RETINOPATHY OF PREMATURITY
Oleh :
Nur Rahmi
K1A1 14 036
Pembimbing :
dr. Rizky Magnadi, Sp. M.
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Telah menyelesaikan Referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Pembimbing
A. PENDAHULUAN
gambaran yang mirip dengan retiopati proliferatif lain seperti retinopati diabetik
Pertama kali ditemukan oleh Terry pada tahun 1942, laporan Terry
memberikan detail yang mana dipikirnya mungkin saja identik dengan kasus
Pada tahun 1951, Campbell menyatakan bahwa efek toksik dari kadar
oksigen yang tidak terkontrol pada bayi yang baru lahir mungkin saja
10 bagian, terdiri dari fotoreseptor (sel batang dan kerucut) dan neuron,
Bertanggung jawab untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Retina akan
rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang dikenal pada retina terdapat
sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel kerucut yang mengenali frekuensi
pendek, menengah, dan panjang (biru, hijau, merah). Sel-sel ini terkonsentrasi di
fovea yang menjadi pusat penglihatan.Sel batang untuk penglihatan malam. Sel-
sel ini sensitif terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang
bagian lainnya.
Gambar 2. Fisiologi Retina3
Retina terdiri dari 10 lapisan, mulai dari sisi dalam hingga luar, yaitu :
Membran limitans interna , yaitu membran hialin antara retina dan badan
kaca
Lapisan sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron
kedua
multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.
Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare, dan
kelima dan terdiri dari dua atau tiga lapis sel kolumnar, yang kemudian akan
menipis pada minggu keenam sampai memiliki ketebalan satu sel. EPR
memanjang secara posterior sebagai lapisan luar dari sel tangkai optik pada
eksterna, lapisan inti dalam, lapisan pleksiform interna, lapisan sel ganglion,
lapisan serat saraf, dan membrana limitans interna telah muncul. Diferensiasi
retina karena vaskularisasi terjadi sebelum usia kelahiran dan sulit untuk
perkembangan vaskular retina merupakan hasil dari bayi hewan dan merupakan
hal yang penting untuk meninjau penelitian yang telah dilakukan pada mata
manusia.5
luar dan pembuluh darah retina dalam. Pada usia gestasi 6 minggu, arteri
hyaloid, cabang mayor dari arteri oftalmik dorsal primitive memasuki bola mata
dan tumbuh terus hingga mencapai kutub posterior dari lensa (Gambar 5).
yang menutrisi baik bagian retina luar dan dalam, sebenarnya retina dalam masih
avaskular. Sekitar usia gestasi 16 minggu suplai darah pertama untuk retina
bagian dalam muncul dalam bentuk mesenkimal “spindle cell” yang tumbuh
dari adventisia arteri hyaloid. Spindle cell bermigrasi ke retina dalam dari optic
yang mana meninggalkan solid cord yang menyalurkan dan berubah bentuk
mencapai ora serata normal pada bulan ke 7 dan 8 dan kemudian temporal ora
serrata pada bulan ke 9 gestasi atau pada waktu kelahiran (Gambar 6 A-C). Hal
ini karena temporal ora serrata lebih jauh jaraknya dari disc dibandingkan nasal
ora serrata.2
Gambar 6 A-C. A: Retina Temporal Imatur Pada Bayi Dengan Usia Gestasi 34 Minggu.
B:Retina Temporal Imatur Pada Bayi Dengan Usia Gestasi 38 Minggu. C: Retina
namun hampir 16% diantaranya adalah bayi prematur. Insidensi, gejala klinis,
E. ETIOPATOGENSIS
teori klasik dan teori spindle cell. Teori klasik diajukan oleh Arthon dan Patz.
permanen dapat terjadi. Proliferasi sel endotel berdekatan untuk menutup kapiler
yang mana terjadi ketika neonatus kembali ke udara ruangan dengan demikian
berujung pada fibrosis dan menyebabkan traksi viterus serta retinal detachment.
