DIABETIC RETINOPATHY
Preceptor:
Susi Heryati, dr., Sp.M (K)
Rusti Hanindya Sari, dr., SpM
Disusun oleh :
Desta Yulitasari 130112180565
Dinda Yulia 130112180566
Rahmanovarina N R 130112180583
III. Klasifikasi1,2
A. Retinopati Nonproliferatif
Cotton-wool spots.
Banyak mikroaneurisma atau perdarahan intraretinal pada empat
kuadran.
Pelebaran vena pada dua kuadran.
IRMA pada satu kuadran.
B. Makulopati
Diabetik makulopati ditandai adanya penebalan atau edema pada retina baik
fokal atau difus yang disebabkan oleh adanya kerusakan inner blood-retinal barrier
pada endotel kapiler retina yang diikuti dengan adanya kebocoran cairan plasma ke
sekeliling retina. Lebih sering terjadi pada diabetes tipe 2. Penatalaksanaan harus
segera dilakukan bila terbukti secara klinis :
C. Retinopati Proliferatif
Setiap munculnya pembuluh darah baru pada diskus optikus yang meluas
sampai lebih dari sepertiga diameter diskus.
Setiap munculnya pembuluh darah baru pada diskus optikus yang berhubungan
dengan perdarahan vitreous.
Adanya pembuluh darah baru pada daerah lain di retina yang memanjang
sampai lebih dari setengah diameter diskus dan berhubungan dengan
perdarahan vitreous.
Pada mata dengan retinopati diabetik proliferatif dan adanya adesi vitreoretinal
yang persisten, peningkatan neovaskular menyebabkan adanya perubahan pada
jaringan fibrosa dan membentuk ikatan vibrovaskuler yang erat, ini dapat
menyebabkan traksi vitreoretinal. Hal ini dapat menyebabkan retina traksi yang
progresif atau dengan adanya robekan retina, ablasi regmatogen (rhegmatogenous
detachment). Ablasi retina yang mungkin tersembunyi karena perdarahan badan kaca
(vitreous). Penyakit diabetic retinopati yang sudah lanjut akan menyebabkan
komplikasi pada iris yaitu neovaskularisasi iris (rubeosis iridis) dan glaucoma
neovaskuler.
Retinopati proliferatif muncul pada 50% pasien diabetes tipe I dalam 15 tahun
setelah diagnosis. Jumlahnya lebih sedikit pada pasien diabetes tipe II. Tetapi karena
jumlah pasien diabetes tipe II lebih banyak dibandingkan tipe I. Maka, jumlah penderita
retinopati proliferatif lebih banyak pada diabetes tipe II.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Tajam penglihatan
a. Mikroaneurisma
Sebuah out-pouchings yang terlokalisasi berbentuk sakular dari dinding kapiler yang
terbentuk akibat dilatasi dari dinding kapiler atau bertemunya dua cabang dari loop
kapiler. Pada funduskopi ditemukan titik kecil merah dan pembuluh darah yang
berkelok-kelok dan biasanya terletak pada daerah yang tidak tervaskularisasi oleh
kapiler. Kehilagan perisitmenyebabkan proliferasi sel endotel dengan terbentuknya
mikroaneurisma selular. Mikroaneurisma yang pecah akan mengeluarkan konten
plasma ke retina yang menyebabkan adanya trombus.
a & b; pada pemeriksaan retina setelah di injeksi dengan Indian Ink, pada gambar a
terlihat mikroaneurisma yang terbentuk akibat fusi dari 2 kapiler. Pada gambar b
terlihat mikroaneurisma terletak pada daerah disekitar daerah retina yang tidak
tervaskularisasi oleh epitel.
Pada gambar ini ditemukan red dots disekitar pembuluh darah. Ini merupakan
pertanda awal adanya mikroaneurisma. Tidak dapat dibedakan dengan red dots akibat
hipertensi
b. Pendarahan Retina
c. Eksudat
Diakibatkan oleh edema retina lokal yang kronik dan terbentuk disekitar area dari
retina yang edem dan retina yang normal. Eksudat ini terdiri dari lipoprotein dan
makrofag yang berisi lemak. Eksudat terletak diluar lapisan plexiform. Pada
hyperlipidemia akan meningkatkan terjadinya eksudat.
Lesi berwarna kuning berbatas jelas merupakan gambaran dari eksudat. Biasanya
eksudat mengelilingi daerah mirkoaneurisma yang bocor. Seiring berjalannya waktu
ukuran dan jumlah akan meingkat sehingga bisa sampai pada fovea. Ketika
kebocoran aneurisma semakin banyak, eksudat akan terabsorbsi ke satu daerah baik
itu ke bagian kapiler yang sehat ataupun oleh fagosit. Pada saat keadaan kronis dan
pecah akan menyebabkan terjadinya deposisi kolestrol kristalin.
Edema makular biasanya dalam keadaan difus, diakibatkan oleh kebocoran kapiler
yang ekstensif dan kebocoran fokal di sekitar daerah mikroaneurisma dan dilatasi
segmen kapiler. Cairan terletak diantara lapisan outer plexiform dan inner nuclear.
Pada pemeriksaan fluorescent didapatkan diffuse late hyperfluorescence.
e. Makulopati
Makulopati yang ditemukan dapat berupa fokal, difus, atau iskemik. Letaknya
biasanya disebelah temporal dari makula pada fokal. Pada makulopati difus tidak
dapat lagi melokalisasi fovea.
Difus: penebalan retina yang difus, yang dihubungkan dengan adanya perubahan
cystoid, bisa juga diikuti dengan adanya mikroaneurisma dan perdarahan kecil.
