian kita foto kemudian kita liat kebocorannya itu dimana
Kalo dia di central makula maka pasien nya itu dilakukan PDT (?) itu laser dari
belakang dan aman gak akan merusak retina, dan di INA Cuma ada 1 di JKT
Kalo dia di ekstra makula kita bisa lakukan dengan laser panas, itu semua ada.
Misalnya pasien dalam 3 bulan gak membaik, kemudian di laser biasanya
membaik lagi 6/6 lagi visusnya
- CSCR ini bersifat recurent
- Retinopati keempat yang paling umum setelah AMD, DR dan BRVO
- Umum terjadi pada laki-laki, 20 - 50 dekade kehidupan
- pertama kali dikenal oleh Albrecht von Graefe pada tahun 1866 dan diberi nama
retinitis rekuren sentral
B. PATHOPHYSIOLOGY
C. SYMPTOMPS
- Keluhannya itu biasanya pandangan nya kabur dan melihat nya itu berkelok-kelok
itu khas banget kejadian di makula
- Inget aja kalo udah kabur di central itu khas gangguan di makula
- Sudden onset of blurred and dim vision
- Metamorphopsia
- Paracentral scotoma
- Micropsia/macropsia
- Dyschromatopsia
D. SIGNS
- Dari pemeriksaan di daerah makula itu akan terlihat edema, tapi edema nya
berbatas tegas. Kalo pada retinal detachment edemanya luas sampe ke perifer, kalo
CSCR edema nya hanya di makula aja
- i dengan koreksi
hyperopic
- Seringkali bilateral dengan temuan asimetris
- Typical
round well-demarcated detachment of neurosensory retina at the macula
PED can also occur
Subretinal fluid (SRF) clear or turbid
Chronic RPE motling, atrophy, clumping ; yellow dots (phagocytosed
photoreceptor outer segments)
- Atypical
RD neurosensorik bulosa
RD neurosensorik inferior dengan traktus atrofik
Multifocal CSC
E. DIAGNOSTIC TEST
- Fundus examination
- OCT
- Fluorescin angiography
- ICG
F. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
- Neovascular AMD
- Polypoidal Choroidal Vasculopathy
- Optic nerve pits
- Idiopathic Uveal Effusion Syndrome
- VKH
- Pachychoroid
G. TREATMENT
- Penyakit self-limiting
- Pemulihan visual terjadi dalam beberapa minggu hingga bulan tanpa perawatan
-
- Observasi
- Therapy
Pharmacologic treatment
Focal laser photocoagulation
Photodynamic therapy (PDT)
Transpupillary thermotherapy (TTT)
Intravitreal Anti-VEGF injection
Selective retina therapy