Teori spindle cell adalah teori lain yang diungkapkan oleh Kretzer et al,
disebabkan oleh pengaruh spindle cell. Pada bayi prematur yang baru lahir,
retina perifer bersifat avaskuler dan tipis. Setelah kelahiran, spindle cell
melalui retina ini dari vaskulat koroidal. Radikal bebas oksigen berupa agen
sitotoksik menyerang spindle cell yang terkompromasi, yang mana mempunyai
Untuk memahami apa yang salah dengan ROP, sangat membantu jika
ditunjukkan beberapa kejadian yang berhubungan yang terjadi pada bayi aterm
dan preterm, termasuk peran dari stres oksigen dan oksidatif, serta defisiensi
Dalam uterus, telah diperkirakan bahwa oksigen pada bayi yang sedang
lahir relatif hiperoksik, terutama ketika tambahan oksigen diberikan dalam hal
resusitasi.
vasoatteuation dan kematian sel endotel yang baru terbentuk, menghasilkan area
kelahiran, sehingga ketika seorang bayi lahir secara prematur, maka dukungan
vaskular retina.5,6
F. KLASIFIKASI1,2,5,7
(ICROP) dibuat pada 1984 yang bertujuan untuk menyediakan standar untuk
pemeriksaan klinis ROP berdasarkan tingkat keparahan dan lokasi anatomi dari
penyakit tersebut.
putih yang tipis. Garis ini adalah struktur yang tegas namun tipis yang
tinggi, memiliki volume, dan melebar ke luar bidang retina. Dapat berubah
B: Mencakup makula
seperti funnel (Gambar 13) dan digambarkan sebagai anterior tertutup atau
retrolental.
Gambar 12. ROP Stadium5
Gambar 13. Tampilan Konfigurasi Ada ROP Stadium 5. A. Anterior Open, Posterior
dengan peningkatan dilatasi dan pembuluh darah retinal perifer yang melekuk-
lekuk, rigiditas pupil, dan vitreus yang keruh. ‘Penyakit Plus’ mengarah pada
14). Zona 1 didefinisikan sebagai lingkaran, yang berpusat pada disc dan
radiusnya adalah 2 kali jarak disc ke fovea. Zona 2 adalah daerah berbentuk
donat yang meluas dari batas anterior dari zona 1 ke diameter disc dari
Zona I (Kutub posterior dan zona dalam): batas zona 1 didefinisikan 2 kali jarak
Zona II Pelebaran dari tepi zona 1 ke arah perifer hingga titik tangential dan
Zona III adalah sisa crescent temporal dari retina anterior hingga zona 2.
yang terkena adalah 5 angka jam yang berdekatan atau 8 jam yang tidak
berdekatan.
G. FAKTOR RISIKO2,8
2. Suplementasi oksigen
Faktor lain:
1. Cahaya
2. Defisiensi vit. E
6. Asfiksia/hipoksia
7. Syok
8. Hipercarbia/hipocarbia
9. Asidosis/alkalosis
10. Sepsis
11. PDA/Indometasin
H. DETEKSI DINI2
Screening umum:
agar dapat dilakukan deteksi dini ketika mereka disadari pernah menderita
tidak biasa.
deteksi ROP
a. Tempat: tempat yang idealuntuk pemeriksan adalah ruang yang suhunya
pada retina perifer. Karena mata bayi kecil, speculum bayi sangat membantu
banyak tekanan di bola mata. Indentasi bola mata dapat memberikan kesan
yang salah terhadap penyakit plus, sehingga penyakit plus harus dilihat tanpa
indentasi.
perawatan. Dua tetes dari 2,5% phenylephrine dan 0,5% tropicamide diberikan,
segmen anterior, yang harus diperhatikan adalah pembuluh darah iris, lensa dan
dan lensa 28D serta 30D. Scleral depression digunakan untuk menilai retina
temporal, juga retina nasalis, untuk menentukan dekatnya pembuluh darah retina
berat lahir <1500g ( 3lb, 4oz ) atau yang memiliki usia kelahiran ≤32
mgg, begitu juga pasien yang memiliki berat 1500-2000g (4lb 6 oz)
perifer.