Perubahan vena dapat berupa looping, beading atau segmentasi vena. Abnormalitas
pada mikrovaskular intraretinal adalah shunt arteriolar-venular yang terbentuk; shunt
ini akan melewati kapiler sehingga kapiler yang tidak terperfusi oleh darah akan
terlihat hipoperfusi.
\
Merupakan akumulasi dari neuronal debris yang terletak di lapisan serabut saraf.
Diakibatkan oleh disrupsi dari akson saraf sehingga terbentuk cystoid body yang
terlihat pada retina.
h. Proliferatif retinopati
Terdiri dari NVD (new vessel at the disc), NVE (new vessel elsewhere) and NVI
(new vessel on the iris)
Diagnosis PDR:
Pemeriksaan urine
1. Hypertensive retinopathy
Perdarahan superfisial dan menyerupai nyala api terutama pada kutub posterior,
bergantung pada derajat hipertensi. Soft exudate dan papill edema dapat terlihat.
3. Radiation retinopathy
Perdarahan retina karena iskemia pada bagian mid-perifer. Riwayat radioterapi untuk
uveal melanoma penting dalam menegakkan diagnosis.
VI. Penatalaksanaan1
Umum
3. Faktor risiko lain, secara umum hipertensi dan hyperlipidemia harus terkontrol
5. Pemberhentian merokok
Untuk mencegah Visual loss dari diabetik renopati sangat penting dilakukannya
follow-up secara berkala untuk deteksi dini. Rekomendasi waktu untuk
melakukan pemeriksaan funduscopy yaitu:
2. Penatalaksanaan medis
3. Fotokoogulasi
Mata dengan edema makula yang tidak signifikan hanya dimonitor secara tanpa
dilakukan terapi laser. Terapi laser fotokoagulasi dilakukan pada kondisi edema
makula yang mengganggu secara signifikan. Terapi laser fotokoagulasi dapat
mengurangi munculnya pembuluhan baru dan mengurangi insidensi kehilangan
penglihatan pada diabetik retinopati proliferatif sebanyak 50%. Injeksi triamcinolone
atau anti-VEGF secara intravitreal juga efektif.
i. Macular photocoagulation
Tindakan pada macula hanya dilakukan dengan laser jika terdapat clinically significant
macular edema (CSME). Pada pasien dengan ischemic diabetic maculopathy tidak
dianjurkan untuk dilakukan tindakan laser. Macula photocoagulation memiliki 2
teknik, yaitu :
Focal treatment
Grid treatment
Grid pattern laser burns are applied in the macular area for diffuse
diabetic macular oedema.
indikasi :
- gagal ginjal
- hamil
4. Terapi operasi
Bila perdarahan badan kaca ini dalam waktu 6 bulan tidak menjernih secara spontan
dapat dilakukan vitrektomi. Vitrektomi dapat menjernihkan perdarahan vitreous
(badan kaca) yang menyebabkan turunnya tajam penglihatan dan
mengurangi/membebaskan traksi vitreoretina pada ablasi retina traksi dan scleral
buckling untuk membantu mempertautkan retina kembali. Vitrektomi dini dapat
diindikasikan pada pasien diabetes tipe I yang memiliki perdarahan vitreous parah dan
retinopati proliferatif aktif dan dengan penglihatan yang buruk. Vitrektomi dapat
ditunda sampai setahun dimana 20% mata dengan perdarahan vitreous dapat jernih
secara spontan. Vitrektomi untuk retinopati proliferatif dengan perdarahan vitreous
ringan hanya berguna pada mata yang sebelumnya telah dilakukan PRP dan pembuluh
darah baru telah mulai membentuk jarinngan fibrosa.
Indikasi pars plana vitrectomy :
Komplikasi vitrektomi lebih sering terjadi pada pasien diabetes tipe I yang menunda
vitrektomi dan pasien diabetes tipe II yang melakukan vitrektomi dini. Komplikasi
yang terjadi dapat berupa phthisis bulbi, meningkatnya tekanan intraokular dengan
edema kornea, pelepasan retina dan infeksi.
VII. Komplikasi
1. Vitreous hemorrhage
Pembuluh darah baru mengalami perdarahan yang mengisi vitreous cavity dan
dapat memblokade penglihatan pada kasus yang berat. Perdarahan ini tidak
menyebabkan kehilangan penglihatan secara permanen dan biasanya akan
membaik dalam beberapa minggu sampai bulan.
2. Retinal detachment
Retinopati diabetik menstimulasi terbentuknya jaringan parut yang menyebabkan
retina tertarik ke depan. Hal ini dapat mengakibatkan penglihatan kabur hingga
kehilangan penglihatan.
3. Neovascular glaucoma
Bocornya pembuluh darah dan pertumbuhan pembuluh darah baru retina yang
abnormal menyebabkan pembuluh darah pada iris tumbuh abnormal sehingga
mengganggu aliran cairan pada mata. Akibatnya terjadi peningkatan tekanan bola
mata yang dapat merusak saraf optik dan menyebabkan kerusakan penglihatan
secara permanen.
VIII. Prognosis
Prognosis retinopati diabetik dipengaruhi pada fase mana ditemukan dan diterapi.
Pasien dengan fase yang lebih lanjut umumnya memiliki progresivitas penyakit
dan penurunan visus yang lebih cepat.
Beberapa faktor prognosis yang berkaitan dengan penurunan visus yang signifikan
pada retinopati diabetik antara lain adanya edema difus, kebocoran multipel,
eksudat pada fovea, dan iskemia makula.
Penurunan visus akan terjadi terus menerus pada pasien retinopati diabetik
maupun hipertensi hingga terjadi kebutaan yang permanen. Sekitar 8.000 mata
menjadi buta setiap tahunnya akibat retinopati diabetik.
IX. Prevensi