Pembimbing
dr. Minggaringrum Sp.M
Disusun Oleh :
Dhea Devika Wijaya
201920401011186
K33
1
REFERAT
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Dhea Devika Wijaya
201920401011186
K33
Pembimbing
2
dr. Minggaringrum Sp.M
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulisan referat stase Mata ini dapat diselesaikan dengan baik.
yang telah membimbing dan menuntun kami dalam pembuatan referat ini.
Kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami tetap membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun.
Penulis
3
BAB I PENDAHULUAN
4
2. Sebagai bahan pembelajaran untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik bagi Dokter Muda Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.di SMF Mata RS
Bhayangkara Kediri.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Retina
2.1.1 Embriologi Retina
Pembentukan mata merupakan proses yang sangat kompleks dimana
Perkembangan mata mulai tampak pada tahap embrio (22 hari setelah
ovulasi) sebagai sepasang lekukan dangkal pada sisi kanan dan kiri otak
a. Trisemester Pertama
Neuroretina, epitel pigmen retina dan saraf optik berasal dari neuro-
pigmen retina pada lapisan luar, dan pada lapisan dalam akan berubah
b. Trisemester Kedua
ganglion, lapisan serat saraf, dan membrana limitans interna telah muncul
saat trimester kedua. Fovea putatif muncul pada bagian posterior zona inti
luar. Proses maturasi dimulai dari polus posterior dan berlangsung menuju
6
Proses lain yang terjadi saat trimester kedua ini adalah munculnya
c. Trimester ketiga
ora serrata, sehingga pada saat ini zona avaskular retina tetap berada di
Gambar: Embriogenesis
7
Retina adalah lembaran jaringan syaraf berlapis yang yang tipis
dan melapisi bagian 2/3 posterior dinding bola mata bagian dalam. Retina
serrata dengan tepi yang tidak rata. Pada sebagian tempat jaringan retina
mudah sekali terlepas dari epitel pigmen retina sehingga terjadi ablasio
retina dan terbentuk ruang di subretina. Namun pada area diskus optikus
dan ora serrata, retina dan epitel pigmen retina saling melekat kuar
Lapisan lapisan retina mulai dari paling dalam adalah sebagai berikut:
(1) membran limitans eksterna, (2) lapisan serat syaraf, (3) lapisan sel
ganglion, (4) lapisan pleksiform dalam, (5) lapisan inti dalam, (6) lapisan
pleksiform luar, (7) lapisan inti luar sel fotoreseptor, (8) membran limitans
8
eksterna, (9) lapisan fotoreseptor bagian dalam, (10) epitel pigmen retina.
Retina memiliki ketebalan 0,1 mm pada area ora serata dan pada
tepinya di kelilingi oleh pembuluh darah retina temporal. Pada area tengah
diameter kurang lebih 1,5 mm. Retina mendapatkan suplai darah dari 2
9
arteri yaitu koriakpilaris yang mensuplai darah 1/3 luar retina dan arteri
termasuk lapisan pleksiform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan
(Riordan-Eva, 2012).
10
Pasokan darah ke mata berasal dari arteria ophtalmica, yang
dengan taut endotel yang erat. Sawar darah retina dipertahankan oleh
susunan anatomik ini, dan sistem ini dijalankan secara autoregulasi karena
tidak ada serat-serat saraf otonom. Namun, sebagian besar darah dalam
mata berada dalam sirkulasi koroid yang memiliki ciri beraliran deras,
dan kapiler-kapiler besar (30 µm); semua struktur ini memiliki fenestra
Eva, 2012).
Namun sekitar 80-90% orang, dapat terlihat pulsasi vena di dekat diskus
11
pulsasi arteri menyebabkan peningkatan tekanan intraokuli mendadak
aliran darah vena mata terhenti pada saat sistole dan mengalir kembali
2.2.1 Definisi
dengan usia kehamilan kurang dari 31 minggu dengan berat kurang dari
Faktor risiko dari banyak studi klinis dan studi hewan yang dibagi dalam
dua kategori:
1. Faktor prenatal
rahim pada trimester ketiga sehingga tidak cocok dengan kebutuhan di luar
setelah lahir.
12
a. paparan oksigen yang lebih tinggi atau lebih bervariasi daripada yang
2.2.3 Patogenesis
yang lebih tinggi, sekitar 50-80 mmhg) dialami segera setelah lahir dan
13
(fase I: obliterasi pembuluh darah). Fase pertama ini terjadi dari
daerah nasal pada usia 8 bulan kehamilan dan daerah temporal setelah
bayi lahir, jadi pada bayi yang lahir prematur, pembuluh darah retina
pembuluh darah (yang normal akan terhenti sehingga bagian tepi retina
nutrisi yang cukup. Hal ini menyebabkan bagian tepi retina akan
2.2.4 Klasifikasi
14
Zona I: Dengan disk optik sebagai titik tengah, dan dua kali lipat jarak dari disk
Zona II: Dimulai dari tepi zona I dan memanjang sampai ora serrata bagian nasal.
Zona III: Zona III adalah bulan sabit (cressent). Ora serrata bagian temporal.
avaskular. Ini adalah sebuah struktur tipis yang terletak di bidang retina.
Tahap 2 - ridge: Garis demarkasi tumbuh tinggi dan lebar untuk membentuk
Tahap 5 - detasemen retina total: Ablasi retina pada anak biasanya hadir dengan
Plus disease
“Plus disease” merupakan vena yang berdilatasi dan arteri yang berkelok-
kelok pada fundus posterior. “Plus disease” dapat muncul pada stadium
16
menggambarkan adanya peningkatan aliran darah yang melewati retina.
Apabila terdapat tanda-tanda penyakit plus ini, ditandai dengan tanda ‘plus’
2.2.5 Diagnosis
yang dipilih dengan berat lahir antara 1500 dan 2000 g atau usia
stabil, harus diskrining untuk ROP. Faktor risiko lain untuk ROP
2.2.6 Pemeriksaan
langkah yaitu dilatasi pupil dan oftalmoskopi indirect dengan lensa 28D.
hingga tiga kali sekitar 10-15 menit terpisah. Atau, tropicamide (0,4%)
17
Sekarang, pemeriksaan retina bayi dengan risiko ROP
18
2.2.8 Tata Laksana ROP
a. Fotokoagulasi laser
19
b. Anti VEGF
c. Manajemen Bedah
Hal ini menunjukkan bahwa hasil anatomi dan visual terbaik dapat
atau open sky vitrectomy dapat dilakukan. Hasil pada stage 4B dan
20
5 sangat buruk dan dapat menyebabkan kebutaan permanen. (Shah,
2016)
2.2.9 Prognosis
pasien dengan penyakit pada zona 1 posterior atau stadium III, IV,
yang tepat.
2.2.10 Komplikasi
21
DAFTAR PUSTAKA
Prematurity. Basic and Clinical Science Course. Sec.12. San Francisco: AAO;
hal. 157-170
disorders. In: Hartnett ME, editor. Pediatric retina. 1st ed. Philadelphia:
Eva Paul Riordan. 2007. Vaughan and Asbury: Anatomi dan Embriologi
Moore KL, Persaud TVN. The eye and ear. In: Moore KL, Persaud TVN,
22
Vasantha H.S. Kumar, MD, Pathogenesis and Management of
Xuting Chen, Lin Zhou,1 Qi Zhang, Yu Xu, Peiquan Zhao , and Hongping
Xia, Serum Vascular Endothelial Growth Factor Levels before and after
23