J. DIAGNOSIS BANDING1,2,5
Pada stadium 1,2 dan 3 kondisi penting yang disadari pada diagnosis
banding adalah vitreoretinopati eksidatif familial. Tentu saja pada anak yang
lebih tua suatu hal yang sedikit tidak mungkin untuk membuat diagnosis yang
dominan, yang mana pada bentuk akutnya ditandai dengan avaskuler perifer
hampir tidak dapat dibedakan dengan apa yang terlihat pada ROP akut.
sikatriks, dan retinal detachment. Perubahan yang berat biasanya asimetris dan
mempengaruhi anggota keluarga yang lebih tua sering kali hanya sebatas
avaskularitas dari retina temporal perifer. Berbeda dengan yang terjadi pada
Kami telah menemukan bahwa kasus tidak khas dari penyakit Coat,
Eales, dan kadang retinoschisis akan sering dilihat mirip dengan ROP. Tidak
jarang ditemukan.
2. Penyakit Norrie
Pemeriksaan pada usia 4-6 mgg dapat menjadi penolong yang baik
retardasi mental.
K. PENATALAKSANAAN
farmakologi untuk memblokade efek VEGF, ablasi dari retina avaskuler retina,
dan pembedahan.
1. Ablasi dari retina avaskuler perifer
telah dllakukan untuk mencapai ablasi retina perifer pada ROP sejak tahun
kurang lebih memiliki ketajam visual 20/50 atau lebih baik dan kurang
terjadi miopia.2,5
penyakit zona 1: hasil anatomi yang diinginkan dilaporkan pada sekitar 83-
85% kasus, dibandingkan pada mata zona 1 yang diterapi dengan cryopexy
menggunakan lensa 20D atau 28D. Titik akhir adalah ablasi yang
berdekatan dengan bagian terbakar yang berjarak satu setengah lebar dari
bagian terbakar lainnya, dari ora serrata, namun tidak termasuk ora serrata
tersebut dengan daerah 360o. Retina sebaiknya diperiksa untuk skip area dan
bayi harus diperiksa ulang dalam 1 minggu. Penyakit plus persistent atau
katarak, dan luka bakar pada kornea, iris,atau tunika vaskulosa lentis.
Dimasa depan, mungkin saja akan ada peran penting bagi terapi anti
Stadium yang berat dari ROP (Stadium 4A, 4B, dan 5) kurang dapat
fibrous.
membaik.
L. Prosedur Postoperatif2
Farmakologi
sekali atau 2 kali sehari pada kedua mata selama kurang lebih 5 hari post
untuk perawatan kembali termasuk adanya area yang tidak ditangani (terlewati)
yang terlewati
dalam kutub posterior. Detachment sering kali dangkal namun dapat dikenali
karena hilangnya pola koroidal dan elevasi yang dapat ditemukan dengan
plus yang persisten dan area dari retina avaskuler yang tidak tertangani. Ketika
retina avaskular yang tak tertangani sebelumnya di sektor area bekas pegerjaan.
Penangan ulang tidak dilakukan jika penyakit plus telah regresi lengkap.
Saat ini belumada standar baku untuk penilaian post terapi. Sekurang-
kurangnya ada 4 faktor klinis yang harus di tandai pada setiap pemeriksaan
setelah terapi :
dilatasi yang jelas dan liku arteriol dan vena ditemukan pada setidaknya
dua kuadran pada kutub posterior. Sembuh sebaiknya digunakan untuk
jumlah angka jam pada setiap neovaskualrisasi yang masih ada. Skema
pemisahan dari jaringan neovaskular dari ridge adalah tanda dari involusi
penyakit
dengan mudah tampak jelas. Jika tidak ada organisasi vitreus yang
jumlah jam yang terlibat, dan densitas dari organisasi vitreus dapat
Saunders.
2. Azad, RV. 2006. Retinopathy of Prematurity: A text and Atlas. New Delhi:
3. Eva, P.R., Fletcer, E.C., Shetlar, D.J. Dalam: Vaughan, DG., Asbury, T.
Oftalmologi Umum, Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2013.
Hal. 208-209.
4. Wisnuwardani, F., Sovani, I., Panggabean, D., dkk. Perkembangan dan Struktur
7. Ilyas S. 2011. Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat. Jakarta Balai Penerbit FKUI.
9. Kim SJ, Port AD, Swan R,Campbell JP, Chan P, Chiang MF. 2018. Retinopathy